Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN KONSEP DIRI

KEPERAWATAN JIWA

Kelompok 8/C’18

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020

i
ASUHAN KEPERAWATAN KONSEP DIRI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

oleh

Kelompok 8 / Kelas C 2018

Andhika Satriya 182310101112


Neneng Kurnia Fitriani 182310101123
Nana Hida Yati 182310101135

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JEMBER

FAKULTAS KEPERAWATAN

2020

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya berupa kemampuan untuk berpikir
serta menganalisis sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang konsep diri
yang mana berisikan tentang macam macam konsep diri yang akan menambah
wawasan pembaca

Akhir kata kami menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna dari makalah
ini tentunya.Kami menyadari bahwa kami masih membutuhkan bimbingan
mengingat keterbatasan informasi, ilmu dan pengetahuan.Oleh sebab itu kami
membutuhkan kritik dan saran yang membangun.Semoga laporan analisis artikel
ini bisa bermanfaat bagi kita semua.Terimakasih.

Jember, 20 April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB 2. PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Definisi Konsep Diri.................................................................................3
2.2 Dimensi Konsep Diri.................................................................................3
2.3 Citra Tubuh................................................................................................4
2.4 Ideal Diri....................................................................................................6
2.5 Peran..........................................................................................................7
2.6 Identitas Diri..............................................................................................9
2.7 Harga Diri................................................................................................10
BAB 3. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN................................13
BAB 4. ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................18
BAB 5. PENUTUP................................................................................................31
5.1 Kesimpulan..............................................................................................31
5.2 Saran........................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................32

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan masyarakat modern dewasa ini, tidak mungkin dapat dicapai


tanpa kehadiran institusi pendidikan sebagai organisasi yang menyelenggarakan
pendidikan secara formal. Kegiatan pendidikan yang berlangsung menempatkan
institusi ini sebagai salah satu institusi sosial yang tetap eksis sampai sekarang.
Proses pendidikan yang berlangsung, mempunyai ukuran standarisasi dalam
menilai sejauh mana pengetahuan dan keterampilan mahasiswa tercapai.

Dalam situasi belajar yang sifatnya kompleks dan menyeluruh serta


melibatkan interaksi beberapa komponen, sering ditemukan mahasiswa yang tidak
dapat meraih prestasi akademik yang setara dengan kemampuan intelegensianya.
Karena pada dasarnya prestasi akademik merupakan hasil interaksi dari berbagai
faktor yang berbeda antara satu individu dengan individu lainnya.

Konsep diri salah satunya, konsep diri mencakup seluruh pandangan


individu akan dimensi fisiknya, seperti karakteristik pribadi, motivasi, kelemahan,
kepandaian, dan lain sebagainya. Konsep diri dalam penelitian ini merupakan
pandangan pengetahuan atau evaluasi mengenai diri sendiri yang mencakup
dimensi fisik, karakteristik, pribadi, kelebihan dan kelemahan yang berpengaruh
terhadap tingkah laku individu. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka
semakin tinggi konsep diri yang dimiliki oleh seorang siswa, sebaliknya semakin
rendah skor yang didapat, maka semakin rendah konsep diri seorang siswa
tersebut

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari konsep diri?


2. Apa saja aspek aspek dalam konsep diri
3. Apa yang dimaksud dengan citra tubuh?
4. Apa penyebab, dan tanda gejala dari menurunya citra tubuh?
5. Apa yang dimaksud dengan ideal diri?
6. Apa penyebab, dan tanda gejala dari menurunya ideal diri?
7. Apa yang dimaksud dengan peran
8. Apa penyebab, dan tanda gejala dari menurunya peran?
9. Apa yang dimaksud dengan identitas diri?
10. Apa penyebab, dan tanda gejala dari menurunya identitas diri
11. Apa yang dimaksud dengan harga diri?
12. Apa penyebab, dan tanda gejala dari menurunya harga diri?
1.2 Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian, penyebab, dan tanda gejala


dari citra tubuh
2. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian, penyebab, dan tanda gejala
dari Ideal diri
3. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian, penyebab, dan tanda gejala
dari peran
4. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian, penyebab, dan tanda gejala
dari identitas diri
5. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian, penyebab, dan tanda gejala
dari harga diri
6. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari konsep diri

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Konsep Diri

Konsep diri menurut Burn (dalam Pudjijogyanti, 1988) sebagai hubungan


antara sikap dan keyakinan tentang diri-nya sendiri. Konsep diri akademik adalah
penilaian seseorang terhadap kemampuan akademiknya, yang meliputi
kemampuan dalam mengikuti kuliah/ pelajaran, kemampuan dalam meraih
prestasi di bidang akademik, serta aktivitas di kampus atau di dalam kelas yang
juga berkaitan dengan persepsi, pikiran,perasaan, dan penilaian seseorang
terhadap kemampuan akademiknya (Atmasari, 2009).

Konsep diri adalah penilaian, pandangan, dan perasaan seseorang tentang


dirinya. Konsep diri termasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya,
interaksi dengan oranglain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan
pengalaman dan objek, tujuan dan keinginannya. Menurut Beck, Willian dan
Rawlin yang dikutip oleh Kelliat, 1992;2 bahwa konsep diri adalah cara individu
memandang dirinya secara utuh; fisikal, emosi, intelektual, social dan spiritual.
2.2 Dimensi Konsep Diri

Calhoun dan Acocella (1990) menjelaskan bahwa konsep diri


terdiri atas tiga dimensi yang meliputi:

1. Pengetahuan terhadap diri sendiri (real-self).

Usia, jenis kelamin, kebangsaan, suku pekerjaan dan lain lain, yang
kemudian menjadi daftar julukan yang menempatkan seseorang ke
dalam kelompok sosial, kelompok umur, kelompok suku bangsa
maupun kelompok-kelompok tertentu lainnya.

3
2. Pengharapan mengenai diri sendiri (ideal-self)

Pandangan tentang kemungkinan yang diinginkan terjadi pada diri


seseorang di masa depan.

3.Penilaian tentang diri sendiri (social-self).

Penilaian dan evaluasi antara pengharapan mengenai diri seseorang


dengan standar dirinya yang akan menghasilkan harga diri yang berarti
seberapa besar orang menyukai dirinya sendiri.

2.3 Citra Tubuh ( Body Image )

Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara


sadar maupun tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang
ukuran dan bentuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa
lalu. Pada usia remaja, focus individu terhadap fisik lebih menonjol dari
periode kehidupan yang lain. Bentuk tubuh, tinggi badan, berat badan,
pertumbuhan sekunder, perkembangan mamae, perubahan suara, pertumbuhan
bulu, menstruasi, semua akan menjadi bagian dari gambaran diri. Gambaran
diri berhubungan erat dengan kepribadian. Cara individu memandang diri
mempunyai aspek psikologis terhadap penerimaan, pandangan realistic yang
akan memberi rasa aman dan meningkatkan harga diri.

Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi tentang tubuh


yang diakibatkan oleh perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan,
makna dan obyek yang sering kontak dengan tubuh. Pada klien yang dirawat di
rumah sakit umum, perubahan citra tubuh sangat mungkin terjadi dengan
stressor seperti:

1. Perubahan ukuran tubuh: berat badan yang turun akibat penyakit

2. Perubahan bentuk tubuh: tindakan invasif. seperti operasi, suntikan,


daerah pemasangan infus

4
3. Perubahan struktur, sarna dengan perubahan bentuk tubuh disertai
pernasangan alat di.dalam tubuh

4. Perubahan fungsi: berbagai penyakit ynng dapat rnerubah sistem tubuh

5. Keterbatasan: gerak, makan, kegiatan

6. Makna dan objek yang sering kontak: penampilan dan dandan berubah,
pemasangan alat pada tubuh klien (infus, traksi, respirator, suntik,
pemeriksaan tanda vital, d1l)

Tanda dan gejala Gangguan Citra Tubuh:

1. Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah

2. Tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi/akan terjadi

3. Menolak penjelasan perubahan tubuh

4. Persepsi negatif pada tubuh

5. Preakupasi dengan bagian tubuh yang hilang

6. Mengungkapkan keputusasaan

7. Mengungkapkan ketakutan

Masalah keperawatan yang mungkin timbul:

a. Gangguan citra tubuh

b. Gangguan harga diri

5
2.4 Ideal Diri

Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus


berperilaku sesuai dengan standar pribadi. Standar berhubungan dengan tipe
orang yang diinginkan, aspirasi, cita-cita dan nilai yang ingin dicapai. Ideal
Diri akan mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi berdasarkan norma social
dan kepada siapa ia ingin lakukan.

Perkembangan ideal diri dapat dipengaruhi oleh orang yang penting


bagi dirinya yang memberikan tuntutan dan harapan. Pada usia remaja, ideal
diri dibentuk melalui proses identifikasi pada orangtua, guru, teman atau yang
lain.

Ada beberapa factor yang mempengaruhi ideal diri:

a) Kecenderungan individu menetapkan ideal diri pada batas


kemampuannya.

b) Faktor budaya akan mempengaruhi individu menetapkan ideal diri.

c) Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan berhasil, kebutuhan yang


realities, keinginan untuk menghindari kegagalan, perasaan cemas dan
rendah diri.

Gangguan ideal diri adalah ideal diri yang terialu tinggi, sukar
dicapai dan tidak realistis. Ideal diri yang samar dan tidak jelas dan cenderung
menuntut. Pada klien yang dirawat di rurnah sakit karena sakit fisik maka ideal
dirinya dapat terganggu. Atau ideal diri klien terhadap hasil pengobatan yang
terlalu tinggi dan sukar dicapai.

Tanda dan gejala

1. Mengungkapkan keputusasaan akibat penvakitnya, misalnya saya tidak


bisa ikut ujian karena sakit, saya tidak bisa lagi jadi peragawati karena bekas
operasi di muka saya, kaki saya yang dioperasi membuat saya tidak dapat main
bola.

6
2. Mengungkapkan keinginan yang.terlalu tinggi, misalnya: saya pasti
bisa sernbuh padahal prognosa penyakitnya buruk; setelah sehat saya akan
sekolah lagi padahal penyakitnya mengakibatkan tidak mungkin lagi sekolah.

Masalah, keperawatan yang mungkin timbul adalah :

1. Ideal diri tidak realistis

2. Gangguan harga diri harga diri rendah

3. Ketidakberdayaan

4. Keputusasaan

2.5 Peran

Peran adalah pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan dari
seseorang berdasarkan posisinya dimasyarakat. Setiap orang disibukkan oleh
beberapa peran yang berhubungan dengan posisinya dimasyarakat pada setiap
waktu sepanjang daur hidupnya. Posisi dimasyarakat dapat merupakan stressor
terhadap peran karena struktur social yang menimbulkan kesukaran dan atau
posisi yang tidak mungkin dilaksanakannya.

Stress peran terdiri dari konflik peran, peran yang tidak jelas, peran
yang tidak sesuai dan peran yang terlalu banyak. Banyak factor yang
mempengaruhi dalam menyesuaikan diri dengan peran yang harus dilakukan:

a. Kejelasan perilaku dan pengetahuan yang sesuai dengan peran

b. Konsistensi respon orang yang berarti terhadap peran yang dilakukan.

c. Kesesuaian dan keseimbangan antar peran yang diemban

d. Keselarasan budaya dan harapan individu terhadap perilaku peran

e. Pemisahan situasi yang akan menciptakan ketidaksesuaian perilaku peran.

7
Gangguan penampilan peran adalah berubah atau berhenti fungsi peran
yang disebabkan oIeh penyakit, proses menua, putus sekolah, putus hubungan
kerja. Pada klien yang sedang dirawat di rurnah sakit otornatis peran sosial
klien berubah menjadi peran sakit. Peran klien yang berubah adalah:

1. Peran dalarn keluarga

2. Peran dalarn pekerjaan/sekolah

3. Peran dalarn berbagai kelompok

Klien tidak dapat melakukan peran yang biasa dilalakukan selama


dirawat di rumah sakit atau setelah kembali dari rumah sakit, klien tidak
mungkin melakukan perannya vang biasa.

Tanda dan Gejala:

1. Mengingkari ketidakmampuan menjalankan peran

2. Ketidakpuasan peran .

3. Kegagalan menjalankan peran yang baru

4. Ketegangan menjalankan peran vang baru

5. Kurang tanggung jawab

6. Apatis/bosan/jenuh dan putus asa

Masalah keperawatan yang mungkin timbul :

1. Perubahan penampilan peran

2. Ganguan harga diri

3. Keputusasaan

4. Ketidakberdayaan

8
2.6 Identitas Diri

Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari


observasi dan penilaian, yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri
sebagai suatu kesatuan yang utuh. Seseorang yang mempunyai identitas diri
yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan oranglain, unik dan tiada
duanya. Perkembangan identitas diri sejak kanak-kanak bersamaan dengan
perkembangan konsep diri.

6 Ciri Identitas Ego:

a. Mengenal diri sendiri sebagai organisme yang utuh dan terpisah dari orang
lain

b. Mengakui jenis kelamin sendiri

c. Memandang semua aspek dalam dirinya sebagai suatu keselarasan

d. Menilai diri sendiri sesuai dengan penilaian masyarakat

e. Menyadari hubungan masa lalu, sekarang dan yang akan dating

f. Mempunyai tujuan yang bernilai dan dapat direalisasikan.

Ciri-ciri Kepribadian yang sehat:

1. Gambaran diri positif dan akurat

2. Ideal diri realities

3. Konsep diri positif

4. Harga diri cukup tinggi

5. Kepuasan penampilan peran

6. Identitas jelas

9
2.7 Harga Diri

Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri. Harga diri diperoleh
dari diri sendiri dan oranglain. Aspek utama adalah dicintai dan menerima
penghargaan dari oranglain. Harga diri akan rendah jika kehilangan kasih
sayang dan penghargaan orang lain.

Menurut Coopersmith yang dikutip oleh Stuart and Sundeen ada empat
cara meningkatkan harga diri:

1. Memberi kesempatan berhasil, dengan memberi tugas yang dapat


diselesaikan dan memberi pujian dan pengakuan atas keberhasilan.

2. Menanamkan gagasan, yang dapat memotivasi kreatifitas untuk


berkembang.

3. Mendorong aspirasi, dengan menanggapi dan memberikan penjelasan


atas pertanyaan dan pengakuan serta sokongan untuk aspirasi yang positif.

4. Membantu membentuk koping, dengan memberikan latihan dan contoh


penyelesaian masalah yang baik.

Ganggguan Harga Diri dapat digambarkan sebagai perasaan yang


negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai
keinginan,

Gangguan harga diri rendah dapat terjadi secara:

1. Situasional

Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, rnisalriya harus operasi, kecelakaan,


dicerai suarni, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena
sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba),

10
Pada klien yang dirawat dapat terjadi hargap diri rendah, karena:

1. Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya: pemeiksaan fisik yang


sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis,
pemeriksaan perineal, pemasangan kateter)

2. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yaitu tidak tercapai
karena dirawat/ sakit/penyakit

3. Perlakuan petugas kesechatan yaitu tidak menghargai, misalnya


berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan
tanpa persetujuan. Kondisi ini.banyak ditemukan pada klien gangguan
fisik.

2. Kronik

Yaitu perasan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, vaitu


sebelum sakit/ dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negalif.
Kejadian sakit dan dirawat akan menarnbah persepsi negatif terhadap dirinva.
Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptive.

Tanda dan Gejala :

1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit. Misalnya: malu dan sedih karena rambut jadi botak
setelah mendapat terapi sinar pada kanker.

2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. MisaInya: ini tidak akan terjadi jika
saya segera kerumah sakit, menyalahkan/mengejek dan mengkritik diri
sendiri.

3. Merendahkan martabat. Misal: saya tidak bisa, tidak marnpu, saya


orang bodoh dan tidak tahu apa-apa.

4. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin


bertemu orang lain, lebih suka sendiri.

11
5. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya
tentang memilih alternatif tindakan

6. Mencederai diri. Akibat harga diri rendah disertai harapan surarn,


mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.

Masalah keperawatan yang mungkin timbul

1. Gangguan harga diri - harga diri rendah situasional atau kronik.

2. Keputusasaan

3. Isolasi sosiat: menarik diri

4. Risiko perilaku kekerasan

12
BAB 3

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Konsep Asuhan Keperawatan

Pengertian

1. Harga Diri

Evaluasi diri dan juga perasaan tentang diri dan perasaan diri sendiri atau
kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung ataupun tidak
langsung diekspresikan (Towsend, 1998)

2. Harga Diri Rendah

Menurut NANDA (2018), harga diri rendah merupakan evaluasi diri atau
perasaan negatif tentang diri sendiri atau kemampuan diri. Harga diri rendah
bersifat kronik apabila telah berlangsung minimal 3 bulan.

Psikopatologi

1. Faktor predisposisi

a. Biologis

Riwayat gangguan jiwa dapat menjadi pemicu dari dari adanya gangguan
konsep diri yaitu harga diri rendah. Klien mengatakan di dalam keluarganya
tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

b. Psikologis

Trauma masa lalu atau pengalaman masa lalu yang buruk yang dialami
juga menyebabkan adanya gangguan harga diri rendah

13
c. Sosiokultural

Tingkat pendidikan yang tergolong rendah dapat menjadi pemicu dari


timbulnya harga diri rendah

2. Faktor Presipitasi

a. Nature

Klien memiliki riwayat gangguan jiwa disini bersifat biologis dan juga
klien memiliki trauma serta pengalaman masa lalu yang kurang bagus

b. Origin

1. Internal: Berupa perasaan tidak berguna yang dialami klien


dan perasaan bahwa dirinya menjadi beban keluarganya,
serta merasa malu dengan tetangganya karena klien merasa
dia hanya lulusan sekolah dasar yang tidak memiliki
pengetahuan seperti tetangga lainnya dan tidak memiliki
pekerjaan,

2. Eksternal : Berupa tekanan dari masyarakat, klien belum


memiliki pasangan

c. Timing

Stress terjadi pada klien muncul selama lebih dari tiga bulan yang lalu

d. Number

Sumber stress individu dapat berasal dari satu atau lebih stressor

3. Penilaian Stressor

a. Kognitif

Idividu dengan gangguan harga diri rendah menjadi sulit diajak berkomunikasi

b. Fisiologis

14
Individu yang mengalami harga diri rendah menjadi sulit tidur

c. Afektif

Individu dengan harga diri rendah lebih banyak diam

d. Perilaku

Perilaku yang ditunjukkan yaitu sering menyendiri di kamar ,sering mondar-


mandir dan sering melamun

e. Sosial

Individu akan cenderung menarik dan mengisolasi dirinya dari masyarakat dan
lingkungan sekitar.

4. Sumber Koping

a. Spiritual Belief

Idividu yang mengalami harga diri rendah akan memiliki respon yag berbeda –
beda. Beberapa individu akan berusaha untuk menjadi lebih dekat dengan sang
Maha Pencipta. Akan tetapi terdapat idividu yang menyalahkan tuhan atas
kondisi yang ia alami.

b. Problem solving skills

Setiap individu yang mendapatkan suatu masalah maka ia akan berusaha untuk
meyelesaikan masalah tersebut dengan kemampuan mekanisme koping

c. Social skills

Keluarga dan sahabat dapat menjadi sumber koping.

5. Mekanisme Koping

a. Mekanisme konstruktif : individu mampu berbicara dengan orang lain


meskipun terlihat malu, mampu menjaga kebersihan diri sendiri.

15
Kondisi individu dimana ia dapat menyelesaikan masalah yang
dihadapi

b. Mekanisme koping destruktif merupakan kondisi individu yang pernah


mengalami atau sedang menghadapi masalah yang memiliki risiko
tinggi untuk tidak dapat menyelesaikan masalah tersebut.

6. Rentang Respon Kontinum

a. Adaptif : Dapat mendukung perkembangan, belajar, dan pencapaian


tujuan yang positif

b. Maladaptif : menghambat kematangan, pegambilan keputusan,


mengatasi masalah, serta dalam hal megendalikan situasi

a. Diagosa

1. Harga diri rendah kronik

2. Isolasi sosial

b. Intervensi

a. Harga diri rendah kronik

Kriteria hasil

1. Tingkat depresi menurun

2. Tingkat kecemasan sosial menurun

3. Tingkat harga diri meningkat

Intervensi :

1. Konseling

2. Peningkatan Harga Diri

3. Pengurangan Kecemasan

16
b. Isolasi sosial

Kriteria Hasil

1. Tingkat harga diri meningkat

2. Tingkat keterlibatan sosial meningkat

3. Tingkat Kecemasan Sosial menurun

Intervensi :

1. Konseling

2. Modifikasi Perilaku: Kecakapan Sosial

3. Peningkatan sosialisasi

c. Evaluasi

a. Klien menunjukkan peningkatan harga diri

b. Klien mengalami penurunan isolasi social

17
BAB 4

ASUHAN KEPERAWATAN

4.1 Kasus

Seorang pasien bernama Tn.A berumur 35 tahun datang ke rumah sakit


Jiwa pada tanggal 7 Mei 2019 bersama keluarga. Keluarga mengatakan klien
tampak bingung, sering mondar-mandir, melamun, suka menyendiri, pendiam
dan sulit tidur. Hal tersebut dirasakan klien selama 4 bulan. Pada saat datang ke
rumah sakit penampilan pasien terlihat rapi dan bersih. Saat dikaji oleh perawat
pada tanggal 8 Mei 2019 klien mengatakan dirinya tidak berguna dan merasa
bahwa dirinya menjadi beban keluarganya, klien merasa malu dengan
tetangganya karena klien merasa dia hanya lulusan sekolah dasar yang tidak
memiliki pengetahuan seperti tetangga lainnya dan tidak memiliki pekerjaan,
sampai saat ini klien juga belum menikah. Klien pernah mengalami kejadian
buruk dimasa lalunya yakni diejek oleh teman-temannya. Keluarga
mengatakan bahwa klien pernah menggalami gangguan jiwa pada tahun 2018
dan sempat dirawat di RSJ Lawang, namun karena klien taat untuk minum obat
maka klien dianjurkan untuk pulang dan rawat jalan di rumah. Tetapi pada saat
ini keluarga menganggap penyakit klien kambuh kembali. Pemeriksaan fisik
klien didapatkan Tanda-tanda vital : TD 110/70 mmHg, N 96x/mnt, R
25x/mnt, S 36,50 C, TB 165 cm, BB 50kg (berat badan turun semenjak masuk
RSJ)

18
4.2 Psikopatologi
Dari kasus yang diangkat, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya harga diri rendah adalah:
PREDISPOSING FACTOR
Biological: Psicologycal Sosiokultural:
- Riwayat gangguan jiwa - Trauma - Laki-laki & belum menikah
- Tidak ada keluarga - Pengalaman - Usia 35 tahun
yang mengalami buruk masa lalu - Tidak bekerja
gangguan jiwa - Lulusan SD

PRECIPITATING FACTOR

Nature: Origin: Timing: Jumlah


- Psikologis - Faktor internal: perasaan tidak berguna, - Muncul lebih dari 1 jenis
Perasaan malu tiga bulan yang lalu stress
- Faktor Eksternal: tekanan dari masyarakat

APPRAISAL OF STRESSOR
Kognitif: Afektif: Physiological: Behavioral: Sosial:
- Terkadang - Diam - Insomnia - Menyendiri - Sulit untuk
sulit untuk - Sedikit bingung - Melamun berinteraksi
diajak
- Mondar mandir dengan orang
berkomunikasi
lain

COPING RESOURCHES

Personal abilities: Social Support: Material Assets: Positive beliefe:


- Menyendiri - Dukungan - - Tidak adannya
- Tidak berinteraksi keluarga keyakinan
dengan orang lain

COPING MECHANISM

Konstruktif: Destruktif:
CONTINUM OF
COPING RESPONSES

Adaptif Maladaptif:

Sehat Mental Harga diri rendah


dan isolasi diri
19
a. Identitas Klien
Nama : Tn. A
Usia : 35 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan :-
MRS : 7 Mei 2019
Tanggal pengkajian : 8 Mei 2019
Suku/ Bangsa : Madura/ Indonesia
b. Alasan Masuk
Keluarga mengatakan bahwa Klien tampak bingung, pendiam, sering
mondar-mandir, melamun, suka menyendiri dan sulit tidur
c. Pengkajian Mental
1. Deskripis umum
a. Penampilan dan respon klien saat proses wawancara
Penampilan klien bersih, rapi dan tampak sedikit bingung
b. Perilaku dan aktivitas motorik
Klien menunduk malu
c. Sikap terhadap Pemeriksa
Klien bersifat kooperatif, dapat menjawab setiap pertanyaan yang
diberikan perawat meskipun terlihat malu.
2. Bicara : Bicara klien lamban
3. Mood : Klien tampak malu
4. Afek : Klien diam dan bicaranya lambat
5. Pikiran dan Persepsi : Klien tidak mengalami gangguan pikiran,
presepsi atau halusinasi
6. Fungsi Kognitif
a. Kesadaran : Klien dalam kondisi compos mentis
b. Konsentrasi : Klien dapat berkonsentrasi dengan baik
c. Orientasi : Klien dapat mengenali lingkungan dan orang
sekitar
7. Tilikan emosional : Klien sadar akan emosi yang ia rasakan

20
8. Daya nilai : Klien tidak menunjukkak perilaku yang
membahayakan dirinya dan dapat membedakan kenyataan dengan
fantasi

d. Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital :
TD : 110/70 mmHg
N : 96x/mnt
R: 25x/mnt
S: 36,5OC
Ukuran
TB: 165 cm
BB: 50kg (berat badan turun semenjak masuk RSJ)
e. Faktor Predisposisi
a. Biologis
Riwayat gangguan jiwa dapat menjadi pemicu dari dari adanya gangguan
konsep diri yaitu harga diri rendah. Klien mengatakan di dalam
keluarganya tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
Klien memiliki riwayat gangguan jiwa
b. Psikologis
Trauma masa lalu atau pengalaman masalalu yang buruk yang dialami
juga menyebabkan adanya gangguan harga diri rendah
c. Sosiokultural
Tingkat pendidikan yang rendah menjadi pemicu dari timbulnya harga
diri rendah dan status klien yang belum menikah juga menjadi pemicu
timbulnya harga diri rendah
f. Faktor Presipitasi
a. Nature

21
Klien memiliki riwayat gangguan jiwa disini bersifat biologis dan juga
klien memiliki trauma serta pengalaman masa lalu yang kurang bagus
b. Origin
1. Internal: Berupa perasaan tidak berguna yang dialami klien dan
perasaan bahwa dirinya menjadi beban keluarganya, serta merasa
malu dengan tetangganya karena klien merasa dia hanya lulusan
sekolah dasar yang tidak memiliki pengetahuan seperti tetangga
lainnya dan tidak memiliki pekerjaan,
2. Eksternal : Berupa tekanan dari masyarakat
c. Timing
Stress terjadi pada klien muncul selama lebih dari tiga bulan yang lalu

d. Number
Sumber stress individu dapat berasal dari satu atau lebih stressor
g. Sumber Koping
Kemampuan personal : Diam dan menyendiri
Dukungan sosial : Dukungan keluarga yang selalu mendampingi
klien dan berusaha menenangkan klien.
Aset material :-
Keyakinan : Tidak adanya keyakinan dari klien
h. Mekanisme Koping
Mekanisme klien bersifat destruktif yaitu menghindari kecemasan tanpa
menyelesaikan masalah

22
4.3 Analisa Data

No Data Etiologi Masalah Nama dan


Paraf

£
1 Ds : Tingkat pendidikan Harga diri
rendah
- Klien mengatakan rendah kronik
dirinya tidak
berguna dan Tidak memiliki Ns. N
merasa bahwa pengetahuan
dirinya menjadi
beban keluarganya,
Perasaan malu dan
- Klien merasa malu tidak berguna
dengan
tetangganya karena Harga diri rendah
klien merasa dia kronik

hanya lulusan
sekolah dasar yang
tidak memiliki
pengetahuan
seperti tetangga
lainnya dan tidak
memiliki pekerjaan
- Keluarga
mengatakan
keadaan klien telah
terjadi selama 4
bulan

Do :
Klien menunduk
ketika diajak bicara

23
Klien terlihat sedih
Klien berbicara
lambat dan terlihat
malu

£
2 Ds : Pikiran dan perasaan Isolasi sosial
- Klien mengatakan negative dalam diri
dirinya tidak klien
berguna dan Ns. N
merasa bahwa
dirinya menjadi Perasaan malu
beban keluarganya, karena berbeda dari
- Klien merasa malu orang lain
dengan
tetangganya karena Menarik diri dari

klien merasa dia lingkungan

hanya lulusan
sekolah dasar yang Isolasi social

tidak memiliki
pengetahuan
seperti tetangga
lainnya dan tidak
memiliki pekerjaan
- Keluarga
mengatakan bahwa
klien suka
menyendiri
Do :
Klien menunduk
ketika diajak bicara
Klien berbicara

24
lambat dan terlihat
malu

4.4 Diagnosa
1. Harga diri rendah kronik b.d tingkat pendidikan d.d klien merasa tidak
berguna, malu suka menyendiri
2. Isolasi sosial b.d perasaan sendiri d.d klien suka menyendiri dan malu

4.5 Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan dan Kriteria


No. Tanggal Intervensi
Keperawatan Hasil Paraf

£
1. 8 Mei Harga diri Setelah dilakukan 1.Bantu pasien
2019 rendah tindakan selama 3x untuk
kronik b.d 24 jam diharapkan mengidentifikasi
tingkat tingkat harga diri masalah atau Ns. N
pendidikan pasien mengalami situasi yang
d.d klien kenaikan dengan menyebabkan
merasa tidak kriteria hasil distress
berguna, 1. Mempertahanka 2.Tunjukan
malu dan n kontak mata empati,
suka ditingkatkan ke kehangatan, dan
menyendiri skala 4 (sering ketulusan
positif) 3.Bantu pasien
2. Perasaan tentang untuk
diri ditingkatkan menemukan

25
ke skala 3 penerimaan diri
(kadang-kadang 4.Dukung
positif) [melakukan]
3. Perasaan tidak kontak mata
berharga pada saat
ditingkatkan ke berkomunikasi
skala 3 (kadang- dengan orang
kadang positif) lain
5.Bantu untuk
mengatur tujuan
yang realistik
dalam rangka
mencapai harga
diri yang lebih
tinggi

£
2. 8 Mei Isolasi sosial Setelah dilakukan 1. Lakukan
2019 b.d perasaan tindakan selama 3x bermain peran
sendiri d.d 24 jam diharapkan dalam rangka
klien suka tingkat kecemasan berlatih Ns. N
menyendiri pasien mengalami meningkatkan
dan malu kenaikan dengan keterampilan
kriteria hasil dan teknik
1. Tingkat Takut komunikasi
berinteraksi 2. Anjurkan
dengan orang kesabaran dalam
yang lebih pengembangan
unggul hubungan
ditingkatkan ke 3. Anjurkan
skala 3 (sedang) kejujuran dalam
2. Tingkat mempresentasik
Menghindari an diri sendiri

26
situasi sosial kepada orang
ditingkatkan ke lain
skala 3 (sedang)

4.6 Implementasi

No
No. Tanggal Pukul Tindakan Respon Paraf
Dx

£
1. 8 Mei 1 07.00 Membantu pasien 1. Pasien merasa
2019 untuk dirinya tidak
mengidentifikasi berguna dan
masalah atau situasi merasa bahwa Ns. N
yang menyebabkan dirinya
distress menjadi beban
keluarganya.
Pasien malu
dengan
tetangganya
karena klien
merasa dia
hanya lulusan
sekolah dasar
yang tidak
memiliki
pengetahuan
seperti
tetangga
lainnya dan
tidak memiliki

27
pekerjaan

£
2. 8 Mei 1 08.00 Menunjukan 1. Pasien mau
2019 empati, kehangatan, mengatakan
dan ketulusan apa yang
dirasakan Ns. N

£
3. 8 Mei 1 08.15 Membantu pasien 1. Pasien mulai
2019 untuk menemukan dapat
penerimaan diri menemukan
penerimaan Ns. N
dirinya

£
4. 8 Mei 1 08.45 Mendukung 1. Klien merasa
2019 [melakukan] kontak lebih berani
mata pada saat untuk kontak
berkomunikasi mata saat Ns. N
dengan orang lain berkomunikasi

£
5. 8 Mei 1 09.15 Membantu untuk 1. Klien mampu
2019 mengatur tujuan mengatur
yang realistik tujuan yang
dalam rangka realistik Ns. N
mencapai harga diri
yang lebih tinggi

£
6. 8 Mei 1 10.00 Melakukan bermain 1. Klien dapat
2019 peran dalam rangka melakukan
berlatih permainan
meningkatkan peran Ns. N
keterampilan dan
teknik komunikasi

28
£
7. 8 Mei 1 11.00 Menganjurkan 1. Klien paham
2019 kesabaran dalam dengan
pengembangan anjuran yang
hubungan diberikan Ns. N
perawat

£
8. 8 Mei 1 12.30 Menganjurkan 1. Klien mengerti
2019 kejujuran dalam dengan
mempresentasikan anjuran yang
diri sendiri kepada diberikan Ns. N
orang lain perawat

4.7 Evaluasi

No Tanggal/ No.
Evaluasi Paraf
. Jam Dx

£
1. 8 Mei 2019 1. S: Pasien mengatakan perasaan
harga diri rendah yang dirasakan
klien sedikit berkurang
O: Pasien terlihat tidak malu dan Ns. N
tidak menunduk saat berkomunikasi
A: Masalah masih ada dan
perencanaan masih efektif
P: Lanjutkan intervensi 1

£
2. 8 Mei 2019 2. S: Pasien mengatakan perasaan
cemas dan perasaan ingin isolasi
sosialnya mengalami penurunan
O: Pasien terlihat tidak cemas untuk Ns. N
berinteraksi dengan orang lain.
Pasien tidak terlihat sedih
A: Masalah masih ada dan

29
perencanaan masih efektif
P: Lanjutkan intervensi 2

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

30
Konsep diri adalah penilaian, pandangan, dan perasaan seseorang
tentang dirinya. Konsep diri termasuk persepsi individu akan sifat dan
kemampuannya, interaksi dengan oranglain dan lingkungan, nilai-nilai yang
berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan dan keinginannya. Menurut
Beck, Willian dan Rawlin yang dikutip oleh Kelliat, 1992;2 bahwa konsep diri
adalah cara individu memandang dirinya secara utuh; fisikal, emosi,
intelektual, social dan spiritual. Dan konsep diri ini ada beberapa macam, yaitu:
citra tubuh, ideal diri, peran, identitas diri, dan harga diri.

5.2 Saran

Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat


banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, lia. 2007. Body image remaja perempuan. Musawa : vol 5, no 4


Yusuf, A., Fitryasari, P. K., & Nihayati, H. E. (2015). Buku ajar
keperawatan kesehatan jiwa.

31
Azizah,M.L., Zainuri,I., Dan Akbar,A. Buku ajar keperawatan kesehatan jiwa
(teori dan aplikasi klinik). Edisi asli. Yogyakarta : Indomedia pustaka.
Hasanah,Uswatun. 2013. Pembentukan identitas diri dan gambaran Diri pada
remaja putri bertato di samarinda. eJournal Psikologi, Volume 1, Nomor
2, 2013: 177-186
Kurniawan, M. Y., Briawan, D., & Caraka, R. E. (2015). Persepsi tubuh dan
gangguan makan pada remaja. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 11(3), 105-
114.
Muawanah, L. B. (2012). Kematangan emosi, konsep diri dan kenakalan remaja.
Persona: Jurnal Psikologi Indonesia, 1(1).
Nurhalimah. Keperawatan jiwa. Edisi cetakan pertama. Jakarta : kementerian
kesehatan republic Indonesia.
Pardede, Y. O. K. (2011). Konsep diri anak jalanan usia remaja. Jurnal Psikologi,
1(2).
Srisayekti, W., & Setiady, D. A. (2015). Harga-diri (Self-esteem) Terancam dan
Perilaku Menghindar. Jurnal Psikologi, 42(2), 141-156.

32

Anda mungkin juga menyukai