Anda di halaman 1dari 155

YUKI & KIKO

Diterbitkan secara mandiri


melalui Nulisbuku.com

YUKI & KIKO


Oleh: Nama Penulis
Agassi Revano Harsya

Anindita Amaradharani
Audrey Salsabila
Citta Ratnanggana
Edlyn Alifah
M. Pradhana
Putri Maharani
Ruffi Chiantama

Copyright 2014 by Tim 4

Desain Sampul:
Citta Ratnanggana & Anindita Amaradharani

Diterbitkan:
Dengan cara mandiri lewat situs
www.nulisbuku.com

DAFTAR ISI

Cerita Cinta Yuki (Agassi)......

Isi Hati Kiko (Nindi).......

Kejadian Yang Takkan Terlupakan (Audrey)...

Kisah Dibalik Orang Tua Yuki & Kiko (Citta).

Pelajaran Hidup Baru (Natasha)..........

Si Kembar Licik (Edlyn)..

Yuki & Kiko (Dhana).

Pulang Yang Terungkap (Putri)...

Tablet Terkutuk (Ruffi).

Cerita Cinta Yuki

Oleh: Agassi Revano 12 F


Pukul tujuh pagi saat pintu kamarku diketuk.
Aku melangkah turun dari tempat tidur dan
membangunkan Kiko yang masih sangat terlelap Karena
menonton sampai jam 3 malam drama Korea. Aku
langsung membangunkan dia dan menyuruh dia mandi
dan bersiap-siap ke Victoria Harbour untuk bertemu
Bujang.
Sebelum hari itu kita sudah berjanjian untuk bertemu di
Victoria Harbour untuk membicarakan hal yang penting.
Bujang mengatakan bahwa ia memerlukan bantuan dan
perlu untuk bertemu secepatnya. Ia mengatakan melalui
online chat.
Aku, apakabar kamu? Aku memerlukan bantuan
dan kita harus bertemu secepatnya
Aku baik-baik saja Bujang, jam berapa kita akan
bertemu dan dimana?

Bagaimana jika kita bertemu di Victor Harbour


pada pukul 9? Oiya jangan lupa untuk mengajak Kiko juga
ya
Oke sampai bertemu disana Bujang
Di chat ini, ia terlihat tidak basi-basi dan sepertinya
masalahnya serius dan ia sangat memerlukan bantuan
kita.
Pada pukul delapan pagi setelah Aku dan Kiko bersiapsiap, kita ke lobby apartmen mengenakan topi lebar
berwarna dan kamera. Kita mengenakan pakaian ini, agar
penyamaran kita tidak terbuka.
Kita menyetop taksi dan bergegas menuju ke Victor
Harbor. Pada saat disana, Bujang mengenakan pakaian
kasual, memakai kacamata hitam dengan topi golf, dan
membawa peta.
Pada saat bertemu, kita bercakap,
Halo. Bujang menyapa,
Kau bisa mengambilkan foto kami berdua?

Bujang mengangguk dan menerima kamera. Dan memoto


Aku dan Kiko.
Bujang bertanya
Kalian ada acara malam ini?
Kalian bisa menemaniku di Makau? Grand
Lisabon. Lantai 40. Pukul Sembilan tepat.
Menemanimu? Apa acaranya?
Mengambil sesuatu. Di luar itu bebas, tidak ada
peraturan.
Siapa tuan rumahnya?
Tuan rumah yang sama sekali tidak ramah
Oh ya? Apa yang harus kami siapkan?
Apa pun yang bisa kalian bawa. Aku butuh
semua bantuan yang tersedia, terutama saat kabur dari
kejaran anjing mepilik rumah. Kalian bisa menemaniku?
Aku bertanya Lima batang emas. Untuk setiap
orang.
Aku dan Kiko berfikir yang sama dan kita
mengangguk kepada Bujang.

Bujang menyerahkan selembar kertas berisi


rencana detail nanti malam. Kapal feri sudah hamper
merapat di dermaga seberang. Para penumpang bersiap
turun.
Selamat bersenang-senang. Bujang berpamitan.
Hei, kau tidak mau berfoto bersama kami
sebelum pergi?
Bujang menolak.
Ayolah untuk kenang-kenangan. Kiko
menggoda. Kau tidak pernah mau berfoto bersama
setiap kali bertemu. Selfie?
Bujang melambaikan tangan, tertawa kecil sambil
berjalan menjauh, Ingat! Jangan terlambat, pukul
Sembilan nanti malam.
Aku sudah tidak bertemu dengan Bujang setelah
beberapa lama. Dan Bujang tampaknya terlihat lebih
tampan dan juga gagah. Ia tampaknya enak dipandang.
Apakah mungkin aku memendam rasa terhadap Bujang?
Ahh tidak mungkin aku memendam rasa dengan Bujang
yang sudah lama menjalankan misi bersama.

Hari ini adalah hari dimana aku harus

mengesampingkan perasaanku kepada Bujang dan fokus


mengerjakan misi ini. Orang-orang pasti akan terkejut
ketika mereka mengetahui Aku mempunyai sedikit rasa
kepada Bujang. Oh tuhan Apakah aku benar-benar
menyukai dia?
Pada pukul Sembilan lewat tiga puluh menit,
Bujang menelfonku dan Bujang berteriak.
Kalian ada di mana?
Sedikit lagi tiba, Bujang.
Astaga! Ada setidaknya dua puluh senjata m16
menembakkiku saat ini, dan aka nada puluhan yang lain
menembakiku saat ini, dan aka nada puluhan yang lain
segera datang ke lantai 40, kalian ternyata belum tiba?
Ini semua salah Aku, dia keasikan berjudi di
bawah.
Segera, Kiko!! Atau Aku tidak akan membayar
kalian walau sebatang emas pun.

Pada saat perjalanan Aku dan Kiko ke gedungnya,


White bersama dengan Bujang berjuang dan
meruntuhkan lawan.
Aku dan Kiko bergegas lewat pintu tangga darurat
agar tidak ketahuan oleh penjaga keluarga Lin yang sudah
bersiap di sudut ruangan. Pada saat Aku menaiki tangga
dan membuka pintu di lantai 40. Aku dan Kiko langsung
melawan para pengejar dan tukang pukul itu tidak
menduga kehadiran Aku dan Kiko.
Kalian dari mana saja? White berseru kesal.
Aku tertawa, Ayolah, Marinir. Jangan terlalu
serius. Seharusnya kalimat pertama yang kau ucapkan
adalah terima kasih telah membantu.
Kiko melemparkan senjata baru dengan amunisi
penuh kepada White. Kita memakai kacamata infrared,
bergaya dengan senapan berat, tapi berpakaian seperti
turis yang habis berjudi di meja poker.
White terkejut melihat pakaian Aku dan Kiko
yaitu Gaun.

Aku dan Kiko sudah meledakkan genset darurat


agar lampu akan padam. Dengan ini kita bisa lebih
memimpin karena ada kamera infrared.
Akhirnya kami tiba di atap gedung dan segera
menuju helipad.
Mana helikopternya, Aku?! Bujang berseru,
berlarian. Tidak ada apa-apa diatas Grand Lisabon.
Kosong.
Kiko salah memesan helikopternya, Bujang. Dia
keliru menyebut nama gedung. Helikopter itu ada di
helipad gedung seberang. Aku tertawa.
Astaga! Tidaklah kalian bisa serius sedikit?
White terlihat marah. Dia sedang sibuk menembaki
tukang pukul yang muncul dari pintu belakang. Tukang
pukul ini tidak ada habis-habisnya.
Lantas bagaimana kita bisa pergi dari sini Yuki?
Ini sudah berlebihan. Kami terdesak, tidak bisa main-main
lagi. Aku sudah memberikan instruksi detail sekali di
kertas kecil saat bertemu di feri.

Jangan cemas, Bujang. Aku tersenyum, dia


masih memimpin di depan.
Kami tiba di pinggir gedung. Aku menyingkap kain
yang menutupi gondola. Di baliknya ada pelontar panah
dengan gulungan tali. Dia mengangkat pelontar panah
dan memasang anak panah dengan cepat, mengikatkan
tali, lalu mengarahkannya ke depan, ke gedung yang
terpisah serratus meter dari kami. Aku membidik dengan
memicingkan mata, lantas melepaskan anak panah.
Anak panah dari logam itu melesat melintasi
langit-langit kota Makau yang gelap, membawa tali
panjang dan tiba di atap gedung seberang yang lebih
rendah. Seseorang yang telah menunggu di atap sana
segera mengambil tali dan mengikatnya dengan kokoh.
Kiko mengikat ujung satunya di atap gedung kasino. Jalur
pelarian kami sudah siap.
Kiko menyusul kemudian. Tertawa, Ini seru
sekali.
Kau duluan, Bujang. White masih sibuk
menahan para tukang pukul.

Dan bujang meluncur. Disusul lompat lima detik


kemudian sambil menembaki tukang pukul yang
mendekat.
Empat tubuh kami bergelantungan melintasi tali,
tiba di atap gedung seberang dalam hitungan detik. Di
bawah sana, Aku bisa melihat keindahan kota Makau
yang dipenuhi dengan gemerlap gedung-gedung dan
padatnya Kota Makau ini. Dan juga terlihat kebakaran
hebat di lantai 40, serta listrik seluruh gedung yang
padam.
Aku memutus tali dengan belati saat White tiba,
membuat empat tukang pukul yang nekat mengejar
ikut bergelantungan dengan alat seadanya terjatuh ke
jalan Kota Makau.
Mesin helikopternya sudah menyala, siap terbang
kapan saja. Kami berempat berlari cepat. Dan saat kami
sudah naik ke atas helicopter, pilotnya segera bersiapsiap mengudara ke langit yang gelap, menuju bandara
Makau.

Aku bersyukur misi kami behasil dengan


sempurna meskipun karena Kiko, kita hampir gagal. Aku
melepas kacamata infrared ku. Dan meninggalkan gedung
Grand Lisabon yang mengepulkan asap tebal.
Bab selanjutnya:
Aku berpisah dengan Bukang di bandara Makau,
Ia mengatakan ia masih ada urusan yang harus dia urus di
Jakarta. Disepanjang perjalananku menuju apartmen,
wajahnya selalu terbayang di benakku, apa yang aku
pikirkan? Oh, tuhan bantu aku. Desiran angin yang masuk
lewat jendela kaca apartmen ku, gemuruh suara angin
yang meniupi pepohonan menambah suasana hatiku
yang berbunga-bunga.
Semenjak itu, perasaanku terhadap Bujang makin
bersemi. Aku melihat Bujang ketika bertarung yang gagah
dan pemberani dan itu menambahkan rasa suka ku
kepada Bujang. Apakah Bujang memiliki rasa yang sama?
Apakah dia juga memikirkan aku saat ini? Aku menghela
nafas.

Tanpa disadari, Bujang telah membuat aku jatuh


cinta untuk pertama kalinya. Dia jauh di mata namun
akan tetap dekat di hati. Aku tidak tau mengapa aku
begitu nyaman dekat dengan dia.
Aku sudah tidak bertemu dengan Bujang selama
3 minggu. Aku rindu akan Bujang dan memikirkan dia 3
minggu ini. Aku berandai-andai kapan lagi aku akan
bertemu dia lagi. Aku memandangi jendela dari dalam
apartment disaat rintikan hujan membasahi jendela. Kiko
melihatku dan bertanya
Ada apa denganmu Kiko? Tidak biasanya kamu
begini? Tidak makan, tidak minum, dan menyendiri di
kamar.
Aku tidak mau mengakui ini, tetapi sepertinya
aku memiliki rasa kepada Bujang.
APA!! Apakah kamu bergurau Yuki? Sejak kapan
kamu memiliki rasa kepada dia?

Beberapa lama kemudian, ponsel ku bergetar dan
tertampil di layar ternyata Bujang yang menyapa.

Aku langsung teriak dan sangat senang karena ini


adalah yang aku sudah tunggu-tunggu 3 minggu ini.

Littlepig: Kalian ada disana?
Ketika aku mau membalas Bujang, internet ku tiba-tiba
mati.
Kenapa internet kita mati Kiko? Aku sudah
memberikan uangnya kepadamu untuk membayar
internet bulanan
Astaga! Aku lupa membayarnya
Lantas dimana uangnya sekarang?
Aku memakainya untuk belanja online hehehe.
Astaga Kiko, kau memang ada ada saja.
Baiklah kalau begitu, temani aku ke warnet
untuk membalas Bujang
Hehehe oke, maafkan aku ya Yuki.
Aku bingung, ternyata Kiko belum membayar
internet bulan ini dan menggunakan uang yang
seharusnya untuk internet bulanan, ia menggunakannya

untuk belanja online. Aku bergegas bersiap-siap ke


warnet yang terdekat. Yang terdekat adalah berjarak 1
Jam dari apartment ku. Aku memberhentikan taksi dan
bergegas ke warnet tersebut.
Ketika aku sampai aku bergegas membayar 3 ribu
kepada kasir warnet dan membuka aplikasi Facebuk
untuk membalas Bujang.
Twinshinobi: Hai.
Littlepig: Orangtua besar meninggal. Rumah diserang.
Twinshinobi: Gomennasai. Im so sorry, little pig. Kiko
lupa membayar internet kami sehingga kita harus pergi
ke warnet yang jaraknya 1 jam dari apartment kami.
Littlepig: No problem
Twinishinobi: Sedih sekali mendengar kabarnya. Teringat
di saat kakek Bushi meninggal.
Littlepig: Yeah memang sedih.
Aku lalu bertanya.
Twinishinobi: Apa yang kami bisa bantu, littlepig.
Littlepig: Menemaniku. Aku butuh teman.

Twinishinobi: Apa acaranya?


Littlepig: Membalaskan sakit hati. Tidak ada aturan.
Twinishinobi: Siapa tuan rumahnya?
Littlepig: Si pengkhianat dan anak pemarah di kota
makau
Twinishinobi: Apa yang harus kami siapkan?
Littlepig: Apapun yang kalian bisa bawa. Hidup mati.
Detail akan kukirim lewat email.
Twinishinobi: Kami akan segera berkemas. Sebelum pukul
tujuh malam kami sudah tiba disana. Kami akan
membantu membalaskan sakit hati.
Setengah jam sebelum tengah malam, semua
tukang pukul telah bersiap-siap. Togar dan dua letnan
melompat ke dalam mobil jip. Disaat yang bersamaan,
White dan sebelas marinir berlarian menaiki helicopter.
Pilot menggerakan tuas kemudi, membawa helicopter
naik meninggalkan parkiran pelabuhan menuju gedung
kantor Parwez.

Aku bersama Kiko dan Bujang naik ke salah satu

mobil jip, Parwez memutuskan untuk ikut. Dia terlihat


cemas dan gugup. Delapan menit, konvoi mobil jip
akhirnya tiba di jalan protocol. Gedung tiga puluh lantai
itu sudah terliat dari kejauhan, berada di antara gedunggedung tinggi lainnya.

Bujang memerintahkan Togar dan juga White

untuk menyerang dan Mobil kami menghantam gerbang


gedung. Ketika kami masuk kedalam gedung, kami sudah
berbagi untuk menyerang bagian apa kepada Bujang.
Kami bergegas dan terus menyerang setiap lawan di
depan kami.

Bujang sangat gagah ketika dia berkelahi dan aku

sempat terdiam sejenak melihat Bujang melompat dan


menusuk dada lawan, menurutku Bujang tidak hanya
memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi, jago berkelahi,
tetapi ia juga sangat gagah.

Kiko menepuk pundakku dan aku langsung lanjut

melempar shuriken kepada dua lawan di depan ku. Kami


lanjut melawan pasukan keluarga Lin yang tiada habisnya.
Tidak terasa kami tiba di ruangan kerja milik Parwez.

Ketika kami memasuki ruangan kerja Parwez,

awalnya gelap dan tidak ada siapa-siapa.


Assalamualaikum, Bujang.

Basyir keluar dari ceruk dinding. Di belakangnya

melangkah putra tertua Keluarga Lin.


Ow, kau tidak datang sendirian, Bujang?

Tapi ini seperti penghinaan bagiku. Aku pikir kau

akan membawa pasukan hebat untuk menyerangku,


tetapi hanya dua wanita yang berdandanan norak. Siapa
mereka?

Aku dan Kiko secara bersamaan mengencangkan

kepalan kita terhadap samurai yang kita pegang.


Basyir memberi perintah kepada anggota Brigade

Tong untuk menyerang Aku dan Kiko. Sementara Basyir


bersiap memegang khanjarnya dan menyerang Bujang.
Aku bersama dengan Kiko melawan dua belas anggota
Brigade Tong. Aku mengeluarkan kusarigama- sabit
berantai. Dan Kiko memegang katana dan kita bersiap
melawan sepuluh sisa anggota Brigade Tong.

Aku bersama Kiko mati-matian menghajar

anggota Brigade Tong sampai akhirnya sudah habis.


Setelah aku baru selesai menghabiskan semua

anggota Brigade Tong, Bujang terjatuh dipukul oleh Basyir


dan Basyir sepertinya akan menyerang lagi sementara
Bujang terdampar di lantai. Aku bergerak memotong
serangan dari Basyir dan katanaku menangkis serangan
dari Basyir. Basyir bergegas mundur katanaku sudah se
centi ke perut Basyir.

Basyir terlihat marah dan kaget dengan

seranganku. Basyir berteriak dan kembali menyerang.


Aku bersama dengan Bujang bertarung bersama melawan
Basyir. Dengan menggunakan Khanjar, serangan yang ia
tujukan kepada Aku dan juga Bujang, melelahkan aku dan
juga Bujang. Lalu muncul lah Kiko yang membantu tepat
waktu ketika Aku dan juga Bujang mulai kelelahan
menahan serangan dari Basyir. Aku terkapar terluka oleh
khanjar dari Basyir, Yuki ditendang sampai terpental 2
meter. Dan yang tersisa adalah Basyir.

Terlihat anggota Brigade Tong yang sudah

kewelahan dan juga putra tertua Keluarga Lin yang hanya

bisa menonton pertarungan Bujang dan Basyir dari


pinggir.

Basyir tidak menyerah-menyerah walaupun dari

mulutnya sudah keluar darah, ia tetap melawan Bujang


tanpa hentinya. Ketika Basyir mencoba melawan Bujang
lagi, Bujang memukul perutnya dan Basyir tidak
menyadarkan diri. Lalu tubuh Basyir disuruh oleh Bujang
untuk dibawa oleh anggota Brigade Tong keluar dari
gedung. Pertarungan sudah selesai dan Togar dan White
berkumpul bersama Bujang.

Banyak tumpah darah yang terjadi tetapi inilah

yang dinamakan kesetiaan teman yang saling membantu


dan berjuang tanpa henti untuk membantu temannya.

Aku fikir saat ini adalah saat yang tepat untuk

mengungkapkan rasa ku kepada Bujang. Aku tidaklah


peduli apa reaksi Bujang tetapi aku hanya ingin
mengungkapkan perasaanku. Aku memanggil Bujang.
Bujang, sebenarnya aku sudah memendam
perasaan ini dari kita bertemu di Grand Lisabon
Iya Yuki apakah yang kamu ingin katakan?

Aku sebenarnya su
Apakah kamu ingin mengatakan kamu memiliki
rasa kepada ku?
Iya.. Aku tidaklah berharap apa-apa dengan
mengatakan perasaanku, aku hanya ingin
mengungkapkannya.
Yuki, Aku sebenarnya juga memiliki rasa yang
sama terhadap kamu dan Aku sebetulnya malu untuk
mengungkapkannya selama ini.

Aku dan Bujang duduk berdua memandangi

indah kota Jakarta dari jendela Bujang memegang erat


tanganku dan kita berpelukan.




Isi Hati Kiko


Oleh: Anindita Amara 12 E

Angin malam terdengar riuh, namun si kembar,

Yuki dan Kiko, tampaknya tidak terganggu sama sekali


oleh cuaca. Kedua gadis jepang itu tetap berjalan dengan
wajah yang penuh tawa sepanjang jalan perkotaan
Macau, Negara daerah Barat sekitar 60 kilometer dari
Hong Kong, yang tiap malamnya dipenuhi lampu dari
gedung pencakar langit yang tidak terhitung banyaknya.
Setelah berjanjian dengan Bujang untuk bertemu di
Victoria Harbour, Yuki dan Kiko memutuskan untuk
berangkat sendiri ke Macau dan berpisah dengannya
sebelum pertarungan asli dimulai.

Yuki, menurut kamu berapa lama waktu yang

dibutuhkan si pemuda Indonesia itu untuk mencuri


prototypenya? Kiko bertanya

Tidak akan lama. Sudah berapa tahun ia dilatih

dengan kakek? Yuki menjawab sambil menata kembali


rambutnya yang telah dirusak oleh angin, Sepertinya

ayah benar-benar sudah melatih Bujang menjadi samurai


sejati.

Ah, sepertinya kamu benar. Kata Kiko, ia

memang sudah bisa dibilang seorang yang professional!


Sering kali aku kagum mendengar cerita-cerita kakek
Bushi tentangnya. Mana disangka ia dari latar belakang
yang

Hei! Yuki memotong kata-kata Kiko, Ssshh!

Jangan ngomong sembarangan Kiko!


Kenapa? Tanya Kiko bingung, apa yang ingin

aku katakan itu fakta.


Yuki menghela nafas, terserahlah. Lupakan saja.

Yang penting, sekarang Bujang sudah jadi

seorang yang hebat, bukan?


Ya kamu benar. Selain kemampuan intelektual

dan fisiknya, aku pikir ia juga orang yang menyenangkan


dan terperaya, Yuki tersenyum dengan malu.
Ada apa dengan senyummu itu Yuki? Kiko
menahan tawanya.

Ah! Sudahlah! Wajah Yuki memerah, terima


kasih Kiko, kamu telah membuatku merasa canggung
sekarang. Yuki berjalan lebih cepat untuk menutupi
wajahnya yang tidak berhenti memerah membuat Kiko
tertawa terbahak-bahak.
Tidak usah salah tingkah! Kata Kiko sambil
memegang perutnya yang sakit setelah tertawa lalu ia
bertanya dengan ekspresi meledek, maksud kamu,
menyenangkan bagaimana? Bisa diperjelas?
Ya, menurut aku ia punya kepribadian yang
menyenangkan. Apalagi cara dia bekerja sama orang lain.
Aku suka melihatnya dengan si Amerika berdampingan
saat melakukan misi. Ah! Sunggung menawan. White juga
tentu tidak kalah.

Dengan itu, Kiko tiba-tiba menghentikan

langkahnya, membuat Yuki ikut berhenti dan menatapnya


dengan bingung.

Ada apa, Kiko? Tanya Yuki

Kiko menggelengkan kepalanya, a-ah! Tidak apa-

apa. Hanya

Hanya?

Hanya. Wah! Yuki! Lihat itu! Kiko

mengalihkan pembicaraan, dan mulai berlari kearah toko


gaun di pinggiran jalan persis didepan air mancur terkenal
yang tiap harinya mewarnai kehidupan malam Macau.
Tanpa kata-kata, Kiko mengambil tangan Yuki erat-erat
dan membawanya lari masuk ke dalam toko.

KIKO! Yuki teriak sambil berusaha untuk

melepaskan lengannya dari genggaman erat saudara


kembarnya, KIKO! Kamu tahu kan, kita tidak punya
banyak waktu! Kita tidak punya waktu untuk main-main
lagi! Mengapa kamu menarikku ke toko gaun ini?!

Karena.. uh karena, Kata Kiko sambil

menggaruk kepalanya.

Aduh, kita tidak bisa main-main, kembaranku

tersayang, Yuki menghela nafas, Kamu tidak dengar apa


kata Bujang tadi? Kita selalu harus siap sedia!

Sudahlah

Yuki!

Kadang-kadang

seorang

professional juga butuh waktu santai, ayolah Yuki, Kiko


membujuk saudara kembarnya yang terlihat ragu. Yuki

hanya terdiam, membuat Kiko menghela nafas dengan


lelah.

Yasudah, jika kamu begitu menentang, apa

boleh buat, Kiko cemberut sambil berjalan keluar dari


toko gaun mewah tersebut. Kiko berjalan dengan cepat
karena rasa kesalnya terhadap Yuki, tetapi apa yang
dilihatnya semenit kemudian membuatnya berhenti
berjalan tiba-tiba membuat Yuki bingung.

Yuki. Bisik Kiko sambil menyolek bahu

saudara kembarnya perlahan-lahan, Yuki.


Apa? Tanya Yuki bingung, Kenapa kamu

berbisik?

Lihat. Lihat!

Apa?!

Searah jam tiga!! Kiko berbisik dengan lantang,

Lihat perlahan-lahan!

Yuki mengikuti perintah Kiko perlahan-lahan

menoleh kearah kanan dan menilik seorang pemuda


tampan berambut pirang yang terlihat sedang

mengangkat lengannya dan melihat kearah jam tangan


emasnya.

Kiko. Dia tampan sekali, mata Yuki membesar.

Tetapi, ia langsung menggelengkan kepalanya, ah! Apa


yang ada dipikiranmu Kiko?

Aku. Aku harus mendapatkannya, kata Kiko

tekad.

Kamu sudah gila? Apa maksud kamu? Kata Yuki

heran. Tanpa kata-kata, Kiko mengambil tangan Yuki dan


menariknya balik kedalam toko gaun.

Yuki, ini penting! Kamu harus temani aku beli

gaun yang paling indah setoko ini! Seru Kiko.


Sudah berapa kali ku bilang! Kita tidak punya

banyak waktu! Kata Yuki kesal.


Yuki! Aku harus menarik perhatian si rambut

kuning itu! Ayolah temani aku, Bujuk Kiko, aku tahu


kamu juga suka belanja sama sepertiku. Ayolah!

Yuki menggeram ,ah! Baiklah! Tapi pesan

helicopter untuk Bujang sekarang juga! Daripada nanti


kamu lupa!

Kiko tertawa, ah! Itu mah mudah! Akan ku telfon

supir helikopternya sekarang juga.


Setelah menelfon supir helicopter untuk siap

sedia di gedung sebelah Grand Lisabon, Yuki dan Kiko


mencoba beraneka ragam gaun yang tersedia di toko
tersebut, dari gaun merah darah hingga hijau daun.
Setelah sekitar sejam, kedua gadis itu keluar dari toko
menggunakan gaun merah muda dan oranye, sambil
tertawa senang.

Wah, Yuki, gaun itu cocok sekali untukmu, puja

Kiko.

Terima Kasih! Kata Yuki sambil tertawa, Tapi,

ngomong-ngomong,

kemana

si

pemuda

rambut

kuningmu itu, Kiko?


Ah sial! Apakah kita kehilangan dia?! Seru Kiko

panik, Yuki! Sepertinya kita terlalu lama memilih gaun!


Bagaimana ini?!

Shhhh.. Tenang dulu! Yuki melihat ke kanan

dan kiri.

sepertinya

kita

benar-benar

kehilangan

jejaknya. Rengek Kiko sambil menginjak-injak tanah


bebatuan.

KRING KRING! Telefon genggam Yuki berdering.

Mata Yuki pun membesar dua kali lipat saat melihat


nama yang muncul dilayar telfon genggamnya. Bujang.

Kiko! Bujang telfon! Yuki berseru panik,

Bagaimana ini? Aduh Kiko! Sudahku bilang, kita tidak


bisa main-main!

Ah, jangan terlalu panik! Sini berikan aku telfon

genggammu, Kiko merebut telfon genggam dari tangan


yuki dan menerima panggilan dari Bujang.

Sedikit lagi tiba, Bujang, Kiko berbohong

setelah mendengar Bujang berteriak di telefon.


Astaga! Ada setidaknya dua puluh senjata M16

menembakiku saat ini, dan aka nada puluhan yang segera


dating ke lantai 40m kalian ternyata belum tiba? Tanya
Bujang lewat telefon.

Kiko melihat kearah saudara kembarnya dan

memutuskan untuk mencetuskan kebohongan lain, eh..


ini semua salah Yuki! Dia keasyikan berjudi dibawah.

Kiko cepat-cepat mematikan telefon, dan melirik

kearah Yuki yang sedang terlihat marah, KIKO! Kamu


baru saja membuatku menjadi alasan! Sekarang Bujang
akan berpikir kalau aku adalah yang suka main-main dari
antara kita!

Tidak ada yang perlu ditakuti Yuki, aku sudah

memesan helicopter, apalagi yang dibutuhkan Bujang?


Aku yakin ia bisa mengontrol semuanya! Kata Kiko
dengan bangga. Lalu, saat ia menoleh kearah gang kecil
dekat dengan Grand Lisabon, ia menemukan yang ia caricari. Si rambut kuning. YUKI! Aku telah menemukan dia!
Ayok kita ikuti! Yuki dan Kiko akhirnya mengikuti si
rambut pirang secara diam-diam. Menelusuri gang kecil
yang berliuk-liuk membuat bagian bawah dari gaun si
kembar kotor dengan tanah dari jalanan berkerikil
tersebut.
Sepertinya Bujang perlu bantuan kita sekarang,
kata Yuki sambil melihat kearah jam tangannya yang

menunjuki pukul 9 lewat 5 menit, kita sudah terlambat 5


menit!

Tenanglah! Kiko tertawa sambil mengambil

telefon genggamnya dari kantong, lihat ini Yuki, aku


sudah mengunduh aplikasi rahasia yang menyambung
dengan sistem listrik yang ada diseluruh gedung Macau,
Hongkong, dan Jepang. Aku dapat ini dari kakek, katanya
mungkin aplikasi ini akan menjadi berguna suatu hari.
Dan, ternyata ini akan membantu kita sekali untuk misi
ini!

Jadi, apa yang harus kita lakukan dengan itu?

Tanya Yuki kagum.


Tinggal ketik nama daerah dan gedung, Kata

Kiko, lalu klik tombol Lights off! Listrik seluruh gedung


akan mati deh!
Yuki dan Kiko lalu tertawa dengan gembira, tetapi
sesuatu yang mereka lihat didepan mereka membuat
mereka berhenti tertawa. Yuki dan Kiko tercengang saat
melihat pemuda tersebut berpelukan dengan wanita lain
didepan wajah mereka. Petualangan mereka terbuang sia

sia. Kiko berjalan kearah bangku kayu dengan lesu. Yuki


hanya bisa menggelengkan kepala, dan berjalan
mengikuti Kiko.

Perjalanan kita tidak ada artinya. Kiko berbisik

dengan wajah merengut saat Yuki duduk disebelahnya.


Yuki menghela nafas, dan melirik kearah si

rambut kuning sekali lagi. Memang mata tidak menipu


mereka. Laki-laki itu memang sedang berpelukan mesra
dengan wanita lain.

Sudahlah Kiko

Cukup Yuki! Kiko memotong pembicaraan Yuki

dengan kesal, aku tahu apa yang kamu ingin katakan.


kiko mungkin dia memang bukan untukmu kiko yang
sabar ya, jodoh pasti tidak akan kemana-mana kiko
tabah ya aku tahu Yuki! Aku tahu! Tapi kamu tidak tahu
perasaanku sekarang! Sama sekali tidak tahu!

Kiko! Tenang dulu! Yuki mulai panik melihat

saudara kembarnya mengamuk besar di daerah publik,


membuat semua pejalan kaki menoleh kearah mereka

dengan wajah yang bingung, Kiko! Semua orang jadi


menontoni kami! Kiko! Jangan terlalu keras!

Aku tidak peduli jika semua penduduk Macau

menontoni kami! Aku sudah kesal Yuki! Mengapa aku


yang jadi korbannya!! seru Kiko.

Apa yang kamu bicarakan Kiko?

Apakah kamu ingat apa yang terjadi dengan ibu,

Yuki?

Mata Yuki membesar ketika kiko menyebut ibu

kandung mereka. Semua memori sedih di masa kecil


kembali mengelabuhi pikirannya.

Jangan, Kata Yuki dengan pelan, jangan sebut-

sebut kejadian itu lagi.


Masa kecil Yuki dan Kiko memang tidak cocok

dengan kepribadian mereka yang terlihat selalu ceria dan


kadang kekanak-kanakan. Masa lalu bagi Yuki dan Kiko
adalah masa gelap yang mereka pernah alami. Hari-hari
mereka yang dipenuhi oleh teriakan dan pertengkaran
ibu dan ayah telah membuat lubang yang amat sangat
dalam dihati kedua gadis itu. Ayahnya, anak dari guru

Bushi, pernah berselingkuh dengan wanita lain di diskotik


malam paling terkenal di Tokyo, dan semua kejadian itu
terjadi ketika Ibu Yuki dan Kiko mengandung adik laki-laki.
Semua itu, membuat Kiko merasa nasib ibunya yang tidak
pernah mendapatkan laki-laki yang sempurna, jatuh
kepadanya juga. Yuki sering kali berkata bahwa semua itu
sama sekali tidak masuk akal, tetapi Kiko selalu
menyebutkan soal itu.

Kenapa selalu aku Yuki?! KENAPA?!

CUKUP! Kata Yuki dengan nada yang tegas,

hentikan semua rengekan tentang nasib sial mencari


jodohmu ini, Kiko! Kamu tidak bisa berbohong lagi
kepadaku! Aku tahu maksud kamu dari semua ini! Kamu
pikir aku tidak tahu? Aku ini saudara kembarmu! Kita
sudah kenal sejak didalam Rahim ibu!

Kiko hanya bisa melihatnya dengan bingung.

Aku sadar Kiko, kamu melakukan semua ini,

karena kamu ingin melupakan dia. Melupakan White.


Kata Yuki perlahan-lahan. Dengan itu, air mata Kiko
menetes.

B-bagaimana k-kamu bisa tahu? Tanya Kiko. Air

matanya pun tidak berhenti.


Yuki mengusap air mata Kiko yang jatuh satu

demi satu. Hati Yuki serasa dibelah dengan belati melihat


saudara kembarnya menangis begitu sedihnya. Lalu Kiko
menutupi matanya dengan kedua tangannya dan
tangisannya terdengar lebih kencang. Yuki mulai merasa
bersalah karena ia yang telah memicunya untuk
mengenang perasaan terhadap White yang sampai
sekarang ini bertepuk sebelah tangan. Semenit berlalu,
dan Yuki hanya bisa menepuk-nepuk bahu Kiko dengan
lembut.

K-kamu memang benar Yuki, Kata Kiko masih

menangis tersedu-sedu, semua perkataanmu memang


benar. Ini semua karena dia. Karena White.

Yuki menghela nafas, tapi kamu tahukan? Kamu

tidak akan bisa bersamanya. Karena


Aku tahu itu, Kiko mengangguk dengan letih,

kami hanya bisa menjadi sekedar koliga.

Sudah-sudah. Sekarang, ulangi kata-kataku,


Kata Yuki. Kikopun mengangguk lagi, kami professional.
Kami adalah pencuri professional.

Kami professional. Kami adalah pencuri

profesional, Kiko mengulang kata-kata Yuki dengan


pelan.

Kami tidak akan membiarkan perasaan pribadi

menggangu profesi kami, kata Yuki dengan lantang,


Ayo! Katakan itu Kiko!

Kiko menghela nafas, K-kami tidak akan

membiarkan perasaan pribadi menggangu profesi kami!


Lebih lantang! Bujuk Yuki.

Kami tidak akan membiarkan perasaan pribadi

menggangu profesi kami! Kiko mengulang kata-kata itu


lagi degan ekspresi wajah yang terlihat lebih lawah, walau
isi hatinya masih terbebani oleh perasaan lara.

Yuki melihat kearah jam tangannya, ini sudah

melebihi jam main-main kita, Kiko. Mungkin mereka


sudah menanti kami! Ayok Kiko, mereka membutuhkan
kami sekarang!

Menuju atap Grand Lisabon! Kiko berseru, dan


dengan itu, Yuki dan Kiko berlari cepat ke dalam gedung
kasino. Mereka berdua menggunakan senter kecil untuk
mengarahkan jalan karena gedungnya yang mati lampu.
Ah! Kiko, mari kita lewat tangga darurat saja!
Aku malas jika bertemu dengan tukang pukul keluarga
Lin! Kata Yuki sambil menarik tangan kembarannya.
Sayangnya, saat mereka sedang melewati tangga, sekitar
8 tukang pukul keluarga Lin melihat mereka dan mulai
mengejar.

Siapkan pistolmu, bisik Kiko. Dan dalam

sekejap, si anak kembar tersebut mulai menembaki


tukang pukul itu satu persatu.

Kalian dari mana saja? seorang pemuda

terdengar berseru kesal kearah mereka. Jantung Kiko pun


terasa berhenti sejenak ketika mendengar suaranya.

Ayolah,

Marinir.

Jangan

terlalu

serius.

Seharusnya kalimat pertama yang kau ucapkan adalah


terima kasih telah membantu. Kata Yuki kepada White
sambil tertawa untuk menghilangkan rasa canggung.

Tanpa kata-kata Kiko melemparkan White senjata baru


dengan amunisi penuh untuk melanjutkan pertarungan
mereka.

Kejadian Yang Takkan Terlupakan


Oleh: Audrey Salsabila 12 L

Namaku Yuki. Aku adalah remaja yang sekarang


berumur 17 tahun. Tuhan memberikanku teman hidup
yang memiliki fisik yang mirip namun memiliki sifat 160
derajat berbeda denganku. Aku orang yang penyabar dan
kuat dalam menghadapi segala rintangan, Kiko? Tidak.
Kiko merupakan perempuan yang keras kepala dan tidak
mau mengalah. Ya kami berdua memang kembar, namun
usiaku lebih tua 5 menit dari Kiko. Walaupun aku 5 menit
lebih tua dari Kiko, aku tetap menganggap Kiko sebagai
kembaranku yang usianya sama persis. Orangtua kami
sudah meninggal sejak kami kecil. Ketika kami
ditinggalkan oleh orang tua kami, aku dan Kiko diurus
oleh guru Bushi yang kuanggap sekarang guru Bushi
adalah kakekku. Pagi ini terasa berbeda dengan pagipagiku yang biasanya, entah mengapa. Hari ini Kiko
mengajak ku untuk pergi ke suatu tempat dimana kita
biasa melakukan latihan bela diri. Sejak kecil aku dan Kiko
sudah dibiasakan untuk latihan bela diri agar kata Ayah

walaupun kita perempuan, kita harus bisa untuk menjaga


diri sendiri jika suatu saat hal buruk terjadi, kita bisa
membela diri sendiri tanpa bantuan orang lain. Dulu, aku
sempat kesal dengan pandangan lelaki yang menganggap
remeh seorang perempuan. Mereka seperti melihat
perempuan itu makhluk lemah yang tak berdaya, tidak
bisa apa-apa. Aku merasa kesal dengan hal itu, namun
Ayah mengajariku dan Kiko agar kita bisa menjadi
perempuan yang tidak dianggap lemah oleh para lelaki.
Kegiatan bela diri sudah kami tekuni dari lama.
Sejak kecil, kami tidak pernah dibelikan boneka ataupun
mainan anak kecil yang selayaknya. Kami selalu di didik
tentang ilmu bela diri. Aku dan Kiko memang sudah
terbiasa melakukan latihan seperti itu. Hingga saat ini,
aku dan Kiko tidak menyukai segala sesuatu yang berbau
sangat perempuan. Kami bisa dibilang perempuan
berjiwa lelaki.
Dulu, aku merasa waktu berjalan sangat lama.
Merasa sehari seperti satu tahun lamanya. Aku merasa
setiap hari aku membuang waktu dan energi ku untuk
melakukan sesuatu yang tidak kusukai. Bela diri bukanlah

sesuatu yang aku sukai dulu. Aku benci karena harus


melakukan latihan seperti itu. Aku melakukan latihan bela
diri karena ayah memaksaku. Aku iri melihat anak-anak
perempuan lainnya yang sangat dimanja oleh orang tua
mereka. Dibelikan mainan, dsb. Namun anehnya, Kiko
menyukai latihan bela diri dari dulu. Dia selalu senang
dan bersemangat setiap kali aku melihatnya latihan.

Latihan bela diri kami dipimpin oleh Guru Bushi, Kakek
kami. Ya, Aku dan Kiko merupakan cucu dari Guru Bushi.
Di tempat latihan kami, kami memiliki seorang teman
lelaki yang bernama Bujang. Entah mengapa, Bujanglah
satu-satunya murid Guru Bushi yang berjenis kelamin
lelaki. Memang terdengar aneh dan unik, suatu tempat
bela diri namun isinya lebih banyak murid perempuan
dibandingkan murid lelakinya. Jelas-jelas latihan bela diri
itu lebih dibutuhkan oleh kaum lelaki. Secara, kodratnya
lelaki yang menjaga perempuan. Jadi menurutku lelakilah
yang membutuhkan latihan bela diri.
Bujang dikenal sebagai anak yang sering latihan.
Seringkali aku melihatnya latihan sendiri ditempat latihan

kami. Entah apa hal yang memotivasinya bisa latihan


sendiri walaupun tanpa guru Bushi. Kemampuannya
memang tak dihiraukan lagi. Ia sangat jago dan
menguasai seluruh jurus bela diri yang diajarkan oleh
guru bushi. Aku tidak pernah berbicara sekalipun dengan
Bujang, begitupun Kiko. Memang aku dan Kiko yang
mengikuti latihan bela diri terlebih dahulu dari Bujang,
tapi aku tak pernah menyapanya karena aku bukan tipe
perempuan yang berani untuk menyapa orang yang
belum pernah aku ajak ngobrol sebelumnya.
Pertemuan latihan bela diri kali ini, Guru Bushi
memintaku dan Bujang untuk latihan bersama karena
Kiko tidak masuk hari ini. Kiko jatuh sakit mungkin karena
ia terlalu capek untuk melakukan latihan bela diri yang
bisa dibilang hamper setiap hari. Guru Bushi menyuruh
Bujang untuk mengajariku lebih banyak lagi tentang
teknik-teknik bela diri yang belum pernah aku tahui
sebelumnya.
Bujang, Yuki hari ini kalian latihan bersama ya.
Bujang tolong kamu bantu saya untuk mengajarkan Yuki
karena saya tahu kamu sangat pandai bela diri Aku

merasa kaget dan grogi, karena aku tidak pernah


berbicara dengan Bujang sekalipun saat Guru Bushi
menyuruhku untuk latihan bersama dengan Bujang.
Siap laksanakan Guru! ucap Bujang dengan
semangat. Aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi karena ini
merupakan perintah dari Kakekku sendiri. Aku tidak bisa
menolaknya. Namun disisi lain aku tidak mau membuat
suasana terkesan canggung. Akupun memberanikan
diriku untuk menyapa Bujang terlebih dahulu. Karena
tidak mungkin sepanjang latihan aku tidak berbicara
dengannya.
H h h alo sapaku dengan gugup dan nada yang
terbata-bata.
Halo Yuki, kayaknya kamu udah tau deh aku
siapa secara aku kan cuman satu-satunya murid laki-laki
disini Bujang membalas sapaanku dengan percaya diri.
Hehe iya aku tau banget kamu siapa balasku
masih dengan nada yang gugup.
Kamu kenapa malu-malu gitu sih ngomongnya?
Nyantai aja kali

Hah ngga kok aku biasa aja gak malu-malu


Balasku.
Yaudah kita mulai latihannya ya. Eh, ngomongngomong kembaran kamu itu mana? Biasanya ada dia?
Tanya Bujang.
Oh Kiko, iya dia lagi sakit dirumah makanya hari
ini gabisa ikut latihan jawabku.
Hm begitu, yasudah kalau gitu yuk kita mulai
latihannya ucap Bujang.
Aku pun memulai latihan untuk pertama kalinya
dengan Bujang. Memang terasa aneh bagiku. Cuman aku
berusaha untuk membiasakan diriku dengan Bujang.
Karena tidak mungkin selamanya aku hanya diam-diaman
dengan Bujang. Setelah sesi latihan pertamaku yang
diajarkan oleh Bujang, aku merasa senang karena aku
memiliki teman baru. Bujang juga anakanya seru. Dia
mengajarkanku dengan ramah dan lucu walaupun ia
menjengkelkan. Ia membuatku tertawa tidak ada
hentinya dengan lawakan-lawakan ya yang bisa dibilang
lucu lah.

Waktupun terus berlalu, Bujang sekarang yang


lebih sering mengajariku dibandingkan guru Bushi. Bisa
dibilang Bujang merupakan anak buah guru Bushi
sekaligus asisten yang membantu dan membimbingku
dan Kiko setiap kali kami latihan. Aku dan Bujang pun
semakin dekat. Berbeda rasanya saat pertama kali aku
berbicara dengannya. Seperti waktu berjalan dengan
lama. Setelah aku mengenal lebih dalam, Bujang ternyata
anaknya seru. Aku sekarang menganggapnya seperti
seorang sahabat. Aku menceritakan segala sesuatu
kepadanya dan begitupun juga sebaliknya.
Keesokan harinya, aku memutuskan untuk pergi
ke taman. Membaca buku dengan suasanya yang tenang.
Aku suka sekali pergi ke taman untuk membaca buku
dikala aku jenuh dengan segalanya. Karena dengan baca
buku dengan suasana yang tenang dapat membuatku
melupakan hal-hal yang membuatku jenuh sejenak. Aku
jarang sekali bersosialisasi dengan teman-temanku. Aku
lebih suka menghabiskan waktu dengan membaca buku
sendiri. Ketika aku membaca buku, ada seseorang yang
memanggilku dan sepertinya aku cukup kenal dengan

suara itu. Ternyata Bujang menghampiriku. Aku pun


terkejut dan bingung melihatnya disini. Karena memang
jarang sekali anak muda yang datang ke taman ini.
Hei Yuki, apa yang sedang kamu lakukan?
Bujang bertanya sambil tersenyum ramah.
Hei Bujang, tidak sedang membaca buku yang
baru aku baca.Aku menjawabnya dengan senyum
ringan. Aku terus membaca, walaupun aku bisa
merasakan tatapan Bujang yang tajam. Membaca di
taman adalah salah satu hal yang menenangkan hatiku.
Suara burung-burung bernyanyi dan angin sepoi-sepoi
bertiup dapat terdengar, suasana hijau yang ada karena
taman yang dipenuhi oleh pohon dan bunga-bunga
beragam warna.
Bujang, kamu tidak bosan menatapku saja?
Ujarku, cukup bingung mengapa Bujang lebih memilih
menemani aku. Memang hobi yang aku miliki ini kadang
dijuluki membosankan tetapi waktu-waktu seperti ini
adalah dimana aku dapat sendiri tanpa ada gangguan.
Kadang teman-temanku selalu bertanya mengapa aku
lebih memilih membaca buku dibanding keluyuran

bermain. Teman-temanku akhirnya lebih sering mengajak


Kiko bermain karena mereka tahu Kiko tidak akan
menolak. Aku sebenarnya ingin memiliki sifat yang asik
dan suka berpetualangan seperti Kiko tetapi aku lebih
mendapatkan rasa tenang yang dapat aku dapatkan dari
menyendiri.

Aku

menghabiskan

waktu

luangku

membantu kakekku. Kiko terlalu sering keluar rumah dan


menghabiskan waktu luangnya bermain dan pulang larut
malam, jika bukan aku yang membantu kakekku, lalu
siapa lagi.
Aku takkan bosan melihat wajah cantik kamu,
Yuki. Rayu Bujang.
Seketika akupun kaget mendegar Bujang
berbicara seperti itu. Aku merasa aneh karena Bujang
adalah sahabatku. Memang aku berlebihan, tapi aku
merasa sangat aneh ketika Bujang memujiku.
Kamu kenapa? Kok tiba-tiba bilang kayak gitu?
jawabku dengan bingung.
Emangnya kenapa kalo aku bilang kamu cantik?
Emang pada kenyataannya gitu kok jawab Bujang.

Ya aneh aja sih entah mengapa aku merasa


risih dengan perkataan Bujang dan cara ia menatapku.
Akupun memutuskan untuk meninggalkan taman dan
pulang kerumah
Bujang, aku pulang dulu ya udah mau malem gaenak
kalo jam segini masih diluar akupun pamit untuk pulang.
Yah kok gitu sih, aku baru aja sampe sini masa
kamu udah mau pulang sih? jawab Bujang dengan nada
yang sedih.
Aku langsung pergi meninggalkan Bujang.
Sesampainya dirumahpun aku masih teringat dengan
kalimat godaannya itu. Aku memutuskan untuk tidur saja,
karena aku juga sudah lelah. Keesokan harinya aku
kembali latihan bela diri lagi. Kiko ternyata sudah
sembuh. Hari ini Kiko kembali lagi untuk latihan.
Sesampainya ditempat latihan, aku memperkenalkan
Bujang kepada Kiko. Walaupun omongan Bujang masih
menempel di otak ku, aku berusaha untuk tidak
mengingatnya dan membuat seakan aku tidak pernah
mendengar Bujang berbicara seperti itu.


Kiko, kenalin ini Bujang. Kamu belum pernah
kenalan kan sama dia? Tanya Yuki.
Oh iya, halo Bujang! sapa Kiko dengan riang.
Berbeda denganku saat aku pertama kali menyapa Bujang
dengan nada yang malu-malu.
Hai Kiko jawab Bujang.
Jadi selama kamu gamasuk kemaren, Bujang
yang menggantikan guru Bushi buat ngajarin kita jelasku
kepada Kiko.
Oh gitu, jadi kemaren-kemaren Bujang yang
ngajar kamu? Kiko pun kembali bertanya
Iya, aku yang ngajarin Yuki kemaren selama kamu
gamasuk. Mulai sekarang aku yang ngajar kalian berdua.
Kebetulan guru Bushi juga lagi pergi ke luar kota ada
beberapa hal yang harus ia urus Bujang menyela
omongan Yuki dan Kiko.
Yuki, Kiko, dan Bujang memulai sesi latihan
mereka. Ini pertama kalinya Kiko berlatih bersama
Bujang. Entah mengapa, Kiko melihat Bujang dengan

tatapan yang aneh. Tatapan yang sama dengan apa yang


Bujang lakukan ketika melihatku di taman. Aku merasa
Kiko suka dengan Bujang. Setelah latihan hari ini, Kiko
terlihat seperti ingin lebih dekat dengan Bujang.
Seringkali aku melihat Kiko mengajak ngobrol Bujang
tentang sesuatu yang tidak ada hubungannya sama sekali
dengan bela diri. Aku semakin yakin bahwa Kiko
menyukai Bujang.
Karena rasa penasaranku, akupun menanyakan
Kiko apakah dugaanku benar atau salah.
Kiko, aku mau nanya sesuatu deh? tanyaku
dengan serius.
Nanya apa? Kayaknya muka kamu serius
banget jawab Kiko dengan penasaran.
Kamu suka ya sama Bujang? jawabku lagi.
Kenapa kamu bisa nanya kayak gitu? Emangnya
kamu tau darimana? Kiko menjawab dengan muka yang
gugup.

Gatau deh, aku ngeliatnya sih gitu. Kamu kayak


pengen kenal Bujang lebih dalam. Keliatannya kayak
pengen lebih deket gitu jawabku .
Hm aku juga bingung sih, tapi kayaknya iya deh
aku suka sama Bujang. Abisnya kalo dilihat-lihat dia
ganteng terus jago banget lagi bela dirinya Kiko pun
akhirnya jujur kepadaku.
HAHAHA alesan kamu oke banget ya aku
ketawa saat Kiko memberi tauku.
Setelah Kiko menceritakan tentang apa yang dia
rasakan terhadap Bujang, aku berniatan untuk
membantunya agar bisa lebih dekat dengan Bujang.
Karena Bujang adalah sahabatku dan dia juga anaknya
baik, kenapa ngga? Aku yakin Bujang bisa jadi yang
terbaik buat Kiko. Saat jam istirahat, aku sengaja
meninggalkan Kiko dan Bujang agar mereka punya lebih
waktu bersama dan mengenal satu sama lain. Ketika aku
meninggalkan mereka, aku melihat dari kejauhan bahwa
Kiko sangat senang bisa ngobrol berdua dengan Bujang.
Akupun pergi karena terkesan seperti orang kepo yang
gapunya urusan lain selain ngeliat orang lain bahagia.

Ketika aku sedang makan diluar tempat latihan bela diri,


Bujang mengampiriku
Yuki, kamu ngapain makan sendirian disini?
Tanya Bujang.
Lah, kamu ngapain disini? Aku udah biasa kok
sendirian lagian juga ada yang nemenin aku nih buku
jawabku dengan aneh.
Cewe cantik masa makan sendirian sih? Bujang
menggombaliku untuk yang kedua kalinya.
Apasih Bujang Aku merasa risih lagi.

Saat itu Kiko datang menghampiri mejaku yang
ada Bujang. Kiko pun duduk di meja bersamaku dan
Bujang. Namun, Kiko terlihat seperti kesal denganku dan
marah kepada Bujang.
Kamu kok malah disini sih?! Tadi katanya cuman
mau ambil minum? Kiko mengeluarkan intonasi yang
tinggi.

Eh iya ini aku mau beli minum, terus kebetulan


aku liat Yuki duduk sendirian disini jadi aku samperin aja
jawab Bujang lagi.
Aku sempat heran melihat tingkah Kiko yang
seakan-akan Bujang adalah pacaranya. Aku langung
meninggalkan tempat itu dan meninggalkan mereka
berdua. Sesampainya dirumah Kiko menghampiriku.
Ngapain sih Bujang tadi nyamperin kamu? Kiko
terlihat cemburu karena Bujang menghampiriku.
Lah aku juga gatau tiba-tiba tadi dia duduk
didepanku, tadi kan aku sengaja ninggalin kalian berdua
di tempat latihan biar kalian bisa ngobrol jawabku
dengan santai.
Kiko terlihat cemburu sehabis kejadian itu.
Keesokan harinya setelah latihan bela diri, Bujang
mengajakku pergi dan ia memintaku untuk tidak memberi
tahu Kiko. Aku sempat menolaknya tapi Bujang tetap
memaksaku. Ternyata Bujang mengajakku ke taman yang
waktu itu. Lalu tiba-tiba ia bilang dia ingin berbicara
sesuatu yang serius.

Yuki, ada sesuatu yang pengen aku omongin


sama kamu ujar Bujang.
Hah, ngomongin apa? Kenapa kayaknya penting
banget sampe Kiko gaboleh tau kalau kita pergi bareng?
tanyaku dengan bingung.
Sebenernya aku suka sama kamu dari pertama
kali aku liat kamu ditempat latihan bela diri. Aku ngeliat
sesuatu yang beda dari kamu. Aku gamau Kiko ikut
karena aku gamau dia tau tentang hal ini jelas Bujang.
Bujang, kamu itu udah aku anggep kayak
sahabatku ga lebih. Ini semua aneh rasanya. Aku suka
sama kamu hanya sebatas sahabat aja aku pun
menjelaskan pertanyaanku.
Aku tau Kiko suka sama aku kan? Keliatan
banget Yuki, aku tau kamu gaenak sama Kiko kan? Bilang
aja kalo kamu juga sebenernya suka sama aku Bujang
berbicara sangat percaya diri.
Ngga Bujang, aku gapernah suka sama kamu
lebih dari sahabat. Dan emang bener Kiko yang suka sama
kamu. Udah ya aku harus pergi jawabku dan aku

meninggalkan Bujang di taman itu. Setelah pernyataan


Bujang terhadapku hari itu, semua terasa aneh. Setiap
kali aku melihat Bujang ditempat latihan bela diri, aku
merasakan sesuatu yang sangat aneh. Sikap Kiko
kepadaku juga berubah layaknya orang yang membenci
seseorang. Ternyata Kiko mendengar percakapanku dan
Bujang di hari itu. Ia diam-diam mengikutiku dan Bujang.
Kiko merasa aku berkhianat padanya. Padahal aku tidak
salah apa-apa. Haripun terus berganti, Kiko sepertinya
sudah melupakan Bujang karena ia tau cintanya hanya
bertepuk sebelah tangan. Bujang pun tiba-tiba
menghilang. Sudah jarang sekali aku melihatnya ditempat
latihan.
Ditengahnya latihan aku dan Kiko, guru Bushi
mengampiri kami dan menyuruh kami untuk menjalankan
sebuah misi.
Yuki, Kiko! Kalian harus menjalani sebuah misi
penting kali ini. Saya tahu kalian sudah menguasai ilmuilmu bela diri. Misi kalian kali ini adalah mencuri sebuah
chip. Chip ini dimiliki oleh salah satu mafia terkaya di

dunia. chip ini sangatlah kecil yang diletakkan di tempat


sempit ujar guru Bushi.
Apa guru Bushi? Aku sangat semangat
melakukan ini, aku akan menjadi seperti seorang
petarung ucap Kiko dengan bersemangat.
Hari yang ditunggu-tunggu itupun tiba, Yuki dan
Kiko melaksanakan misi yang diberikan oleh guru Bushi.
Mereka memanfaatkan potensi dan kemampuan yang
sudah diajarkan oleh guru Bushi maupun Bujang. Setelah
melakukan misi tersebut dan mengalahkan seluruh
penjaga-penjaga yang ada dirumah mafia itupun, Yuki
dan Kiko memang dan mafia itu akhirnya berhasi
mengambil chip tersebut. Yuki dan Kiko pun merasa
bangga dengan kemampuan mereka. Berkat kemampuan
bela diri itulah yang membuat mereka bisa menang
dalam pertengkaran dengan penjaga-penjaga rumah
mafia tersebut sehingga mereka berhasil mengambil chip.
Setelah sekian lama Ibu dan Ayah menghilang, tiba-tiba
mereka muncul kembali walaupun kami sempat kaget
karena kami mengira ibu dan ayah sudah meninggal. Ibu
dan ayah pun memberikan keyakinan kalau mereka

berdua benar orang tua kami, aku dan Kiko pun percaya
dan senang karena ternyata keluarga kami masih utuh.
Kini, Yuki dan Kiko pun menjadi keluarga mafia yang
makmur.

Kisah Dibalik Orang Tua Yuki & Kiko


Oleh: Citta Ratnanggana 12 G

Annaisha dan Hiroshi, kedua nama yang tidak
asing dalam dunia agen rahasia di seluruh negara-negara
dalam benua Asia. Memang, Annaisha merupakan anak
perempuan dari seorang guru bela diri yang sangat
dihormati banyak orang yang bernama Guru Bushi. beliau
memiliki kepribadian yang baik serta memiliki ilmu bela
diri yang sangat hebat. Sedangkan Hiroshi merupakan
suami dari Annaisha, mereka bertemu ketika sedang
menjadi mahasiswa di sebuah kampus terkenal di ibukota
Jepang bernama University of Tokyo.

Perkenalkan! Namaku Hiroshi Katanya sambil

bersenyum lebar.

Namaku, Annaisha, sepertinya kita akan menjadi

satu kelompok Kata Annaisha dengan muka malu.


Memiliki banyak kelas bersama dan tugas
kelompok yang bersama membuat mereka semakin
dekat. Setelah mengetahui latar belakang keluarga dan

kisah-kisah Annaisha, Hiroshi semakin tertarik dalam ilmu


bela diri. Maka dari itu, Annaisha memperkenalkan
ayahnya, Guru Bushi, terhadap Hiroshi.

Hiroshi, apakah kamu pernah mempelajari ilmu

samurai? Kata Guru Bushi.


Tidak pernah Guru, namun aku pernah melihat

beberapa orang melakukan bela diri termasuk annaisha,


akupun menjadi tertarik Kata Hiroshi.

Baiklah, coba kita lihat apakah kamu memang

mempunyai bakatnya Kata Guru Bushi sambil


memberikan samurai untuk Hiroshi.
Ternyata, selama ini Hiroshi juga memiliki bakat
menggunakan samurai karena fokus dan kemampuan
yang sangat tinggi. Setelah berbulan-bulan mereka
berlatih bela diri, Guru Bushi menyarankan untuk bekerja
sebagai agen rahasia dalam perusahaan teman lamanya
di kota Tokyo. Awalnya, Annaisha ingin memiliki hidup
yang sederhana, memiliki pekerjaan dan memulai sebuah
keluarga bersama Hiroshi. Namun, Hiroshi memiliki

keinginan dan ketertarikan yang tinggi untuk berperan


dalam dunia agen rahasia.
Apakah kamu yakin dengan ini kita bisa
meneruskan masa depan kita? Kata Annaisha dengan
ragu.
Mengapa tidak? Melakukan apa yang kita
berdua senang pasti dapat membangun masa depan kita
Kata Hiroshi penuh dengan semangat.
Heres to our future! Kata Annaisha sambil
bersenyum-senyum dan tertawa,
Setelah melewati beberapa perdebatan dan
perselisihan, mereka berdua setuju untuk memulai hidup
dengan bekerja sama teman lamanya Guru Bushi dalam
perusahaan agen rahasia ternama di Jepang. Perusahaan
agen rahasia tersebut yang bernama Spyfall.
Annaisha dan Hiroshi, apakah kalian bersedia
untuk berkorban demi menjalankan misi-misi yang kami
akan berikan? Kata pemilik agen rahasia Spyfall.

Iya, kami akan bersedia untuk berkorban dalam


segi waktu dan lain-lainnya demi menjaga nama baik
Spyfall Kata Annaisha dan Hiroshi dengan tegas.
Baiklah kalau begitu, saya berikan kalian kasus
pertama yang masih mudah, jika kalian berhasil dengan
misi ini, saya akan berikan misi berikutnya yang lebih
menantang Kata pemilik agen rahasia tersebut.
Spyfall akhirnya berkembang pesat dan menjadi
nomor satu perusahaan agen rahasia tersbesar dan
terkenal di benua Asia berkat upaya dan kerja keras yang
dilakukan oleh Annaisha dan Hiroshi. Mereka telah
melawan para penjahat tingkat internasional dan salah
satunya dalam bidang shadow economy. Mereka juga
telah menyelesaikan kasus-kasus kejahatan yang
bertahun-tahun

belum

selesai,

salah

contohnya

kehilangan berlian keluarga Ikuze. Setelah melewati


kasus-kasus internasional dan menjadi agen rahasia yang
sukses, Annaisha dan Hiroshi memutuskan untk menikah.
Pada suatu malam dimana disinari oleh bulan purnama,
lahirlah sebuah anak kembar.

Kita namakan anak kembar ini siapa? Kata


Hiroshi dengan penuh gembira.
Bagaimana dengan Yuki dan Kiko, kedua nama
ini berarti kebahagian, sesuai dengan apa yang kita
rasakan hari ini Kata Annaisha sambil melihat dua anak
yang sedang di dalam box bayi.
Akhirnya dinamakan Yuki dan Kiko. Sejak di dalam
perut Annaisha, mereka sangat aktif atau bisa dibilang
tidak bisa diam, Hiroshi dengan bercanda mengatkan
mungkin anak mereka punya bakat bela diri yang telah
diturunkan oleh Guru Bushi. Yuki dan Kiko bertumbuh
menjadi anak-anak balita yang tidak biasa seperti anak
balita lainnya, Mereka sudah bisa jalan, merangkak,
duduk sebelum anak-anak lainnya bisa. Tidak hanya itu,
mereka adalah anak-anak yang sangat lucu memenuhi
kehidupan mereka dengan tawa dan kebahagian. Setelah
dilihat, mereka adalah anak-anak cerdas yang dapat
mempelajari hal baru dengan mudah.
Aduh! Mereka tidak bisa diam ya seperti
ayahnya selalu pecicilan dan suka berlari-larian Kata
Annaisha sambil tertawa dan berheran-heran.

Coba kita lihat apakah mereka tertarik dengan


ilmu bela diri, siapa tau bakatnya turun juga ke mereka
Kata Guru Bushi sambil bersenyum.
Aku setuju dengan ayahmu! Kata Hiroshi, ikut
tertawa-tawa.
Kakeknya, Guru Bushi, mengajarkan mereka bela
diri, mereka terlihat senang untuk melakukannya karena
mereka sangat aktif dan tidak bisa diam. Annaisha dan
Hiroshi tentu sangat senang melihat anak-anak mereka
sangat aktif, lincah dan terutama memiliki bakat bela diri
seperti mereka. Annaisha mulai berimajnasi bagaimana
kalau satu keluarganya bekerja dalam Spyfall, tentu hal
tersebut akan menjadi menyenangkan. Maka dari itu,
Annaisha dan Hiroshi ingin Yuki dan Kiko dapat
mengembangkan talenta yang berturunan manun masih
dapat memprioritaskan edukasi mereka lebih dahulu.
Beberapa tahun kemudian, Annaisha dan Hiroshi
diberikan misi untuk mengembalikan sebuah serum yang
telah dicuri oleh perampok tingkat internasional yang
sanat profesional. Para perampok tersebut memiliki
atasan atau boss yang bernama Ichiro, Ia yang

menginginkan serum tersebut untuk dirinya dan juga


sisanya untuk dijual dalam shadow economy. Sebelum
berangkat mereka dijelaskan secara detail kasus tersebut
dalam sebuah meeting bersama si pemilik Spyfall.
Yang membuat serum ini sangat berharga
sampai dicuri adalah karena, serum tersebut dapat
membuat seseorang hidup selamanya dan tetap terlihat
muda. Kata boss Annaisha dan Hiroshi.
Lalu? Tanya Annaisha.
Apakah kasus ini sangat darurat dan penting?
Ditambah oleh Hiroshi.
Serum tersebut yang baru saja dibuat oleh
ilmuwan-ilmuwan Jepang sayangnya langsung diambil
oleh para perampok yang sangat terkenal di shadow
econonmy. Mereka merupakan orang-orang yang kuat
serta berkuasa dalam bidang tersebut. Dan iya, misi ini
harus segera diselesaikan sebelum mereka dapat
mengambil kuasa negara ini Kata boss mereka.

Siap, agar tidak lama kita akan langsung menuju


ke markas mereka untuk mencoba meruntuhkan mereka
Kata Hiroshi dengan penuh keyakinan.
Hati-hati kalian berdua, seperti biasa, jika ada
apa-apa kita akan disini standby Kata boss mereka
dengan tegas.
Terima kasih Kata Annaisha.
Annaisha dan Hiroshi tidak memiliki takut atau
kekhawatiran dalam melawan para orang-orang tersebut
karena mereka sudah terbiasa untuk melewati hal-hal
seperti ini. Setelah menerima misi tersebut, mereka harus
segera berangkat ke Yokohama, suatu kota yang tidak
jauh dari Ibukota Jepang. Mereka berencana untuk
menggunakan kereta cepat. Di dalam kereta tersebut
Annaisha sedang sibuk menggunakan laptopnya untuk
membuka security code markas besar Ichiro sehingga
mereka bisa mengakses setiap ruangan yang diberi
password serta mematikan cctv di setiap ruangan. Ia juga
dapat melacak dimana serum tersebut diletakan oleh
Ichiro. Maka dari itu, Annaisha sudah memikirkan
beberapa taktik untuk menerobos markas tersebut.

Sedangkan Hiroshi sedang duduk dan menelpon


beberapa orang yang Ia kenal untuk mencari bantuan di
Yokohama jika terjadi sebuah darurat atau segalapun
yang seperti itu, Mereka berdua sangat sibuk untuk
mempersiapkan misinya sampai suatu ketika salah satu
teman kantornya menelpon mengabarkan mereka bahwa
ada hal dan mencurigakan dalam kereta tersebut.
Halo? Ada apa? tidak aman? Tanya Hiroshi
dengan kaget.
Sepertinya dalam kereta tersebut ada seseorang
yang bekerja di bawa Ichiro, saya sudah menganalisa
mukanya serta data-datanya. Tolong kalian harus siap
siaga jika mereka akan membunuh kalian Kata teman
kantornya.
Baiklah, beritahu apapun agar kita bisa awas
Kata Hiroshi.

Ada apa? Tanya Annaisha dengan muka

kebingungan.

Hentikan apa yang kamu lakukan sekarang,

sepertinya kita harus pergi dari kereta ini Kata Hiroshi


yang bersiap-siap mengangkat barangnya.

Bagaimana caranya? Kereta ini berjalan dengan

sangat cepat, kita sebentar lagi juga akan sampai Tanya


Annaisha sambil berkemas barang-barangnya.
Pakai alat laser ini untuk membuka pintu yang
diujung sana, dengan seketika waktu kita akan langsung
keluar dari kereta ini, kita harus melompat kata Hiroshi
setelah mendengar perintah teman kantornya.

Tapi tunggu, lebih baik sebelum itu kita harus

serang pengendali kereta ini, bukannya kabur! Kata


Annaisha

sambil

menambah

pembicaraannya

sebelumnya.

Betul juga, aku harus tanya pendapat teman kita

disana Kata Hiroshi.


Sepertinya ide bagus juga katanya, ayo kita

hentikan kereta ini dulu Tambahnya.


Ternyata, setelah diteliti oleh teman kantornya

Hirsohi,

pengendali

kereta

tersebut

merupakan

perampok yang bekerja sebagai bawahan Ichiro.


Annaisha dan Hiroshi langsung melakukan sebuah
tindakan yaitu mendobrak pintu ruangan pengendali
kereta cepat, sayangnya beberapa kemudian setelah
berhasil mendobrak pintu tersebut, perampoknya telah
menyalakan bom yang 5 detik kemudian akan meledak.
Astaga! Kenapa mereka tidak mendeteksi ada
bom-bom disini? Apa yang harus kita lakukan sekarang
Hiroshi? Teriak Annaisha.
Banyak sekali penumpang disini yang akan
menjadi korban, kita tidak bisa kabur, kita harus
menolong jiwa-jiwa di dalam kereta ini Kata Hiroshi
penuh dengan tegang.
Aku akan mencoba mematikan bom-bom
tersebut dan kamu langsung menyerang dia Kata
Annaisha.
Bunyi

detik-detik

tersebut

tidak

dapat

ditolongkan oleh Annaisha dan Hiroshi. Beberapa detik


kemudian, kereta cepat tersebut langsung meledak
mengakibatkan semua orang dalam kereta tersebut tidak

selamat termasuk perampok itu tersebut bersama


Annaisha dan Hiroshi.

Teman kantor Annaisha dan Hiroshi langsung

mendeteksi lokasi mereka dan langsung datang untuk


menolong. Sayangnya semua sudah terlambat dan tidak
bisa tertolong. Keesokan harinya, Guru Bushi mendengar
kabar tersebut dengan hati yang berat, Dia sangat
khawatir bagaimana dia akan jelaskan kepada Yuki dan
Kiko. Di berita-berita, dikatakan bahwa kejadian kereta
cepat tersebut disebabkan oleh sebuah keceleakaan
dimana kereta tersebut memiliki listrik yang korslet
sehingga mengakibatkan sebuah ledakan yang membuat
api besar-besaran.
Ia langsung memikirkan bagaimana nasib cucucucunya tersebut. Tidak memiliki banyak pilihan, Guru
Bushi yang tadinya tinggal di sebuah kota kecil di Jepang
harus pindah ke Tokyo untuk membesarkan cucucucunya. Akhirnya Dengan berat hati dan tanpa pilihan,
Guru Bushi menjelaskan tragedi yang melanda orang tua
mereka. Yuki dan Kiko saat itu sudah dapat merasakan
kesedihan tersebut ketika orang tuanya meninggalkan

mereka. Namun setelah melewati bulan-bulan dan tahuntahun yang pedih dan menyakitkan, kakeknya, Guru
Bushi, menguatkan mereka kembali agar dapat
bertumbuh menjadi seperti orang tuanya, menjadi
dewasa yang selalu bahagia, dan cerdas. Guru Bushi
melatihkan mereka life lessons serta teknik menggunakan
samurai dan lain-lainnya. Yuki dan Kiko kemudian senang
berlatih dengan kakeknya sehingga mereka bertiga hidup
dengan kesenangan dan semangat yang tinggi, Saat Yuki
dan Kiko berumur 15 tahun mereka kedatangan tamu
bernama Bujang. Bujang merupakan calon murid bela diri
Guru Bushi.
Tanpa sadar, Yuki dan Kiko akan nantinya bekerja
sama bersama Bujang di masa depan menghadapi orangorang dalam shadow economy. Dan pada saat ini, Yuki
dan Kiko menjadi kedua agen rahasia yang sangat
terkenal seperti orang tuanya yang terlibat dalam shadow
economy. Yuki dan Kiko saat ini telah dibayar oleh namanama yang tidak asing dalam shadow economy untuk
membantu

misi-misi

mereka

demi

memperluas

kekuasaan. Mereka telah membantu keluarga Tong,

keluarga Leed, Master Dragon, dan keluarga lain-lainnya.


Namun, Yuki dan Kiko tidak akan pernah meninggalkan
Guru Bushi walaupun mereka sudah menjadi agen
internasional yang sangat terkenal. Mereka akan tetap
balik pulang ke rumah untuk mengunjungi Guru Bushi
yang telah membesarkan mereka sejak kecil setelah
orang tuanya meninggalkan mereka. Guru Bushi memliki
sedikit kekhawatiran terhadap mereka karena kejadian
yang telah menimpa kepada orang tuanya. Namun di sisi
lainnya, Guru Bushi ingin mereka berkembang,
melakukan apa yang mereka senangi dan menjadi orangorang yang hidup penuh dengan bahagia seperti nama
mereka yang telah diberikan oleh orang tuanya.
Dan pada detik ini, mereka sedang berada di
Hong Kong di sebuah kapal untuk bertemu Bujang.
Mereka disana akan membantu Bujang dalam misinya
untuk mengambil prototype yang telah dicuri oleh
keluarga Lin. Jika misi ini berjalan dengan baik, Bujang
akan membayar mereka dengan emas sebanyak lima
batang untuk mereka.

Pelajaran Hidup Baru


Oleh: Cornelia Natasha

Yuki dan Kiko merupakan anak kembar, mereka

lahir dan dibesarkan di Jepang. Meskipun tingkah laku


mereka tidak seperti umur mereka sekarang, sangat mirip
dengan anak yang masih berumur 12 tahun. Tidak ada
yang pernah tahu tentang masa lalu Yuki dan Kiko hingga
sekarang pun kehidupan mereka dirumah sangat
tertutup.

Yuki tumbuh besar menjadi sosok perempuan

yang dewasa, pandai dalam berdandan, putih selayaknya


orang Jepang, tinggi dan memiliki rambut yang berponi.
Sedangkan Kiko adalah anak yang tidak menyukai makeup sama sekali, dia lebih nyaman untuk berpakaian santai
hanya dengan kaos dan celana jeans, tetapi mereka
memiliki gaya rambut yang sama. Yuki dan Kiko sekarang
masih menduduki kelas SMA, meskipun mereka memang
bukan anak yang rajin untuk masuk sekolah setiap hari
tetapi mereka masih peduli dengan nilai-nilainya bahkan

hal yang mengaggumkan yaitu nilai mereka sangat baik di


sekolah. Kepintaran mereka terkadang membuat orang
lain iri sehingga kebanyakan dari teman mereka tidak
mau berteman dengan dia karena mereka pikir bahwa
Yuki dan Kiko adalah anak kembar yang unik.

Hey! Bangun sudah pagi, kita harus sekolah

sekarang

Yuki, emang kamu pengen masuk?

Iya Apakah kita akan pergi bersama? Kalau iya,

bagaimana apakah kamu tidak apa-apa dengan celaan


orang?

Oh bawa santai aja dong, kita ngga deket sama

mereka juga, ngapain kita harus peduli?


Yuki memiliki keperibadian yang lebih tidak memikirkan
bagaimana orang lain menatap dia. Yuki merupakan
perempuan yang sangat tahan banting, sedangkan Kiko
dia masih lebih sensitif terhadap sesama.

Beberapa tahun silam akhirnya Yuki dan Kiko

menyelesaikan sekolah mereka. Sayangnya mereka tidak


melanjutkan ke kuliah. Yuki dan Kiko tanpa diharapkan

bertemu dengan kakek mereka yaitu Guru Bushi, pada


saat itu Guru Bushi dengan sendirinya datang ke rumah
Yuki dan Kiko untuk mengajarkan bagaimana menjadi
seseorang yang memiliki keteguhan dalam hidup untuk
membantu sesama yang membutuhkan bantuan, bukan
dalam hal yang general tetapi membantu dalam bentuk
menjalankan misi mafia kelas berat.

Guru Bushi adalah pengajar yang keras karena dia

selalu ingin yang lebih dari yang dia harapkan, meskipun


sekarang dia juga mengajar cucunya sendiri tetapi dia
tidak peduli akan hal itu. Guru Bushi terkenal sebagai
pengendali samurai sejati dalam kalangan para mafia,
tetapi bukan berarti cucu-cucu dia kalah akan skill yang
dia miliki, ternyata Yuki lebih tangkas dalam menangkal
serangan dari musuh, tetapi hal itu sendiri tidak cukup,
sangat diuntungkan karena Kiko ternyata tidak lebih
buruk dari Yuki, dia sangat pandai untuk merencanakan
penyerangan.

Aku sudah lama tidak melihat kalian berdua

yang sekarang menjadi seorang remaja dan tampak


begitu cantik sama seperti Ibu kalian

Ojii-chan, senang bertemu juga dengan dirimu

Ojii-chan merupakan sebuah panggilan yang biasa


digunakaan orang-orang Jepang untuk memanggil kakek
kandungnya.

Sekarang aku harus memberi tahu kalian bahwa

keluarga kita masih harus ada yang menjadi seorang


ksatria untuk para pemain gelap

Bagaimana bisa? Kami sama sekali tidak

memiliki pengalaman dengan hal-hal seperti itu


Aku sendiri yang akan mengajar kalian, tidak

usah khawatir, kita akan memulai latihan secepat


mungkin saat aku sudah menyelesaikan tugas ku di
Macau

Ojii-chan merupakan sebuah panggilan yang

biasa digunakan oleh orang Jepang untuk memanggil


seorang kakek kandung mereka. Tidak lama setelah Guru
Bushi pulang, latihan pun langsung dimualai. Guru Bushi
tidak langsung mengajarkan teknik-teknik menjadi
seorang penembak atau apapun itu, Guru Bushi
menginginkan mereka untuk tetap terlihat seperti

seorang biasa tetapi memiiki sebuah kemampuan yang


tidak bisa dikalahkan dan tidak terduga.

Ojii-Chan! Aku tidak suka belajar seperti ini, aku

tidak mau menjadi seseorang yang kau suruh, lebih baik


aku mencari kerja sungguhan saut Yuki

Aku tahu, tetapi jika kamu ingin untuk menjadi

seseorang yang memiliki banyak kekayaan dengan mudah


sekali kamu mendapatkan itu semua dari cara seperti ini.
Lagian, kasihan jika kau meninggalkan Kiko sendirian

HAH? Kita dapat bayaran jika kita bekerja seperti

ini?!

Tentu saja, bayarannya tidak sedikit jumlahnya,

terkdang malah mereka menanyakan hal apa saja yang


kita inginkan
Yuki yang mendengar adanya hal seperti itu, dia langsung
bersemangat dan merasa bahwa dia mampu untuk
menjadi mata-mata terhandal.

Tetapi pelajaran dari Guru Bushi ternyata tidak

mudah dan sangat melelahkan. Guru Bushi tidak


langusung mengajar secara fisik tetapi kecerdasaan juga

dilatih. Untungnya, Yuki dan Kiko adalah kembaraan yang


pandai jadi hal itu tidak terlalu susah bagi mereka.
Mereka harus menguasai bagaimana cara navigasi yang
tepat, perhitungan jarak, perhitungan jam, bahhkan
meskipun kesalahan sedikitpun tidak boleh.

Guru Bushi mengajar Yuki dan Kiko selama lebih

dari setahun. Dia mengajar dengan penuh kesabaran,


apalagi Yuki dan Kiko adalah kembaran yang tidak pernah
bisa diam dan mereka tidak takut jika kakeknya sendiri
yang marah. Tetapi ternyata jerih payah Guru Bushi untuk
mengajar mereka tidak sia-sia. Guru Bushi sudah tidak
sekuat dulu untuk mengajarkan latihan fisik kepada
mereka, sehingga Guru Bushi hanya memberi sebuah
pembelajaran dasar dan mereka berdua yang harus
melatihnya

sendiri.

Mereka

ternyata

tidak

menganggapnya hal yang sepele, tetapi mereka memang


mengerjakan semuanya sesuai dengan yang disuruh oleh
Guru Bushi.

Yuki mengangap latihan ini hal yang sepele

sedangkan Kiko memang membutuhkan latihan yang


banyak hingga dia benar-benar bisa mengendalikan

dirinya sendiri. Terkadang Kiko suka merasa dia tidak bisa


mengalahkan kemampuan Yuki, dia merasa tersaingi oleh
Yuki, tetapi dengan hati yang baik, Yuki malah lebih suka
mengajarkan Kiko dengan sabar dan tekun.Banyak latihan
yang telah berlalu, setelah mendapat misi pertama dari
Guru Bushi ternyta tidak berjalan dengan baik. Yuki dan
Kiko terlalu banyak bercanda saat menjalankan misi
mereka sehingga mereka membuat onar diantara ikatan
para mafia.

Bagaimana jika kita beli makanan dulu Ko? Aku

lapar, tadi di rumah belum ada makanan. Kita juga bisa


memata-matai orang selagi makan

Kamu bercanda apa Yuk?! Disaat seperti ini

kamu masih memikirkan perut mu?!


Aku tidak akan bisa konsen kalau perutku dalam

keadaan lapar, yang ada nanti malah mengganggu


Terserah kamu. Kita mau makan kemana dan

apa?

Akhirnya ajakan ku berhasil, aku lagi pingin

makan chinese food dipinggir jalan situ!

Sesaat mereka makan, Yuki merasa bahwa ada

hal yang tidak benar dari salah seorang pelangan di


restoran itu, karena guru Bushi tidak memberi tahu
apapun mengenai orang yang diincar oleh dia tetapi Guru
Bushi hanya menyebutkan karakter dari orang yang
diincar. Dia sering memakai kemeja terutama kemeja
bewarna abu-abu, tidak gendut dan tidak terlalu tinggi,
dan sering memakai sandal. Dari ciri-ciri yang dikatakan
Guru Bushi, itu menujuk kepada salah seorang di
restoran. Dengan penuh kepercayaan Yuki terus menatap
orang tersebut meskipun dia juga merasa terintimidasi
tetapi dia tidak peduli karena ini adalah tugas dari Guru
Bushi maka harus dilakukan.

Tetapi sayang sekali, perspektif Guru Bushi

tentang ciri-ciri orang yang tidak gendut dan tidak terlalu


tinggi berbeda dengan pandangan Yuki dan Kiko. Mereka
melihat orang tersebut tergolong dalam golongan orang
yang tidak terlalu tinggi tetapi tinggi bagi Guru Bushi,
karena memang Yuki dan Kiko mereka berdua relatif
menjadi sosok perempuan yang tinggi.

Sebelum menembak orang tersebut, mereka

berdua memaki sebuah topi dan muka mereka ditutupi


oleh masker berwarana hitam. Yuki tanpa sengaja salah
dalam memata-matai orang, sehingga dia menembak
seseorang yang salah, orang tersebut bernama Saloga.

DORRR!!! bunyi peluru yang ditembak oleh Yuki

Dia terjatuh! sahut Kiko

Kita harus melarikan diri sekarang Yuk, kita tidak

boleh terlihat kita berada disini


Sesuai degan rencana kita yang tadi ok? Kita

akan berlari ke depan dan bersembunyi dibalik tembok


sana lalu mereka berdua pun berlari tanpa orang lain
menyadarinya karena sangking terkejut melihat orang
yang terkena tembak.

Hal yang membuat Si Kembar heran yaitu

ternyata orang yang tadi terkena tembakan tidak tembus


kedalam tubuhnya meskipun dia tetap terluka karena
serpihan kaca yang tajam. Tanpa disangka, ternyata orang
itu sudah siap dengan pakaian anti peluru. Ada dua orang

lelaki yang tinggi dan besar mendatangi Si Kembar dan


membawa mereka ke dalam sebuah mobil hitam.

Setelah kejadian itu terjadi, Yuki dan Kiko di

tahan oleh Salonga, mereka berdua dilarikan dari Jepang


tanpa sepengetahuan Guru Bushi. Salonga tanpa ampun
membuat kedua anak itu terdiam disebuah sel tahanan
yang dia buat di bawah tanah. Disitu mereka berdua
terlihat terkapar dan tidak berdaya. Dengan kepintaran
Kiko, dia membuat sebuah perjanjian kepada Salonga
untuk saling membantu.

Salonga memiliki anak buah yang banyak, dia

menyuruh anak buahnya untuk mencari tahu tentang


Yuki dan Kiko. Meskipun dengan rasa yang kurang yakin
kepada kedua anak ini, Salonga memutuskan untuk
mendidik anak-anak ini agar menjadi penembak yang
handal. Tidak membutuhkan waktu yang lama, Yuki dan
Kiko sangat serius dengan Salonga karena mereka ingin
kembali pulang ke kampung halaman mereka.

Permisi salah satu bawahan Salonga masuk

kedalam kantornya

Ya, ada apa? Apakah kamu sudah tahu tentang

mereka berdua?

Iya, ternyata mereka merupakan cucu dari Guru

Bushi tuan

Sudah ku duga itu, mereka pasti bukan orang

sembarang, baik akan aku kabari Guru Bushi tetapi jangan


lepaskan mereka dahulu, tetap latih hingga mereka
benar-benar bagus

Tak lama kemudian Salonga menghubungi Guru

Bushi dan memberi tahu kejadian ini. Guru Bushi merasa


kecewa, dan bersalah terhadap Salonga tetapi Salonga
menganggap ini hal yang umum bagi orang-orang yang
baru saja masuk kedalam lingkaran para mafia. Guru
Bushi akhirnya memutuskan untuk pergi menjemput
cucunya

dan

bertemu

dengan

Salong.

Sebagai

permintaan maaf dari Guru Bushi, dia menyuruh Yuki dan


Kiko menjadi bawahan Salonga yang taat oleh tugas yang
diberikan olehnya. Dengan kesepakatan seperti itu,
akhirnya Si Kembar boleh kembali dan berjanji untuk
tidak membuat sebuah keonaran. Untungnya masalah
tidak menyangkut banyak orang sehingga tidak gegabah.

Guru Bushi menganggap kejadian ini menjadi

sebuah pelajaran yang baik bagi Si Kembar. Mereka


sekarang tidak lagi bermain-main dengan tugas yang
diberikan oleh Guru Bushi, mereka malah menjadi lebih
kompak dan serius dalam mengatur strategi permainan.

Yuki, aku sudah lelah dengan kejadian kemarin,

betapa bodohnya kita bisa melakukan kesalahan yang


fatal seperti itu

Iya benar Ko Aku merasa aku telah gagal dalam

misi yang diberikan oleh Ojii-Chan. Memang Bodoh


Aku akan meminta maaf kepada Ojii-Chan atas

perbuatan ini yang pasti dia malu sekali dengan kita


v

Memasuki bulan Desember, salju mulai turun

menghiasi keramaian Tokyo. Tepat setahun sudah


semenjak kejadian yang fatal terjadi. Sekarang Yuki dan
Aku tidak dikenali oleh banyak orang, hanya para mafia
yang mengetahui keberadaaan kami berdua. Sekarang
karir kami telah melunjak, semua pekerjaan yang kami
selesaikan dengan cepat dan pasti. Jasa kami berdua

sudah sangat banyak dipakai oleh orang-orang. Banyak


juga berita tentang hal-hal yang kita lakukan masuk ke TV
dan koran, tetapi kehidupan luar tidak akan pernah tahu
tentang keadaan para mafia yang sebenarnya. Mereka
tidak akan pernah tahu tentang pelaku-pelaku penjahat
dibalik itu semua.

Bayaran kami juga tidak sedikit, terkadang kami

tidak meminta untuk dibayar oleh uang tetapi kita ingin


dibayar oleh barang atau pun bisa dalam bentuk kerja
sama. Uang kami berdua tidak dijadikan satu, kami pisah
menjadi dua biar adil, karena kebutuhan kita berbeda
sehingga dengan memisahnya akan menjadikan lebih
mudah.

Kabar Ojii-Chan sudah tidak baik lagi, dia

sekarang sudah penyakitan dan sudah tidak mengajarkan


kami lagi. Sekarang adalah tugas kita untuk menjaga OjiiChan, sepertinya waktu Ojii-Chan sudah tidak lama lagi.

Yuki Kiko, kalian dipanggil Guru Bushi ke kamar

kata seorang perawat

Baik, nanti kami berdua akan kesana dengan

hati yang tegang kami menerima kabar baik ataupun


buruk tentang Ojii-Chan

Masuklah kami berdua ke kamar Ojii-Chan, Ada

apa Ojii-Chan?

Kalian sekarang sudah membanggakan diri ku,

aku menuliskan sebuah surat untuk kalian berdua di meja


ku, tolong dibaca dengan baik Ojii-Chan berbicara
dengan suara yang sangat lemas

Baik akan kami lakukan, jangan lupa untuk

meminum obat mu saut Kiko, lalu mereka berdua


mengambil surat yang terletak di meja dan keluar kamar.

Bagaikan bunga yang baru mekar kemarin sore

yang mash segar warnanya Bagaikan anak yang baru bisa


menyebut kata ibu. Rasa bangga ku tidak akan bisa
terhitung untuk kalian berdua. Jangan sekali-sekali
merasa tertinggal, gagal, kecewa ataupun menahan
amarah karena tidak baik. Aku tidak bisa lagi
membimbing kalian, kalian harus saling membantu antara
satu sama lain. Tugas ku sudah selesai sudah, kalian

mengerjakannya dengan baik. Yang aku minta hanya satu,


teruskan apa yang sudah aku ajarkan kepada kalian.

Setelah memberi surat itu kepada kami, ternyata

Ojii-Chan tidak pernah bangun kembali dari tidurnya. Saat


itu juga dia meninggalkan kami berdua dengan penuh
rasa kebanggaan.

Si Kembar Licik
Oleh: Edlyn Alifah

Aku Yuki dan ini adik kembarku bernama Kiko.
Kita lahir dan tumbuh di kota Nagoya. Saat kita berusia 13
tahun, kita kehilangan orang tua kita karena gempa besar
yang terjadi di Jepang yang mengakibatkan sunami yang
luar biasa. Semua yang kita miliki hilang termasuk orang
tua kita. Terpaksa kita pindah ke Oita, kota kecil yang
terletak jauh dari mana mana, maupun ibu kota. Kita
pun melanjutkan kehidupan di Oita bersama paman
Hiroshi dan bibi Nanako dengan hidup yang serba
terbatas.

5 tahun berlalu, akhirnya aku dan Kiko tamat

sekolah dan ingin pergi ke ibu kota. Aku tahu paman dan
bibi tidak mampu memberangkatkan kita, apa lagi biaya
hidup di kota. Namun, aku dan Kiko bertekad keras untuk
pergi ke ibu kota dengan segala harta yang kita paman
dan bibi miliki.

Karena Oita adalah kota yang kecil, aku dan Kiko

pun harus mengendarai bus ke Fukuoka selama kurang


lebih 2 jam untuk mencapai ke stasiun kereta yang akan
membawa kami menuju Tokyo. Hari kepergianku pun
tiba. Hari dimana paman dan bibi tidak nantikan. Karena
dana yang terbatas, paman dan bibi hanya bisa
mengantarkan aku dan Kiko ke stasiun bus di Oita.
Sebelum berpamitan, paman Hiroshi dan bibi Nanako
memberi pesan bahwa di ibu kota, apapun yang terjadi
kita harus saling membela dan menjagai satu sama lain,
karena kita tidak memiliki siapapun kecuali satu sama
lain. Aku dan Kiko berjanji untuk memegang pesan paman
dan bibi. Kita memeluk paman dan bibi, dengan berat
hati dan segera menaiki bus.

Perjalanan 2 jam itupun sudah berlalu dan

akhirnya penumpang bus diturunkan di stasiun utama


Fukuoka. Aku dan Kiko memasuki stasiun kereta dan
mengantre untuk membeli tiket menuju Tokyo. Karena
kereta akan datang sekitar satu jam lagi, aku dan Kiko
memutuskan untuk sarapan terlebih dahulu di kios
takoyaki yang ada di dalam stasiun kereta. Tak lama kita

selesai sarapan, kereta pun datang. Kita memasuki kereta


tujuan Tokyo dan memperlihatkan tiket ke petugas
kereta.

Tak kerasa dengan tidur yang nyenyak, 9 jam

hilang begitu saja dan kita pun sampai di stasiun kereta


Shinjuku, Tokyo. Tetapi, perjalanan kita tidak selesai
disini, karena biaya hidup yang mahal, kita terpaksa untuk
menyewa apartemen kecil di pinggir kota Tokyo. Kita pun
lanjut menaiki kereta selanjutnya tujuan Bunkyo dengan
kurang lebih 30 menit perjalanan. Karena hari yang
panjang, setibanya di stasiun kereta Bunkyo, aku dan Kiko
memutuskan pulang, rapih rapih dan beristirahat.

Malam pertama berlalu di ibu kota. Keesokan

harinya aku dan Kiko berencana untuk mencari kerja


paruh waktu di tengah kota untuk membantu keuangan
kita selama hidup dikota. Kita berharap untuk
mendapatkan pekerjaan yang sama tetapi sayangnya, aku
yang keterima kerja paruh waktu di daerah Shinjuku,
bekerja sebagai kasir makanan cepat saji dan Kiko yang
keterima kerja paruh waktu di Ginza, bekerja sebagai
penjaga toko bunga. Hari demi hari yang sama pun kita

lewati tanpa tantangan berat yang harus dialami, aku dan


Kiko dapat membayar biaya hidup di ibu kota, dan
terkadang kita suka saling mengirim surat ke paman dan
bibi sebagai pemberi tahuan bahwa kita dapat hidup
sehat dan bahagia. Hingga akhirnya hampir satu tahun
aku dan Kiko tinggal di ibu kota, setelah kerja paruh
waktu, Kiko mengajak aku makan di restaurant sushi yang
lumayan mahal. Aku pun heran dalam rangka apa kita
makan siang di restaurant mahal ini. Aku keluar dari
kerja paruh waktu ku di toko bunga, Yuki.

Aku pun kaget mendengar ucapan Kiko itu. Jika

Kiko keluar dari kerja paruh waktunya, mengapa


mengajak aku makan di restaurant sushi ini? Lantas siapa
yang akan membayarnya? Aku keluar dari kerja paruh
waktu ku karena aku bertemu pria. Ia seorang bapak
bapak yang menawarkan ku pekerjaan dengan bayaran
sangat mahal! Berkali lipat dibandingan bayaran kerja
paruh waktu kita. Namun pria itu memberikan kita satu
syarat, yaitu kita harus pindah dari Tokyo lanjut Kiko.

Aku terdiam dan mencoba untuk memproses apa

yang Kiko baru saja katakan. Aku pun heran mengapa

dengan gampangnya Kiko melepaskan mimpi sesama kita


balik ke kota demi duit?
Kau mau ikut aku apa tidak, Yuki? Pria ini butuh
jawaban paling lambat jam 6 sore ini. Ia hanya
memberikan ku kertas nomor telefon. Selebihnya akan ia
beritahu jika jawaban kita iya jelas Kiko. Aku masih ragu
ragu, Kiko. Kamu tau darimana bahwa pria ini niatnya
baik sama kita? Kamu yakin ikut pria ini? Kalau kamu
yakin dan ingin ikut pria itu, maka aku pun juga. Ingat
pesan paman dan bibi kalau kita harus ada untuk satu
sama lain? Jawab aku.

Bushi. Masayo Bushi nama pria itu. Pria yang

menghampiri kembaran ku dengan niat menawarkan


pekerjaan dengan bayaran lebih tinggi dibanding
perkjaan paruh waktu kita. Sore itu sore yang penuh
dengan keringat. Setelah hampir satu tahun tinggal di ibu
kota, akhirnya kita mengemas beberapa barang dan
sisanya kita kirim ke Oita. Di tengah kesibukan kita
mengemas tiba tiba telepon apartemen berbunyi.
Konnichiwa.. Hii.. tak lama, Kiko menutup teleponnya.
Itu siapa yang menelepon, Kiko? Front desk, katanya

kita ada kiriman paket. Aku kebawah dulu ya mau


ngambil paketnya seru Kiko sambil meninggalkan aku
dengan tumpukan barang dan debu.

Nih kita dapat kiriman paket dari Bushi. Isinya 2

tiket bus untuk kita lusa pergi ke Oshino Jelas Kiko


sambil memperlihatkan kiriman paket dari Bushi. Jika aku
boleh jujur aku masih meragukan pria yang bernama
Bushi ini. Dari begitu banyak orang di Tokyo, mengapa ia
menghampiri Kiko?

Hari itu pun tiba. Hari dimana aku dan Kiko

selesai berkemas semuanya dan siap meninggalkan ibu


kota. Aku dan Kiko harus menempu 20 menit perjalanan
dari Bunkyo menuju Shinjuku dimana bus kita berada.
Dari Shinjuku kita melanjutkan perjalanan menuju kaki
Oshino kurang lebih satu jam tiga puluh menit. Didalam
bus, kepala tur mengabsen satu persatu penumpang dan
saat tiba di kursi aku dan Kiko, kepala tur memberikan
kita surat. Aku dan Kiko membuka surat itu dan
membacanya bersama. Surat itu pun berisi petunjuk yang
mengarahkan kita ke Bushi. Aku semakin tidak yakin
dengan pria ini dan bagaimana bisa ia membuat Kiko

sangat yakin padanya. Ternyata tiket bus yang Bushi


belikan untuk kita adalah bus pariwisata tur gunung Fuji
yang melewati kaki gunung Fuji dan melakukan
pemberhentian di daerah Oshino.

Sesampainya di Oshino kita pun bingung harus

melakukan apa karena di surat yang diberikan Bushi,


kurang jelas. Tak lama kita turun dari bus, tiba tiba
wujud Bushi pun tampak. Bushi pun mengajak aku dan
Kiko untuk mengikuti dia. Aku heran mengapa jalannya
mulai menjauhi kota Oshino dan memasuki pelosokan.
Tiba tiba Bushi berhenti jalan membuat aku dan Kiko
bingung.
Selamat datang di pedalaman Oshino sambil
tersenyum menyambut aku dan Kiko dengan sedikit
kecurigaan di balik sambutan tersebut. Aku tahu bahwa
ada yang aneh dari ini semua. Bayaran macam apa yang
akan diberikan ke kita jika hidup di pedalaman kaki
gunung ini. Tetapi, anehnya Kiko tidak mencurigai
apapun. Setelah seminggu dengan kehidupan yang sangat
beda drastis, aku dan Kiko menjalini kehidupan yang
dapat dikatakan mewah tetapi di pedalaman kaki gunung

Fuji. Lalu, pagi itu setelah sarapan, Bushi menculik kita


dengan menutup mata kita dan membawa kita ke
lapangan.
Selamat datang di Oshino Ninja Village,
kampung dimana para ninja berada. Kalian sudah melalui
masa transisi. Saya guru Bushi, guru kalian dan Kalian
tidak bisa melarikan diri atau pun melawan saya karena
saya guru besar disini. Saya disini untuk melatih kalian
karena saya melihat bakat dalam diri kalian. Peraturannya
sederhana. Kalian mengikuti perintah ku, kalian dapat
hidup

dengan

bahagia.

Kalian

melanggar

atau

membantah perintah ku, kalian akan dihukum jelas


Bushi sambil senyum licik menatap aku dan Kiko yang
dikelilingi dengan ninja ninja di tengah lapangan terik.
Aku tahu bahwa ada yang tidak beres dari ini semua. Aku
sempat menatap marah ke Kiko yang sama kagetnya
dengan ku. Tetapi, secara terpaksa aku dan Kiko
mengikuti semua perintah, peraturan dan pelathian dari
guru Bushi.
Kecewa, sedih dan kesal aku dan Kiko mengikuti
pelatihan guru Bushi yang membentuk kita menjadi

seorang ninja yang ahli. Tetapi, sekali waktu aku dan Kiko
mencoba untuk melarikan diri saat pelathian ninja di
pasar. Alhasil aku mendapatkan besetan suriken di alis
mata kiriku dan Kiko yang mendapatkan besetan suriken
di pipi kanannya.
Hingga setelah setahun pelathian yang cukup
intensif, aku dan Kiko di masukan ke suatu misi. Misinya
adalah mencuri katana naga emas satu satunya di
Jepang, yaitu di tangan Hajime Naruhito, putra mahkota
generasi ke 3 dari keluarga besar Kaiser Naruhito. Dengan
imbalan, 100.000 yen dan 2 batang emas. Kita pun di
bekalkan pakaian dan kehidupan yang lumayan mewah
sehingga dapat memasuki lingkungan sosialita Hajime.
Samaran kita hanyalah gaya hidup. Misi kita mudah, salah
satu dari kita mendekati Hajime dan satunya menjadi
pengalihan untuk mendapatkan katana tersebut.
Misi dieksekusi saat kita dikirim ke kota masa
depan, bernama Odaiba City yang terletak di ujung Tokyo.
Malam itu aku dan Kiko memulai misi kita dengan
menghampiri pembukaan restaurant milik Hajime. Tak
hanya putra mahkota, Hajime adalah seorang pria yang

ahli di bisnis dan berjudi. Hajime seringkali pergi ke


Makau selama akhir pekan, untuk berjudi bersama
sobatnya dengan julukan Master Dragon. Pendekatan
dimulai dengan aku dan Kiko yang seolah olah menjadi
pengunjung VIP.
Tolong sajikan hidangan spesial kalian dengan
sake yang terenak kalian miliki aku memesan ke pelayan
yang melayani aku dan Kiko. Tak lama, ucapanku
mengundang Hajime kemeja, membuat ia sendiri
langsung melayani pemilihan sake.
Selamat malam gadis gadis, perkenalkan aku
pemilik restaurant ini, Hajime Naruhito. Disini kami
memiliki pilihan sake terbaik diseluruh Jepang! Gadis
gadis ini memiliki selera seperti apa? Manis? Sedikit
pahit? Atau sake modern yang di campurkan dengan
beberapa buah? Hajime menawarkan sakenya dengan
sedikit pamer.
Terimakasih, tetapi aku dan kembaranku akan
mengambil sake yang manis senyum Kiko menjawab
tawaran Hajime. Kalau boleh tahu, siapa nama kalian?
Bagaimana ku bisa bedakan kalian? tanya Hajime. Aku

Yuki dan ini kembaran ku Kiko. Jika ingin membedakan


kami, lihat saja tanda di muka kami. jawabku singkat
sambil menyelipkan kartu namaku ke tangan Hajime saat
berjabat tangan. Hajime pun tersenyum
Langkah pertama telah dieksekusi. Tetapi sudah
hampir seminggu tidak ada kabar dari Hajime dan tiba
tiba sore itu saat aku hendak menjumpai Kiko untuk
makan malam aku mendapatkan telepon dari nomor yang
tak tercatat di hpku. Mari makan malam bersama besok,
di restaurantku. Sudah seminggu kita tak berjumpa
Hajime Itu pesan pertama yang aku dapatkan dari
Hajime. Tanpa basa basi, inilah kesempatanku untuk
melanjutkan misiku.
Malam itu adalah malam kedua aku dan Hajime
berjumpa lagi setelah seminggu tidak bertemu. Kita
makan malam di restaurantnya dan Hajime pun mengajak
aku untuk berjumpa lagi besok siang untuk mendatangi
taman sakura yang dilanjutkan dengan makan siang
bersama. Hari demi hari berlalu, aku pun semakin dekat
dengan Hajime hingga aku lupa dengan misi guru Bushi
berikan untuk kita. Yuki! Bagaimana misi kita? Aku baru

saja mendapatkan surat dari guru Bushi mengingatkan


bahwa waktu kita tinggal 1 minggu lagi sebelum misi ini
gagal dan kita akan mendapatkan hukuman jelas Kiko.
Disitulah aku berfikir, aku sudah mulai memiliki
perasaan untuk Hajime. Aku tidak mau melakukan misi
bodoh ini. Aku akan mengambil kesempatan untuk
melarikan diri kedua kalinya. Setelah menjelaskan
perasaan dan ideku, Kiko pun setuju denganku. Dengan
waktu yang sempit akhirnya misi kedua kita jalankan
bersama misi pertama. Akhir pekan itu, aku pergi menuju
Makau bersama Hajime untuk menemani ia berjudi di
Grand Lisboa bersama Master Dragon dan rekan rekan
lainnya. Sedangkan Kiko tinggal di Tokyo untuk
menyelesaikan misi awal kita.
Saat aku menemani Hajime berjudi di Grand
Lisboa, aku dikenalkan ke rekan judi lainnya termasuk Lin
dari Hongkong dan Tauke Besar dari Indonesia. Di sisi lain,
Kiko berhasil mencuri katana naga emas yang hanya ada
satu satunya di Jepang dan menaiki jet pribadi milik
Hajime untuk menyusulku. Tetapi, pemilihan waktu Kiko
salah. Kiko tidak sengaja berjumpa dengan Guru Bushi di

bandara Makau yang kebetulan ia akan mendatangi


permainan judi di Grand Lisboa bersama Hajime. Guru
Bushi kira, aku melanggar perintahnya untuk memberikan
katana tersebut ke anak buahnya dan mencoba melarikan
diri ke Makau. Misi kedua ku pun secara tidak sengaja
terbuka dan aku segera menghubungi Yuki. Tetapi itupun
juga terlambat. Karena, pengawal Guru Bushi sudah ada
di Grand Lisboa yang sedang menunggu kedatangannya
siap menyerangku. Aku melarikan diri mencoba untuk
tidak membuat kericuhan permainan malam tersebut
namun Hajime menyadarinya dan bingung apa yang
sedang terjadi denganku
Karena aku dan Kiko tertangkap basah, Hajime
meminta penjelasan kejadian aslinya. Ternyata, Guru
Bushi menjebak kita dan mengkhianati kita. Guru Bushi
menjelaskan ke Hajime bahwa ia mencoba untuk
menangkap kita karena selama ini kita, si kembar licik
mencoba untuk mencuri katana naga emasnya. Saat
Hajime meminta bukti, tidak ada bukti apapun yang
mengindikasikan aku dan Kiko mencuri. Tetapi, Hajime
menemukan katana naga emas tersebut di kamar hotel

Guru Bushi. Guru Bushi pun kehabisan kata dan tidak


menyangka bahwa dialah yang dipermaikan dengan aku
dan Kiko. Di saat kericuhan ini lah aku dan Kiko
mengambil

kesempatan

untuk

melarikan

diri,

bersembunyi dari kebisingan kota menuju balik ke Oita.


Yuki panggil Kiko sambil memamerkan katana
naga emasnya. Tak kusangka, Kiko kembaranku sangatlah
jenius untuk menjebak Guru Bushi sekaligus mencuri
katana tersebut. Saat aku hendak membayar tiket
pesawat menuju Tokyo tiba tiba aku menemukan kertas
kecil diselipkan di dalam tasku. Kiko, sepertinya kita
mendapatkan misi baru ujarku ke Kiko sambil tersenyum
licik.
Lin namanya. Ia lah yang menyelipkan kertas
tersebut kedalam tasku, menawarkan kerja untuk
keluarganya di Hong Kong. Lin tertarik membayar kita
untuk bekerja bersamanya dengan imbalan berupa
ratusan dollar Hong Kong dan emas batangan.

Yuki dan Kiko


Oleh: Muhammad Pradhana 12 K

Setelah kejadian yang mencekam di gedung
tempat Parwez bekerja akhirnya Bujang berhasil
mengembalikan kejayaan keluarga Tong dan berhasil
merebut kembali tahta yang sempat di kuasai oleh Basyir,
Sang Pengkhianat keluarga Tong. Bujang kembali ke
markas sebagai pemimpin baru Keluarga Tong dan
membangun kembali kerajaan yang runtuh akibat
pengkhianatan. butuh waktu yang cukup lama untuk
membangun keutuhan dan kekuasaan keluarga tong
kembali,Bujang beruntung sekali memiliki Yuki dan Kiko
yang sangat memiliki kemampuan berlebih sehingga
mampu membantu membangun markas besar keluarga
tong kembali.
Butuh waktu 2 tahun untuk menyelesaikan
keruntuhan yang terjadi, Yuki dan Kiko diangkat menjadi
kaki tangan bujang yang sekarang menjabat sebagai
Tauke Besar. Karena memiliki kesibukan yang berlebih
banyak kegiatan yang harus nya di kerjakan Tauke besar

di berikan kepada Yuki dan Kiko, mereka berdua di pilih


karena memiliki kecerdasan yang berlebih dan
kemampuan berkelahi yang baik. Parwez yang setia tetap
bekerja di posisi semula, sedangkan white yang ikut
membantu ketika di gedung tempat parwez bekerja di
angkat oleh Tauke Besar sebagai pelatih tukang pukul dan
melatih mereka layaknya seorang militer.
Yuki dan Kiko memiliki banyak misi yang harus di
kerjakan dalam misi besar keluarga Tong, mereka berdua
di haruskan terbang kesana-kemari untuk melakukan misi
besar keluarga tong sedangkan, Di lain sisi White harus
memimpin pasukan tukang pukul untuk terus melatih
mereka untuk menjadi tukang pukul yang memiliki
kemampuan layaknya seorang pasukan elite militer, fisik
para tukang pukul di latih untuk kuat seperti para militer.
White berkata kepada seluruh tukang pukul,
kalian harus ingat, bertarunglah seperti banteng hadapi
lawan seperti macan.
Para tukang pukul berlatih dengan giat dan
semangat, mereka di latih untuk menjadi para prajurit
perang yang hebat.

Salonga sang maestro yang pernah melatih


bujang diminta White untuk mengirimkan murid terbaik
nya untuk melatih para tukang pukul untuk mampu
menggunakan pistol dengan baik dan akurat. Joshua
Alfonso, murid terbaik salonga yang di tunggu itu pun
datang, badan yang tegap dan tampan membuat para
pasang mata tertuju padanya termasuk Si Kembar Yuki
dan Kiko; Namun, Yuki hanya menatap sejenak saja
sedangkan Kiko sepertinya sangat tertarik kepada Josh
sapaan akrab dari Joshua Alfonso. Setelah menginjakan
kaki di Markas besar keluarga Tong ia langsung
mengeluarkan senjata andalan nya dan mengarahkan
tembakan nya ke arah sebuah pot bunga yang berjarak
1000 meter dan berhasil tepat sasaran, semua orang yang
melihat bertepuk tangan karena kehebatan Josh.
Tauke Besar yang melihat keahlian Josh pun
berkata, Wahai anak muda kau sangat hebat seperti
gurumu Salonga.
Josh pun menjawab, Salonga tetap yang paling
hebat, berkat nya aku menjadi hebat seperti sekarang
ini.

Kiko senang sekali dengan kedatangan Josh yang


membuat hati nya terpana, Kiko sangat jatuh hati
terhadap Josh pada pandangan pertama. Laki-laki asal
Filipina tersebut sangat lah mudah menarik perhatian
siapa saja di sekitar nya, ketika di ia masih di Filipina
banyak wanita yang jatuh hati padanya. Joshua Alfonso
nama yang memiliki arti Karunia tuhan yang memiliki
kesiapan untuk melayani cocok untuk disematkan kepada
Josh yang memiliki kesigapan dan loyalitas yang tinggi
terhadap siapapun.
Yuki

dan

Kiko

menjalankan

Misi

besar

menghadapi keluarga Nguyen Van Tieng, keluarga asal


Vietnam itu disinyalir melakukan penyadapan terhadap
keluarga Tong, hal tersebut dikemukakan oleh Parwez
yang sekarang memiliki alat yang canggih buatan Jerman
yang dapat mengidentifikasi adanya penyadapan atau
sesuatu yang membahayakan keluarga Tong. Tauke Besar
mengambil keputusan untuk memberangkatkan Si
Kembar Ke Dalat Vietnam yang merupakan markas besar
Keluarga Tieng sebutan Keluarga Nguyen Van Tieng,
mereka berdua melakukan penyamaran seperti biasa nya.

Sayangnya,White yang ingin ikut dalam tugas tersebut


dilarang oleh Tauke Besar karena White masih harus
terus memantau perkembangan para Tukang Pukul di
markas besar, sedangkan Tauke Besar menyuruh Josh
yang merupakan Orang Baru untuk membantu Yuki dan
Kiko, Yuki dan Kiko pun senang akhirnya White yang
orang nya terlalu serius tidak ikut bersama mereka,
terutama Kiko yang sangat gembira sekali karena bisa
melakukan misi bersama Si Tampan Josh yang sangat
Cool menurut Kiko.
Setalah perjalanan yang memakan waktu yang
cukup lama akhir nya mereka sampai di markas besar
keluarga Tieng di Vietnam. Mereka merancang strategi
agar bisa bertemu ketua keluarga Tieng secara cepat,
Strategi mereka seperti permainan catur dimana Yuki dan
Kiko menjadi Pion pemancing keluarnya pasukan
bersenjata milik keluarga Tieng. Di misi ini Si Kembar
berpakaian layaknya wanita elegan yang cantik, tujuan
nya adalah memancing para lelaki yang melihat nya
terpana dan tetap fokus kepadanya, sedangkan tugas
Josh menjadi cover yang baik untuk Yuki dan Kiko. Josh

sudah menyiapkan cukup Amunisi untuk menghabisi para


prajurit keluarga Tieng, ia pun menyamar sebagai
Seorang pebisnis yang ingin bekerja sama keluarga Tieng.
Skema yang mereka gunakan adalah Mereka bertiga
masuk secara bersamaan dan para penjaga gerbang
terfokus pada Si Kembar dan melewatkan mereka bertiga
begitu saja seketika si kembar menghabisi penjaga
dengan shuriken andalan mereka agar tidak terdengar
letusan yang keras.
Setelah mereka berhasil melewati kawalan
penjaga pintu tadi mereka bertiga melihat prajurit elite
hanya berjaga di depan pintu ketua keluarga Tieng,
Jumlah mereka pun banyak. Strategi berikutnya yang
akan mereka lakukan adalah menggunakan Yuki agar
memancing para Prajurit Elite untuk tertarik padanya,
sedangakan Josh akan mengcover Kiko Untuk masuk ke
dalam ruangan ketua Tong dengan aman dan
memberikan senjata pistol milik Josh untuk menjaga diri
dari hal yang tidak di Inginkan.
Setelah berhasil memasukan Kiko kedalam
ruangan, Josh mulai membantu Yuki yang semakin

terdesak ke pinggir, dari belakang Josh memberikan kode


kepada Yuki untuk menyerang, seketika Yuki menyerang
dengan cepat setidaknya ia mampu pergi dari
gerombolan prajurit elite milik Keluarga Tieng. Dengan
sigap dan ketenangan yang di miliki Josh, ia
mengeluarkan Machine Gun milik nya yang mampu
menampung ratusan peluru di dalam nya, machine gun
yang ia bawa ia selipkan di belakang jas milik nya,
machine gun itu seketika mengahabisi seluruh pasukan
elite.
Untuk saja kau cepat Josh, kalau tidak tubuhku
bisa habis di gerogoti rayap-rayap sialan itu, ujar Yuki
setelah selesai.
Josh menjawab, Maafkan aku Yuki aku juga
harus berhati- hati menjaga Kiko.
Dasar! Yuki berujar kembali, Kau ingin mencari
kesempatan ya.
Josh menjawab, Tidak, aku hanya menjaga agar
kita dapat menjalankan strategi dengan baik.

Di lain tempat Kiko yang sedari tadi sudah masuk


ke tempat keluarga Tieng di sambut dengan baik oleh
ketua Tieng, Kiko berhasil mengulur waktu sampai datang
nya Yuki dan Josh, Sedari tadi Kiko sudah mampu
membuat ketua tieng terpesona padanya, keluarga tieng
hampir saja mengajak kiko bermain-main, namun Josh
dan Yuki datang tepat waktu. Kiko yang sedari tadi
lembut terhadap Keluarga Tieng berubah 360 derajat,
mereka bertiga lalu mengintrogasi ketua Tieng.
Mereka bertanya kepada Ketua keluarga Tieng,
Apa yang kau ingin lakukan terhadap keluarga Tong?
Ketua Keluarga Tieng berkata dengan nada
tertawa, Hahaha! Kalian salah masuk ke markas besar
keluarga Tieng kalian hanya mehabiskan amunisi senjata
kalian dengan percuma, yang kalian tembak sedari awal
tadi adalah robot yang kuciptakan agar musuh yang
masuk kesini terlihat mudah memasuki markasku. Aku
hanya tinggal menekan tombol rahasia yang ada di
ruangan ini dan menghilang begitu saja, dan otomatis
seluruh pasukan elite asli milik keluarga Tieng dengan
cepat akan menghabisi kalian.

Yuki dan Kiko bertanya, Kami Ingin bertanya


kepada anda apa tujuan anda menyadap percakapan
dalam keluarga kami, masalah keluarga bisa di bicarakan
dengan baik-baik kok.
Ketua keluarga Tieng berkata, Semua yang ada
di Dunia ini Ingin menjadi penguasa termasuk kami, kami
belum puas dengan hasil yang telah kami terima. Kami
ingin lebih kuat dan menjadi yang paling kuat.
Percakapan pun berkahir, rupa nya Josh
memerhatikan gerak-gerik tangan Ketua keluarga Tieng
sejak tadi, rupanya ia bersiap untuk melarikan diri dan itu
akan membahayakan bagi Josh,Yuki dan Kiko. Ketika
ketua Tieng ingin segera menekan tombol.
Josh berteriak seketika, Kiko!! Lemparkan
shuriken ke arah tangan kanannya.
Seketika Kiko melemparkan shuriken tepat di
pergelangan tangan kanan nya hingga membuat tangan
kanan ketua keluarga Tieng putus, seketika Ketua
Keluarga Tieng Berteriak kesakitan, namun ia tetap ingin
mencoba mempertahankan keutuhan keluarga nya.

tangan kirinya mencoba menekan tombol, namun dengan


cepat Josh mengeluarkan pistol nya dan berhasil tepat di
kepala ketua keluarga Tieng. Namun, sial bagi mereka
sikut ketua keluarga Tieng yang Tewas mengenai tombol
dan seketika ratusan pasukan elite milik keluarga Tieng
keluar dari balik tembok.
Kiko berkata, Oh tidak! Celaka! kita terdesak,
bagaimana ini Josh? Yuki?.
Tenang saja Kiko aku sudah menyiapkan peledak
masal yang aku pasang tadi di dekat meja Ketua Keluarga
Tieng, kita hanya tinggal menghindar dari mereka saja.
Yuki dan Kiko bertanya, Bagaimana caranya
Josh?
Josh menjawab, Tenang saja, aku sudah tahu
caranya aku telah mengamati tembok ruangan ini tembok
nya tebal dan kuat, jadi yang harus kita lakukan adalah
bagaimana kita keluar dari ruangan ini dengan selamat
dan menutup rapat pintu ruangan ini. Setelah itu kita
tinggal menekan tombol alat peledak yang telah aku

pasang tadi, di jamin bom tidak akan menyentuh lapisan


kulit kita setitik pun.
Yuki dan kiko pun mengangguk, mereka bertiga
sangat gesit menghadapi gerombolan pasukan elite
keluarga Tieng. Akhirnya mereka berhasil selamat setelah
dengan kegesitan mereka bertiga keluar dari ruangan
utama keluarga Tieng. Ruangan tersebut meledak dan
misi tersebut pun selesai. Mereka bertiga akhirnya pulang
dengan selamat menuju markas besar keluarga Tong,
sesampainya di sana mereka di sambut seperti pahlawan
bagi keluarga Tong, Tauke Besar pun bahagia dengan
hasil kerja keras mereka bertiga. Mereka bertiga
mendapat sanjungan dari banyak pihak di dalam keluarga
Tong, White yang melihat kesuksesan mereka pun sedikit
agak iri terhadap pencapaian mereka. Sejak saat itu
White berkeinginan untuk menjalankan misi, namun
Tauke tetap saja bersikeras melarang nya karena White
harus fokus dulu untuk mengurus puluhan tukang pukul
keluarga Tong.
Hari itu pun tiba, Hujan melanda Ibu Kota hari
itu, Yuki dan Kiko sedang Tidur di dalam mimpi mereka

berdua ada ratusan tentara yang menyerang Markas


besar. Ketika mereka berdua melihat mimpi mereka
ditengah ratusan tentara terdapat orang yang tak asing
lagi bagi mereka yaitu White. White tengah menjadi
komandan bagi para tentara-tentara itu, seketika mereka
berdua terbangun.
Yuki berkata, Kiko aku bermimpi seram sekali,
aku bermimpi keluarga Tong diserang oleh ratusan
tentara dan aku melihat seseorang yang tak asing lagi.
Kiko menjawab, White? Yuki Apa kita memiliki
mimpi yang sama, namun apa maksud semua ini?
Yuki berkata, Mungkin ini hanyalah mimpi Yuki
lebih baik kita berpikir positif saja.
Pada saat mereka sedang berbincang tiba-tiba
dentuman keras terasa di kamar mereka, seketika mereka
memeriksa apa yang sudah terjadi. Tak disangka mereka
berdua mendengar teriakan, setelah mereka berdua
menyelidiki suara tersebut berada di Ruang Utama
markas besar. Tauke Besar Dalam Masalah ternyata
White dan Ketua Keluarga Tieng sedang mendesak Tauke

Besar. Tauke terdesak karena Tauke terikat di kursi dan


pistol white tepat berada di kepala Tauke Besar. Yuki
dengan cepat melempar shuriken ke arah White, namun
lemparan nya masih meleset, seketika ratusan tentara
keluar dari balik tembok. Tentara yang keluar bukan
tentara sungguhan melainkan ratusan tentara robot.
Kiko berkata, kita harus membutuhkan bantuan
Josh Yuki, mereka adalah satu-satu nya harapan kita.
Yuki berkata, Aku tidak tahu bagaimana
mendatangkan Josh karena telepon genggamku tertinggal
di kamar, mungkin kita di takdirkan untuk berjuang
bersama adikku kita harus menolong Tauke Besar.
Seketika mereka berdua bagaikan seorang ninja
yang mampu menghabisi puluhan tentara robot itu
secara cepat. Tinggal tersisa 10 tentara lagi, namun
mereka sangat letih menghadapi mereka. Seketika Yuki
dan Kiko terduduk dan sangat lemas, saat posisi terduduk
tentara robot mengarahkan senjata ke arah mereka
berdua. Ketika ingin menembak seketika semua robot itu
tumbang dalam hitungan menit. Josh datang membantu
Yuki dan Kiko, melihat Josh datang Kiko sangat senang.

Kiko berkata, Terima kasih Josh Pangeranku kau


datang pada saat yang tepat.
Josh menjawab, Maaf aku terlambat tadi ada
urusan sebentar.
Yuki menjawab dengan sinis, Dasar kau Kiko
mencari kesempatan ya rupanya, kau juga Josh kenapa
datang terlambat?
Josh berkata, Maafkan aku Yuki aku tadi lagi
sibuk. Setelah itu dengan cepat Josh menembak pelipis
ketua keluarga Tieng, lalu mereka menghampiri White
yang terdesak.
Yuki

berkata,

kenapa

kau

tega

white

mengkhianati kami yang telah baik kepadamu.


White berkata, Aku bosan selalu di nomer dua
kan setelah kalian, aku ingin menjalankan misi karena aku
merasa hebat dan kuat.
White lalu dengan cepat menyerang yuki kiko,
karena kehebatan yang dimiliki White sangatlah kuat dan
akhirnya mereka pun mulai terpelanting satu per satu,
White mulai menyerang Tauke Besar. Ketika White siap

menghujamkan pisau ke arah tubuh Tauke Besar, Yuki


dengan cepat melemparkan shuriken nya yang mampu
menembus tubuh White. Seketika suasa hening sejenak,
lalu Tauke Besar pun selamat dari kejadian itu. Keesokan
hari nya Tauke Besar mengirimkan sepucuk surat untuk
Yuki yang berisi permohonan maaf dari Tauke Besar dan
ada satu surat lagi yang berisi tentang pernyataan
perasaan tauke terhadap Yuki. Rupanya Tauke
Besar(Bujang) sangat mencintai Yuki sejak ia menjadi
Tauke Besar sekarang, isi surat itu pun berisi puisi yang
menyatakan cinta Tauke Besar.
Isi Puisi:
Kau bersinar seperti matahari pagi
Bagaikan sakura yang selalu menemani
Dikala sedih maupun senang
Kau yang menjadi sesosok penenang
Bagi hatiku yang gundah gulana
Menerangi hati bagai sebuah permata

Setelah meneriman surat tersebut, Yuki sangat

tersentuh hati nya dan langsung menemui Tauke Besar.


Yuki bertanya, apa maksud dari Puisi tauke?
Tauke Besar menjawab, Yuki sebenarnya aku
telah mencintaimu sejak kejadian di gedung parwez kau
sangatlah dewasa dan pemberani, kau juga yang berhasil
menyelamatkan hidupku. Apakah kau bersedia menjadi
pasangan hidupku Yuki?
Yuki menjawab, aku akan menikah jika Kiko juga
menikah juga karena kami anak kembar?
Tauke Menjawab, baiklah aku akan menikahkan
nya dengan Josh. Setelah percakapan itu akhirnya
mereka menikah dan hidup bahagia selamanya.

Pulang Yang Terungkap


Oleh: Putri Maharani 12 D

Yuki dan Kiko adalah saudara kembar yang selalu
bersama dari kecil, masa kecilnya pun bahagia sampai
orang tua mereka meninggal. Sejak itupun mereka diasuh
oleh guru Bushi dan bibi Oibu. Yuki dan Kiko adalah dua
anak yang tumbuh menjadi wanita yang sangat cantik,
walaupun dari kecil mereka kehilangan sosok orang tua
kandungnya tetapi guru Bushi dan bibi Oibu selalu
mendampingi mereka. Mereka berdua pun sempat
kesulitan saat ditinggal oleh kedua orang tua mereka,
menangis setiap hari adalah rutinitas mereka dulu. Tetapi
atas bantuan guru Bushi dan bibi Oibu membuat
semangat mereka kembali lagi dan memiliki sifat optimis
kembali. Hari- hari yang sedih berubah menjadi
menyenangkan mung kin tidak semenyenangkan dulu
tetapi setidaknya lebih baik . Semakin mereka bertumbuh
semakin mereka mengerti untuk tetap berjuang demi
hidup ini. Dan membanggakan kedua orang tua asuh
mereka, mereka pun sibuk bekerja dan belajar untuk

mengalihkan pikiran mereka yang sedih itu. Kiko


sangatlah dekat dengan guru Bushi yang selalu
mengajarinya bela diri atau berhantam, walaupun Yuki
adalah wanita tetapi dia sangatlah tangguh dan kuat.
Sedangkan Yuki sangatlah dekat dengan bibi Oibu yang
sangat anggun tetapi memiliki pemikiran yang sedikit
cilik, Yuki sering diajarkan bagaimana terlihat anggun oleh
pria dan bagaimana memanipulasi seorang pria agar
mendapatkan apa yang dia mau.
Dari

kecil

mereka

mempunyai

kelebihan

tersendiri yang diajarkan oleh orangtua angkat mereka,


walaupun hanya orangtua angkat tetapi mereka tetap
mencintai dengan sepenuh hati. Ajaran-ajaran yang
diberikan kepada Yuki dan Kiko adalah untuk kebaikan
mereka, yaitu untuk dapat bertahan hidup, ajaran itu
adalah untuk mereka mengahasilkan uang untuk
hidupnya. Yuki dan kiko pun sangatlah gigih untuk belajar
dengan orang tua angkat mereka. Karena keinginan anak
kembar ini adalah membuat guru dan bibinya sangat
bangga padanya, untuk membalas segala kebaikan yang
diberikan kepada Yuki dan Kiko.

Semakin bertumbuhnya Yuki dan Kiko mereka


semakin ahli dalam pekerjaannya, mereka kebanyakan
memiliki target yaitu pria-pria kaya yang mudah tergoda
dan menyerahkan hartanya kepada kedua kembar
tersebut. Mereka biasanya bekerja bersama yaitu saling
membantu menghasut satu target ataupun mereka
mempunyai target masing-masing. Keliling dunia pun
sudah mereka lalui, mereka pun sudah ahli dalam hal
menipu dan mencuri. Mereka berdua adalah orang yang
sangat handal dalam kasus seperti ini.
Banyak sekali korban yang lehai atas penampilan
cantik dari Yuki atau Kiko, biasanya Yuki yang menggoda
pria agar jatuh cinta kepadanya dan setelah dia
mendapatkan barang yang dia mau contohya adalah
uang, perhiasan, ataupun emas. Sedangkan Kiko adalah
pelaku terakhir jika target mengetahui pencurian ini
dialah orang yang dapat menyingkirkan target tersebut.
Tetapi hal ini jaranglah terjadi karena Yuki sangatlah
hebat

dalam

melakukan

perkerjaan

ini

tampa

meninggalkan jejak kaki. Kiko pun biasanya mengeluarkan


aksi tinjunya atau bela dirinya kepada orang-orang kaya

yang mendapatkan uang dengan cara licik contohnya


korupsi atau penipu.
Yuki, Kiko kemarilah ada yang ingin ku
bicarakan, ujar guru Bushi sambil menatap Yuki dan Kiko
dengan tatapan tajam.
Yuki dan Kiko pun menghampiri guru Bushi dan
bibi Oibu yang sedang duduk di kursi dengan wajah yang
sangat serius.
Ada apa guru? Tanya Yuki dan Kiko dengan
kebingungan.
Yuki, Kiko kalian berdua sudahlah ahli dalam hal
ini. Saya dan bibi Oibu sangatlah bangga dengan
perkembangan yang kalian capai saat ini. Besok, adalah
hari besar untuk kalian berdua. Besok adalah saat dimana
kalian menunjukan keahlian kalian sebernarnya, Ujar
guru Bushi dengan serius.

Yuki dan Kiko pun mengerutkan dahinya dan

kebingungan apa inti dari pembicaraan guru Bushi.


Anak-anak ku, ya aku sudah menganggap kalian
sebagai anak ku sendiri. Dan aku sangat sayang dengan

kalian berdua. Ujar bibi Oibu dengan mata yang berkacakaca. Yuki dan Kiko pun tambah kebingingan dan
bertanya-tanya dipikiranya mengapa bibi Oibu berkata
seperti itu.
sudahlah..Oibu.. ucap guru Bushi sambil
mengelus pundak bibi Oibu.
Jadi, saya dan bibi Oibu memberikan kalian
suatu misi yang sangat penting, mungkin ini adalah misi
yang sangat kompleks yang akan kalian jalani. Misi ini
sangatlah bahaya dan kalian harus bekerja keras untuk
mencapai misi ini. Besok malam kalian aku tugas kan
untuk mencuri sebuah chip. Chip ini dimiliki oleh mafia
yang sangat kaya, chip ini sangatlah kecil maka akan
diletakkan di tempat yang sempit. Dan dia adalah salah
satu mafia terkaya di dunia Tutur guru Bushi.
hah? Apakah ini serius guru Bushi? Aku
menunggu ini sejak aku lahir!! ujar Kiko eksesif.
yaa!! Guru Bushi tidak kah kau ingat, aku dan
Kiko ingin sekali menjadi mafia kaya!! Wah aku tidak
sabar mencuri chip itu darinya, Gegas Yuki bersemangat.

Yuki dan Kiko pun sangat bergelora bukan


menjadi takut karena tantangan ini, tetapi mereka malah
tidak sabar melakukan misi kali ini. Guru Bushi pun
menjelaskan dengan detil misi yang akan diberikan itu,
Yuki dan Kiko diperintahkan untuk menyamar masuk ke
acara yang diselenggarakan di rumah mafia tersebut.
Acara yang dibuat mafia kaya itu sangatlah megah dan
mewah, dan banyak sekali orang-orang penting yang di
undang.
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, jam 12 teng
Yuki dan Kiko berpamit dengan guru Bushi dan bibi Oibu.
Tanpa rasa takut pun mereka bergegas dan menyiapkan
segala barang yang akan mereka bawa .
Hati-hati kalian anak ku, aku yakin kalian
berhasil melaksanakan misi ini dan menaikan derajat
keluarga kita ucap guru bushi sebelum mereka pergi.
Yuki dan Kiko pun tersenyum dengan wajah
percaya diri dan berbalik badan untuk berlaju menuju
tempat tujuannya. Sebentar!! ucap bibi Oibu dengan
tergesah-gesah hanya satu pesanku untuk kalian anak-

anak ku, persiapkanlah diri kalian untuk apapun yang


terjadi nanti tutur bibi Oibu dengan senyuman terharu.
Yuki dan Kiko pun akhirnya sampai di rumah
tujuanya yaitu rumah mafia yang sangat besar dan megah
menggunakan gaun anggun serta wajah yang dirias cantik
. Sesampainya di rumah tersebut mereka pun
termengung wah.. rumah ini besar sekali, Ujar Yuki
terpesona. Yuki! Ayo jangan terhasut dengan rumah
mewah ini, dapat kan chip itu dan kita akan bangun
rumah lebih megah! Ucap Kiko bersemangat. Mereka
pun menyelediki rumah ini terlebih dahulu dari ujung ke
ujung. Setelah mengerti setiap sisi dari rumah ini mereka
pun memasuki gerbang tinggi yang dilapisi oleh emas.
Apa kau siap Yuki? ujar Kiko. Ya, ayo lakukan ini demi
guru dan bibiucap Yuki. Sesaat memasuki rumah mewah
itu pun mereka berpencar dan berbicara lewat alat
komunikasi yang disambungkan di telingnya.
Kiko, sudah kah kamu menemukan ruangan
itu? Tanya Yuki.
Belum, bantu aku kelilingi rumah istana ini ujar
Kiko.

Mereka pun mengelilingi setiap ruangan yang ada


di rumah itu walaupun ramai dan penuh dengan banyak
orang mereka tetap menyamar dengan terlihat
mempesona.
Yuki aku mencurigakan satu ruangan di lantai
duaUcap Kiko tergesah.
Tunggu aku menyusul kesana.
Mereka pun bertemu tepat di ruangan
mencurigakan itu, dan mencoba untuk membuka
pintunya dengan menggunakan suatu alat. Pintu pun
terbuka dan mereka masuk secara perlahan-lahan agar
tidak ada yang melihat. Setiap bagian dari ruangan itu
mereka menyelidiki, laci, lemari, ataupun lantai. Mereka
pun bingung dimana chip itu disembunyikan oleh mafia
tersebut. Saat Yuki sedang mengecek rak buku, Yuki
tanpa sengaja menarik buku yang tiba tiba membuka
suatu pintu rahasia. Yuki dan Kiko sangat kaget akan
tetapi mereka juga senang karena akhirnya mereka
menemukan tempat tersebunyi terebut. Mereka
langsung bergegas masuk kedalam ruangan rahasia
tersebut. Didalam ruangan tersebut mereka langsung

menemukan chip yang mereka cari selama ini. Akan


tetapi chip tersebut dijaga keras dengan banyak
teknologi canggih, yaitu adalah laser merah, jika mereka
melawati laser merah tersebut alarm akan berbunyi dan
misi

mereka

akan

gagal.

Karena

Yuki

selalu

memperdulikan penampilannya, ia selalu membawa


cermin kecil kemanapun ia pergi dan untungnya cermin
tersebut memiliki dua sisi cermin dan ia menggunakannya
untuk memantulkan laser merah tersebut.
Saat Yuki mau memantulkan laser merah yang
menjaga ketat chip tersebut tiba tiba Yuki bersin
sehingga tanpa sengaja cermin Yuki jatuh dan tangan Yuki
mengenai laser merah, alarm pun berbunyi dengan
sangat keras. Yuki dan Kiko langsung mengambil chip
tersebut dan lari sangat cepat. Mereka lari keluar dari
ruangan tersembunyi tetapi ternyata di depan ruangan
tersebut sudah banyak orang yang menjaga. Tanpa segan
segan Kiko langsung menghantam penjaga satu persatu,
Yuki juga membantu Kiko untuk melawan penjaga
penjaga tersebut. Setelah mereka menghabiskan para
penjaga yang berada di dalam ruangan itu merek

langsung lari keluar mencari pintu keluar rumah istana


yang sangat besar itu. Mereka tetap di kejar oleh banyak
penjaga lainnya, pertengkaran besar terjadi selama
mereka mencari jalan keluar. Kiko menggunakan semua
kamampuan yang ia miliki, yang selama ini telah diajarkan
oleh Guru Bushi.

Pada

saat

Kiko

sedang

sibuk

memperjuangkan nyawanya dan chip tersebut tiba tiba


Yuki terjatuh karena tersandung gaunnya yang sangat
panjang itu. Yuki tidak bisa lari dengan cepat karena hal
tersebut. Kiko pun harus membantu saudara satu
satunya itu, ia tidak akan meninggalkannya sendirian.
Walaupun Kiko harus membantu Yuki berjalan tetapi ia
tetap berkelahi dengan para penjaga, malah karena Yuki
membutuhkan bantuan untuk berdiri, mereka jadi
berkerja sama untuk berkelahi.
Akhirnya

setelah

sekian

lama

mereka

menemukan pintu keluar rumah istana tersebut. Yuki dan


Kiko sangat senang saat mereka menemukan pintu keluar
tersebut akan tetapi saat mereka keluar dari rumah itu
ternyata didepan sudah banyak sekali penjaga yang

mengelilingi mereka. Yuki dan Kiko sangat kaget dan


sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa. Mereka hanya
bisa berdiri dan diam tak bertenaga, semua kemampuan
mereka sudah dikeluarkan pada saat merek masih
didalam rumah istana. Tiba tiba Yuki memiliki ide dan
membisikinya kepada Kiko.
Kiko, aku memiliki ide. Kita berpura pura kalau
kita menyerah. Lalu pasti mereka satu persatu akan
mendekat dan mencoba untuk menahan kita agar kita
tidak kabur. Saat mereka mendeket kita langsung
memberontak dan menyerang mereka, kita harus
berkerja sama untuk menghabiskan merek semua dan lari
dari sini, aku akan memaksakan kakiku. Yang penting kita
selamat membawa chip itu dan tidak mengecewakan
Guru Bushi. Bisik Yuki kepada Kiko.

Kiko sangat setuju dengan rencana Yuki dan

mengangguk. Kiko langsung teriak kepada semua penjaga


dan memberi tahu mereka bahwa mereka menyerah.
OK! KALIAN SEMUA MENANG! SAYA DAN SAUDARA
SAYA MENYERAH! KAMI MENYERAHKAN DIRI, SILAHKAN
TAHAN KAMI. SAYA TIDAK TEGA DENGAN SAUDARA

SAYA, KAKINYA TERLUKA! teriak Kiko kepada seluruh


penjaga.

Dugaan Yuki pun benar, mereka satu persatu

maju kearah mereka untuk menahan mereka. Yuki dan


Kiko hanya angkat tangan dan diam diri. Saat para
penjaga memegang tangan mereka untuk menahannya
tiba tiba Yuki langsung memberontak dan Kiko langsung
mengangkat Yuki dan perkelahian tersebut mulai lagi.
Saat mereka sedang berkelahi tiba tiba ada suara bapak
bapak sangat kencang berbicara
SEMUANYA CUKUP! SUDAH CUKUP! HENTIKAN
INI SEMUA. Teriak bapak bapak tersebut.

Semua langsung berhenti dan terilihat sangat

bingung, termasuk Yuki dan Kiko. Mereka tidak


mengetahui apapun. Para penjaga langsung berbaris dan
menunduk. Yuki dan Kiko menggunakan waktu tersebut
untuk kabur akan tetapi saat mereka sedang berusaha
untuk kabur, mereka ketahuan.
Yuki, Kiko! Cukup! kata seorang perempuan.

Seorang perempuan dan lelaki yang tadi teriak

pun menunjukan dirinya dan jalan kearah Yuki dan Kiko.


Saat perempuan dan lelaki tersebut mendekat kearah
Yuki dan Kiko, mereka terlihat sangat shock.
Kalian siapa? mengapa kalian sangat mirip
dengan... tanya Yuki dengan wajah yang memerah dan
mata berair. Perempuan dan lelaki tersebut hanya
senyum.
Kiko...
siapa mereka.. apakah mereka.. tanya Yuki
dengan nada yang lirih seperti menahan tangis
Jawab! Kalian siapa?! bentak Kiko.
Yuki, Kiko, tenanglah nak.. Jawab perempuan
itu menenangkan
lihatlah wajah kami baik-baik nak, ingatkah
kami? Orang yang sangat mencintai mu. Ujar
perempuan itu
APA..APA MAKSUD MU JELASKAN! hentak Kiko
dengan suara serak menahan tangis

Kami orangtuamu nak ucap lelaki tersebut.


Tidak mungkin! Orangtua kami sudah lama
meninggal! teriak Kiko.

Punya bukti apa kalian kalau kalian benar

benar orangtua kami? tanya Yuki.


Perempuan dan lelaki tadi pun menghela nafas Ayo ikuti
aku nak. Mereka pun mengajak Yuki dan Kiko ke sebuah
ruangan yang bisa dimasuki dengan cap jari tertentu dan
harus melakukan scan mata.

Mengapa kalian membawa kami kesini. Tanya

Yuki penasaran.
Jika kalian perhatikan isi ruangan ini kalian akan
mengertiujar lelaki itu. Yuki dan Kiko pun melihat
sekeliling mereka yaitu banyak sekali foto-foto
terpampang, mereka pun kaget. Banyak sekali foto
mereka, bukan hanya saat mereka kecil tetapi saat
mereka bertumbuh dewasa sampai sekarang.
Apa.. Apa maksud ini semua?tanya Yuki
kebingungan sambil menangis.

Anak-anak ku kami adalah orang tua kalian, jika


kalian mengira kita tidak menyayangi kalian itu semua
adalah kesalahan besar! Kami menitip kan kalian kepada
guru Bushi dan Bibi Oibu karena mereka adalah orang
yang paling kami percaya untuk menjaga kalian.. Ayah..
bantulah aku menjelaskan.. Ucap perempuan tadi dan
menjedanya karena terisak tangis.
Baiklah aku akan menjelaskan, kami berdua
menitipkan kalian dengan guru Bushi dan bibi Oibu
karena kami ingin menjaga kalian. Dunia Ayah dan ibu mu
ini sangatlah keras nak, banyak sekali orang yang ingin
melukai keluarga kita termasuk kalian. Jika orang-orang
itu tau kami memiliki anak, mereka akan tau titik
kelemahan ibu dan ayah mu ini. Kami menitipkan kalian
dengan guru dan bibi untuk menjaga dan mengajarkan
kalian untuk siap menjalankan kehidupan dunia ayah dan
ibu. Dan sekarang membuktikan kalian sudah kuat dan
berani!kalian sudah siap masuk kedalam dunia bahaya
iniucap lelaki lentang.

Yuki dan Kiko pun masih bingung untuk

menyerap kata-kata dari perempuan dan lelaki itu yang

bisa dibilang bahwa mereka adalah orangtua Yuki dan


Kiko.

kemarilah

anak-anak

ku

yang

cantik,

kemarilahujar perempuan itu dengan senyum terharu.


Mereka pun berpelukan, perasaan Yuki dan Kiko sangat
campur aduk, ada sisi dimana mereka merasa sangat
kesal dan tidak percaya tetapi di sisi lain mereka
sangatlah senang karena menemukan orangtuanya yang
lama dia rindukan. Selagi berjalannya waktu mereka
semakin mengerti dan memahami arti dari semua
kejadian ini. Mereka pun sangat senang karena citacitanya yang ingin menjadi mafia tercepai, mungkin
lebih baik karena mereka adalah anak dari mafia yang
sangat kaya raya. Dilain itu mereka sangat senang karena
dapat kembali utuh dengan keluarganya, Yuki dan Kiko
pun tidak melupakan guru Bushi dan bibi Oibu karena
mereka berdua juga pindah ke rumah ayah and ibu si
kembar. Mereka pun melanjutkan hidupnya menjadi
keluarga mafia yang sukses, dengan bertambahnya Yuki
dan Kiko perusahaan mafia orangtuanya pun tambah

berkembang dan menjalani berbagai misi berbahaya


bersama-sama.

Tablet Terkutuk
Oleh: Ruffi Chiantama 12 A

10 bulan telah lewat semenjak kejadian di Jakarta
dengan pengkhianatan Basyir dari Keluarga Tong, dan
sekarang semua orang sudah menjalani hidupnya mereka
masing-masing. Bujang yang sekarang Tauke Besar sangat
sibuk dengan tugas-tugas admin Kelaurga Tong yang akan
memperbesar kekuatan Keluarga Tong di masa depannya
dengan bantuan Parwez yang bertanggung jawab
memegang perusahaan-perusahaan Keluarga Tong. Dan
White yang sedang sibuk mengejar impiannya untuk
mendapatkan bintang Michelin untuk restorannya yang di
Lan Kwai Fong, Hong Kong dengan dukungan ayahnya,
Frans. Dan Salonga yang sibuk dengan mengajar di
sekolah tembaknya di Manila. Lalu ada Yuki dan Kiko yang
mendapat lebih banyak klien karena reputasi mereka
yang terkenal di dunia shadow economy karena perannya
dalam pertarugan Bujang.

Pada suatu malam yang sibuk di Tokyo, Yuki dan


Kiko telah pulang setelah menyelsaikan misi terbarunya
yang diberikan oleh Mr. Freecs, yang merupakan anak
dari kepala keluarga terkenal di Jepang, Keluarga Hyuga.
Mr. Freecs bukanlah orang putra yang manja jika
dibandingkan dengan putra tertua Keluarga Lin, melaikan
Mr. Freecs adalah seorang sangat mandiri dan adalah
penerus Keluarga Hyuga pada masa depan. Selain itu, Mr.
Freecs telah menjadi salah satu langganan terpercaya jasa
Yuki dan Kiko semenjak kejadian di Jakarta dengan Bujang
dan Basyir.
Misi yang beri oleh Mr. Freecs kepada Yuki dan
Kiko sangat sederhana. Mereka hanya ditugaskan untuk
membunuh seorang mata-mata dalam Keluarga Hyuga
yang ditugaskan oleh keluarga saingannya, Keluarga
Tobirama. Dan seperti biasa, Mr. Freecs akan memberi
membayar Yuki dan Kiko secara berlimpahan, maka dari
itulah Yuki dan Kiko selalu semangat untuk melakukan
tugas dari Mr. Freecs.
Yuki dan Kiko baru saja menyelsaikan sebuah misi
pembunuhan yang diberikan oleh Mr. Freecs. Mereka

telah membunuh seorang tukang pukul Yakuza yang


dianggap sebagai pembuat masalah besar bagi keluarga
Hyuga. Setelah satu jam perjalanan dengan kereta, Yuki
dan Kiko akhirnya sampai di apartemen mereka yang
terletak di kota Kyoto. Yuki dan Kiko mempunyai sebuah
komputer di ruang tamu mereka. Komputer ini khusus
digunakan untuk berinteraksi dengan dunia luar,
khususnya untuk mendapatkan misi-misi gelap dari klien.
Mereka juga menggunakan komputer ini sebagai sarana
penghibur

saat

mereka

bosan,

ataupun

untuk

berkomunikasi dengan teman-teman mereka seperti


Bujang.
Saat menginjakan kaki di ruang tamu, mereka
mendengar sebuah bunyi kling! dari komputer mereka.
Bunyi tersebut merupakan sebuah tanda bahwa ada
pesan yang masuk. Tidak jarang mereka mendapatkan
notifikasi seperti ini, Karena inilah cara bagaimana
mereka biasa mendapatkan tugas-tugas mereka dari
klien. Kiko duduk, lalu menyadari sesuatu yang.. baru.
Tidak seperti tugas-tugas yang biasa mereka dapatkan,
mereka mendapatkan suatu tugas dari klien yang

misterius. Kalian tidak perlu tahu siapa saya, tetapi saya


akan gunakan nama Toyohisha. Ada sebuah tablet kuno
yang disimpan di kuil Hashirama. Lima ratus ribu dollar US
akan

kujanjikan.

Dapatkanlah

tablet

ini,

tanpa

pertanyaan. Biasanya, Yuki dan Kiko berinteraksi terlebih


dahulu

dengan

klien

mereka.

Mereka

bisanya

merundingkan rencana, imbalan, dan detil-detil penting


lainnya yang diperlukan untuk misi yang akan dilakukan.
Kali ini, bukan hanya kemisteriusan klien ini, tetapi
berlimpahnya jumlah uang yang ditawarkan.
Siapa orang ini? Lima ratus ribu dollar US untuk
sebuah tablet kuno? tanya Kiko kepada Yuki.
Sebaiknya kita lakukan saja, kau tahu kan kalau
kita membutuhkan uang tersebut. Bujang pasti senang
akan apa yang kita lakukan! balas Yuki.
Iya aku tahu. Tetapi aku mempunyai firasat yang
buruk. Tapi sudah lah, ayo kita dapatkan tablet ini.
Yuki dan Kiko berangkat untuk mendapatkan
tablet kuno tersebut. Setelah dua jam perjalanan dengan
kereta, mereka akhirnya sampai di stasiun Hokaido.

Mereka berhenti di stasiun tersebut Karena kuil


Hashirama merupakan sebuah kuil kuno yang tidak hanya
terpencil, tetapi terletak di tengah kelebatan hutan. Kuil
ini tidak dimaksud sebagai atraksi turis, melainkan sebuah
kuil khusus untuk menjaga beberapa benda-benda yang
religius dan kuno. Satu Jam berjalan melalui kerimbaan
hutan Hokaido, Yuki dan Kiko akhirnya sampai pada
tujuan. Dari balik semak-semak, mereka dapat melihat
banyaknya penjaga sekitar kuil tersebut. Para penjaga kuil
tersebut merupakan biksu dengan berbagai senjata jarak
dekat seperti pedang, tombak, dan rantai.
Hmm. Sepertinya mereka tidak mengharapkan
tamu untuk datang. Ucap Kiko, sambil tersenyum.
Melihat banyaknya penjaga untuk tempat yang
sangat terpencil ini, sesuatu yang sangat berharga pasti
ada di dalam sana. Balas Yuki.
Ini membuatku lebih penasaran. Ayo Yuki!
Dengan keahlian mereka dalam serangan
tersembunyi, mereka membunuh para penjaga pintu
utama dengan diam-diam. Para penjaga tidak sempat

melihat temannya terbunuh sebelum diri mereka menjadi


korban selanjutnya, itulah seberapa mahir Yuki dan Kiko
dalam alat-alat ninja seperti pedang, shuriken, pisau
lempar, dan lain-lain. Setelah melewati banyak patungpatung kuno dan membunuh puluhan penjaga lainnya,
Yuki dan Kiko akhirnya menemukan sebuah ruangan
besar yang menakjubkan. Tertera empat patung dewadewa jepang yang ukurannya sangatlah besar, semuanya
mengarah menuju sebuah kotak di tengah keempat
patung tersebut. Empat patung tersebut tersusun seperti
mereka hidup, mengawasi kotak itu. Yuki dan Kiko
menemukan sebuah tulisan yang tertera di sebuah batu
yang terletak di depan kotak tersebut.
Apa ini, Kiko? tanya Yuki.
Ini Bahasa Jepang sansekerta. Aku bias
membacanya.
Cobalah, Yuki!
Akan datang sebuah waktu.. Dimana siapa yang
pantas akan melangkah di depan kita semua.. baca Kiko.
Apa maksud dari pepatah tersebut? tanya Yuki.

Aku tidak tahu.


Kiko langsung membuka kotak kuno tersebut,
dimana terletak sebuah batu tablet batu. Tulisan jepang
sansekerta tertera dengan kecil, tetapi penuh dalam batu
tersebut.
Inilah tiket kita menuju kekayaan, Yuki. Ucap
Kiko dengan semangat. Setelah menemukan tablet batu
tersebut, mereka melakukan perjalan balik yang
memakan waktu sangat banyak. Kelelahan, Yuki dan Kiko
langsung berbaring ketika sampai di apartemen mereka.
Hari yang melelahkan. Ayo kita hubungi
Toyohisha. Ucap Yuki.
Mereka membuka komputer mereka untuk
menghubungi sang klien misterius yang menyebut dirinya
sebagai Toyohisha. Yuki meninggalkan sebuah pesan
untuk Toyohisha yang berisi perundingan untuk bertemu
dan bertukar barang. Setelah melakukan ini, Kiko
memutuskan untuk membuatkan mereka teh hijau
hangat. Kiko berjalan ke dapur, lalu menyiapkan piring,
air, dan beberapa barang lainnya yang diperlukan untuk

membuat teh. Di tengah kesunyian menyiapkan teh,


salah satu gelas yang kosong terpelontar ke lantai dengan
keras. Bunyi pecahan gelas tersebut merusak kesunyian,
mengagetkan Kiko, dan Yuki yang berada di ruangan
berbeda.
Kau tidak apa-apa Kiko? tanya Yuki dari jauh.
Aku tidak apa-apa, hanya ada gelas jatuh.
Malam tersebut berlalu, Yuki dan Kiko terbangun kepada
udara sejuk Kyoto. Setelah terbangun, mereka berjalan
menuju komputer mereka untuk mengecek kabar dari
Toyohisha.
Belum dibalas juga? tanya Yuki.
Iya. Hmm. Balas Kiko, sedikit sedih.
Saat membuka komputer, Yuki dan Kiko
menyadari sesuatu yang aneh. Sebagian dekorasi dari
rumah mereka terletak di tempat-tempat yang salah, dan
sebagian banyak dari barang-barang mereka terletakkan
di tempat yang mereka tidak terakhir letakkan. Ini awal
dari kejadian-kejadian aneh yang berlangsung hingga
seminggu. Tidak hanya barang-barang yang terletak di

tempat yang salah, tetapi bunyi-bunyi aneh dan lampu


yang mati nyala mulai menjadi hal yang sering. Yuki dan
Kiko bukanlah penakut, tetapi hal ini membuat mereka
waspada.
Sudah dua minggu kejadian-kejadian aneh
menimpa sang kembar, dan Sudha dua minggu Toyohisha
belum memberikan kabar. Hal ini membuat kedua
kembar ragu, dan kesal dalam waktu yang sama.
Apa yang harus kita lakukan? tanya Yuki.
Kita jual saja, bagaimana? balas Kiko.
Kalian tidak akan menjual itu. Terkaget oleh
suara bergema tersebut, Yuki dan Kiko dapat melihat
sebuah figure manusia besar yang kemudian hilang dalam
hitungan detik. Dengan takut dan keringat dingin, Yuki
dan Kiko datang ke komputer mereka untuk mencari tahu
mengenai tablet kuno yang mereka curi. Setelah
berpuluh-puluha menit mencari, mereka menemukan
bahwa tablet Hashirama merupakan sebuah legenda.
Tablet hashirama merupakan sebuah mitos dimana
sebuah tablet yang mengandung pepatah para dewa,

yang akan digunakan untuk mengarahkan dunia ketika


semua sudah hancur. Mereka menyadari bahwa legenda
tersebut bukan hanya legenda. Kemudian, mereka
menemukan sebuah fakta yang menaikan semua bulu di
leher mereka.
Ada seorang satria kuat, gagah, dan besar yang
bernama Neji. Neji merupakan penjaga dari tablet
Hashirama, yang telah diutuskan langsung oleh para
dewa. Neji telah terbunuh dalam sebuah perang ribuan
tahu yang lalu. Tetapi, roh Neji bersumpah untuk
menjaga tablet tersebut untuk tidak jatuh ke tangan yang
salah. Walaupun dalam kematian, Neji akan menjaga
tablet tersebut selamanya.
Yuki dan Kiko akhirnya sadar bahwa mereka telah
membangunkan sewujud roh dari mitos jepang yang
telah ditugaskan untuk menjaga tablet tersebut. Mereka
juga menyadari bahwa roh tersebutlah yang muncul
sebelumnya dalam kamar mereka, dan roh tersebut lah
sebab dari hal-hal aneh yang telah terjadi belakangan ini.
Roh tersebut terbangun saat tablet tersebut diambil.
Kebingungan dan ketakutan, Yuki dan Kiko tidak tahu

harus melakukan apa dengan serangan-serangan


paranormal yang dilemparkan roh tersebut. Tidak ada
laginya harapan, mereka memutuskan untuk meminta
bantuan teman mereka, Bujang yang sedang berada di
Jakarta sebagai pilihan terakhir.
Setelah mengebut menggunakan jet privat, Bujang
akhirnya sampai ke Jepang dan langsung menuju ke
apartmen Yuki dan Kiko. Sedangkan pasangan kembar
sedang melarikan dirinya dari roh jahat itu sampai Bujang
datang untuk membantu. Yuki dan Kiko akhirnya
terdeseak ke pojokan dan roh jahat itu akan merasuki
salah satu dari mereka. Rohnya sudah mengincar Yuki,
tetapi saat maju untuk merasukinya Kiko menghalang
tohnya dan Kiko dirasukan oleh roh jahat itu pada saat itu
Bujang akhirnya datang.
Bujang yang hanya ingin membantu terkaget dengan
situasi yang ia sedang hadapi. Kiko yang dirasuki oleh roh
jahat mulai mengamuk dan mulai mengejar Yuki dan
Bujang. Bujang dengan kekuatan samurainya menghilang
dan mengumpat dari Kiko yang kesurupan. Yuki
menjelaskan situasi yang ia berada dan terkejut. Bujang

ingin meminta bantuan dari Tuanku Imam tetapi sebelum


menelfon, HP bujang diambil oleh Kiko.
Yuki dan Bujang akhirnya dapat melarikan diri dari
Kiko yang sedang dirasuki oleh rohnya. Yuki dan Bujang
menggunakan kesempatan mereka untuk meraih ke
komputer yang terletak diujung ruang tamu apartmen
Yuki dan Kiko untuk menghubung Tuanku Imam untuk
datang ke Jepang dan membantu situasi mereka.
Yuki dan Bujang terpaksa untuk menunggu
kedatangan Tuanku Imam dan harus bertahan dan
melarikan diri dari Kiko yang sedang mengamuk. Bujang
lalu mempunyai rencana untuk mengunci di kamar Yuki
sampai Tuanku Imam datang. Bujang dan Yuki berhasil
mengunci Kiko dikamar Yuki tetapi pintu kamar Yuki pun
tidak ampuh untuk menahan. Kiko menerobos keluar dari
kamar Yuki dan Tuanku Imam akhirnya datang.
Di tengah tengah kerusuhan, Tuanku Iman
akhirnya datang dan meminta Yuki dan Bujang menahan
untuk Kiko. Tuanku Imam mengambilkan rantai dimana
Kiko yang sedang kerasukan diikat kepada sebuah kursi.
Tuanku Iman lalu membacakan sebuah doa dimana saat

mendengar ini, Kiko berteriak histeris seperti kesakitan.


Kiko kemudian mulai berbiacara dalam Bahasa yang tidak
dapat dimengerti oleh ketiga Bujang, Yuki, dan Tuaku
Imam. Mantranya terus dibajakan, dan di akhir kalimat
mantra tersebut, sebuah asap hitam keluar dari Tubuh
Kiko. Kiko pingsan di lantai dan Yuki membantunya.
Kiko mengalami banyak cidera di badannya
setelah dirasuki roh jahat tersebut. Yuki mempunyai luka
cakar yang cukup banyak akibat menahan kiko yang
mengamuk, dan bujang mempunyai tangan patah dari
serangan Kiko. Bujang dan Tuanku Imam menemani Yuki
dan Kiko sembuh dan akhirnya memutuskan untuk balik
ke Ibu Kota bersama-sama.
Mungkin kita tidak boleh melakukan itu lagi.
Ucap Kiko.
Iya kau benar. Sebaiknya kita berurusan dengan
orang yang kita kenal saja. Balas Yuki.
Pada akhirnya, Yuki, Kiko, Bujang, dan Tuanku
Imam bermakan malam bersama di sebuah restoran

ramen sebelah apartemen Yuki dan Kiko, sebelum balik


ke Jakarta keesokan harinya.


TENTANG PENULIS
Agassi Revano Harsya

Lahir di Jakarta, pada tanggal 4

November 1999. Hobi Agassi adalah


bermain bola, bermain game, dan juga
berolahraga. Agassi pada saat ini kelas 12
dan sekolah di Sekolah Highscope TB
Simatupang. Agassi berencana untuk melanjutkan
pendidikannya di London, Inggris. Agassi berencana untuk
mengambil jurusan Bisnis karena ia juga menyukai untuk
membuat keuntungan dan ingin mengetahui lebih
tentang bagaimana cara berbisnis.

Anindita Amaradharani

Lahir di Jakarta, pada tanggal 19

May 1999. Pada saat ini sedang


menyelesaikan

pendidikan

SMA

di

Sekolah Highscope Indonesia. Anindita


berencana

untuk

melanjutkan

pendidikannya

di

Melbourne, Australia untuk masuk perguruan tinggi.

Anindita hobi bermain musik, dan kuliner. Karena rasa


senangnya terhadap kuliner dan ilmu sains, Anindita
memutuskan untuk mengambil jurusan food science.

Ruffi Chiantama

Lahir di Jakarta pada tanggal 9

Mei 1999. Pada saat ini sedang


menyelesaikan

pendidikan

SMA

di

sekolah Highscope Indonesia. Ruffi


berencana

untuk

melanjutkan

pendidikannya di Delft, Belanda untuk masuk perguruan


tinggi. Ruffi hobi berolahraga, bermain game, dan kuliner.
Ruffi memutuskan untuk melanjutkan perguruan tinggi
dalam bidang teknik aeronetika.

Edlyn Alifah

Lahir di Jakarta pada tanggal 29

Juni 1999. Pada saat ini sedang


menyelesaikan pendidikan SMA di Sekolah
Highscope Indonesia. Edlyn berencana untuk melanjutkan

penddikannya di Prancis untuk masuk perguruan tinggi.


Edlyn hobi memasak, mencicipi kuliner serta bidang
fashion..

Edlyn

memutuskan

untuk

melanjutkan

perguruan tinggi dalam bidang fashion.



Citta Ratnanggana

Lahir di Jakarta, pada tanggal 16

Juni 1999. Pada saat ini sedang


menyelesaikan

tahun

terakhir

pendidikan SMA di Sekolah Highscope


Indonesia.

Citta

berencana

untuk

melanjutkan

penddikannya di dalam negeri untuk masuk perguruan


tinggi. Citta memiliki hobi bermain musik, kuliner dan
berenang. Citta memutuskan untuk melanjutkan
perguruan tinggi dalam bidang teknik sipil.

Cornelia Natasha

Lahir di Jakarta pada tanggal 12

Mei 1999. Pada saat ini sedang


menyelesaikan pendidikan SMA di Sekolah Highscope

Indonesia. Natasha berencana untuk melanjutkan kuliah


di Jerman. Natasha memiliki hobi bermain musik dan
kuliner. Menurut orang tua, Natasha disarankan untuk
mengambil jurusan management di perguruan tinggi.

M. Pradhana

Muhammad Pradhana Prianda

Lahir di jakarta, pada tanggal 31


januari 1999. Hobi dhana adalah
bermain

bola,hangout

sama

bisnis.Dhana pada saat ini kelas 12 dan bersekolah di


sekolah highscope TB simatupang. Rencana nya Dhana
ingin melanjutkan studi nya ke UI jurusan manajemen
karena Dhana tertarik di bidang ekonomi.

Putri Maharani
Namaku Putri maharani, lahir pada
tanggal 11 agustus 1999. aku bersekolah di
sekolah High Scope TB Simatupang kelas

12. aku memiliki hobi mendengarkan musik dan


travelling. Aku memiliki cita-cita membangun perusahaan
sendiri maka dari itu aku ingin mengambil jurusan
business saat kuliah nanti.

Audrey Salsabila

Perkenalkan

namaku

Audrey

Salsabila tapi kalian bisa memanggilku


ode. Ya memang terdengar aneh namun
itulah nama panggilku dari kecil. Aku
lahir di Jakarta tanggal 9 bulan Maret. Hobiku adalah
membaca buku yang mengandung unsur detektif yang
bisa menimbulkan perasaan penasaran setiap kali aku
membacanya. Aku sekarang duduk dikelas 12 di Sekolah
HighScope Indonesia. Ini merupakan karya cerpen
pertamaku.

Anda mungkin juga menyukai