BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepatuhan
sebelum dan sesudah kontak dengan pasien. Dalam hal ini kepatuhan
menghindari hukuman atau sangsi jika dia tidak patuh, atau untuk
ditinggalkan.
B. Perawat
Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix
1990).
sabun biasa dan air, dengan tujuan untuk mencegah infeksi (Depkes,
Dep Kes (2005) Cara cuci tangan yang dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan, yaitu :
1. Cuci tangan higenik atau rutin : mengurangi kotoran dan flora yang
menggunakan aseptik.
sabun dan air bersih yang mengalir atau yang disiramkan, biasanya
tangan yang benar, sekitar 30% - 40% penyakit menular dapat dicegah.
RI, 2009).
(cross infection), menjaga kondisi steril, melindungi diri dan pasien dari
infeksi dan memberikan perasaan segar dan bersih. Prosedur cuci tangan
tangan dengan menggunakan sabun anti septik di bawah air mengalir, cuci
sering ditemukan pada tangan petugas kesehatan yang berasal dari pasien
b. Taruh sabun di bagian telapak tangan yang telah basah. Buat busa
gosok kedua ibu jari dengan cara menggenggam dan memutar, gosok
e. Keringkan tangan dengan handuk atau kertas yang bersih atau tisu atau
1. Air mengalir
sehingga air sering disebut pelarut universal. Air memiliki sifat yang
sekali karena beberapa alasan antara lain fasilitas cuci tangan yang
antara lain bahan untuk mencuci tangan menyebabkan iritasi dan kulit
kering, adanya tempat cuci tangan otomatis, lokasi tempat cuci tangan
yang tidak nyaman, dan tidak adanya sabun, kertas pengering dan
sekresi pada permukaan kulit. Oleh karena itu, prosedur cuci tangan di
Tiga buah, Wasstafel Enam buah dengan Satu Wasstafel Pasien dan
buah.
klasifikasi :
hebat.
sebagainya.
1. Jenis profesi
Rica, Italia, Mali, Pakistan dan Arab Saudi melakukan studi kepatuhan
(UPI), kepatuhan Perawat untuk melakukan cuci tangan lebih baik dari
2. Jenis kelamin
rangsang dari luar, tetapi respon yang terjadi juga ditentukan oleh
yang kotor. WHO (2006), jenis kelamin laki – laki merupakan salah
wanita.
(WHO, 2006).
kesehatan dan dari pasien yang satu ke pasien yang lain. Menurut The
sekali karena beberapa alasan antara lain fasilitas cuci tangan yang
antara lain bahan untuk mencuci tangan menyebabkan iritasi dan kulit
kering, adanya tempat cuci tangan otomatis, lokasi tempat cuci tangan
yang tidak nyaman, dan tidak adanya sabun, kertas pengering dan
6. Ketersediaan waktu
terhadap pasien yang lain akan menghambat kegiatan cuci tangan pada
(WHO,2006).
7. Keadaan Pasien
8. Pengetahuan
a. Tahu (know)
b. Memahami(comprehension)
c. Aplikasi (aplication)
d. Analisa (analysis)
e. Sintesis (Synthesis)
baru.
f. Evaluasi (Evaluation)
(Notoatmojdo, 2003).
petunjuk dan manfaat mencuci tangan yang kurang baik akan lebih
banyak, jenis bahan untuk cuci tangan yang tidak aman, tidak adanya
kesehatan.
a. Faktor Internal
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Agama
4. Pendidikan
5. Status perkawinan
7. Persepsi
8. Lama kerja
9. Motivasi
b. Faktor Ekternal
1. Organisasi
jawabnya masing-masing.
2. Kelompok
kerjasama.
3. Pekerjaan
4. Lingkungan
pengolahan limbah.
E. Kerangka Teori
Faktor internal:
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Agama
4. Pendidikan
5. Status perkawinan
6. Kepribadian/sikap
7. Persepsi
8. Motivasi
9. Lama kerja
10.Jenis profesi
Kepatuhan
Hand Hygiene
Faktor eksternal:
1. Organisasi
2. Kelompok
3. Pekerjaan
4. Lingkungan
5. Keadaan Pasien
6.Pemakaian sarung
tangan
8. ketersediaan waktu
Gambar 2.1
Sumber : Modifikasi Menurut WHO (2006),
dan Muchlas(2008).
F. Kerangka Konsep
PURWOKERTO
Faktor Internal :
a. Umur
b. Jenis Kelamin
c. Pendidikan
Kepatuhan Hand
d. Lama Kerja
Hygiene Perawat
e. Motivasi
diIGD
faktor Eksternal :
a.SaranaCuci Tangan
b. Keadaan Pasien
C. Pekerjaan
A. Hipotesis
hipotesanya adalah :