Anda di halaman 1dari 13

PENCEGAHAN INFEKSI MELALUI 6 LANGKAH CUCI TANGAN

PAPER K5

Oleh
Kelas F / Kelompok D
Puspa Cintia Dewi 162310101107
Riza Asmaul Husnah 162310101196
Faisal Dwi Yuliawan 162310101204
Dwi Meida Kurniasari 162310101205
Mariatul Rochmawati N.W 162310101224
Bayu Ilham Adipura 162310101288
Grysha Viofananda A.K 162310101292

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2017
A. Latar Belakang

Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan kolonisasi berbahaya


yang dilakukan oleh organisme penginfeksi (patogen) terhadap organisme pejamu
rentan (Wijaya, 2007). Organisme penginfeksi (patogen) menggunakan sarana
yang dimiliki oleh pejamu rentan untuk memperbanyak diri, pada akhirnya akan
merugikan pejamu rentan. Patogen mengganggu fungsi normal pejamu rentan
berakibat luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, bahkan kematian.

Secara umum patogen dikategorikan sebagai organisme mikroskopik,


walaupun sebenarnya definisinya lebih luas, yakni mencakup bakteri, parasit,
fungi, virus, prion, dan viroid. Pada lingkungan Rumah Sakit dan sarana
kesehatan sekalipun, infeksi dapat terjadi antar pasien, dari pasien ke petugas, dari
petugas ke petugas, dan dari petugas ke pasien (Damanik, 2012). Oleh karenanya
pengetahuan tentang penyakit infeksi, pencegahan, dan penanganan sangat
penting diketahui siapa saja termasuk petugas Rumah Sakit dan sarana kesehatan
lainnya, karena merupakan tempat yang rawan untuk penularan infeksi

Beberapa faktor yaitu kurangnya pengetahuan tentang pentingnya cuci


tangan, rendahnya pengawasan praktik mencuci tangan dan kurangnya gambaran
yang positif tentang cuci tangan. Faktor lain yang juga mendukung ketidaktaatan
adalah kekurangan tenaga di ruangan kerja dan jenis kelamin (Hassan, 2004).
Selain itu peningkatan pengetahuan dan kemudahan mengakses dispenser dengan
alcohol hand rub (ALC) sebagai antiseptik mencuci tangan secara signifikan juga
dapat meningkatkan kepatuhan mencuci tangan (Damanik, 2012).

Infeksi yang didapat dari rumah sakit disebut sebagai infeksi nosokomial.
Di Indonesia tahun 2006 diperoleh angka persentasi terjadinya infeksi nosokomial
di Provinsi Lampung 4,3%, Jambi 2,8%, DKI Jakarta 0,9%, Jawa Barat 2,2%,
Jawa Tengah 0,5%, dan Yogyakarta 0,8% (Nuraisah, 2008). Kejadian infeksi pada
neonatus di Rumah Sakit Abdul Moeloek yaitu 30,1% dengan angka kematian
sebesar 40% (Khasanah, 2011).
Dari hasil penelitian, meskipun jumlah bakteri yang didapatkan adalah
normal, namun masih memungkinkan terjadinya infeksi pada pasien yang dirawat.
Hal ini dikarenakan adanya bakteri seperi S. aureus, Salmonella, Citrobacter,
Pseudomonas aeruginosa, Enterobacter aerogenes dan Serratia yang sering
ditemukan sebagai penyebab infeksi nosocomial (Nelson, 2000). Oleh karena itu
cuci tangan merupakan suatu tindakan pencegahan yang harus dilakukan oleh
petugas medis dan paramedis di rumah sakit. Cuci tangan dapat menurunkan
jumlah kuman di tangan hingga 58% (Girou et al, 2002). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa cuci tangan dengan air mengalir saja tanpa menggunakan
antiseptik meningkatkan jumlah koloni kuman 53,8% dari jumlah semula
(Wulandari, 2001).

B. Definisi Cuci Tangan

Menurut WHO tahun 2009, cuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi
dengan membersihkan tangan dan jari-jemari menggunakan air dan sabun untuk
menjadi bersih. Mencuci tangan juga memiliki definisi sebagai suatu proses yang
secara mekanik melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan
menggunakan sabun biasa dan air. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan
air mengalir merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan
karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan
patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung
ataupun kontak tidak langsung menggunakan permukaan-permukaan lain seperti
handuk.
Mencuci tangan dengan sabun merupakan salah satu upaya pencegahan
penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa
kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik
dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung (menggunakan permukaan-
permukaan lain seperti handuk, gelas). Tangan yang bersentuhan langsung dengan
kotoran manusia dan binatang, ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus) dan makanan
atau minuman yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat
memindahkan bakteri, virus, dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa
dirinya sedang ditulari. WHO telah mencanangkan setiap tanggal 15 Oktober sebagai
Hari Mencuci Tangan Pakai Sabun Sedunia, yang diikuti oleh 20 negara di dunia,
salah satu diantaranya adalah Indonesia. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah
salah satu tindakan sanitasi dengan tindakan adalah mekanisme dari suatu
pengamatan yang muncul dari persepsi sehingga ada respon untuk mewujudkan suatu
tindakan. Kebiasaan setiap anak dalam berperilaku mencuci tangan dengan sabun
agar terhindar dari berbagai macam penyakit sehingga dapat diterapkan dalam
kegiatan sehari-hari. (WHO, 2009)
Cuci tangan merupakan salah satu cara untuk menghindari penularan penyakit
terutama penyakit yang ditularkan melalui tangan. Kebiasaan cuci tangan yang teratur
perlu dibiasakan sejak mulai anak-anak. Cuci tangan yang baik hendaknya harus
dimengerti dan dipahami oleh semua kalangan, hendaknya mencuci tangan
menggunakan air yang mengalir serta sabun. (Samsuridjal, 2009)
Menurut WHO (2005) terdapat 2 teknik mencuci tangan yaitu mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir dan mencuci tangan dengan larutan yang berbahan
dasar alkohol. Cuci tangan merupakan proses membuang kotoran dan debu secara
mekanis dari kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air yang bertujuan untuk
mencegah kontaminasi silang (orang ke orang atau benda terkontaminasi ke orang)
suatu penyakit atau perpindahan kuman. Perilaku mencuci tangan adalah salah satu
tindakan sanitasi dengan cara membersihkan tangan dan jari-jemari dengan
menggunakan air atau cairan lainnya yang bertujuan agar tangan menjadi bersih.
Mencuci tangan yang baik dan benar
WHO menjelaskan bahwa kebersihan tangan dalam Perawatan Kesehatan
oleh semua petugas kesehatan sangat penting dilakukan. Baik mulai adminitrator
rumah sakit mauapun petugas kesehatan lain serta tim medis termasuk perawat
yang berada didalamnya. Hal tersebut dilakukan menyeluruh dengan tujuan untuk
memperbaiki praktik dan mengurangi penularan mikroorganisme patogen kepada
pasien dan Petugas kesehatan Panduan saat ini dimaksudkan untuk diterapkan
dalam situasi dimana perawatan kesehatan diberikan kepada pasien atau kelompok
tertentu dalam suatu populasi. Oleh karena itu, konsep ini berlaku untuk semua
setting dimana perawatan kesehatan dilakukan secara permanen atau sesekali
dilakukan, seperti perawatan di rumah oleh petugas persalinan. Mencuci tangan
dilakukan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan walaupun
memakai sarung tangan dan alat pelindung diri yang lain. Tindakan ini dilakukan
bertujuan untuk mengurangi mikroorganisme yang ada di tangan sehingga
penyebaran infeksi dapat dikurangi .
Dari banyak definisi diatas dapat disimpulkan bahwa cuci tangan adalah suatu
tindakan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir yang bertujuan untuk
membersihkan tangan baik dari jenis mikroba dan bakteri yang bertujuan untuk
mencegahnya penyebaran dari suatu penyakit. Semua tenaga kesehatan harus
memperhatikan hal tersebut. Salah satunya adalah seorang perawat hai tangan dengan
benar melakukan cuci tangan dan menerapkannnya dalam melakukan tindakan
asuhan keperawatan, baik tindakan permanen maupun tindakan sesekali.

C. Pentingnya Cuci Tangan

Tujuan mencuci tangan menurut Depkes RI tahun 2007 adalah salah satu unsur
pencegahan penularan infeksi. Selain tujuan itu banyak sekali manfaat dari
pentingnya mencuci tangan, diantaranya adalah melindungi seseorang dari kuman
penyakit yang menempel di tangan, mencegah kontaminasi silang (orang ke orang
atau benda terkontaminasi ke orang) suatu penyakit atau perpindahan kuman. (Jurnal
Kebidanan dan Ilmu Kesehatan, 2015).
Menurut Hidayat 2005, ada dua pokok pentingnya melakukan mencuci tangan
yaitu mencegah terjadinya infeksi melalui tangan dan membantu menghilangkan
mikroorganisme yang ada dikulit, khusunya pada tangan dan daerah sekitar tangan.
Beliau menyebutkan kedua hal tersebut karena banyak penuran penyakit yang terjadi
melalui tangan, seperti penyakit infeksi saluran pernapasan, penyakit kulit, gangguan
pencernaan dan sebagainya.
Sedangkan menurut menurut Perry & Potter (2006) manfaat atau pentingnya
cuci tangan ada beberapa hal, diantaranya adalah :
a. Membunuh kuman penyakit yang ada ditangan
b. Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman
c. Mencegah penularan penyakit
d. Mengurangi penyebab penyebaran infeksi
e. Mengurangi perpindahan mikroorganisme dari spesimen feses ke tangan.
Dari beberapa definisi mengenai pentingnya manfaat cuci tangan menurut
beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa pentingnya cuci tangan yang paling utama
adalah membunuh kuman dan bakteri yang berada dikulit tangan dan sekitarnya serta
mengurangi resiko terhadap penularan beberapa penyakit dari satu individu satu ke
individu yang lainnya.

D. Tujuan Cuci Tangan

Menurut Susiati (2008), tujuan dilakukannya cuci tangan yaitu untuk


mengangkat mikroorganisme yang ada di tangan, mencegah infeksi silang (cross
infection), menjaga kondisi steril, melindungi diri dan pasien dari infeksi,
memberikan perasaan segar dan bersih. Dari kondisi tersebut kita bisa
meningkatkan evaluasi diri terhadap kenyamanan pelayanan dan kesehatan prima
seorang pasien dan demi terwujudnya pengurangan masa rawat inap pasien serta
kesembuhan pasien.
Menurut Seaward (2012), cuci tangan dapat mengurangi resiko infeksi
nosokomial, jumlah kuman yang terbasmi lebih banyak sehingga tangan lebih
bersih dibandingkan dengan tidak mencuci tangan. Dari segi praktis, ternyata
dapat “mengurangi” biaya perawatan dari pada tidak mencuci tangan sehingga
turut serta dalam peningkatan perekonomian suatu negera yang sehat.
E. Manfaat Cuci Tangan

Menurut Florida Department of Health (2015), mencuci tangan dengan sabun


selama 15 detik dapat mencegah beberapa penyakit seperti flu, radang
tenggorokan, pneumonia dan gangguan pencernaan. Lebih lanjut menurut
Wirawan (2013), manfaat mencuci tangan selama 20 detik adalah sebagai berikut:
a.Mencegah resiko tertular flu
b.Mencegah tertular penyakit serius seperti hepatitis A, meningitis dan lain-lain
c.Menurunkan resiko terkena diare
d.Jika mencuci tangan sudah menjadi kebiasaan yang tidak bisa ditinggalkan,
sejuta kematian bisa dicegah setiap tahun.
e.Dapat menghemat uang karena anggota keluarga jarang sakit
Selain itu, manfaat lain dari cuci tangan adalah untuk mengurangi resiko dalam
medis (mengurangi resiko kematian akibat kontaminasi bakteri), menurunkan
resiko diare dan gangguan gastrointestinal, mencegah infeksi mata, dan
menurunkan resiko infeksi pernafasan.
F. Jenis-Jenis Cuci Tangan
Cuci tangan medis dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
a. Cuci tangan sosial/mencuci tangan biasa : untuk menghilangkan kotoran
dan mikroorganisme transien dari tangan dengan sabun atau detergen
paling tidak selama 10 sampai 15 detik.
b. Cuci tangan prosedural/cuci tangan aseptik : untuk menghilangkan atau
mematikan mikroorganisme transien, disebut juga antisepsi tangan,
dilakukan dengan sabun antiseptik atau alkohol paling tidak selama 10
sampai 15 detik.
c. Cuci tangan bedah/cuci tangan steril : proses menghilangkan atau
mematikan mikroorganisme transien dan mengurangi mikroorganisme
residen, dilakukan dengan larutan antiseptik dan diawali dengan menyikat
paling tidak 120 detik.

G. Indikasi Cuci Tangan


Indikator mencuci tangan digunakan dan harus dilakukan untuk antisipasi
terjadinya perpindahan kuman melalui tangan (Depkes,2008) yaitu:
a. Sebelum melakukan tindakan, misalnya saat akan memeriksa (kontak
langsung dengan klien), saat akan memakai sarung tangan bersih maupun
steril, saat akan melakukan injeksi dan pemasangan infus.
b. Setelah melakukan tindakan, misalnya setelah memeriksa pasien, setelah
memegang alat bekas pakai dan bahan yang terkontaminasi, setelah menyentuh
selaput mukosa.
WHO telah mengembangkan Moments untuk Kebersihan Tangan yaitu
Five Moments for Hand Hygiene, yang telah diidentifikasi sebagai waktu kritis
ketika kebersihan tangan harus dilakukan yaitu sebelum kontak dengan pasien,
sebelum tindakan aseptik, setelah terpapar cairan tubuh pasien, setelah kontak
dengan pasien, dan setelah kontak dengan lingkungan pasien (WHO, 2009).
Dua dari lima momen untuk kebersihan tangan terjadi sebelum kontak.
Indikasi "sebelum" momen ditujukan untuk mencegah risiko penularan mikroba
untuk pasien. Tiga lainya terjadi setelah kontak, hal ini ditujukan untuk mencegah
risiko transmisi mikroba ke petugas kesehatan perawatan dan lingkungan pasien.
H. Momen Cuci Tangan
Secara umum, menurut Florida Department of Health (2015), terdapat
beberapa kesempatan yang wajib untuk dilakukan cuci tangan yakni setelah
menggunakan toilet, sebelum dan sesudah makan, setelah memegang makanan
atau sampah, setelah memegang hewan peliharaan atau mengganti popok, dan
setelah mengusap atau membersihkan hidung. Ana (2015), juga menyebutkan ada
10 momen cuci tangan dengan sabun antara lain :

a. Sebelum dan sesudah makan


b. Sebelum dan sesudah menyiapkan bahan makanan
c. Sebelum dan sesudah mengganti popok
d. Setelah buang air besar dan air kecil
e. Setelah bersin atau batuk
f. Sebelum dan sesudah menggunakan lensa kontak
g. Setelah menyentuh binatang
h. Setelah menyentuh sampah
i. Sebelum menangani luka
j. Setelah memegang benda “umum”

Secara khusus, seorang tenaga kesehatan memiliki 5 momen untuk


melakukan cuci tangan. Menurut WHO (2015), 5 momen tersebut antara lain:
a. Sebelum menyentuh pasien
b. Sebelum melakukan prosedur aseptik
c. Setelah terpapar cairan tubuh klien
d. Setelah menyentuh pasien
e. Setelah menyentuh lingkungan klien
I. Peralatan dan Perlangkapan Cuci Tangan
Peralatan dan perlengkapan cuci tangan dengan sabun yang benar menurut
Dahlan dan Umrah (2013). Peralatan dan perlengkapan yang di butuhkan
yaitu :
1. Sabun biasa atau antiseptik
2. Handuk bersih
3. Wastafel atau air mengalir
J. Prosedur/ Langkah Cuci Tangan

Cara cuci tangan pada gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut ini :
1) Basahhi tangan menggunakan air yang mengalir, ambil sabun
kemudian usap dan gosok di kedua telapak tangan.
2) Usap dan gosok kedua punggung tangan.
3) Lalu di sela-sela jari tangan ,gosoklah hingga bersih
4) Kemudian tangan menggenggam saling mengunci
5) Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.
6) Kemudian bersihkan kuku secara bergantian dengan mengerucutkan di
telapak. Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan
cara memutar, kemudian bilas seluruh bagian tangan dengan air bersih
yang mengalir lalu keringkan menggunakan tisu atau handuk
(dirangkum oleh health liputan 6).

K. Pedoman / Hal yang Perlu Diperhatikan

1. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dilakukan apabila tangan
terlihat kotor atau terkontaminasi dengan bahan-bahan protein
2. Gunakan handrub berbasis alkohol secara rutin untuk dekontaminasi
tangan, jika tangan tidak terlihat ternoda.
3. Jangan gunakan handrub berbasis alkohol jika tangan terlihat kotor
4. Jangan gunakan produk berbasis alkohol setelah menyetuh kulit yang
tidak utuh, darah atau cairan tubuh. Pada kondisi ini cuci tangan dengan
sabun dan air mengalir dan keringkan dengan lap atau handuk, tisssue
sekali pakai.
5. Kuku harus dijaga tetap pendek, tidak lebih dari 3 mm melebihi ujung
jari, tidak boleh menggunakan kuku buatan dan cat kuku saat bertugas.
Berdasarkan penelitian membuktikan bahwa daerah dibawah kuku
(ruang subungual) mengandung jumlah mikroba tertinggi (Mc
Ginley,Larson dan Leydong;1988). Kuku yang panjang dapa berperan
sebagai reservoir untuk bakteri gram negatif (P.aeruginosa), jamur dan
patogen lain (Hedderwick et al.2000). kuku panjang, bak alami maupun
buata, lebih mudah melubangi sarung tangan (Olsen et al.1993). Serta
kuku buatan dapat berperan sebagai reservoir untuk bakteri gram
negatif.
6. Penggunaan perhiasan saat bertugas tidak diperkenankan

L. Kesimpulan

Cuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan


membersihkan tangan dan jari-jemari menggunakan air dan sabun untuk
menjadi bersih. tujuan melakukan cuci tangan yaitu salah satu unsur
pencegahan penularan infeksi. Manfaat dari pentingnya mencuci tangan,
diantaranya adalah melindungi seseorang dari kuman penyakit yang
menempel di tangan, mencegah kontaminasi silang (orang ke orang atau
benda terkontaminasi ke orang) suatu penyakit atau perpindahan kuman.
Ada 5 momen cuci tangan, yaitu :
a. Sebelum menyentuh pasien
b. Sebelum melakukan prosedur aseptik
c. Setelah terpapar cairan tubuh klien
d. Setelah menyentuh pasien
e. Setelah menyentuh lingkungan klien
DAFTAR PUSTAKA

Ana. 2015. Cara Mencuci Tangan yang Benar dan Steril. http://halosehat.com/gaya-
hidup/cara-hidup-sehat/cara-mencuci-tangan-yang-benar-dan-steril [Diakses
pada 2 Desember 2017]

Damanik, S. 2012. Kepatuhan Hand Hygiene Di Rumah Sakit Immanuel Bandung.


Bandung: Universitas Padjajaran.

Departemen Kesehatan RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Dep.Kes RI.

Enam Cara Mencuci Tangan Yang Benar Menurut WHO


(http://health.liputan6.com/read/2480347/enam-cara-mencuci-tangan-yang-
benar-menurut-who diakses pada tanggal 1 Desember 2017 pukul 10.15 WIB)

Florida Department of Health. 2015. Benefit of Proper Handwashing.


http://www.floridahealth.gov/newsroom/2015/05/050515-handwashing.html
[diakses pada 2 Desember 2017]

Girou, E., Loyeau, S., Legrand, P., Oppein, F.,& Buisson, C. 2002. Efficacy of
Handrubbing with an AlcoholBased Solution versus Standard Handwashing
with Antiseptic Soap: randomised clinical trial. BMJ. 325 : 362-5.

Hassan, Z. 2004. Hand hygiene compliance and nurse patient ratio: A descriptive study.
Dari: http://proquest.umi.com/pqdweb?index=3&did=813784451

Khasanah, & Fira. T. 2011. Identifikasi Mikroorganisme Penyebab Sepsis di Unit Anak
RS. Kindasari. Sungko: Makassar.

Morgan, Rachel. 2017. What Are the Benefit of Hand Washing?.


www.livestrong.com/article/353130-what-are-the-benefit-of-hand-washing/
[diakses pada 2 Desember 2017]

Nelson, W. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Ed 15. Vol 2. Alih bahasa: Samik. Hlm. 917.
EGC. Jakarta.

Nur Hikmah.2015. Perilaku Mencuci Tangan Pada Anak SD Negeri 3 Gagak Sipat
Boyolali. Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan :Vol 2 No 2, 2407 – 2656

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan (Yasmin Asih,
Penerjemah). Jakarta: EGC.

Pratami. 2013. Identifikasi Mikroorganisme Pada Tangan Tenaga Medis dan Paramedis
di Unit Perinatologi Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung. Bandar
Lampung. Universitas Lampung.
Susiati, W. 2008. Tingkatan Pengetahuan Akademisi Terhadap Budaya Cuci Tangan Pada
Lansia Di Wilayah Sanggorek, Ptetang, Sumatra Utara. Skripsi. Repository
USU.

Seaward, E., & Erelken, F. 2009. Metaprospektif: Almeriorate Personal Hygene and
Hand Scrubing for Buid Up personal Health Patient’s. BMJ. 224: 251-4

WHO Guidedelines on Hand Hygiene in Health Care : First Patient Safety Chalennge :
Clean Care is Safety Care.2009.World Health Organization:262

Wijaya Rahmadi. 2007. Penggunaan Sistem Pakar dalam Pengembangan portal


Informasi untuk Spesifikasi Jenis Penyakit Infeksi. Cirebon. STMIK CIC.

Wirawan. 2013. Kata Dokter, Sehat Setiap Hari ala @blogdokter. Jakarta: Panda Media

Wulandari, & Suci, F. 2001. Pengaruh Cara Mencuci Tangan Terhadap Perubahan
Jumlah Koloni Kuman Pada Paramedis di RSU Kota Semarang. Skripsi. Jurnal
Bandung: FKM UNDIP.

World Health Organization. 2009. WHO Guidlines on Hand Hygiene in Health Care.
http://whqlibdoc.who.int/publications/2009/9789241597906_eng.pdf?ua=1
[diakses pada 2 Desember 2017]

https://books.google.co.id/books?
id=qtGTQAAACAAJ&dq=hand+hygiene+in+nursing&hl=en&sa=X&ved=0ah
UKEwjpxOyd9eTXAhUMQo8KHbp9DAQQ6AEIMTAC (Diakses pada hari
Rabu, 29 November 2017 pukul 6.30 WIB)

Anda mungkin juga menyukai