Anda di halaman 1dari 18

KONSEP DIRI

Mata Kuliah : Psikologi Umum


Dosen Pengampu : Ma’rifatin Indah Kholili, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh:
1. Rahadatul Aissy (NIM K3121066)
2. Rian Junawan (NIM K3121067)
3. Sevia Ardhe Saputri (NIM K3121078)
4. Vially Rumbewas (NIM K3116068)

KELAS 1B
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2021

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat,
nikmat, serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini,diharapkan
makalah ini bisa memberikan wawasan dan informasi yang berguna bagi kita semua.
Dalam makalah membahas tentang Konsep Diri. Dimana sangat penting bagi manusia
untuk memahami dirinya sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
Semoga dengan uraian dan gambaran dalam makalah ini, diharapkan pembaca dapat
memahami konsep diri beserta pengaruhnya dan bisa mengimplementasikan konsep diri yang
positif ke dalam kehidupan sehari-hari.

Surakarta, 20 September 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

Judul................................................................................................................................1
Kata Pengantar................................................................................................................2
Daftar Isi.........................................................................................................................3
BAB I Pendahuluan.........................................................................................................5
1.1 Latar Belakang..............................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................5
1.3 Tujuan...........................................................................................................5
1.4 Manfaat.........................................................................................................5
BAB II Pembahasan.......................................................................................................6
2.1 Pengertian Konsep Diri / Self Concept........................................................6
2.1.1 Konsep Teori Diri.........................................................................6
2.1.2 Dimensi Konsep Diri....................................................................6
2.2 Pengertian Konsep Diri Menurut Ahli.........................................................8
2.3 Komponen Konsep Diri / Self Concept........................................................9
2.3.1 Citra diri (Self Image)....................................................................9
2.3.2 Ideal Diri.......................................................................................9
2.3.3 Harga Diri (Self Esteem)...............................................................9
2.3.4 Peran Diri.......................................................................................9
2.3.5 Identitas Diri.................................................................................9
2.4 Karakteristik Konsep Diri / Self Concept....................................................10
2.4.1 Self Concept Positif.......................................................................10
2.4.2 Self Concept Negatif......................................................................11
2.5 Faktor Faktor yang Memengaruhi Konsep Diri / Self Concept...................12
2.5.1 Kegagalan.......................................................................................12
2.5.2 Overthinking...................................................................................12
2.5.3 Depresi............................................................................................12

2.6 Pembagian Konsep Diri.................................................................................14


2.7 Pentingnya Self Concept untuk Diri Sendiri..................................................15
2.7.1 Memaksimalkan Potensi Diri..........................................................15

3
2.7.2 Membantu Dirinya Sendiri dalam Mencapai Tujuan Hidupnya......15
2.7.3 Menghindari Self Sabotaging Behavior............................................15
2.7.4 Mampu Memengaruhi Fisik dalam Menghadapi Masalah..............15
2.7.5 Mampu Mengukur Seberapa Jauh Dirinya dalam Menyelesaikan
Masalah......................................................................................................16
BAB III Penutup................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan......................................................................................................17
Daftar Pustaka...................................................................................................................18

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Konsep diri (Self Concept) adalah pikiran dan keyakinan seseorang mengenai dirinya sendiri.
Misalnya, deskripsi seorang anak kecil: “saya berumur 8 tahun, saya penari terbaik di kelas
atau saya yang paling pintar di kelas”. Deskripsi tentang konsep diri bisa juga dibuat secara
detail, meliputi banyak aspek, seperti sebuah resume seseorang. Konsep diri memiliki
peranan penting dalam menentukan perilaku individu dalam memandang dirinya. Manfaat
dari mengetahui konsep diri adalah individu bersikap optimis, percaya diri, senantiasa
berfikir dan persikap serta berperilaku positif. William D. Brooks mendefinisikan konsep diri
sebagai “persepsi yang bersifat fisik, sosial, dan psikologis, mengenai diri kita, yang didapat
dari pengalaman dan interaksi kita dengan orang lain”. Jadi, konsep diri adalah pandangan
dan perasaan tentang diri kita. Persepsi tentang diri ini dapat bersifat psikologis, sosial dan
fisik. Konsep diri dapat bersumber dari self esteem (harga diri) dan social evaluation
(penilaian sosial). Dengan mengetahui konsep diri individu diharapkan belajar untuk
memandang bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, dengan kegagalan kita bisa
memperbaiki diri untuk meraih sesuatu yang kita inginkan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu Konsep Diri
2. Pengertian Konsep Diri Menurut Ahli
3. Apa Saja Komponen Konsep Diri
4. Bagaimana Karakteristik Konsep Diri
5. Bagaimana Faktor-Faktor yang memengaruhi Konsep Diri
6. Bagaimana Pembagian Konsep Diri
7. Pentingnya Self Concept untuk diri sendiri

1.3 TUJUAN
1. Memahami konsep diri manusia (teori, dimensi)
2. Memahami komponen konsep diri manusia
3. Memahami faktor-faktor yang memengaruhi konsep diri
4. Memahami pembagian konsep diri

1.4 MANFAAT
1. Menambah wawasan tentang konsep diri

BAB II

5
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KONSEP DIRI


Self concept atau konsep diri adalah cara dan sikap seorang individu dalam memandang
dirinya sendiri. Pandangan atau perspektif diri meliputi aspek fisik maupun psikis, seperti
mengenal karakteristik individu itu sendiri, tingkah laku atau perbuatannya, kemampuan
dirinya, dan sebagainya. Tak hanya mencakup kekuatan diri individu itu saja, melainkan
kelemahan dan kegagalan yang ada pada dirinya.
Sebagai contoh, apabila individu menganggap bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk
mengatasi masalah yang dihadapinya, akan terbentuk self concept yang baik atau positif pada
dirinya. Namun, sebaliknya, apabila individu itu menganggap bahwa dirinya tidak mampu
atau dalam artian pesimis sebelum mencoba, akan terbentuk self concept yang negatif pada
dirinya.

2.1.1 Teori Konsep Diri


Teori konsep diri dan riset menunjukkan bahwa sikap – sikap terhadap diri memengaruhi
tingkah laku dan memberikan wawasan ke dalam persepsi individu, kebutuhan – kebutuhan
individu, dan tujuan – tujuan individu. Konsep diri merupakan salah satu aspek yang cukup
penting bagi individu dalam berperilaku. Merefleksikan diri merupakan hal yang penting
dalam pembentukan sebuah konsep diri pada individu. Usaha individu untuk memahami diri
sendiri kemudian menghasilkan konsep individu tersebut mengenai diri sendiri, yang biasa
disebut dengan konsep diri. Setiap orang mempunyai pengetahuan dan keyakinan unik
mengenai diri sendiri. Konsep diri ini menjadi identitas yang membedakan antara satu orang
dengan yang lain. Konsep diri individu, di satu sisi, memang tidaklah kaku. Interaksi dengan
orang – orang melalui komparasi sosial, ataupun feedback dari orang lain berdampak pada
perkembangan konsep diri.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah gagasan
tentang diri sendiri yang mencakup keyakinan, pandangan dan penilaian seseorang terhadap
dirinya sendiri. Konsep diri merupakan pandangan individu terhadap seluruh keadaan diri.
Konsep diri terbagi atas bagaimana cara individu melihat diri sendiri sebagai pribadi,
bagaimana setiap individu menginginkan diri sendiri menjadi manusia yang individu tersebut
harapkan.
2.1.2 Dimensi Konsep Diri
Menurut Desmita, (2014: h.166) tiga dimensi utama dalam konsep diri yaitu :

a. Pengetahuan Dimensi pertama dari konsep diri adalah apa yang kita ketahui tentang diri
sendiri atau penjelasan dari “siapa saya” yang akan memberi gambaran tentang diri individu.
Gambaran diri tersebut pada gilirannya akan membentuk citra diri.
6
b. Harapan Dimensi kedua dari konsep diri adalah dimensi harapan atau diri yang dicita –
citakan dimasa depan. Ketika individu mempunyai sejumlah pandangan tentang siapa
individu itu sebenarnya, pada saat yang sama individu tersebut juga mempunyai sejumlah
pandangan lain tentang kemungkinan menjadi apa individu tersebut dimasa datang.
c. Penilaian Dimensi ketiga dari konsep diri adalah penilaian individu terhadap dirinya
sendiri. Penilaian diri sendiri merupakan pandangan individu tentang harga atau kewajaran
individu tersebut sebagai pribadi.

Fitts ( 1971 ) dalam Agustiani (2006 : h.139 ) membagi konsep diri dalam beberapa dimensi,
sebagai berikut :
1. Dimensi Internal

Dimensi internal atau yang disebut juga kerangka acuan internal (internal frame or reference)
adalah penilaian yang dilakukan individu terhadap diri sendiri berdasarkan dunia didalam
diri. Dimensi ini terdiri dari tiga bentuk :
a) Diri identitas ( identity self ) bagian dari ini merupakan aspek yang paling
mendasar pada konsep diri yang diberikan terhadap diri sendiri atau individu yang
bersangkutan untuk menggambarkan diri dan membangun identitasnya.
b) Diri perilaku ( behavioral self ) merupakan persepsi individu tentang tingkah laku,
yang berisikan segala kesadaran mengenai apa yang dilakukan oleh diri individu tersebut.
c) Diri penerimaan / Penilai ( judging self ) berfungsi sebagai pengamat, penentu
standar evaluator. Kedudukannya adalah sebagai perantara ( mediator ) antara diri identitas
dan diri pelaku.
2. Dimensi Eksternal

Pada dimensi eksternal, individu menilai dirinya melalui hubungan dan aktivitas sosialnya,
nilai – nilai yang dianut, serta hal lain diluar dirinya. Dimensi yang dikemukakan oleh Fitts
adalah dimensi eksternal yang bersifat umum bagi semua orang, dan dibedakan atas lima
bentuk, yaitu :
a) Diri fisik ( physical self ) menyangkut persepsi seseorang terhadap keadaan dirinya
secara fisik. Dalam hal ini terlihat persepsi seseorang mengenai kesehatan diri, penampilan
diri, dan keadaan tubuh.
b) Diri etil – moral ( moral – ethical self ) merupakan persepsi seseorang terhadap
dirinya dilihat dari standar pertimbangan nilai moral dan etika.
c) Diri pribadi ( personal sel ) merupakan perasaan atau persepsi seseorang tentang
keadaan pribadinya.
d) Diri keluarga ( family self ) menunjukkan perasaan dan harga diri seseorang dalam
kedudukannya sebagai anggota keluarga.

7
e) Diri sosial ( sosial self ) bagian ini merupakan penilaian individu terhadap interaksi
dirinya dengan orang lain maupun lingkungan disekitarnya.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa dimensi -dimensi konsep diri
yaitu pengetahuan tentang keadaan diri yang akan memberi gambaran tentang diri individu,
harapan individu tentang pandangan lain tentang kemungkinan apa yang tejadi dimasa
datang, serta penilaian terhadap diri sendiri yang akan membentuk diri individu tersebut.

2.2 PENGERTIAN KONSEP DIRI MENURUT AHLI


2.2.1 Patricia Potter Anne Perry
Potter and Perry memandang bahwa self concept atau konsep diri adalah gambaran subjektif
dari diri individu dan perpaduan yang kompleks, mulai dari perasaan, persepsi sadar dan
bawah sadar, hingga sikap. Self concept atau konsep diri memberi individu kerangka rujukan
yang memengaruhi self management akan situasi dan hubungan individu dengan orang lain.
2.2.2 Clara R. Pudjijogyanti (1995)
Menurut Pudjijogyanti, dirinya menganggap bahwa self concept adalah salah satu faktor
penentu tingkah laku individu, seperti apakah akan baik atau buruk. Perilaku negatif seorang
individu merupakan hasil dari adanya gangguan dalam upaya pencapaian harga diri (self
esteem).

2.2.3 Carl Rogers


Menurut Carl Rogers, ia mengungkapkan bahwa self concept atau konsep diri itu berapa pada
strata kesadaran individu. Jadi, self concept adalah suatu konfigurasi atau penggabungan dari
berbagai tanggapan yang saling terkait dengan diri sendiri, masuk hingga ke dalam kesadaran
individu.
2.2.4 Willian D. Brooks
William D. Brooks mengatakan bahwa self concept atau konsep diri adalah perspektif terkait
totalitas psikis, fisik, dan sosial terhadap diri sendiri yang terbentuk dari berbagai pengalaman
serta interaksi atau komunikasi individu dengan individu lain.
2.2.5 Baron dan Byrne (2004)
Konsep diri adalah identitas diri seseorang sebagai sebuah skema dasar yang 14 terdiri dari
kumpulan keyakinan dan sikap terhadap diri sendiri yang terorganisir.

2.2.6 Santrock (2011)


Konsep diri ( self – concept ) mengacu pada domain spesifik dari evaluasi diri.
Individu dapat membuat evaluasi diri terhadap berbagai domain dalam hidupnya - akademik,
atletik, penampilan fisik, dan sebagainya.

8
2.3 KOMPONEN KONSEP DIRI
Secara umum, self concept terdiri atas beberapa komponen diantaranya

2.3.1 Citra Diri (Self Image)


Citra diri atau gambaran diri ini biasa dikenal sebagai self image adalah perilaku individu
secara fisik pada dirinya sendiri, baik disadari maupun tak disadari. Komponen self
image mencakup persepsi atau tanggapan, baik di masa lalu maupun sekarang, terkait ukuran
dan bentuk tubuh serta kemampuan pada dirinya (fisik).
2.3.2 Ideal Diri
Ideal diri adalah persepsi seorang individu mengenai bagaimana individu tersebut semestinya
berperilaku berdasar pada standar pribadinya dan terkait dengan cita-citanya. Pembentukan
ideal diri ini mulai ada sejak individu itu berada pada masa anak-anak dan dipengaruhi pula
oleh individu lain yang berada di sekitar dirinya.
Ideal diri disebut juga sebagai pengharapan atas dirinya sendiri. Hal ini seperti harapan atas
kemungkinan menjadi apa dirinya kelak sesuai dengan idealisme dirinya.
2.3.3 Harga Diri (Self Esteem)
Harga diri atau biasa disebut sebagai self esteem ini adalah persepsi seorang individu akan
hasil yang dicapainya dengan menelaah seberapa banyak kesesuaian perilakunya dengan
ideal dirinya. Self esteem ini memang terbentuk sejak kecil sebab adanya perhatian dan
penerimaan dari individu dan lingkungan sekitarnya.
Self esteem atau harga diri ini dihasilkan dari persepsi dan penilaian seorang individu
terhadap dirinya terkait yang diharapkan dengan fakta yang ada pada dirinya. Apabila
semakin luas ketidaksesuaian antara pengharapan dan fakta atau kenyataan di dirinya, akan
semakin rendah rasa harga dirinya. Sebaliknya, Apabila individu tersebut semakin mendekati
ideal dirinya atau pengharapan atas dirinya dan menyukai atas apa yang dikerjakan, akan
semakin tinggi pula rasa harga dirinya.

2.3.4 Peran Diri


Peran diri adalah segenap bentuk sikap atau tingkah laku, nilai, dan tujuan yang diharapkan
oleh suatu kelompok sosial terkait dengan fungsi dan peran individu di dalam masyarakat
atau kelompok sosial tersebut.

2.3.5 Identitas Diri


Identitas diri adalah kepekaan individu terhadap dirinya yang dihasilkan dari pengamatan dan
penilaian dirinya dengan menyadari bahwa dirinya itu memiliki perbedaan dengan individu
lain. Komponen self concept ini mulai terbentuk dan berkembang pada diri individu sejak
masa kanak-kanaknya.

9
Komponen – komponen Konsep diri menurut Gross, (2013: h.229), konsep diri adalah
sebuah istilah umum yang biasa mengacu pada tiga komponen utama, yaitu:
a. Self – image (citra diri) Mengacu pada cara kita mendeskripsikan diri kita. Salah satu cara
untuk menginvestigasi self image adalah menanyakan pertanyaan “siapa aku?” yang biasanya
menghasilkan dua aktegori utama yaitu peran sosial dan ciri kepribadian.
b. Self – esteem (harga diri) Mengacu pada seberapa jauh individu menyukai dan menyetujui
diri sendiri, self-esteem dapat dapat dianggap sebagai bagaimana individu mengevaluasi self-
image itu sendiri.
c. Ideal Self Jika self-image adalah orang dengan jenis apakah kita, maka ideal self (ego-ideal
atau idealized self-image) adalah jenis orang seperti apakah yang diinginkan dari diri sendiri,
hal ini dapat bervariasi secara extent dan degree.

Pudjijogyanti, (1985, h.2) konsep diri terbentuk atas dua komponen, yaitu :

a. Komponen kognitif
Komponen kognitif merupakan pengetahuan individu tentang keadaan dirinya.
Gambaran diri tentang keadaan individu yang akan membentuk citra diri. Gambaran
diri ini dapat lebih diperpanjang lagi dengan menguraikan tujuan hidup, kesenangan,
peranan sosial, status sosial, kedudukan sosial, dan sebagainya.
b. Komponen Afektif
Komponen afektif merupakan penilaian individu terhadap diri. Penilaian tersebut akan
membentuk penerimaan diri (self – acceptance), serta harga diri (self – esteem)
individu.

2.4 KARAKTERISTIK KONSEP DIRI


Secara umum, seorang individu dalam melakukan penilaian atas dirinya sendiri, terdapat
dua kemungkinan. Ada yang menilai dirinya positif dan ada pula yang menilai dirinya
negatif. Dengan kata lain, individu tersebut mempunyai self concept positif, akan tetapi tak
menutup kemungkinan bahwa ada pula individu yang mempunyai self concept negatif.
Berikut pembagian karakteristik self concept :

2.4.1. Self Concept Positif


Self concept positif sebagai pandangan seorang individu memiliki konsep positif pada
dirinya yang memudahkannya dalam beradaptasi dengan beberapa atau banyak keadaan.
Individu tersebut memandang di samping hal-hal buruk atau negatif pasti ada hikmah yang
bisa diambil dan bukanlah akhir dari segalanya. Biasanya, Individu yang memiliki self
concept seperti ini akan lebih optimis, percaya diri, dan selalu berpikir bahwa setiap masalah
ada solusinya. Selain itu, individu yang memiliki self concept positif ini, dapat menerima
dirinya apa adanya, menerima segala risiko dan kelemahannya. Ia juga cenderung memiliki

10
wawasan yang luas terhadap dirinya sendiri, memiliki keinginan dan perencanaan realis yang
kemungkinan besar dapat dicapai olehnya. Ia memiliki sikap yang dapat memposisikan harga
dirinya secara tepat.
Adapun karakteristik individu yang memiliki self concept yang positif, antara lain:

 Mempunyai keyakinan bahwa dirinya mampu untuk mengatasi berbagai masalah.


Dengan kata lain, dirinya percaya bahwa di setiap masalah pasti ada solusinya.
 Ia memiliki perasaan setara terhadap individu lain.
 Memiliki keinginan untuk introspeksi diri dan kemampuan dalam memperbaiki
dirinya sendiri
 Memiliki kesadaran bahwa individu lain juga mempunyai keinginan, perasaan, dan
sikap yang belum tentu diterima oleh semua anggota masyarakat atau kelompok sosial
tertentu
 Dapat menerima pujian dari individu lain tanpa rasa malu. Dengan kata lain, ia tak
akan hanyut ketika mendapatkan sanjungan dari individu lain
 Tidak merasa terancam dan cemas apabila dirinya dikritik oleh individu lain
 Akan secara lapang menerima informasi negatif terhadap dirinya

2.4.2 Self Concept Negatif


Self concept negatif biasanya terjadi pada individu yang tidak banyak tahu informasi akan
dirinya sendiri dan tak melihat dirinya secara utuh. Contohnya, ia hanya melihat kelemahan
pada dirinya atau bahkan kelebihan-kelebihan yang ada pada dirinya. Hal tersebut yang
menjadikan dirinya memiliki keinginan, harapan dan perencanaan yang tidak realistis
sehingga peluang untuk berhasilnya pun tipis. Ia memiliki sikap yang memposisikan dirinya
secara kurang atau bisa dikatakan tidak tepat. Individu yang mempunyai self concept negatif,
cenderung lebih pesimis dan merasa sulit untuk melihat kesempatan dalam kesulitan tersebut.
Terlebih, dirinya merasa kalah sebelum mencoba. Pun apabila tidak berhasil dan dikatakan
gagal, individu dengan self concept seperti ini akan menyalahkan keadaan yang ada, individu
lain, bahkan dirinya sendiri.
Adapun beberapa karakteristik dari individu yang memiliki self concept yang negatif, di
antaranya :

 Merasa pesimis setiap kali menghadapi suatu kompetisi dengan individu lain
 Memiliki sifat yang sensitif atau peka apabila mendapat kritikan dari individu lain
 Memiliki sikap yang responsif apabila mendapat pujian dari individu lain
 Cenderung memiliki sikap yang suka mengkritik, bahkan hingga ke persoalan kecil
sekalipun
 Memiliki perasaan bahwa dirinya tidak disenangi oleh individu lain
 Tidak mampu untuk menghargai dan mengakui kelebihan dari individu lain

2.5 FAKTOR FAKTOR YANG MEMENGARUHI KONSEP DIRI

11
Akar permasalah yang terjadi pada diri manusia sebagian besar ada pada perspektif
terhadap dirinya sendiri. Pemahaman ini akan muncul dari pikiran negatif terhadap dirinya
sendiri, seperti merasa dirinya tak berguna, rendah diri atau inferior, tidak cantik atau
ganteng, tidak menarik, tidak memiliki keterampilan, dan segala macam kritik terhadap
dirinya sendiri yang malah menyebabkan suatu problem.
Berikut ini ada beberapa faktor yang memengaruhi self concept seorang individu, di antaranya.

2.5.1 Kegagalan
Sadar atau tak sadar, kegagalan yang terjadi pada diri individu secara terus menerus akan
memberikan pertanyaan besar pada potensi atau kemampuan dirinya sendiri sehingga
berujung pada persepsi bahwa dirinya lemah dan tak dapat diandalkan.

2.5.2 Overthinking
Seorang individu yang terlalu sering overthinking sangatlah tidak baik. Hal itu karena dapat
mengarahkan pikiran buruk terhadap penilaian dirinya sendiri sehingga terciptalah self
concept yang negatif. Individu tersebut cenderung terus menerus memikirkan kegagalan yang
dialaminya, tanpa ada keinginan untuk mencari solusinya. Sikap seperti ini harus segera
dihentikan.

2.5.3 Depresi
Sebenarnya, poin ini ada kaitannya dengan poin-poin sebelumnya. Seorang individu
dihadapkan pada kegagalan, ia menganggap bahwa dirinya tidak memiliki potensi lagi untuk
melawan kegagalan itu, dan tidak mengambil peluang atas kegagalan tersebut. Sampai
akhirnya, individu itu dilanda stres hingga depresi karena terus memikirkan kemungkinan-
kemungkinan negatif atas kegagalan yang ia alami.

Rakhmat, (2005: h.100-110) menyatakan bahwa faktor – faktor yang memengaruhi konsep
diri yaitu :
a. Individu mengenal dirinya sendiri dengan mengenal orang lain terlebih dahulu. Bagaimana
individu menilai dirinya, akan membentuk konsep dirinya sendiri. Tidak semua orang lain
mempunyai pengaruh yang sama terhadap diri kita. Ada yang paling berpengaruh yaitu orang
– orang yang terdekat dengan kita, seperti orang tua, saudara, atau orang yang tinggal satu
rumah dengan kita.
b. Kelompok Rujukan (Reference Group), dalam pergaulan bermasyarakat, kita pasti menjadi
anggota berbagai kelompok. Ada kelompok yang secara emosional mengikat kita, dan
berpengaruh terhadap konsep diri kita. Dengan melihat kelompok ini, orang mengarahkan
perilakunya dan menyesuaikan dirinya dengan ciri – ciri kelompoknya.
c. Nubuat yang Dipenuhi Sendiri, setiap orang bertingkah laku sedapat mengkin sesuai
dengan konsep dirinya. Kecenderungan untuk bertingkah laku sesuai dengan konsep dirinya
disebut nubuat yang dipenuhi sendiri.

12
d. Membuka Diri, dengan membuka diri konsep diri menjadi lebih dekat pada kenyataan. Bila
konsep diri sesuai dengan pengalaman kita, kita akan lebih terbuka untuk menerima
pengalaman – pengalaman dan gagasan – gagasan baru, lebih cenderung menghindari sikap
defensif, dan lebih cermat memandang diri kita dengan orang lain.
e. Percaya Diri (Self Confidence) Keinginan untuk menutup diri, selain karena konsep diri
yang negatif timbul dari kurangnya kepercayaan kepada kemampuan sendiri. Orang yang
tidak menyenangi dirinya merasa bahwa dirinya tidak akan mampu mengatasi persoalan.
f. Selektivitas Konsep diri memengaruhi perilaku individu karena pesan apa individu bersedia
membuka diri, bagaimana mempersepsi pesan itu, dan apa yang diingat. Konsep diri
menyebabkan terpaan selektif (selective exposure), persepsi selektif (selective perseption),
dan ingatan selektif (selective attention).

Menurut Burns, (dalam Widodo, 2006: h.4) konsep diri dipengaruhi oleh faktor– faktor
sebagai berikut :
a. Citra diri Yang berisi tentang kesadaran dan citra tubuh, yang pada mulanya dilengkapi
melalui persepsi inderawi. Hal ini merupakan inti dan dasar dari acuan dan identitas diri yang
terbentuk.
b. Kemampuan bahasa Bahasa timbul untuk membantu proses diferensiasi terhadap orang
lain yang ada disekitar individu, dan juga untuk memudahkan atas umpan balik yang
dilakukan oleh orang – orang terdekat (significant others).
c. Umpan balik dari lingkungan Individu yang citra tubuhnya mendekati ideal masyarakat
atau sesuai dengan yang diinginkan oleh orang lain yang dihormatinya, akan mempunyai rasa
harga diri yang akan tampak melalui penilaian – penilaian yang terefleksikan.
d. Peran Identifikasi dengan peran jenis yang sesuai dengan stereotip masyarakat. Identifikasi
berdasarkan penggolongan seks dan peranan seks yang sesuai dengan pengalaman masing –
masing individu akan berpengaruh terhadap sejauh mana individu memberi label maskulin
atau feminin kepada dirinya sendiri.
e. Pola asuh, perlakuan, dan komunikasi orang tua. Hal ini akan berpengaruh terhadap harga
diri individu karena ada ketergantungan secara fisik, emosional, dan sosial kepada orang tua
individu(terutama pada masa kanak – kanak), selain karena orang tua juga merupakan sumber
umpan balik bagi individu.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa faktor – faktor yang
memengaruhi konsep diri yaitu, pengalaman ( hal – hal yang berhubungan dengan respon
seseorang dan peran yang dimainkan dalam masyarakat), dan aktualisasi diri yang
berhubungan dengan penilaian terhadap diri sendiri dan orang lain.

13
2.6 PEMBAGIAN KONSEP DIRI
Untuk menunjukkan konsep diri yang konkret sesuai atau terpisah dari perasaan dan
pengalaman organismik, Rogers (dalam Sobur, 2013 : h. 507) mengajukan dua konsep, yaitu:
a. Incongruence

Ketidaksesuaian antara konsep diri dan pengalaman organismik disebabkan adanya


pengasingan diri yang mendasar dalam individu. Dalam hal ini, individu merasa diancam dan
takut karena dia ternyata tidak mampu menerima secara terbuka dan fleksibel semua
pengalaman dan nilai organismik dalam konsep dirinya yang terlalu sempit.
b. Congruence

Adapun congruence adalah situasi saat pengalama diri diungkapkan dengan seksama dalam
sebuah konsep diri yang utuh, integral, dan asli dengan demikian, tendensi aktualisasi diri
dalam pribadi seseorang dapat berkembang tanpa halangan.

Pembagian konsep diri menurut Brooks dan Emmert (dalam Rakhmat, 2005: h. 105) ada dua,
yaitu :
a. Konsep Diri Negatif
1) Peka pada kritik
2) Responsif terhadap pujian
3) Hipekratis
4) Cenderung merasa tidak disenangi orang lain
5) Bersikap terhadap kompetensi seperti terungkap dalam keengganannya untuk
bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi.
b. Konsep Diri Positif
1) Ia yakin akan kemampuannya mengatasi masalah
2) Ia merasa setara dengan orang lain
3) Ia menerima pujian tanpa rasa malu
4) Ia menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan
dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat.
5) Ia mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek – aspek
kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya.

14
Berdasarkan penjelasan diatas maka konsep diri terbagi menjadi dua yaitu konsep diri positif
yang ditandai dengan kesesuaian atau kongruen dan konsep diri negatif yang ditandai dengan
ketidaksesuaian atau inkongruen.

2.7 PENTINGNYA SELF CONCEPT UNTUK DIRI SENDIRI


Self concept yang sehat dan positif akan menimbulkan manfaat untuk diri sendiri. Berikut
adalah manfaat yang didapatkan dengan memiliki self concept yang sehat dan positif, di
antaranya:

2.7.1 Memaksimalkan Potensi Diri


Apabila individu memiliki self concept yang positif, individu itu akan percaya bahwa ia dapat
melakukan berbagai hal, mampu menyelesaikan masalah yang ada dengan mencari peluang
dan solusi, membuka potensi yang dimiliki kepada hal-hal yang belum pernah dipikirkan
sebelumnya.
2.7.2 Membantu Dirinya Sendiri dalam Mencapai Tujuan Hidupnya
Individu yang memiliki self concept positif, cenderung memiliki sikap yang optimis dan
realistis terhadap tujuan yang diinginkannya. Dengan begitu, peluang dirinya untuk berhasil
akan semakin besar sehingga tujuan yang diinginkannya pun akan tercapai.
2.7.3 Menghindari Self Sabotaging Behavior
Individu yang memiliki self concept positif mampu menghindari self- sabotaging
behavior. Self - sabotaging behavior sebagai bentuk pemikiran, sikap, ataupun tindakan yang
menahan dirinya untuk meraih apa yang ia mau, misalnya, goals dalam hidupnya.
Memiliki self concept yang positif akan membentuk diri menjadi pribadi yang lebih positif,
optimis, dan yakin bahwa dirinya mampu mendapatkan apa yang diinginkan atau dituju.
Akan tetapi, sebaliknya, apabila self concept pada diri individu itu negatif atau dapat
dikatakan tak sehat, hal itu tak akan membawa dirinya dalam mencapai keinginan dan
tujuannya.
2.7.4 Mampu Memengaruhi Fisik dalam Menghadapi Masalah
Memengaruhi perspektif bagaimana individu itu menggunakan fisiknya dalam menghadapi
suatu masalah atau tantangan dalam kehidupannya sehari-hari. Contoh simpelnya, seorang
individu ingin mengikuti suatu perlombaan lari, apabila ia memiliki self concept bahwa
dirinya terlalu gemuk untuk dapat mengikuti perlombaan lari tersebut dan akan menjadi
orang terakhir yang sampai di garis finish, mungkin saja itu akan terjadi.
Akan berbeda bila individu tersebut memiliki self concept positif bahwa dirinya kuat dan
akan memenangkan lomba lari tersebut, bisa saja hasilnya akan sesuai dengan pemikirannya
tersebut. Hal ini menandakan bahwa individu yang memiliki self concept positif akan mampu
memengaruhi fisiknya dalam menghadapi masalah yang ada.

2.7.5 Mampu Mengukur Seberapa Jauh Dirinya dalam Menyelesaikan Masalah


15
Individu yang memiliki self concept positif akan mampu menentukan seberapa jauh ia dapat
keluar dari ‘zona nyaman’ nya dalam menyelesaikan masalah. Dengan kata lain, dirinya
mampu menentukan seberapa jauh kemampuan dirinya untuk menyelesaikan berbagai
masalah.s

16
BAB III
PENUTUP

3.1KESIMPULAN
Konsep diri (self concept) adalah cara pandang dan sikap seseorang terhadap diri sendiri.
Konsep diri merupaka inti dari kepribadian seseorang dan sangat berperan dalam menentukan
dan mengarahkan perkembangan kepribadian serta perilaku seseorang di dalam
lingkungannya. Perkembangan kepribadian seseorang sangat dipengaruhi perkembangan
konsep dirinya, yang pada gilirannya akan mempengaruhi perilakunya. Seseorang yang
mampu mengembangkan konsep dirinya menjadi konsep diri yang positif akan memiliki
kepribadian positif serta akan mengarahkan pada perilaku yang positif pula. Namun beberapa
diantara Individu, ternyata tidak ammpu mengembagkan konsep diri yang positif, sehingga ia
cenderung memandang dirinya tidak berdaya, lemah, malang, gagal, tidak disukai, tidak
kmpeten dan sebaginya. Hal ini tentu sangat merugikan, bahkan mungkin orang-orang
disekitarnya akan ikut berdampak.
Self concept adalah pandangan dan penilaian individu pada dirinya sendiri. Hal ini berguna
sebagai landasan berperilaku dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Maka dari itu,
ciptakanlah self concept yang positif agar mampu membentuk kepribadian yang baik pula.

17
DAFTAR PUSTAKA

Talitha, Tasya. 2021. https://www.gramedia.com/best-seller/konsep-diri/. Diakses pada 19


September 20.10
https://repository.bsi.ac.is/index.php/unduh/item/240409/Psikologi-Komunikasi-4.pdf.
Diakses pada 18 September 19.45
https://repository.usm.ac.id/files/skripsi/F11A/2013/F.111.13.0085/F.111.13.0085-05-BAB-
II-20190129020908.pdf. Diakses pada 19 September 15.30

18

Anda mungkin juga menyukai