Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi kehidupan
setiap orang. Rumah tidak sekedar sebagai tempat untuk melepas lelah setelah bekerja
seharian, namun didalamnya terkandung arti yang penting sebagai tempat untuk membangun
kehidupan keluarga sehat dan sejahtera. Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus
berwujud rumah mewah dan besar namun rumah yang sederhana dapat juga menjadi rumah
yang sehat dan layak dihuni Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah
dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat
kesehatan yang optimal.
Rumah yang sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimum. Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya sarana sanitasi
perumahan. Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada
pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk tempat tinggal
berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Rumah juga merupakan salah
satu bangunan tempat tinggal yang harus memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan dan
kesehatan guna mendukung penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif (Munif Arifin,
2009).
Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf kesehatan jasmani dan
rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit danmengurangi daya kerja atau daya
produktif seseorang. Rumah tidak sehat inidapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh
lingkungan, jika kondisi tidaksehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan
rumah (lingkungan pemukiman). Timbulnya permasalahan kesehatan di lingkungan
pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat kemampuan ekonomi masyarakat
yang rendah, karena rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya
(Notoatmodjo, 2003).

B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang diatas dapat di rumuskan masalah sebagai berikut:
1. Jelaskan pengertian rumah sehat?
2. Sebutkan fungsi rumah?
3. Apa saja yang menjadi persyaratan rumah sehat?
4. Bagaimanakah penilaian rumah sehat?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian rumah sehat.
2. Untuk mengetahui fungsi rumah.
3. Untuk mengetahui persyaratan rumah sehat.
4. Untuk mengetahui bagaimana penilaian rumah sehat.

1
BAB II
KONSEP
Rumah sehat adalah idaman setiap orang. Sebagai bagian dari kebutuhan primer, rumah
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari manusia. Rumah menjadi kebutuhan pokok manusia
selain sedang dan pangan. Konsep rumah sehat tidak selalu bermakna kemewahan. Rumah sehat
adalah rumah yang mendukung perkembangan dan stabilitas kehatan penghuninya.
Secara umum, fungsi rumah harus memenuhi beberapa unsur pokok untuk dikatakan
memenuhi kebutuhan primer manusia, antara lain :
 Memberikan perlindungan kepada penghuninya dari perubahan iklim atau cuaca. Rumah
memberikan kemsempatan bagi manusia untuk membangun situasi yang cocok dengan
kebutuhan suhu dan iklim yang dibutuhkan oleh manusia.
 Menjadi ruang bagi penghuniannya untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat
pribadi, seperti beberapa urusan rumah tangga.
 Menjadi ruang istirahat
 Menjadi ruang dimana individu merasa aman dari gangguan atau aman untuk menjaga hal-
hal yang bersifat pribadi.

Konsep rumah yang sehat setidaknya memiliki beberapa aspek, terurai dalam deskripsi berikut
ini :
 Memiliki jumalah ruangan yang cukup, dengan luas lantai da nisi yang memandai untuk
digunakan beraktivitas sesuai dengan jenis aktivitas yang dilakukan
 Memiliki tata ruang yang baik agar memudahkan pemilik atau penghuni untuk berinteraksi
dan mudah menemukembali beberapa hal yang diletakan dalam rumah. Tata ruang yang
baik juga bermakna akses yang memudahkan bagi penghuni
 Memiliki persendian air bersih yang cukup baik untuk kebutuhan konsumsi atau
kebersihan.
 Memiliki peralatan dan system pembuangan limbah yang memadai, seperti tempat sampah
dan septic tank
 Konstruksi penutup (atap) yang melindungi penghuni dari perubahan cuaca, seperti hujan
dan embun saat malam hari
 Kondisi lantai yang bersih dan selalu kering. Lantai harus bersih dari debu dan beberapa
jenis kotoran lainnya
 Memiliki ventilasi dan saluran udara yang memadai. Udara bagaimana pun adalah sumber
kehidupan manusia yang bersifat primer. Ketersediaan udara terkait dengan kesehatan
individu. Karena itu, ventilasi atau jenis saluran udara lain harus tersedia dan beroperasi
dengan normal
 Penerangan yang memadai. Penerangan selain mempermudah dalam aktivitas juga
memengaruhi situasi dalam rumah. Rumah yang diterangi dengan baik akan lebih kering
dibandingkan dengan rumah yang gelap.

2
BAB III
SURVEY LAPANGAN
A. Gambaran Lokasi Survey
1. Rumah Sehat

2. Rumah Tidak Sehat

3
B. Hasil Pengamatan
1. Rumah Sehat
a) Terdapat ruang tamu dan ruang keluarga
b) 4 kamar tidur
c) 1 garasi
d) Ada selat pemisah antara rumah satu dengan yang lain (tidak berdepetan)
e) Rumah terletak di samping persawahan sehingga cahaya dan udara segar masuk
dengan sempurna di setiap ruangan
f) Terdapat halaman depan yang ditanami pepohonan
g) Terdapat tempat penampungan air bersih d lantai 3

2. Rumah Tidak Sehat


a) Ruang tamu dan keluarga di gabung
b) Tidak terdapat selat pemisah antara rumah satu dengan yang lainnya
c) Pemukiman penduduk yang padat dengan tidak memiliki selat pembatas sehingga
membuat pencahayaan tidak dapat masuk dengan sempurna di setiap kamar yang
ada
d) Di sebabkan luas halaman rumah yang sedikit sehingga digunakan untuk menjemur
pakaian menyebabkan pencahayaan dan udara terhalangi untuk masuk di setiap
ruangan rumah

C. Permasalahan
1. Rumah Sehat
Gambar di atas tergolong rumah sehat karena, udara dan pecahayaan yang masuk ke
setiap ruangan serta terdapat pembatas antara rumah.. selain rapi tanaman disekeliling
rumah tersebut mempengaruhi udara yang sejuk.
Dampak rumah sehat di atas adalah dapat memenuhi kebutuhan rohani dan jasmani
secara layak sebagai suatu tempat tinggal atau perlindungan dari pengaruh alam luar.

2. Rumah Tidak Sehat


Gambar di atas tergolong rumah tak sehat karena, selain berantakan, kotor, sampah,
rumah nya tidak layak dihuni.
Dampak rumah tak sehat di atas adalah dapat mempengaruhi timbulnya penyakit
pada penghuni rumah dan tetangga sekitar, karena pencahayaan dan udara yang kurang
dalam udara sehingga menyebabkan ruangan menjadi lembab dan memiliki banyak
kuman yang bersarang

4
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Rumah Sehat


Pengertian rumah sehat adalah rumah yang dapat memenuhi kebutuhan rohani dan
jasmani secara layak sebagai suatu tempat tinggal atau perlindungan dari pengaruh alam
luar.
Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya yang
dipakai sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga (UU RI No.4 Tahun 1992).
Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung,
dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya
baik untuk kesehatan keluarga dan individu. Kebutuhan jasmani misalnya terpenuhi
kebutuhan jasmani sperti membaca, menulis, istirahat dan lain-lain. Kebutuhan rohani
misalnya , perlindungan terhadap penyakit, cuaca, angin dan sebaginnya. (komisi WHO
mengenai kesehatan dan lingkungan, 2001). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana
pembinaan keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial,
sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif.
Oleh karena itu keberadaan perumahan yang sehat, aman, serasi, teratur sangat
diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik.
Rumah yang sehat dapat diartikan sebagai lingkungan yang dapat memberikan tempat
untuk berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristirahat serta dapat menumbuhkan
kehidupan yang sempurna baik fisik, psikologis maupun sosial.
Lingkungan rumah merupakan salah satu factor yang memberikan pengaruh besar
terhadap status kesehatan penghuninya (Notoatmodjo, 2003). Rumah yang disamping
merupakan lingkungan fisik manusia sebagai tempat tinggal, juga dapat merupakan tempat
yang menyebabkan penyakit, hal ini akan terjadi bila kriteria rumah sehat belum terpenuhi.

B. Fungsi Rumah
Fungsi rumah bagi manusia yang diposkan oleh suhadi (2007) yang dikutip dari Azwar
adalah :
1. Sebagai tempat untuk melepaskan lelah, beristirahat setelah penat melasanakan
kewajiban sehari-hari.
2. Sebagai tempat untuk bergaul dengan keluarga atau membina rasa kekeluargaan bagi
segenap anggota keluarga yang ada.
3. Sebagai tempat untuk melindungi diri dari bahaya yang datang mengancam.
4. Sebagai lambang status sosial yang dimiliki yang masih dirasakan hingga saat ini.
5. Sebagai tempat untuk meletakan atau menyimpan barang-barang berharga yang
dimiliki, yang terutama masih ditemui pada masyarakat pedesaan.

5
C. Tipe Rumah
Berdasarkan kondisi fisik bangunannya, rumah dapat digolongkan menjadi 3 golongan,
yaitu :
1) Rumah Permanen, memiliki ciri dinding bangunan dari tembok, berlantai semen atau
keramik, dan atapnya berbahan genteng.
2) Rumah Semi-Permanen, memiliki ciri dindingnya setengah tembok dan setengah
bamboo, atapnya terbuat dari genteng maupun seng atau asbes, banyak dijumpai pada
gang-gang kecil
3) Rumah Non-Permanen, ciri rumahnya berdinding kayu, bamboo atau gadek, dan tidak
berlantai (lantai tanah), atap rumahnya dari seng maupun asbes.

D. Persyaratan Rumah Sehat


1. Menurut Budiman Chandra (2007), persyaratan rumah sehat yang tercantum dalam
Residential Environment dari WHO (1974) antara lain :
a) Harus dapat berlindung dari hujan, panas, dingin, dan berfungsi sebagai tempat
istrahat.
b) Mempunyai tenpat-tempat untuk tidur, memasak, mandi, mencuci, kakus dan
kamar mandi.
c) Dapat melindungi bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran.
d) Bebas dari bahan bangunan berbahaya.
e) Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi penghuninya dari
gempa, keruntuhan, dan penyakit menular.
f) Member rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi.

2. Persyaratan rumah sehat berdasarkan pedoman teknis penilaian rumah sehat (Depkes
RI, 2007).
a) Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup,
komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah, adanya
ruangan khusus untukistirahat (ruang tidur), bagi masing-maing penghuni.
b) Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah
dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinjadan limbah rumah tangga, bebas
vektor penyakit dan tikus,kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar
matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran,
disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
c) Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena pengaruh luar dan dalam rumah,antara lain persyaratan garis sempadan
jalan, konstruksi bangunan rumah, bahaya kebakaran dan kecelakaan di
dalamrumah.
3. Persyaratan rumah sehat menurut Winslow dan APHA yang dikutip (Ircham
Machfoedz, 2008) adalah sebagai berikut :
1) Kebutuhan Fisiologis
a) Suhu ruangan

6
Suhu ruangan harus dijaga agar jangan banyak berubah. Sebaiknya tetap berkisar
antara 18 – 20o C. suhu ruangan ini tergantung pada :
 Suhu udara luar.
 Pergerakan udara.
 Kelembaban udara.
 Suhu benda-benda disekitarnya.
b) Harus cukup mendapatkan penerangan
Harus cukup mendapatkan penerangan baik siang maupun malam hari. Yang ideal
adalah penerangan listrik. Diusahakan agar ruangan-ruangan mendapatkan sinar
matahari terutama pagi hari
c) Harus cukup mendapatkan pertukaran hawa (ventilasi)
Pertukaran hawa yang cukup menyebabkan hawa ruangan tetap segar (cukup
mengandung oksigen).
Untuk ini rumah-rumah harus harus cukup mempunyai jendela. Luas jendela
keseluruhan ±15% dari luas lantai. Susunan ruangan harus sedemikian rupa
sehingga udara dapatmengalir bebas bila jendela dibuka.
d) Harus cukup mempunyai isolasi suara
Dinding ruangan harus kedap suara, baik terhadap suara-suara yang berasal dari
luar maupun dari dalam. Sebaiknya perumahan jauh dari sumber-sumber suara
yang gaduh misalnya : pabrik, pasar, sekolah, lapangan terbang, stasion bus,
stasion kereta api dan sebagainya
2) Kebutuhan psikologis
a) Keadaan rumah dan sekitarnya, cara pengaturan harus memenuhi rasa keindahan
(aesthetis) sehingga rumah tersebut menadi pusat kesenangan rumah tangga yang
sehat.
b) Adanya jaminan kebebasan yang cukup, bagi setiap anggota keluarga yang tinggal
di rumah tersebut
c) Untuk tiap anggota keluarga, terutama yang mendekati dewasa harus mempunyai
ruangan sendiri-sendiri sehingga privacynya tidak terganggu.
d) Harus ada ruangan untuk menjalankan kehidupan keluarga dimana semua aggota
keluarga dapat berkumpul.
e) Harus ada ruangan untuk hidup bermasyarakat, jadi harus ada ruang untuk
menerima tamu.
3) Menghindari terjadinya kecelakaan
a) Konstruksi rumah dan bahan-bahan bangunan harus kuat sehingga tidak mudah
ambruk.
b) Sarana pencegahan terjadinya kecelakaan disumur, kolam dan tempat-tempat lain
terutama untuk anak-anak.
c) Diusahakan untuk tidak mudah terbakar
d) Adanya alat pemadam kebakaran terutama yang mempergunakan gas.
4) Menghindari terjadinya penyakit
a) Adanya sumber air yang sehat, cukup kwalitas maupun kwantitasnya.
b) Harus ada tempat pembuangan kotoran, sampah dan air limbah yang baik.

7
c) Harus dapat mencegah perkembang biakan vector penyakit seperti : nyamuk,
lalat, tikus, dan sebagainya.
d) Harus cukup luas. Luas kamar tidur ±5 m2 per kapita per luas lantai.

4. Menurut Soedjajadi (2006), persyaatan rumah sehat harus dapat mencegah atau
mengurangi resiko kecelakaan seperti jatuh, keracunan dan kebakaran. Persyaratan
tersebut meliputi:
a) Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat.
b) Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api.
c) Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya racun dan gas.
d) Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahayajatuh dan kecelakaan
mekanis dapat dihindari.
e) Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan,penghawaan dan ruang
gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
5. Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut Keputusan
Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No.829/Menkes/SK/VII/ 1999 meliputi dua aspek
yaitu :
a) Lingkungan perumahan yang terdiri dari lokasi, kualitas udara,kebi singan dan
getaran, kualitas tanah, kualitas air tanah, saranadan prasarana lingkungan,
binatang penular penyakit danpenghijauan.
b) Rumah tinggal yang terdiri dari bahan bangunan, komponen danpena taan ruang
rumah, pencahayaan, kualitas udara, ventilasi,binatang penular penyakit, air,
makanan, limbah, dan kepadatanhunian ruang tidur.

Adapun persyaratan kesehatan lingkungan perumahan menurutKeputusan Menteri Kesehatan


(Kepmenkes) No.829/Menkes/SK/VII/ 1999 sebagai berikut :
1. Lokasi
a) Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran lahar, tanah
longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan sebagainya;
b) Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah atau bekas
tambang;
c) Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti alur
pendaratan penerbangan.
2. Kulitas udara
a) Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas beracun
dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan sebagai berikut :
b) Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi;
c) g/m3 ;mg maksimum 150 mDebu dengan diameter kurang dari 10
d) Gas SO2 maksimum 0,10 ppm;
e) Debu maksimum 350 mm3 /m2 per hari.
3. Kebisingan dan getaran

8
a) Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A;
b) Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik.
4. Kualitas tanah di daerah perumahan dan permukiman
a) Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg
b) Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg
c) Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg
d) Kandungan Benzopyrene maksimum 1 mg/kg
5. Prasarana dan sarana lingkungan
a) Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan konstruksi yang
aman dari kecelakaan;
b) Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit;
c) Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak mengganggu
kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan penyandang cacat,
jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan, jalan tidak menyilaukan
mata;
d) Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi
persyaratan kesehatan;
e) Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi persyaratan
kesehatan;
f) Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat kesehatan;
g) Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat kerja, tempat
hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dan lain sebagainya;
h) Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya;
i) Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi kontaminasi makanan
yang dapat menimbulkan keracunan.
6. Vektor penyakit
a) Indeks lalat harus memenuhi syarat.
b) Indeks jentik nyamuk dibawah 5%.
7. Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung dan juga
berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam.

Adapun ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut Kepmenkes No.


829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut :
1. Bahan Bangunan
a) Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat membahayakan
kesehatan, an tara lain : debu total kurang dari 150 mg/m2 , asbestos kurang dari 0,5
serat/m3 per 24 jam, plumbum (Pb) kurang dari 300 mg/kg bahan;
b) Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya
mikroorganisme patogen.
2. Komponen dan penataan ruangan
a) Lantai kedap air dan mudah dibersihkan;

9
b) Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap air dan mudah
dibersihkan;
c) Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan;
d) Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir;
e) Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya;
f) Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap.
3. Pencahayaan
Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh
ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan mata.
4. Kualitas Udara
a) Suhu udara nyaman antara 18 – 30 o C;
b) Kelembaban udara 40 – 70 %;
c) Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam;
d) Pertukaran udara 5 kaki 3 /menit/penghuni;
e) Gas CO kurang dari 100 ppm/8 jam;
f) Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3
5. Ventilasi : Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai.
6. Vektor penyakit : Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah.
7. Penyediaan Air
a) Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/ orang/hari;
b) Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air minum menurut
Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002.
8. Pembuangan Limbah
a) Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan
bau, dan tidak mencemari permukaan tanah;
b) Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak mencemari
permukaan tanah dan air tanah.
9. Sarana Penyimpanan Makanan
Tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman.

E. Penilaian Rumah Sehat


Dalam penilaian rumah sehat menurut Kepmenkes RI No.829/Menkes/SK/VII/1999
tentang persyaratan perumahan yaitu :
 Kelompok Komponen Rumah yang dijadikan dasar penilaian rumah sehat
menggunakan Indikator komponen sebagai berikut :
1. Langit-langit
2. Dinding
3. Lantai
4. Jendela kamar tidur
5. Jendela ruang keluarga
6. Ventilasi
7. Lubang asap dapur
8. Pencahayaan

10
9. Ruang tamu
10. Kandang
11. Pemanfaatan Pekarangan
12. Kepadatan penghuni.

 Indikator sarana sanitasi yang dijadikan dasar penilaian rumah sehat menggunakan
Indikator sarana sebagai berikut :
1. Sarana air bersih
2. Jamban
3. Sarana pembuangan air limbah
4. Sarana pembuangan sampah.

 Indikator penilaian perilaku penghuni rumah meliputi bebrapa parameter sebagai


berikut :
1. kebiasaan mencuci tangan.
2. Kebiasaan membuka jendela
3. Membersihkan halaman rumah
4. Membuang sampah pada tempatnya
5. keberadaan tikus.
6. keberadaan jentik.

11
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Rumah sehat adalah tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristrahat
sehingga menimbulkan kehidupan yang sempurna baik fisik,rohani maupun sosial.
Rumah tidak hanya berfungsi sebagai tempat beristrahat dan berlindung, tetapi juga
sebagai sarana untuk memperbaiki kesehatan. Untuk itu rumah harus memenuhi syarat syarat
kesehatan.
Rumah sehat tidak harus mahal dan mewah. Tetapi, rumah sehat harus memenuhi syarat
syarat kesehatan. Oleh karena itu, rumah yang sederhana jika memenuhi syarat syarat
kesehatan juga dapat dikatakan rumah sehat.
Persyaratan kesehatan perumahan adalah ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi
dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang bermukim di perumahan dan
masyarakat sekitar dari bahaya atau gangguan kesehatan.
Penilaian rumah sehat didasarkan pada pedoman teknis penilaian rumah sehat Direktorat
Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes RI tahun 2007.
Pedoman teknis ini disusun berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan Kesehatan Perumahan.

B. Saran
Petugas kesehatan melakukan penyuluhan untuk memotivasi masyarakat dalam pengadaan
rumah sehat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Entjang,indan. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung : PT. Vitra Aditya Bakti.

Keman, Soedjajadi.2005. Jurnal kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman.


http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/44360032/KESLING-2-1-
04.pdf?AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=1491408156&Signature=6jvvUjG9
kIB0GMyPHdpjS2imvCs%3D&response-content-
disposition=inline%3B%20filename%3Dlingkungan.pdf

Yusup,Nur Achmad dan Lilis Sulistyorini. 2005. Jurnal hubungan sanitasi rumah secara fisik dengan
kejadian ispa pada balita. http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-KESLING-1-2-02.pdf

Sanitasi Lingkungan Rumah. 2012. http://eprints.ung.ac.id/1795/6/2012-2-13201-811408047-bab2-


25012013104925.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai