Anda di halaman 1dari 15

KOMUNIKASI TERAPEUTIK KEPERAWATAN

(Makalah Teori Johari Window Untuk Meningkatkan Kesadaran Diri & Review Jurnal)

(Dosen : Ns. F. Manuhutu, M.Kep)

DISUSUN OLEH

NAMA : JETTI INES DARISERA

NPM : 12114201230235

KELAS : Keperawatan A

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur serta nikmat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang
melimpah sehingga kami bisa menyelesaikan makalah “Makalah Teori Johari Window Yang
Digunakan Untuk Meningkatkan Kesadaran Diri & Review Jurnal Self-awarness Dengan
Hubungan Interpersonal Perawat-Klien”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi persyaratan tugas
mata kuliah Komunikasi Terapeutik Keperawatan.

Tujuan dibuatnya makalah ini, yaitu untuk mengetahui tentang teori Johari Window yang
digunakan untuk meningkatkan kesadaran diri & review jurnal tentang self-awarness dengan
hubungan interpersonal perawat-klien. Penyusunan makalah ini, tentu tidak lepas dari
pengarahan dan bimbingan berbagai pihak. Maka kami ucapkan rasa hormat dan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu.

Kami menyadari akan kelemahan dan keterbatasan yang kami miliki untuk itu berbagai
masukan berupa saran dan pendapat sangat kami harapkan guna untuk penyempurnaan makalah
ini kedepannya. Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat menambah referensi bagi pembaca.

Ambon, 17 Oktober, 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................................. i

Kata Pengantar ................................................................................................................. ii

Daftar Isi ........................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A Latar Belakang .................................................................................................... 1


B Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
C Manfaat ............................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 3

A Defenisi Konsep Diri .......................................................................................... 3


B Teori Johari Window............................................................................................ 3
C Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri ............................................... 7

BAB III PEMBAHASAN................................................................................................. 9

A Review Jurnal Self-awarness Dengan Hubungan Interpersonal Perawat-Klien … 9

BAB IV PENUTUP ......................................................................................................... 11

A Kesimpulan ....................................................................................................... 11
B Saran..................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A Latar belakang
Sebagai makhluk individu, manusia juga merupakan makhluk sosial, artinya
manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan
berinteraksi dengan manusia lain (Alfarisi, 2014).
Manusia sebagai makhluk sosial berinteraksi dengan sesama, adat istiadat, norma,
pengatahuan maupun budaya sekitar yang terkadang berbeda dengan budaya aslinya.
Untuk mewujudkan adanya interaksi tersebut, manusia melakukan suatu komunikasi.
Komunikasi sangat bervariasi sesuai dengan kebutuhan manusia itu sendiri. Ada
komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal, komunikasi massa, dan komunikasi
kelompok. Komunikasi dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti budaya, kebiasaan,
isi pesan dan dan pemberi pesan.
Dalam berkomunikasi, manusia harus mengetahui keadaan dirinya sendiri
maupun keadaan di sekitarnya. Mengetahui keadaan diri sendiri maupun orang lain yang
berkomunikasi dengan kita merupakan salah satu hal penting. Hal tersebut sangat
dibutuhkan agar komunikai yang kita lakukan dapat berlangsung dengan lancar dan pesan
dapat disampaikan dengan baik dan dapat diterima dengan bail pula oleh komunikan atau
penerima pesan.
Pembahasan mengenai Konsep Diri merupakan bagian dari komunikasi antar
pribadi (interpersonal communication). Dimana di dalam Komunikasi Antar Pribadi
masuk dalam Kesadaran diri (Self Awareness). Konsep diri dirasa penting di dalam
komunikasi antar pribadi dikarenakan konsep diri adalah bagaimana kita memandang dan
memahami diri kita sendiri.
Memahami diri pribadi merupakan salah satu teori untuk mempelajari komunikasi
antar pribadi (interpersonal communication). Jadi konsep diri sangat penting untuk
dipelajari dan di mengerti, karena dalam komunikasi antar pribadi selain kita juga
diharuskan mengerti dan memahami diri orang lain kita juga harus memahami diri kita
agar komunikasi antar pribadi dapat berjalan lancar dan pesan dapat disampaikan secara
efektif.

1
Dalam kehidupan kita sehari-hari, mengenal diri adalah sesuatu hal yang sangat
penting jika kita menempatkan diri ditengah-tengah masyarakat. Sebab dengan mengenal
diri, kita dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan yang ada pada diri kita.

B Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah adalah
‘Bagaimanakah teori Johari Window yang digunakan untuk meningkatkan kesadaran diri
& review jurnal Self-awarness dengan hubungan interpersonal perawat-klien?

C Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Untuk menambah pengalaman, pengetahuan dan membuka wawasan berpikir serta
dapat mengaplikasikan teori Johari Window yang digunakan untuk meningkatkan
konsep diri.
2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Dapat menjadi bahan pembelajaran dan referensi bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya disiplin ilmu keperawatan mengenai teori Johari Window
yang digunakan untuk meningkatkan konsep diri.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi Konsep Diri


Konsep diri sebagai gambaran dan penilaian diri, pandangan dan perasaan kita
tentang diri kita sendiri. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat ditegaskan bahwa setiap
orang pastilah mengenali dirinya sendiri. (Jallaludin Rakhmat, dalam buku Komunikasi
Kebidanan 2013).
Konsep diri adalah semua nilai ide, perasaan, pikiran, dan keyakinan yang kuat
tentang diri sendiri yang mempengaruhi hubungan dengan orang lain (Stuart dan Laraia,
dalam buku Komunikasi Kebidanan, 2013: 48),
Konsep diri merupakan faktor yang paling penting dan menentukan dalam
komunikasi antar pribadi. Kunci keberhasilan hidup adalah konsep diri konseling.
Konsep diri memainkan peranan yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan
hidup seseorang, karena konsep diri dapat dianalogikan sebagai sesuatu operating sistem.
Konsep diri dapat mempengaruhi kemampuan berfikir seseorang.

B. Teori Johary Windows


Teori Johari Window diperkenalkan oleh Joseph Luth dan Harry Ingram,
merupakan perangkat sederhana untuk mengukur kesadaran diri seseorang. Teori ini
berguna dalam mengilustrasikan dan meningkatkan kesadaran diri serta pengertian
bersama individu-individu yang ada dalam suatu kelompok tertentu. Model ini juga
berfungsi dalam meningkatkan hubungan antar kelompok yang sekaligus
mengilustrasikan kembali proses memberi maupun menerima feedback.
Dalam pelatihan pada umumnya, proses memberi dan menerima feedback adalah
unsur terpenting. Melalui proses tersebut, satu dan yang lainnya dapat saling mengenali.
Mereka juga akan belajar bagaimana pandangan orang lain terhadap diri mereka.
Feedback menginformasikan kepada individu ataupun kelompok, baik secara verbal
maupun non-verbal dalam berkomunikasi.

3
Informasi yang diberikan seseorang menceritakan kepada yang lain bagaimana
perilaku mereka mempengaruhinya, bagaimana perasaannya, dan apa yang diterimanya
(feedback dan self disclosure). Feedback juga bisa diartikan sebagai reaksi yang
diberikan oleh orang lain, biasanya lebih menonjol pada persepsi dan perasaan mereka,
yang menceritakan bagaimana perilaku seseorang bisa mempengaruhi mereka.
Jendela Johari digunakan untuk membangun hubungan antar kelompok, 'personal'
dikategorikan sebagai kelompok dan 'orang lain' menjadi kelompok lain. Terdapat empat
perspektif Jendela Johari yang biasa disebut dengan 'daerah' atau 'kuadran'.
Masing-masing daerah mengandung informasi perasaan, motivasi, dan lain- lain
yang dikenali oleh individu, dengan catatan apakah informasi tersebut dikenali ataupun
tidak terdeteksi oleh si individu, dan apakah informasi tersebut juga bisa diketahui
kelompok lain atau tidak sama sekali.
Banyak orang berpendapat bahwa perawat juga perlu menjawab pertanyaan
“siapa saya”. Perawat harus dapat mengkaji perasaan, reaksi, dan perilakunya secara
pribadi maupun sebagai pemberi pelayanan. Kesadaran diri akan membuat seorang
perawat dapat menerima perbedaan dan keunikan klien. Kesadaran diri dan
perkembangan diri perawat perlu di tingkatkan agar penggunaan diri secara terapeutik
dapat lebih efektif.
Teori Johari Window yang berhubungan dengan komunikasi komunikasi sebagai
kegiatan sehari-hari yang dilaksanakan individu berhubungan erat dengan perilaku
individu itu sendiri. Perbedaan perilaku individu dalam melakukan komunkasi dan atau
berhubungan dengan orang lain merupakan situasi yang berkaitan dengan psikologis
individu.

Komunikasi juga berkaitan dengan asumsi manusia. Contohnya; seorang anak


kecil akan merasa takut dan terancam bila ia tidak memahami hal yang terjadi
disekitarnya. Komunikasi yang dilakukan oleh antara petugas kesehatan akan mengurangi
rasa takutnya dengan penjelasan-penjelasan yang akan membuat anak kecil tersebut
mengerti dan nyaman.

4
Untuk memahami diri sendiri, Joseph Luft dan Harrington Ingham
memperkenalkan sebuah konsep yang dikenal dengan nama “Johari Window” sebagai
perwujudan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain yang digambarkan
sebagai sebuah kaca jendela yang terdiri atas empat bagian, yaitu :
1. Wilayah Terbuka (Open Area)
Merupakan daerah atau jendela “ Saya Tahu” dan “ Orang Lain tahu”. Pada
wilayah terbuka kita mengenal diri kita dalam hal kepribadian, kelebihan dan
kekurangan. Menurut konsep ini, informasi tentang diri kita baik kelebihan maupun
kekurangan yang terdapat pada diri kita selain diketahui oleh diri sendiri juga diketahui
oleh orang lain. Seperti nama, jabatan, pangkat, status perkawinan, dan lain-lain.

Ketika memulai sebuah hubungan kita akan menginformasikan sesuatu yang


ringan tentang diri kita. Makin lama maka informasi tentang diri kita akan terus
bertambah secara vertikal sehingga mengurangi hidden area. Makin besar open area,
makin produktif dan menguntungkan hubungan interpesonal kita.

Oleh karena itu, jika wilayah terbuka ini makin melebar dalam arti kita dapat
memahami orang lain dan juga orang lain dapat memahami diri kita maka akan terjadi
komunikasi yang mengana, misalnya terbuka terhadap dunia sekelilingnya, potensi diri
disadari, perasaan dan fikirannya terbuka untuk pengalaman-pengalaman hidup yang
menyedihkan, menyenangkan pekerjaan, dan sebagainya. Daerah ini merupakan daerah
ideal, yang mencerminkan pribadi seseorang yang mau membri, menerima saran dan
kritik dari orang lain.
2. Wilayah buta (blind area)
Merupakan daerah “ saya tidak tahu” dan “orang lain tau”. Pada wilayah buta,
orang tidak mengetahui kekurangan yang dimiliki tetapi sebaliknya justru kekurangan itu
diketahui oleh orang lain. Dalam berbagai kasus, banyak orang tidak mmengetahui
kelemahannya bahkan dia berusaha menyangkal kalau hal itu ada pada dirinya.
Blind area yang menentukan bahwa orang lain sadar akan sesuatu tapi kita tidak,
misalnya perasaan kurang terbuka, kurang luas cara pandang dan variasi hidupnya dan
sebagainya. Olekh karena itu kalau wilayah buta makin melebar dan mendesak wilayah
lain, maka akan terjadi kesulitan komunikasi.

5
Daerah ini mencerminkan kepribadian seseorang yang hanya mau mengkritik, tapi
tidak mau menerima saran atau kritik dari orang lain. Menurut Joseph Luth dan
Herrington, wilayah buta ini ada pada setiap manusia dan sulit untuk dihapuskan sama
sekali, kecuali mengurangi. Salah satu caranya adalah bercermin pada nilai, norma, dan
hukum yang diikuti orang lain. Contoh : bagaimana cara mengurangi grogi, bagaimana
cara menghadapi dosen A, sehingga dengan mendapatkan masukan dari orang lain, blind
area akan berkurang.
3. Wilayah tersembunyi (hidden area)
Merupakan daerah “saya tahu “ dan “orang lain tidak tahu”. Pada wilayah
tersembunyi, berisi informasi yang kita tahu tentang diri kita tetapi tertutup bagi orang
lain dan kemampuan yang kita miliki tersembunyi sehingga tidak diketahui orang
lain. Informasi ini meliputi perhatian kita mengenai atasan, pekerjaan, keuangan,
kesehatan, keluarga, dan lain-lain.
Dengan tidak berbagi mengenai hidden area, biasanya akan menjadi penghambat
dalam berhubungan. Hal ini akan membuat orang lain miss komunikasi dengan kita, yang
kalau dalam hubungan kerja akan mengurangi tingkat kepercayaan orang lain. Ada dua
konsep yang erat hubungannya dengan wilayah tersembunyi, yaitu:

a. Over disclose, yaitu sikap yang terlalu banyak mengungkapkan sesuatu sehingga hal-
hal yang sebenarnya disembunyikan juga diutarakan, misalnya konflik pada rumah
tangga, hutang – hutangnya dan sebagainya.
b. Under disclose, yaitusikap yang terlalu menyembunyikan sesuatu yang seharusnya
dikemukakan, misalnya dalam pengobatan kejiwaan sikap under disclose dapat
menyulitkan psikiatri karena pasien sulit menyampaikan informasi yang diperlukan
untuk pengobatannya.

Daerah ini mencerminkan kepribadian yang hanya mau meminta saran / informasi dari
orang lain, tetapi tidak mau / sedikit berbagi saran / informasi dengan orang lain.

4. Wilayah tak dikenal / diri gelap (unknown area)


Merupakan daerah “ saya tidak tahu “ dan “orang lain tidak tahu”. Wilayah tak
dikenal / diri gelap adalah wilayah yang paling kritis dalam komunikasi sebab selain diri
kita yang tidak mengenal diri, juga orang lain tidak mengetahui siapa kita. Dalam

6
kehidupan sehari-hari sering terjadi kesalahan presepsi maupun kesalah perlakuan kepada
orang lain kerena tidak saling mengenal baik kelebihan, kekurangan juga statusnya, siapa
dia.
Unknown area adalah informasi yang orang lain juga tidak mengetahuinya.
Sampai kita dapat pengalaman tentang sesuatu hal atau orang lain melihat sesuatu akan
diri kita. Bagaimana kita bertingkah laku atau berperasaan misalnya ketika pertama kali
senang kepada orang lain selain anggota keluarga kita.

Kita tidak pernah mengatakan perasaan “cinta”. Jendela ini akan mengecil
sehubungan dengan kita tumbuh dewasa, mulai mengembangkan diri atau belajar dari
pengalaman. Secara keseluruhan keempat kuadran ini mencerminkan totalitas diri
seseorang. Tiga prinsip yang dapat diambil dari Johari Windown adalah :
a. Perubahan satu kuadran akan mempengaruhi atau menyebabkan
perubahan kuadran lainnya.
b. Jika kuadran satu yang paling kecil, berarti komunikasinya buruk atau
kesadaran dirinya kurang.
c. Kuadran satu paling besar pada individu yang mempunyai kesadaran
diri tinggi.
Kesadaran diri dapat ditingkatkan melalui tiga cara :

a. Dengan mempelajari diri sendiri

b. Dengan cara belajar dari orang lain

c. Dengan cara mengembangkan sikap terbuka.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSEP DIRI


Adapun dalam sebuah konsep diri ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
konsep diri tersebut, faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu sebagai berikut:
1. Tahap Pengembangan
Konsep diri berkembang sejak lahir secara bertahap, yaitu dengan mulai
mengenal dan membedakan orang lain, kemudian melakukan aktifitas eksplorasi
pengalaman dengan diri sendiri dan berkaitan dengan perkembangan bahasa.

7
Pada tahap perkembangan manusia, konsep diri merupakan suatu proses yang
terus menerus berlangsung didasarkan pada pengalaman interaksi dan budaya, perasaan
positif berharga, persepsi akan kompetensi yang dimiliki, penilaina diri sendiri dan orang
lain, serta aktualisasi diri.

2. Orang Penting Lain


Orang penting lain dalam kehidupan manusia sangat mempengaruhi konsep diri
seseorang. Belajar tentang diri sendiri melalui cermin orang lain mempengaruhi konsep
diri. Pada anak kecil dan keluarga, hal-hal yang akan berdampak kepada perkembangan
konsep diri anak adalah perasaan adekuat/tidak, perasaan diterima/ ditolak, kesempatan
identifikasi, dan harapan diterima orang lain.

Sedangkan para remaja (pertemanan) dan orang dewasa lain, budaya dan
sosialisasi memebawa dampak besar terhadap perkembangan konsep diri. Konsep diri ini
disebut Generalized others, yaitu pandangan seseorang mengenai dirinya berdasarkan
keseluruhan poandangan orang lain terhadap dirinya.
3. Persepsi
Faktor persepsi individu membawa dampak pada perkembangan konsep diri.
Persepsi individual berarti baginya konsisiten dengan kebutuhan dan nilai personal.
Apabila persepsi akan diri individu lemah/negatif maka individu akan cenderung distorsi,
mempunyai pandangan yang sempit, dan tidak memiliki rasa percaya diri.
Persepsi individu yang negatif akan membawa individu pada keadaan yang selalu
terancam kecemasan. Sebaliknya, persepsi individu yang positif akan membawa individu
pada pribadi yang terbuka dan jujur sehingga individu akan selalu menerima keadaan dan
kesuksesan akan menyertainya.

8
BAB III

PEMBAHASAN

Review jurnal tentang self-awarness dengan hubungan hubungan interpersonal perawat-


klien
Judul HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP
DENGAN KESADARAN DIRI DIABETES MELITUS TIPE 2
PADA ANGGOTA PROLANIS DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PAHANDUT
Peniliti Triliwijya Joni
Tahun 2019
Jurnal POLTEKES KEMENKES PALANGKARAYA
Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) atau penyakit kencing manis adalah
gangguan metabolisme yang timbul akibat peningkatan kadar gula
darah di atas nilai normal yang berlangsung kronis. Hal ini
disebabkan adanya gangguan pada hormon insulin yang dihasilkan
kelenjar pankreas (Kementerian Kesehatan RI, 2018). "Di dunia
dari 10 penyebab utama kematian 2 diantaranya adalah penyakit
tidak menular (PTM), salah satunya diabetes".
Tujuan Untuk mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap
dengan Kesadaran Diri Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Anggota
Prolanis di Wilayah Kerja Puskesmas Pahandut. Metodologi:
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan
pendekatan cross sectional. Pemilihan deskriptif korelasi dalam
penelitian ini didasarkan dari peneliti yang ingin mengkaji dan
melihat keeratan hubungan antara dua variabel dan untuk
mengetahui arah hubungan yang terjadi dengan jumlah 64
responden dengan teknik pengambilan data purposive sampling.
Analisa data menggunakan uji Chi Square (crosstabs).
Metode Penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional.
Hasil Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat
kesadaran diri dengan diabetes melitus tipe 2 dengan nilai P value
0,056 atau p<0,1 dan tidak terdapat hubungan antara sikap dengan
kesadaran diri diabetes melitus tipe 2 dengan nilai P value 0,713
atau p>0, 1. Dengan demikian sikap yang baik tidak menjamin
seseorang tersebut memiliki self awareness yang baik pula.

9
Kesimpulan:

Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kesadaran diri dan tidak
terdapat hubungan antara sikap dengan kesadaran diri.

Pendapat:

Menurut pendapat saya dalam self awaensss (kesadaran diri) interpersoanal . disitu
kita bisa dapat mengajarkan bawah kita sebagai calon perawat harus memiliki
kedasar diri dalam menjalani tugas dan tanggung jawab dalam melayanani pasien.
Ketika ada memiliki kesalahan dalam melayanani pasien kita harus peka dan
meminta maaf kepada pasien atau klien begitu juga dengan pasien. Dan sebagai
seorang perawat ketika dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya mengalami
masalah pribadi maka sebagai perawat jangan membawa masalahnya ke tempat kerja
karena hal tersebut dapat menganggu dalam pekerjaan. Dan sebagai seorang perawat
kita harus bersikap professional dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab kita,
karena ketika kita sebagai perawat professional dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawab maka disitu terlihat bahwa sebagai perawat benar-benar
bertanggung jawab dalam menjalankan tugas yang telah diberikan.

10
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Konsep diri merupakan faktor yang paling penting dan menentukan dalam
komunikasi antar pribadi. Kunci keberhasilan hidup adalah konsep diri konseling.
Konsep diri memainkan peranan yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan
hidup seseorang, karena konsep diri dapat dianalogikan sebagai sesuatu operating sistem.
Konsep diri dapat mempengaruhi kemampuan berfikir seseorang.
Teori Johari Window diperkenalkan oleh Joseph Luth dan Harry Ingram,
merupakan perangkat sederhana untuk mengukur kesadaran diri seseorang. Teori ini
berguna dalam mengilustrasikan dan meningkatkan kesadaran diri serta pengertian
bersama individu-individu yang ada dalam suatu kelompok tertentu. Model ini juga
berfungsi dalam meningkatkan hubungan antar kelompok yang sekaligus
mengilustrasikan kembali proses memberi maupun menerima feedback.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah
wawasan bagi penulis dan pembaca di waktu yang akan datang.

11
DAFTAR PUSTAKA
Kurnia Retno Wulansari, S.ST.M.Kes. 2021. Konsep Diri dan Teori Johary Windows. Jakarta:

PT. Medika Jaya.

https://pdfcoffee.com/johari-window-2-pdf-free.html

Alfarisi. D.G 2014. Interaksi Manusia Sebagai Makhluk Sosial. Diunduh dari

galangalfarisi22.blongspot.co.id

Drs. Jallaludin Rakhmat, M.Sc. 2014. Psikologi Komunikasi. Jakarta: Buku Beta.

Stuart & Laraia. 2013. Psychiatric Nursing. (Edisi 10). Jakarta: EGC.

12

Anda mungkin juga menyukai