Anda di halaman 1dari 68

Page 1 of 68

MODUL PRAKTIKUM 2
MENCUCI TANGAN
Kompetensi Dasar : Menalar dan melaksanakan pemenuhan
kebutuhan kebersihan tubuh

A. Pengertian Cuci Tangan


Mencuci tangan adalah menggosok air dengan sabun secara bersama-
sama seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas kemudian dibilas
dibawah aliran air (Larsan, 1995).

Mencuci tangan adalah tindakan yang sering kali kita anggap sepele,
namun merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga higiene tangan
maupun kulit serta salah satu upaya efektif dalam mencegah infeksi nosokomial

Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan


membersihkan tangan dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan
lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai bagian dari
ritual keagamaan, ataupun tujuan-tujuan lainnya

Mencuci tangan merupakan langkah yang cukup penting untuk mencegah


penyebaran penyakit. Tangan merupakan salah satu jalur penularan berbagai
penyakit menular seperti penyakit gangguan usus dan pencernaan (diare, muntah) dan
berbagai penyakit lainnya yang dapat berpotensi membawa kepada arah kematian

Fakta saat ini menunjukan masih rendahnya kebiasaan cuci tangan pakai sabun
pada saat penting dalam masyarakat yaitu sebelum makan 14,3%, sesudah buang air
besar 11,7%, setelah menceboki bayi 8,9%, sebelum menyuapi anak 7,4% dan sebelum
menyiapkan makanan hanya 6%. Hal ini membuktikan masih belum adanya kesadaran
mencuci tangan guna mencegah penyebaran penyakit

B. Tujuan Mencuci Tangan


1. Melatih suatu kebiasan yang baik
2. Membersihkan tangan dari kotoran
3. Mencegah penularan

Page 2 of 68
C. Waktu Pelaksanaan Dalam Mencuci Tangan
1. Apabila tangan kotor
2. Sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan
3. Sebelum dan sesudah memeriksa klien.
4. Sebelum dan sesudah memakai sarung tangan.
5. Jika terjadi kontaminasi pada tangan seperti : memegang instrumen dan item
lain yang kotor, menyentuh selaput lendir, darah atau cairan tubuh (sekresi
dan ekskresi), terjadi kontak lama dan intensif dengan pasien.
6. Sebelum melakukan prosedur invasif nonbedah (memasang infus,
mengambil sampel darah, memasang kateter urine, menghisap nasotrakea).
7. Bila berpindah dari bagian tubuh terkontaminasi ke bagian tubuh bersih (luka
bedah) selama perawatan klien.
8. Setelah menggunakan kamar mandi.
9. Sebelum makan

D. Jenis - jenis Mencuci Tangan


1. Cuci tangan biasa
2. Cuci tangan disinfeksi
3. Cuci tangan steril (persiapan operasi)

E. Persiapan Alat
1. Air yang mengalir
2. Larutan desinfektan
3. Sikat lunak
4. Tiseu/lap tangan

F. Tahapan-tahapan Dalam Mencuci Tangan


1. Basahi tangan anda dengan air yang mengalir
2. Ambil sabun cuci tangan secukupnya
3. Usapkan sabun ke kedua telapak tangan
4. Letakan telapak tangan kanan diatas punggung tangan kiri, biarkan jari
tangan kanan mengisi sela jari tangan kiri,lalu gosok,lakukan sebaliknya.

Page 3 of 68
5. Katupkan tangan seperti ingin berdoa tapi jangan biarkan mereka
menekuk,gosok sela-sela jari.
6. Bersihkan buku-buku jari dengan mengatupkan jari-jari lalu mengunci jari
dengan terbalik an menekuk *seperti bermain ayam-ayaman, **lihat
gambar kalo kurang jelas
7. Tutup ibu jari kiri dengan telapak tangan kanan, lalu gosok memutar,
lakukan sebaliknya.
8. Bersihkan telapak tangan dengan cara mengaruknya menggunakan kuku,
lakukan bergantian.
9. Bersihkan busa sabun di tangan dengan air mengalir
10. Lap tangan dengan menggunakan handuk bersih atau tisu.
11. Matikan keran air, lalu tutup mulut keran air menggunakan tisu.

G. Gambar Mencuci Tangan

Page 4 of 68
H. Langkah-langkah / Prosedur dalam mencuci Tangan
SKALA PENILAIAN
NO PROSEDUR/LANGKAH KEGIATAN
4 3 2 1
Pengkajian
1 a. Cek perencanaan keperawatan
Perencanaan
b. Persiapan alat:
2 1) Air yang mengalir
3 2) Larutan disinfektan
4 3) Sikat lunak
5 4) Tisue/lap tangan
Langkah Kerja
6 a. Basahi tangan anda dengan air yang mengalir
7 b. Ambil sabun cuci tangan secukupnya
c. Usapkan sabun ke kedua telapak tangan
d. Letakan telapak tangan kanan diatas punggung tangan kiri,
8 biarkan jari tangan kanan mengisi sela jari tangan kiri, lalu
gosok, lakukan sebaliknya.
e. Katupkan tangan seperti ingin berdoa tapi jangan biarkan
9
mereka menekuk, gosok sela-sela jari.
f. Bersihkan buku-buku jari dengan mengatupkan jari-jari
10 lalu mengunci jari dengan terbalik dan menekuk *seperti
bermain ayam-ayaman, **lihat gambar kalo kurang jelas
g. Tutup ibu jari kiri dengan telapak tangan kanan, lalu gosok
11
memutar, lakukan sebaliknya.
h. Bersihkan telapak tangan dengan cara mengaruknya
12
menggunakan kuku, lakukan bergantian.
13 i. Bersihkan busa sabun di tangan dengan air mengalir
j. Lap tangan dengan menggunakan handuk bersih atau
14
tisue.
k. Matikan kran air, lalu tutup mulut kran air menggunakan
15
tisue.
Jumlah

Keterangan :
4 = Langkah dilakukan dengan benar dan sistematis tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu
bantuan dan sesuai dengan urutan / Mahir
3 = Langkah dilakukan dengan benar tetapi tidak sistematis / Tanpa bimbingan
2 = Langkah dilakukan tetapi kurang tepat / Dengan sedikit bimbingan
1 = Langkah tidak dilakukan sama sekali /dilakukan dengan bantuan penuh

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 ……


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100 = × 100 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 (60) 60

Subang, ……………………….....
Penguji

Page 5 of 68
( …………………………….….. )
MODUL PRAKTIKUM 2
MENGGUNAKAN SARUNG TANGAN
STERIL DAN BERSIH
Kompetensi Dasar : Menalar dan melaksanakan pemenuhan
kebutuhan kebersihan tubuh

A. Pengertian Menggunakan Sarung Tangan / Handscoon


Handscoon adalah sarung tangan yang biasa di pakai oleh tenaga medis agar
terhindar dari droplet pasien.
Tindakan ini sangat diperlukan karena penggunaan sarung tangan adalah
salah satu cara untuk mengurangi risiko transmisi patogen yang dapat ditularkan
melalui darah. Dengan menggunakan sarung tangan akan melindungi pemakai
sarung tangan dari risiko tersebut. Penggunaan tersebut juga diperlukan untuk
prosedur diagnostik atau terpautik.

B. Tujuan Menggunakan Sarung Tangan Steril dan bersih


1. Tujuan Penggunaan Handscoon adalah untuk mencegah terjadinya infeksi
silang serta mencegah terjadinya penularan kuman
2. Mengurangi resiko petugas infeksi bacterial dari klien
3. Mencegah penularan flora kulit petugas pada klien
4. Mengurangi kontaminasi tangan petugas dengan mikroorganisme yang
dapat berpindah dari klien satu ke klien yang lainnya

C. Waktu pelaksanaan pemakaian sarung tangan steril dan bersih


1. Sarung tangan steril dipakai bila prosedur steril (misal, mengganti balutan,
memasang kateter, melakukan Tindakan Operasi),
2. sedangkan sarung tangan Tidak Steril/Bersih digunakan apabila prosedur
tidak steril

D. Jenis-jenis pemakaian sarung Tangan


1. Pemakaian sarung tangan Steril
2. Pemakian sarung tangan Tidak Steril/bersih

Page 6 of 68
E. Persiapan Alat dan Bahan
1. Sarung tangan steril sesuai ukuran yang diinginkan
2. Alat - alat untuk mencuci tangan
3. Bengkok

F. Tahapan-tahapan Pemakaian Sarung Tangan


1. Pemakian/Penggunaan Sarung Tangan
1) Lepaskan jam tangan, cincin dan lengan pakaian panjang di tarik ke atas
2) Inspeksi kuku dan permukaan kulit apakah ada luka
3) Perawat mencuci tangan
4) Buka pembungkus bagian luar dari kemasan sarung tangan dengan
memisahkan sisi - sisinya
5) Jaga agar sarung tangan tetap di atas permukaan bagian dalam
pembungkus
6) Identifikasi sarung tangan kiri dan kanan, gunakan sarung tangan pada
tangan yang dominan terlebih dahulu
7) Dengan ibu jari dan telunjuk serta jari tangan yang non dominan pegang
tepi mancet sarung tangan untuk menggunakan sarung tangan dominan
8) Dengan tangan yang dominan dan bersarung tangan selipkan jari - jari
ke dalam mancet sarung tangan kedua
9) Kenakan sarung tangan kedua pada tangan yang non dominan
10) Jangan biarkan jari -jari tangan yang sudah bersarung tangan
menyentuh setiap bagian atau benda yang terbuka
11) Setelah sarung tangan kedua digunakan mancet biasanya akan jatuh ke
tangan setelah pemakaian sarung tangan
12) Setelah kedua tangan bersarung tangan tautkan kedua tangan ibu jari
adduksi ke belakang
13) Pastikan setelah pemakaian sarung tangan steril hanya memegang alat
- alat steril

Page 7 of 68
2. Melepaskan Sarung Tangan
1) Pegang bagian luar dari satu mancet dengan tangan bersarung tangan,
hindari menyentuh pergelangan tangan
2) Lepaskan sarung tangan dengan dibalik bagian luar kedalam, buang
pada bengkok
3) Dengan ibu jari atau telunjuk yang tidak memakai sarung tangan, ambil
bagian dalam sarung tangan lepaskan sarung tangan kedua dengan
bagian dalam keluar, buang pada bengkok

G. Gambar Cara – cara Pemakaian Sarung Tangan

H. Hasil Yang diharapkan


1. Sarung tangan terpakai dengan baik
2. Tidak terjadi kontaminasi
3. Sarung tangan sesuai ukuran
4. Sarung tangan tidak robek
5. Lingkungan rapih dan bersih

Page 8 of 68
MODUL PRAKTIKUM 3
PERAWATAN KUKU PASIEN TANPA KOMPLIKASI

Kompetensi Dasar : Menalar dan melaksanakan pemenuhan


kebutuhan kebersihan tubuh

Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting dalam


mempe.rtahankan perawatan diri, melalui kuku berbagai kuman dapat masuk kee
dalam tubuh, untuk itiu sc:harusnya kuku tc;tap dalam kcadaan schat dan bersih.
Secara anatomis kuku terdiri atas dasar kuku, badan kuku, dinding kuku, kantung
kuku, akar kuku, dan lunula. Kondisi normal kuku ini dapat tcrlihat halus, tebal
kurang lebih 0,5 mm, transparan, dasar kuku berwarna warna merah muda.

Kuku lebih mudah digunting dan dirawat setelah mandi. Gunting kuku dengan
mengarahkan gunting ke arah tubuh kita. Kuku yang rapuh disebabkan karena kuku
terlalu kering. Gosokan pelembab ke seluruh tangan dan kuku. Gunakan sarung
tangan jika harus mencuci atau menggunakan zat kimia untuk menghindari infeksi
kuku oleh jamur yang dapat menyebabkan kuku menjadi rapuh dan berubah warna.
Kuku yang lunak dapat diberikan penguat kuku 1 atau 2 kali seminggu. Kuku kaki
sebaiknya digunting lurus. Kuku yang terlalu pendek dan digunting membundar
pada pinggir kuku dapat menyebabkan kuku tumbuh ke dalam. Keringkan kaki dan
tangan setelah mandi. Gunakan sandal di kamar mandi umum, jika berjalan di
pinggir kolam renang dan kamar ganti umum untuk mencegah infeksi jamur.

Kuku dapat mengatakan pada kita bahwa kita dalam keadaan sakit.
Ketidaknormalan atau perubahan dalam warna dan tekstur akan menunjukan suatu
masalah yang lebih besar dari anemia hingga penyakit jantung.

Dr. Philip Fleckman, seorang dermatologis dari Universitas Washington,


memeriksa kuku sebagai alat untuk mendiagnosa penyakit yang mungkin ada di
dalam atau di luar tubuh. Orang tidak mengira perubahan kuku sebagai cermin dari
penyakit dalam. Memperhatikan kuku mungkin akan merefleksikan penyakit

Page 9 of 68
internal. Hal itu mungkin menunjukan penyakit kuku atau luka, atau menunjukan
perbedaan yang normal.

Warna kuku pink pada lapisan atas kuku merupakan suatu indikator kuku
sehat. Kuku yang berwarna keputih-putihan atau pucat merupakan tanda
kekurangan zat besi, sering terlihat pada penyakit yang kronis. Kuku berwarna gelap
di bagian luar menandakan penyakit ginjal.

Berikut merupakan Masalah/Gangguan pada Kuku dan cara-cara perawatan


kuku :
1. Masalah /gangguan pada kuku
1) Ingrown Nail. Kuku tangan yang tidak tumbuh-tumbuh dan dirasakan sakit
pada dacrah tersebut.
2) Paronychia. Radang di sekitar jaringan kuku.
3) Ram's Horn Nail. Uangguan kuku yang ditandai pertumbuhan yang lambat
discrtai kcrusakan dasar kuku atau infeksi.
4) Bau Tidak Sedap. Reaksi mikroorganisme yang menyebabkan bau tidak sedap.

2. Cara Perawatan Kuku


Merupakan tindakan kepcrawatan pada pasien yang tidak mampu merawat
kuku sendiri. Tujuannya adalah menjaga kebersihan kuku dan mencegah
timbulnya luka atau inpeksi akibat garukan dari kuku.

A. Pengertian Perawatan Kuku Pada Pasien


Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku
sendiri.

B. Tujuan perawatan kuku pada pasien


1. Menjaga kebersihan kukus
2. Mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku yang
panjang

Page 10 of 68
C. Persiapan Alat dan bahan
1. Alat pemotong kuku dan pengikir
2. Bengkok 2 (dua) Buah
a. 1 bengkok berisi larutan Lysol 2 – 3 %
b. 1 bengkok kosong
3. Kom 2 (dua)buah
a. 1 kom berisi air hangat
b. 1 kom berisi air bersih
4. Sikat kuku
5. Handuk
6. Perlak dan pengalasnya
7. Sabun
8. Aceton/kapas

D. Prosedur/Langkah-langkah Kegiatan dalam Perawtan Kuku


SKALA PENILAIAN
NO PROSEDUR/LANGKAH KEGIATAN
4 3 2 1
Pengkajian
1 a. Cek perencanaan keperawatan
2 b. Cek kemampuan klien untuk bekerjasama
Perencanaan
3 a. Cuci tangan
b. Persiapan alat
4 a. Alat pemotong kuku dan pengikir
b. Bengkok 2 (dua) Buah
5 1. 1 benkok berisi larutan Lysol 2 – 3 %
2. 1 bengkok kosong
c. Kom 2 (dua)buah
6 d. 1 kom berisi air hangat
e. 1 kom berisi air bersih
7 f. Sikat kuku
8 g. Handuk
9 h. Perlak dan pengalasnya
10 i. Sabun
11 j. Aceton dan Kapas
Implementasi
12 Ucapkan salam
13 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan serta kontrak waktu
15 Memasang sampiran dan dekatkan alat
Atur posisi posisi pasien dan letakan perlak/pengalas pada
16
bagian kuku yang akan dibersihkan/dipotong
17 Jika ada cat kuku bersihkan dengan kapas aceton

Page 11 of 68
Rendam kuku dalam air hangat
18 Jari tangan 1 – 2 menit
Jari kaki 2 – 3 menit
19 Jika kuku kotor bersihkan dengan sabun dan sikat kuku
20 Angkat jari tangan/kaki, lalu keringkan dengan handuk
21 Letakan jari tangan/kaki di atas bengkok berisi larutan lysol
Kuku di potong menurut lengkung kuku dan tidak boleh
22
sampai batas dasar kuku, kemudian kuku di kikir
23 Kuku dan tangan di cuci dengan bersih dan keringkan.
Memasukkan alat yang sudah di pakai ke dalam bengkok
24 yang berisi larutan lysol serta mengatur kembali posisi
pasien
25 Cuci tangan/Kaki
Evaluasi
26 Observasi Pasien
Mendokumentasikan tindakan yang di lakukan dan respon pasien
Jumlah

Keterangan :
4 = Langkah dilakukan dengan benar dan sistematis tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu
bantuan dan sesuai dengan urutan / Mahir
3 = Langkah dilakukan dengan benar tetapi tidak sistematis / Tanpa bimbingan
2 = Langkah dilakukan tetapi kurang tepat / Dengan sedikit bimbingan
1 = Langkah tidak dilakukan sama sekali /dilakukan dengan bantuan penuh

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 ……


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100 = × 100 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 (104) 104

Subang, ……………………….....
Penguji

( …………………………….….. )

Page 12 of 68
MODUL PRAKTIKUM 4
MENGGANTI ALAT TENUN / BED MAKING

Kompetensi Dasar : Melaksanakan prosedur kerja mengganti alat tenun pasien


tanpa komplikasi

Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu,


keamanan dan kesehatan. Seperti pada orang sehat memenuhi kebutuhan
kesehatannya sendiri, pada orang sakit atau tantangan fisik memerlukan bantuan
perawat untuk memerlukan praktek kesehatan yang rutin.

Selain itu, beragam faktor pribadi dan sosial budaya mempengaruhi praktek
hygiene klien. Perawat menetukan kemempuanuntuk melakukan perawatan diri
dan memberikan perawatan hygiene menurut kebutuhan dan pilihan klien. Ketika
klien tidak mampu mengganti kain tenun secara pribadi maka perawat memberikan
bantuan penting atau mengajarkan keluarga atau temannya bagaimana
memberikan hygiene dengan cara dan pada waktu yang tepat.

Mengganti alat tenun ( Bad Making ) atau yang lebih dikenal merapikan tempat tidur
merupakan bagian personal hygiene karena tempat tidur yang bersih dan rapi memberikan
keamanan dan kenyamanan untuk peningkatan kesejahteraan pasien.

A. Pengertian menyiapkan tempat tidur


Mengganti alat tenun kotor dengan alat tenun yang bersih pada tempat
tidur klien dengan klien di atas tempat tidur & pada tempat tidur kosong.

B. Prinsip-Prinsip Mengganti Alat Tenun :


1. Menggunakan prinsip asepsis dengan menjaga alat tenun lama agar jauh dari
badan perawat ( tidak menempel pada seragam).
2. Jangan mengibaskan alat tenun lama, karena hal ini dapat menyebarkan
mikroorganisme lewat udara.
3. Linen (alat tenun) lama jangan diletakan dilantai untuk mencegah
penyebaran infeksi.
4. Ketika mengganti alat tenun, gunakan prinsip body mechanics.
5. Jaga privasi, kenyamanan dan keamanan dari klien.
6. Bila klien kurang kooperatif gunakan komunikasi terapeutik.

Page 13 of 68
7. Tujuan menyiapkan tempat tidur
1. Agar siap pakai sewaktu-waktu
2. Agar tampak selalu rapi
3. Memberikan perasaan senang dan nyaman pada klien
4. Untuk memberikan lingkungan yang bersih, tenang & nyaman
5. Untuk menghilangkan hal yang dapat mengiritasi kulit dengan menciptakan
alat tidur & selimut yang bebas dari kotoran/lipatan
6. Untuk meningkatkan gambaran diri & harga diri klien dengan menciptakan
tempat tidur yang bersih, rapi & nyaman.
7. Untuk mengontrol penyebab mikroorganisme
8. Jenis-jenis menyiapkan tempat tidur
1. Menyiapkan Tempat Tidur Tertutup / Closed Bed
2. Menyiapkan Tempat Tidur Terbuka / Open Bed
3. Menyiapkan Tempat Tidur Post Operasi / Aether bed

1. Tempat Tidur Tertutup / Closed Bed


a. Pengertian
Menyiapkan tempat tidur tertutup adalah tempat tidur yang sudah
disiapkan dan masih tertutup dengan sprei penutup (over laken)

b. Tujuan
1) Dapat di pakai sewaktu-waktu
2) Kelihatan selalu rapih
3) Memberikan perasaan senang dan nyaman kepada pasien

c. Persipan alat
1) Tempat tidur, Kasur dan Bantal
2) Alat-alat tenun untuk memudahkan cara bekerja maka alat-alat tenun
harus dilipat dan disusun sesuai urutan pemakaian
3) Alas kasur atau sarung kasur (laken) dengan ukuran 2,8 x 2 meter
4) Perlak (Zeil) 1m dengan pingir kanan / kiri disambung dengan ½ meter
kain belacu
5) Sprei melintang ( steeklaken ) 2-1,2 meter
6) Sprei atas ( bovenlaken ) 2,8-1,5 meter
7) Selimut Tidur

Page 14 of 68
8) Sarung bantal
9) Sprei penutup ( over laken ) 2,5-2 meter

d. Hal-hal yang harus di perhatikan


Bila perasat ini di lakukan oleh dua orang cara bekerja adalah masing-
masing petugas berdiri pada sisi kanan kiri dan mereka mengerjakannya
bersama-sama

e. Langkah-langkah/prosedur kegiatan
SKALA PENILAIAN
NO PROSEDUR/LANGKAH KEGIATAN
4 3 2 1
Pengkajian
1 a. Cek perencanaan keperawatan
Perencanaan
2 a. Cuci tangan
3 b. Persiapan alat
4 c. Tempat tidur, Kasur dan Bantal
d. Alat-alat tenun untuk memudahkan cara bekerja maka alat-
5
alat tenun harus dilipat dan disusun sesuai urutan pemakaian
6 e. Alas kasur atau sarung kasur, dengan ukuran 2,80-2 meter
f. Perlak (Zeil) 1 meter dengan pingir kanan / kiri disambung
7
dengan ½ meter kain belacu
8 g. Sprei melintang ( steeklaken ) 2 - 1,20 meter
9 h. Sprei atas ( bovenlaken ) 2,80 - 1,50 meter
10 i. Selimut
11 j. Sarung bantal
12 k. Sprei penutup ( over laken ) 2,50 – 2 meter
Mempersiapkan alat dengan meletakkan alat-alat tenun yang
13
sudah dilipat dan disusun diatas meja bersih
Memasang alas kasur kearah dalam pada rangka tempat tidur
14
pada tiap sudut
Meletakkan laken dengan lipatan memanjang yang menentukan
15
garis tengahnya ditengah-tengah tempat tidur
Memasukkan laken pada bagian kepala kurang lebih 25 cm
16
dibawah kasur kemudian dibuat sudut.
Memasukkan laken pada bagian kaki kurang lebih 25 cm
dibawah kasur dan dibuat sudut.
17
Jika laken tidak sesuai ukurannya maka masukkanlah bagian
kepala lebih banyak dari pada bagian kaki
Masukkan laken bagian sisi ke bawah kasur (sisi tempat perawat
18
berdiri)
Meletakkan perlak melintang kurang lebih 50 cm dari garis kasur
19 bagian kepala, demikian juga steek laken, dan masukkan sama-
sama ke bawah kasur
Meletakkan bovenlaken secara terbalik dengan jahitan lebar di
20 bagian kepala mulai garis kasur, masukkan bagian kaki ke bawah
kasur
Meletakkan selimut kurang lebih 25 cm dari garis kasur bagian
21
kepala dan masukkan bagian kaki ke bawah kasur
22 Melipat bovenlaken bagian atas tepat diatas garis selimut

Page 15 of 68
Memasukkan bantal kedalam sarungnya dan meletakkan bantal
23
dengan bagian tertutup ke jurusan pintu
24 Memasang overlaken
25 Mencuci tangan
Jumlah
Keterangan :
4 = Langkah dilakukan dengan benar dan sistematis tanpa ragu-ragu atau tanpa
perlu bantuan dan sesuai dengan urutan / Mahir
3 = Langkah dilakukan dengan benar tetapi tidak sistematis / Tanpa bimbingan
2 = Langkah dilakukan tetapi kurang tepat / Dengan sedikit bimbingan
1 = Langkah tidak dilakukan sama sekali /dilakukan dengan bantuan penuh

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 ……


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100 = × 100 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 (100) 100

Subang, ……………………….....
Penguji

( …………………………….….. )

Page 16 of 68
2. Tempat Tidur Terbuka / Open Bed
a. Pengertian
Tempat tidur terbuka adalah tempat tidur yang sudah disiapkan
tanpa sprei penutup, sprei atas atau selimut dilipat kebawah pada bagian
kaki.

b. Tujuan
1) Dapat segera dipakai

c. Pelaksanaan penyiapan tempat tidur terbuka dilakukan / dilaksanakan


jika :
1) Ada pasien baru
2) Ada pasien diijinkan berjalan

d. Persiapan alat
1) Tempat tidur, Kasur dan Bantal
2) Alat-alat tenun untuk memudahkan cara bekerja maka alat-alat tenun
harus dilipat dan disusun sesuai urutan pemakaian
3) Alas kasur atau sarung kasur, dengan ukuran 2,80-2 meter
4) Perlak (Zeil) 1 meter dengan pingir kanan / kiri disambung dengan ½
meter kain belacu
5) Sprei melintang ( steeklaken ) 2 - 1,20 meter
6) Sprei atas ( bovenlaken ) 2,80 - 1,50 meter
7) Selimut
8) Sarung bantal

e. Hal-hal yang harus di perhatikan


1) Alat-alat tenun yang robek tidak boleh di gunakan lagi
2) Mamasang alat tenun harus tegang dan rata supaya rapih dan enak di
tiduri
3) Alat-alat tenun jangan sampai berselip ke bawah kasur

Page 17 of 68
f. Langkah-langkah/prosedur kegiatan
SKALA PENILAIAN
NO PROSEDUR/LANGKAH KEGIATAN
4 3 2 1
Pengkajian
1 a. Cek perencanaan keperawatan
Perencanaan
2 a. Cuci tangan
3 b. Persiapan alat
4 c. Tempat tidur, Kasur dan Bantal
d. Alat-alat tenun untuk memudahkan cara bekerja
5 maka alat-alat tenun harus dilipat dan disusun
sesuai urutan pemakaian
e. Alas kasur atau sarung kasur, dengan ukuran 2,80-
6
2 meter
f. Perlak (Zeil) 1 meter dengan pingir kanan / kiri
7
disambung dengan ½ meter kain belacu
8 g. Sprei melintang (steeklaken) 2 - 1,20 meter
9 h. Sprei atas ( bovenlaken ) 2,80 - 1,50 meter
10 i. Selimut
11 j. Sarung bantal
Mempersiapkan alat dengan meletakkan alat-alat
12 tenun yang sudah dilipat dan disusun diatas meja
bersih
Memasang alas kasur kearah dalam pada rangka
13
tempat tidur pada tiap sudut
Meletakkan laken dengan lipatan memanjang yang
14 menentukan garis tengahnya ditengah-tengah tempat
tidur
Memasukkan laken pada bagian kepala kurang lebih 25
15
cm dibawah kasur kemudian dibuat sudut.
Memasukkan laken pada bagian kaki kurang lebih 25
cm dibawah kasur dan dibuat sudut.
16
Jika laken tidak sesuai ukurannya maka masukkanlah
bagian kepala lebih banyak dari pada bagian kaki
Masukkan laken bagian sisi ke bawah kasur (sisi
17
tempat perawat berdiri)
Meletakkan perlak melintang kurang lebih 50 cm dari
18 garis kasur bagian kepala, demikian juga steek laken,
dan masukkan sama-sama ke bawah kasur
Meletakkan bovenlaken secara terbalik dengan jahitan
19 lebar di bagian kepala mulai garis kasur, masukkan
bagian kaki ke bawah kasur
Meletakkan selimut kurang lebih 25 cm dari garis kasur
20 bagian kepala dan masukkan bagian kaki ke bawah
kasur

Page 18 of 68
Melipat bovenlaken bagian atas tepat diatas garis
21
selimut
Memasukkan bantal kedalam sarungnya dan
22 meletakkan bantal dengan bagian tertutup ke jurusan
pintu
Melipat seprai atas dan selimut ke bawah pada bagian
kaki dengan cara dua tangan memegang sprei atas dan
23
selimut, kemudian di tarik ke bagian kaki, lalu lipat
bersusun
24 Memeriksa ulang kerapihan pemasangan
25 Mencuci tangan
Jumlah

Keterangan :
4 = Langkah dilakukan dengan benar dan sistematis tanpa ragu-ragu atau tanpa
perlu bantuan dan sesuai dengan urutan / Mahir
3 = Langkah dilakukan dengan benar tetapi tidak sistematis / Tanpa bimbingan
2 = Langkah dilakukan tetapi kurang tepat / Dengan sedikit bimbingan
1 = Langkah tidak dilakukan sama sekali /dilakukan dengan bantuan penuh

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 ……


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100 = × 100 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 (100) 100

Subang, ……………………….....
Penguji

( …………………………….….. )

Page 19 of 68
3. Tempat Tidur Pasca Bedah / Aether Bed
a. Pengertian
Tempat tidur untuk pasien paska bedah adalah tempat tidur yang
disiapkan untuk pasien paska bedah yang dapat obat bius ( narkose )
b. Tujuan
1) Menghangatkan pasien
2) Mencegah penyulit( komplikasi ) paska bedah
3) Alat-alat tenun tidak kotor
4) Memudahkan perawatan
c. Persipan alat
1) Tempat tidur, Kasur dan Bantal
2) Alat-alat tenun untuk memudahkan cara bekerja maka alat-alat tenun
harus dilipat dan disusun sesuai urutan pemakaian
3) Alas kasur atau sarung kasur, dengan ukuran 2,80-2 meter
4) Perlak (Zeil) 1 meter dengan pingir kanan / kiri disambung dengan ½
meter kain belacu
5) Sprei melintang ( steeklaken ) 2 - 1,20 meter
6) Sprei atas ( bovenlaken ) 2,80 - 1,50 meter
7) Dua (2) buah Selimut
8) Sarung bantal
9) Dua (2) buli-buli panas
10) Nierbekken/Bengkok
11) Perlak serta handuk dalam satu gulungan, handuk di bagian dalam
d. Hal-hal yang harus di perhatikan
Mengangkat buli-buli panas sebelum pasein dibaringkan setelah
kembali dari kamar bedah.
e. Langkah-langkah/prosedur kegiatan
SKALA PENILAIAN
NO PROSEDUR/LANGKAH KEGIATAN
4 3 2 1
Pengkajian
1 a. Cek perencanaan keperawatan
Perencanaan
2 a. Cuci tangan
3 b. Persiapan alat
4 c. Tempat tidur, Kasur dan Bantal
d. Alat-alat tenun untuk memudahkan cara bekerja maka
5 alat-alat tenun harus dilipat dan disusun sesuai urutan
pemakaian
e. Alas kasur atau sarung kasur, dengan ukuran 2,80-2
6
meter
f. Perlak (Zeil) 1m dengan pingir kanan / kiri disambung
7
dengan ½ meter kain belacu
8 g. Sprei melintang ( steeklaken ) 2-1,20 meter
9 h. Sprei atas ( bovenlaken ) 2,80-1,50 meter
10 i. Dua (2 ) buah Selimut

Page 20 of 68
11 j. Sarung bantal
Mempersiapkan alat dengan meletakkan alat-alat tenun
12
yang sudah dilipat dan disusun diatas meja bersih
Memasang alas kasur kearah dalam pada rangka tempat
13
tidur pada tiap sudut
Meletakkan laken dengan lipatan memanjang yang
14
menentukan garis tengahnya ditengah-tengah tempat tidur
Memasukkan laken pada bagian kepala kurang lebih 25 cm
15
dibawah kasur kemudian dibuat sudut.
Memasukkan laken pada bagian kaki kurang lebih 25 cm
dibawah kasur dan dibuat sudut.
16
Jika laken tidak sesuai ukurannya maka masukkanlah bagian
kepala lebih banyak dari pada bagian kaki
Masukkan laken bagian sisi ke bawah kasur (sisi tempat
17
perawat berdiri)
Meletakkan perlak melintang kurang lebih 50 cm dari garis
18 kasur bagian kepala, demikian juga steek laken, dan
masukkan sama-sama ke bawah kasur
Meletakkan bovenlaken secara terbalik dengan jahitan
19 lebar di bagian kepala mulai garis kasur, masukkan bagian
kaki ke bawah kasur
Meletakkan selimut kurang lebih 25 cm dari garis kasur
20
bagian kepala dan masukkan bagian kaki ke bawah kasur
21 Melipat bovenlaken bagian atas tepat diatas garis selimut
Memasukkan bantal kedalam sarungnya dan meletakkan
22
bantal dengan bagian tertutup ke jurusan pintu
Membentangkan gulungan perlak dan handuk pada bagian
23
kepala
Meletakan buli-buli panas di atas laken bagian kaki,
24
diarahkan mulut buli-buli kearah pinggir tempat tidur
Memasang selimut tambahan hingga menutup seluruh
25
permukaan tempat tidur
26 Mencuci tangan
Jumlah
Keterangan :
4 = Langkah dilakukan dengan benar dan sistematis tanpa ragu-ragu atau
tanpa perlu bantuan dan sesuai dengan urutan / Mahir
3 = Langkah dilakukan dengan benar tetapi tidak sistematis / Tanpa
bimbingan
2 = Langkah dilakukan tetapi kurang tepat / Dengan sedikit bimbingan
1 = Langkah tidak dilakukan sama sekali /dilakukan dengan bantuan penuh

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 ……


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100 = × 100 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 (104) 104

Subang, ……………………….....
Penguji

( …………………………….….. )

Page 21 of 68
4. Mengganti Alat Tenun dengan Klien Diatasnya
SKALA PENILAIAN
NO ASPEK YANG DINILAI
4 3 2 1
Fase Pre Interaksi
1 Membaca catatan keperawatan
2 Mencuci tangan
3 Mempersiapkan alat
Fase Orientasi
4 Mengucap salam
5 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan
6 Memberi kesempatan kepada klien untuk
bertanya
7 Menutup sampiran
Fase Kerja
8 Mengenakan sarung tangan bersih
Memindahkan alat perlengkapan milik klien yang
9
ada di tempat tidur
Membantu klien tidur miring menjauhi perawat,
10
dengan memperhatikan keadaan umum klien
Melepas laken, perlak, steek laken dengan
11 menggulungnya kearah punggung klien ,bagian
kotor berada dalam gulungan
Menggulung linen bersih ke tengah tempat tidur ,
12
dan meletakkannya dibelakang pungung klien
Klien dibantu untuk membalikkan posisi
13 kehadapan perawat dengan melewati gulungan
linen bersih tersebut
Melepas laken dan selimut penutup, melipatnya
14
dan meletakkannya pada ember
Semua linen kotor diambil kemudian dimasukkan
ke dalam tempat kain kotor. Gulungan linen
15 bersih dibentangkan, dirapikan dengan
memasukkan sisa-sisa linen pada sisi tempat tidur
ke bawah kasur
Klien dikembalikan pada posisi supinasi (posisi
16
nyaman)
Memasang selimut dan boven laken yang bersih
17
sambil memakaikannya

Page 22 of 68
Melepas bantal dengan hati-hati sambil
18
menyangga kepala klien
Melepas sarung bantal yang kotor dan
19
menggantikannya dengan yang bersih
20 Membantu klien tidur dengan posisi yang nyaman
Fase Terminasi
21 Rapikan alat
22 Evaluasi respon klien
23 Cuci tangan
Dokumentasikan tindakan dan hasil observasi
24
yang dilakukan pada catatan keperawatan
Keterangan :
4 = Langkah dilakukan dengan benar dan sistematis tanpa ragu-ragu atau tanpa
perlu bantuan dan sesuai dengan urutan / Mahir
3 = Langkah dilakukan dengan benar tetapi tidak sistematis / Tanpa bimbingan
2 = Langkah dilakukan tetapi kurang tepat / Dengan sedikit bimbingan
1 = Langkah tidak dilakukan sama sekali /dilakukan dengan bantuan penuh

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 ……


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100 = × 100 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 (96) 96

Subang, ……………………….....
Penguji

( …………………………….….. )

Page 23 of 68
MODUL PRAKTIKUM 4
ORAL HYGIENE

Kompetensi Dasar : Melaksanakan Prosedur Kerja Oral Hygiene Pasien


Sadar

Mulut merupakan bagian pertama dalam saluran makanan dan bagian dari
system pernafasan (Wolf, 1984).

Didalam rongga mulut terdapat saliva yang berfungsi sebagai pembersih


mekanis dari mulut (Taylor,1997).

Didalam rongga mulut terdapat bebrapa macam mikroorganisme meskipun


bersifat komensal, pada keadaan tertentu bias bersifat pathogen apabila respon
penjamu terganggu (Roeslan, 2002).

Pembersih mulut secara alamiah yang seharusnya dilakukan oleh lidah dan
air liur, bila tidak bekerja dengan semestinya dapat menyebabkan terjadinnya
infeksi rongga mulut, misalnya penderita dengan sakit parah dan penderita yang
tidak boleh atau tidak mampu memasukkan sesuatu melalui mulut mereka (Wolf,
1984).

Secara sederhana Oral hygiene dapat menggunakan air bersih, hangat dan
matang. Oral hygiene dapat dilakukan bersama pada waktu perawatan kebersihan
tubuh yang lain seperti mandi, mengosok gigi dll. Perawat perlu membantu
penderita/keluarga untuk melakukan perawatan tersebut guna meningkatkan
peran serta aktif dalam

A. Pengertian Oral Hygiene


Oral hygiene adalah suatu perawatan mulut dengan atau tanpa
menggunakan antiseptik untuk memenuhi salah satu kebutuhan personal
hygiene klien. memberikan perawatan kepada penderita

Page 24 of 68
B. Tujuan dari Oral Hygiene
Menurut Clark (dalam Shocker, 2008), tujuan dari tindakan oral hygiene adalah
sebagai berikut:
a. Mencegah penyakit gigi dan mulut
b. Mencegah penyakit yang penularannya melalui mulut.
c. Mempertinggi daya tahan tubuh
d. Memperbaiki fungsi mulut untuk meningkatkan nafsu makan.

Sedangkan menurut Hidayat dan Uliyah (2005), tujuan dari tindakan oral
hygiene, adalah:
a. Mencegah infeksi gusi dan gigi.
b. Mempertahankan kenyamanan rongga mulut

C. Jenis – Jenis Oral Hygiene


1. Menyikat Gigi
2. Membersihkan Mulut
3. Memelihara Gigi Palsu
4. Memelihara Mulut Pasien yang Patah Tulang Rahang / Akan Menjalani
Operasi Rahang

1. MENYIKAT GIGI
a. Pengertian
Membersihkan gigi dari kotoran atau sisa makanan dengan
menggunakan sikat gigi, dan dilakukan pada pasien yang tidak dapat
melaksanakannya sendiri

b. Tujuan
1. Mempertahankan kebersihan gigi dan mulut agar tetap sehat dan
tidak berbau
2. Mencegah timbulnya caries, karang gigi, infeksi gusi dan gigi serta
mempertahankan kenyamanan rongga mulut.
3. Mempertinggi daya tahan tbuh
4. Memberikan perasaan nyaman pada pasien dan meningkatkan
kepercayaan diri

Page 25 of 68
c. Waktu dilakukan/pelaksanaan Menyikat Gigi Pada
Pasien yang tidak dapat menyikat giginya, misalnya karena tidak sadar,
patah lengan, anak-anak atau pasca bedah yang masih puasa.

d. Persiapan Alat dan Bahan


1. Handuk atau kain pengalas
2. Sikat gigi dan pasta gigi
3. Gelas kumur berisi air bersih
4. Nierbekken (bengkok) untuk tempat membuang bekas air kumur
5. Beberapa potong tissuetnya
6. Alat penghisap/sedotan
7. Lidi kapas pada tempatnya (jika perlu)
8. Borax gliserin/gential violet (jika perlu)
9. Selstop pada tempatnya

e. Hal-hal yang harus di perhatikan


1. Perhatikan apakah ada perdarahan di gusi, atau gigi yang rusak, atau
ada luka-luka pada bibir dan ludah
2. Menyikat gigi sebaiknya di lakukan setiap habis makan

f. Langkah-langkah/prosedur dalam pemakaian Sarung Tangan


SKALA PENILAIAN
NO PROSEDUR/LANGKAH KEGIATAN
4 3 2 1
Pengkajian
1 a. Cek perencanaan keperawatan
2 b. Cek kemampuan klien untuk bekerjasama
Perencanaan
3 a. Cuci tangan
Persiapan alat
4 a. Handuk/pengalas
5 b. Sikat gigi dan pasta gigi
6 c. Gelas kumur berisi air bersih
d. Nierbekken (bengkok) untuk tempat
7
membuang bekas air kumur
8 e. Beberapa potong tissue
9 f. Alat penghisap/sedotan
10 g. Lidi kapas
11 h. Borax gliserin/gentian violet
Implementasi
12 Ucapkan salam

Page 26 of 68
Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan serta
13
kontrak waktu
15 Memasang sampiran dan dekatkan alat
Atur posisi posisi pasien dan letakan
16 perlak/pengalas pada di bawah bentangkan
perlak dan alasnya di bawah dagu
Meletakan bengkok di bawah dagu klien
17 sehingga air berkumur-kumur klien dapat
ditampung
18 Berikan air untuk kumur-kumur kepada pasien
Memberikan sikat gigi yang telah di bubuhi
19 pasta secukupnya dan telah di basahi
sebelumnya
Memberikan kesempatan kepada pasien
20
untuk menyikat gigi sampai bersih
Letakan jari tangan/kaki di atas bengkok berisi
21
larutan lysol
Masukan sikat gigi ke dalam gelas yang telah
22
kosong setelah pasien berkumur-kumur
Keringkan mulut dengan selstop kemudian
23
buang ke bengkok kosong
Jika bibir kering atau pecah-pecah olesi
24
dengan borax gliserin/gentian violet
Bengkok dan pengalas di angkat dan atur
25 kembali posisi pasien serta merapikan
peralatan yang lain
25 Cuci tangan
Evaluasi
26 Observasi Pasien
Mendokumentasikan tindakan yang di lakukan dan respon pasien
Jumlah
Keterangan :
4 = Langkah dilakukan dengan benar dan sistematis tanpa ragu-ragu atau tanpa
perlu bantuan dan sesuai dengan urutan / Mahir
3 = Langkah dilakukan dengan benar tetapi tidak sistematis / Tanpa bimbingan
2 = Langkah dilakukan tetapi kurang tepat / Dengan sedikit bimbingan
1 = Langkah tidak dilakukan sama sekali /dilakukan dengan bantuan penuh

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 ……


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100 = × 100 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 (104) 104

Subang, ……………………….....
Penguji

( …………………………….….. )

Page 27 of 68
2. MEMBERSIHKAN MULUT
a. Pengertian
Membersihkan rongga mulut, lidah dan gigi dan semua kotoran atau sisa
makanan dengan mempergunakan kain kasa atau kapas yang di basahi
air bersih.

b. Tujuan
1. Mempertahankan kebersihan rongga mulut, lidah dan pipi dari
semua kotoran dan sisa makana, agar tetap sehat dan tidak berbau
2. Mencegah terjadinya infeksi seperti stomatitis
3. Memberikan perasaan nyaman pada pasien dan meningkatkan
kepercayaan diri

c. Waktu Dilakukan/dilaksanakan Membersihkan Mulut pada :


1. Pasien yang giginya tidak di gosok dengan sikat gigi misalnya karena
stomatitis yang hebat, atau menderita penyakit darah tertentu.
2. Pasien yang sakit parah atau tidak sadar
3. Pasien sesudah operasi mulut atau yang menderita pada tulang
rahang

d. Persiapan alat
1. Handuk atau kain pengalas
2. Tongue spatel (sudip lidah) yang telah di bungkus kasa
3. Gelas kumur berisi air masak atau NaCl/7H202,1 % obat kumur,
borax glyserin 10 %
4. Nierbekken (bengkok) untuk tempat membuang bekas air kumur
5. Beberapa potong tissue
6. Kom kecil
7. Lidi kapas pada tempatnya (jika perlu)
8. Borax gliserin/gential violet (jika perlu)
9. Kain kasa
10. Pinset atau arteri klem

Page 28 of 68
e. Hal-hal yang harus di perhatikan :
1. Tindakan pembersihan tersebut di ulang sampai bersih
2. Bila kain kasa kotor di ganti

f. Langkah – langkah/Prosedur kegiatan


SKALA PENILAIAN
NO PROSEDUR/LANGKAH KEGIATAN
4 3 2 1
Pengkajian
1 a. Cek perencanaan keperawatan
b. Cek kemampuan klien untuk
2
bekerjasama
Perencanaan
3 a. Cuci tangan
Persiapan alat
4 a. Handuk/pengalas
b. Toung spatel (sudip lidah) yang telah di
5
bungkus kasa
c. Gelas kumur berisi air masak atau
6 NaCl/7H202, 1 % obat kumur, borax
gliserin 10 %
d. Nierbekken (bengkok) untuk tempat
7
membuang bekas air kumur
8 e. Beberapa potong tissue
9 f. Lidi Kapas pada tempatnya
10 g. Kain Kasa
11 h. Borax gliserin/gentian violet
12 i. Pinset atau artei klem
Implementasi
13 Ucapkan salam
Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
14
serta kontrak waktu
15 Memasang sampiran dan dekatkan alat
Atur posisi posisi pasien dan letakan
16 perlak/pengalas pada di bawah bentangkan
perlak dan alasnya di bawah dagu
Buka mulut pasien, tangan kiri menekan
lidah pasien dengan tongue spatel/sudip
lidah, kemudian tangan kanan menjepit
17
deppers dengan pinset , lalu dicelupkan
kedalam NaCl dan diperas sedikit (bagi
paien tidak sadar)
Rongga mulut di bersihkan mulai dari
18 dingding rongga mulut , gusi, gigi, lidah dan
terakhir bibir

Page 29 of 68
Apabila pasien mengalami stomatitis
19 oleskan boraks gliserin pada bagian yang
sakit dengan menggunakan lidi kapas
Bersihkan bibir dengan deppers yang telah
20
dicelupkan kedalam NaCl
Oleskan boraks gliserin secukupnya pada
21
bibir menggunakan lidi kapas
22 Bersihkan daerah sekitar mulut dengan tisu
Bengkok dan pengalas di angkat dan atur
23 kembali posisi pasien serta merapikan
peralatan yang lain
24 Cuci tangan
Evaluasi
25 Observasi Pasien
Mendokumentasikan tindakan yang di lakukan dan respon pasien
Jumlah

Keterangan :
4 = Langkah dilakukan dengan benar dan sistematis tanpa ragu-ragu atau
tanpa perlu bantuan dan sesuai dengan urutan / Mahir
3 = Langkah dilakukan dengan benar tetapi tidak sistematis / Tanpa
bimbingan
2 = Langkah dilakukan tetapi kurang tepat / Dengan sedikit bimbingan
1 = Langkah tidak dilakukan sama sekali /dilakukan dengan bantuan penuh

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 ……


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100 = × 100 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 (100) 100

Subang, ……………………….....
Penguji

( …………………………….….. )

Page 30 of 68
3. MEMELIHARA GIGI PALSU
a. Pengertian
Membersihkan dan merawat gigi palsu yang dapat di tanggalkan/dilepas
b. Tujuan
Mempertahankan kebersihan gigi palsu
c. Hal-hal yang harus di perhatikan :
1. Menyikat gigi harus hati-hati supaya tidak jatuh atau ruksak
2. Pada malam hari gigi palsu setelah di bersihkan lalu disimpan dalam
kom atau gelas berisi air serta diletakan di tempat yang aman
3. Bila perlu perawat membantu pasien memasang gigi palsu dengan
memakaikain kasa
4. Gigi palsu harus di buka bila pasien akan di operasi
d. Langkah-langkah/Prosedur kegiatan :

SKALA PENILAIAN
NO PROSEDUR/LANGKAH KEGIATAN
4 3 2 1
Pengkajian
1 a. Cek perencanaan keperawatan
b. Cek kemampuan klien untuk
2
bekerjasama
Perencanaan
3 a. Cuci tangan
Persiapan alat
4 a. Mangkok atau gelas berisi air bersih
5 b. Sikat gigi dan pasta gigi
c. Bengkok (nierbekken) untuk air bekas
6
kumur
Implementasi
7 Ucapkan salam
Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
8
serta kontrak waktu
9 Memasang sampiran dan dekatkan alat
Pasien diminta melepaskan giginya,
10 kemudian di masukan kedalam
mangkok atau gelas berisi air
11 Berikan air bersih untuk kumur
Gigi palsu di bilas di bawah air mengalir,
disikat dengan pasta gigi, di bilas samapai
12
bersih, kemudian dimasukan ke dalam
mangkok atau gelas yang berisi air bersih.

Page 31 of 68
Setelah itu diberikan pada pasien untuk di
pasang kembali
Peralatan dibersihkan, di bereskan dan
13
dikembalikan ke tempat semula
14 Cuci tangan
Evaluasi
15 Observasi Pasien
Mendokumentasikan tindakan yang di lakukan dan respon pasien
Jumlah

Keterangan :
4 = Langkah dilakukan dengan benar dan sistematis tanpa ragu-ragu atau
tanpa perlu bantuan dan sesuai dengan urutan / Mahir
3 = Langkah dilakukan dengan benar tetapi tidak sistematis / Tanpa
bimbingan
2 = Langkah dilakukan tetapi kurang tepat / Dengan sedikit bimbingan
1 = Langkah tidak dilakukan sama sekali /dilakukan dengan bantuan penuh

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 ……


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100 = × 100 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 (60) 60

Subang, ……………………….....
Penguji

( …………………………….….. )

Page 32 of 68
4. MEMELIHARA MULUT PASIEN YANG PATAH TULANG RAHANG / AKAN
MENJALANI OPERASI RAHANG
a. Pengertian
Mempertahankan kebersihan rongga mulut, gigi dan lidah

b. Tujuan
1. Mempertahankan mulut dan gigi tetap bersih dan tidak berbau
2. Mencegah terjadinya infeksi mulut
3. Memberikan perasaan nyaman serta meningkatkan kepercayaan
diri dalam diri pasien
4. Membantu membangkitkan napsu makan

c. Hal-hal yang harus di perhatikan


1. Hindari tindakan yang dapat menimbulkan terjadinya infeksi
2. Kawat pengikat gigi jangan sampai terlepas atau berubah
posisinya
3. Hindari tindakan yang menimbulkan rasa sakit pada pasien

d. Langkah-langkah/Prosedur kegiatan :
SKALA PENILAIAN
NO PROSEDUR/LANGKAH KEGIATAN
4 3 2 1
Pengkajian
1 a. Cek perencanaan keperawatan
2 b. Cek kemampuan klien untuk bekerjasama
Perencanaan
3 a. Cuci tangan
Persiapan alat
4 a. Handuk atau kain pengalas
b. Gelas / mangkok kumur berisi larutan
5
garam/NaCl, atau H2O2 atau bethadi Cargel
c. Nierbekken (bengkok) untuk tempat
6
membuang bekas air kumur
7 d. Spuit 10 ml
8 e. Alat penghisap/sedotan
9 f. Lidi kapas pada tempatnya (jika perlu)
Implementasi
10 Ucapkan salam
Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan serta
11
kontrak waktu
12 Memasang sampiran dan dekatkan alat

Page 33 of 68
a. Handuk atau kain pengalas dipasang
13 dipasang di bawah dagu sampai keatas
dada
14 b. Bengkok diletakan di bawah dagu
c. Gigi dibersihkan dengan menyemprotkan
15
NaCl atau H2O2, di ulang sampai bersih
d. Gigi atau kawat pengikat bersihkan dengan
16 kapas lidi atau kain kasa yang dibasahi atau
H2O2, di ulang sampai bersih
e. Mulut dan sekitarnya dikeringkan dengan
17
handuk
18 f. Posisi pasien di atur kembali
g. Peralatan dibersihkan, dibereskan dan
19
kembalikan ke tempat semula
20 Cuci tangan
Evaluasi
21 Observasi Pasien
Mendokumentasikan tindakan yang di lakukan dan respon pasien
Jumlah
Keterangan :
4 = Langkah dilakukan dengan benar dan sistematis tanpa ragu-ragu atau
tanpa perlu bantuan dan sesuai dengan urutan / Mahir
3 = Langkah dilakukan dengan benar tetapi tidak sistematis / Tanpa
bimbingan
2 = Langkah dilakukan tetapi kurang tepat / Dengan sedikit bimbingan
1 = Langkah tidak dilakukan sama sekali /dilakukan dengan bantuan penuh

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 ……


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100 = × 100 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 (84) 84

Subang, ……………………….....
Penguji

( …………………………….….. )

Page 34 of 68
REKAPITULASI NILAI PESERTA DIDIK

Nama Peserta Didik : ....................................................................


No. Induk : ....................................................................
Kelas / Semseter : .............................. /....................................

NILAI NILAI
NO PERASAT NILAI HARIAN
UJIAN AKHIR
1 Cuci Tangan

Menggunakan sarung tangan


2
Steril dan bersih
3 Perawatan Kuku
Mengganti Alat Tenun/Bed
4
Making
5 Oral Hygiene

Subang, ..........................................
Penguji

( ....................................................... )

Page 35 of 68
LEMBAR KOMUNIKASI ORANG TUA/WALI PESERTA DIDIK

Yang bertandatangan dibawah ini :


Nama : .........................................................................
Umur : ...................... Tahun
Pekerjaan : .........................................................................
Alamat : ..................................................................................................
..................................................................................................
..................................................................................................

Pesan/Kesan :

Subang, .................................................
Orang Tua/Wali Peserta Didik

(......................................................................)

Page 36 of 68
MODUL 5
MENGUKUR TANDA – TANDA VITAL

Kompetensi Dasar : Menalar Dan Melaksanakan Pedoman Untuk Mengukur


Tanda Vital Suhu, Nadi, Pernafasan dan Tekanan darah

A. Pengertian Mengukur Tanda-tanda Vital


Tanda-tanda vital adalah ukuran dari berbagai fisiologi statistik, sering
diambil oleh profesional kesehatan, dalam rangka untuk menilai fungsi tubuh
yang paling dasar.
Pemeriksaan tanda vital terdiri atas pemeriksaan nadi, pernapasan,
tekanan darah, dan suhu. Pemeriksaan ini merupakan bagian penting dalam
menilai fisiologis dari sistem tubuh secara keseluruhan.

B. Tujuan Pengukuran Tana-tanda Vital


Pengkajian/pemeriksaan tanda vital yang dilaksanakan oleh perawat digunakan
untuk memantau perkembangan pasien saat dirawat. Tindakkan ini bukan hanya
sekedar rutinitas perawat tetapi merupakkan tindakkan pengawasan terhadap
perubahan/gangguan sistem tubuh selama dirawat.
Pada prinsipnya pemeriksaan tanda vital tidak selalu sama antara pasien satu
dengan yang lainya. Tingkat frekuensi pengukuran akan lebih sering atau lebih ketat
pada pasien dengan kegawat daruratan di banding dengan pasien yang tidak
mengalami kegawat daruratan/kritis.
Adapun tujuan utama dalam pengukuran tanda-tanda vital adalah :
1. Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang suhu tubuh.
2. Mengetahui denyut nadi (Irama, Frekuensi, dan Kekuatan)
3. Menilai kemampuan kardiovaskuler
4. Mengetahui frekuensi, irama dan kedalaman pernapasan
5. Menilai kemampuan fungsi pernapasan
6. Mengetahui nilai tekanan darah

C. Pedoman bagi perawat dalam pengukuran tanda vital


1. Perawat yang merawat klien bertanggung jawab terhadap pengkajian TTV
2. Peralatan harus berfungsi dan sesuai

Page 37 of 68
3. Peralatan harus dipilih berdasarkan kondisi dan karakteristik klien
4. Perawat mengetahui batas normal Tanda-Tanda Vital
5. Perawat mengetahui riwayat medis pasien
6. Perawat mengontrol dan meminimalkan factor lingkungan yang dapat
mempengaruhi TTV
7. Perawat menggunakan pendekatan yang teratur dan sistematik ketika
mengukur TTV
8. Cara pendekatan pada klien dapat mengubah tanda vital
9. Perawat berkolaborasi dengan dokter untuk menentukan frekwensi
pengkajian TTV
10. Perawat menganalisis hasil pengukuran vital
11. Perawat memeriksa dan mengkomunikasikan perubahan yang signifikan

D. Jenis-jenis pemakaian sarung Tangan


Ada empat tanda-tanda vital yang standar dalam sebagian besar pengaturan
medis :
1. Nadi (Pulse rate/Heart rate/HR
2. Tekanan darah (blood pressure/BP)
3. Pernafasan (Respiration rate/RR)
4. Suhu Tubuh (body temperature)
E. Langkah-langkah/prosedur dalam pemakaian Sarung Tangan
SKALA PENILAIAN
NO PROSEDUR/LANGKAH KEGIATAN
4 3 2 1
1. PENGUKURAN SUHU
Tujuan : Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui tentang suhu
tubuh
Pengkajian
1 a. Cek perencanaan keperawatan
2 b. Cek kemampuan klien untuk bekerjasama
Perencanaan
3 a. Cuci tangan
Pemeriksaan Suhu
Persiapan Alat :
4 a. Termometer
b. Tiga buah botol
5 1) Botol pertama berisi larutan sabun
6 2) Botol kedua berisi larutan desinfektan

Page 38 of 68
7 3) Botol ketiga berisi air bersih
8 c. Bengkok
9 d. Kertas/tisu
10 e. Vaselin
11 f. Buku catatan suhu
12 g. Sarung tangan
Implementasi
Pemeriksaan Suhu Oral
13 a. Jelaskan prosedur pada klien.
14 b. Cuci tangan.
15 c. Gunakan sarung tangan.
d. Atur posisi pasien (sesuaikan dengan kondisi
16
pasien).
17 e. Tentukan letak bawah lidah.
f. Turunkan suhu termometer di bawah 340-350
18
C.
g. Letakkan termometer di bawah lidah sejajar
19
dengan gusi.
20 h. Anjurkan mulut dikatupkan selama 3-5 menit.
21 i. Angkat termometer dan baca hasilnya.
22 j. Catat hasil.
23 k. Bersihkan termometer dengan kertas tisu.
l. Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas
24
dengan air bersih, dan keringkan.
25 m. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Pemeriksaan Suhu Rektal
26 a. Jelaskan prosedur pada klien.
27 b. Cuci tangan.
28 c. Gunakan sarung tangan.
d. Atur posisi pasien (sesuaikan dengan kondisi
29
pasien) dengan posisi miring.
30 e. Pakaian diturunkan sampai di bawah glutea.
f. Tentukan termometer dan atur pada nilai nol
31
lalu oleskan vaselin.
g. Letakkan telapak tangan pada sisi glutea
pasien dan masukkan termometer ke dalam
32
rektal jangan sampai berubah tempatnya dan
ukur suhu.
33 h. Setelah 3-5 menit angkat termometer.
34 i. Catat hasil.
35 j. Bersihkan termometer dengan kertas tisu.
k. Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas
36
dengan air bersih, dan keringkan.
37 l. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Pemeriksaan Suhu Aksila
38 a. Jelaskan prosedur pada klien.

Page 39 of 68
39 b. Cuci tangan.
40 c. Gunakan sarung tangan.
41 d. Atur posisi pasien (manusia coba).
e. Tentukan letak aksila dan bersihkan daerah
42
aksila dengan menggunakan tisu.
43 f. Turunkan termometer di bawah suhu 340-350 C.
g. Letakkan termometer pada daerah aksila dan
44
lengan pasien fleksi di atas dada.
h. Setelah 3-10 menit termometer diangkat dan
45
dibaca hasilnya.
46 i. Catat hasil.
47 j. Bersihkan termometer dengan kertas tisu.
k. Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas
48
dengan air bersih, dan keringkan.
49 l. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
2. Pemeriksaan Tekanan Darah
Tujuan : Mengetahui nilai tekanan darah.
Persiapan Alat :
a. Sfigmomanometer (tensimeter) yang terdiri
dari :
1) Manometer air raksa + klep penutup dan
50
pembuka.
51 2) Manset udara.
52 3) Slang karet.
4) Pompa udara dari karet + sekrup pembuka
53
dan penutup.
54 b. Stetoskop.
55 c. Buku catatan tanda vital.
56 d. Pena.
Implementasi
Cara Palpasi
57 a. Jelaskan prosedur pada klien.
58 b. Cuci tangan.
c. Atur posisi pasien (sesuaikan dengan kondisi
59
pasien).
d. Letakkan lengan yang hendak diukur pada
60
posisi telentang.
61 e. Lengan baju di buka.
f. Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas
62 sekitar 3 cm di atas fossa cubiti (jangan terlalu
ketat maupun terlalu longgar).
g. Tentukan denyut nadi arteri radialis
63
dekstra/sinistra.
h. Pompa balon udara manset sampai denyut
64
nadi arteri radialis tidak teraba.

Page 40 of 68
i. Pompa terus sampai manometer setinggi
65 20 mmHg lebih tinggi dari titik radialis tidak
teraba.
j. Letakkan diafragma stetoskop di atas nadi
brakhialis dan kempeskan balon udara manset
66 secara perlahan dan berkesinambungan
dengan memutar sekrup pada pompa udara
berlawanan arah jarum jam.
k. Catat mmHg manometer saat pertama kali
67 denyut nadi teraba kembali. Nilai ini
menunjukkan tekanan sistolik secara palpasi.
68 l. Catat hasil.
69 m. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Cara Auskultasi
70 a. Jelaskan prosedur pada klien.
71 b. Cuci tangan.
72 c. Atur posisi pasien (manusia coba).
d. Letakkan lengan yang hendak diukur dalam
73
posisi telentang.
74 e. Buka lengan baju.
f. Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas
75 sekitar 3 cm di atas fossa cubiti (jangan terlalu
ketat maupun terlalu longgar).
g. Tentukan denyut nadi arteri radialis
76
dekstra/sinistra.
h. Pompa balon udara manset sampai denyut
77
nadi arteri radialis tidak teraba.
i. Pompa terus sampai manometer setinggi 20
78 mm Hg lebih tinggi dari titik radialis tidak
teraba.
j. Letakkan diafragma stetoskop di atas arteri
79
brakhialis dan dengarkan.
k. Kempeskan balon udara manset secara
perlahan dan berkesinambungan dengan
80
memutar sekrup pada pompa udara
berlawanan arah jarum jam.
l. Catat tinggi air raksa manometer saat pertama
81
kali terdengar kembali denyut.
82 m. Catat tinggi air raksa pada manometer :
1) Suara Korotkoff I : menunjukkan besarnya
83
tekanan sistolik secara auskultasi.
2) Suara Korotkoff, IV/V : menunjukkan
84 besarnya tekanan diastolik secara
auskultasi.
85 n. Catat hasilnya pada catatan pasien.
86 o. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Page 41 of 68
3. Pemeriksaan Denyut Nadi
Tujuan Tindakan:
1) Mengetahui denyut nadi (irama, frekuensi, dan kekuatan)
2) Menilai kemampuan fungsi kardiovaskular
Tempat Pemeriksaan Denyut Nadi :
1) Radialis
2) Brachialis
3) Temporalis
4) Karotis
5) Apikal
6) Femoral
7) Poploteal
8) Posterior tibia
Persiapan Alat :
87 a. Arloji (jam) atau stop-watch
88 b. Buku catatan nadi
89 c. Pena
Implementasi :
90 a. Jelaskan prosedur pada klien.
91 b. Cuci tangan.
c. Atur posisi pasien (sesuaikan dengan kondisi
92
pasien).
93 d. Letakkan kedua lengan telentang di sisi tubuh.
e. Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan
94
dihitung).
f. Periksa denyut nadi (arteri) dengan
menggunakan ujung jari telunjuk, jari tengah,
95 dan jari manis. Tentukan frekuensinya per
menit dan keteraturan irama, dan kekuatan
denyutan.
96 g. Catat hasil.
97 h. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
3. Pemeriksaan Pernapasan
Tujuan Tindakan:
a. Mengetahui frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan
b. Menilai kemampuan fungsi pernapasan.
Persiapan alat :
98 a. Arloji (jam) atau stop-watch
99 b. Buku catatan
100 c. Pena
Implementasi :
101 a. Jelaskan prosedur pada klien.
102 b. Cuci tangan.
103 c. Atur posisi pasien (manusia coba).
104 d. Hitung frekuensi dan irama pernapasan.
105 e. Catat hasil.

Page 42 of 68
107 f. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Evaluasi
108 Observasi Pasien
Mendokumentasikan tindakan yang di lakukan dan respon pasien
Jumlah

Keterangan :
4 = Langkah dilakukan dengan benar dan sistematis tanpa ragu-ragu atau tanpa
perlu bantuan dan sesuai dengan urutan / Mahir
3 = Langkah dilakukan dengan benar tetapi tidak sistematis / Tanpa bimbingan
2 = Langkah dilakukan tetapi kurang tepat / Dengan sedikit bimbingan
1 = Langkah tidak dilakukan sama sekali /dilakukan dengan bantuan penuh

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 ……


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100 = × 100 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 (432) 432

Subang, ……………………….....
Penguji

( …………………………….….. )

Page 43 of 68
MODUL 6
MEMANDIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR

Kompetensi Dasar : Melaksanakan Prosedur Kerja Memandikan


Pasien Tanpa Komplikasi

Memandikan klien merupakan bagian perawatan hygiene total. Mandi dapat


dikategorisasikan sebagai pembersihan atau terapetik. Mandi adalah salah satu
cara mempertahakan kebersihan kulit. Mandi akan membantu menciptakan
suasana rileks, menstimulasi sirkulasi pada kulit, meningkatkan rentang gerak
selama mandi, meningkatkan citra diri dan menstimulasi kecepatan maupun
kedalaman respirasi.

Ketika klien tidak mampu mandi atau melakukan perawatan kulit pribadi
maka perawat memberikan bantuan penting atau mengajarkan keluarga atau
temannya bagaimana memberikan hygiene dengan cara dan pada waktu yang
tepat. Interaksi antara perawat dan klien selama mandi atau perawatan kulit akan
memberi perawat kesempatan untuk mengembangkan hubungan yang berarti
dengan klien.

Beberapa pasien mungkin harus dimandikan di tempat tidur. Pasien lain


dengan izin dokter diperbolehkan untuk mandi tub atau mandi shower. Perawatann
mandi dengan air hangat dan sabun yang lembut diberikan untuk menghilangkan
kotoran dan keringat, meningkatan sirkulasi dan memberikan latihan ringan pada
pasien (Hegner, 2003).

Mandi parsial atau mandi sebagian di tempat tidur termsuk memandikan


hanya bagian badan yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau bau jika tidak
mandi (misalnya tangan, muka, daerah perineal dan axilla) (Potter, 2006).

Kamar pasien tanpa melihat tempat tidurnya adalah rumah bagi pasien
selama ia berada di Rumah sakit. Tempat tidur yang rapi memberikan keamanan
dan kenyamanan yang sangat berperan penting bagi kesejahteraan pasien (Hegner,
2003).

Page 44 of 68
Sikap baring pasien sebaiknya diusahakan yang menyenangkan baginya.
Pasien yang tidak dapat bergerak aktif sendiri karena lumpuh atau pingsan harus
diubah sikap baringnya 2 sampai 3 jam karena daerah yang tertekan terus menerus
dapat terganggu aliaran darahnya sehingga mudah timbul dekubitus (Rosmawarna,
1985).

A. Pengertian
Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak
mampu mandi secara sendiri dengan cara memandikannya di tempat tidur.
Suatu tindakan membersihkan seluruh bagian tubuh pasien dengan
posisi berbaring di tempat tidur dengan menggunakan air bersih, sabun, dan
atau larutan antiseptik.

B. Tujuan
1. Menjaga kebersihan tubuh, menghilangkan bau badan.
2. Mengurangi infeksi akibat kulit kotor.
3. Sebagai pengobatan
4. Memperlancar sistem peredaran darah, syaraf dan merelaksasikan otot.
5. Menambah kenyamanan pasien
6. Memotivasi pasien dalam memenuhi kebutuhan perawatan dan
kebersihan dirinya.

C. Dilakukan/dilaksanakan pada :
1. Pada pasien baru, terutama bila kotor sekali dan keadaan umumnya
memungkinkan
2. Pada pasien yang dirawat, sekurang-kurangnya dua kali sehari sesuai
dengan kondisinya

D. Persiapan Alat dan Bahan


1. Satu stel pakaian bersih
2. Dua (2) baskom mandi (1 baskom berisi air bersih dan 1 baskom berisi air
hangat)
3. Sabun mandi dalam tempatnya
4. Dua (2) waslap pasien

Page 45 of 68
5. Dua (2) handuk (1 handuk ukuran sedang untuk bagian muka dan 1 handuk
ukuran besar untuk bagian badan)
6. Kayu putih
7. Selimut Mandi
8. Tempat untuk pakaian kotor dan bengkok
9. Cerek atau alat untuk air panas
10. Alas bokong
11. Pot urinal/bedpan

E. Hal-hal yang harus di perhatikan


1. Bila air sudah kotor maka air itu harus di ganti
2. Sela-sela jari tangan dan kaki harus dibersihkan dan di keringkan benar-
benar, demikian juga dengan lipatan paha, ketiak, belakang telinga, bokong
dan pusar.
3. Sewaktu memandika pasien perhatikan keadaan umum, bila ada tanda-
tanda merah pada tubuh atau luka harus dilaporkan
4. Hindarkan rasa malu pada pasien dengan mengajak bercakap-cakap
5. Hindarkan rasa kedinginan dan lelah
6. Periksa suhu air bila pasien memakai air hangat dengan menyelupkan siku
perawat kedalam air hangat
7. Setelah selesai memandikan waslap langsung di cuci kemudian
digantungkan pada rak handuk pasien yang bersangkutan
8. Pakaian kotor pasien :
a. Jika di bawa dari rumah lipat dan masukan ke dalam lemari kecil pasien
b. Jika milik rumah sakit masukan ke tempat pakain kotor

F. Langkah – langkah / Prosedur


SKALA PENILAIAN
NO PROSEDUR/LANGKAH KEGIATAN
4 3 2 1
Pengkajian
1 a. Cek perencanaan keperawatan
2 b. Cek kemampuan klien untuk bekerjasama
Perencanaan
3 b. Cuci tangan
Persiapan alat
4 a. Satu stel pakaian bersih

Page 46 of 68
b. Dua (2) baskom mandi (1 baskom berisi air bersih
dan 1 baskom berisi air hangat)
c. Sabun mandi dalam tempatnya
d. Dua (2) waslap
e. Dua (2) handuk (1 handuk sedang untuk bagian
muka dan 1 handuk besar untuk bagian badan)
f. Kayu putih dan bedak
g. Selimut mandi
h. Tempat untuk pakain kotor
i. Cerek atau alat untuk air panas
j. Alas bokong dan bengkok
k. Pot urinal/bedpan
l. Kapas sublimat
Implementasi
5 Ucapkan salam
Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan serta kontrak
6
waktu
7 Memasang sampiran dan dekatkan alat
Sebelum dimandikan Tanya pasien apakah mau buang
8 air kecil / besar dulu atau tidak, bila perlu berikan pot
urinal
9 Menyingkirkan bantal dan guling yang tidak dipakai
Memasang selimut mandi, lipatan bagian atas
10 dipegang oleh pasien, lipatan bawah ditarik bersama-
sama dengan seprai atas dan selimut ke arah kaki
11 Melipat seprai atas dan selimut
Menanggalkan pakaian atas pasien dan memasukan
12
ke tempat pakaian kotor
Membentangkan handuk ukuran sedang di bawah
13
kepala
Mencuci dengan bersih muka, telinga, dan leher
14 dengan waslap (untuk muka pasien ditanyakan
apakah mau pakai sabun atau tidak)
Mengangkat handuk dari bagian kepala dan
mengeringkan muka, telinga dan leher pasien dengan
15
handuk ukuran sedang, kemudian handuk dan waslap
digantungkan pada rak handuk
Membentangkan handuk ukuran besar di bawah
16 lengan pasien yang jauh dari perawat lalu cuci mulai
dari jari-jari sampai ketiak
Mengeringkan dengan handuk lalu memasukan
17
kebawah selimut mandi
Lakukan dengan cara yang sama pada lengan yang
18
lain
19 Meletakan ke dua tangan ke atas kepala
Memandikan dengan bersih dada, ketiak , perut,
20
kemudian di keringkan dengan handuk
Menarik selimut mandi ke arah pasien sampai
21
menutup dada
22 Mengganti air di baskom dengan air yang bersih

Page 47 of 68
Memiringkan pasien dan membentangkan handuk di
23
belakang punggung
Memandukan bagian kuduk, punggung, sampai ke
24
bokong
25 Mengeringkan dengan handuk
Menggosok bagian kuduk, punggung, dan bokong
26 dengan kayu putih secara merata sampai kering
dengan cara sedikit di tekan dan di masage
Mengenakan pakaian atas yang bersih lalu
27
ditelentangkan kembali
Menanggalkan pakain bawah dan di masukan kedalam
28
tempat pakaian kotor
Membentangkan handuk di bawah tungkai yang jauh
29
dengan perawat dengan posisi lutut di tekuk
Mencuci dengan bersih jari – jari kaki, telapak kaki
30 sampai paha lalu dikeringkan, lakukan pada kaki yang
lain dengan cara yang sama
31 Mengganti air di baskom dengan air yang bersih
Membentangkan handuk di bawah bokong, mencuci
32 dengan bersih alat kelamin dan sekitarnya sampai
lipatan paha, kemudian di keringkan dengan handuk
33 Mengenakan pakaian bawah pasien
Menarik selimut dan seprai atas ke atas bersama
34
bagian bawah selimut mandi
35 Angkat selimut mandi, gantungkan pada rak handu
36 Merapikan pasien dan membereskan tempat tidur
Membersihkan semua alat dan di kembalikan ke
37
tempat masing-masing
38 Mencuci tangan
Evaluasi
39 Observasi Pasien
Mendokumentasikan tindakan yang di lakukan dan respon pasien
Jumlah
Keterangan :
4 = Langkah dilakukan dengan benar dan sistematis tanpa ragu-ragu atau tanpa
perlu bantuan dan sesuai dengan urutan / Mahir
3 = Langkah dilakukan dengan benar tetapi tidak sistematis / Tanpa bimbingan
2 = Langkah dilakukan tetapi kurang tepat / Dengan sedikit bimbingan
1 = Langkah tidak dilakukan sama sekali /dilakukan dengan bantuan penuh

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 ……


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100 = × 100 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 (156) 156

Subang, ……………………….....
Penguji

( …………………………….….. )

Page 48 of 68
MODUL 7
CUCI RAMBUT
Kompetensi Dasar : Melaksanakan prosedur kerja Cuci rambut
pasien tanpa komplikasi

A. Pengertian
Menghilangkan kotoran rambut dari kulit kepala dengan menggunakan sampo

B. Tujuan
1. Membersihkan kulit kepala dan rambut
2. Menghilangkan baud an memberikan rasa nyaman
3. Merangsang peredaran darah di bawah kulit kepala
4. Membasmi kutu dan ketombe

C. Dilakukan/dilaksanakan pada :
1) Apabila rambut kotor
2) Apabila pasien yang akan menjalani operasi
3) Secara rutin lima hari sekali, bila keadaan pasien memungkinkan
4) Setelah memasang kap kutu

D. Persiapan alat
1. Dua buah sisir
2. Dua handuk dan satu waslap
3. Sabun/sampo pada tempatnya
4. Handuk dan perlak
5. Talang karet
6. Kom kecil (mangkok) serta kasa dan kapas pada tempatnya
7. Dua (2) ember ( 1ember berisi air hangat dan 1 ember kosong untuk
menampung air bekas cuci rambut
8. Dua (2) Nier bekken ( 1 berisi larutan Lysol 2 – 3 % dan 1 kosong)
9. Celemek
10. Gatung yang berujung lancip
11. Kain pel
12. Cerek berisi air pansa

Page 49 of 68
E. Hal-hal yang harus di perhatikan :
1. Selama bekerja perhatikan keadaan pasien
2. Untuk mengeringkan rambut menggunakan fhon
3. Buanglah air dalam ember bila penuh
4. Lakukan penggosokan kulit kepala sampai bersih
5. Bila pakain pasien kotor atau basah harus diganti
6. Harus bekerja dengan teliti agar pasien dan sekitarnya tidak basah
F. Langkah – langkah/Prosedur kegiatan
SKALA PENILAIAN
NO PROSEDUR/LANGKAH KEGIATAN
4 3 2 1
Pengkajian
1 a. Cek perencanaan keperawatan
2 b. Cek kemampuan klien untuk bekerjasama
Perencanaan
3 a. Cuci tangan
Persiapan alat
4 a. Dua (2) buah sisir
5 b. Dua handuk dan 1 waslap
6 c. Sabun/sampo pada tempatnya
7 d. Handuk dan perlak
8 e. Talang karet
f. Dua (2) ember ( 1ember berisi air hangat dan 1
9 ember kosong untuk menampung air bekas cuci
rambut
10 g. Gayung berujung lancip
h. Dua (2)Nier bekken ( 1 berisi larutan Lysol 2 – 3
11
% dan 1 kosong
i. Celemek
j. Kain pel
12
k. Kom kecil
l. Cerek berisi air panas
Implementasi
13 Ucapkan salam
Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan serta
14
kontrak waktu
15 Memasang sampiran dan dekatkan alat
16 Memakai celemek
Atur posisi posisi pasien seenak mungkin dengan
17
kepala dekat sisi tempat tidur
Memasang perlak dan handuk di bawah kepala
18
pasien

Page 50 of 68
Memasang talang karet dan arahkan ke embur
19
kosong dan meletakan ember diatas kain pel
Menyumbat telinga dengan kapas dan penutup
20
mata pasien dengan menggunakan waslap
21 Menutup dada dengan handuk
Menyisir rambut kemudian disiram dengan air
22
hangat dengan menggunakan gayung
Menggosok pangkal rambut dengan kain kasa
23 yang telah di beri sampo kemudian di urut
dengan ujung jari
Membilas rambut sampai bersih kemudian
24
keringkan
25 Mengangkat tutup telinga dan mata
Mengangkat talang karet masukan ke dalam
26
ember dan meletakan handuk di baki
Mengembalikan pasien ke letak semula dengan
27 cara mengangkat kepala dan alasnya serta
diletakan diatas bantal
Menyisisr rambut pasien kembali dengan sisir
yang bersih dan biarkan kering atau keringkan
28
dengan menggunakan fhon (pengering rambut
listrik), lalu disisir sampai rapi
29 Merapikan pasien dan membuka celemek
30 Membereskan alat – alat
31 Mencuci tangan
Evaluasi
32 Observasi Pasien
Mendokumentasikan tindakan yang di lakukan dan respon pasien
Jumlah

Keterangan :
4 = Langkah dilakukan dengan benar dan sistematis tanpa ragu-ragu atau tanpa
perlu bantuan dan sesuai dengan urutan / Mahir
3 = Langkah dilakukan dengan benar tetapi tidak sistematis / Tanpa bimbingan
2 = Langkah dilakukan tetapi kurang tepat / Dengan sedikit bimbingan
1 = Langkah tidak dilakukan sama sekali /dilakukan dengan bantuan penuh

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 ……


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100 = × 100 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 (128) 128

Subang, ……………………….....
Penguji

( …………………………….….. )

Page 51 of 68
MODUL 8
STERILISASI / DESINFEKSI
Kompetensi Dasar : Melaksanakan pemeliharaan Teknik steril /
desinfeksi

A. Pengertian
Steralisasi merupakan suatu cara untuk membebaskan sesuatu
(alat,bahan,media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan
kehadirannya baik yang patogen maupun yang a patogen. Atau bisa juga
dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari semua
mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora.

Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk mencegah


pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan
keadaan aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin
keamanan terhadap pencemaran oleh miroorganisme dan di dalam bidang-
bidang lain pun sterilisasi ini juga penting.

Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik maupun


kimiawi. Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman
patogen atau kuman apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan
atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau
bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering,
steralisasi gas (Formalin H2 O2), dan radiasi ionnisasi.

Pembersih, desinfeksi dan sterilisasi yang tepat terhadap objek yang


terkontaminasi secara signifikan mengurangi dan seringkali memusnahkan
mikroorganisme.
B. Jenis-jenis Metode Sterilisasi
1. Metode fisik, yang meliputi:
a. Metode sterilisasi panas (kering, basah) contohnya: Oven, Incenerator,
Dibakar, Direbus, Pasteurisasi, Autoclave steam.

Page 52 of 68
b. Metode sterilisasi radiasi. Contohnya: Ultra Violet (UV), Sinar Gama.
c. Metode sterilisasi filtrasi
2. Metode kimia, antara lain:
a. Metoda sterilisasi dingin (perendaman). Contohnya: Filter (HEPA).
b. Metoda sterilisasi gas.
C. Tujuan
Adapun tujuan dari sterilisasi dan desinfeksi tersebut adalah
1. Menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran dalam keadaan siap pakai
2. Mencegah peralatan cepat rusak
3. Mencegah terjadunya infeksi silang
4. Menjamin kebersihan alat
5. Menetapkan produk akhir dinyatakan sudah steril dan aman digunakan
pasien.
D. Langkah-langkah dari sterilisasi dan desinfeksi

1) Pembersihan
Pembersihan adalah membuang semua material asing seperti kotoran
dan meteri organik dari suatu objek (Rutala, 1990).
Pembersihan termasuk menggunakan air dan kerja mekanis dengan
atau tanpa detejen. Pada saat objek kontak dengan material infeksiusatau
berpotensi infeksius, objek menjadi terkontaminasi. Jika objek itu sekali
pakai maka objek tersebut di buang. Dan jika objek itu di gunakan
kembaliharus dibersihkan seluruhnya bahkan didesinfeksi atau di sterilisasi
sebelum digunakan kembali.

Bila peralatan pembersih dikotori oleh materi organik seperti darah,


materi fekal, mukus/ pus. Maka perawat menggunakan masker, kacamata
pelindung dan sarung tnagan kedap air. Barier ini menjadi pelindung
terhadap organisme infeksius. Sikat yang berbulu padat dan deterjen atau
sabun dibutuhkan untuk pembersihan. Langkah berikut ini menjamin bahwa
suatu objek di sebut bersih jika :
1) Cuci alat atau benda yang terkontaminasi dnegan air dingin yang
mengalir untuk membuang materi organi. Air panas menyebabkan

Page 53 of 68
protein pada materi organik berkoagulasi dan menempel pada objek
sehingga sulit untuk dibuang.
2) Setelah pembilasan, cuci objek dengan sabun dan air hangat. Sabun
atau deterjen mengurangi area tegangan air dan mengemulsi materi
yang kotor atau sisa. Sedangkan beberapa deterjen rumah tangga
memiliki kandungan desinfektan.
3) Gunakan sikat untuk membuang kotoran atau pateri pada lekukan atau
lipatan. Gesekan dapat mengeluarkan materi yang mengkontaminasi
sehingga mudah dibuang.
4) Bilas objek di air hangat
5) Keringkan objek dan persiapkan untuk desinfeksi dan sterilisasi
6) Sikat, sarung tangan dan bak tempat objek dibersihkan harus di anggap
juga terkontaminasi dan haru dibersihkan.

2. Desinfeksi dan Sterilisasi


1) Desinfeksi
Menggambarkan proses yang memusnahkan banyak atau semua
mikroorganisme, dengan pengecualian spora, bakteri dari objek yang
mati (Rutala, 1995).
Biasanya dilakukan dengan menggunakan desinfektan kimia atau
pasteurisasi basah (digunakan untuk peralatan terapi pernapasan).
Contohnya : alkohol, klorin, glutaraldehid dan fenol. Zat-zat ini
dapat membakar dan toksik terhadap jaringan.
2) Sterilisasi
Adalah penghancuran atau pemusnahan seluruh mikroorganisme
termasuk spora. Penguapan dengan tekanan gas Etilen Oksida (ETO), dan
kimia merupakan agens sterilisasi yang paling umum.
Suatu alat akan di desinfeksi atau sterilkan bergantung pada
derajat risiko infeksi penggunanan alat. Ada tiga kategori klasifikasi
perlengkapan alat atau benda yang memerlukan desinfeksi atau
sterilisasi yaitu diantaranya :

Page 54 of 68
a) Alat Penting
Alat-alat yang memasuki jaringan steril atau sistem vaskuler
menimbulkan resiko tinggi terkena infeksi jika alat-alat tersebut
terkontaminasi dengan mikroorganisme, khusussnya spora bakteri.
Alat-alat penting perlu di sterilkan. Beberapa alat tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Peralatan Bedah
b. Katether intravaskuler
c. Katerter urine
d. Jarum

b) Alat Semi Penting


Alat-alat yang kontak dengan membran mukosa atau kulit yang
tidak utuh juga beresiko. Alat atau benda ini harus bebas dari
mikroorganisme (kecuali spora bakteri). Alat-alat semi penting harus
di desinfeksi atau disterilkan. Beberapa dari alat tersebut antara lain
adalah :
a. Kateter tau selang penghisap (suction) respiratorius
b. Selang endotrakea
c. Endoskop gastrointestinal
d. Termometer
c) Alat Tidak Penting
Alat-alat yang kontak dengan kulit utuh namun bukan
membran mukosa harus bersih. Alat-alat tidak penting harus di
desinfeksi. Beberapa dari alat-alat ini adalah sebagai berikut :
a. Pispot
b. Manset tekanan darah
c. Linen
d. Stetoskope
Perawat harus mengenal kebijakan dan prosedur pembersihan, penanganan
dan pengiriman alat-alatperawatan dan akhirnya di desinfeksi dan sterilisasi.

Page 55 of 68
Petugas khusus yang dilatih mendisenfeksi dan mensterilisasi teruta,ma harus
melakukan prosedur tersebut.
Pemilihan metoda desinfeksi atau sterilisasi dilakukan setelah
mempertimbangkan faktor-faktor berikut :
1. Konsentrasi larutan dan durasi kontak
Konsentrasi yang encer atau waktu paparan yang pendek dapat
mengurangi keefektifan.
2. Jenis dan jumlah patogen
Dengan penghancuran organisme tertentu dapat dengan mudah
dihancurkan daripada organisme lain. Semakin banyak patogen pada suatu
objek, waktu desinfeksi yang dibutuhkan menjadi semakin panjang.
3. Area permukaan yang akan di kerjakan
Seluruh permukaan dan area yang kotor harus terpapar seluruhnya
terhadap agens desinfektan dan sterilisasi
4. Suhu lingkungan
Desinfektan cenderung bekerja paling baik pada suhu ruang.
5. Adanya sabun
Sabun dapat membuat desinfektan tertentu menjadi tidak efektif.
Pembilasan objeksecara menyeluruh perlu sebelum mendesinfeksi.
6. Adanya materi organik
Desinfektan menjadi tidak aktif kecuali jika darah, saliva, pus atau ekskresi
tubuh dicuci terlebih dahulu. tabel dibawah ini menyajikan daftar proses untuk
desinfeksi dan sterilisasi serta karakteristiknya.
Tabel 1
Contoh Proses Deinfektan Dan Sterilisasi
Karakteristik Contoh Pengunaan
UAP PANAS
Uap panas termasuk mengukus (uap Autoklave dan drum sterilisator
panas dengan tekanan) pada saat digunakan untuk mensterilkan alat-alat
terpapar dengan tekanan yang bedah, larutan pareentral dan balutan
tinggi, uap air dapat mencapai suhu bedah.

Page 56 of 68
diatas titik didih untuk membunuh
patogen dan spora

RADIASI
Radiasi pengionan menembus objek Radiasi digunakan untuk mensterilkan
secara mendalam untuk sterilisasi obat, makanan dan bahan-bahan lainya
dan desinfektan yang efektif yang sensitif terhadap panas

BAHAN KIMIA
Bahan kimia merupakan desinfektan Bahan kimia dapat mendesinfeksi
yang efektif karena menyerang instrumen dan peralatan seperti
semua jenis mikroorganisme, termometer gelas, klorin berguna untuk
bekerja dengan cepat, dapat bekerja mendesinfeksi air dan untuk tujuan
di dalam air tetap stabil dalam kegiatan rumah tangga.
pengaruh cahaya maupun suhu
panas, tidak mahal dan tidak
berbahaya pada jaringan tubuh ,
tidak merusak bahan yang sedang di
desinfektandan todak di aktifkan
oleh materi organik

GAS ETILEN OKSIDA


Gas ini menghancurkan spora dan Gas ini mensterilkan beberapa alat-alat
mikroorganisme dengan mengubah dari karet dan plastic
proses metabolik sel. Uap
dikeluarkan dalam ruang seperti
autoclave. Gas etilen oksida beracun
pada manusia dan waktu pengisian
gas bervariasi sesuai produk

Page 57 of 68
AIR YANG DIDIDIHKAN
Pendidihan merupakan tindakan Alat-alat tersebut (misal : botol susu bayi
yang paling murah untuk dilakukan yang terbuat dari gelas) harus dididihkan
dirumah, spora bakteri dan minimal 15 Menit.
beberapa virus tahan terhadap
pendidihan. Tindakan ini tidak di
gunakan di rumah sakit
Sumber : Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4, Potter & Perry : 2005

E. Langkah – langkah / Prosedur pelaksanaan


SKALA PENILAIAN
NO PROSEDUR/LANGKAH KEGIATAN
4 3 2 1
STERILISASI
Pengkajian
1 c. Cek perencanaan keperawatan
Perencanaan
2 b. Cuci tangan
Persiapan Alat :
3 h. Sterisator
Implementasi
4 n. Operasionalkan alat sterisator
Jumlah
Keterangan :
4 = Langkah dilakukan dengan benar dan sistematis tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu
bantuan dan sesuai dengan urutan / Mahir
3 = Langkah dilakukan dengan benar tetapi tidak sistematis / Tanpa bimbingan
2 = Langkah dilakukan tetapi kurang tepat / Dengan sedikit bimbingan
1 = Langkah tidak dilakukan sama sekali /dilakukan dengan bantuan penuh

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 ……


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100 = × 100 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 (16) 16

Subang, ……………………….....
Penguji

( …………………………….….. )

Page 58 of 68
MODUL 9 ( A )
PERAWATAN LUKA

Kompetensi Dasar : Melaksanakan Asuhan Keperawatan pada pasien


dengan Luka

A. Pengertian
Penyembuhan luka adalah respon tubuh terhadap berbagai cedera
dengan proses pemulihan yang kompleks dan dinamis yang menghasilkan
pemulihan anatomi dan fungsi secara terus menerus.(Joyce M. Black, 2001).

Penyembuhan luka terkait dengan regenerasi sel sampai fungsi organ


tubuh kembali pulih, ditunjukkan dengan tanda-tanda dan respon yang
berurutan dimana sel secara bersama-sama berinteraksi, melakukan tugas dan
berfungsi secara normal. Idealnya luka yang sembuh kembali normal secara
struktur anatomi, fungsi dan penampilan.

B. Tujuan Perawatan Luka


1. Melindungi luka dari trauma mekanik
2. Mengimmobilisasi luka
3. Mengabsorbsi drainase
4. Mencegah kontaminasi dari kotoran-kotoran tubuh (faeces, urine)
5. Membantu hemostatis
6. Menghambat atau membunuh mikroorganisme
7. Memberikan lingkungan fisiologis yang sesuai untuk penyembuhan luka

C. Jenis-jenis / Type Perawatan Luka


1. Tipe balutan kering-kering
a) Terutama digunakan untuk menutup luka dengan penyembuhan primer
b) Melindungi luka, absorbs drainase dan esterik bagi pasien serta
memberikan tekanan (jika diperlukan)

Page 59 of 68
c) Kerugian : melekat pada permukaan luka ketika drainase telah kering.
Pada saat dilepas menimbulkan rasa nyeri dan merusak jaringan
granulasi.

2. Tipe balutan basah-basah


a) Digunakan pada luka terbukayang bersih atau permukaan yang sedang
bergranulasi. Normal saline dan agen mikrobial dapat digunakan untuk
membasahi Luka.
b) Memberikan lingkungan yang fisiologis, yang dapat membantu proses
penyembuhan lokal dan meningkatkan rasa nyaman bagi pasien. Eksudat
yang tebal akan lebih mudah dihilangkan.
c) Kerugian : jaringan disekitarnya menjadi lecet, resiko infeksi semakin
tinggi.

3. Tipe balutan kering-kering


a) Terutama digunakan untuk menutup luka dengan penyembuhan primer.
b) Melinungi luka, absorbsi drainase dan estetik bagi pasien serta
memberikan tekanan ( jika diperlukan ).
c) Kerugian : melekat pada permukaan luka ketika drainase telah kering.
Pada saat dilepas menimbulkan rasa nyeri dan merusak jaringan
granulasi.

4. Tipe balutan basah-kering


a) Digunakan untuk luka yang tidak teratur atau terinfeksi yang harus di
“debriedement” dan ditutup dengan penyembuhan skunder.
b) Ksa dibasahi dengan normal saline atau larutan antimikrobial, ditutupkan
pada luka menghilangkan rongga mati.
c) Kasa basah ditutup dengan kasa kering.
d) Jika telah kering , jaringan nekrotik akan terabsorbsi oleh kasa.
e) Kasa diganti jika telah kering ( sebelum kasa kering ). Makin banyak
jaringan nekrotik pada kasa, semakin sering diganti.

Page 60 of 68
D. Macam-Macam Luka Menurut Penyebab :
1. Mekanik
a. Tajam
b. Tumpul
c. Ledakan/tembakan
2. Non mekanik
a. Kimia
b. Thermik
c. Radiasi

Ad. 1. Mekanik
1. Vulus Scissum/luka sayat : tersayat benda tajam.
2. Vulus Contusum/luka memar : cedera pada jaringan bawah kulit; terbentur
benda tumpul.
3. Vulnus laceratum/luka robek : jaringan yang rusak dengan luka agak dalam;
tergilas mesin.
4. Vulnus punctum/luka tusuk : luka bagian luar kecil tetapi bagian dalam
besar; terkena bagian runcing.
5. Vulnus Seloferadum/luka tembak : luka ( pinggir ) kehitam-hitaman;
tembakan peluru.
6. Vulnus Morcum/luka gigitan : luka yang bentuknya tidak jelas; tergantung
dari gigi.
7. Vulnus Abrasio/luka terkikis : luka hanya bagian luar kulit/belum mengenai
pembuluh darah.

E. Berdasarkan Terjadinya :
1. Intentional trauma/luka disengaja : dikarenakan proses terapi.
Unintentional trauma/luka tidak disengaja : karena kesalahan/kecelakaan,
dapat berupa :
a. Luka tertutup, jika kulit tidak robek atau hanya memar, dapat terjadi
kerusakan berat pada jaringan lunak dan pembuluh darah yang
menyebabkan warna biru.
b. Luka terbuka, jika kulit atau jaringan dibawahnya robek.

Page 61 of 68
F. Penyembuhan Luka
Bila terjadi injuri atau trauma pada kulit, yang disebabkan kecelakaan atau luka
disengaja, maka akan diikuti dengan proses penyembuhan dari luka tersebut.
1. Penyembuhan tingkat I
a) Defensive ( pertahanan ) :
Dimulai pada saat terjadi luka, berakhir 4-6 hari.
b) Rekonstruktive ( membangun kembali ) :
Terjadi sebelum proses defensive selesai/sempurna, fibroblast dalam luka
mensintea mukopolisakarida, glukoprotein dan kol.
c) Manturative ( making ) :
Jaringa parut berubah dalam bentuk dan ukuran.

2 Penyembuhan tingkat II
a) Waktu penyembuhan lebih lama.
a) Jaringan parut yang terjadi lebih besar.
b) Kemungkinan terjadi infeksi lebih besar.

G. Langkah – langkah / Prosedur


Skala
No Pelaksanaan Perawatan Luka
4 3 2 1
A. Peralatan
1 Sarung tangan steril
2 Sarung tangan sekali pakai
3 Set balutan ( gunting, pinset)
4 Nierbekken
5 Kassa
6 Kom untuk larutan antiseptik atau larutan pembersih
7 Larutan garam fisiologis atau H2O steril
8 Plester
9 Bensin
10 Kantung plastik untuk sampah
B. Prosedur
11 Jelaskan prosedur kepada klien
12 Siapkan peralatan yang diperlukan di meja (jangan
membuka peralatan)

Page 62 of 68
13 Ambil kantung plastik dan buat lipatan di atasnya.
Letakkan kantung plastik agar mudah terjangkau oleh
anda
14 Pasang sampiran. Jaga privacy pasien
15 Bantu klien pada posisi nyaman. Instruksikan klien agar
tidak menyentuh area luka atau peralatan steril.
16 Cuci tangan secara menyeluruh
17 Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan
plester
18 Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan
menariknya dengan perlahan, sejajar pada kulit dan
mengarah pada balutan(bila masih terdapat plester
pada kulit, dapat dibersihkan dengan aseton)
19 Angkat balutan secara perlahan dengan menggunakan
atau pinset
20 Jika balutan lengket pada luka, lepaskan dengan
memberikan larutan garam faal atau air steril
21 Observasi karakteristik dan jumlah drainase pada
balutan
22 Buang balutan kotor pada nierbekken atau kantung
plastik, hindari kontaminasi permukaan luar kantung.
23 Lepaskan sarung tangan dengan menarik bagian dalam
keluar. Buang pada Nierbekken,
24 Buka nampan balutan steril. Balutan, gunting,pinset
dan forsep harus tetap pada nampan steril. Buka botol
larutan antiseptik lalu tuang ke dalam kom steril atau
kasa steril
25 Pakai sarung tangan steril
26 Inspeksi luka. Perhatikan kondisinya, letak drain,
integritas jahitan dan karakteristik drainase. (palpasi
bila perlu, dengan bagian tangan non dominan yang
tidak akan menyentuh bahan steril)
27 Bersihkan luka dengan larutan antiseptik atau larutan
garam fisiologis. Pegang kasa yang dibasahi dalam
larutan dengan forsep. Gunakan kasa terpisah untuk
setiap usapan membersihkan. Bersihkan dari daerah
yang kurang terkontaminasi ke area terkontaminasi
28 Gunakan kasa baru untuk mengeringkan luka atau insisi.
Usap dengan cara seperti pada no. 17

Page 63 of 68
29 Beri salep antiseptik, bila di pesankan, gunakan tehnik
seperti pada pembersihan. Jangan dioleskan di atas
tempat drainase
30 Pasang balutan steril kering pada insisi atau letak luka
31 Gunakan plester di atas balutan
32 Sisihkan semua alat dan bantu klien kembali pada posisi
nyaman
33 Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempat yang
telah disediakan
34 Cuci tangan
35 Kaji respon pasien dan catat pada catatan perawat
Jumlah
Keterangan :
4 = Langkah dilakukan dengan benar dan sistematis tanpa ragu-ragu atau tanpa
perlu bantuan dan sesuai dengan urutan / Mahir
3 = Langkah dilakukan dengan benar tetapi tidak sistematis / Tanpa bimbingan
2 = Langkah dilakukan tetapi kurang tepat / Dengan sedikit bimbingan
1 = Langkah tidak dilakukan sama sekali /dilakukan dengan bantuan penuh

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 ……


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100 = × 100 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 (140) 140

Subang, ……………………….....
Penguji

( …………………………….….. )

Page 64 of 68
MODUL 9 ( B )
VULVA HYGIENE DAN PERINEUM

Kompetensi Dasar : Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien


dengan luka vulva hygiene dan perineum

A. Pengertian
Vulva hygiene dan perineum merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang
tidak mampu membersihkan sendiri. Tujuannya mencegah terjadinya infeksi serta
menjaga kebersihan vulva dan perineum.

1. Pengkajian keperawatan
Yang perlu diperhatikan pada pengkajian alat kelamin (vulva hygiene) dan
Perineum adalah ada / tidaknya iritasi daerah sekitarnya, adanya pendarahan,
mukus, lokhea bagi wanita, kateterisasi, luka jahitan pada pasien pasca partum,
serta kebersihannya.
2. Diagnosis keperawatan
Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan kurangnya perawatan / kebersihan
pada daerah vulva dan perineum
3. Perencanaan keperawatan

B. Tujuan
1 Mencegah terjadinya infeksi
2 Mempertahankan kebersihan vulva dan perineum

C. Langkah-langkah /prosedur kegiatan


SKALA PENILAIAN
No PROSEDUR/LANGKAH KEGIATAN
4 3 2 1
Pengkajian
1 a. Cek Perencanaan Keperawatan
Perencanaan
2 a. Cuci tangan
b. Persiapan alat :
3 1) Baki beralas
4 2) Sarung tangan
5 3) Perlak
6 4) Kapas sublimat/desinfektan
7 5) Bethadine
8 6) Pinset anatomis
9 7) Kassa steril

Page 65 of 68
10 8) Lidi kapas
11 9) Selimut ekstra duk/pembalut wanita/pakaian dalam
bersih
12 10) Pispot
13 11) Bengkok
14 12) Botol air cebok
15 13) Sampiran
Persiapan pasien
16 a. Dekatkan alat-alat
17 b. Menjelaskan tindakan
18 c. Memasang sampiran
19 d. Atur posisi klien
Langkah Kerja
20 a. Mencuci tangan
21 b. Mengganti selimut
22 c. Membuka pakaian bawah, posisi lutut ditekuk, memasang
alas (perlak), sorongkan
pispot
23 d. Dekatkan bengkok
24 e. Membuka daerah vulva dan menyiramnya dengan air
desinfektan.
25 f. Membersihkan labia mayora, minora (daerah vulva) dari
arah atas ke bawah dengan
kapas sublimat
26 g. Keringkan dan angkat pispot
27 h. Beri bethadine/ kassa bethadine pada daerah perineum
(bila ada luka episiotomi)
28 i. Pasang pembalut dan pakaian bawah
29 j. Angkat pengalas
30 k. Bereskan alat -alat
31 l. Mencuci tangan
32 m. Catat respon klien
33 n. Dokumentasikan tindakan keperawatan
Keterangan :
4 = Langkah dilakukan dengan benar dan sistematis tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu
bantuan dan sesuai dengan urutan / Mahir
3 = Langkah dilakukan dengan benar tetapi tidak sistematis / Tanpa bimbingan
2 = Langkah dilakukan tetapi kurang tepat / Dengan sedikit bimbingan
1 = Langkah tidak dilakukan sama sekali /dilakukan dengan bantuan penuh

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 ……


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100 = × 100 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 (132) 132

Subang, ……………………….....
Penguji

( …………………………….….. )

Page 66 of 68
REKAPITULASI NILAI PESERTA DIDIK

Nama Peserta Didik : ....................................................................


No. Induk : ....................................................................
Kelas / Semseter : .............................. /....................................

Nilai Nilai
NO Perasat Nilai Harian
Ujian akhir
1 Mengukur Tanda-tanda Vital
Memandikan Pasien Di tempat
2
Tidur
3 Cuci Rambut

4 Sterilisasi / Desinfektan

5 Perawatan Luka

6 Vulva Hygiene

Subang, ...........................................
Penguji

( ....................................................... )

Page 67 of 68
LEMBAR KOMUNIKASI ORANG TUA/WALI PESERTA DIDIK

Yang bertandatangan dibawah ini :


Nama : .........................................................................
Umur : ...................... Tahun
Pekerjaan : .........................................................................
Alamat : ..................................................................................................
..................................................................................................
..................................................................................................

Pesan/Kesan :

Subang, .................................................
Orang Tua/Wali Peserta Didik

(......................................................................)

Page 68 of 68

Anda mungkin juga menyukai