Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR K3

PERSONAL HYGIENE

INSTRUKTUR : NUR INDAH WIJI LESTARI,S.KM

NAMA : NURUL FIKRIYANTI AFDHOLI


NIM : 14215163
KELAS : B/KM/1
KELOMPOK : B2

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


KONSENTRASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT
STIKES SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. DASAR TEORI
Personal hygiene berasal dari Bahasa Yunani personal yang artinya perorangan dan
hygiene yang berarti sehat. Personal hygiene merupakan cara perawatan diri manusia untuk
memelihara kesehatan mereka sehingga sangat penting untuk diperhatikan. Personal hygiene
diperlukan untuk kenyamanan, keamanan dan kesehatan individu (potter, 2005). Dalam
kehidupan sehari-hari, personal hygiene merupakan hal yang sangat penting karena dapat
mempengaruhi kesehatan fisik dan psikis seseorang. Personal hygiene dipengaruhi oleh nilai
individu dan kebiasaan.
Personal hygiene / kebersihan perorangan meliputi :
1. Kebersihan kulit
2. Kebersihan rambut
3. Kebersihan gigi
4. Kebersihan mata
5. Kebersihan telinga
6. Kebersihan tangan, kaki, dan kuku
Kebersihan perorangan erat kaitannya dengan perilaku hidup bersih dan sehat.
Seorang pekerja tidak dapat terlepas dari kebutuhan akan hidup bersih dan sehat terutama
kebiasaan yang mengarahkan kepada perilaku kesehatan. Dalam lingkungan kerja, seorang
pekerja dikatakan telah melaksanakan perilaku hidup bersih jika telah menerapkan indikator
berikut :
1. Tidak merokok
2. Membeli dan mengkonsusmsi makanan dari tempat kerja
3. Melakukan olahraga/ aktivitas fisik secara teratur
4. Mencuci tangan dengan ,menggunakan air bersih dan sabun sebelum makan, sesudah
melakukan buang air besar dan buang air kecil.
5. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.
6. Menggunakan air bersih
7. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.
8. Membuang sampah pada tempatnya.
9. Menggunakan alat pelindung diri (APD ) sesuai dengan jenis pekerjaan.
Salah kegiatan satu personal hygiene yang penting bagi seorang pekerja sector
kesehatan adalah cuci tangan. Kegiatan ini merupakan salah satu prioritas pelayanan
kesehatan dalam mewujudkan keselamatan pasien (patient safety). Pekerja sector kesehatan
sangat berisiko mendapatkan penularan infeksi ataupun penyakit yang dibawa oleh pasien.
Salah satu upaya pencegahan penularan infeksi yang dapat dilakukan adalah dengan
melakukan cuci tangan. Praktik kebersihan tangan yang baik dapat mengurangi persebaran
infeksi yang berpotensi mengancam nyawa pasien dan pekerja di pelayanan kesehatan. Setiap
fasilitas pelayanan kesehatan wajib melaksanakan dan menyelenggarakan keselamatan pasien
melalui pembentukan sistem pelayanan yang menerapkan standar keselamatan, sasaran
keselamatan serta tujuh langkah keselamatan pasien.
Kebersihan tangan petugas medis di pelayanan kesehatan dilakukan dengan
memperhatikan 5 momen cuci tangan (5 moment hand Hygiene).
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum tindakan asepsis
3. Setelah terkena cairan tubuh pasien
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar / luar pasien.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membersihkan tangan :
1. Perawatan kuku tangan ;
Kuku tangan harus dalam keadaan bersih dan pendek. Kuku yang panjang dapat
menimbulkan potensi akumulasi bakteri patogen yang terdapat di bawah kuku.
2. Perhiasan dan aksesoris
Tidak diperkenankan menggunakan perhiasan pada pada area tangan seperti cincin,
karena adanya resiko akumulasi bakteri patogen pada perhiasan yang dipakai.
3. Kosmetik
Kosmetik yang dipakai petugas kesehatan, seperti cat kuku, dapat menyimpan bakteri
patogen, juga dapat terlepas dari tangan dan berpindah saat melakukan kontak dengan
pasien. Hal ini sangat berbahaya dan disarankan untuk tidak dilakukan.
4. Penggunaan handuk atau tissue
Pengeringan tangan sebaiknya menggunakan tissue disposable. Namun bila terdapat
keterbatasan dalam sumber daya, handuk yang bersih juga dapat digunakan, dengan
catatan.

Prinsip mencuci tangan :


1. Dilakukan dengan menggosokkan tangan menggunakan cairan antiseptic (handrub )
2. atau dengan menggunakan air yang mengalir dan sabun antiseptic (handwash).
3. Handrub dilakukan selama 20-30 detik sedangkan handwash 40-60 detik.
4. 5 kali melakukan handrub sebaiknya diselingi 1 kali handwash.

B. TUJUAN
1. Mampu melakukan cuci tangan 6 langkah dengan benar
2. Mampu menggunakan dan melepas handscoon dengan benar

C. ALAT
1. Sabun cuci tangan
2. Hand rub (cairan antiseptic pencuci tangan)
3. Tissue
4. Handscoon
D. CARA KERJA
1. Ratakan sabun dengan menggosokkan pada kedua telapak tangan
2. Gosok punggung tangan dan sela-sela jari, lakukan pada kedua tangan
3. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari kedua tangan
4. Gosok punggung jari kedua tangan dengan posisi tangan saling mengunci
5. Gosok ibu jari kiri dengan diputar dalam genggaman tangan kanan, lakukan juga pada
tangan satunya.
6. Usap ujung jari kuku tangan kanan dengan diputar di telapak tangan kiri, lakukan juga
pada tangan satunya, kemudian bilas.
BAB II
HASIL KEGIATAN PRAKTIKUM

Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui cara mencuci tangan yang baik dan benar
menggunakan cairan antiseptic (handrub) atau dengan menggunakan air yang mengalir dan
sabun antiseptic (handwash).
Macam-macam mencuci tangan dapat di bagi menjadi tiga cara, yaitu :
1) Cuci tangan bersih
Mencuci tangan bersih adalah membersihkan tangan dengan menggunakan sabun dan air
bersih yang mengalir (Potter, 2005). WHO sendiri telah mengeluarkan regulasi mengenai
peraturan mencuci tangan yang baik dan benar untuk kalangan medis maupun kalangan
perseorangan / masyarakat. Berikut ini merupakan prosedur untuk mencuci tangan yang
baik dan benar menurut WHO.

2) Cuci Tangan Aseptik


Mencuci tangan aseptik adalah mencuci tangan yang dilakukan sebelum tindakan aseptik
pada pasien dengan menggunakan larutan antiseptik. Mencuci tangan dengan larutan
antiseptik, khususnya bagi petugas yang berhubungan dengan pasien yang mempunyai
penyakit menular atau sebelum melakukan tindakan bedah aseptik dengan antiseptik dan
sikat steril. Prosedur mencuci tangan aseptik sama dengan persiapan dan prosedur pada
cuci tangan higienis atau cuci tangan bersih, hanya saja bahan deterjen atau sabun diganti
dengan antiseptik dan setelah mencuci tangan tidak boleh menyentuh bahan yang tidak
steril (Kozier, et al, 2009).

3) Cuci Tangan Steril


Teknik mencuci tangan steril adalah mencuci tangan secara steril (suci hama), khususnya
bila akan melakukan tindakan pembedahan atau operasi. Peralatan yang dibutuhkan untuk
mencuci tangan steril adalah menyediakan bak cuci tangan dengan pedal kaki atau
pengontrol lutut, sabun antimikrobial (tidak iritatif, spektrum luas, kerja cepat), sikat
scrub bedah dengan pembersih kuku dari plastik, masker kertas dan topi atau penutup
kepala, handuk steril, pakaian di ruang scrub dan pelindung mata, penutup sepatu (Kozier,
et al, 2009).

Pada praktikum ini praktikan hanya melakukan cuci tangan bersih dengan
menggunakan sabun dan air yang mengalir serta cuci tangan menggunakan aseptic (hand
sanitizer dengan kadar alkohol 70%).
BAB III
PEMBAHASAN

Hand Hygiene
Hand hygiene adalah istilah yang umum digunakan untuk mengarah pada semua
kegiatan untuk membersihkan tangan. Cara terpenting untuk mencegah penularan agen
infeksius antar manusia atau dari daerah yang memiliki potensi mikroba tinggi, misalnya
mulut, hidung, atau usus, tempat-tempat yang mungkin terinfeksi adalah dengan cara
mencuci tangan (WHO, 2009).
Dengan mencuci tangan menggunakan cairan antiseptik pada lima momentum, yaitu
sebelum melakukan prosedur aseptik, sebelum berhubungan (kontak) dengan pasien, setelah
kontak dengan pasien, setelah kontak dengan lingkungan di sekitar pasien, dan setelah kontak
dengan cairan tubuh yang berisiko (WHO, 2009). ).
Banyak faktor yang mempengaruhi kurangnya kepatuhan terhadap kesehatan, hal ini
termasuk kurangnya pengetahuan personil tentang pentingnya kebersihan tangan dalam
mengurangi penyebaran infeksi (Boyce et al , 2002).
1. Tujuan Mencuci Tangan
 Mengangkat mikroorganisme yang berada di tujuan tangan.
 Mencegah infeksi silang (cross infection).
 Menjaga kondisi tangan agar tetap steril.
 Untuk melindungi kejadian infeksi.
 Memberikan perasaan segar dan bersih sehabis cuci tangan. (Susiati, 2008).
2. Indikasi Mencuci Tangan
 Jika telapak tangan terasa dan terlihat kotor.
 Sebelum dan sebelum memegang anak.
 Sebelum dan sebelum memegang makanan atau minuman.
 Setelah memegang benda-benda yang memungkinkan mengandung penyakit seperti
muntahan, darah, cairan tubuh.
 Sebelum memberikan obat kepada pasien. (Depkes, 2007).
Dalam Buku Pedoman Pengendalian Infeksi Nosokomial PJNHK (2005) disebutkan
bahwa cuci tangan wajib dilakukan oleh :
1) Setiap orang yang mempunyai hubungan langsung atau kontak langsung dengan pasien
seperti dokter, perawat, fisioterapi, dan petugas medis lainnya.
2) Setiap orang yang tidak langsung kontak dengan pasien seperti ahli gizi, farmasi, petugas
laboratorium.
3) Setiap personel yang melakukan prosedur terhadap pasien yang terkena infeksi harus
menggunakan sarung tangan.
4) Setiap orang yang bekerja di rumah sakit. (Depkes RI, 2005).

3. Macam-Macam Mencuci Tangan


Kegiatan cuci tangan dapat dibagi menjadi tiga cara, yaitu : cuci tangan bersih, cuci
tangan steril, dan cuci tangan aseptik (Potter, 2005).
 Cuci Tangan Bersih
Mencuci tangan adalah membersihkan tangan dengan menggunakan sabun dan air
bersih yang mengalir (Potter, 2005). WHO sendiri telah mengeluarkan regulasi
mengenai peraturan cuci tangan yang benar dan baik untuk kalangan medis maupun
kalangan / masyarakat. Berikut ini merupakan prosedur untuk mencuci tangan yang
baik dan benar menurut WHO.
 Cuci Tangan Aseptik
Mencuci tangan aseptik adalah mencuci tangan yang dilakukan sebelum tindakan
aseptik pada pasien dengan menggunakan larutan antiseptik. Mencuci tangan dengan
larutan antiseptik, khususnya bagi petugas yang berhubungan dengan pasien yang
mempunyai penyakit menular atau sebelum melakukan tindakan bedah aseptik
dengan antiseptik dan sikat steril. Prosedur mencuci tangan aseptik sama dengan
persiapan dan prosedur pada cuci tangan higienis atau cuci tangan bersih, hanya saja
bahan deterjen atau sabun diganti dengan antiseptik dan setelah mencuci tangan tidak
boleh menyentuh bahan yang tidak steril (Kozier, et al, 2009).
 Cuci Tangan Steril
Teknik mencuci tangan steril adalah mencuci tangan secara steril (suci hama),
khususnya bila akan melakukan tindakan pembedahan atau operasi. Peralatan yang
dibutuhkan untuk mencuci tangan steril adalah menyediakan bak cuci tangan dengan
pedal kaki atau pengontrol lutut, sabun antimikrobial (tidak iritatif, spektrum luas,
kerja cepat), sikat scrub bedah dengan pembersih kuku dari plastik, masker kertas dan
topi atau penutup kepala, handuk steril, pakaian di ruang scrub dan pelindung mata,
penutup sepatu (Kozier, et al, 2009).

Antiseptik
Antiseptik adalah zat yang berfungsi untuk menghambat pertumbuhan dan membunuh
mikroorganisme yang hidup pada permukaan tubuh manusia. Antise ini bekerja dengan cara
merusak lemak yang berada pada membran sel bakteri atau dapat juga melalui cara
menghambat kerja enzim yang berada pada bakteri. Enzim ini bekerja dalam biosintesis
asam lemak pada bakteri (Isadiartuti & Retno, 2005).
Antiseptik memiliki persyaratan antara lain: (1) antiseptik harus memiliki spektrum
yang luas, dengan artian dapat membunuh virus, bakteri, jamur, dan sebagainya; (2) tidak
merusak permukaan kulit maupun mukosa pada kulit; (3) memiliki efek yang bertahan lama
dan efek cepat: (4) daya absorpsi maupun toksisitas dari antiseptik rendah melalui kulit dan
mukosa; (5) kinerja dari antiseptik tidak terpengaruh dengan adanya darah atau nanah
(Darmadi, 2008).
Kriteria suatu desinfektan yang ideal adalah bekerja dengan cepat untuk
menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar, berspektrum luas, aktivitasnya tidak
dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur, dan kelembaban, tidak toksik pada hewan
dan manusia, tidak bersifat biodegradable, memiliki kemampuan menghilangkan bau yang
kurang sedap, tidak meninggalkan noda, stabil, mudah digunakan, dan ekonomis
(Siswandono, 1995; Butcher dan Ulaeto, 2010).
Berikut ini merupakan beberapa golongan antiseptik yang sering digunakan antara laian :
 Alkohol
 Klorheksidin
 Halogen
 Fenol
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan
dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu tindakanuntuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Perawatan diri
adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna
memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya, seseorang dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat
melakukan perawatan diri. Macam personal hygiene adalah perawatan yang mencakup
seluruh bagian tubuh. Jenis-jenisnya yaitu, perawatan pagi hari, siang hari, men$elang tidur,
dan dini hari.

B. Saran
Diharapkan laporan ini dapat memberikan pengetahuan kepada para pembaca dan bisa
dijadikan acuan untuk praktikum selanjutnya.
Diharapkan para pembaca dapat menerapkan cara mencuci tangan yang baik dan benar
sehingga kesehatannya tetap terjaga.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2020.Buku Panduan dan Petunjuk Praktikum Keselamatan dan Kesehatan Kerja


(K3).
Yogyakarta : STIKES Surya Global Yogyakarta.
https://eprints.uns.ac.id diakses pada 1 Desember 2021 pukul 14.31 wib.
https://id.scribd.com/doc/181335066/MAKALAH-PERSONAL-HYGIENE-doc diakses pada
1 Desember 2021 pukul 14.41 wib.
LEMBAR PENGESAHAN

Yogyakarta, 01 Desember 2021

Instruktur Praktikan

Nur Indah Wiji Lestari, S,KM Nurul Fikriyanti Afdholi

Anda mungkin juga menyukai