Anda di halaman 1dari 13

KONSEP DASAR KEPRIBADIA

DOSEN PENGAMPUH:

Idayanti, S.Pd.S.Kep,M.Kes

SHEILA KARTIKA DEWI

NIM.P032214401119

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN RIAU

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PEKANBARU

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep
Dasar Kepribadian” ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan bagi saya dan bagi para
pembaca.

Saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Idayanti, S.Pd.S.Kep,M.Kes sebagai dosen
pengampu kami, serta teman teman yang telah bekerja sama dalam menyelesaikan makalah ini.

Terakhir, saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Maka dari itu
saya membutuhkan kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan saya, agar kedepannya
bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi.

Pekanbaru, 17 Januari 2023

Sheila Kartika Dewi

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1. Latar belakang masalah....................................................................................................................4
2. Rumusan masalah..............................................................................................................................4
3. Tujuan................................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................................5
2.1.Apakah konsep Diri?.......................................................................................................................5
1. Gambaran diri (body/self image).................................................................................................6
2. Ideal diri......................................................................................................................................6
3. Harga diri (self esteem)................................................................................................................7
4. Peran............................................................................................................................................7
5. Identitas (identity)........................................................................................................................7
2.2.Mengapa Perlu Memahami Konsep Diri ?....................................................................................8
2.3.Bagaimana Mengembangkan Konsep Diri Positif Agar Bermanfaat Dalam Kehidupan
Sehari-Hari?..........................................................................................................................................8
1. Fokuslah pada dirimu......................................................................................................................8
2. Mencintai diri sendiri.......................................................................................................................8
3. Bertanggung jawab terhadap pilihanmu...........................................................................................9
4. Memiliki tujuan yang realistis.........................................................................................................9
5. Kelilingi dirimu dengan lingkungan yang positif.............................................................................9
6. Melakukan aktivitas fisik.................................................................................................................9
7. Hilangkan sugesti negatif dari pikiran.............................................................................................9
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................................10
3.2 Saran...............................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang masalah


Kepribadian merupakan salah satu cabang dari psikologi yang menguraikan struktur-struktur
kepribadian manusia sebagai suatu totalitas serta mengenai pemahaman-pemahaman tingkah
laku yang menjadi cirri-ciri individual.

Oleh sebab itu, dalam mempelajari psikologi tidak lepas dari mempelajari tentang jiwa,
kepribadian seseorang dalam setiap perbuatan tingkah laku dalam kesehariannya. Dalam
mempelajari kepribadian seseorang tidak hanya dapat dilihat dari tampak luarnya saja, namun
bisa dilihat dari dalamnya, karena sering kali apa yang terlihat dari luar tidak sama dengan
kenyataan yang terjadi, yang dialami seseorang, semua yang tampak dari luar hanyalah sebagai
topeng saja. Kepribadian juga merupakan ranah kajian psikologi dalam pemahaman tingkah
laku, pikiran, perasaan, kegiatan manusia, yang memakai rasional psikologi.

2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :

1. Apakah konsep diri?


2. Mengapa perlu memahami konsep diri?
3. Bagaimana mengembangkan konsep diri positif agar bermanfaat dalam kehidupan sehari-
hari?

3. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, makalah ini mempunyai tujuan, yaitu ;

1. Untuk memahami definisi dari konsep diri.


2. Untuk mengetahui mengapa perlu memahami konsep diri.
3. Untuk mengetahui bagaimana mengembangkan konsep diri positif agar bermanfaat
dalam kehidupan sehari-hari.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Apakah konsep Diri?


Konsep diri adalah gambaran yang ada pada diri individu yang berisi tentang bagaimana
individu melihat dirinya sendiri sebagai pribadi yang disebut dengan pengetahuan diri,
bagaimana individu merasa atas dirinya yang merupakan penilaian atas dirinya sendiri serta
bagaimana individu menginginkan dirinya sendiri sebagai manusia yang diharapkan.

Pengertian umum dari konsep diri dalam psikologi adalah konsep pusat untuk dapat memahami
manusia dan tingkah lakunya serta merupakan suatu hal yang dipelajari manusia melalui
interaksinya dengan dirinya sendiri, orang lain, dan lingkungan nyata di sekitarnya. William
H. Fitts meninjau konsep diri secara fenomenologis. Fitts mengatakan bahwa konsep diri
nerupakan aspek penting dalam diri seseorang, karena konsep diri seseorang merupakan
kerangka acuan dalam ia berinteraksi dengan lingkungannya. Fitts mengenai konsep diri adalah :
"... the self as seen, perceived, and experienced by him. This is the perceived self or the
individuals self concept. Fitts juga mengemukakan bahwa konsep diri mempunyai pengaruh
yang kuat terhadap tingkah laku seseorang. Oleh karena itu, dengan mengetahui konsep diri
seseorang maka akan lebih memudahkan untuk meramalkan dan memahami tingkah
lakunya. Fitts menjelaskan bahwa jika individu mempersepsikan dirinya, berreaksi terhadap
dirinya, memberikan arti dan penilaian serta membentuk abstraksi pada dirinya, maka hal ini
menunjukkan suatu kesadaran diri dan kemampuan untuk keluar dari dirinya sendiri untuk
melihat dirinya sebagaimana ia lakukan terhadap obyek-obyek lain yang ada di dalam
kehidupannya. Jadi, diri yang dilihat, dihayati, dan dialami seseorang itu disebut konsep diri.

Rogers, konsep diri dengan kata lain adalah gambaran yang terorganisasikan yang berada di
dalam kesadaran baik sebagai tokoh atau dasar, dari diri dan diri yang berkaitan , bersama-sama
dengan nilai-nilai positif dan negatif yang dihubungkan dengan kualitas-kualitas dan hubungan-
hubungan sebagaimana mereka dipersepsikan sebagai hidup atau ada dimasa lalu, sekarang, atau
dimasa yang akan datang. Staines dalam defenisinya juga menempatkan konsep diri ke dalam
bidang studi tentang sikap yang dibangun dari pengalaman-pengalaman seorang
individu. Konsep diri menurutnya adalah suatu sistem yang sadar dari hal-hal yang
dipersepsikan, konsep-konsep, dan evaluasi-evaluasi mengenai diri individu sebagaimana dia
tampak bagi dirinya sendiri. Termasuk di dalamnya suatu kognisi respons yang evaluatif yang
dibuat oleh individu itu terhadap aspek-aspek yang dipersepsikan dan dipahami tentang dirinya
sendiri; suatu pemahaman tentang gambaran yang diduga oleh orang-orang lain mengenai dia;
dan suatu kesadaran dari suatu diri yang dievaluasikan, yang merupakan gagasannya tentang
pribadi sebagaimana dia inginkan dan dimana dia harus bertingkah laku. Pengharapan yang

5
dinginkan dari setiap individu mengenai dirinya masing-masing juga menentukan, sampai batas
tertentu, bagaimana individu akan bertingkah laku dalam kehidupannya.

Adapun Menurut Stuart dan Sundeen (1998) konsep diri adalah semua ide, pikiran,
kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu
dalam berhubungan dengan orang lain. Sementara itu, Beck, Willian dan Rawlin mendefinisikan
konsep diri sebagai cara individu memandang dirinya secara utuh, baik fisikal, emosional
intelektual, sosial dan spiritual. Konsep diri juga dapat dipahami sebagai penilaian tentang
kepatutan diri pribadi yang dinyatakan dalam sikap, yang dimiliki seseorang mengenai dirinya
(Lutan, 2001). Singkatnya, konsep diri adalah bagaimana individu mengetahui dan memandang
dirinya dan bertindak sesuai dengan pengetahuan dan pandangannya itu.

Stuart dan Sudeen (1991) membagi konsep diri menjadi beberapa bagian, yaitu:

1. Gambaran diri (body/self image)


Sikap seseorang terhadap dirinya secara sadar dan tidak sadar merupakan gambaran atas
diri orang tersebut. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi
penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan
dimodifikasi dengan pengalaman baru setiap individu.

Sejatinya, sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya, menerima stimulus dari
orang lain, kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan mulai sadar dirinya terpisah dari
lingkungan.

Gambaran diri erat kaitannya dengan kepribadian. Tak bisa dipungkiri, cara
individumemandang dirinya berdampak penting pada psikologisnya. Setiap individu tentu
ingin merasa aman. Ternyata, langkah utama untuk merasa aman secara utuh ialah
memandang diri secara utuh yaitu menerima dan mengukur bagian tubuhnya. Sikap ini
mampu menghindarkan individu dari rasa cemas dan dapat meningkatkan harga diri. Tentu
ada banyak faktor yang mempengaruhi gambaran diri seorang individu atau yang disebut
stressor (tekanan),salah satunya ialah feed back (umpan balik) antar pribadi (interpersonal)
yang negatif seperti tanggapan balik berupa celaan, makian, labeling. Hal-hal ini mampu
membuat seseorang mengkonstruksi gambaran diri yang desktruktif.

2. Ideal diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku berdasarkan
standar, aspirasi, tujuan atau penilaian personal tertentu (Stuart dan Sundeen, 1991). Standar
dapat berhubungan dengan tipe orang yang akan diinginkan atau aspirasi, cita-cita, nilai-nilai
(values) yang ingin dicapai. Ideal diri seorang individu berkembang pada masa kanak-kanak
dan dipengaruhi oleh orang yang dianggap penting oleh individu tersebut. Pengaruh ini
memberikan keuntungan dan harapan pada masa remaja. Itu sebabnya, kehadiran orang tua,
guru, dan teman begitu penting. Namun, yang paling utama adalah orang tua. Apabila orang
6
tua gagal memberikan pengaruh, anak akan menerima pengaruh terhadap ideal dirinya dari
pihak lain. Tentu tidaklah menjadi soal manakala pihak yang dijadikan sumber ideal diri anak
memiliki pengaruh positif. Namun, masalah tak terelakkan apabila sumber ideal diri
cenderung negatif.

3. Harga diri (self esteem)


Ketika seseorang membuat penilaian terhadap dirinya, ia sedang mengukur harga dirinya.
Mengapa? Sebab harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa sejauhmana perilakunya memenuhi ideal diri. Aspek utama pembangunan harga
diri adalah rasa cinta atau kasih sayang yang diterima dan penghargaan dari orang lain.
Frekuensi rasa cinta atau kasih sayang dan penghargaan diri yang rendah akan menghasilkan
harga diri yang rendah. Selain itu, tingkat kegagalan turut mempengaruhi. Seseorang yang
sering mengalamai kegagalan cenderung memiliki harga diri yang rendah. Sebaliknya,
seseorang yang jarang gagal cenderung berharga diri tinggi. Intinya, harga diri yang rendah
terkait dengan buruknya hubungan interpersonal. Harga diri sangat rentan pada masa-masa
perkembangan anak. Apalagi pada masa remaja. Pada masa ini, anak-anak membutuhkan
perhatian ekstra.

4. Peran
Setiap orang, tidak terkecuali anak, diharapkan dapat memberikan perannya, yaitu sikap
dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di
masyarakat. Peran ini mengacu kepada peran yang ditetapkan yaitu peran yang menutup
kemungkinan terhadap option (pilihan) seseorang, dan peran yang diterima, yaitu peran yang
terpilih atau dipilih oleh individu. Peran setiap individu merupakan posisi yang dibutuhkan
untuk mengatualisasi diri. Peran menentukan harga diri!

5. Identitas (identity)
Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan memandang dirinya
berbeda dengan orang lain. Indetitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari
observasi dan penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sendiri sebagai
satu kesatuan yang utuh. Identitas memungkinkan terbentuknya kemandirian yaitu suatu
karakteristik yang timbul dari perasaan berharga, kemampuan dan penyesuaian diri

7
2.2.Mengapa Perlu Memahami Konsep Diri ?
Seseorang yang mampu membentuk konsep diri positif, ia akan mudah menerima dan
berdamai dengan dirinya sendiri maupun masa lalunya. Hal tersebut tentu berpengaruh ke
perilaku seseorang. Selain itu, konsep diri juga dibentuk dari pengalaman, perilaku diri, dan
penilaian orang lain terhadap individu.

2.3.Bagaimana Mengembangkan Konsep Diri Positif Agar Bermanfaat Dalam Kehidupan


Sehari-Hari?
Mengembangkan potensi diri dapat dimulai dari mengenal dirinya terlebih dahulu.
Bastaman (2007) menyatakan bahwa mengenali dan memahami diri sangat bermanfaat
untukmengembangkan potensi-potensi dan segi-segi positif serta mengurangi segi-segi negatif
masing-masing pribadi, memahami sumber dan pola dari masalah-masalahnya serta
lebihmenyadari apa sebenarnya yang didambakan selama ini. Makna hidup inilah yang akan
membimbing remaja untuk belajar menerima dan menghargai dirinya berdasarkan nilai-nilai
yang diyakini dan dianggap berharga oleh mereka.

Mengenal diri sangat penting dalam upaya pengembangan diri, artinya tak mungkin
terjadi proses pengembangan pribadi tanpa terlebih dahulu mengenali keunggulan dan
kelemahandiri sendiri. Usaha ini dilandasi oleh kesadaran bahwa manusia sebagai the self
determining being , yaitu memiliki kemampuan untuk menentukan apa yang paling baik untuk
dirinyasendiri dalam rangka meningkatkan kualitas hidupnya (Bastaman, 2007).

Untukmu yang ingin mengembangkan konsep diri yang positif, berikut tipsnya :

1. Fokuslah pada dirimu


Terkadang kita sibuk membandingkan diri dengan orang lain, hal ini benar ada dan ada
salahnya. Melihat keberhasilan maupun identitas orang lain tentu akan positif selama kita
memiliki pemikiran positif. Jika membandingkan diri Anda dengan orang lain agar termotivasi
tentu ini baik. Namun jika kita merasa gagal bukan seperti orang lain dan sibuk menyalahkan diri
sendiri, ini menjadi tidak baik. Jadi, fokuslah pada potensimu dan kembangkan.

2. Mencintai diri sendiri.


Jika kita tidak mencintai diri sendiri, lalu siapa yang akan mencintai kita? Kita tidak bisa
selamanya menggantungkan orang lain untuk terus-menerus mencintai kita. Karena manusia itu
dinamis, manusia pernah melakukan kesalahan. Jika kita menggantungkan diri pada orang lain,
kita akan kecewa. Latihlah diri untuk mencintai dirimu apa adanya. Jika gagal, katakan pada
dirimu “it’s okay, besok kita coba lagi”. Tidak perlu terlalu keras dan menyalahkan dirimu
sendiri. Jika berhasil, katakan pada dirimu “aku berhasil, aku bangga pada diriku sendiri”.

8
3. Bertanggung jawab terhadap pilihanmu.
Hidupmu adalah tanggung jawabmu. Berhasil atau gagal itu semua tergantung dari
dirimu. Kamu tidak bisa selamanya menyalahkan orang lain jika gagal, kamu tetap perlu
introspeksi diri. Kamu tidak selamanya pula bisa bergantung pada orang lain untuk
membantumu, kamu harus berusaha semampumu sendiri. Ketika kita memiliki keinginan atau
mimpi atau harapan, kita akan membuat rencana. Menyusun rencana atau strategi dengan
berbagai pilihan yang ada, pilihlah dengan bijaksana. Jika kita telah memilih, lakukan dengan
tanggung jawab penuh.

4. Memiliki tujuan yang realistis


Ini berkaitan dengan poin 3. Ketika kita memiliki mimpi atau tujuan hidup, kita harus
realistis. Kita ingin sukses tapi kita belum tau bagaimana memulainya. Kita ingin kaya, tapi kita
tidak tahu bagaimana mengelola uang. Realistis itu perlu dengan mengetahui potensi kita,
dengan menyusun strategi.

5. Kelilingi dirimu dengan lingkungan yang positif


Lingkungan sekitar sangatlah berperan penting dalam membantu kita mencapai tujuan kita.
Dengan siapa kita bergaul dan berkumpul akan membentuk perilaku dan pemikiran kita. Kita
memang tidak bisa memilih dimana kita dilahirkan, tapi kita bisa memilih dengan siapa kita
berteman.

6. Melakukan aktivitas fisik


Dengan melakukan aktivitas fisik sesuai dengan porsinya membuat diri remaja menjadi
lebih sehat , optimis dalam menjalani kehidupan, dan percaya diri.

7. Hilangkan sugesti negatif dari pikiran


Kegagalan adalah bagian dari kehidupan. Kadang kegagalan yang kita pernah alami
selalu memberikan bayangan Ketika kita akan mencoba bangkit menuju kesuksesan, maka
hilangkanlah bayangan kegagalan dalam pikiran, berikan sugesti positif yang memberi kamu
ruang untuk menganalisis tindakan tanpa penilaian. Ini akan menahan diri kalian menjadi pribadi
yang pesimis dan bangunlah keberanian kalian untuk keluar dan melakukan hal yang benar
dalam mencapai kesuksesan

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang
bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya, keluarga pada masa
kecil, dan juga bawaan seseorang sejak lahir.

3.2 Saran
Semoga pembahasan makalah di atas dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca, dan berguna
dalam kehidupan sehari-hari. Penulis mengakui bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan,
karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Demikian dari penulis apabila ada salah dan
khilaf, Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://binus.ac.id/character-building/2020/05/konsep-diri/

https://lpka.umy.ac.id/mengenal-konsep-diri/#:~:text=Seseorang%20yang%20mampu
%20membentuk%20konsep,penilaian%20orang%20lain%20terhadap%20individu.

https://kampuspsikologi.com/konsep-diri/?amp

REVIEW JURNAL
11
SHEILA KARTIKA DEWI

NIM.P032214401119

PEMBENTUKAN KONSEP KEPRIBADIAN DALAM PANDANGAN FILSAFAT DAN


PSIKOLOGI

Keywords:

YANG, KEPRIBADIAN, DAN, PADA, DALAM, DARI, DENGAN, INDIVIDU, TERDAPAT,


PERSONALITY

Digest:

1. Dalam psikologi, kepribadian memiliki berbagai macam arti yang terdapat dalam aliran-
aliran psikologi.
2. Keywords : personality, psychological perspective, philosophy Pendahuluan Pada masa
kini pada pemuda hidup dengan pragmatis yang merupakan dampak dari globalisasi yang
telah muncul pada budaya Indonesia sehingga banyak mendatangkan dampak negatif dari
globalisasi tersebut.
3. Dalam hal tersebut terdapat perdebatan antara hubungan bermoral dan religius, karena
banyak yang berpendapat bahwa individu yang bermoral ialah individu yang religius.
4. Pada percobaan klasik yang sudah dilakukan dengan berbagai studi laboratorium dan
lapangan yang sudah dilakukan, ditemukan bahwa individu yang religius tidak bersikap
lebih bermoral daripada orang ateis (yang tidak memiliki agama).
5. Hasil dari defenisi para ahli adalah kepribadian merupakan suatu hal yang kompleks yang
didalamnya terdapat aspek psikis, terdapat kesatuan dari terjadinya interaksi pada
lingkungan yang akan membentuk beberapa tingkah laku individu yang berbeda - beda
setiap harinya, bersifat dinamis yaitu selalu berbeda karena mengalami perubahan, para
individu memiliki berbagai tujuan yang ingin mereka raih.
6. Terdapat bahan dan materi yang tertera didapatkan dengan studi kepustakaan primer dan
sekunder yang berhubungan dengan pembentukan konsep kepribadian dalam pandangan
psikologi dan filsafat.
7. Berikut merupakan hasil dan pembahasan dari apa yang penulis dapatkan : Teori
Pemikiran dan Pembentukan Karakter Pada Kepribadian Terdapat beberapa teori yang
menjelaskan tentang pembentukan karakter.

12
8. Terdapat tiga teori utama yang mendasari pembentukan karakter manusia menurut
Stephen Covey yaitu, Determinisme genetis yang pada dasarnya berpendapat bahwa
terdapat sifat yang diturunkan para nenek moyang kepada keturunannya yang terdapat
pada masing - masing DNA individu, sehingga semua keturunannya mewarisi hingga
keturunan selanjutnya akan mendapatkan sifat tersebut, Determinisme psikis yang pada
dasarnya adalah kecenderungan pribadi dan susunan karakter terbentuk atas pengalaman
yang terjadi pada masa anak - anak dan selalu terekam dalam memori individu itu,
Determinisme lingkungan didasari oleh seseorang atau sesuatu pada lingkungan kita yang
bertanggung jawab atas situasi dan juga kondisi sekitar.
9. Terdapat juga faktor kebebasan untuk memilih, dalam kebebasan ini para individu
memiliki kepribadian yang unik.

13

Anda mungkin juga menyukai