Anda di halaman 1dari 40

KONSEP DASAR

INFEKSI
DEFINISI
Infeksi adalah suatu kondisi penyakit akibat
masuknya kuman pathogen atau mikroorganisme lain
ke dalam tubuh atau ke tubuh seingga menimbulkan
gejala tertentu. Kondisi ini ditandai dengan
vasodilatasi, pembuluh darah local, peningkatan
permeabilitas kapiler, pembekuan cairan dalam
ruang intertisisal, migrasi sejumlah besar granulosit
dan monosit ke dalam jaringan, dan pembengkakkan
sel
Tanda-tanda Infeksi
Rubor

Kalor

Dolor

Tumor

Fungsio

Sedangkan tanda infeksi sistemik meliputi demam,


malaise, anoreksia, mual, muntah, sakit kepala, dan
diare
Proses Klinis Infeksi
Faktor yang Meningkatkan
Kerentanan Terhadap Infeksi
Usia

Hereditas

Status imunisasi
Terapi yang dijalani
Status nutrisi
Kelelahan

Stress
Faktor Yang Memengaruhi
Proses Infeksi

1. Sumber Penyakit
2. Kuman Penyebab
3. Cara Membebaskan Sumber dari Kuman
4. Cara Penularan
5. Cara Masuknya Kuman
6. Daya Tahan Tubuh
Tahapan Proses Infeksi
Periode Inkubasi
Periode sejak masuknya kuman ke dalam tubuh sampai
dengan munculnya gejala. Lamanya waktu yang
dibutuhkan sampai gejala muncul bervariasi, bergantung
pada penyakitnya (Bustan, 1997).

Periode Prodromal
Periode sejak munculnya gejala umum sampai munculnya
gejala spesifik. Pada masa ini, individu sangat infeksius,
yaitu mudah menularkan atau menyebarkan kuman
kepada orang lain.
Periode Sakit
Pada periode ini, gejala spesifik terus
berkembang dan menimbulkan manifestasi pada
organ yang terinfeksi dan seluruh tubuh. Lamanya
waktu yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi
individu dan pathogenitas kuman.

Periode Konvalensi
Periode ini berlangsung sejak menurunnya gejala
sampai individu kembali sehat. Lamanya waktu
yang dibutuhkan tergantung pada jenis penyakit
dan kondisi individu.
INFEKSI NOSOKOMIAL
infeksi yang terjadi di rumah sakit berasal dari fasilitas
rumah sakit atau tenaga kesehatan atau pasien lain. Infeksi
ini dapat terjadi saat pasien dirawat di rumah sakit atau
setelah pasien pulang. Sumber-sumber infeksi antaralain:
1. Klien. Menyebarkan kuman penyakit ke klien lain, tenaga
kesehatan, petugas rumah sakit, pengunjung, dan ke benda
atau alat-alat rumah sakit.

2. Petugas atau perawat. Dapat berkontaminasi kuman


penyakit daro satu pasien dan menyebarkannya ke pasien
lain, tenaga kesehatan lain, pengunjung, dan alat-alat rumah
sakit.
3.Pengunjung. Terkontaminasi kuman penyakit dari
lingkungan luar atau dapat pula bertindak sebagai
pembawa (carrier). Pengunjung dapat menyebarkan
kuman ke klien dan lingkungan rumah sakit.

4.Sumber lain. Dapat berupa lingkungan rumah sakit


yang kurang bersih, peralatan rumah sakit yang tidak
bersih atau steril, peralatan/arang milik klien yang di
bawa dari rumah, dll. Kuman penyakit dapat menyebar
ke klien, pengunjung, dan petugas kesehatan. Faktor
pendukung terjadinya infeksi nosocomial antaralain
terapi medis, kurangnya kebiasaan cuci tangan, dan
rendahnya daya tahan tubuh.
Mekanisme Pertahanan Tubuh
Terhadap Infeksi
Normalnya, individu memiliki mekanisme pertahanan yang
akan melinungi tubuh dari infeksi. Mekanisme pertahanan
tubuh tersebut digolongkan menjadi pertahanan non spesifik
dan pertahanan spesifik
Non spesifik
1.Barrier anatomis dan fisiologis
2. Respon inflamasi

Spesifik (imun)
1. Imunitas humoral
2. Imunitas selular
Upaya Pencegahan Infeksi
Tanggung jawab perawat dalam pencegahan infeksi antara lain:
Mendidik individu agar terhindar dari infeksi dengan:
Memperkuat daya tahan tubuh melalui upaya imunisasi,
perbaikan nutrisi, istirahat dan tidur yang seimbang,
menghindari stress.
Mendorong individu untuk melakukan hygiene personal
dengan membiasakan diri mencuci tangan dan mandi secara
teratur.
Membiasakan diri mencuci tangan. Mencuci tangan merupakan
salah satu upaya paling efektif dalam mengontrol infeksi.
Tujuannya adalah untuk membunuh mikroorganisme yang
terdapat pada tangan yang mungkin dapat berpindah ke klien,
pengunjung, peralatan, dan tenaga kesehatan lain.
Mencegah penyebaran kuman penyakit melalui
tindakan desinfeksi dan sterilisasi peralatan rumah
sakit.

Waktu mencuci tangan bagi perawat:


1. Sebelum dan sesudah kontak dengan klien
2. Awal dan akhir dari perawatan persalinan bagi
pasien di ruang maternitas
3. Sebelum menyediakan makanan dan menyuapi
4. Setelah menyentuh alat yang terkontaminasi
5. Sebelum menyiapkan obat
6. Sebelum memegang alat steril
STERILISASI DAN
DESINFEKSI
a.Sterilisasi
Sterilisasi merupakan upaya pembunuhan atau
penghancur semua bentuk kehidupan mikroba yang
dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik maupun
kimiawi. Sterilisasi juga dikatakan sebagai tindakan
untuk membunuh kuman patogen atau apatogen
beserta spora yang terdapat pada alat perawatan
atau kedokteran dengan cara merebus, stoom,
menggunakan panas tinggi, atau bahan kimia. Jenis
sterilisasi antara lain. Sterilisasi cepat, sterilisasi
panas-kering, sterilisasi gas atau (formalin H2O2),
dan radiasi ionisasi.
HAL-HAL YANG PERLU
DIPERHATIKAN PADA STERILISASI

Sterilisator
( alat untuk mensteril) harus siap pakai,
bersih, dan masih berfungsi.
Peralatan yang akan disterilisasi harus dibungkus
dan diberi label yang jelas dengan menyebutkan
jenis peralatan, jumlah, dan tanggal pelaksanaan
sterilisasi.
Penataanalat harus berprinsip bahwa semua bagian
dapat steril.
Tidak boleh menambah peralatan dalam
sterilisator sebelum waktu mensteril selesai
Memindahkan alat steril ke dalam tempatnya
dengan korentang steril
Saat mendinginkan alat steril tidak boleh
membuka pembungkusnya, bila terbuka harus
dilakukan sterilisasi ulang.
Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses pembuangan semua
mikroorganisme patogen pada objek yang tidak
hidup dengan pengecualian pada endospora bakteri.
Desinfeksi juga dikatakan suatu tindakan yang
dilakukan untuk membunuh kuman patogen dan
apatogen tetapi tidak dengan membunuh spora yang
terdapat pada alat prawatan ataupun kedoktran.
Desinfeksi dilakukan bahan dsinfektan melalui cara
mencuci, mengoles, merendam, dan menjemur
dengan tujuan mencegah terjadinya infeksi dan
mengondisikan alat dalam keadaan siap pakai.
Tindakan Pencegahan Infeksi

Aseptik

Antiseptik

Pencucian

Sterilisasi

Desinfeksi
Pedoman Pencegahan Infeksi
Cara efektif untuk mencegah penyebaran penyakit
meliputi:
1. Pencucian tangan.
2. Penggunaan sarung tangan (kedua tangan), baik pada
saat melakukan tindakan, maupun saat memegang
benda yang terkontaminasi (alat kesehatan/alat tenun
bekas pakai).
3. Penggunaan cairan antiseptik untuk membersihkan luka
pada kulit.
4. Pemrosesan alat bekas pakai (dekontaminasi, cuci dan
bilas, desinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi).
5. Pembuangan sampah.
Asuhan Keperawatan pada Masalah
Keselamatan dan Keamanan Kerja
1. Pengkajian Keperawatan
2. Diagnosis Keperawatan
3. Perencanaan Keperawatan
4. Pelaksanaan (Tindakan) Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
Pelaksanaan (Tindakan)
Keperawatan

Cara Mencuci Tangan


Cara Menggunakan Sarung Tangan
Cara Menggunakan Masker
Cara Memakai Skort isolasi
Cara Desinfeksi
Cara Membuat Larutan Desinfeksi
1. CARA MENCUCI TANGAN
Alat dan Bahan:
Air bersih
Handuk
Sabun
Sikat lunak

Prosedur Kerja:
Lepaskan segala benda yang melekat pada daerah tangan,
seperti cincin atau jam tangan.
Basahi jari tangan, lengan, hingga siku dengan air, kemudian
sabuni dan sikat bila perlu.
Bilas dengan air bersih yang mengalir dan keringkan dengan
handuk atau lap keringkan.
Teknik Mencuci dengan Disinfektan
Alat dan Bahan:
Air bersih
Larutan disinfektan lisol/savlon
Handuk/lap kering
Prosedur Kerja:
Lepaskan segala benda yang melekat pada daerah
tangan, seperti cincin atau jam tangan.
Basahi jari tangan, lengan, hingga siku dengan air,
kemudian gosokkan larutan desinfektan (lisol atau
savlon) dan sikat bila perlu.
Bilas
dengan air bersih yang mengalir dan keringkan
dengan handuk atau lap kering.
Teknik Mencuci Steril
Alat dan Bahan:
Air mengalir
Sikat steril dalam tempat
Alkohol 70%
Sabun
Prosedur Kerja:
Lepaskan segala benda yang melekat pada daerah tangan,
seperti cincin atau jam tangan.
Bahasi jari tangan, lengan, hingga siku dengan air, kemudian
tuang sabun (2-5 ml) ke tangan dan gosokkan tangan serta
lengan sampai 5cm diatas siku, kemudian sikat ujung jari,
tangan,lengan ,dan kuku sebanyak kurang lebih 15 kali
gosokan, sedangkan telapak tangan 10 kali gosokan hingga
siku.
Bilas dengan air bersih yang mengalir.
Gunakan sarung tangan steril.
2. CARA MENGGUNAKAN SARUNG
TANGAN
Alat dan Bahan:
Sarung tangan
Bedak/talk
Prosedur Kerja:
Cuci tangan secara menyeluruh.
Bila sarung tangan belum dibedaki, ambil sebungkus
bedak, dan tuangkan sedikit.
Pegang tepi sarung tangan dan masukan jari-jari
tangan, pastikan ibu jari dan jari-jari lain tepat pada
posisinya.
Ulangi pada tangan kiri.
Setelah terpasang, cakupkan kedua tangan.
3. CARA MENGGUNAKAN MASKER

Alat dan Bahan:


Masker

Prosedur Kerja:
Tentukan tepi atas dan bawah bagian masker.
Pegang kedua tali masker.
Ikatanpertama, bagian atas berada pada kepala,
sedangkan ikatan kedua berada pada bagian
belakang leher.
4. Cara Memakai Skort isolasi

Tujuan :

Mencegah terjadinya kontaminasi dari


perawat dan sebagai proteksi bagi
perawat.
Mencegah pindahnya mikroorganisme
dari perawat (teknik pertahanan).
Mencegah infeksi nosokomial pada
pasien
Prosedur pelaksanaan:
1. Mencuci tangan
2. Mengambil skort
3. Pegang pada bagian bahu sebelah dalam kemudian
kedua tangan di masukan bersama-sama
4. dan tali diikatkan pada pinggang bagian belakang
dengan membentuk simpul sederhana agar mudah
melepasnya
5. Jika sudah selesai melakukan tindakan keperawatan,
skort dilepas dan bagian luarnya di lipat kedalam
(dibalik)_
6. Setelah itu lalu cuci tangan kembali agar terhindar
dari kontaminasi kotoran
5. CARA DESINFEKSI
1. Cara Desinfeksi dengan Mencuci
Prosedur Kerja:
Cucilah tangan dengan sabun sabun lalu bersihkan, kemudian
siram atau membasahi dengan alkohol 70%
Cucilah luka dengan H2O2, betadine, atau larutan lainnya.
Cucilah kulit/jaringan tubuh yang akan dioperasi dengan
yodium tinktur 3%, kemudian dengan alkohol.
Cucilah vulva dengan larutan sublimat atau larutan sejenisnya.
2. Cara Desinfeksi dengan Mengoleskan
Prosedur Kerja:
Olehkan luka dengan merkurokrom atau bekas luka jahitan
menggunakan alkohol atau betadine.
Cara Desinfeksi dengan Merendam
Prosedur kerja:
Rendamlah tangan dengan larutan lisol 0,5%.
Rendamlah peralatan dengan larutan lisol 3-5%
selama 2jam.
Rendamlah alat tenun dengan lisol 3-5% kurang
lebih 24jam.

Cara Desinfeksi dengan Menjemur


Prosedur Kerja:
Jemurlah kasur, tempat tidur, urinal, pispot, dan
lain-lain; masing-masing permukaan selama 2 jam.
6. CARA MEMBUAT LARUTAN
DESINFEKSI
a. Sabun
Alat/Bahan:
Sabun padat/krim/cair
Gelas ukur
Timbangan

Sendok makan
Alat pengocok
Air panas/hangat dalam tempatnya
Baskom
Prosedur Kerja:
Masukan 4 gram sabun padat atau krim ke dalam 1
liter air panas/hangat kemudian diaduk sampai larut.
Masukkan 3cc sabun cair kedalam 1 liter air
panas/hangat kemudian diaduk sampai larut.
Larutanini dapat digunakan untuk mencuci tangan
atau peralatan medis.
b. Lisol dan Kreolin
Alat/Bahan:
Larutan lisol/kreolin
Gelas ukuran
Baskom berisi air
Prosedur Kerja:
Masukkan larutan lisol/kreolin 0,5% sebanyak 5cc
ke dalam 1 liter air. Larutan ini dapat didapatkan
untuk mencuci tangan.
Masukkan larutan lisol/kreolin 2% sebanyak 20cc
atau larutan lisol/kreolin 3% sebanyak 30cc kedalam
1liter air. Larutan ini dapat digunakan untuk
merendam peralatan medis.
c.Savlon
Alat/Bahan:
Savlon

Gelas ukuran
Baskom berisi air secukupnya

Prosedur Kerja:
Masukkan larutan savlon 0,5% sebanyak 5cc kedalam
1 liter air.
Masukkan larutan savlon 1% sebanyak 10cc ke dalam
1 liter air.
7. CARA STERILISASI
Beberapa alat yang perlu disterilisasi:
Peralatan logam (pinset, gunting, spekulum, dan lain-lain).
Peralatan kaca (semprit, tabung kimia, dan lain-lain).
Peralatan karet (kateter, sarung tangan, pipa lambung,
drain, dan lain-lain).
Peralatan ebonit (kanule rektum, kanula trakea, dan lain-
lain).
Peralatan email (bengkok, baskom, dan lain-lain).
Peralatan porselin (mangkok, cangkir, piring, dan lain-lain).
Peralatan plastik (selang infus, dan lain-lain).
Peralatan tenunan (kain kasa, tampon, doek baju, sprei, dan
lain-lain).
Prosedur Kerja:
Bersihkan peralatan yang akan disterilisasi.
Peralatan yang dibungkus harus diberilabel (nama, jenis obat,
dan tanggal serta jam sterilisasi).
Masukkan kedalam sterilisator dan hidupkan sterilisator
seusi dengan waktu yang ditentukan.
Cara sterilisasi:
Sterilisasi dengan merebus dalam air mendidih sampai 100
derajat celcius (15-20 menit) untuk logam, kaca, dan karet.
Sterilisasi dengan stoom menggunakan uap panas di dalam
autoklaf dengan waktu,suhu, tekanan tertentu untuk alat
tenun.
Sterilisasi dengan panas kering menggunakan oven panas
tinggi (logam tajam, dan lain-lain).
Sterilisasi dengan bahan kimia menggunakan bahan kimia
seperti alkohol, subimat, uap formalin, sarung tangan, dan
kateter.
8. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi terhadap masalah risiko infeksi


(penyebaran kuman) secara umum dilakukan untuk
menilai ada atau tidaknya tanda infeksi nosokomial
seperti penyebaran kuman ke pasien atau orang
lain.

Anda mungkin juga menyukai