Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN

KONSEP PENGEMBANGAN DIRI PERAWAT

DI SUSUN OLEH :
KELAS 1B D3-KEPERAWATAN
NAMA ANGGOTA KELOMPOK 1 :
1. NI WAYAN DEWI ADRIANI
2. NANI EWI SALMA
3. NURUL AULIA RIZKI
4. HUSDIYANI AZMI
5. RISKA OKTAVIA
6. NURSIFA
7. HERY SETIAWAN

POLTEKKES KEMENKES MATARAM


TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahamatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “KONSEP DIRI”.
Makalah ini disusun untuk menjelaskan tentang Konsep Diri dalam Keperawatan agar
dapat diterapkan dalam praktek keperawatan, serta diajukan demi memenuhi tugas mata kuliah
Konsep Dasar Keperawatan Semester Genap.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Mataram, 1 SEPTEMBER 2020


Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................4
C. TUJUAN..........................................................................................................................5
D. MANFAAT......................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KONSEP DIRI.......................................................................................6
B. DIMENSI KONSEP PERAWATAN DIRI.....................................................................6
C. KOMPONEN KONSEP DIRI.........................................................................................7
D. PRINSIP-PRINSIP DASAR YANG MEMPENGARUHI KONSEP DIRI....................9
E. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSEP DIRI.................................................10
F. PERKEMBANGAN KONSEP DIRI..............................................................................10
G. LANGKAH-LANGKAH MEMPERTAHANKAN KONSEP DIRI..............................13
H. HAMBATAN DALAM MEMBANGUN KONSEP DIRI.............................................13
I. PENGARUH PERAWAT DALAM KONSEP DIRI KLIEN.........................................14
BAB III PENUTUP
 KESIMPULAN................................................................................................................15
 SARAN............................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................16

3
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap individu memiliki latar belakang yang berbeda dalam proses kehidupannya, mulai dari
lahir hingga mencapai titik kedewasaannya. Sehingga di dalam diri setiap individu terdapat
berbagai macam cara identifikasi serta perubahan melalui proses yang berbeda pula dan
diharapkan menuju arah yang lebih baik. Di dalamnya terdapat hubungan timbal balik antara
satu individu dengan individu lainnya dan dari identifikasi tersebut didapatkan pola tingkah
laku dari hasil pemikiran yang panjang.
Konsep diri memberikan kita kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen kita terhadap
situasi dan hubungan kita dengan orang lain. Kita mulai membentuk konsep diri saat usia
muda. Masa remaja adalah waktu yang kritis ketika banyak hal secara kontinu
mempengaruhi konsep diri.
Konsep diri adalah citra subyektif dari diri dan pencampuran yang kompleks dari perasaan,
sikap dan persepsi bawah sadar maupun sadar. Konsep diri dikembangkan melalui proses
yang sangat kompleks yang melibatkan banyak variable. Keempat komponen konsep diri
adalah identitas, citra tubuh, harga diri dan peran.
Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang
tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang yang pada
akhirnya menyebabkan ia sadar akan keberadaan dirinya. Perkembangan yang berlangsung
tersebut kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan.
Konsep diri dan persepsi tentang kesehatan sangat berkaitan erat satu sama lain. Klien yang
mempunyai keyakinan tentang kesehatan yang baik akan dapat meningkatka konsep diri.
Tetapi sebaliknya, klien yang memiliki persepsi diri yang negatif akan menimbulkan
keputusasaan.
Maka disini kami akan memaparkan tentang konsep diri dalam keperawatan yang nantinya
akan dibutuhkan oleh kita selaku askep. Didalamnya terkandung  komponen-komponen
konsep diri, faktor pengaruh konsep diri, dan proses keperawatan dalam konsep diri.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari konsep diri ?
2. Apa saja dimensi dari konsep diri ?
3. Apa saja komponen dari konsep diri ?
4. Apa saja prinsip-prinsip dari konsep diri ?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi konsep diri ?
6. Bagaimana perkembangan dari konsep diri itu ?
7. Apa saja langkah-langkah untuk mempertahankan konsep diri ?
8. Apa saja hambatan dalam membangun konsep diri itu ?
9. Bagaimana pengaruh perawat dalam konsep diri klien ?

4
C. TUJUAN
1. Menjelaskan pengertian dari konsep diri.
2. Menjelaskan dimensi konsep diri.
3. Menjelaskan komponen - komponen dari konsep diri.
4. Menjelaskan prinsip – prinsip konsep diri.
5. Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi konsep diri.
6. Menjelaskan perkembangan konsep diri.
7. Mengidentifikasi langkah-langkah mempertahankan konsep diri.
8. Mengidentifikasi hambatan dalam membangun konsep diri
9. Menjelaskan pengaruh perawat dalam konsep diri klien.

D. MANFAAT
1. Mengetahui pengetian konsep diri dan praktis dalam menumbuhkan konsep diri positif 
bagi anak-anak.
2. Konsep Diri merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan dalamkomunikasi
antar pribadi.
3.Konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan perilaku individu.
4. Sebagai literatur untuk mengetahui apa yang dimaksud konsep diri.
5. Sebagai referensi bagi pembaca agar mengetahui pengaruh konsep diri dalam
keperawatan.

5
BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KONSEP DIRI


Secara umum, Konsep diri berasal dari bahasa inggris yaitu “self concept” merupakan suatu
konsep mengenai diri individu itu sendiri yang meliputi bagaimana seseorang memandang,
memikirkan dan menilai dirinya sehingga tindakan-tindakannya sesuai dengan konsep
tentang dirinya tersebut.
      Konsep diri mempunyai banyak pengertian dari beberapa ahli.Berikut merupakan konsep
diri menurut para ahli yang lain:
 Seifert dan Hoffnung (1994), misalnya, mendefinisikan konsep diri sebagai “suatu
pemahaman mengenai diri atau ide tentang konsep diri.“.
  Santrock (1996) menggunakan istilah konsep diri mengacu pada evaluasi bidang tertentu dari
konsep diri.
  Atwater (1987) menyebutkan bahwa konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri, yang
meliputi persepsi seseorang tentang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang
berhubungan dengan dirinya.
  Menurut Burns (1982), konsep diri adalah hubungan antara sikap dan keyakinan tentang diri
kita sendiri. Sedangkan Pemily (dalam Atwater, 1984), mendefisikan konsep diri sebagai
sistem yang dinamis dan kompleks diri keyakinan yang dimiliki seseorang tentang dirinya,
termasuk sikap, perasaan, persepsi, nilai-nilai dan tingkah laku yang unik dari individu
tersebut.
  Cawagas (1983) menjelaskan bahwa konsep diri mencakup seluruh pandangan individu akan
dimensi fisiknya, karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya, kelebihannya atau
kecakapannya, kegagalannya, dan sebagainya.
 Stuart dan Sudeen (1998), konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian
yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan
dengan orang lain.

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah cara seseorang untuk
melihat dirinya secara utuh dengan semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang
diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain.

B. DIMENSI KONSEP PERAWATAN DIRI


1. Pengetahuan tentang diri anda adalah informasi yang anda miliki tentang diri anda,misalnya
jenis  kelamin, penampilan.
2. Pengharapan bagi anda adalah gagasan anda tentang kemungkinan menjadi apa diri anda
kelak.
3. Penilaian terhadap diri anda,adalah pengukuran anda tentang keadaan anda dibandingkan
dengan apa yang seharusnya terjadi pada diri anda, hasil pengukuran tersebut adalah rasa harga
diri.

6
Konsep diri memiliki dua kecondongan, yaitu:
a. Konsep Diri Negatif
Konsep diri negatif adalah penilaian negatif terhadap diri sendiri dan merasa tidak mampu
mencapai sesuatu yang berharga, sehingga menuntun diri ke arah kelemahan dan emosional yang
dapat menimbulkan keangkuhan serta keegoisan yang menciptakan suatu penghancuran diri.
b. Konsep Diri Positif
Merupakan penilaian positif serta mengenali diri sendiri secara baik, mengarah ke kerendahan
hati dan kedermawanan sehingga ia mampu menyimpan informasi tentang diri sendiri, baik
informasi positif maupun negatif. Konsep diri positif menganggap hidup adalah suatu proses
penemuan yang membuat diri kita mampu menerima berbagai macam kejutan-kejutan,
konsekuensi, imbalan serta hasil. Dengan demikian diri kita mampu menerima semua keadaan
orang lain.
Langkah langkah yang perlu di ambil untuk memiliki konsep diri yang positif:
1. Bersikap objektif dalam mengenai diri sendiri
Tidak mengabaikan pengalaman poisitif atau pun keberhasilan sekecil  apapun yang pernah di
capai, carilah cara  dan kesempatan untuk mengembangkan talenta, jangan terlalu beraharap
bahawa diri kita dapat membahagiakan semua orang atau melakukan segala sesuatu secara
sekaligus.
2. Hargailah diri sendiri
Hargailah diri sendiri dengan melihat kebaikan yang ada dalam diri, sehingga kita mampu
melihat hal baik yang ada dalam diri orang lain secara positif.
3. Jangan memusuhi diri sendiri
Memerangi diri sendiri adalah sesuatu hal yang melelahkan karena merupakan pertanda bahwa
ada permusuhan dan peperangan antara harapan ideal dengan kenyataan diri yang
sejati,akibatnya akan timbul kelelahan mental dan rasa prustasi yang dalam, yang mengakibatkan
makin lemahnya konsep diri positif.
4. Berpikir positif dan rasional
Kendalikan pikiran kita ketika mulai menyesatkan jiwa dan raga.

C. KOMPONEN KONSEP DIRI


Konsep diri terdiri dari  5 komponen :
  Identitas diri
   Menurut Stuart dan Sundeen (1991), identitas adalah kesadaran akan diri yang bersumber dari
obsesi dan penilaian yang merupakan sistesa dari semua aspek konsep diri sebagai suatu
kesatuan yang utuh
Identitas juga bercermin pada yang lain (the other), yang tidak bisa terlepas dari
pengakuan/pengukuhan orang lain. Identitas manusia selama hidupnya di cerminkan oleh
seperangkat opini orang lain.

7
Keunikan setiap individu sekaligus adalah kekuatan diri dan kelemahannya, kekuatan karena
dengan memahami keunikan itu kita tidak tergoyahkan oleh penafsiran yang lain, kelemahannya
adalah ketika kita berupaya untuk mengukuhkan identitas tersebut.
Identitas berkembang sejak masa kanak-kanak, yang di pengaruhi oleh pandangan dan perlakuan
lingkungan.
Ciri-ciri individu dengan perasaan yang identitas positif dan kuat:
a. Memandang diri berbeda dengan orang lain, unik dan tidak ada duanya.
b. Memiliki kemandirian, mengerti dan percaya diri, yang timbul dari perasaan berharga,
berkemampuani suatu kesela dan dapat menguasai diri.
c.  Mengenal diri sebagai organisme yang utuh dan terpisah dari orang lain .
d. Mengakui jenis kelamin sendiri.
e. Memandang berbagai aspek dalam dirinya sebagai suatu keselarasan.

  Gambaran diri
     Pandangan atau persepsi tentang diri kita sendiri, bukan penilaian orang lain terhadap
dirinya. Sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar (Stuart dan Sundeen,
1991)
a)  Sikap tersebut mencakup: persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk, fungsi,
penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu.setiap perubahan tubuh akan berpengaruh
terhadap kehidupan individu.
b) Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya,menerima reaksi diri tubuhnya dan
menerima stimulus dari orang lain, semakin sadar dirinya terpisah dari lingkungan “usia remaja,
fokus individu terhadap fisik lebih menonjol”.
c) Gambaran diri berhubungan erat  dengan kepribadian,cara individu memandang diri
berdampak penting pada apek pisikologinya,individu yang berpandangan realistic terhadap
diri,menerima,menyukai bagian tubuh akan memberi rasa aman,terhindar dari rasa cemas,dan
meningkatkan harga diri individu yang stabil,realistis dan konsisten terhadap gambaran diri akan
memiliki kemampuan yang mantap terhadap realisasi sehingga memacu sukses dalam hidup.

  Harga diri
     Berupa penilaian atau evaluasi dirinya terhadap hasil yang didapat baik internal maupun
eksternal yang merupakan proses pencapaian ideal diri. Harga diri terkait dengan berbagai hal
yang berperan vital, di antaranya:
a.    Kualitas emosi
b.    Aktualisasi diri
c.    Kepercayaan diri
3.   Coopersmith (Stuart dan Sudeen, 1991)

8
  Ideal diri
    Suatu yang kita harapkan atau harapan individu terhadap dirinya yang akan dinilai oleh
personal lain. Persepsi individu tentang bagaimana ia harus berprilaku sesuai dengan standart
pribadi.Stuart dan Sundeen, (1991) yaitu :
1. Standart tersebut berhubungan dengan tipe orang, tentang yang di inginkan, sejumlah aspirasi,
cita-cita,nilai yang ingin di capai.
2. Ideal diri berpengaruh terhadap perwujudan dan cita-cita,harapan pribadi berdasarkan norma
sosial (keluarga, budaya) dan kepada siapa ia ingin lakukan.
3. Mulai berkembang pada masa kanak-kanak dan di pengaruhi oleh orang penting pada dirinya
yang memberikan tuntutan dan harapan.Pada usia remaja ideal diri terbentuk melaui proses
identifikasi/memperhatikan.
4.  Kejadian yang terjadi dalam dirinya, serta dapat memilih dan menyesuaikan diri.
5.  Faktor yang berpengaruh terhadap ideal diri :
    a)  Kecenderungan individu menetapkan ideal diri pada batas kemampuannya.
    b)  Budaya, standar ini dibandingkan dengan standar kelompok teman.
    c)  Ambisi dan keinginan untuk lebih dan berhasil, kebutuhan yang realistic, keinginan untuk
menghindari kegagalan, perasaan cemas dan rendah diri.
    d)  Ideal diri hendaknya ditetapkan tidak terlalu tinggi tetapi masih lebih tinggi dari
kemampuan sehingga tetap menjadi pendorong dan masih dapat di capai serta tidak frustasi.

  Peran
Merupakan pola sikap, prilaku, posisi dimasyarakat atau fungsi dirinya baik di lingkungan
masyarakat, keluarga, atau komunitas. Peran merupakan pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan
yang di harapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat.
Peran dalam kehidupan dijalani dengan kadar dan konsekuensinyan, peran yang baik adalah
peran yang tak menyalahi aturan yang benar, memenuhi kebutuhan dan sinkron dengan ideal
diri. Peran sosial, merupakan hubungan antara satu individu dengan individu lainnya, terkait
dengan etnik, budaya dan agama, karena pada dasarnya masing-masing diri memiliki berbagai
identitas diri yang berbeda (multiple selfes).

D. PRINSIP-PRINSIP DASAR YANG MEMPENGARUHI KONSEP DIRI

 Prinsip dasar yang mempengaruhi konsep diri ada 5 hal yaitu :


1. Bila anak hidup dalam suasana penuh dengan kritik, dia belajar untuk menyalahkan orang lain.
2. Bila anak hidup dalam suasana penuh kekerasan, di belajar untuk berkelahi.
3. Bila anak hidup dalam suasana penuh olok-olok, dia belajar untuk menjadi seorang pemalu.
4. Bila anak hidup dalam suasana memalukan, dia belajar untuk selalu merasa bersalah.
5. Bila anak hidup di dalam suasana yang penuh dengan toleransi,dia belajar untuk
menjadi  seorang penyabar.

9
6. Bila anak hidup dalam suasana penuh dukungan, dia belajar untuk menjadi seorang yang
percaya diri.
7. Bila anak hidup dalam suasana penuh pujian dan penghargaan, dia belajar untuk menghargai
orang lain.
8. Bila anak hidup dalam suasana kejujuran, dia belajar untuk menghargai orang lain.

E. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSEP DIRI


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan konsep diri adalah sebagai berikut :

1.  Tingkat perkembangan dan kematangan


Perkembangan anak seperti dukungan mental, perlakuan dan pertumbuhan anak akan
mempengaruhi konsep dirinya.

2.  Budaya
Dimana pada usia anak-anak nilai-nilai akan diadopsi dari orang tuanya, kelompoknya dan
lingkungannya. Orang tua yang bekerja seharian akan membawa anak lebih dekat pada
lingkungannya.

3.  Sumber eksternal dan internal


Dimana kekuatan dan perkembangan pada individu sangat berpengaruh terhadap konsep diri.

4.  Pengalaman sukses dan gagal


Ada kecenderungan bahwa riwayat sukses akan meningkatkan konsep diri demikian pula
sebaliknya.

5.  Stresor
Stresor menantang kapasitas adaptif seseorang. Selye (1956) menyatakan bahwa stres adalah
kehilangan dan kerusakan normal dari kehidupan, bukan hasil spesifik tindakan seseorang atau
respon khas terhadap sesuatu. Proses normal dari kematangan dan perkembangan itu sendiri
adalah stresor.

F. PERKEMBANGAN KONSEP DIRI


Menurut Hurlock ( 1968 ), individu belum mampu membedakan antara diri dengan yang bukan
diri ketika masih bayi. Individu baru sampai tahap yang bisa membedakan antara dunia luar
dengan dirinya sendiri ketika berusia 6-8 bulan, dan ketika berusia 3-5 tahun ia mulai mempu
mengidentifiasikan dirinya dalam berbagai dimensi kategori, seperti umur, ukuran tubuh, jenis
kelamin, kepemilikan benda, warna kulit, dan sebagainya. Tahap ini disebut oleh Allport
(Sarason, 1972 ) dengan istilah early self. Kemudian individu mulai punya kemampuan untuk
memandang ke dunia di luar dirinya dan mulai belajar merespon orangtlain. Bisa dikatakan
bahwa konsep diri fisik muncul lebih dahulu dibandingkan konsep diri psikologis.
Perkembangan konsep diri adalah proses sepanjang hidup. Setiap tahap perkembangan
mempunyai aktivitas spesifik yang membantu seseorang dalam mengembangkan konsep diri
yang positif.

10
Tahap- tahap perkembangan konsep diri :

1.  Bayi
Apa yang pertama kali dibutuhkan seorang bayi adalah pemberi perawatan primer dan hubungan
dengan pemberi perawatan tersebut. Bayi menumbuhkan rasa percaya dari konsistensi dalam
interaksi pengasuhan dan pemeliharaan yang dilakukan oleh orang tua atau orang lain.
Penyapihan, kontak dengan orang lain, dan penggalian lingkungan memperkuat kewaspadaan
diri. Tanpa stimulasi yang adekuat dari kemampuan motorik dan penginderaan, perkembangan
citra tubuh dan konsep diri mengalami kerusakan. Pengalaman pertama bayi dengan tubuh
mereka yang sangat ditentukan oleh kasih sayang dan sikap ibu adalah dasar untuk
perkembangan citra tubuh.     

2.  Todler
Tugas psikososial utama mereka adalah mengembangkan otonomi. Anak-anak beralih dari
ketergantungan total kepada rasa kemandirian dan keterpisahan diri mereka dari orang lain.
Mereka mencapai keterampilan dengan makan sendiri dan melakukan tugas higien dasar.
Anak usia bermain belajar untuk mengoordinasi gerakan dan meniru orang lain. Mereka belajar
mengontrol tubuh mereka melalui keterampilan locomotion, toilet training, berbicara dan
sosialisasi.
  
3.  Usia prasekolah
Pada masa ini seorang anak memiliki inisiatif, mengenali jenis kelamin, meningkatkan
kesadaran diri, meningkatkan keterampilan berbahasa, dan sensitive terhadap umpan balik
keluarga.
Anak-anak belajar menghargai apa yang orang tua mereka hargai. Penghargaan dari anggota
keluarga menjadi penghargaan diri. Kaluarga sangat penting untuk pembentukan konsep diri
anak  dan masukan negatif pada masa ini akan menciptakan penurunan harga diri dimana orang
tersebut sebagai orang dewasa akan bekerja keras untuk mengatasinya.

4.  Anak usia sekolah


Menurut Bee ( 1981 ) mengungkapkan bahwa pada masa ini seorang anak menggabungkan
umpan balik dari teman sebaya dan lingkungan sosial selain keluarga mulai mempengaruhi
pandangan dan juga penilaian individu terhadap dirinya. Tahap ini oleh Allport ( Sarason, 1972 )
disebut dengan tahapperkembangan diri sebagai pelaku. Individu mulai belajar untuk bisa
mengatasi berbagai macam masalah secara rasional.
Dengan anak memasuki usia sekolah, pertumbuhan menjadi cepat dan lebih banyak didapatkan
keterampilan motorik, sosial dan intelektual. Tubuh anak berubah, dan identitas seksual
menguat, rentan perhatian meningkat dan aktivitas membaca memungkinkan ekspansi konsep
diri melalui imajinasi ke dalam peran, perilaku dan tempat lain. Konsep diri dan citra tubuh dapat
berubah pada saat ini karena anak terus berubah secara fisik, emosional, mental dan sosial.

5.  Masa remaja


Menurut Hollingworth ( dalam Jersild, 1965 ) masa remaja merupakan masa terpenting bagi
seseorang untuk menemukan dirinya. Mereka harus menemukan nilai-nilai yang berlaku dan
yang akan mereka capai di dalamya. Individu harus belajar untuk mengatasi masalah-masalah,
merencanakan masa depan dan khususnya mulai memilih pekerjaan yang akan digeluti seara
rasioanal ( Allport dalam Sarason, 1972 : 39 ).

11
Masa remaja membawa pergolakan fisik, emosional, dan sosial. Sepanjang maturasi seksual,
perasaan, peran, dan nilai baru harus diintegrasikan ke dalam diri.
Pertumbuhan yang cepat yang diperhatikan oleh remaja dan orang lain adalah faktor penting
dalam penerimaan dan perbaikan citra tubuh.
Perkembangan konsep diri dan citra tubuh sangat berkaitan erat dengan pembentukan identitas.
Pengamanan dini mempunyai efek penting. Pengalaman yang positif pada masa kanan-kanak
memberdayakan remaja untuk merasa baik tentang diri mereka. Pengalaman negatif sebagai anak
dapat mengakibatkan konsep diri yang buruk. Mereka mengumpulkan berbagai peran perilaku
sejalan dengan mereka menetapkan rasa identitas.  
   
6.  Masa dewasa muda
Pada masa dewasa muda perubahan kognitif, sosial dan perilaku terus terjadi sepanjang hidup.
Dewasa muda adalah periode untuk memilih. Adalah periode untuk menetapakan tanggung
jawab, mencapai kestabilan dalam pekerjaan dan mulai melakukan hubungan erat. Dalam masa
ini konsep diri dan citra tubuh menjadi relatif stabil.
Konsep diri dan citra tubuh adalah kreasi sosial, penghargaan dan penerimaan diberikan untuk
penampilan normal dan perilaku yang sesuai berdasarkan standar sosial. Konsep diri secara
konstan terus berkembang dan dapat diidentifikasi dalam nilai, sikap, dan perasaan tentang diri.

7.  Usia dewasa tengah


Usia dewasa tengah terjadi perubahan fisik seperti penumpukan lemak, kebotakan, rambut
memutih dan varises. Tahap perkembangan ini terjadi sebagai akibat perubahan dalam produksi
hormonal dan sering penurunan dalam aktivitas mempengarui citra tubuh yang selanjutnya dapat
mengganggu konsep diri.
Tahun usia tengah sering merupakan waktu untuk mengevaluasi kembali pengalaman hidup dan
mendefinisikan kembali tentang diri dalam peran dan nilai hidup. Orang usia dewasa tengah
yang manerima usia mereka dan tidak mempunyai keinginan untuk kembali pada masa-masa
muda menunjukkan konsep diri yang sehat.    

8.  Lansia
Parubahan pada lansia tampak sebagai penurunan bertahap struktur dan fungsi. Terjadi
penurunan kekuatan otot dan tonus otot.
Konsep diri selama masa lansia dipengaruhi oleh pengalaman sepanjang hidup. Masa lansia
adalah waktu dimana orang bercermin pada hidup mereka, meninjau kembali keberhasilan dan

12
kekecewaan dan dengan demikian menciptakan rasa kesatuan dari makna tentang diri makna
tentang diri mereka dan dunia membentu generasi yang lebih muda dalam cara yang positif
sering lansia mengembangkan perasaan telah meninggalkan warisan.
Perjalanan untuk pencarian identitas diri bukan merupakan proses langsung jadi, melainkan
sebuah proses yang berkesinambungan. Konsep diri yang berupa totalitas persepsi, pengharapan,
dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri terbentuk berdasarkan proses belajar tentang
nilai, sikap, peran, dan identitas yang berlangsung seiring tugas perkembangan yang
dikembangkan dalam konsep diri.

12
G. LANGKAH-LANGKAH MEMPERTAHANKAN KONSEP DIRI
1. Bersikap obyektif dalam mengenali diri sendiri
Jangan abaikan pengalaman positif atau pun keberhasilan sekecil apapun yang pernah dicapai.
Lihatlah talenta, bakat dan potensi diri dan carilah cara dan kesempatan untuk
mengembangkannya. Janganlah terlalu berharap bahwa Anda dapat membahagiakan semua
orang atau melakukan segala sesuatu sekaligus.
2. Hargailah diri sendiri
Tidak ada orang lain yang lebih menghargai diri kita selain diri sendiri.
Jikalau kita tidak bisa menghargai diri sendiri, tidak dapat melihat kebaikan yang ada pada diri
sendiri, tidak mampu memandang hal baik dan positif terhadap diri,
bagaimana kita bisa menghargai orang lain dan melihat hal baik yang ada dalam diri orang lain 
secara positif. Jikakita tidak bisa menghargai orang lain, bagaimana orang lain bisa menghargai 
diri kita?
3. Jangan memusuhi diri sendiri
Peperangan terbesar dan paling melelahkan adalah peperangan yang terjadi dalam diri sendiri.
Sikap menyalahkan diri sendiri secara berlebihan merupakan pertanda bahwa ada permusuhan
dan peperangan antara harapan ideal dengan kenyataan diri sejati (real self). Akibatnya, akan
timbul kelelahan mental dan rasa frustrasi yang dalam serta makin lemah dan negatif konsep
dirinya.
4. Berpikir positif dan rasional
semua itu banyak tergantung pada cara kita memandang segala sesuatu, baik itu persoalan maupu
n terhadap seseorang. Jadi, kendalikan pikiran kita jika pikiran itu mulai menyesatkan jiwa dan
raga.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa langkah membangun konsep diri adalah :
      1.      Belajar menyukai diri sendiri atau cinta diri sendiri
      2.      Kembangkan pikiran positive thinking
      3.      Hubungan interpersonal harus dibina dengan baik
      4.      Pro-aktif atau sikap yang aktif menuju yang positive
      5.      Menjaga keseimbangan hidup

H. HAMBATAN DALAM MEMBANGUN KONSEP DIRI


Potensi yang dimiliki seseorang bisa berkembang atau tidak, itu tergantung pada pribadi yang
bersangkutan dan lingkungan dia berada. Beberapa hambatan yang sering terjadi dalam
pengembangan potensi diri adalah sebagai berikut:
1.    Hambatan yang berasal dari lingkungan; Lingkungan merupakan salah satu faktor
penghambat dalam pengembangan potensi diri. Hambatan ini antara lain disebabkan sistem
pendidikan yang dianut, lingkungan kerja yang tidak mendukung semangat pengembangan
potensi diri, dan tanggapan atau kebiasaan dalam lingkungan kebudayaan.
2.    Hambatan yang berasal dari individu sendiri; Penghambat yang cukup besar adalah pada diri
sendiri,misalnya sikap berprasangka, tidak memiliki tujuan yang jelas, keengganan mengenal diri
sendiri, ketidak mampuan mengatur diri, pribadi yang kerdil, kemampuan yang tidak memadai
untuk memecahkan masalah, kreativitas rendah, wibawa rendah, kemampuan pemahaman
manajerial lemah, kemampuan latih rendah dan kemampuan membina tim yang rendah.

13
I. PENGARUH PERAWAT DALAM KONSEP DIRI KLIEN
Penerimaan perawat terhadap klien dengan perubahan konsep diri membantu menstimulasi
rehabilitasi yang positif. Klien yang penampilan fisiknya telah mengalami perubahan dan yang
harus beradaptasi terhadap citra tubuh yang baru, hampir pasti baik klien maupun keluarganya
akan melihat pada perawat dan mengamati respons dan reaksi mereka terhadap situasi yang baru.
Dalam hal ini perawat mempunyai dampak yang signifikan. Rencana keperawatan yang
dirumuskan untuk membantu klien dengan perubahan konsep diri dapat ditingkatkan atau
digagalkan oleh nilai dan perasaan bawah sadar perawat.

Penting artinya bagi perawat untuk mengkaji dan mengklarifikasi hal-hal berikut mengenai diri
mereka :
      1.    Perasaan perawat sendiri mengenai kesehatan dan penyakit
      2.    Bagaimana perawat bereaksi terhadap stres
      3.    Kekuatan komunikasi nonverbal dengan klien dan keluarganya dan bagaimana hal
tersebut ditunjukkan.
      4.    Nilai dan harapan pribadi apa yang ditunjukkan dan mempengaruhi klien
      5.    Bagaimana pendekatan tidak menghakimi dapat bermanfaat bagi klien

Untuk menciptakan hubungan antara perawat dan pasien diperlukan komunikasi yang akan
mempermudah dalam mengenal kebutuhan pasien dan menentukan rencana tindakan serta kerja
sama dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Hubungan perawat dan klien yang terapeutik akan
memepermudah proses komunikasi tersebut.
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan
kegiatannya dipusatkan untuk untuk kesembuhan pasien.

Tujuan komunikasi terapeutik itu sendiri adalah :


      a.    Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta
dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal yang
diperlukan.
      b.    Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan
mempertahankan kekuatan egonya.
      c.    Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri.

14
BAB III PENUTUP

 KESIMPULAN

Konsep diri adalah cara seseorang untuk melihat dirinya secara utuh dengan semua ide,
pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu dalam berhubungan dengan orang
lain. Sangatlah penting bagi seorang perawat untuk memahami konsep diri terlebih dahulu harus
menanamkan dalam dirinya sendiri sebelum melayani klien, sebab keadaan yang dialami klien
bisa saja mempengaruhi konsep dirinya, disinilah peran penting perawat selain memenuhi
kebutuhan dasar fisiknya yaitu membantu klien untuk memulihkan kembali konsep dirinya.
Ada beberapa komponen konsep diri yaitu identitas diri yang merupakan intenal idividual, citra
diri sebagai pandangan atau presepsi, harga diri yang menjadi suatu tujuan, ideal diri menjadi
suatu harapan, dan peran atau posisi di dalam masyarakat.Untuk membangun konsep diri kita
harus belajar menyukai diri sendiri, mengembangkan pikiran positif, memperbaiki hubungan
interpersonal ke yang lebih baik, sikap aktif yang positif, dan menjaga keseimbangan hidup.
Semua yang kita lakukan pasti ada manfaatnya begitu juga dalam memahami konsep diri, kita
menjadi bangga dengan diri sendiri, percaya diri penuh, dapat beradaptasi dengan lingkungan,
dan mencapai sebuah kebahagiaan dalam hidup.

 SARAN
Disarankan setelah membaca makalah ini dan memahaminya agardiaplikasikan ilmunya dalam
kehidupan sehingga, sikap saling mengertidan menghargai sesama manusia lebih baik

15
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Surabaya: Salemba


Medika
Potter, Perry. 2005. “ Buku Ajar Fundamental Keperawatan “. EGC : Jakarta.
              Wong L. Donna, Hockenberry-Eaton Marilyn, dkk. 2008. “ Buku Ajar
Keperawatan Pediartik Vol.1”. EGC : Jakarta
              Sunaryo. 2004. “ Psikologi untuk Keperawatan”. EGC : Jakarta
              Brooks, W.D., Emmert, P. Interpersonal Community. Iowa. Brow Company
Publisher. 1976

16

Anda mungkin juga menyukai