Anda di halaman 1dari 18

MODUL PRAKTIKUM

UNIVERSAL PRECAUTION

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN


PPNI JAWA BARAT

1
KATA PENGANTAR

Puji sukur kehadirat Alloh SWT atas segala rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, penyusun

dapat menyelesaikan modul praktek laboratorium bagi mahasiswa STIKep PPNI Jabar.

Penyusunan modul praktek laboratorium universal precaution ini merupakan panduan

mahasiswa dalam melakukan praktek keperawatan di laboratorium yang bertujuan

agar mahasiswa memiliki keterampilan dalam memenuhi kebutuhan aman dan nyaman

khususnya klien di rumah sakit sebelum memasuki praktek klinik di rumah sakit.

Semoga modul praktikum laboratorium ini dapat membantu mahasiswa dalam

melakukan latihan dan keterampilan dasar dalam memenuhi kebutuhan dasar pasien.

Bandung,

Penyusun

DAFTAR ISI

2
Hal.
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
1. Modul-3 : Prosedur Menyiapkan Tempat Tidur (Bed Making)
1.1 Tujuan Pembelajaran ………………………………... 1
1.2 Deskripsi ………………………………... 1
1.3 Tujuan ………………………………... 1
1.4 Indikasi dan kontraindikasi ………………………………... 2
1.5 Konsep yang mendasari ………………………………... 3
1.6 Alat yang dibutuhkan ………………………………... 5
1.7 Standar operasional ………………………………... 5
prosedur
1.8 Format Penilaian; Observasi 10

3
MODUL-1

1. Tindakan Universal Precaution

1.1 Tujuan Pembelajaran :


Setelah mengikuti proses pembelajaran tentang Universal Precaution, mahasiswa
mampu melakukan prosedur cuci tangan bersih, antiseptic dan bedah dan
penggunaan APD terdiri dari sarung tangan, masker, alat pelindung mata, penutup
kepala, gaun dan pelindung kaki

1.2 Deskripsi :
Melakukan pencegahan infeksi melalui tindakan cuci tangan dan penggunaan APD
yaitu memasang sarung tangan steril, masker, alat pelindung mata, penutup kepala,
gaun dan pelindung kaki sebelum dan sesudah tindakan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan

1.3 Tujuan :
a. Mengendalikan infeksi secara konsisten.
b. Memastikan standar adekuat bagi mereka yang tidak terdiagnosa atau tidak
terlihat seperti risiko.
c. Mengurangi risiko bagi petugas kesehatan dan pasien.
d. Asumsi bahwa risiko atau infeksi berbahaya.

1.4 Konsep Yang Mendasari :


Universal Precaution
Kewaspadaan Universal yaitu tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan
oleh seluruh tenaga kesehatan untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi dan
didasarkan pada prinsip bahwa darah dan cairan tubuh dapat berpotensi menularkan
penyakit, baik berasal dari pasien maupun petugas kesehatan (Nursalam, 2007).
Perawat sangat rentan terhadap penularan infeksi, karena perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien akan kontak langsung dengan

4
darah dan cairan tubuh. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi resiko tertular
infeksi, dengan menggunakan tindakan kewaspadaan universal.
Prinsip kewaspadaan universal (universal precaution) di pelayanan kesehatan
adalah menjaga hygiene sanitasi individu, hygiene sanitasi ruangan, serta sterilisasi
peralatan. Kewaspadaan universal diterapkan untuk melindungi setiap orang
(pasien dan petugas kesehatan) apakah mereka terinfeksi atau tidak. Kewaspadaan
universal berlaku untuk darah, sekresi ekskresi (kecuali keringat), luka pada kulit,
dan selaput lendir. Penerapan standar ini penting untuk mengurangi risiko
penularan mikroorganisme yang berasal dari sumber
infeksi yang diketahui atau tidak diketahui (misalnya pasien, benda terkontaminasi,
jarum suntik bekas pakai, dan spuit) di dalam system pelayanan kesehatan.
Ketiga prinsip tersebut di jabarkan menjadi lima kegiatan pokok yaitu mencuci
tangan guna mencegah infeksi silang, pemakaian alat pelindung diantaranya
pemakaian sarung tangan guna mencegah kontak dengan darah serta cairan
infeksius lain, pengelolaan alat kesehatan, pengelolaan alat tajam untuk mencegah
perlukaan, dan pengelolaan limbah (Depkes RI, 2003).

1.5 Tindakan Universal Precaution:


 Cuci tangan selama 10-15 detik (pastikan sela-sela jari, punggung tangan, ujung
jari dan ibu jari digosok menyeluruh) dengan sabun di air mengalir setelah
berhubungan dengan pasien.
 Pakai sarung tangan sebelum menyentuh sesuatu yang basah atau terkontaminasi
dengan cairan tubuh.
 Pakai masker dan kacamata pelindung bila mungkin ada percikan cairan tubuh.
 Tangani dan buang jarum suntik dan alat kesehatan tajam sekali pakai.
 Bersihkan dan disinfeksikan tumpahan cairan tubuh pasien dengan disinfektan.
 Penanganan alat medis harus sesuai dengan standar disinfeksi dan sterilisasi.
 Tangani semua bahan yang telah tercemar cairan tubuh pasien dengan cara
sterilisasi atau disinfeksi.
 Pembuangan limbah sesuai dengan prosedur pembuangan limbah RS.

5
1.6 Standar Operasional Prosedur
1.6.1 Prosedur Cuci Tangan
1.6.1.1 Pengertian
Menggosok tangan dari kotoran dengan sabun atau antiseptic dan dibilas dengan
air mengalir
1.6.1.2 Tujuan
Tujuan mencuci tangan adalah untuk membuang kotoran dan organisme yang
menempel dari tangan dan untuk mengurangi jumlah mikroba total pada saat itu.
1.6.1.3 Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi:
 Sebelum melakukan tindakan keperawatan
 Sesudah melakukan tindakan keperawatan
Kontraindikasi:
1. Tidak ada

1.6.1.4 Alat Yang Dibutuhkan :


 Bak cuci dan air mengalir
 Sabun atau antiseptic
 Handuk atau pengering

1. PENGKAJIAN
Melakukan pengkajian diri meliputi : Kuku ,Cincin dan gelang perhiasan
2. PERSIAPAN
a. Sarana cuci tangan disiapkan disetiap ruang penderita dan tempat
lainnya misalnya ruang bedah, koridor
b. Air bersih yang mengalir (dari keran, ceret atau sumber lain)
c. Lap kertas atau kain kering
d. Kuku dijaga selalu pendek
e. Cincin dan gelang perhiasan harus dilepas dari tangan
3. PROSEDUR

6
1. Basahi tangan setinggi pertengahan lengan bawah dengan air mengalir

2. Taruh sabun di bagian telapak tangan yang telah basah. Buat busa
secukupnya tanpa percikan

3. Gerakan cuci tangan terdiri dari gosokkan kedua telapak tangan,


gosokkan telapak tangan kanan diatas punggung tangan kiri dan
sebaliknya, gosok kedua telapak tangan dengan jari saling mengait,
gosok kedua ibu jari
dengan cara
menggenggam
dan memutar,
gosok pergelangan
tangan
4. Proses berlangsung

7
selama 10-15 detik

8
5. Bilas kembali dengan air sampai bersih

6. Keringkan tangan dengan


handuk atau kertas yang
bersih atau tisu atau handuk katun sekali pakai

7. Matikan kran dengan kertas


atau tisu

9
8. Pada cuci tangan aseptic/bedah
diikuti larangan menyentuh
permukaan yang tidak steril

CUCI TANGAN ASEPTIK


Cuci tangan aseptic sama dengan cuci tangan higienis hanya saja bahan
deterjen atau sabun diganti dengan antiseptic dan setelah mencuci tangan
tidak boleh menyentuh bahan yang tidak steril
4. CUCI TANGAN BEDAH/ STERIL
PERSIAPAN
1. Air mengalir
2. Sikat steril dan spon steril
3. Sabun antiseptic, misalnya povidon yodium, klorheksidin
4. Lap tangan atau handuk steril
5. Kuku dijaga selalu pendek dan bersihkan dengan alat berupa batang
kayu kecil yang lunak
6. Lepaskan semua perhiasan tangan
PROSEDUR
1. Nyalakan kran
2. Basahi tangan dan lengan bawah dengan air
3. Taruh sabun antiseptic di bagian telapak tangan yang telah basah.
Buat busa secukupnya tanpa percikan
4. Sikat bagian bawah kuku dengan sikat lembut
5. Buat gerakan mencuci tangan seperti cuci tangan biasa dengan waktu
lebih lama. Gosok tangan dan lengan satu per satu secara bergantian
dengan gerakan melingkar
6. Sikat lembut hanya digunakan untuk membersihkan kuku saja bukan
untuk menyikat kulit yang lain karena dapat melukainya. Untuk

10
menggosok kulit dapat digunakan spon steril sekali pakai
7. Proses cuci tangan bedah berlangsung selama 3-5 menit dengan
prinsip sependek mungkin tapi cukup memadai untuk mengurangi
jumlah bakteri yang menempel di tangan
8. Selama cuci tangan jaga agar letak tangan lebih tinggi dari siku agar
air mengalir dari arah tangan ke wastapel
9. Jangan sentuh wastapel, kran atau gaun pelindung
10. Keringkan tangan dengan lap steril
11. Gosok dengan alcohol 70% atau campuran alcohol 70% dan
klorheksedin 0,5% selama 5 menit dan keringkan kembali
12. Kenakan gaun pelindung dan sarung tangan steril

Catatan : kenakan sarung tangan setelah tangan betul-betul kering,


jangan kenakan sarung tangan masih basah.

4 EVALUASI
Evaluasi dilakukan terhadap :
a. Ketaatan perawat dalam melakukan tindakan sebelum dan sesudah

11
tindakan
b. Alat tersedia berupa air, antiseptik dan poster
c. Kebersihan di tempat cuci tangan
d. Bersentuhan tangan dengan alat lain (terutama cuci tangan steril)
5 DOKUMENTASI
Dokumentasikan sebagai berikut:
a. Tindakan cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan

1.6.2 Prosedur Penggunaan APD


1.6.2.1 Pemasangan Sarung Tangan
Pemasangan Sarung tangan dipakai oleh setiap petugas sebelum kontak dengan
darah atau semua jenis cairan tubuh.
Pemakaian sarung tangan bertujuan untuk melindungi tangan dari kontak dengan
darah, semua jenis cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh,selaput
lendir pasien dan benda yang terkontaminasi.
Alat yang dibutuhkan yaitu : 1) Sarung tangan bersih adalah sarung tangan yang
didesinfeksi tingkat tinggi dan digunakan sebelum tindakan rutin pada kulit dan
selaput lendir. Misalnya tindakan medis pemeriksaaan dalam, merawat luka
terbuka. Dan 2) Sarung tangan steril adalah sarung tangan yang disterilkan dan
harus digunakan pada tindakan bedah. Bila tidak ada sarung tangan steril baru
dapat digunakan sarung tangan yang didesinfeksi tingkat tinggi.

12
NO TINDAKAN
1 PERSIAPAN
1. Jenis sarung tangan sesuai tindakan
2. Kuku dijaga agar selalu pendek
3. Lepas cincin dan perhiasan lain
4. Cuci tangan sesuai prosedur standar
2 PROSEDUR
1. Cuci tangan
2. Siapkan area yang cukup luas, bersih dan kering untuk membuka paket sarung
tangan . perhatikan tempat menaruhnya (steril atau minimal DTT)
3. Buka pembungkus sarung tangan, minta bantuan petugas lain untuk membuka
pembungkus sarung tangan), letakkan sarung tangan bagian telapak tangan
menghadap ke atas
4. Ambil salah satu sarung tangan dengan memegang pada sisi sebelah dalam
lipatannya, yaitu bagian yang akan bersentuhan dengan kulit tangan saat
dipakai

5. Posisikan sarung tangan setinggi pinggang dan menggantung ke lantai,


sehingga bagian lubang jari-jari tangannya terbuka. Masukkan tangan (jaga
sarung tangan supaya tetap tidak mententuh permukaan)
6. Ambil sarung tangan ke dua dengan cara menyelipkan jari-jari tangan yang
sudah memakai sarung trangan ke bagian lipatan, yaitu bagian yang tidak akan
bersentuhan dengan kulit tangan saat dipakai
7. Pasang sarung tangan yang kedua dengan cara emmasukkan jari-jari tangan
yang belum memakai sarung tangan, kemudian luruskan lipatan, dan atur
sarung tangan sehingga terasa pas dan enak di tangan

13
MELEPAS SARUNG TANGAN
1 PERSIAPAN
1. Larutan Klorin 0,5% dalam wadah yang cukup besar
2. Sarana cuci tangan
3. Kantung penampung limbah medis
2 PROSEDUR
1. Masukan sarung tangan yang masih dipakai ke dalam larutan klorin, gosokan
untuk mengangkat bercak darah atau cairan tubuh lainnya yang menempel
2. Pegang salah satu sarung tangan pada lipatan lalu tarik kea rah ujung jari-jari
tangan sehingga bagian dalam dari sarung pertama menjadi sisi luar
3. Jangan dibuka sampai terlepas sama sekali, biarkan sebagian masih berada
pada tangan sebelum melepas sarung tangan yang kedua. Hal ini penting untuk
mencegah terpajannya kulit tangan yang terbuka dengan permukaan sebelah
luar sarung tangan
4. Biarkan sarung tangan yang pertama sampai disekitar jari-jari, lalupegang
sarung tangan yang kedua pada lipatannya lalu tarik kea rah ujung jari hingga
bagian dalam sarung tangan menjadi sisi luar. Demikian dilakukan secara
bergantian
5. Pada akhir setelah hamper di ujung jari, maka secara bersamaan dan dengan
sangat hati-hati sarung tangan tadi dilepas
6. Perlu diperhatikan bahwa dengan tangan yang terbuka hanya boleh menyentuh
bagian dalam sarung tangan
7. Cuci tangan setelah sarung tangan dilepas, ada kemungkinan sarung tangan
berlubang namun sangat kecil dan tidak terlihat. Tindakan mencuci tangan
setelah melepas sarung tangan ini akan memperkecil risiko terpajan

1.6.2.1 Memasang Pelindung Wajah (Masker Dan Kaca Mata)


Tujuan pemakaian pelindung wajah yaitu melindungi selaput lender hidung,
mulut dan mata selama melakukan tindakan atau perawatan pasien yang

14
memungkinkan terjadi percikan darah dan cairan tubuh lain.

15
1 PERSIAPAN ALAT
1. Masker
2. Penutup Kepala
3. Gaun Pelindung steril
4. Pelindung kaki
2 PROSEDUR
1. Ambil bagian tepi atas masker (biasaanya sepanjang tepi tersebut / metal yang
tipis).
2. Pegang masker pada dua tali atau ikatan bagian atas. Ikatan dua tali atas pada
bagian atas belakang kepala dengan tali melewati atas telinga.
3. Ikatkan dua tali bagian bawah pas eratnya sekeliling leher dengan masker
sampai kebawah dagu.
4. Dengan lembut jepitkan pita metal bagian atas pada batang hidung.
3 PENUTUP KEPALA
Tujuan : mencegah jatuhnya mikroorganisme yang ada di rambut dan kulit kepala
terhadap alat-alat/ daerah steril dan juga sebaliknya untuk melindungi kepala/
rambut dari percikan bahan-bahan dari pasien
Pakailah penutup kepala sebelum memamai masker dan kaca mata
4 GAUN PELINDUNG
Gaun pelindung/ jubbah/ celemek merupakan salah satu jenis pakaian kerja.
Tujuan pemakaian gaun pelindung adalah untuk melindungi petugas dari
kemungkinan genangan atau percikan darah atau cairan tubuh lain. gaun pelindung
harus dipakai apabila ada indikasi seperti halnya pada saat membersihkan luka,
melakukan irigasi, melakukan tindakan drainase, menuangkan cairan
terkontaminasi ke dalam lubang wc, mengganti pembalut,
menangani pasien dengan perdarahan masif.
Cara menggunakan gaun pelindung sebagai berikut :
1. Hanya bagian luar saja yang terkontaminasi, karena tujuan pemakaian gaun
untuk melindungi pemakai dari infeksi.
2. Gaun dapat dipakai sendiri oleh pemakai atau dipakaikan oleh orang lain.
Persiapan penggunaan gaun pelindung steril:
1. Handuk/ lap steril
2. Gaun pelindung steril

16
3. Sarung tangan steril
4. Cuci tangan aseptic
Prosedur
1. Keringkan tangan dan lengan satu per satu bergantian mulai dari tangan
kemudian lengan bawah memakai handuk steril
2. Jaga agar tangan tidak menyentuh gaun pelindung steril. Taruh handuk bekas
pada sautu wadah
3. Ambil gaun pelindung dengan memgang bagian dalam yaitu bagian pundak.
Biarkan gaun pelindung terbuka, masukan tangan-tangan ke dalam lubang.
Posisi lengan diletakan setinggi dada, menjauh dari tubuh
4. Gerakan lengan dan tangan ke dalam lubang gaun pelindung
5. Bagian belakang gaun ditutup/ diikat dengan bantuan petugas lain yang tidak
steril

17
5 PELINDUNG KAKI
Sepatu khusus digunakan di ruang tertentu seperti ruang bedah, laboratorium, ICU,
ruang isolasi, ruang pemulasaraan jenazah dan petugas sanitasi. Sepatu hanya
dipakai di ruang tersebut dan tidak boleh dipakai ke ruang lainnya.
Tujuan: melindungi kaki dari tumpahan/ percikan darah atau cairan tubuh lainnya
dan mencegah dari kemungkinan tusukan benda tajam atau kejatuhan alat
kesehatan.
Sepatu harus menutupi seluruh ujung dan telapak kaki dan tidak dianjurkan untuk
menggunakan sandal atau sepatu terbuka.
Sepatu terbuat dari bahan yang mudah dicuci dan tahan tusukan misalnya karet
atau plastik.
6 EVALUASI
a. Ketersediaan, kebersihan, kenyamanan dan kesterilan (Gaun pelindung steril)

7 DOKUMENTASI
a. Jumlah alat dan bahan yang dipakai

18

Anda mungkin juga menyukai