Disusun Oleh:
Sholikhatul Mufidah
NIM 222303102091
UNIVERSITAS JEMBER
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya penyusunan makalah “Konsep Kebutuhan Harga Diri dan
Aktualisasi Diri” ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Sholikhatul Mufidah
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
d. Tindakan apa yang dapat dilakukan dalam pemenuhan kebutuhan harga
diri dan aktualisasi diri?
e. Bagaimana konsep asuhan keperawatan kebutuhan harga diri dan
aktualisasi diri?
1.3 Tujuan
a. Mampu mengetahui definisi serta konsep dasar kebutuhan harga diri dan
aktualisasi diri
b. Mampu mengetahui tanda dan gejala kebutuhan harga diri dan
aktualisasi diri
c. Mampu mengetahui faktor-faktor penyebab kebutuhan harga diri dan
aktualisasi diri
d. Mampu mengetahui tindakan yang dapat dilakukan dalam upaya
pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri
e. Mampu mengetahui konsep asuhan keperawatan kebutuhan harga diri
dan aktualisasi diri
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Keterangan:
a. Respon Adaptif
Aktualisasi diri dan konsep diri yang positif dan bersifat membangun
(konstruksi) dalam usaha mengatasi stressor yang menyebabkan
ketidakseimbangan dalam dirinya sendiri
b. Respon Maladaptif
Aktualisasi diri dan konsep diri yang negatif serta berifat merusak
(destruktif) dalam usaha mengatasi stressor yang menyebabkan
ketidakseimbangan dalam diri sendiri. Pada respon ini, individu merasa
tidak mampu lagi menyelesaikan masalah yang dihadapi.
c. Aktualisasi Diri
Respon individu dalam mengekspresikan kemampuan yang dimilikinya
d. Konsep Diri
Individu dapat mengidentifikasi kemampuan dan kelemahan, serta dapat
menilai suatu masalah untuk berpikir secara positif dan realistis.
e. Harga Diri Rendah
Transisi antara respon adaptif dan maladaptif
f. Difusi Identitas
Suatu kegagalan pada individu untuk mengintegrasikan berbagai
identifikasi masa kanak-kanaknya kedalam kepribadian psikososial dewasa
yang harmonis.
g. Depersonalisasi
Perasaan yang tidak realistis dan keasingan bagi dirinya dari lingkungan
sekitar
4
Mekanisme koping merupakan cara yang digunakan dalam menyelesaikan
masalah, mengatasi perubahan, dan situasi yang mengancam baik secara
kognitif maupun perilaku. Terdapat dua mekanisme pertahanan koping, jangka
pendek dan jangka dengan cakupan diantaranya:
2.3.1 Pertahanan Jangka Pendek
a. Aktifitas yang dapat memberi pengalihan sementara, misal:
mendengarkan musik, menonton televisi, bekerja keras
b. Aktivitas yang dapat memberi identitas pengganti sementara, misal:
ikut serta dalam kegiatan kelompok agama, sosial, dan politik
c. Aktivitas yang sementara dapat menguatkan perasaan diri yang tidak
menentu, misal: olahraga yang kompetitif, meningkatkan prestasi
akademik, mengikuti aktivitas untuk mendapatkan popularitas
d. Aktifitas yang dapat membuat identitas diluar dari hidup yang tidak
bermakna saat ini, misal: penyalahgunaan obat
5
b. Faktor psikologis: penilaian individu terhadap diri sendiri yang
merupakan persepsi negative tentang dirinya pada suatu kejadian
c. Faktor sosial dan kultural: status ekonomi sangat mempengaruhi
proses terjadinya harga diri rendah
6
1. Tanda (Objektif)
a. Kontak mata kurang
b. Lesu dan tidak bergairah
c. Berbicara pelan dan lirih
d. Pasif
e. Perilaku tidak asertif
f. Mencari penguatan secara berlebihan
g. Bergantung pada pendapat orang lain
h. Sulit membuat keputusan
2. Gejala (Subjektif)
a. Merasa sulit konsentrasi
b. Sulit tidur
c. Mengungkapkan keputusasaan
7
2. Mengungkapkan 3. Suara pelan dan
enggan berbicara tidak jelas
dengan orang lain
3. Klien malu
bertemu dan
berhadapan
dengan orang lain
1. Mengungkapkan 1. Merusak diri
ingin diakui jati sendiri
dirinya 2. Menarik diri dari
2. Mengungkapkan hubungan sosial
tidak ada lagi 3. Tampak mudah
Gangguan konsep yang peduli tersinggung
2 diri: harga diri 3. Mengungkapkan 4. Tidak mau
rendah tidak bisa apa-apa makan dan tidak
4. Mengungkapkan tidur
dirinya tidak 5. Perasaan malu
berguna 6. Tidak nyaman
5. Mengkritik diri jika jadi pusat
sendiri perhatian
8
SP 1:
Menjelaskan keuntungan dan kerugian
mempunyai teman
SP 2:
Melatih klien berkenalan dengan dua
Isolasi sosial: orang atau lebih
1.
menarik diri SP 3:
Melatih bercakap-cakap sambil
melakukan kegiatan harian
SP 4:
Melatih berbicara sosial, meminta
sesuatu, berbelanja dan sebagainya
SP 1:
Mengidentifikasi kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki pasien
SP 2:
1. Menilai kemampuan yang dapat
digunakan
2. Menetapkan atau memilih kegiatan
Gangguan konsep
sesuai kemampuan.
2. diri: harga diri
3. Melatih kegiatan sesuai kemampuan
rendah
yang dipilih 1
SP 3:
Melatih kegiatan sesuai kemampuan
yang dipilih 2
SP 4:
Melatih kegiatan sesuai kemampuan
yang di pilih 3
9
memvalidasi dengan singkat apakah rencana tindakan masih sesuai dan
dibutuhkan klien sesuai dengan kondisinya. Pada implementasi, tindakan
yang harus ditekankan dalam meningkatkan harga diri pasien yaitu dari
aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Harga diri rendah merupakan perasaan malu atau minder karena
adanya kekurangan pada diri yang biasanya disebabkan oleh penilaian
negatif dari diri sendiri maupun orang lain. Hal ini dipengaruhi oleh
pengalaman tiap individu dalam perkembangan fungsi ego, dimana anak-
anak yang dapat beradaptasi dengan lingkungan internal dan eksternal
biasanya mempunyai perasaan aman terhadap lingkungan dan menunjukkan
self esteem yang positif. Sedangkan individu dengan harga diri rendah
cendrung memandang lingkungannya negatif dan sangat mengancam (Antai
Otong dalam Yosep, 2016).
Pengkajian merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Tahap
ini sangat penting dalam menentukan tahap yang selanjutnya, yaitu
melakukan pengumpulan data untuk mengetahui diagnosa keperawatan.
Pengumpulan data yang komprehensif dan valid akan berpengaruh dalam
perencanaan keperawatan
Diagnosa keperawatan menggambarkan label singkat yang
menggambarkan kondisi pasien dilapangan, dapat berupa masalah secara
aktual ataupun potensial (Wilkinson & Ahern, 2011). Pada tahap
perencanaan, kita menentukan prioritas masalah, melakukan kriteria hasil,
dan merumuskan intervensi.
Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana
tindakan keperawatan. Rencana tindakan keperawatan dibuat sesuai dengan
diagnosis yang tepat, diharapkan intervensi dapat mencapai tujuan dan hasil
yang diinginkan untuk mendukung status kesehatan pasien
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai atau
mengevaluasi dari tindakan keperawatan kepada klien, Evaluasi dilakukaan
dengan cara membandingkan antara respons klien dan tujuan yang telah
ditentukan. Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan
SOAP, sebagai pola piker
11
3.2 Saran
Komunikasi terapeutik sangatlah penting dalam melakukan suatu
tindakan keperawatan. Strategi pelaksanaan dapat digunakan sebagai
masukan dalam tindakan keperawatan mandiri dalam menangani harga diri
rendah pada klien sehingga dapat mengurangi resiko komplikasi lebih
lanjut. Diharapakan klien dan keluarga ikut serta dalam upaya peningkatan
dan mempertahankan kemampuan yang masih dimiliki klien dengan
pendekatan komunikasi terapeutik untuk meningkatkan kemampuan yang
masih dimiliki klien
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/best-seller/apa-itu-harga-diri/
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/35715/6.%20BAB%20II.
pdf?sequence=6&isAllowed=y
https://repository.ump.ac.id/8276/3/Lisva%20Dewi%20Marmono%20BAB%20II.
pdf
http://repository.umpri.ac.id/id/eprint/51/3/3.%20BAB%202%20Tinjauan%20Pust
aka.pdf
http://eprintslib.ummgl.ac.id/2384/1/17.0601.0037_BAB%20I_BAB%20II_BAB
%20III_BAB%20V_DAFTAR%20PUSTAKA.pdf