KEPERAWATAN JIWA
Kelompok 8/C’18
i
ASUHAN KEPERAWATAN KONSEP DIRI
oleh
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
2020
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya berupa kemampuan untuk berpikir
serta menganalisis sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang konsep diri
yang mana berisikan tentang macam macam konsep diri yang akan menambah
wawasan pembaca
Akhir kata kami menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna dari makalah
ini tentunya.Kami menyadari bahwa kami masih membutuhkan bimbingan
mengingat keterbatasan informasi, ilmu dan pengetahuan.Oleh sebab itu kami
membutuhkan kritik dan saran yang membangun.Semoga laporan analisis artikel
ini bisa bermanfaat bagi kita semua.Terimakasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB 2. PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Definisi Konsep Diri.................................................................................3
2.2 Dimensi Konsep Diri.................................................................................3
2.3 Citra Tubuh................................................................................................4
2.4 Ideal Diri....................................................................................................6
2.5 Peran..........................................................................................................7
2.6 Identitas Diri..............................................................................................9
2.7 Harga Diri................................................................................................10
BAB 3. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN................................13
BAB 4. ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................18
BAB 5. PENUTUP................................................................................................31
5.1 Kesimpulan..............................................................................................31
5.2 Saran........................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................32
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Usia, jenis kelamin, kebangsaan, suku pekerjaan dan lain lain, yang
kemudian menjadi daftar julukan yang menempatkan seseorang ke
dalam kelompok sosial, kelompok umur, kelompok suku bangsa
maupun kelompok-kelompok tertentu lainnya.
3
2. Pengharapan mengenai diri sendiri (ideal-self)
4
3. Perubahan struktur, sarna dengan perubahan bentuk tubuh disertai
pernasangan alat di.dalam tubuh
6. Makna dan objek yang sering kontak: penampilan dan dandan berubah,
pemasangan alat pada tubuh klien (infus, traksi, respirator, suntik,
pemeriksaan tanda vital, d1l)
6. Mengungkapkan keputusasaan
7. Mengungkapkan ketakutan
5
2.4 Ideal Diri
Gangguan ideal diri adalah ideal diri yang terialu tinggi, sukar
dicapai dan tidak realistis. Ideal diri yang samar dan tidak jelas dan cenderung
menuntut. Pada klien yang dirawat di rurnah sakit karena sakit fisik maka ideal
dirinya dapat terganggu. Atau ideal diri klien terhadap hasil pengobatan yang
terlalu tinggi dan sukar dicapai.
6
2. Mengungkapkan keinginan yang.terlalu tinggi, misalnya: saya pasti
bisa sernbuh padahal prognosa penyakitnya buruk; setelah sehat saya akan
sekolah lagi padahal penyakitnya mengakibatkan tidak mungkin lagi sekolah.
3. Ketidakberdayaan
4. Keputusasaan
2.5 Peran
Peran adalah pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan dari
seseorang berdasarkan posisinya dimasyarakat. Setiap orang disibukkan oleh
beberapa peran yang berhubungan dengan posisinya dimasyarakat pada setiap
waktu sepanjang daur hidupnya. Posisi dimasyarakat dapat merupakan stressor
terhadap peran karena struktur social yang menimbulkan kesukaran dan atau
posisi yang tidak mungkin dilaksanakannya.
Stress peran terdiri dari konflik peran, peran yang tidak jelas, peran
yang tidak sesuai dan peran yang terlalu banyak. Banyak factor yang
mempengaruhi dalam menyesuaikan diri dengan peran yang harus dilakukan:
7
Gangguan penampilan peran adalah berubah atau berhenti fungsi peran
yang disebabkan oIeh penyakit, proses menua, putus sekolah, putus hubungan
kerja. Pada klien yang sedang dirawat di rurnah sakit otornatis peran sosial
klien berubah menjadi peran sakit. Peran klien yang berubah adalah:
2. Ketidakpuasan peran .
3. Keputusasaan
4. Ketidakberdayaan
8
2.6 Identitas Diri
a. Mengenal diri sendiri sebagai organisme yang utuh dan terpisah dari orang
lain
6. Identitas jelas
9
2.7 Harga Diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri. Harga diri diperoleh
dari diri sendiri dan oranglain. Aspek utama adalah dicintai dan menerima
penghargaan dari oranglain. Harga diri akan rendah jika kehilangan kasih
sayang dan penghargaan orang lain.
Menurut Coopersmith yang dikutip oleh Stuart and Sundeen ada empat
cara meningkatkan harga diri:
1. Situasional
10
Pada klien yang dirawat dapat terjadi hargap diri rendah, karena:
2. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yaitu tidak tercapai
karena dirawat/ sakit/penyakit
2. Kronik
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit. Misalnya: malu dan sedih karena rambut jadi botak
setelah mendapat terapi sinar pada kanker.
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. MisaInya: ini tidak akan terjadi jika
saya segera kerumah sakit, menyalahkan/mengejek dan mengkritik diri
sendiri.
11
5. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya
tentang memilih alternatif tindakan
2. Keputusasaan
12
BAB 3
Pengertian
1. Harga Diri
Evaluasi diri dan juga perasaan tentang diri dan perasaan diri sendiri atau
kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung ataupun tidak
langsung diekspresikan (Towsend, 1998)
Menurut NANDA (2018), harga diri rendah merupakan evaluasi diri atau
perasaan negatif tentang diri sendiri atau kemampuan diri. Harga diri rendah
bersifat kronik apabila telah berlangsung minimal 3 bulan.
Psikopatologi
1. Faktor predisposisi
a. Biologis
Riwayat gangguan jiwa dapat menjadi pemicu dari dari adanya gangguan
konsep diri yaitu harga diri rendah. Klien mengatakan di dalam keluarganya
tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
b. Psikologis
Trauma masa lalu atau pengalaman masa lalu yang buruk yang dialami
juga menyebabkan adanya gangguan harga diri rendah
13
c. Sosiokultural
2. Faktor Presipitasi
a. Nature
Klien memiliki riwayat gangguan jiwa disini bersifat biologis dan juga
klien memiliki trauma serta pengalaman masa lalu yang kurang bagus
b. Origin
c. Timing
Stress terjadi pada klien muncul selama lebih dari tiga bulan yang lalu
d. Number
Sumber stress individu dapat berasal dari satu atau lebih stressor
3. Penilaian Stressor
a. Kognitif
Idividu dengan gangguan harga diri rendah menjadi sulit diajak berkomunikasi
b. Fisiologis
14
Individu yang mengalami harga diri rendah menjadi sulit tidur
c. Afektif
d. Perilaku
e. Sosial
Individu akan cenderung menarik dan mengisolasi dirinya dari masyarakat dan
lingkungan sekitar.
4. Sumber Koping
a. Spiritual Belief
Idividu yang mengalami harga diri rendah akan memiliki respon yag berbeda –
beda. Beberapa individu akan berusaha untuk menjadi lebih dekat dengan sang
Maha Pencipta. Akan tetapi terdapat idividu yang menyalahkan tuhan atas
kondisi yang ia alami.
Setiap individu yang mendapatkan suatu masalah maka ia akan berusaha untuk
meyelesaikan masalah tersebut dengan kemampuan mekanisme koping
c. Social skills
5. Mekanisme Koping
15
Kondisi individu dimana ia dapat menyelesaikan masalah yang
dihadapi
a. Diagosa
2. Isolasi sosial
b. Intervensi
Kriteria hasil
Intervensi :
1. Konseling
3. Pengurangan Kecemasan
16
b. Isolasi sosial
Kriteria Hasil
Intervensi :
1. Konseling
3. Peningkatan sosialisasi
c. Evaluasi
17
BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN
4.1 Kasus
18
4.2 Psikopatologi
Dari kasus yang diangkat, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya harga diri rendah adalah:
PREDISPOSING FACTOR
Biological: Psicologycal Sosiokultural:
- Riwayat gangguan jiwa - Trauma - Laki-laki & belum menikah
- Tidak ada keluarga - Pengalaman - Usia 35 tahun
yang mengalami buruk masa lalu - Tidak bekerja
gangguan jiwa - Lulusan SD
PRECIPITATING FACTOR
APPRAISAL OF STRESSOR
Kognitif: Afektif: Physiological: Behavioral: Sosial:
- Terkadang - Diam - Insomnia - Menyendiri - Sulit untuk
sulit untuk - Sedikit bingung - Melamun berinteraksi
diajak
- Mondar mandir dengan orang
berkomunikasi
lain
COPING RESOURCHES
COPING MECHANISM
Konstruktif: Destruktif:
CONTINUM OF
COPING RESPONSES
Adaptif Maladaptif:
20
8. Daya nilai : Klien tidak menunjukkak perilaku yang
membahayakan dirinya dan dapat membedakan kenyataan dengan
fantasi
d. Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital :
TD : 110/70 mmHg
N : 96x/mnt
R: 25x/mnt
S: 36,5OC
Ukuran
TB: 165 cm
BB: 50kg (berat badan turun semenjak masuk RSJ)
e. Faktor Predisposisi
a. Biologis
Riwayat gangguan jiwa dapat menjadi pemicu dari dari adanya gangguan
konsep diri yaitu harga diri rendah. Klien mengatakan di dalam
keluarganya tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
Klien memiliki riwayat gangguan jiwa
b. Psikologis
Trauma masa lalu atau pengalaman masalalu yang buruk yang dialami
juga menyebabkan adanya gangguan harga diri rendah
c. Sosiokultural
Tingkat pendidikan yang rendah menjadi pemicu dari timbulnya harga
diri rendah dan status klien yang belum menikah juga menjadi pemicu
timbulnya harga diri rendah
f. Faktor Presipitasi
a. Nature
21
Klien memiliki riwayat gangguan jiwa disini bersifat biologis dan juga
klien memiliki trauma serta pengalaman masa lalu yang kurang bagus
b. Origin
1. Internal: Berupa perasaan tidak berguna yang dialami klien dan
perasaan bahwa dirinya menjadi beban keluarganya, serta merasa
malu dengan tetangganya karena klien merasa dia hanya lulusan
sekolah dasar yang tidak memiliki pengetahuan seperti tetangga
lainnya dan tidak memiliki pekerjaan,
2. Eksternal : Berupa tekanan dari masyarakat
c. Timing
Stress terjadi pada klien muncul selama lebih dari tiga bulan yang lalu
d. Number
Sumber stress individu dapat berasal dari satu atau lebih stressor
g. Sumber Koping
Kemampuan personal : Diam dan menyendiri
Dukungan sosial : Dukungan keluarga yang selalu mendampingi
klien dan berusaha menenangkan klien.
Aset material :-
Keyakinan : Tidak adanya keyakinan dari klien
h. Mekanisme Koping
Mekanisme klien bersifat destruktif yaitu menghindari kecemasan tanpa
menyelesaikan masalah
22
4.3 Analisa Data
£
1 Ds : Tingkat pendidikan Harga diri
rendah
- Klien mengatakan rendah kronik
dirinya tidak
berguna dan Tidak memiliki Ns. N
merasa bahwa pengetahuan
dirinya menjadi
beban keluarganya,
Perasaan malu dan
- Klien merasa malu tidak berguna
dengan
tetangganya karena Harga diri rendah
klien merasa dia kronik
hanya lulusan
sekolah dasar yang
tidak memiliki
pengetahuan
seperti tetangga
lainnya dan tidak
memiliki pekerjaan
- Keluarga
mengatakan
keadaan klien telah
terjadi selama 4
bulan
Do :
Klien menunduk
ketika diajak bicara
23
Klien terlihat sedih
Klien berbicara
lambat dan terlihat
malu
£
2 Ds : Pikiran dan perasaan Isolasi sosial
- Klien mengatakan negative dalam diri
dirinya tidak klien
berguna dan Ns. N
merasa bahwa
dirinya menjadi Perasaan malu
beban keluarganya, karena berbeda dari
- Klien merasa malu orang lain
dengan
tetangganya karena Menarik diri dari
hanya lulusan
sekolah dasar yang Isolasi social
tidak memiliki
pengetahuan
seperti tetangga
lainnya dan tidak
memiliki pekerjaan
- Keluarga
mengatakan bahwa
klien suka
menyendiri
Do :
Klien menunduk
ketika diajak bicara
Klien berbicara
24
lambat dan terlihat
malu
4.4 Diagnosa
1. Harga diri rendah kronik b.d tingkat pendidikan d.d klien merasa tidak
berguna, malu suka menyendiri
2. Isolasi sosial b.d perasaan sendiri d.d klien suka menyendiri dan malu
£
1. 8 Mei Harga diri Setelah dilakukan 1.Bantu pasien
2019 rendah tindakan selama 3x untuk
kronik b.d 24 jam diharapkan mengidentifikasi
tingkat tingkat harga diri masalah atau Ns. N
pendidikan pasien mengalami situasi yang
d.d klien kenaikan dengan menyebabkan
merasa tidak kriteria hasil distress
berguna, 1. Mempertahanka 2.Tunjukan
malu dan n kontak mata empati,
suka ditingkatkan ke kehangatan, dan
menyendiri skala 4 (sering ketulusan
positif) 3.Bantu pasien
2. Perasaan tentang untuk
diri ditingkatkan menemukan
25
ke skala 3 penerimaan diri
(kadang-kadang 4.Dukung
positif) [melakukan]
3. Perasaan tidak kontak mata
berharga pada saat
ditingkatkan ke berkomunikasi
skala 3 (kadang- dengan orang
kadang positif) lain
5.Bantu untuk
mengatur tujuan
yang realistik
dalam rangka
mencapai harga
diri yang lebih
tinggi
£
2. 8 Mei Isolasi sosial Setelah dilakukan 1. Lakukan
2019 b.d perasaan tindakan selama 3x bermain peran
sendiri d.d 24 jam diharapkan dalam rangka
klien suka tingkat kecemasan berlatih Ns. N
menyendiri pasien mengalami meningkatkan
dan malu kenaikan dengan keterampilan
kriteria hasil dan teknik
1. Tingkat Takut komunikasi
berinteraksi 2. Anjurkan
dengan orang kesabaran dalam
yang lebih pengembangan
unggul hubungan
ditingkatkan ke 3. Anjurkan
skala 3 (sedang) kejujuran dalam
2. Tingkat mempresentasik
Menghindari an diri sendiri
26
situasi sosial kepada orang
ditingkatkan ke lain
skala 3 (sedang)
4.6 Implementasi
No
No. Tanggal Pukul Tindakan Respon Paraf
Dx
£
1. 8 Mei 1 07.00 Membantu pasien 1. Pasien merasa
2019 untuk dirinya tidak
mengidentifikasi berguna dan
masalah atau situasi merasa bahwa Ns. N
yang menyebabkan dirinya
distress menjadi beban
keluarganya.
Pasien malu
dengan
tetangganya
karena klien
merasa dia
hanya lulusan
sekolah dasar
yang tidak
memiliki
pengetahuan
seperti
tetangga
lainnya dan
tidak memiliki
27
pekerjaan
£
2. 8 Mei 1 08.00 Menunjukan 1. Pasien mau
2019 empati, kehangatan, mengatakan
dan ketulusan apa yang
dirasakan Ns. N
£
3. 8 Mei 1 08.15 Membantu pasien 1. Pasien mulai
2019 untuk menemukan dapat
penerimaan diri menemukan
penerimaan Ns. N
dirinya
£
4. 8 Mei 1 08.45 Mendukung 1. Klien merasa
2019 [melakukan] kontak lebih berani
mata pada saat untuk kontak
berkomunikasi mata saat Ns. N
dengan orang lain berkomunikasi
£
5. 8 Mei 1 09.15 Membantu untuk 1. Klien mampu
2019 mengatur tujuan mengatur
yang realistik tujuan yang
dalam rangka realistik Ns. N
mencapai harga diri
yang lebih tinggi
£
6. 8 Mei 1 10.00 Melakukan bermain 1. Klien dapat
2019 peran dalam rangka melakukan
berlatih permainan
meningkatkan peran Ns. N
keterampilan dan
teknik komunikasi
28
£
7. 8 Mei 1 11.00 Menganjurkan 1. Klien paham
2019 kesabaran dalam dengan
pengembangan anjuran yang
hubungan diberikan Ns. N
perawat
£
8. 8 Mei 1 12.30 Menganjurkan 1. Klien mengerti
2019 kejujuran dalam dengan
mempresentasikan anjuran yang
diri sendiri kepada diberikan Ns. N
orang lain perawat
4.7 Evaluasi
No Tanggal/ No.
Evaluasi Paraf
. Jam Dx
£
1. 8 Mei 2019 1. S: Pasien mengatakan perasaan
harga diri rendah yang dirasakan
klien sedikit berkurang
O: Pasien terlihat tidak malu dan Ns. N
tidak menunduk saat berkomunikasi
A: Masalah masih ada dan
perencanaan masih efektif
P: Lanjutkan intervensi 1
£
2. 8 Mei 2019 2. S: Pasien mengatakan perasaan
cemas dan perasaan ingin isolasi
sosialnya mengalami penurunan
O: Pasien terlihat tidak cemas untuk Ns. N
berinteraksi dengan orang lain.
Pasien tidak terlihat sedih
A: Masalah masih ada dan
29
perencanaan masih efektif
P: Lanjutkan intervensi 2
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
30
Konsep diri adalah penilaian, pandangan, dan perasaan seseorang
tentang dirinya. Konsep diri termasuk persepsi individu akan sifat dan
kemampuannya, interaksi dengan oranglain dan lingkungan, nilai-nilai yang
berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan dan keinginannya. Menurut
Beck, Willian dan Rawlin yang dikutip oleh Kelliat, 1992;2 bahwa konsep diri
adalah cara individu memandang dirinya secara utuh; fisikal, emosi,
intelektual, social dan spiritual. Dan konsep diri ini ada beberapa macam, yaitu:
citra tubuh, ideal diri, peran, identitas diri, dan harga diri.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
31
Azizah,M.L., Zainuri,I., Dan Akbar,A. Buku ajar keperawatan kesehatan jiwa
(teori dan aplikasi klinik). Edisi asli. Yogyakarta : Indomedia pustaka.
Hasanah,Uswatun. 2013. Pembentukan identitas diri dan gambaran Diri pada
remaja putri bertato di samarinda. eJournal Psikologi, Volume 1, Nomor
2, 2013: 177-186
Kurniawan, M. Y., Briawan, D., & Caraka, R. E. (2015). Persepsi tubuh dan
gangguan makan pada remaja. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 11(3), 105-
114.
Muawanah, L. B. (2012). Kematangan emosi, konsep diri dan kenakalan remaja.
Persona: Jurnal Psikologi Indonesia, 1(1).
Nurhalimah. Keperawatan jiwa. Edisi cetakan pertama. Jakarta : kementerian
kesehatan republic Indonesia.
Pardede, Y. O. K. (2011). Konsep diri anak jalanan usia remaja. Jurnal Psikologi,
1(2).
Srisayekti, W., & Setiady, D. A. (2015). Harga-diri (Self-esteem) Terancam dan
Perilaku Menghindar. Jurnal Psikologi, 42(2), 141-156.
32