Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH MIKROBIOLOGI I

“ UJI BIOKIMIA ”

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Mikrobiologi I yang dibimbing oleh
Ibu Iis Kurniati, M. Kes

Disusun Oleh :

Liany Nurfadhila 1511E1039

Marisy Dini Anisa B 1511E1049

Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih Bandung


Jl. Padasuka Atas No. 233 Bandung 40192 Telp/Fax. (022)7203733

2016/2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Uji Biokimia
ini.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.

Terlepaas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Uji Biokimia dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Bandung,05 Juni 2017

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
2.1 Uji Biokimia................................................................................................................................5
2.2 Metode Uji Biokimia...................................................................................................................6
1. Uji Indol..........................................................................................................................................6
2. Uji MR.............................................................................................................................................7
3. Uji VP..............................................................................................................................................8
4. Uji Citrat..........................................................................................................................................9
5. Uji Motilitas...................................................................................................................................10
6. Uji Urease......................................................................................................................................10
7. Tes TSIA (Triple Sugar Iron Agar)................................................................................................11
8. Uji Gula-Gula (Glukosa, Laktosa, Maltosa, Manosa, Sukrosa).....................................................12
BAB III.....................................................................................................................................................21
KESIMPULAN........................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................22
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bakteri adalah kelompok mikroorganisme yang tidak memiliki nmembran inti sel.
Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil
(mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok
bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya
dapat memberikan manfaat di bidang pangan, pengobatan dan industry. Struktur sel bakteri
relative sederhana : tanpa nucleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lainnya seperti
mitokondria dan kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel prokariota
dengan sel eukariota yang lebih kompleks. ( Colome,2001)

Uji biokimia merupakan salah uji yang digunakan untuk menentukan spesies
kuman yang tidak diketahui sebelumnya. Setiap kuman memiliki sifat biokimia yang
berbeda sehingga tahapan uji biokimia ini sangat membantu proses identifikasi. Setelah
sampel diinokulasikan pada media differensial atau selektif, kemudian koloni kuman
diinokulasikan pada media uji biokimia. Ada 12 jenis uji yang sering digunakan dalam uji
biokimia walaupun sebenarnya masih banyak lagi media yang dapat digunakan. (Adam,
2001 )

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud uji biokimia ?
2. Apa saja uji-uji yang termasuk kedalam uji biokimia?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud uji biokimia.
2. Mengetahui uji-uji yang termasuk kedalam uji biokimia.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Uji Biokimia


Uji biokimia adalah pengujian larutan atau zat-zat kimia dari bahan-bahan dan
proses-proses yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup, sebagai upaya untuk memahami
proses kehidupan dari sisi kimia (Lehninger, 1995).

Biokimia bertujuan untuk memahami bagaimana interaksi biomolekul satu dengan


lainnya yang membawa sifat-sifat kehidupan ini. Belum pernah dalam pengamatan logika
molekul sel hidup, kita menemukan suatu pelanggaran terhadap hukum-hukum yang telah
dikenal, seiring dengan itu pula, kita belum pernah memerlukan pendefinisian hukum baru.
Mesin organik lunak sel hidup berfungsi di dalam kerangka hukum-hukum yang sama
mengatur mesin  buatan manusia. Akan tetapi, reaksi-reaksi kimia dan proses pengaturan
sel telah maju demikian pesat, melampaui kemampuan kerja mesin buatan manusia
(Lehninger, 1995).

Ciri biokimia merupakan kriteria yang amat penting di dalam identifikasi spesimen
bakteri yang tak dikenal karena secara morfologis biakan ataupun sel bakteri yang berbeda
dapat tampak serupa, tanpa hasil pengamatan fisiologis yang memadai mengenai organik
yang diperiksa maka penentuan spesiesnya tidak mungkin dilakukan. Karakteristik dan
klasifikasi sebagai mikroba seperti bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik ataupun
biokimia. Mikroba dapat tumbuh pada beberapa tipe media memproduksi metabolit
tentunya yang dideteksi dengan interaksi mikroba dengan reagen test yang mana
menghasilkan perubahan warna reagen (Murray, 2005).

Uji fisiologi biasanya identik dengan uji biokimia. Uji biokimia yang biasanya
dipakai dalam kegiatan identifikasi bakteri atau mikroorganisme yang antara lain uji
katalase, koagulase, dan lain-lain. Pengujian biokimia merupakan salah satu hal yang
sangat penting dalam dunia mikrobiologi (Lim, 1998).
Uji-uji biokimia yang biasanya dipakai dalam kegiatan identifikasi bakteri atau
mikroorganisme yaitu antara lain adalah uji MR-VP, uji gula-gula, uji SIM, Uji TSIA, Uji
Indol, dan Uji Simmons Citrate (Dwidjoseputro, 1954).

Bakteri memiliki berbagai aktivitas biokimia (pertumbuhan dan perbanyakan)


dengan menggunakan raw material (nutrisi) yang diperoleh dari lingkungan sekitarnya.
Transformasi biokimia dapat timbul didalam dan diluar dari bakteri yang diatur oleh katalis
biologis yang dikenal sebagai enzim.

Setiap bakteri memiliki kemampuan dalam menggunakan enzim yang dimilikinya


untuk degradasi karbohidrat, lemak, protein, dan asam amino. Metabolisme atau
penggunaan dari molekul organik ini biasanya menghasilkan produk yang dapat digunakan
untuk identifikasi dan karakterisasi bakteri. Pengamatan aktivitas biokimia atau
metabolisme mikroorganisme yang diketahui dari kemampuan mikroorganisme untuk
menggunakan dan menguraikan molekul yang kompleks seperti karbohidrat, lemak,
protein dan asam nukleat.

Selain itu dilakukan pula pengamatan pada molekul-molekul sederhana seperti


asam amino dan monosakarida. Dan hasil dari berbagai uji ini digunakan untuk perincian
dan identifikasi mikroorganisme. Penggunaan zat hara tergantung dari aktivitas
metabolisme mikroba. Metabolisme seringkali menghasilkan hasil sampingan yang dapat
digunakan untuk identifikasi mikroorganisme. Pengamatan aktivitas metabolisme diketahui
dari kemampuan mikroorganisme untuk menggunakandan menguraikan molekul yang
kompleks seperti zat pati, lemak, protein dan asam nukleat. Selain itu pengamatan juga
dilakukan pada molekul yang sederhana seperti amino dan monosakarida.

2.2 Metode Uji Biokimia


Berikut beberapa uji biokimia yang yang paling sering digunakan untuk identifikasi
bakteri, antara lain:

1. Uji Indol
Media yang dipakai adalah pepton 1%. Uji indol digunakan untuk mengetahui
apakah kuman mempunyai enzim triptophanase sehingga kuman tersebut mampu
mengoksidasi asam amino triptophan membentuk indol. Adanya indol dapat diketahui
dengan penambahan reagen Ehrlich/Kovac’s yang berisi paradimetil amino bensaldehid.

Interpretasi Hasil :

 Negatif (-) : Tidak terbentuk lapisan cincin berwarna merah pada permukaan biakan,
artinya bakteri ini tidak membentuk indol dari triptophan sebagai sumber karbon.
 Positif (+) : Terbentuk lapisan cincin berwarna merah pada permukaan biakan, artinya
bakteri ini membentuk indol dari triptophan sebagai sumber karbon.

Asam amino triptophan merupakan komponen asam amino yang lazim terdapat
pada protein, sehingga asam amino ini dengan mudah dapat digunakan oleh
mikroorganisme. Tryptophan merupakan asam amino esensial yang dapat mengalami
oksidasi dengan cara kegiatan enzimatik beberapa bakteri. Konversi triptofan menjadi
produk metabolik di mediasi oleh enzim Tryptophanase. Media ini biasanya digunakan
dalam idetifikasi yang cepat. Perbenihan indol digunakan untuk melihat kemampuan
bakteri mendegradasi asam amino triptofan secara enzimatik. Hasil uji indol yang
diperoleh negatif karena tidak terbentuk lapisan (cincin) berwarna merah muda pada
permukaan biakan, artinya bakteri ini tidak membentuk indol dari tryptopan sebagai
sumber karbon, yang dapat diketahui dengan menambahkan larutan kovaks. Asam amino
triptofan merupakan komponen asam amino yang lazim terdapat pada protein, sehingga
asam amino ini dengan mudah dapat digunakan oleh mikroorganisme akibat penguraian
protein (Volk dan Wheeler, 1993).

2. Uji MR
Media yang digunakan adalah pepton glukosa phosphat. Uji ini digunakan untuk
mengetahui adanya fermentasi asam campuran (metilen glikon).
Interpretasi Hasil :

 Negatif (-) : Tidak terjadi perubahan warna media menjadi merah setelah ditambah
methyl red 1%
 Positif (+) : Terjadi perubahan warna media menjadi merah setelah ditambahkan methyl
red 1%. Artinya bakteri menghasilkan asam campuran (metilen glikon) dari proses
fermentasi glukosa yang terkandung dalam media MR.

Uji MR Perbenihan ini digunakan untuk mendeteksi bakteri yang memiliki


kemampuan untuk mengoksidasi glukosa menghasilkan produk asam berkonsentrasi tinggi
yang stabil sehingga menyebabkan pH media turun hingga dibawah 4,4 yang ditandai
dengan hasil positif, terjadi perubahan warna menjadi merah setelah ditambahkan Methyl
Red. Artinya, bakteri ini menghasilkan asam campuran (metilen glikon) dari proses
fermentasi glukosa yang terkandung dalam medium MR-VP (Lehninger, 1995).

3. Uji VP
Media yang dipakai adalah pepton glukosa phosphat. Uji ini digunakan untuk
mengetahui pembentukan asetil metil karbinol (asetoin) dari hasil fermentasi glukosa.
(Colome,2001)

Interpretasi Hasil :

 Negatif (-) : Tidak terjadi perubahan warna media menjadi merah setelah ditambahkan α
naphtol 5% dan KOH 40%.
 Positif (+) : Terjadi perubahan warna media menjadi merah setelah ditambahkan α
naphtol 5% dan KOH 40%, artinya hasil akhir fermentasi bakteri adalah asetil metil
karbinol (asetoin).
4. Uji Citrat
Media yang dipakai adalah Simons citrat. Tujuan dari uji ini adalah untuk
mengetahui apakah kuman menggunakan sitrat sebagai sumber karbon. Pada media
Simons citrat berisi indikator BTB (Brom Tymol Blue). Apabila bakteri menggunakan
sitrat sebagai sumber karbon maka media berubah menjadi basa dan berubah warna
menjadi biru.

Interpretasi Hasil :

 Negatif (-) : Tidak terjadinya perubahan warna media dari hijau menjadi biru. Artinya
bakteri ini tidak mempunyai enzim sitrat permease yaitu enzim spesifik yang membawa
sitrat ke dalam sel. Sehingga kuman tidak menggunakan citrate sebagai salah satu/satu-
satunya sumber karbon.
 Positif (+) : Terjadinya perubahan warna media dari hijau menjadi biru, artinya kuman
menggunakan citrat sebagai salah satu/satu-satunya sumber karbon.

Perbenihan ini digunakan untuk melihat kemampuan organisme enterik


berdasarkan kemampuan memfermentasi sitrat sebagai sumber karbon. Perbenihan
Simmon’s Citrate ini mengandung indikator biru bromtimol yang akan berubah menjadi
biru pada reaksi positif dan tetap hijau jika reaksi negatif (Volk dan Wheeler, 1993).

5. Uji Motilitas
Media yang dipakai adalah media yang bersifat semi solid dengan kandungan
agar-agar 0,2-0,4%. Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui gerak kuman, bisa
memakai media MO (Motilitas Ornitin) atau SIM (Sulfida Indol Motility). Pada media
SIM selain untuk melihat motilitas bisa juga untuk test indol dan pembentukan H2S.

Interpretasi Hasil :

 Negatif (-) : Terlihat adanya penyebaran yang berwarna putih seperti akar hanya pada
bekas tusukan inokulasi.
 Positif (+) : Terlihat adanya penyebaran yang berwarna putih seperti akar disekitar
inokulasi. Hal ini menunjukan adanya pergerakan dari bakteri yang diinokulasikan,
yang berarti bahwa bakteri ini memiliki flagel.

6. Uji Urease
Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah kuman mempunyai enzim
urease yang dapat menguraikan urea membentuk amoniak. Media urea berisi indikator
phenol red.

Interpretasi Hasil :

 Negatif (-) : Tidak terjadi perubahan warna media menjadi pink/merah jambu, artinya
kuman tidak memecah urea membentuk amoniak.
 Positif (+) : Tidak terjadi perubahan warna media menjadi pink/merah jambu, artinya
kuman memecah urea membentuk amoniak.
7. Tes TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
Tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui kemampuan kuman untuk
memfermentasikan karbohidrat. Pada media TSIA berisi 3 macam karbohidrat yaitu
glukosa, laktosa dan sukrosa. Indikatornya adalah phenol red yang menyebabkan
perubahan warna dari merah orange menjadi kuning dalam suasana asam.

Glukosa berada di dasar media sedangkan laktosa dan sukrosa berada di bagian
lereng. Selain menggunakan media TSIA dapat pula digunakan media KIA (Kligers Iron
Agar), bedanya adalah pada media KIA hanya berisi 2 macam karbohidrat yaitu glukosa
dan laktosa.

Interpretasi Hasil :

a. Hanya memfermentasi glukosa : Bila pada dasar (butt) media berwarna kuning (bersifat
asam) dan lereng (slant) berwarna merah (bersifat basa) → Al/Ac atau K/A .
b. Memfermentasi semua karbohidrat : Bila pada dasar (butt) media berwarna kuning
(bersifat asam) dan lereng (slant) berwarna kuning (bersifat asam) → Ac/Ac atau A/A.
c. Tidak memfermentasi semua karbohidrat : Bila pada dasar (butt) media berwarna merah
(bersifat basa) dan lereng (slant) berwarna merah (bersifat basa) → Al/Al atau K/K
Fermentasi pada TSIA juga disertai dengan pembentukan gas CO2 yang dapat dilihat
dari pecahnya dan terangkatnya agar.

Media TSIA juga dapat digunakan untuk mengetahui pembentukan H2S yaitu
melihat apakah kuman memfermentasi metionin dan sistein (Asam amino yang
mempunyai gugus S). Pada media TSIA terdapat asam amino metionin dan sistein, jika
kuman memfermentasi kedua asam amino ini maka gugus S akan keluar dan gugus S akan
bergabung dengan H2O membentuk H2S. Selanjutnya H2S bergabung dengan Fe2+
membentuk FeS berwarna hitam dan mengendap.

8. Uji Gula-Gula (Glukosa, Laktosa, Maltosa, Manosa, Sukrosa)


Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kuman memfermentasi masing-
masing gula diatas membentuk asam. Media gula-gula ini terpisah dalam 5 tabung yang
berbeda dan media yang digunakan adalah masing-masing gula dengan konsentrasi 1%
dalam pepton. Masing-masing gula ditandai dengan tinta pada tutup kapas yang berbeda-
beda. Untuk glukosa tidak berwarna, laktosa berwarna ungu, maltosa berwarna merah,
manitol berwarna hijau, dan sukrosa berwarna biru. Didalam media gula-gula ditambahkan
indikator phenol red.

a) Glukosa
Media glukosa berbentuk cair berwarna merah, berisi tabung durham. Uji ini
Untuk mengetahui apakah bakeri mampu memfermentasi glukosa menghasilkan
asam, dengan adanya indicator phenol red asam berwarna kuning.

Interpretasi Hasil :

 Positif : Warna kuning, + (Posiif) gas bila tabung durham terisi gas.
 Negatif : Warna Selain Kuning, gas tidak ada di tabung durham
b) Laktosa
Media laktosa berbentuk cair berwarna merah, ciri khas kapas penutup berwarna
ungu. Uji ini Untuk mengetahui apakah bakeri mampu memfermentasi laktosa
menghasilkan asam, dengan adanya indicator phenol red asam berwarna kuning.

Interpretasi Hasil :

 Positif : Warna kuning.


 Negatif : Warna Selain Kuning.
c) Maltosa
Media laktosa berbentuk cair berwarna merah, ciri khas kapas penutup berwarna
merah/orange. Uji ini Untuk mengetahui apakah bakeri mampu memfermentasi
maltosa menghasilkan asam, dengan adanya indicator phenol red asam berwarna
kuning.

Interpretasi Hasil :

 Positif : Warna kuning.


 Negatif : Warna Selain Kuning.
d) Sukrosa
Media laktosa berbentuk cair berwarna merah, cirri khas kapas penutup berwarna
hijau. Uji ini Untuk mengetahui apakah bakeri mampu memfermentasi manosa
menghasilkan asam, dengan adanya indicator phenol red asam berwarna kuning.

Interpretasi Hasil :

 Positif : Warna kuning.


 Negatif : Warna Selain Kuning.
KETERANGAN :
Sifat : Sifat fermantasi laktosa pada media MC (Mac Conkey)
Ind : Indol
MR : Methil Red
VP : Voge Phlower
Cit : Citrat
Mot : Motilitas (Media Semi Solit)
Ure : Urease
Glu : Glukosa (gula-gula)
Suk : Sukrosa (gula-gula)
Lak : Laktosa (gula-gula)
TSIA : Triple Sugar Iron Agar
Oks : Oksidase
Kat : Katalase
BAB III

KESIMPULAN

Uji biokimia merupakan salah uji yang digunakan untuk menentukan spesies kuman yang
tidak diketahui sebelumnya. Setiap kuman memiliki sifat biokimia yang berbeda sehingga
tahapan uji biokimia ini sangat membantu proses identifikasi. Setelah sampel diinokulasikan
pada media differensial atau selektif, kemudian koloni kuman diinokulasikan pada media uji
biokimia. Ada 12 jenis uji yang sering digunakan dalam uji biokimia walaupun sebenarnya
masih banyak lagi media yang dapat digunakan. (Adam, 2001 )

Berikut beberapa uji biokimia yang yang paling sering digunakan untuk identifikasi bakteri,
antara lain:

1. Uji Indol

2. Uji MR

3. Uji VP

4. Uji Citrat

5. Uji Motilitas

6. Uji Urease

7. tes TSIA (Triple Sugar Iron Agar)

8. Uji Gula-Gula (Glukosa, Laktosa, Maltosa, Manitol, Sukrosa)


DAFTAR PUSTAKA

Adam,MR . 2001 . Microbiology of Fermented Food .Elsivier Applied Science Publisher,Ltd :


New York .
Colome,JS. Et al. 2001. Laboratory Exercises in Microbiology. West Publishing Company :
New York.
Dwidjoseputro . 1954 . Dasar-Dasar Mikrobiologi . Djambatan : Malang
Lehninger,A . 1995 . Dasar - Dasar Biokimia. Erlangga : Jakarta. Terjemahan Maggy
Tenawidjaja.
Lim . 1998 . Microbiology. McGraw-Hill : New York.
Murray . 2005 . Buku Ajar Mikrobiologi . Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai