Safety Patient atau keselamatan pasien adalah upaya yang dilakukan di pelayanan
kesehatan untuk mencegah terjadinya cidera dan tindakan yang tidak seharusnya dilakukan
pada pasien. Safety Patient menjadi unsur penting yang perlu diperhatikan dalam pelayanan
kesehatan karena menyangkut keselamatan manusia.
Identifikasi pasien adalah untuk memastikan ketepatan pasien yang akan menerima
layanan atau tindakan, serta untuk menyelaraskan layanan atau tindakan yang dibutuhkan
oleh pasien. Selain itu untuk mendapatkan pelayanan atau pengobatan dan mencocokkan
pelayanan atau pengobatan terhadap individu tersebut. Mudah membedakan antara pasien
satu dengan pasien yang lainnya, Mudah dalam proses administrasi untuk pemberian
pelayanan kesehatan kepada pasien, Mencegah kesalahan dan kekeliruan dalam proses
pemberian pelayanan, pengobatan tindakan atau prosedur kepada pasien.
Proses identifikasi pasien perlu dilakukan sejak dari awal pasien masuk ke rumah
sakit, yang kemudian identitas tersebut akan selalu dikonfirmasi dalam segala proses di
rumah sakit, seperti saat sebelum memberikan obat, darah atau produk darah, sebelum
mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan, sebelum memberikan pengobatan
dan tindakan/prosedur. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan identifikasi pasien yang
nantinya bisa berakibat fatal jika pasien menerima prosedur medis yang tidak sesuai dengan
kondisi pasien seperti salah pemberian obat, salah pengambilan darah bahkan salah tindakan
medis.
Proses komunikasi efektif artinya proses dimana komunikator dan komunikan saling
bertukar informasi, ide, kepercayaan, perasaan dan sikap antara dua orang atau kelompok
yang hasilnya sesuai dengan harapan. Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high alert
medications) adalah obat yang sering menyebabkan terjadi kesalahan/kesalahan serius
(sentinel event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan
(adverse outcome). Tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien adalah prosedur wajib yang
di lakukan oleh operator dan petugas ruangan dan sebelum di lakukan tindakan bedah.
TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Mencuci Tangan
Tujuan dari Cuci Tangan adalah untuk menjaga kebersihan diri, mencegah
infeksi silang dan sebagai pelindung diri. Sedangkan manfaat dari cuci tangan antara
lain:
4. Supaya tidak menjadi agen penularan bibit penyakit kepada orang lain
Mencuci tangan menggunakan sabun yang dipraktikkan secara tepat dan benar
dapat mencegah berjangkitnya beberapa penyakit. Mencuci tangan dapat mengurangi
risiko penularan berbagai penyakit termasuk flu burung, cacingan, influenza, hepatitis
A, dan diare terutama pada bayi dan balita. Anak yang mencuci tangan tanpa
menggunakan sabun berisiko 30 kali lebih besar terkena penyakit tipoid, dan yang
terkena penyakit tipoid kemudian tidak pernah atau jarang mencuci tangan
menggunakan sabun, maka akan berisiko mengalami penyakit tipoid empat kali lebih
parah daripada yang terbiasa mencuci tangan menggunakan sabun. Selain itu, manfaat
positif lain dari mencuci tangan adalah tangan menjadi bersih dan wangi (Kemenkes,
2016).
2. Setelah Buang Air Besar (BAB) dan Setelah Buang Air Kecil (BAK)
3. Sebelum memegang makanan
6. Setelah bermain
a. Basahi tangan, gosok sabun pada telapak tangan kemudian usap dan gosok
kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar
f. letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan. Bilas dengan
bersih dan keringkan
b. Cuci tangan dan lengan dengan antiseptic secara menyeluruh sampai 5cm
di atas sikut
c. Bilas dibawah air yang mengalir dengan posisi tangan lebih tinggi dari
sikut
e. Sikatlah kuku, tangan dan lengan masing-masing untuk sebelah kiri dan
kanan setengah menit
g. Sekali lagi sikatlah kuku, tangan dan lengan dengan sikat tadi
h. Bilas tangan dan lengan dan buanglah sikat pada tempat kotor yang sudah
disediakan
i. Gosoklah tangan yang satu oleh tangan lainnya yang sudah memakai
antiseptic dan sebaliknya
j. Bilas tangan dan lengan posisi tangan lebih tinggi dari sikut
Menggunakan sabun saat mencuci tangan diketahui sebagai salah satu upaya
pencegahan penyakit dan penularan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan
merupakan agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari
satu orang ke orang lain, baik dengan kontak tidak langsung maupun kontak langsung
(Kemenkes RI, 2013).
Kebiasaan dalam cuci tangan menggunakan air saja tidak akan melindungi
setiap individu dari bakteri dan virus yang terdapat di dalam ruangan. Terlebih jika
mencuci tangan tidak dibawah air mengalir. Apalagi kebiasaan menggunakan dan
berbagi wadah cuci tangan hal itu sama saja saling berbagi kuman dan tetap
membiarkan kuman menempel pada tangan. Kebiasaan itu harus ditinggalkan dan
dirubah menjadi yang lebih baik dengan standar prosedur melakukan cuci tangan
menggunakan sabun (Kemenkes RI, 2014).
Mencuci tangan di air mengalir maka kotoran dan kuman akan luruh terbawa
air. Jadi mulai sekarang bila kita makan di rumah makan atau di warung makan yang
ada wastafelnya, sebaiknya cuci tangan di wastafel walaupun di sediakan mangkuk
tempat mencuci tangan di meja anda.
a. Masker medis : Digunakan oleh tenaga medis saat merawat pasien dengan
penyakit menular, juga digunakan oleh orang yang sakit untuk mencegah
penyebaran penyakit.
b. Sarung tangan medis : Digunakan oleh tenaga medis saat merawat pasien, juga
digunakan oleh orang yang menangani bahan kimia atau limbah medis.
Salah satu bahaya yang paling umum dihadapi oleh karyawan adalah
paparan bahan kimia atau zat lain di lingkungan tempat kerja. Mengenakan
APD menjadi cara yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk melindungi
karyawannya dari bahaya-bahaya tersebut. Mengenakan APD bisa mengurangi
tingkat pergantian karyawan di perusahaan anda karena melindungi pekerja
dari kondisi berbahaya akan membantu menjaga mereka tetap Bahagia dan
sehat di tempat kerja.
a. Pengertian
b. Tujuan
i. Bangunan
Sistem tata udara yang dibutuhkan dalam ruang isolasi terdiri dari
beberapa parameter yang perlu dikontrol, yaitu pada pengaturan temperatur,
kelembaban udara, jumlah udara ventilasi/ Air Changes per Hours (ACH).
Selain itu juga pada tingkat kebersihan udara (filtrasi) dan tekanan udara
positif dan negatif serta distribusi udara di dalam ruangan. Jika dalam keadaan
yang tidak memungkinkan dengan sistem tata udara pemenuhan pada ruang
isolasi, maka penggunaan sistem tata udara alami atau gabungan menjadi salah
satu cara. Namun, harus tetap memperhatikan terjadinya pertukaran udara
(ventilasi) yang baik (12 ACH).
e. Sistem Komunikasi
➢ Mencuci tangan
➢ Berbicara seperlunya
➢ Harus sehat
5. Peralatan
➢ Alat-alat yang dibutuhkan cukup tersedia
DISINFEKSI PERMUKAAN
c. Disinfeksi ventilasi buatan seperti air conditioner, air sterilization, air purifier,
AC sentral.
b. Persiapkan tisu, kain mikrofiber (MOP) dan botol sprayer, Persiapkan cairan
disinfektan yang akan digunakan sesuai dengan takaran yang telah ditetapkan,
d. Bagi penggunaan botor sprayer, isi botol dengan cairan disinfektan yang telah
diencerkan. Ambil 2 lembar tisu dan dilipat 2 atau 4. Semprotkan cairan
disinfektan pada tisu dan lakukan pengelapan secara zig-zag atau memutar
dari tengah keluar.
g. Lepaskan APD dan lanjutkan dengan cuci tangan pakai sabun dan air
mengalir.
h. Frekuensi disinfeksi ini dilaksanakan minimal sebelum jam kerja, saat jam
istirahat dan setelah jam kerja. Dengan maksimal disinfeksi setiap 2 jam
sekali.
i. Selalu melaksanakan Cuci Tangan Pakai Sabun dan Air Mengalir sebagai
bentuk personal hygiene dari pekerja.
DISINFEKSI UDARA
1. Disinfeksi udara adalah proses pengurangan jumlah kemungkinan
mikroorganisme ke tingkat bahaya lebih rendah pada udara yang terindikasi
kontaminasi oleh mikroorganisme
2. Disinfeksi udara memiliki sasaran ruangan yang yang terindikasi kontaminasi
oleh mikroorganisme
3. Jenis disinfeksi yang dapat digunakan adalah Hydrogen Peroxide dan
menggunakan alat berjenis Dry Mist Disinfection.
4. Proses disinfeksi adalah sebagai berikut:
a. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti sarung tangan dan masker
sekali pakai saat melakukan disinfeksi. Sarung tanngan harus dibuang
setelah setiap selesai pembersihan. Jika sarung tangan dapat digunakan
kembali, sarung tangan tersebut harus digunakan khusus untuk
membersihkan dan mendisinfeksi permukaan terindikasi kontaminasi
dan tidak boleh digunakan untuk tujuan lain:
b. Persiapkan alat Dry Mist Disinfection dengan catridge yang telah
berisi cairan Hidrogen Peroksida
c. Atur konsentrasi disinfektan sesuai dengan luas ruangan dan waktu
pemaparan maksimal 30 menit.
d. Letakkan alat ini di sudut ruangan dan arahkan noozle ke tengah
ruangan.
e. Pastikan tidak ada orang dalam melakukan disfinfeksi udara ini.
f. Nyalakan alat dan tinggalkan ruangan. Biarkan alat ini selesai bekerja
secara otomatis.
g. Ruangan dapat digunakan kembali setelah 60 menit
h. Lepaskan APD dan lanjutkan dengan cuci tangan pakai sabun.
i. Frekuensi disinfeksi ini dilaksanakan pada sebelum jam kerja, setelah
jam kerja.
j. Selalu melaksanakan Cuci Tangan Pakai Sabun dan Air Mengalir
sebagai bentuk personal hygiene dari pekerja.
· PROSES STERIL
Metode sterilisasi yang dapat membunuh semua jenis mikroorganisme
termasuk spora yang resisten, mungkin tidak dapat digunakan untuk
mensterilkan produk atau bahan tertentu. Faktor utama untuk menentukan
metode sterilisasi adalah :
1. Ketercampuran dengan produk atau bahan yang disterilisasi
2. Sifat wadah
3. Penetrasi pada daerah yang sulit terjangkau yang mengandung
mikroorganisme hidup
4. Aktivitas membunuh yang tinggi dengan menggunakan jumlah sesedikit
mungkin
5. Relatif murah
6. Aman dan toksisitasnya rendah
7. Mudah pelaksanaannya
8. Waktu yang diperlukan singkat
9. Adaptasi terhadap proses sterilisasi lainnya
· Sterilisasi Fisik
Sterilisasi dengan metode ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu
pemanasan, penyinaran, gelombang listrik dan suara.
Sterilisasi Pemanasan, ada 2 macam :
a. Pemanasan kering (dry heat sterilization) :
memanaskan udara kering dalam ruangan suatu alat bakteri mati karena
proses :
1. enaturasi protein
2. oksidasi struktur sel penting
3. efek toksik akibat peningkatan kadar
4. elektrolit spora : 1600 C selama 60 menit yg
5. untuk peralatan gelas, peralatan logam, bedak, kertas pembungkus
b. Pemanasan basah (moist heat sterilization) :
menggunakan uap air panas
1. uhu maksimal 100oC, kecuali apabila tekanan uap air dinaikkan
2. bakteri mati karena proseskoagulasi dan denaturasi enzim serta
struktur protein
3. lebih efektif, karena :
➢ uap air lebih mudah menyusup ke pori-pori
➢ suhu sama, waktu pendek
LATIHAN
1. Kapan saat yang tepat untuk mencuci tangan sesuai dengan pedoman Kementerian
Kesehatan RI tahun 2013?
a) Hanya setelah menggunakan toilet.
b) Hanya sebelum makan.
c) Setiap kali tangan terlihat kotor.
d) Hanya saat berada di rumah.
Jawaban: c) Setiap kali tangan terlihat kotor.
2. Alat Pelindung Diri (APD) yang direkomendasikan oleh WHO untuk melindungi dari
penularan penyakit menular adalah:
a) Kacamata hitam.
b) Sarung tangan, masker, dan kacamata atau pelindung wajah.
c) Sepatu hak tinggi.
d) Topi baseball.
Jawaban: b) Sarung tangan, masker, dan kacamata atau pelindung wajah.
3. Metode sterilisasi yang menggunakan panas kering untuk membunuh mikroorganisme
disebut:
a) Sterilisasi Pemanasan Kering
b) Sterilisasi Pemanasan Basah
c) Sterilisasi Filtrasi
d) Sterilisasi Radiasi
Jawaban: a) Sterilisasi Pemanasan Kering
4. Definisi yang benar dari desinfeksi udara adalah:
a) Proses menghilangkan semua mikroorganisme dari udara.
b) Proses mengurangi jumlah mikroorganisme patogen dari udara.
c) Proses mengubah bau udara menjadi lebih menyenangkan.
d) Proses meningkatkan kelembaban udara di lingkungan tertentu.
Jawaban: b) Proses mengurangi jumlah mikroorganisme patogen dari udara.
5. Manfaat utama dari ruang isolasi dengan tekanan udara negatif adalah:
a) Mencegah pasien dari menerima perawatan yang tepat.
b) Meningkatkan risiko penularan infeksi ke pasien lain di rumah sakit.
c) Mengurangi risiko penularan infeksi ke staf medis dan pengunjung.
d) Memberikan kenyamanan tambahan bagi pasien.
Jawaban: c) Mengurangi risiko penularan infeksi ke staf medis dan pengunjung.
RANGKUMAN
A. Mencuci Tangan
Menurut WHO (2009) cuci tangan adalah suatu prosedur/ tindakan membersihkan tangan
dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir atau Hand rub dengan antiseptik (berbasis
alkohol). Sedangkan menurut DEPKES 2007 mencuci tangan adalah proses yang secara
mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa
dan air. Tujuan dari Cuci Tangan adalah untuk menjaga kebersihan diri, mencegah infeksi
silang dan sebagai pelindung diri. Sedangkan manfaat dari cuci tangan antara lain:
1. Untuk menghindari penularan penyakit melalui tanga
2. Untuk menjaga kebersihan diri (perorangan
3. Untuk membuat tubuh kita tetap sehat dan bugar
4. Supaya tidak menjadi agen penularan bibit penyakit kepada orang lain Mencuci tangan
menggunakan sabun yang dipraktikkan secara tepat dan benar dapat mencegah berjangkitnya
beberapa penyakit. Mencuci tangan dapat mengurangi risiko penularan berbagai penyakit
termasuk flu burung, cacingan, influenza, hepatitis A, dan diare terutama pada bayi dan
balita. Anak yang mencuci tangan tanpa menggunakan sabun berisiko 30 kali lebih besar
terkena penyakit tipoid, dan yang terkena penyakit tipoid kemudian tidak pernah atau jarang
mencuci tangan menggunakan sabun, maka akan berisiko mengalami penyakit tipoid empat
kali lebih parah daripada yang terbiasa mencuci tangan menggunakan sabun. Selain itu,
manfaat positif lain dari mencuci tangan adalah tangan menjadi bersih dan wangi (Kemenkes,
2016).
• PROSES STERIL Metode sterilisasi yang dapat membunuh semua jenis mikroorganisme
termasuk spora yang resisten, mungkin x dapat digunakan untuk mensterilkan produk atau
bahan tertentu
TES FORMATIF
GLOSARIUM
Glosarium
1. Handrub : antiseptik berbasis alkohol
2. Patogen : agen biologis yang menyebabkan penyakit pada inangnya
3. Tifoid : suatu penyakit bakteri menyebar melalui makanan dan air yang terkontaminasi
atau kontak dekat
4. Evaporator : sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau keseluruhan sebuah
pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap
5. High alert medications : obat yang sering menyebabkan terjadinya kesalahan serius
6. Asepsis : segala upaya yang dilakukan untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke
dalam tubuh yang kemungkinan besar akan mengakibatkan infeksi
7. Mikroorganisme : adalah makhluk hidup berukuran kecil yang tak kasat mata
8. Eksisting : adalah sesuatu yang sudah ada atau sedang ada di suatu tempat atau waktu
tertentu
DAFTAR PUSTAKA