Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEWASPADAAN STANDAR

DISUSUN OLEH
Desiana Telen
Nim.23061010

D4 Teknologi Laboratorium Medik


ITKES WHS
TAHUN 2023
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah berjudul “Kewaspadaan Standar” dapat tersusun
hingga selesai.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas Mata
Kuliah Flebotomi. Selain itu, pembuatan makalah juga memiliki tujuan
agar menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis maupun pem-
baca.
Karena keterbatasan pengetahuan maka Saya yakin makalah ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, Saya mengharapkan kritik dan
saran agar makalah semakin lebih baik. Akhir kata, semoga makalah
dapat berguna.

Samarinda,15 Oktober 2023


Desiana Telen
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................
Daftar isi..............................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Kewaspadaan Standar
2.2 Sumber Infeksi Dan Cara Penularan Agen Infeksi Dalam Praktik
Flebotomi
2.3 Kebersihan Personal (Personal Hygiene)
2.4 Kebersihan Tangan (Hand Hygiene)
2.5 Dekontaminasi Tumpahan Darah (Spill Kit)
2.6 Pemakaian APD Dengan Tepat Dan Benar Pada Praktik Flebotomi
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULIAN

1.1 Latar Belakang


Kewaspadaan Standar (Standard/Universal Precautions)
Kewaspadaan standar adalah kewaspadaan dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi rutin dan harus diterapkan terhadap semua pasien
di semua fasilitas kesehatan.Kewaspadaan Universal yaitu tindakan
pengendalian infeksi yang dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan
untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi dan didasarkan pada
prinsip bahwa darah dan cairan tubuh dapat berpotensi menularkan
penyakit, baik berasal dari pasien maupun petugas kesehatan
(Nursalam, 2007).

Kewaspadaan standar adalah kewaspadaan utama yang dirancang


untuk diterapkan secara rutin dalam perawatan pasien di rumah sakit
dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya baik yang telah didiagnosis,
diduga terinfeksi dan diterapkan untuk mencegah transmisi silang
sebelum pasien di diagnosis, sebelum adanya pemeriksaan
laboratorium dan setelah pasien di diagnosis (Kementerian Kesehatan
[Kemenkes] RI, 2017).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Flebotomi
2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang teori
kewaspadaan Standar.
3.Untuk mengetahui Kewaspadaan Standar Meliput Apaapa Saja
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Kewaspadaan Standar


Kewaspadaan standar yaitu kewaspadaan yang utama, dirancang
untuk diterapkan secara rutin dalam perawatan seluruh pasien di rumah
sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, baik yang telah
didiagnosis,diduga terinfeksi atau kolonisasi. Diterapkan untuk mencegah
transmisi silang sebelum pasien di diagnosis, sebelum adanya hasil
pemeriksaan laboratorium dan setelah pasien didiagnosis.Tenaga kesehatan
seperti petugas laboratorium, rumah tangga, CSSD, pembuang sampah dan
lainnya juga berisiko besar terinfeksi. Oleh sebab itu penting sekali
pemahaman dan kepatuhan petugas tersebut untuk juga menerapkan
Kewaspadaan Standar agar tidak terinfeksi.

2.2 Sumber Infeksi Dan Cara Penularan Agen Infeksi Dalam Praktik
Flebotomi.
 Sumber Infeksi
Reservoir atau wadah tempat/sumber agen infeksi dapat hidup,
tumbuh, berkembang-biak dan siap ditularkan kepada pejamu
atau manusia. Berdasarkan penelitian, reservoirterbanyak adalah
pada manusia, alat medis, binatang, tumbuh-tumbuhan, tanah,
air, lingkungan dan bahan-bahan organik lainnya. Dapat juga
ditemui pada orang sehat, permukaan kulit, selaput lendir mulut,
saluran napas atas, usus dan vagina juga merupakan reservoir.
 Cara Penularan Agen Infeksi
Metode Transmisi/Cara Penularan adalah metode transport
mikroorganisme dari wadah/reservoir ke pejamu yang rentan.
Ada beberapa metode penularan yaitu:
(1) kontak langsung dan tidak langsung
(2) droplet
(3) airborne
(4) melalui vehikulum (makanan, air/minuman, darah) dan
(5) melalui vektor (biasanya serangga dan binatang pengerat).

2.3 Kebersihan Personal (Personal Hygiene)

Personal hygiene atau kebersihan diri merupakan tindakan merawat


diri sendiri termasuk dalam memelihara kebersihan bagian tubuh
seperti rambut, mata, hidung, mulut, gigi, dan kulit.
Personal hygiene merupakan upaya yang dilakukan oleh seseorang
untuk menjaga dan merawat kebersihan dirinya agar kenyamanan
individu terjaga.
Kebutuhan personal hygiene tidak memandang usia, karena
oganisme penyebab penyakit bisa berkembang biak dimanapun. Maka
dari itu, personal hygiene harus ditanamkan sejak dini agar anak-anak
terbiasa melakukannya di lingkungan rumah, sekolah maupun
bermainnya hingga dewasa.
Pentingnya pemeliharaan personal hygiene bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan, memelihara kebersihan diri sendiri,
memperbaiki personal hygiene, mencegah timbulnya penyakit,
meningkatkan rasa percaya diri dan kenyamanan.

2.4 Kebersihan Tangan (Hand Hygiene)


Hand hygiene adalah istilah yang digunakan untuk mencuci tangan
menggunakanantiseptik pencuci tangan 6 langkah. Pada tahun 2009,
WHO mencetuskan global patientsafety challenge dengan clean care
is safe care, yaitu merumuskan inovasi strategi penerapanhand
hygiene untuk petugas kesehatan dengan my five moment for hand
hygiene adalahmelakukan cuci tangan, sebelum bersentuhan dengan
pasien, sebelum melakukan prosedur bersih/steril, setelah bersentuhan
dengan pasien, setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien,
setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien
 Lakukan 6 langkah tangan meliputi :
1).Gosok telapak tanganLangkah pertama mencuci tangan yang
benar menurut WHO adalah dengan menggosok kedua telapak
tangan dengan cara menempelkan bagian telapak tangan yang
satu dengan yang lain. Pastikan membersihkannya dengan
baik hingga sabun berbusa di kedua tangan.
2).Gosok punggung tanganSetelah menggosok bagian telapak
tangan, ia mulai bisa menggosokkedua bagian punggung
tangan. Jangan asal menggosok, gunakanlahtelapak tangan
kanannya untuk menggosok punggung tangan kiri.Kemudian,
lakukan pada tangan sebaliknya. Ulangi beberapa kali
hinggakuman di area tersebut hilang.
3).Gosok sela jariSetelah menggosok punggung tangan,
gosoklah sela-sela jari dengan caramenyilangkan jari tangan
kanan dengan kirinya. Pada tahap ini, ia harus benar-benar
bersih saat mencucinya. Karena bagian inilah yang seringkali
terlupakan dan akhirnya menyimpan banyak bibit penyakit.
4).Gosok bagian dalam jariSelain sela jari juga harus menggosok
bagian dalam jari-jarinya.Gosoklah bagian dalam dan
punggung jari dengan posisi ujung jari salingmengunci.
Pastikan juga menggosoknya dengan bersih.
5).Bersihkan ibu jariSetelah jari-jari lain bersih, saatnya
membersihkan ibu jari. Gosok-gosokibu jari tangan kiri secara
memutar dalam genggaman tangan kanan.Kemudian, lakukan
pada tangan sebaliknya.
6).Bersihkan kuku-kukuSelain jari, juga harus memerhatikan
bagian kuku.
Bersihkan kuku danujung jari dengan cara menguncupkan
ujung-ujung jari hingga saling bertemu. Kemudian gosokkan
pada telapak tangan yang berlawanan.Setelah itu, lakukanlah
pada tangan sebaliknya. Jika sudah selesai, bilaskembali tangan
di bawah air mengalir hingga bersih.

2.5 Dekontaminasi Tumpahan Darah (Spill Kit)


Dekontaminasi tumpahan darah adalah proses kegiatan yang
dilakukan untuk membersihkan darah sehingga lantai tetap bersih.
Spill kit adalah seperangkat alat yang digunakan untuk menangani jika
terjadi tumpahan darah agar tidak membahayakan tenaga
kesehatan,pengunjung dan orang lain yang berada di lingkungan
pelayanan kesehatan dan lingkungan sekitarnya.
 Persiapan Alat
1. 1set spill kit yang berisi dari:
a.kotak spill kit
b.gaun pelindung (celemek).
c. Masker.
d. Kacamata goggle.
e. Sarung tangan.
f. Kain atau tisu yang bisa menyerap cairan
tubuh.
g. Plastik kuning.
h. Cairan hand rub.
i. Cairan detergen
j. Cairan Chlorin 0,5 %.
k. Papan tanda peringatan ada tumpahan
darah/cairan infeksius.

 B. Prosedur
1. Petugas mengambil 1 set spill kit dan papan tanda
peringatan ada tumpahan darah/cairan infeksius.
2. Pasang papan tanda peringatan dekat sekitar area tumpahan
darah atau cairan tubuh.
a. Petugas membuka set spill kit dan memakai APD dengan
urutan kebersihan tangan, gaun pelindung, masker,
kacamata, kebersihan tangan dan sarung tangan.
b. Buka dan siapkan plastik kuning.
c.Tandai sekitar tumpahan dengan pasir.
d. Bersihkan tumpahan darah/cairan tubuh dengan kain atau
bahan yang bisa menyerap cairan tubuh.
e.Selesai pembersihan buang kain atau bahan yang bisa
menyerap cairan tubuh kedalam plastik kuning
f. Tuangkan cairan detergen pada tempat bekas tumpahan lalu
serap dengan tisu/ kain sekalipakai.
g. Tuangkan cairan Chlorin 0,5% diatas bekascairan infeksius
tunggu 3 menit. Serap menggunakan tisu/kain kering
sekalipakai, buang ke plastik kuning.
h. Ikat plastik kuning yang berisi alat dan barangyang sudah
terkontaminasi.
i. Bereskan peralatan.
j. Buang plastik kuning ke sampah medis.
k. Lanjutkan dengan mengepel permukaan lantai.
l. Lepaskan APD dengan urutan sarung tangan, gaun
pelindung, kacamata dan masker, buang di sampah
infeksius.
m. Lakukan kebersihan tangan.

2.6 Pemakaian APD Dengan Tepat Dan Benar Pada Praktik Flabotomi
 MemakaiAPD
1.Kenakan pakaian dan ikatkan pada leher dan pinggang.
2.Pakai masker, tepat menutup hidung dan
mulut,kencangkan.
3.Pakai kacamata
4.Kenakan sarung tangan lalu masuk ujung lengan pakaian ke
dalam sarung tangan.
5.serta menggunakan sepatu/sandal leb yang tertutup.
BAB 3
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Dalam penerapan kewaspadaan standar dalam praktik flebotomi yang
harus diketahui oleh seorang ATLM tentang sumber infeksi dan cara
penularan agen infeksi saat melakukan praktik flebotomi dan ada
beberapa tata cara serta petujuk yang harus diketahui oleh seorang
ATLM seperti tata cara pemakaian APD,kebersihan personal,kebersihan
tangan, dan Dekontamnasi tumpahan Darah untuk mencegah terjadinya
infeksi silang.
DAFTAR PERPUSTAKA

Nursalam. (2007). Manajemen Keperawatan, Aplikasi dalam Praktik


Keperawatan Profesional (ed. 2).Jakarta: Salemba Medika.
Kemenkes RI. Kementrian Kesehatan RI. (2017). Profil Kesehatan
Indonesia Tahun2016. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. J Med
dan Rehabil. 2016;
Guyton and Hall. 2008. Buku ajar Fisiologi Kedokteran ed.
11. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai