VICTORIAN PROSE

NAME :ATIKA ZUMNA

NIM/CLASS :1302011820037/B

Analisis "The Signal-Man"

karya Charles Dickens
A. Unsur Intrinsik
1. Tema
Tema adalah dasar cerita atau gagasan umum dari suatu cerita. Terdapat dua jenis tema,
yakni:
a. Kesendirian
- “A mere poor signal man on this solitary station.”
- “…he merely saw a man who had been shut up within narrow limits all his life…”
b. Supernatural
- “…as I perused the fixed eyes and the saturnine face, that this was a spirit, not a
man.”
2. Alur
- Rising Action
Narator mendekati signal man kemudian signal man merasa takut karena ia sering
melihat sosok figure di kereta api yang melambaikan tangan kepadanya namun saat
didekati tidak ada. The signal man bercerita pada narator tetapi narator tidak percaya
dan menganggap itu hanya halusinasi.
- Climax
The Signal Man memiliki tanggung jawab untuk mengawasi rel kereta agar terhindar
dari kecelakaan. Ia merasa terbebani ketika diberi tugas untuk menjaga rel pada
malam hari, karena ia merasakan suasana horror adanya hantu yang lebih terasa pada
malam hari. Lalu, pada suatu hari terbukti bahwa ada suatu terowongan yang
memakan korban, karena terowong tersebut terlihat gelap, lembab, dan tidak ada
oksigen.
- Falling Action
Ada kematian seorang gadis remaja yang usianya sekitar belasan tahun.
 Narator melihat sosok orang yang sedang menutup mata sambil melambai-lambai ke
pada pekerja rel yang lain, yang memberitahu narator bahwa signal man tertabrak.
Sebelum kecelakaan terjadi, masinis menjelaskan bahwa ia berusaha memperingatkan
signal man dengan memanggilnya, Selain itu, pengemudi itu melambaikan tangannya
sambil menutupi wajahnya agar tidak melihat saat kereta menabrak signal man.
Narator melihat kemiripan antara tindakan yang dilakukan oleh masinis sama persis
seperti apa yang telah dijelaskan oleh penjaga perlintasan sebelumnya.
3. Simbol
- Lampu merah, lampu berwarna merah melambangkan bahaya atau peringatan.
- Penampakan, sosok penampakan yang selalu dilihat oleh penjaga perlintasan
melambangkan sosok yang peduli dan ingin menyelamatkan hidup sang penjaga
perlintasan.
4. Tokoh dan Penokohan
Hanya ada dua karakter utama dalam cerpen "The Signal-Man," dan keduanya tidak
disebutkan namanya.
1) Narator
Watak: Narator adalah sosok yang baik dan ramah, mau mendengarkan cerita orang
lain.
2) The Signal-Man
Watak: The Signal-Man adalah seorang petugas perlintasan kereta api yang begitu
bertanggung jawab terhadap pekerjaannya meskipun ia tahu bahwa bahaya besar
sedang mengancam nyawanya.
5. Latar (Setting)
Latar menjadi salah satu unsur instrinsik yang sangat mempengaruhi keseluruhan cerita
dan juga dapat mempengaruhi karakter tokoh pada cerpen the signal-man.
a. Latar Tempat
- Rel kereta
Bukti:
Aku berjalan menelusuri rel…….
- Pos jaga
Bukti :
Ketika dia mendengar sebuah suara memanggilnya, dia sedang berdiri di ambang pintu
pos jaga sambil memegang bendera yang masih tergulung.
 b. Latar Waktu
- Pagi
Bukti :
“…. Lalu suatu pagi, saat hari menjelang fajar, aku berdiri di ambang pintu, melihat
ke arah lampu merah, dan melihat hantu itu lagi.” Dia berhenti dengan tatapan tertuju
padaku.
- Malam
Bukti :
Dia mengucapkan selamat malam padaku dan menaikkan senternya.
c. Latar Suasana
- Suram, Menegangkan, Cemas. Dibuktikan dengan:
Jika dilihat sepintas ke arah lain, yang di ujungnya terlihat cahaya merah suram, kita
dapat melihat jalan masuk ke dalam terowongan raksasa yang gelap dengan suasana
sedih dan mencekam menggantung di udara.

Hanya sedikit cahaya matahari yang dapat menembus masuk ke lubang ini, sehingga
membuat udaranya berbau tanah dan kematian. Banyak angin dingin yang berhembus
dari dalam sehingga membuat bulu romaku berdiri dan merasa seolah aku telah
meninggalkan dunia asalku.
6. Sudut Pandang
Pengarang menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu. Bukti:
He directed a most curious look towards the red light near the tunnel's mouth, and looked
all about it, as if something were missing from it, and then looked at me.
7. Amanat
Jadilah orang yang bertanggung jawab atas amanat pekerjaan yang telah diberikan.