Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

PENCEGAHAN INFEKSI

A. Konsep Teori
a. Mencuci tangan
1. Definisi
Cuci tangan merupakan salah satu tindakan yang dianggap paling
efektif untuk mengurangi penularan mikroorganisme dan mencegah
infeksi. Cuci tangan adalah proses pembuangan kotoran dan debu
secara mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun
dan air mengalir.

2. Tujuan
Membuang kotoran dan organisme yang menempel dari tangan dan
untuk mengurangi jumlah mikroba total pada saat itu dan pencegahan
penularan infeksi.

3. Indikasi
1. Jika tampak kotor
2. Sebelum dan sesudah kontak dengan klien
3. Setelah kontak dengan sumber mikroorganisme ( darah, Cairan
tubuh, membran mukosa, kulit yang tidak utuh, obyek mati yang
mungkin terkontaminasi
4. Sebelum memakai sarung tangan DTT atau steril
5. Setelah melepas sarung tangan
6. Setelah dari kamar mandi
7. Sebelum pulang kerja

4. Kontra Indikasi
Tidak ada

1
5. Efek Samping
a. Kulit kering
b. Dermatitis kontak iritan
c. Dermatitis kontak alergi

6. Mekanisme Kerja
1) Membasahi tangan mulai dari pertengahan lengan bawah dengan
air mengalir
2) Meletakkan sabun di atas tangan secukupnya, gosok-gosok
hingga berbusa dan diratakan hingga pertengahan lengan bawah
3) Menggosok kedua telapak tangan, tangan kanan di atas punggung
tangan kiri dan sebaliknya
4) Menggosok kedua punggung tangan dengan posisi kedua tangan
saling mengunci
5) Menggosok kedua ibu jari dengan cara menggenggam lalu
menggosok pergelangan tangan secara bergantian
6) Menggosok ujung kuku tangan kanan dengan diputar di telapak
tangan kiri dan sebaliknya
7) Membilas tangan dengan air sampai bersih
8) Mematikan kran air dengan siku
9) Mengeringkan tangan dengan lap tangan/handuk bersih

7. Prosedur cuci tangan hygienis


1. Basahi tangan pertengahan lengan bawah dengan air mengalir
2. Letakkan sabun diatas tangan secukupnya, gosok-gosok hingga
berbusa tanpa percikan dan ratakan hingga pertengahan lengan
bawah
3. Lakukan gerakan cuci tangan dengan menggosok kedua telapak
tangan, gosok telapak tangan kanan di atas punggung tangan kiri
dan sebaliknya, gosok kelima kuku jari tangan dan punggung kuku
di atas telapak tangan kiri dan sebaliknya, gosok kedua telapak
2
tangan dengan jari saling mengait, gosok kedua ibu jari dengan
cara menggenggam, gosok kedua pergelangan tangan secara
bergantian.
4. Proses berlanggsung selama 10-15 detik
5. Bilas kembali dengan air sampai bersih
6. Matikan kran dengan siku
7. keringkan dengan lap tangan/ handuk bersih dan kering

8. Prosedur cuci tangan steril/bedah


1. Singsingkan lengan baju hingga setengah lengan atas
2. Nyalahkan kran air
3. Basahi lengan bawah hingga siku dibawah air mengalir
4. Taruh sabun ditelapak tangan secukupnya, gosok-gosok hingga
berbusa dan ratakan sabun hingga siku.
5. lakukan gerakan cuci tangan hygienis dengan waktu lebih lama
atau 20-30 kali untuk setiap langkah.
6. Sikat kuku kedua tangan secara bergantian dengan menggunakan
sikat kuku steril
7. Gosok tangan, sela-sela jari hingga siku satu persatu dengan gerak
melingkar menggunakan spons steril sekali pakai
8. Proses cuci tangan berlangsung 3-5 menit
9. Bilas hingga tangan bersih, jangan menyentuh wastafel atau area
tdk steril.
10. Matikan kran dengan siku
11. Posisi tangan lebih tinggi dari siku
12. Keringkan tangan dengan handuk/lap tangan steril, lalu handuk
masukkan ke ember tertutup.
13. Tuangkan alkohol 70% di telapak tangan dan gosok hingga kesiku
secara merata
14. Keringkan tangan dengan lap tangan / handuk Steril.
15. Kenakan gaun pelindung dan sarung tangan Steril.
3
b. Alat pelindung diri (APD)
1. Definisi
Alat pelindung diri adalah alat-alat yang digunakan untuk tindakan
pencegahan infeksi untuk darah,cairan tubuh,kulit yang tidak utuh dan
membran mukosa dengan menggunakan gown,masker,penutup
kepala,sarung tangan dan kacamata pelindung bila perlu.

2. Tujuan
1. Gown adalah melindungi pekerja pelayanan kesehatan dan
penggunjung dari kontak dengan bahan dan darah atau cairan
tubuh yang terinfeksi.
2. Masker adalah menghindarkan perawat menghirup MO dari
saluran pernapasan klien dan mencegah penularan patogen dari
pernapasan prawat ke klien
3. Masker bedah adalah melindungi pemakai dari menghirup partikel
besar aerosol yang melintas dalam jarak yang pendek dan partikel
kecil droplet nukleus yang bertahan di udara dan melintas dalam
jarak yang lebih jauh
4. Masker adalah untuk mencegah inhalasi patogen pada klien yang
rentan.
5. Sarung tangan adalah mengurangi kemungkinan pekerja kontak
dengan organisme infeksius yang menginfeksi klien,menggurangi
kemungkinan pekerja akan memindahkan flora endogen mereka
sendiri ke klien,mengurangi kemungkinan pekerja menjadi tempat
kolonisasi sementara MO yang dapat dipindahkan pada klien lain.

3. Indikasi
a. Pekerja yang memasuku kamar isolasi
b. Pengunjung yang memasuki ruang isolasi
c. Pasien yang keluar dari kamar isolasi dengan tujuan yang esensial
sepertih pemeriksaan diagnostik
d. Perawat atau dokter yang bekerja di ruangan isolasi
e. Perawat yang melakukan tindakan invasif

4. Kontra Indikasi
Tidak ada

5. Efek Samping
Bahan gown yang terasa panas dapat menyebabkan keringat
berlebihan

6. Prosedur mengenakan APD


1. Cuci tangan
2. Pakai penutup kepala dengan menggunakan kedua pangkal tali dan
pasangkan ke kepala sampai menutup rambut dan telinga.
3. Kenakan gown, pastikan bahwa menutupi semua bagian pakaian
luar, tarik lengan baju kebawah kepergelangan tangan,ikatan
dengan rapat pada leher dan pinggang dan jangan menyentuh area
yang tidak steril
4. Pakai masker menutup mulut dan hidung dengan rapat, ikatan
diatas telinga dan leher,kurangi berbicara setelah menggunakan
masker
5. Buka pembungkus sarung tangan dengan meminta bantuan orang
lain untuk membuka bungkusnya,atau bila sarung tangan
dimasukkan kedalam bak istrumen steril, buka bak instrumen
dengan menggunakan korentang.
6. Ambil salah satu sarung tangan dengan memegang pada sisi
sebelah dalam lipatanya,yaitu bagian yang bersentuhan dengan
kulit
7. Posisikan sarung tangan setinggi pinggang dan menggantung ke
lantai sehingga bagian lubang jari-jari tangan terbuka, masukkan

5
tangan (jaga sarung tangan supaya tetap tidak menyentu
permukaan)
8. Ambil sarung tangan kedua, selipkan jari-jari tangan yang sudah
memakai sarung tangan kebagian lipatan yaitu kegiatan yang tidak
akan bersentuhan dengan kulit.
9. Pasang sarung tangan yang kedua dengan cara memasukkan jari-
jari yang belum memakai sarung tangan,kemudian luruskan
lipatan dan atur posisi sarung tangan sehingga terasa pas dan enak
dipakai.
10. Pakai sepatu boot

7. Prosedur melepaskan APD


1. Bilas sarung tangan yang masih dipakai dibawah air yang
mengalir atau dalam rendaman larutan klorin atau lysol, gosok
sampai terangkat kotoran, bercak darah atau cairan tubuh yang
menempel
2. Tarik sarung tangan pada ujung jari-jari pada bagian
tengah/telapak tangan, jangan buka sampai terlepas demikian
sebelahnya
3. Pada akhir setelah di ujung jari,secara bersamaan dan bertautan
dan tengah sangat berhati-hati sarung tangan baru di lepas.
4. Masukkan sarung tangan kedalam bengkok
5. Cuci tangan hygienis
6. Lepas masker denan membuka ikatan bawah dahulu baru ikatan
atas,masukkan kedalam ember tertutup
7. Lepaskan penutup kepala,masukan kedalam ember tertutup
8. Terakhir buka ikatan gown yang di pinggang,baru atas dan
turunkan jangan menyentuh bagian luar,kemudian pegang ujung
dalam bawah gown dan tarik keluar,hingga posisi terbalik.
9. Gulung gown dan masukkan kedalam ember tertutup,bilah masih
dipakai dan bersih gantung dalam posisi terbalik .
6
10. Lepaskan sepau boot

c. Dekontaminasi alat
1. Definisi
Dekontaminasi adalah proses yang membuat objek mati lebihaman
ditangani staf sebelum dibersihkan Pembersihan adalah tindakan yang
dilakukan untuk menghilangkan semua darah,cairan tubuh,benda
asing dari alat/instrumen

2. Tujuan
Untuk mematikan kuman,virus hepatitis B HIV AIDS

3. Indikasi
Peralatan medis yang terpapar darah ,urine,feses dan semua cairan

4. Kontra Indikasi
Tidak ada

5. Efek Samping
Tidak ada

6. Mekanisme Kerja
1. Mekanisme Kerja
1) Menyiapkan alat secara ergonomis
2) Memakai celemek plastik dan handscoon rumah tangga
3) Menuangkan 1 liter klorin/bayclin ke dalam waskom lalu
menuangkan 9 liter air, waskom berisi air sabun, dan waskom
berisi air bersih
4) Merendam alat segera setelah dipakai dalam larutan klorin selama
10 menit

7
5) Membilas dengan air di dalam baskom berisi air sabun sambil
disikat dan dibersihkan dengan spons, kemudian bilas dengan air
bersih
6) Mengeringkan alat dengan lap steril sampai kering lalu dibungkus
dengan kain bersih dan kering 
7) Sterilkan dengan otoklaf dengan suhu 121ᴼC (30 menit
dibungkus, dan 20 menit tidak dibungkus)
8) Sambil menunggu alat disterilkan, bereskan alat serta membuka
handscoon secara terbalik
9) Mencuci tangan 6 langkah
10) Mengeluarkan alat dari otoklaf bila tidak dibungkus keluarkan
dengan menggunakan korentang
11) Menuliskan nama alat, tanggal dan jam

7. Prosedur Tindakan
a. Prosedur Pengenceran 0,5% untuk merendam alat-alat yang
terkontaminasi
1. Pakai sarung tangan,celemek plastik
2. Siapkan glas ukur, tuang air 1 liter dalam waskom
3. Siapkan glas ukur, tuang (klorin/bayclin 5%) 100 ml dalam 1
liter air tersebut dengan perbandingan 9:1 (air:klorin), aduk
sampai rata
4. Rendam alat kesehatan segera setelah dipakai dalam larutan
tersebut selama 10 menit
5. Segera bilas dengan air mengalir hingga bersih dan lanjutkan
dengan pembersihan (cuci dan bilas) dengan langka sbb:
a. Sikat dengan menggunakan sabun alat kesehatan yang
sudah di rendam tadi, kemudian digosok dengan
menggunakan spons+sabun sampai bersih
b. Bilas alat-alat tersebut dibawah air mengalir hingga
bersih
8
6. Mensterilkan dengan otoklaf dengan suhu 121 ℃ (30 menit
dibungkus, 20 menit tidak dibungkus)
7. Menuliskan nama alat, tanggal dan jam

b. Pengenceran 0,05%-0,1% untuk merendam alat-alat yang telah


dicuci dan dibilas dibawah air mengalir
1. Pakai sarung tangan rumah tangga dan celemek plastik
2. Siapkan gelas ukur, tuang air 1 liter dalam waskom plastik
3. Siapkan gelas ukur, tuangkan 1 liter/bagian bayclin dan
tambahkan 9 liter/bagian
4. Rendam alat kesehatan yang sudah di cuci air mengalir pada
waskom berisi larutan klorin 0,05%-1% tadi selama 10 menit
5. Segera bilas dengan air mengalir dan lanjutkan dengan
pembersihan
6. Alat-alat yang sudah dibersihkan kemudian dilap sampai kering
7. Alat-alat kesehatan yang sudah dikeringkan tadi dibungkus
dengan kain bersih dan kering
8. Kemudian tuliskan nama alat,tanggal dan jam
9. Selanjutnya alat siap untuk disterilkan

d. Pengelolaan benda tajam


1. Definisi
Sampah benda tajam adalah benda-benda tajam sekali pakai yaitu
jarum suntik, jarum jahit, abocath, silet, pisau bisturi, scalpel, dll).

2. Tujuan
a. Melindungi petugas dari perlukaan benda tajam
b. Melindungi penyebaran infeksi terhadap petugas kesehatan
c. Mencegah penularan infeksi pada masyarakat sekitar
d. Membuang bahan-bahan berbahaya secara aman ke lingkungan
9
3. Indikasi
Semua benda yang mempunyai permukaan tajam dan dapat melukai
atau memotong jaringan permukaan kulit atau bagian tubuh sehingga
menyebabkan luka.

4. Kontra Indikasi
Tidak ada

5. Efek Samping
a. Luka
b. Tertusuk
c. Iritasi kulit

6. Mekanisme Kerja
1) Menggunakan sarung tangan rumah tangga
2) Mengambil sampah benda tajam bekas pakai
3) Memusnahkan benda tajam bekas pakai pada needle destroyer
(penghancur jarum)
4) Menampung benda tajam yang sudah hancur dalam wadah plastik
5) Membakar hasil penghancuran sampah benda tajam dalam
insenerator atau kubur dalam lubang yang sudah disediakan
6) Melepaskan sarung tangan rumah tangga
7) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir

7. Prosedur Tindakan
1) Gunakan sarung tangan rumah tangga
2) Ambil sampah benda tajam bekas pakai
3) Musnahkan benda tajam bekas pakai pada needle destroyer
(penghancur jarum)
4) Tampung benda tajam yang sudah hancur dalam wadah plastik
10
5) Bakar hasil penghancuran sampah benda tajam dalam insenerator
atau kubur dalam lubang yang sudah disediakan
6) Lepaskan sarung tangan rumah tangga
7) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir

e. Pengelolaan Limbah Infeksius dan Non Infeksius


1. Definisi

Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi darah, cairann


tubuh pasien yang mengandung organisme pathogen yang tidak secara
rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan
virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan.

Limbah non infeksius adalah limbah padat yang di hasilkan dari


kegiatan rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur,
perkantoran, taman, dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali
bila ada teknologinya.

2. Tujuan
a. Mencegah penyebaran infeksi kepetugas klinik yang
menanganinya dan masyarakat.
b. Melindungi petugas yang menangani sampah dari kecelakaan
yang tidak sengaja.
c. Memberikan lingkungan yang estetik.

3. Indikasi
Terdapat limbah infeksius maupun non infeksius

4. Kontra Indikasi
Tidak ada

11
5. Efek Samping
Iritasi kulit

6. Mekanisme Kerja
1) Petugas melakukan pemilihan sampah/limbah cair,padat medis
dan non medis.
2) Air limbah dari sumber/ penghasil limbah di buatkan saluran
pembuangan.
3) Pembuangan air limbah limbah akhir berupa instalasi pengolahan
air limbah
4) Sampah medis berupa jarum suntik di masukan ke dalalm safety
box.
5) Setiap 3 bulan sekali petugas mengirim sampah medis Untuk
sampah non medis setiap harinya petugas kebersihan mengambil
sampah dari ruang pelayanan kemudian di kumpulkan di tempat
pengumpulan sampah sementara.
6) Setiap 2 hari sekali petugas kebersihan mengambil sampah dari
tempat pengumpulan sampah sementara untuk di buang ke TPA

7. Prosedur Tindakan
a. Limbah Infeksius :
1) Persiapan alat:
a) Handscoon
b) Masker
c) Safety box
d) Tempat sampah/limbah
e) Plastik kuning
2) Petugas ruangan memasukkan sampah medik dari ruangan
ke dalam kantong plastik (sampah kering kecuali botol
bekas obat dan infuse set) 
12
3) Setelah 24 jam / pergantian shift atau sesudah kantong
plastik terisi sampah medik maksimal 2/3 bagian.
4) Petugas kebersihan mengambil sampah medis tersebut dan
memilah sampah tersebut dlaam sampah kering dan basah.
5) Petugas memilah lagi untuk sampah kering  dengan
memisahkan infuse set tersendiri  terpisah dari sampah
kering yang lain.
6) Petugas kebersihan mengikat kantong dengan rapat dan
mengangkut dengan trolly khusus ke insenerator.
7) Petugas kebersihan membakar sampah kering kecuali infus
set di Incenerator.
8) Petugas pengambil Infuse set mengambil pada petugas
kebersihan. Khusus untuk botol bekas obat:
1. Petugas perawatan mengumpulkan botol bekas
tersebut dalam wadah khusus
2. Petugas menggunakan botol bekas tersebut sebagai
tempat ced‫ي‬an darah untuk pengiriman pasien ke
laboratorium

b. Limbah Non Infeksius :


1) Persiapan alat:
a) Handscoon
b) Masker
c) Tempat sampah/limbah
d) Plastik hitam
2) Petugas ruangan memasukkan sampah non medik ke dalam
kantong plastik.
3) Petugas keperawatan menganti kantung plasta baru apabila
kantong plastik terisi sampah medik maksimal 2/3 bagian.
4) Petugas kebersihan mengambil sampah tersebut  dan
memilah sampah kering dan basah
13

5) Petugas kebersihan membakar sampah kering langsung


pada tempat sudah disediakan
6) Petugas kebersihan membuang sampah basah ke TPA
( tempat pembuangan akhir)

f. Pengelolaan Alat Pasca Dekontaminasi


a. Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)
1. Definisi
Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua
mikroorganisme kecuali endospora bateri dengan cara merebus
atau kimiawi.

2. Tujuan
Mematikan kuman yang menempel pada alat-alat sehabis
digunakan 90%

3. Indikasi
Terpapar kuman, virus, dll

4. Kontra Indikasi
Tidak ada

5. Efek Samping
Tidak ada

6. Mekanisme Kerja

a) Panas Basah ( Perebusan atau Pengukusan ) : Proses


dilakukan setelah dekontaminasi dan pencucian
1) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
keringkan dengan handuk bersih
2) Memakai handscoon
14

3) Menggunakan wadah dari bahan logam dan mempunyai


penutup
4) Instrument harus terendam seluruhnya di dalam air
(rebus) atau tidak melebihi tingkat wadah pengukusan
(kukus)
5) Mengusahakan agar jumlah instrument tidak terlalu
banyak/penuh agar pengurangan air akibat penguapan,
tidak menyebabkan sebagian instrument berada di atas
permukaan air atau instrument memukul dinding
wadah/membuka tutup pada saat air mendidih (rebus)
6) Hitung Waktu 20 menit dihitung dari saat air mulai
mendidih atau terbentuknya uap yang diakibatkan oleh
air yang mendidih. uap air panas pada 800 C, membunuh
semua bakteri, virus, parasit, dan jamur dalam 20 menit.
7) Sesudah 20 menit, matikan api/pemutus arus listrik,
pindahkan wadah dan atau buka penutupnya, keluarkan
instrument (pakai penjepit/korentang), dinginkan,
langsung pakai atau simpan di wadah DTT.
Dokumentasikan
8) Membereskan alat
9) Melepas handscoon
10) Mencuci tangan, keringkan

b) Kimiawi : Proses dilakukan setelah dekontaminasi dan


pencucian
1) Mencuci tangan, keringkan
2) Memakai hanscoon
3) Siapkan instrument, Sebelumnya instrument harus sudah
melalui proses dekontaminasi dan pencucian
4) Siapkan Larutan Klorin 0,5% untuk proses
dekontaminasi instrument. Klorin besifat korosif
terhadap benda logam, namun instrument tahan karat
cukup aman untuk direndam (menggunakan wadah
plastic) 20 menit.
15

5) Gunakan wadah yang mempunyai penutup dan terbuat


dari bahan non korosif (plastic, kaca, email atau
alumunium)
6) Digunakan untuk instrument yang tidak tahan panas
(plastic, lensa optic dan karet)
7) Rendam Instrument harus dengan baik
8) DTT selama 20 menit
9) Setelah 20 menit, angkat instrument (pakai
penjepit/korentang), bilas dengan air DTT/steril hingga
sisa larutan DTT dapat dihilangkan. langsung digunakan
atau disimpan di dalam wadah DTT dapat disimpan
hingga 1 minggu.
10) Bereskan alat
11) Melepas handscoon
12) Mencuci tangan, keringkan
13) Dokumentasi

g. Sterilisasi
1. Definisi
Sterilisasi adalah proses untuk menghilangkan semua jenis
organisme hidup seperti mikroorganisme, bakteri, jamur pada suatu
benda.

2. Tujuan
Mematikan semua jenis organisme 100%

3. Indikasi
Peralatan yang terpapar urine, feses, darah, dll

4. Kontra Indikasi
Tidak ada

5. Efek Samping
Tidak ada
16
6. Mekanisme Kerja
a. Proses steril dengan penguapan
Menggunakan autoklaf dengan suhu 121 sampai 134 derajat
celcius. Pada suhu 121 derajat celcius diperlukan waktu
sekitar 15 menit. Sedangkan dalam suhu 134 derajat celcius
hanya butuh waktu 3 menit saja. Proses ini menghasilkan
jamur, bakteri, dan spora bakteri jadi non aktif.
b. Pemanasan
Biasanya dilakukan pada benda berbahan kaca dan logam.
Caranya adalah dengan merebusnya di air mendidih selama
15 menit agar virusnya benar-benar mati dan hilang. Salah
satu contoh dari proses steril dengan pemanasan dan banyak
dilakukan di rumah adalah mensterilkan botol susu bayi
sebelum dipakai.
c. Bahan kimia
Beberapa bahan kimia yang bisa dipakai untuk proses steril
adalah pemutih, formaldehida, ozone, hidrogen peroksida,
dll.
d. Radiasi
Proses sterilisasi menggunakan sinar-X, sinar gamma, atau
partikel sub atom.

7. Prosedur Tindakan

a) Otoklaf  (Sterilisasi Uap) : Proses dilakukan setelah


dekontaminasi dan pencucian
1) Persiapan alat:
a) Otoklaf
b) Handscoon
2) Mencuci tangan, keringkan
3) Memakai handscoon
4) Menyiapkan instrument yang akan di sterilisi, Instrument
harus sudah diproses dekontaminasi dan pencucian
sebelum sterilisasi
5) Instrument sudah dibungkus (apabila diperlukan) dan
disusun sedemikian rupa sehingga panas dan uap
bertekanan, dapat mencapai semua bagian secara efektif.
6) Periksa persiapan otoklaf ( listrik, jumlah air, alat penera
suhu dan tekanan, kunci penutup )
7) Setelah penyusunan selesai, tutup penutupnya dan
lakukan penguncian, hidupkan arus listrik atau pemanas,
atur suhu hingga 1210 C
8) Setelah kondisi tersebut tercapai, mulai dilakukan
penghitungan atau pengaturan waktu 20 menit (untuk
instrument yang tidak dibungkus) dan 30 menit (untuk
instrument terbungkus)
9) Matikan arus listrik atau sumber pemanas, keluarkan sisa
tekanan dan uap air, keluarkan instrument yang
diinginkan. Diamkan semua alat sampai kering sebelum
diangkat. Setelah dingin, instrument siap dipergunakan,
apabila tidak langsung dipakai, simpan di tempat
penyimpanan alat steril.
10) Bereskan alat
11) Melepas handscoon
12) Mencuci tangan, keringkan
13) Dokumentasi

b) Oven ( Sterilisasi Panas Kering ) : Proses dilakukan setelah


dekontaminasi dan pencucian
1) Persiapan alat:
a) Oven
b) Handscoon
c) Korentang
2) Mencuci tangan, keringkan
3) Memakai handscoon
4) Menyiapkan instrument yang akan di sterilisi, Instrument
harus sudah diproses dekontaminasi dan pencucian
sebelum sterilisasi
17

5) Susun sedemikian rupa sehingga paparan panas


mencapai seluruh permukaan instrument secara efektif.
Jangan mengisi terlalu penuh, karena akan
mempengaruhi penyaluran panas dan menambah waktu
yang diperlukan
6) Tutup oven, atur temperature pada suhu 1700 C
7) Setelah mencapai temperature tersebut, mulai dilakukan
pengaturan atau perhitungan waktu untuk 60 menit ke
depan
8) Waktu dihitung sejak oven mencapai suhu yang
diinginkan
9) Matikan arus listrik atau sumber pemanas setelah proses
selesai, buka penutup oven, ambil instrument (pakai
penjepit/korentang), dinginkan, langsung pakai/simpan
di tempat steril
10) Bereskan alat
11) Melepas handscoon
12) Mencuci tangan, keringkan
13) Dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz. 2015. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk Kebidanan.


Jakarta: Salemba Medika.
Ambarwati, Eny Retra dan Tri Sunarsih. 2014. Keterampilan Dasar Praktik
Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2015. Keterampilan Praktik Klinik Untuk Kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika.
JNPK-KR. 2018. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Khansa, Mujahidah. 2013. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan.
Jakarta: Pustaka Pelajar.
Karjatin, Atin. 2016. Praktikum Keperawatan Maternitas. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia
Nurul, Ardiani. 2015. KDPK Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Rihama
Ratna Aryani,prosedur klinik keperawatan KDM JNPK-R 2014

Anda mungkin juga menyukai