Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH KEPERAWATAN DASAR

KONSEP KEBUTUHAN HARGA DIRI

Disusun Oleh Tingkat 1A 


Kelompok 12

1. Vera Listian (21098)

2. Taruli Nababan (21091)

3. Teresia Rehuel (21092)

4. Tiara Imeldawati (21094)

5. Vhiona Mayang (21099)

Akademi Keperawatan Hermina Manggala Husada

 Program Studi D-III Keperawatan

 Maret 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Konsep
Kebutuhan Harga Diri” dengan tepat waktu yang telah ditentukan. Tujuan dibuatnya
makalah ini, kami harap dapat menambah wawasan kami lebih mendalam mengenai
konsep kebutuhan harga diri. Adapun tugas makalah ini untuk memenuhi salah satu
tugas dalam menyelesaikan mata kuliah keperawatan dasar. Penulisan makalah ini dapat
diselesaikan karena bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.

Kami menyampaikan terimakasih pada beberapa pihak yang sudah membimbing kami
untuk mengerjakan makalah ini hingga selesai, yaitu:

1. Ns. Musripah, M.Kep, selaku Direktur Akademi Keperawatan Hermina


Manggala Husada

2. Ria Anugrahwati,Ners.,MKep, selaku Dosen Pengampu Mata Ajar


Keperawatan Dasar.

Kami menyadari bahwa di dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan,
baik dalam hal penulisan maupun penyusunan tata bahasa jauh dari kata sempurna.
Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Harapan kami
semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada
umumnya.

Jakarta, 22 Maret 2022

Kelompok 12
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................2

1.4 Manfaat Penulisan...........................................................................................2

BAB 2 TINJAUAN TEORI............................................................................................4

2.1 Pengertian Harga Diri.....................................................................................4

2.2 Aspek-Aspek Harga Diri.................................................................................4

2.3 Karakteristik Harga Diri..................................................................................6

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Diri...............................................8

2.5 Proses Pembentukan Harga Diri....................................................................13

2.6 Askep Kebutuhan Harga Diri........................................................................14

2.7 Komponen Konsep Diri.................................................................................22

2.8 Rentang Respon Konsep Diri........................................................................23

2.9 Manifestasi Klinis Harga Diri........................................................................24

BAB 3 PENUTUP.........................................................................................................26

3.1 Kesimpulan....................................................................................................26

3.2 Saran..............................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................27

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam teori Hirarki menyatakan
bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis,
keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri (Potter dan Patricia, 1997). Harga
diri merupakan salah satu kebutuhan penting manusia.Maslow dalam teori hierarki
kebutuhannya menempatkan kebutuhan individu akan harga diri sebagai kebutuhan
pada level puncak, sebelum kebutuhan aktualisasi diri. Hal ini karena harga diri individu
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku yang ditampilkannya.

Kebutuhan harga diri merupakan kebutuhan seseorang untuk merasakan bahwa dirinya
adalah seorang yang patut dihargai dan dihormati sebagai manusia yang baik. Setiap
individu normal pasti berharap dan menginginkan dapat merasakan hidup sukses,
dihormati dan dihargai sebagai manusia.Pentingnya harga diri sudah menjadi bagian
dari kepribadian individu dalam menjalani kehidupannya, karena apabila individu
mengalami “lack of self-esteem” atau harga diri yang rendah maka individu tersebut
akan mengalami perasaan tidak berdaya, rendah diri, tidak bersemangat dan kurang
percaya diri pada kemampuannya dalam mengatasi masalah.

Menurut Chaplin (Subowo dkk, 2009 : 23) “harga diri merupakan salah satu kebutuhan
dasar manusia yang dapat memberi perasaan bahwa dirinya berhasil, berguna sekalipun
dia memiliki kelemahan dan pernah mengalami kegagalan”.Suyatno (2012: 1)
mendefinisikan “harga diri adalah pandangan keseluruhan dari individu tentang dirinya
sendiri”. Jika seorang individu selama masa hidupnya mendengar pujian, motivasi dan
kritikan yang membangun makakemungkinan besar individu tersebut akan berkembang
menjadi pribadi yangmemiliki rasa harga diri yang tinggi. Jika individu selalu dikritik,
diperlakukan kasar dan tidak pernah diberikan penghargaan atas prestasinya maka
individutersebut akan cenderung tumbuh menjadi pribadi yang kurang memiliki rasa
hargadiri.

1
1.2 Rumsan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan harga diri?

2. Apa saja aspek-aspek harga diri?

3. Apa saja karakteristik harga diri?

4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri?

5. Bagaimana proses pembentukan harga diri?

6. Apa saja askep kebutuhan harga diri?

7. Apa saja komponen konsep diri?

8. Bagaimana rentang respon konsep diri?

9. Bagaimana manifestasi klinis harga diri?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan harga diri

2. Untuk mengetahui apa saja aspek-aspek harga diri

3. Untuk mengetahui apa saja karakteristik harga diri

4. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri

5. Untuk mengetahui bagaimana proses pembentukan harga diri

6. Untuk mengetahui apa saja askep kebutuhan harga diri

7. Untuk mengetahui apa saja komponen konsep diri

8. Untuk menjelaskan bagaimana rentang respon konsep diri

9. Untuk menjelaskan bagaimana manifestasi klinis harga diri

1.4. Manfaat Penulisan

1. Manfaat bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa diharapkan agar dapat menambah wawasan dan dapat melihat

2
lebih dalam tentang konsep kebutuhan harga diri

2. Manfaat bagi institusi

Penulisan ini diharapkan dapat memberi informasi dan literatur penunjang bagi

civitas akademik.

3
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Kebutuhan Harga Diri

Kebutuhan harga diri merupakan kebutuhan seseorang untuk merasakan bahwa dirinya
adalah seorang yang patut dihargai dan dihormati sebagai manusia yang baik. Setiap
individu normal pasti berharap dan menginginkan dapat merasakan hidup sukses,
dihormati dan dihargai sebagai manusia.Pentingnya pemenuhan kebutuhan harga diri
individu, terkait erat dengan dampak negatif jika mereka tidak memiliki harga diri yang
mantap. Mereka akan mengalami kesulitan dalam menampilkan perilaku sosialnya,
merasa inferior dan canggung. Namun apabila kebutuhan harga diri mereka dapat
terpenuhi secara memadai, kemungkinan mereka akan memperoleh sukses dalam
menampilkan perilaku sosialnya, tampil dengan kayakinan diri (self-confidence) dan
merasa memiliki nilai dalam lingkungan sosialnya.

Harga diri adalah salah satu dimensi dari konsep diri. Harga diri adalah proses evaluasi
yang ditujukan indivu pada diri sendiri, yang nantinya berkaitan dengan proses
penerimaan individu terhadap dirinya. Dalam hal ini evaluasi akan menggambarkan
bagaimana penilaian individu tentang dirinya sendiri, menunjukan penghargaan dan
pengakuan atau tidak, serta menunjukkan sejauh mana individu tersebut merasa mampu,
sukses dan berharga. Secara singkat harga diri diartikan sebagai penilaian terhadap diri
tentang keberhargaan diri yang di ekspresikan melalui sikap-sikap yang dianut individu.

2.2 Aspek Harga Diri

Aspek-aspek harga diri merupakan unsur pembentuk terciptanya harga diri pada


individu, hal ini dapat terwujud dalam sikap, pikiran maupun perilaku.

a. Kekuatan (Power)

Yaitu kemampuan seseorang untuk mempengaruhi dan mengontrol orang lain dan
mengontrol diri individu itu sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Messina dan

4
Messina (dalam Gunarsa, Singgih D. 2009) bahwa kemampuan mengontrol diri adalah
seperangkat tingkahlaku yang berfokus pada keberhasilan mengubah diri pribadi,
keberhasilan menangkal peng-rusakan diri, perasaan mampu pada diri sendiri, perasaan
mandiri, atau bebas dari pengaruh orang lain, kebebasan menentukan tujuan,
kemampuan untuk memisahkan perasaan dan pikiran rasional, serta seperangkat tingkah
laku yang terfokus pada tanggungjawab atas diri pribadi. Hal tersebut menunjukkan
bahwa, Individu yang memiliki kemampuan mengontrol diri yang baik tidak akan
mudah dipengaruhi oleh stimulus negatif yang datang dari dalam dirinya dan dari luar
dirinya, sehingga Individu tidak akan mudah mengubah sesuatu hal yang sudah melekat
dalam fisiknya, meski lingkungan sekitarnya mencoba mempengaruhi dirinya.

b. Keberartian (Significance)

Keberartian atau significance merupakan sikap yang menunjukkan kepedulian,


perhatian, afeksi, dan ekspresi cinta yang diterima oleh individu dari lingkungan atau
orang lain. Adanya penerimaan dari lingkungan yang ditandai dengan kehangatan,
ketertarikan lingkungan terhadap individu, dan penerimaan dari lingkungan dengan apa
adanya terhadap individu (Coopersmith, 1967)

c. Kemampuan (Competence)

Setiap individu memiliki kemampuan atau competence yang berbeda dalam


menunjukkan performasi. Performasi yang tinggi dibutuhkan untuk mencapai sebuah
prestasi (need ofachievement).Terjadi peningkatan self esteem yang lebih tinggi pada
masa remaja ketika mencapai tujuan. Remaja yang menghadapi masalah dan mampu
untuk mengatasi masalah mengalami peningkatan pada self esteem (Coopersmith,
1967). d. Kebajikan (Virtue)

Menurut Coopersmith (1967) Kebajikan atau virtue merupakan suatu ketaatan untuk
mengikuti aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat, moral, etika, dan agama.
Individu menghindari hal-hal yang buruk dan melakukan perilaku yang baik menurut
aturan, moral, etika, dan agama yang berlaku. Individu yang memiliki sikap positif
cenderung dapat membuat evaluasi positif terhadap diri, yangberarti individu dapat
mengembangkan self esteem positif terhadap diri sendiri.

5
2.3 Karakteristik Harga Diri

Harga diri seseorang tergantung bagaimana dia menilai tentang dirinya yang dimana hal
ini akan mempengaruhi perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Penilaian individu ini
diungkapkan dalam sikap-sikap yang dapat bersifat tinggi dan negatif. 

A. Karakteristik harga diri tinggi 

Harga diri yang tinggi akanmembangkitkan rasa percaya diri, penghargaan diri, rasa
yakin akan kemampuan diri, rasa berguna serta rasa bahwa kehadirannya diperlukan
didalam dunia ini. Contoh : seorang remaja yang memiliki harga diri yang cukup tinggi,
dia akan yakin dapat mencapai prestasi yang dia dan orang lain harapkan. Pada
gilirannya, keyakinan itu akan memotivasi remaja tersebut untuk sungguh-sungguh
mencapai apa yang diinginkan. Karakteristik anak yang memiliki harga diri yang tinggi
menurut Clemes dan Bean (2001 : 334), antara lain : 

1) Bangga dengan hasil kerjanya 

2) Bertindak mandiri 

3) Mudah menerima tanggung jawab 

4) Mengatasi prestasi dengan baik 

5) Menanggapi tantangan baru dengan antusiasme 

6) Merasa sanggup mempengaruhi orang lain 

7) Menunjukkan jangkauan perasaan dan emosi yang luas.

Manfaat dari dimilkinya harga diri yang tinggi (Branden, 1999 :6-7), diantaranya :

1) Individu akan semakin kuat dalam menghadapi penderitaan-penderitaan


hidup, semakin tabah, dan semakin tahan dalam menghadapi tekanan-tekanan
kehidupan, serta tidak mudah menyerah dan putus asa. 

2) Individu semakin kreatif dalam bekerja 

3) Individu semakin ambisius, tidak hanya dalam karier dan urusan financial,


tetapi dalamhal-hal yang ditemui dalam kehidupan baik secara emisional, kreatif
maupun spiritual. 

6
4) Individu akan memilki harapan yang besar dalam membangun hubungan
yang baik dan konstruktif. 

5) Individu akan semakin hormat dan bijak dalam memperlakukan orang lain,


karena tidak memandang orang lain sebagai ancaman. 

B. Karakteristik harga diri rendah 

Remaja yang memiliki harga diri rendah akan cenderung merasa bahwa dirinya tidak
mampu dan tidak berharga. Disamping itu remaja dengan harga diri rendah cenderung
untuk tidak berani mencari tantangantantangan baru dalam hidupnya, lebih senang
menghadapi hal-hal yang sudah dikenal dengan baik serta menyenangi hal-hal yang
tidak penuh dengan tuntutan, cenderung tidak merasa yakin akan pemikiran-
pemikiran serta perasaan yang dimilikinya, cenderung takut menghadapai respon dari
orang lain, tidak mampu membina komunikasi yang baik dan cenderung merasa
hidupnya tidak bahagia. Pada remaja yang memiliki harga diri rendah inilah sering
muncul perilaku rendah. Berawal dari perasaan tidak mampu dan tidak berharga,
mereka mengkompensasikannya dengan tindakan lain yang seolah-olah membuat dia
lebih berharga. Misalnya dengan mencari pengakuan dan perhatian dari teman-
temannya. Dari sinilah kemudian muncul penyalahgunaan obat-obatan, berkelahi,
tawuran, yang dilakukan demi mendapatkan pengakuan dari lingkungan. Karakteristik
anak dengan harga diri yang rendah menurut Clemesdan Bean (2001 : 4-5) diantaranya: 

1) Menghindari situasi yang dapat mencetuskan kecemasan 

2) Merendahkan bakat dirinya 

3) Merasa tak ada seorangpun yang menghargainya 

4) Menyalahkan orang lain atas kelemahannya sendiri 

5) Mudah dipengaruhi oleh orang lain 

6) Bersikap defensif dan mudah frustrasi 

7) Merasa tidak berdaya 

8) Menunjukkan jangkauan perasaan dan emosi yang sempit 

7
Akibat memilki harga diri yang negatif, yaitu : 

1) Mudah merasa cemas, stress, merasa kesepian dan mudah 

terjangkit depresi 

2) Dapat menyebabkan masalah dengan teman baik dan social 

3) Dapat merusak secara serius, akademik dan penampilan kerja 

4) Membuat underchiver dan meningkatkan penggunaan obat-obat 

dan alkohol. 

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Diri

Terbentuknya harga diri menurut Coopersmith dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:

a. Latar belakang social

Latar belakang sosial meliputi :

1. Kelas Sosial

Kelas social merupakan aspek yang berhubungan dengan statussocial ekonomi.


Kelas sosial umum klasifikasikan dalam tiga tingkatan yaitu kelas atas, kelas
menengah, kelas bawah. Tingkat pendidikan, pekerjaan dan pendapatan keluarga
akan menempatkan individu dalam kedudukan kelas social tertentu dalam
masyarakat yang kemudian akan mempengaruhi harga diri seseorang.Orang tua
yang berada pada kelas social atas akan mempengaruhi terbentuknya harga diri
yang tinggi pada anak. Anak akan merasa bangga dan merasa dirinya berharga
karenakebutuhannya selalu terpenuhi dan bisa menikmati fasilitas yang dimiliki
orang tuanya. Anaknya yang berasal dari kelas social menengah mempunyai
harga diri yang menengah pula. Hal ini disebabkan orang tua dapat memberikan
kebutuhan anak secukupnya beranggapan dirinya tidak berharga dibanding
teman-temanya yang lain.

8
2. Agama

Agama sebagai kepercayaan ritual terorganisasi secara socialdan diberlakukan


oleh anggota masyarakat. Setiap agama memiliki jumlah pemeluk dan nilai-nilai
yang berbeda dengan agama lainnya. Hal tersebut berpengaruh pada harga diri
seseorang. Anak yang berasal dari agama yang berbeda dengan mereka yang
agamanya dianut oleh kaum minoritas. Demikian pula dengan ketaatan
seseorang terhadap nilai-nilai agama yang dianutnya membuat dirinya memiliki
rasa bangga dan bahagia. Perasaan bangga ini membuat individu memiliki harga
diri yang tinggi.

3. Riwayat pekerjaan orangtua

Orangtua yang memiliki pekerjaan tetap dan dapat meraihprestasi dalam


pekerjaannya akan memberikan rasa aman dan bangga pada diri anak. Keadaan
seperti membuat anak menilai dirinya secara positif. Sebaliknya, orangtua yang
pekerjaannya, bahkan pernah dipecat pada suatu jabatan tertentu, akan
berdampak pada diri anak dan akibatnya dan mempengaruhi cara peniliain anak
terhadap dirinya sendiri. Anak akan merasa malu, tidak memiliki harga diri, dan
tidak berguna baik dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Hal ini dapat
mengakibatkan anak memiliki harga diri yang rendah.

b. Karakteristik pengasuhan

Karakteristik pengasuhan meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Harga diri dan stabilitas ibu

Hubungan emosioanl antara ibu dan anak biasanya sangatdekat sehingga apa
yang dirasakan oleh ibu akan dilihat dan dihayati oleh anak dan akhirnya akan
mempengaruhi kepribadian anak termasuk harga dirinya.Demikian pula dengan
stabilitas emosional ibu akan tercermin pada diri anak. Ibu yang memiliki emosi
yang stabil biasanya tenang sehingga tidak menyebabkan anak merasa bingung.
Sebaliknya, ibu yang memiliki harga diri dan pribadi yang tidak stabil akan
tercermin pula pada diri anak. Anak akan memandang dirinya sebagai orang
yang sama seperti apa yang dialami oleh ibunya sehingga anak tidak bisa
menilai secara positif akan dirinya sendiri.

9
2. Nilai- nilai pengasuhan

Menerapkan nilai-nilai yang positif pada anak perlu dilakukanoleh orang tua.
Dalam proses sosialisasi terkandang anak memiliki sikap atau pendirian yang
bertentangan dengan ketentuan social, maka dari itu orang tua dituntut untuk
meluruskan kembali perilaku anak yang kurang tetap tersebut. Bila orang tua
gagal menangani perilaku, maka orang tua dianggap telah gagal dalam
mengembangkan harga diri yang tinggi pada diri anak mereka.

3. Riwayat perkawinan

Remaja yang berasal dari keluarga yang kacau biasanya lebihbanyak mengalami
kesulitan dalam hubungan social daripada remaja yang berasal dari keluarga
yang utuh. Keadaan orang tua yang seperti itu menyebabkan sulit bagi anak
menerima kenyataan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada harga diri
remaja itu sendiri. Anak akan merasa malu, bingung dan takut terhadap masa
depan dan kehidupannya karena kehilangan percaya diri. Perkawinan kembali
dari orang tua juga akan berakibat harga diri rendah pada anak. Coopersmith
mengemukakan bahwa anak-anak yang berasal dari orang tua tiri dan orang tua
wali akan memiliki harga diri yang rendah.

4. Perilaku peran pengasuhan

Anak yang memiliki harga diri yang tinggi biasanya berasal dari ayah dan ibu
yang berperan sama dalam mengasuh anak-anaknya. Perbedaan peran antara
ayah dan ibu dalam mengasuh anak menyebabkan anak menjadi bingung tidak
tahu mana yang harus didengar atau dipatuhi, apakah ayah atau ibu.Demikian
pula halnya dengan orang tua yang tidak dapat melakukan perannya sebagai
orang tua bagi anak-anaknya. Keadaan seperti ini mempengaruhi perkembangan
pribadi anak dan menyebababkan terbentuknya harga diri yang rendah pada diri
anak

5. Peran pengasuhan ayah

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh cooperstmith pada ibudan anak bahwa
kelompok anak memiliki harga diri positif dari ayah yang memilki hubungan
lebih dekat dan hangat dengan anak- anaknya. Hal ini disebabkan karena anak-

10
anaknya merasa bahwa dirinya dihargai dan dilindungi dengan penuh
kehangatan sehingga perasaan seperti ini membuat dirinya bangga dan memiliki
harga diri yang positif.

6. Interaksi ayah dan ibu 

Pola interaksi antara ayah dan ibu yang kasar dan keras diharapkan anak-
anaknya akan terbaca oleh anaknya dan membuat mereka merasa tidak nyaman,
tegang, takut dan tidak memiliki rasa percaya diri. Hal ini akan berakibat pada
terbentuknya harga diri yang rendah pada diri anak. Anak- anak dengan harga
diri yang tinggi jarang sekali menyaksikan dan merasakan ketegangan antara
ayah dan ibunya.

c. Karakteristik Subjek

Adapun karakteristik subjek meliputi beberapa hal sebagai berikut:

1. Atribut fisik

Permasalahan yang sering dialami remaja adalah artibut fisik.Postur tubuh yang
dinilai kurang ideal oleh orang lain maupun diri sendiri terkadang menyebabkan
remaja malu untuk berhubungan dengan orang lain, tidak percaya diri cenderung
menjadi pendiam dan malas bergaul. Keadaan tersebut dapat mempengaruhi
kepribadiannya termasuk harga dirinya, mereka akan menilai dirinya sebagai
orang yang tidak memiliki harga diri yang positif.

2. Kemampuan umum

Intelegensi atau kemampuan umum dapat mempengaruhi hargadiri seseorang.


Bila individu memiliki gambaran yang pasti tentangdirinya sebagai orang yang
mampu menghadapi tantangan baru, memiliki rasa percaya diri, harga diri serta
tidak putus asa apabila mengahadapi kegagalan. Individu seperti ini dapat
digolongkan sebagai orang yang memiliki harga diri tinggi. Sebaliknya orang
yang mempunyai kemampuan umum di bawah rata-rata akan memandang
dirinya sebagai orang tidak berharga atau tidak berguna baik dirinya sendiri
maupun bagi orang lain. Dia selalu merasa takut menghadapi tantangan yang

11
baru, tidak aktif dan cepat putus asa dalam menghadapi kesulitan. Individu
seperti ini adalah orang yang mempunyai harga diri yang rendah.

3. Pernyataan sikap

Seseorang yang menilai dan menyatakan dirinya sebagai orangyang tidak


mampu melakukan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya, maka ia akan
mengembangkan perasaan tak bernilai dan sering merasa sedih, depresi, malas
dan murung. Keadaan seperti ini akan berpengaruh pada terbentuknya harga diri
yang negative.

4. Masalah dan penyakit

Menurut coopersmith orang yang harga dirinya cenderungrendah sering


mengalami gejala seperti: penyakit menular, penyakit turunan, menurunya nafsu
makan dan gelisah daripada orang yang termsuk dalam kategori harga diri yang
tinggi. Hal ini disebabkan karena individu secara terus menerus merasa bahwa
penyakit yang dialaminya sebagai masalah yang serius. Dengan demikian ia
akan mengembangkan perasaan terhadap dirinya sebagai orang yang tidak
berharga dan tidak berguna bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

5. Nilai-nilai diri

Setiap orang menginginkan penilain positif terhadap dirinya,akan tetapi dalam


kehidupan social pada umumnya tidak semua orang selalu dapat memberikan
penilaian yang positif terhadap dirinya sendiri. Hal ini disebabkan adanya
perbedaan individu.Individu yang selalu memandang dirinya sebagai orang yang
lebih atau sama dengan orang lain cenderung dapat mengembangkan harga
dirinya yang positif dalam dirinya.

6. Aspirasi

Hal yang berhubungan dengan inspirasi adalah keberhasilan.Istilah keberhasilan


memiliki makna yang berbeda untuk setiap orang. Rasa tidak berhasil dari
usahanya dapat menimbulkan kekecawaan dan merasa dirinya sebagai orang
yang tidak akan pernah berhasil karena memiliki kemampuan dan tidak berguna
bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.

12
d. Hubungan orang tua- Anak

Hubungan orang tua dengan anak merupakan faktor mendasaryang mempengaruhi


perkembangan anak, termasuk harga dirinya. Studi yang dilakukan coopersmith lebih
menekankan pola asuh orang tua yaitu sikap dan perilaku orang tua yang cenderung
otoriter menyebabkan anak menjadi kurang percaya diri terhadap kemampuannya
sendiri. Poal asuh yang permisif ditandai dengan supervisi yang longgar dan bimbingan
yang minim terhadap anak yang menjadi individu yang kurang dapat menghargai orang
lain, emosi yang tidak stabil dan control social yang kurang. Ini yang menyebabkan
anak tergolong memiliki harga diri yang rendah.

2.5 Proses Pembentukan Harga Diri

Pembentukan harga diri merupakan sebuah proses fenomenologis, karena ada dalam
pandangan dan pikiran seseorang yang bisa saja sesuai atau tidak sesuai dengan
kenyataan sebenarnya. Seorang yang memiliki masalah harga diri bukan saja hanya
gagal meraih potensi mereka seutuhnya, tapi juga cenderung menjadi pencemas dan
menunjukkan simptom- simptom kecemasan. Pertama, kita bergantung pada daya tahan
hidup dan keberhasilan mengelola lingkungan dengan memanfaatkan aspek kesadaran
kita, hidup dan sebagai manusia seutuhnya bergantung pada kemampuan berfikir.
Proses dari terbentuknya harga diri, yaitu:

1. Interaksi dengan manusia lain. Awal interaksi adalah melalui ibu yang kemudian
meluas pada figur lain yang akrab dengan individu. Ibu yang memiliki minat,
afeksi, dan kehangatan akan menimbuljan harga diri yang positif, karena anak
merasa dicintai dan diterima seluruh kepribadiannya.

2. Sekolah. Lingkungan sekolah adalah sumber pentung kedua setelah keluarga.


Jika individu memiliki persepsi yang baik mengenai sekolah, individu akan
memiliki harga diri yang positif. Bila sekolah dianggap tidak memberikan
umpan balik yang positif bagi individu, harga diri akan rendah. Harga diri yang
tinggi umumnya dikaitkan dengan keberhasilan individu pula.

3. Pola asuh. Bagaimana orang tua mengasuh anaknya mempengaruhi harga diri
anak.

13
4. Keanggotaan kelompok. Jika individu merasa diterima dan dihargai oleh
kelompok, individu akan mengembangkan harga diri lebih baik di banding
individu yang merasa terasing.

5. Kepercayaan dan nilai yang dianut individu, harga diri yang tinggi dapat dicapai
bila ada keseimbangan antara nilai dan kepercayaan yang dianut oleh individu
dengan kenyataan yang didapatkannya sehari-hari.

6. Kematangan dan herediter. Individu yang secara fisik tidak sempurna dapat
menimbulkan perasaan negative terhadap dirinya.

2.6 Askep Harga Diri

A. Pengelompokan Data

1. Data Subjektif : Merasa tidak mampu melakukan apapun, menilai diri tidak
berguna
2. Data Objektif : Engan mencoba hal baru, berjalan menunduk

B. Analisis Data

Data Etiologi Problem


DO : Engan mencoba hal Kegagalan berulang Harga diri rendah kronis
baru, berjalan
meEnunduk

DS : Merasa tidak
mampu melakukan
apapun, menilai diri tidak
berguna.

C. Diagnosa Keperawatan

Harga diri rendah kronis berhubungan dengan kegagalan berulang

14
D. Intervensi

Problem Tujuan Intervensi


Harga diri rendah Setelah dilakukan Observasi :
kronis intervensi keperawatan - Identifikasi
selama 1x 24 jam maka budaya, agama,
harga diri meningkat ras, jenis kelamin,
dengan kretia hasil dan usia terhadap
- Peniaian diri harga diri.
positif meningkat - Monitor verbalisasi
- Penerimaan yang merendahkan
penilaian positif diri sendiri.
terhadap diri - Monitor tingkat
sendiri meningkat harga diri setiap
- Minat mencoba hal waktu, sesuai
baru meningkat kebutuhan
- Percara diri Terapeutik :
berbicara - Motivasi terlibat
meningkat dalam verbalisasi
- Perasaan tidak positif untuk diri
mampu melakukan sendiri.
apapun menurun - Motivasi menerima
- Meremehkan tantangan atau hal
kemampuan baru.
mengatasi masalah - Diskusikan
menurun pertanyaan tentang
harga diri.
- Didiskusikan
kepercayaan
terhadap penilaian
diri.
- Didiskusikan
pengalaman yang

15
meningkatkan
harga diri.
- Didiskusikan
persepsi negative
diri.
- Didiskusikan alas
an mengkritik diri
atau rasa bersalah
- Didiskusikan
penetapan tujuan
realistis untuk
mencapai harga
diri yang lebih
tinggi.
- Didiskusikan
bersama keluarga
untuk menetapkan
harapan dan
batasan yang jelas.
- Berikan umpan
balik positif atas
peningkatan
mencapai tujuan.
- Fasilitasi
lingkungan dan
aktivitas yang
meningkatkan
harga diri.
Edukasi :
- Jelaskan kepada
keluarga
pentingnya

16
dukungan dalam
perkembangan
konsep positif diri
pasien.
- Anjurkan
mengidentifikasi
kekuatan yang di
miliki
- Anjurkan
mempertahankan
kontak mata saat
berkomunikasi
dengan orang lain.
- Anjurkan
membuka diri
terhadap kritik
negative .
- Anjurkan
mengevaluasi
perilaku
- Anjurkan cara
mengatasai
bullying
- Latih peningkatan
tanggung jawab
untuk diri sendiri.
- Latih pernyataan
atau kemampuan
positif diri.
- Latih cara berfikir
dan berperilaku
positif

17
- Latih
meningkatkan
kepercayaan pada
kemampuan dalm
mengatasi situasi.

E. Implementasi

Diagnosa Intervensi Implementasi


Harga diri rendah kronis Observasi : Observasi :
- Identifikasi budaya, - Mengidentifikasi
agama, ras, jenis agama, ras, jenis
kelamin, dan usia kelamin, dan usia
terhadap harga diri. terhadap harga diri.
- Monitor verbalisasi - Memonitor
yang merendahkan verbalisasiyang
diri sendiri. merendahkan diri
- Monitor tingkat sendiri.
harga diri setiap - Memonitor tingkat
waktu, sesuai harga diri setiap
kebutuhan waktu, sesuai
Terapeutik : kebutuhan.
- Motivasi terlibat Terapeutik :
dalam verbalisasi - Memotivasi terlibat
positif untuk diri dalam verbalisasi
sendiri. positif untuk diri
- Motivasi menerima sendiri.
tantangan atau hal baru. - Motivasi menerima
- Diskusikan tantangan atau hal baru.
pertanyaan tentang - Mendiskusikan
harga diri. pertanyaan tentang
- Didiskusikan harga diri.

18
kepercayaan - Mendiskusikan
terhadap penilaian kepercayaan
diri. terhadap penilaian
- Didiskusikan diri.
pengalaman yang - Mendiskusikan
meningkatkan harga pengalaman yang
diri. meningkatkan harga
- Didiskusikan diri.
persepsi negative - Mendiskusikan
diri. persepsi negative
- Didiskusikan alas diri.
an mengkritik diri - Mendiskusikan alas
atau rasa bersalah an mengkritik diri
- Didiskusikan atau rasa bersalah
penetapan tujuan - Mendiskusikan
realistis untuk penetapan tujuan
mencapai harga diri realistis untuk
yang lebih tinggi. mencapai harga diri
- Didiskusikan yang lebih tinggi.
bersama keluarga - Mendiskusikan
untuk menetapkan bersama keluarga
harapan dan batasan untuk menetapkan
yang jelas. harapan dan batasan
- Berikan umpan yang jelas.
balik positif atas - Memberikan umpan
peningkatan balik positif atas
mencapai tujuan. peningkatan
- Fasilitasi mencapai tujuan.
lingkungan dan - Memfasilitasi
aktivitas yang lingkungan dan
meningkatkan harga aktivitas yang
diri. meningkatkan harga

19
Edukasi : diri.
- Jelaskan kepada Edukasi :
keluarga pentingnya - Menjelaskan kepada
dukungan dalam keluarga pentingnya
perkembangan dukungan dalam
konsep positif diri perkembangan
pasien. konsep positif diri
- Anjurkan pasien.
mengidentifikasi - Menganjurkan
kekuatan yang di mengidentifikasi
miliki. kekuatan yang di
- Anjurkan miliki.
mempertahankan - Menganjurkan
kontak mata saat mempertahankan
berkomunikasi kontak mata saat
dengan orang lain. berkomunikasi
- Anjurkan membuka dengan orang lain.
diri terhadap kritik - Menganjurkan
negative . membuka diri
- Anjurkan terhadap kritik
mengevaluasi negative .
perilaku - Menganjurkan
- Anjurkan cara mengevaluasi
mengatasai bullying perilaku
- Latih peningkatan - Menganjurkan cara
tanggung jawab mengatasai bullying
untuk diri sendiri. - Melatih peningkatan
- Latih pernyataan tanggung jawab
Kemampuan positif untuk diri sendiri.
diri. - Melatih pernyataan
- Latih cara berfikir Kemampuan positif
dan berperilaku diri.

20
positif - Melatih cara berfikir
- Latih meningkatkan dan berperilaku
kepercayaan pada positif
kemampuan dalm - Melatih
mengatasi situasi. meningkatkan
kepercayaan pada
kemampuan dalm
mengatasi situasi.

F. Evaluasi

Data Problem Evaluasi


DO : klien engan mencoba Harga diri rendah kronis S : Klien merasa sudah
hal baru, berjalan mampu melakukan hal
menunduk. apapun, klien mampu
menilai dirinya berguna
DS : klien merasa tidak kembali.
mampu melakukan apapun,
menilai diri tidak berguna. O : Klien sudah mau
mencoba hal baru, klien
sudah tidak berjalan dengan
menunduk

A : Masalah teratasi

P : Hentikan intervensi

2.7 Komponen Konsep Diri

21
Konsep diri terdiri dari Citra Tubuh (Body Image), Ideal Diri (Self ideal), Harga
Diri (Self esteem), Peran (Self Rool) dan Identitas (self idencity).

a. Citra Tubuh

citra tubuh adalah sikap individu terhadap dirinya baik disadari maupun tidak disadari
meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran dan dinamis karena secara
konstan berubah seiring dengan persepsi dan pengalaman-pengalaman baru.

b. Ideal Diri

Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku
berdasarkan standar pribadi. Standar dapat berhubungan dengan tipe orang yang
diinginkan/disukainya atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang diraih. Ideal diri akan
mewujudkan cita-cita ataupun penghargaan diri berdasarkan norma-norma sosial di
masyarakat tempat individu tersebut melahirkan penyesuaian diri.

c. Harga Diri

Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis
seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri diperoleh dari
diri sendiri dan orang lain yaitu : dicintai, dihormati dan dihargai. Mereka yang menilai
dirinya positif cenderung bahagia, sehat, berhasil dan dapat menyesuaikan diri,
sebaliknya individu akan merasa dirinya negative, relatif tidak sehat, cemas, tertekan,
pesimis, merasa tidak dicintai atau tidak diterima di lingkungannya

d. Identitas Diri

Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh individu dari
observasi dan penilaian dirinya, menyadari bahwa individu dirinya berbeda dengan
orang lain. Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan
memandang dirinya berbeda dengan orang lain, dan tidak ada duanya. Identitas
berkembang sejak masa kanak-kanak, bersamaan dengan berkembangnya konsep diri.

e. Peran

22
Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh
masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu di dalam kelompok sosial. Setiap
orang disibukkan oleh beberapa peran yang berhubungan dengan posisi pada tiap waktu
sepanjang daur kehidupannya. Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang
memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri.

2.8 Rentang Respon Konsep Diri

Konsep diri terdiri atas lima komponen yaitu perubahan dalam Citra Tubuh, Ideal
Diri, Harga Diri, Peran dan Identitas. Respon individu terhadap konsep dirinya
berfluktuatif sepanjang rentang respon konsep diri yaitu dari adaptif sampai mal-adaptif.
Staines mengatakan bahwa konsep diri memiliki peranan penting dalam terbentuknya
pola kepribadian seseorang karena konsep diri merupakan inti pola kepribadian, konsep
ini memengaruhi berbagai sifat dalam diri seseorang ( Abdul Muhith, 2015).

a. Aktualisasi diri

Pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang
pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.

b. Konsep diri positif

Apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri


dan menyadari hal –hal positif maupun yang negative dari dirinya.

c. Harga diri rendah

Individu cenderung untuk menilai dirinya negative dan merasa lebih rendah dari
orang lain.

d. Keracunan identitas

Kegagalan individu mengintegrasikan aspek – aspek identitas masa kanak –


kanak ke dalam kematangan aspek psikososial kepribadian pada masa dewasa
yang harmonis.

e. Depersonalisasi

23
Perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan
dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan
orang lain.

2.9 Manifestasi Klinis Harga Diri

Tanda dan gejala harga diri rendah menurut Muhith, (2015).

1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat adanya penyakit atau

akibat tindakan terhadap penyakit.

2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri.

Individu merasa tidak mampu dan tidak berguna dan memandang dirinya
lemah.

3. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri dari masyarakat.

Individu merasa tidak berguna sehingga klien merasa lebih suka meyendiri
dan enggan untuk berinteraksi dengan lingkungan masyarakat.

4. Merendahkan martabat.

Individu merasa dirinya lemah merasa bodoh, merasa tidak mampu dalam
melakukan segala hal, dan individu merasa tidak tahu apa-apa, mengabaikan
bahkan menolak kemampuan yang dimiliki sehingga produktivitas individu
menurun.

5. Percaya diri kurang.

Individu merasa ragu-ragu dalam mengambil keputusan, individu tidak


memiliki rasa percaya pada dirinya dan individu selalu memandnag dirinya
negatif.

6. Mencederai diri sendiri dan orang lain

Akibat harga diri rendah individu memandang hidupnya pesimis, tidak


berguna sehingga terdorong untuk merusak atau mengakhiri hidupnya.
Bahkan klien dengan harga diri rendah timbul perasaan benci dan dapat
menimbulkan perilaku kekerasan terhadap lingkungan sekitar

24
BAB 3

25
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Harga diri adalah salah satu dimensi dari konsep diri. Dalam hal ini evaluasi akan
menggambarkan bagaimana penilaian individu tentang dirinya sendiri, menunjukan
penghargaan dan pengakuan atau tidak, serta menunjukkan sejauh mana individu
tersebut merasa mampu, sukses dan berharga. Dalam harga diri, aspek-aspek harga
diri merupakan unsur pembentuk terciptanya harga diri pada individu,Harga diri
seseorang tergantung bagaimana dia menilai tentang dirinya yang dimana hal ini akan
mempengaruhi perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Penilaian individu ini
diungkapkan dalam sikap-sikap yang dapat bersifat tinggi dan negatif.Pembentukan
harga diri sendiri merupakan sebuah proses fenomenologis, karena ada dalam
pandangan dan pikiran seseorang yang bisa saja sesuai atau tidak sesuai dengan
kenyataan sebenarnya

3.2 Saran

Harga diri sangatlah penting. Karena, dengan adanya harga diri yang kita miliki, kita
bisa dihormati oleh satu sama lain. Kita bisa menunjukkan, dengan harga diri, kita
memiliki derajat yang sama di mata orang lain. Bahkan, orang juga tak segan untuk
merendahkan harkat dan martabat yang kita miliki.

26
DAFTAR PUSTAKA

https://www.dictio.id/t/bagaimana-proses-pembentukan-harga-diri-seorang-individu/
14946/2

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBINGAN/
196211121986102-SETIAWATI/SELF-ESTEEM.pdf

https://www.kajianpustaka.com/2017/12/pengertian-aspek-komponen-dan-faktor-yang-
mempengaruhi-harga-diri.html?m=1

http://digilib.uinsby.ac.id/1991/5/Bab%202.pdf

https://www.dosenpendidikan.co.id/harga-diri/

http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4574/3/BAB%20II.pdf

https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/17926

https://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/Keperawatan/article/view/511

https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/05/16/harga-diri/amp/

https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-gangguan-harga-diri-rendah/
13738/2

27

Anda mungkin juga menyukai