PAPER K5
Oleh
Kelas F / Kelompok D
Puspa Cintia Dewi 162310101107
Riza Asmaul Husnah 162310101196
Faisal Dwi Yuliawan 162310101204
Dwi Meida Kurniasari 162310101205
Mariatul Rochmawati N.W 162310101224
Bayu Ilham Adipura 162310101288
Grysha Viofananda A.K 162310101292
Infeksi yang didapat dari rumah sakit disebut sebagai infeksi nosokomial.
Di Indonesia tahun 2006 diperoleh angka persentasi terjadinya infeksi nosokomial
di Provinsi Lampung 4,3%, Jambi 2,8%, DKI Jakarta 0,9%, Jawa Barat 2,2%,
Jawa Tengah 0,5%, dan Yogyakarta 0,8% (Nuraisah, 2008). Kejadian infeksi pada
neonatus di Rumah Sakit Abdul Moeloek yaitu 30,1% dengan angka kematian
sebesar 40% (Khasanah, 2011).
Dari hasil penelitian, meskipun jumlah bakteri yang didapatkan adalah
normal, namun masih memungkinkan terjadinya infeksi pada pasien yang dirawat.
Hal ini dikarenakan adanya bakteri seperi S. aureus, Salmonella, Citrobacter,
Pseudomonas aeruginosa, Enterobacter aerogenes dan Serratia yang sering
ditemukan sebagai penyebab infeksi nosocomial (Nelson, 2000). Oleh karena itu
cuci tangan merupakan suatu tindakan pencegahan yang harus dilakukan oleh
petugas medis dan paramedis di rumah sakit. Cuci tangan dapat menurunkan
jumlah kuman di tangan hingga 58% (Girou et al, 2002). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa cuci tangan dengan air mengalir saja tanpa menggunakan
antiseptik meningkatkan jumlah koloni kuman 53,8% dari jumlah semula
(Wulandari, 2001).
Menurut WHO tahun 2009, cuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi
dengan membersihkan tangan dan jari-jemari menggunakan air dan sabun untuk
menjadi bersih. Mencuci tangan juga memiliki definisi sebagai suatu proses yang
secara mekanik melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan
menggunakan sabun biasa dan air. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan
air mengalir merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan
karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan
patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung
ataupun kontak tidak langsung menggunakan permukaan-permukaan lain seperti
handuk.
Mencuci tangan dengan sabun merupakan salah satu upaya pencegahan
penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa
kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik
dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung (menggunakan permukaan-
permukaan lain seperti handuk, gelas). Tangan yang bersentuhan langsung dengan
kotoran manusia dan binatang, ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus) dan makanan
atau minuman yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat
memindahkan bakteri, virus, dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa
dirinya sedang ditulari. WHO telah mencanangkan setiap tanggal 15 Oktober sebagai
Hari Mencuci Tangan Pakai Sabun Sedunia, yang diikuti oleh 20 negara di dunia,
salah satu diantaranya adalah Indonesia. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah
salah satu tindakan sanitasi dengan tindakan adalah mekanisme dari suatu
pengamatan yang muncul dari persepsi sehingga ada respon untuk mewujudkan suatu
tindakan. Kebiasaan setiap anak dalam berperilaku mencuci tangan dengan sabun
agar terhindar dari berbagai macam penyakit sehingga dapat diterapkan dalam
kegiatan sehari-hari. (WHO, 2009)
Cuci tangan merupakan salah satu cara untuk menghindari penularan penyakit
terutama penyakit yang ditularkan melalui tangan. Kebiasaan cuci tangan yang teratur
perlu dibiasakan sejak mulai anak-anak. Cuci tangan yang baik hendaknya harus
dimengerti dan dipahami oleh semua kalangan, hendaknya mencuci tangan
menggunakan air yang mengalir serta sabun. (Samsuridjal, 2009)
Menurut WHO (2005) terdapat 2 teknik mencuci tangan yaitu mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir dan mencuci tangan dengan larutan yang berbahan
dasar alkohol. Cuci tangan merupakan proses membuang kotoran dan debu secara
mekanis dari kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air yang bertujuan untuk
mencegah kontaminasi silang (orang ke orang atau benda terkontaminasi ke orang)
suatu penyakit atau perpindahan kuman. Perilaku mencuci tangan adalah salah satu
tindakan sanitasi dengan cara membersihkan tangan dan jari-jemari dengan
menggunakan air atau cairan lainnya yang bertujuan agar tangan menjadi bersih.
Mencuci tangan yang baik dan benar
WHO menjelaskan bahwa kebersihan tangan dalam Perawatan Kesehatan
oleh semua petugas kesehatan sangat penting dilakukan. Baik mulai adminitrator
rumah sakit mauapun petugas kesehatan lain serta tim medis termasuk perawat
yang berada didalamnya. Hal tersebut dilakukan menyeluruh dengan tujuan untuk
memperbaiki praktik dan mengurangi penularan mikroorganisme patogen kepada
pasien dan Petugas kesehatan Panduan saat ini dimaksudkan untuk diterapkan
dalam situasi dimana perawatan kesehatan diberikan kepada pasien atau kelompok
tertentu dalam suatu populasi. Oleh karena itu, konsep ini berlaku untuk semua
setting dimana perawatan kesehatan dilakukan secara permanen atau sesekali
dilakukan, seperti perawatan di rumah oleh petugas persalinan. Mencuci tangan
dilakukan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan walaupun
memakai sarung tangan dan alat pelindung diri yang lain. Tindakan ini dilakukan
bertujuan untuk mengurangi mikroorganisme yang ada di tangan sehingga
penyebaran infeksi dapat dikurangi .
Dari banyak definisi diatas dapat disimpulkan bahwa cuci tangan adalah suatu
tindakan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir yang bertujuan untuk
membersihkan tangan baik dari jenis mikroba dan bakteri yang bertujuan untuk
mencegahnya penyebaran dari suatu penyakit. Semua tenaga kesehatan harus
memperhatikan hal tersebut. Salah satunya adalah seorang perawat hai tangan dengan
benar melakukan cuci tangan dan menerapkannnya dalam melakukan tindakan
asuhan keperawatan, baik tindakan permanen maupun tindakan sesekali.
Tujuan mencuci tangan menurut Depkes RI tahun 2007 adalah salah satu unsur
pencegahan penularan infeksi. Selain tujuan itu banyak sekali manfaat dari
pentingnya mencuci tangan, diantaranya adalah melindungi seseorang dari kuman
penyakit yang menempel di tangan, mencegah kontaminasi silang (orang ke orang
atau benda terkontaminasi ke orang) suatu penyakit atau perpindahan kuman. (Jurnal
Kebidanan dan Ilmu Kesehatan, 2015).
Menurut Hidayat 2005, ada dua pokok pentingnya melakukan mencuci tangan
yaitu mencegah terjadinya infeksi melalui tangan dan membantu menghilangkan
mikroorganisme yang ada dikulit, khusunya pada tangan dan daerah sekitar tangan.
Beliau menyebutkan kedua hal tersebut karena banyak penuran penyakit yang terjadi
melalui tangan, seperti penyakit infeksi saluran pernapasan, penyakit kulit, gangguan
pencernaan dan sebagainya.
Sedangkan menurut menurut Perry & Potter (2006) manfaat atau pentingnya
cuci tangan ada beberapa hal, diantaranya adalah :
a. Membunuh kuman penyakit yang ada ditangan
b. Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman
c. Mencegah penularan penyakit
d. Mengurangi penyebab penyebaran infeksi
e. Mengurangi perpindahan mikroorganisme dari spesimen feses ke tangan.
Dari beberapa definisi mengenai pentingnya manfaat cuci tangan menurut
beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa pentingnya cuci tangan yang paling utama
adalah membunuh kuman dan bakteri yang berada dikulit tangan dan sekitarnya serta
mengurangi resiko terhadap penularan beberapa penyakit dari satu individu satu ke
individu yang lainnya.
Cara cuci tangan pada gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut ini :
1) Basahhi tangan menggunakan air yang mengalir, ambil sabun
kemudian usap dan gosok di kedua telapak tangan.
2) Usap dan gosok kedua punggung tangan.
3) Lalu di sela-sela jari tangan ,gosoklah hingga bersih
4) Kemudian tangan menggenggam saling mengunci
5) Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.
6) Kemudian bersihkan kuku secara bergantian dengan mengerucutkan di
telapak. Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan
cara memutar, kemudian bilas seluruh bagian tangan dengan air bersih
yang mengalir lalu keringkan menggunakan tisu atau handuk
(dirangkum oleh health liputan 6).
1. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dilakukan apabila tangan
terlihat kotor atau terkontaminasi dengan bahan-bahan protein
2. Gunakan handrub berbasis alkohol secara rutin untuk dekontaminasi
tangan, jika tangan tidak terlihat ternoda.
3. Jangan gunakan handrub berbasis alkohol jika tangan terlihat kotor
4. Jangan gunakan produk berbasis alkohol setelah menyetuh kulit yang
tidak utuh, darah atau cairan tubuh. Pada kondisi ini cuci tangan dengan
sabun dan air mengalir dan keringkan dengan lap atau handuk, tisssue
sekali pakai.
5. Kuku harus dijaga tetap pendek, tidak lebih dari 3 mm melebihi ujung
jari, tidak boleh menggunakan kuku buatan dan cat kuku saat bertugas.
Berdasarkan penelitian membuktikan bahwa daerah dibawah kuku
(ruang subungual) mengandung jumlah mikroba tertinggi (Mc
Ginley,Larson dan Leydong;1988). Kuku yang panjang dapa berperan
sebagai reservoir untuk bakteri gram negatif (P.aeruginosa), jamur dan
patogen lain (Hedderwick et al.2000). kuku panjang, bak alami maupun
buata, lebih mudah melubangi sarung tangan (Olsen et al.1993). Serta
kuku buatan dapat berperan sebagai reservoir untuk bakteri gram
negatif.
6. Penggunaan perhiasan saat bertugas tidak diperkenankan
L. Kesimpulan
Ana. 2015. Cara Mencuci Tangan yang Benar dan Steril. http://halosehat.com/gaya-
hidup/cara-hidup-sehat/cara-mencuci-tangan-yang-benar-dan-steril [Diakses
pada 2 Desember 2017]
Departemen Kesehatan RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Dep.Kes RI.
Girou, E., Loyeau, S., Legrand, P., Oppein, F.,& Buisson, C. 2002. Efficacy of
Handrubbing with an AlcoholBased Solution versus Standard Handwashing
with Antiseptic Soap: randomised clinical trial. BMJ. 325 : 362-5.
Hassan, Z. 2004. Hand hygiene compliance and nurse patient ratio: A descriptive study.
Dari: http://proquest.umi.com/pqdweb?index=3&did=813784451
Khasanah, & Fira. T. 2011. Identifikasi Mikroorganisme Penyebab Sepsis di Unit Anak
RS. Kindasari. Sungko: Makassar.
Nelson, W. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Ed 15. Vol 2. Alih bahasa: Samik. Hlm. 917.
EGC. Jakarta.
Nur Hikmah.2015. Perilaku Mencuci Tangan Pada Anak SD Negeri 3 Gagak Sipat
Boyolali. Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan :Vol 2 No 2, 2407 – 2656
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan (Yasmin Asih,
Penerjemah). Jakarta: EGC.
Pratami. 2013. Identifikasi Mikroorganisme Pada Tangan Tenaga Medis dan Paramedis
di Unit Perinatologi Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung. Bandar
Lampung. Universitas Lampung.
Susiati, W. 2008. Tingkatan Pengetahuan Akademisi Terhadap Budaya Cuci Tangan Pada
Lansia Di Wilayah Sanggorek, Ptetang, Sumatra Utara. Skripsi. Repository
USU.
Seaward, E., & Erelken, F. 2009. Metaprospektif: Almeriorate Personal Hygene and
Hand Scrubing for Buid Up personal Health Patient’s. BMJ. 224: 251-4
WHO Guidedelines on Hand Hygiene in Health Care : First Patient Safety Chalennge :
Clean Care is Safety Care.2009.World Health Organization:262
Wirawan. 2013. Kata Dokter, Sehat Setiap Hari ala @blogdokter. Jakarta: Panda Media
Wulandari, & Suci, F. 2001. Pengaruh Cara Mencuci Tangan Terhadap Perubahan
Jumlah Koloni Kuman Pada Paramedis di RSU Kota Semarang. Skripsi. Jurnal
Bandung: FKM UNDIP.
World Health Organization. 2009. WHO Guidlines on Hand Hygiene in Health Care.
http://whqlibdoc.who.int/publications/2009/9789241597906_eng.pdf?ua=1
[diakses pada 2 Desember 2017]
https://books.google.co.id/books?
id=qtGTQAAACAAJ&dq=hand+hygiene+in+nursing&hl=en&sa=X&ved=0ah
UKEwjpxOyd9eTXAhUMQo8KHbp9DAQQ6AEIMTAC (Diakses pada hari
Rabu, 29 November 2017 pukul 6.30 WIB)