Anda di halaman 1dari 19

PENDAHULUAN

Praktek kedokteran gigi melibatkan banyak komponen,termasuk didalamnya


Pasien dan tenaga kesehatan. Kemungkinan untuk terpapar infeksi silang sangatlah
besar khususnya tenaga kesehatan. Kesadaran pasien dan professional kesehatan
tentang adanya bahaya potensial yang berkaitan dengan kontaminasi silang makin
meningkat karena adanya publikasi dan usaha pendidikan mengenai AIDS. Bukti-
bukti menunjukkan bahwa tingkat resiko bagi dokter gigi dan stafnya berkaitan
langsung dengan kontaknya terhadap darah.
Sejalan dengan bermunculannya kasus penyakit menular yang semakin tinggi
oleh karena itu, semua prosedur yang mengakibatkan keluarnya darah, menempatkan
dokter gigi dan stafnya pada resiko tinggi, terhadap penyakit-penyakit seperti AIDS,
virus Hepatitis B, tuberkolosis dan lain-lain.
Untuk menghindari atau memperkecil terjadinya infeksi, maka seharusnya
seorang praktisi dokter gigi memperhatikan tindakan asepsis, artinya dalam
melakukan pekerjaan diklinik diupayakan untuk menjauhkan segala kemungkinan
terjadinya kontaminasi dari kuman mikroorganisma. Tindakan mensucihamakan atau
desinfeksi, tidak hanya dilakukan terhadap alat-alat yang dipergunakan saja, tetapi
lebih menyeluruh terhadap semua yang berhubungan langsung atau tidak langsung
dengan luka.
Pekerjaan desinfeksi harus meliputi :
1. Evalusi pasien
2. Proteksi operator dan tim
3. Pasien
4. Alat-alat yang dipergunakan

Evaluasi Pasien
Pada awalnya informasi riwayat medik dari pasien merupakan prosedur tata
laksana Pasien yang komprehensip. Dari informasi ini kita dapat mengevaluasi
adanya kemungkinan penyakit atau riwayat Pasien yang dapat menyebabkan
infeksi silang pada saat operasi.
Pada pasien yang beresiko, walaupun dengan memakai teknik sterilisasi yang
adekuat dan antibiotic yang poten, luka paska bedah terjadi 2-9% dari seluruh
tindakan bedah. Bakteri ditemukan 90% pada daerah bedah walaupun dilakukan

1
tindakan aseptic. National Academy of science / National Reaserch Council
(NAS/NRC) .

Proteksi Operator Tim dan kamar operasi


Tindakan kontrol infeksi yang dibuat untuk membatasi atau mengurangi
kontaminasi siulang adalah cerminan langsung dari sikap dokter gigi. Beberapa hal
yang penting untuk diperhatikan oleh operator khususnya seorang dokter gigi sebagai
penentu keberhasilan rencana pengontrolan infeksi pada kamar operasi atau
lingkungan klinik dokter gigi.
Prinsip bedah yang utama adalah mencegah terjadinya infeksi luka sepanjang
yang dapat dilakukan oleh manusia, sehingga bibit penyakit kedalam ruang operasi
(RO) dapat ditekan sekecil mungkin. Untuk melakukan ini, pakain petugas harus
bersih selama memasuki RO. Tidak seorangpun boleh masuk ke ruang operasi dengan
memakai pakaian luar atau pakaian yang telah dipakai dimana saja disekitar rumah
sakit. Selanjutnya setiap orang yang ikut serta dalam operasi pasen yang mengalami
infeksi harus mandi dan mengenakan pakaian operasi yang bersih sebelum membantu
operasi berikutnya. Sebelum meninggalkan RO, setelah menangani kasus infeksi,
petugas harus meletakan pakaian operasi pada tempat yang telah disediakan untuk itu.
Pakaian operasi yang biasa, terbuat dari kain katun dengan lengan pendek. Kemejanya
dimasukan kedalam celana panjang, jadi tidak dibiarkan menggantung di luar.
Pakaian dalam juga terbuat dari kain katun.
Sebelum memasuki ruangan operasi, petugas harus mengenakan topi dan masker.
Topi hendaknya menutupi seluruh rambut kepala dan masker menutupi hidung.
Ketika mengenakan masker yang mempunyai timah penguat disepanjang tepi atasnya
dapat dibentuk sesuai dengan lengkung hidung sehingga udara ekpirasi tidak mengalir
keatas dan mengaburkan lensa adalah dengan menggosok kacamata dengan sabun
biasa dan mengkilatkannya

Triad Barrier
Untuk membatasi kontaminasi silang pada dokter gigi, staf dan pasien, maka
digunakan triad barrier yaitu masker, sarung tangan, dan kaca mata pelindung.
1. Sarung tangan uji disposibel non steril bisa digunakan untuk kebanyakan
prosedur kedokteran gigi. Sarung tangan yang umum digunakan dan dianggap

2
memenuhi syarat adalah jenis Lateks. Apabila sterilitas sangat diperlukan,
gunakan sarung tangan yang steril.
2. Masker digunakan untuk melindungi mukosa oral dari percikan cairan. Masker
bedah dan masker biasa dianggap cukup adekuat untuk melindungi operator
selama prosedur operasi berlangsung. Masker yang baik yaitu yang dapat
menyaring sampai dengan 95% partikel yang berukuran 3-5 mikron. Masker
juga harus diganti setiap ganti pasien.
3. Kaca mata pelindung, Selama perawatan gigi dan mulut mungkin saja timbul
atau adanya cipratan cairan dari instrument putar sehingga dapat
mengkontaminasi mata

Mencuci Tangan
Tujuan mencuci tangan dalam pembedahan adalah untuk mengangkat
mikroorganisme, kotoran, tanah, minyak, losion dari tangan operator dan anggota tim
bedah
Keadaan ini akan tercapai melalui:
1. Proses mekanis (sikat) yang mengangkat kotoran dan mikroorganisme
sementara (transient microorganism) dengan gesekan
2. Proses kimiawi dengan mengurangi bakteri kulit yang menetap (resident skin
bacteria) dan mikroorganisme yang non aktif dengan bahan mikrobisida atau
antiseptic.
Hal ini akan menjaga populasi mikroba dalam jumlah minimum dengan menekan
pertumbuhan dan oleh karena itu akan mengurangi bahaya kontiminasi mikroba pada
luka oleh bakteri kulit.

3
Peralatan mencuci tangan
Peralatan berikut ini diperlukan untuk prosedur cuci tangan yang baik
- Sebuah bak cuci yang dalam dan cukup lebar untuk mencegah percikan air
- Persediaan air yang dapat dikendalikan oleh kaki
- Sikat pengosok yang diresapi bahan detergen anti septic

Tata Cara Mencuci Tangan


Agar yakin cuci tangan yang kita lakukan sudah benar, maka seluruh seluruh
petugas medis harus memperhatikan petunjuk-petunjuk berikut:
1. Tidak seorangpun dengan luka terbuka, luka bakar, atau lesi kulit lainnya pada
tangan diperbolehkan untuk cuci tangan.
2. Lepaskan semua perhiasan.

4
3. Gunakan sikat
4. Buka dan keluarkan pembersih kuku dari dalam kemasan
5. Dibawah air mengalir, bersihkan bagian bawah kuku jari secara teliti (kuku
jari harus pendek dan bebas dari cat kuku)

6. Mulailah menyikat telapak tangan kemudian secara berurutan sikat setiap jari,
dan punggung tangan. Lanjutkan pada seluruh permukaan selama 2 menit
dengan perhatian khusus pada jari dan daerah kutikula

7. Dilanjutkan dengan menyikat lengan keatas sampai dibawah siku selama 30


detik. Jangan kembali ketangan atau kedaerah pergelangan tangan yang sudah
di sikat
8. Setelah 30 detik, pindahkan sikat dari tangan yang belum disikat ke tangan
yang sudah disikat dan ulang cara seperti diatas
9. Setelah langkah ke-6 selesai, sikat ulang kedua telapak tangan selama 30 detik

5
10. Buang sikat (tata cara cucui tangan yang lazim menghabiskan waktu sekitar 5
½ menit.
11. Bilas tangan dan lengan kita
dibawah air yang mengalir,
bersihkan satu tangan dan lengan,
biarkan air menetes dari siku.
Ulangi cara ini untuk tangan dan
lengan lainnya. angkat tangan
keatas sehingga air menetes dari
siku, tidak dari ujung jari.

Mengeringkan Tangan
Setelah mencuci tangan, keringkan dengan handuk steril sebelum mengenakan
jubah steril. Untuk mengeringkan tangan dan lengan, pegang handuk yang terlipat
dengan jari-jari kedua tangan dan jauhi meja atau orang lain sehingga anda tidak
mungkin menyentuh sesuatu. Buka handuk itu dan letakkan satu ujung handuk
pada tangan yang bebas, lakukan dengan keyakinan bahwa handuk itu tidak
menyentuh sesuatu yang tidak steril.

6
Handuk yang sudah dipakai (bagian handuk yang tidak steril) tidak dipertemukan
lagi dengan daerah yang kering. Pegang bagian handuk yang masih steril dengan
tangan yang bebas dan mulai keringkan tangan dan lengan yang bebas dan mulai
keringkan tangan dan lengan yang satunya lagi. Buang handuk pada tempat yang
dibuat untuk itu, hati-hati dalam melakukannya agar tidak menyetuh sesuatu.

Memakai Jubah Operasi


Jubah yang steril dipakai untuk menutup pakaian yang terkontaminasi yang
dapat menyebabkan infeksi dari pasien. Sebelum jubah steril digunakan, gunakan
handuk steril untuk mengeringkan tangan setelah prossedur cuci tangan selesai.

Tata Cara Memakai jubah operasi DanSarung Tangan Tanpa Bantuan Perawat
(Scrub Nurse)
Bila memakai jubah dan sarung tangan tanpa bantuan perawat, semua petugas
RO harus memperhatikan petunjuk-petunjuk berikut.
1. Sebelum mencuci tangan, buka jubah steril pada permukaan yang datar.
Dengan pinset, letakkan sarung tangan dibalik pembungkus steril disamping
jubah dan kemudian baru mencuci tangan
2. Waktu memasuki ruang operasi, angkat handuk yang terlipat dari kemasannya
tanpa menyentuh sarung tangan atau bungkus kertas steril
3. Menjauhlah dari kemasan, buka handuk seluruhnya pegang handuk agak jauh
sehingga tidak terkontaminasi oleh sentuhan baju atau pakaian yang tidak
steril.
4. Gunakan sebagian handuk untuk mengeringkan satu tangan dan kemudian
diteruskan keatas lengan sampai siku. Jangan kembali ke daerah yang sudah
dikeringkan
5. Setelah lengan pertama dikeringkan, balikin handuk dan gunakan ssebagian
sisanya untuk mengeringkan tangan yang lain lalu lengan
6. Jatuhkan handuk kertas kedalam keranjang sampah atau keranjang untuk
pakaian
7. Angkat jubah yang terlipat dari kemasan steril tanpa menyentuh bungkus
sarung tangan atau pembungkus yang steril. Ingat tangan memang bersih, tapi
tidak steril

7
8. wPegang tepi leher yang ada, buka jubah didepan anda tapi hanya menyentuh
bagian dalam jubah. Pastikan anda berada dalam ruang yang cukup luas untuk
membuka jubah tanpa menyentuh pakaian. Berdirilah jauh dari pintu.

9. Temukan lubang lengan pada jubah dan masukan kedua lengan kedalamnya.
Jangan biarkan tangan anda melewati manset jubah ketika melakukan teknik
sarung tangan tertutup.
10. Perawat keliling (Circulating Nurse) yang ada di ruang operasi akan
memegang bagian dalam jubah dan menarik lengan jubah keatas. Kemudian
mengikat tali leher dibelakang, hanya boleh menyentuh bagian dalam jubah
yang terkontaminasi.

8
11. Lakukan teknik sarung tangan tertutup
12. Setelah anda memakai sarung tangan, berikan pelindung yang membungkus
tali pengikat dari panel belakang kepada circulating nurse diruang operasi
13. Selama perawat tersebut memegang kertas pelindung, berputarlah 360 derajat
kemudian ambil tali dari bungkus pelindung dan ikat tali pinggang di depan.

Tata Cara Memakai Jubah Dan Sarung Tangan Dengan Bantuan Perawat
Waktu menggunakan jubah dan sarung tangan dengan bantuan perawat, semua
petugas bedah sebaiknya memperhhatikan pentujuk-petunjuk sebagai berikut:
1. Setelah anda selesai mencuci tangan, terimalah handuk yang terbuka dengan
satu tangan. Kcringkan tangan anda dengan cara yang sama seperti yang
dijelaskan sebelumnya.
2. Perawat pembantu akan membuka jubah dan menunjukan lubang lengan pada
anda sehingga anda tinggal memasukan lengan kedalam jubah sementara
perawat masih memegangnya. Perawat memakai sarung tangan untuk
perlindungan selama membantu mengenakan jubah kepada dokter

3. Tali pinggang dipakai dengan cara yang sama seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, setelah anda memakai sarung tangan.
Bila petugas meninggalkan ruang operasi dengan menanggalakan jubah dan
sarung tangan, maka sebelum masuk kedaerah steril, harus mencuci tangan lagi
selama 51/2 menit sebelum jubah dan sarung tangan dipakai kembali.
Memakai Sarung Tangan

9
Sarung tangan steril mempunyai dua tujuan yaitu menutupi permukaan tangan
yang tidak steril dari anggota tim bedah, sehingga melindungi pasien dari kontaminasi
dan sebaliknya melindungai tim dari kontaminasi oleh pasien. Agar yakin pas, maka
semua sarung tangan dengan ukuran sesuai harus tersedia untuk semua anggota tim
bedah.

Tata Cara Memakai Sarung Tangan tertutup


Teknik sarung tangan tertutup merupakan metode pilihan dalam mengenakan
sarung tangan. Tetapi apabila sarung tangan dengan cara ini terkontaminasi
penggantian dilakukan dengan menggunakan teknik sarung tangan terbuka.
Jika mengunakan teknik sarung tangan tertutup, semua petugas bedah
hendaknya memperhatikan petunjuk-petunjuk berikut:
1. Kapan saja anda mengenakan sarung tangan steril, dengan teknik apapun,
perlu diingat bahwa kulit tidak boleh menyentuh bagian luar sarung tangan
untuk menjaga sterilitasnya.
2. Dengan tangan tertutup jubah, ambil sarung tangan pertama dari kemasannya.
Jangan biarkan tangan keluar dari kelim manset jubah
3. Letakkan sarung tangan pada lengan jubah dan ibu jari sarung tangan pada ibu
jari sarung tangan, dengan jari-jari menunjuk kearah siku.
4. Pegang bagian bawah manset dengan jari-jari tangan yang terlindungi dari
tangan yang akan dipakai sarung tangan.
5. Pegang bagian atas manset dengan tangan lainnya, yang terbungkus jubah.
6. Naikkan manset bagian atas diatas manset jubah dari tangan yang akan
dipakaikan sarung tangan
7. Pegang manset sarung tangan dan manset jubah secara bersamaan dan
masukan jari-jari kedalam sarung dan atur letaknya
8. Untuk memakai sarung tangan kedua ulangi cara kedua sampai ketujuh
9. Teknik sarung tangan tertutup adalah cara yang paling disukai jika harus
memakai sarung tangan sendiri
10. Bersihkan bubuk pelican dari sarung tangan sebelum memulai pembedahan.

Tata Cara Teknik Sarung Tangan Terbuka


Jika menggunakan teknik sarung tangan terbuka, semua petugas harus
memperhatikan petunjuk-petunjuk berikut:

10
1. Tangan perawat pembantu(scurb nurse) diulurkan sampai keluar dari manset
jubah
2. Bungkus kertas dibuka dengan menggunakan kedua tangan. Pembungkus ini
harus di buka sehingga kertas tidak tertutup rapat dan bila kurang hati-hati
akan mengkontaminasi sarung tangan.
3. Dengan tangan, angkat sarung tangan dengan memegang tepi manset yang
terlipat daerah ini merupakan daerah dalam sarung. Pertahankan manset yang
terlipat 3inci itu dan jauhilah dari kemasan.

4. Sisipkan tangan kita kedalam sarung tangan, dan dengan hati-hati masukan
jari-jari lalu tarik manset sarung tangan secara bertahap disekelilingnya
sehingga lipatan manset yang 3 inchi itu dapat tetap dipertahankan. Usahakan
untuk menarik manset sarung tangan sampai menutupi manset jubah.
5. Angkat sarung tangan kedua dari kemasannya dengan cara memegang tepi
manset oleh tangan kedua. Letakan jari-jari tangan pertama (yang telah
memakai sarung tangan)dibawah lipatan manset yang berukuran3 inci itu dan
masukan tangan kedua seperti cara ke-4

11
6. Bila manset sarung tangan diatas manset jubah, balikluruh lipatan manset
sampai menutupi seluruh manset jubahsehingga hanya tampak bagian sarung
tangan yang steril.
7. Seperti pada pemakaian sarung tangan kedua, letakkan jari-jari yang telah
memakai sarung tangan dibawah manset sarung tangan, dan balik lipatan
manset di atas manset jubah sehingga tampak sisi tangan yang steril.
8. Bersihkan bubuk pelican dari sarung tangan sebelum memulai pembedahan.

Tata Cara Memakaikan Sarung Tangan Kepada Dokter Bedah


Ketika memakaikan sarung tangan kepada dokter bedah, perawat pembantu
sebaiknya memperhatikan petunjuk-petunjuk berikut:
1. Perawat memegang sarung tangan, mempertahankan lipatan manset dan
memastikan ibu jari sarung tangan menghadap dokter bedah.,
2. Manset direnggangkan sehingga tangan dokter bedah dapat masuk kedalam
sarung tangan dan memungkinkan untuk menarik manset sarung tangan
sampai melewati bagian atas manset jubah tanpa tergulung
3. Cara ke-2 diulangi untuk pemakaian sarung tangan berikutnya dari dokter
tersebut
4. Seringkali dokter bedah membantu pada waktu memakai sarung tangan kedua
dengan meletakkan tangan bersarung dibawah manset bersamaan dengan
tangan.

5. Dokter bedah cendrung memasukkan tangannya kedalam sarung tangan secara


paksa, maka perawat memegang sarung tangan dengan kuat

12
Tata Cara Melepaskan Sarung Tangan Yang Terkontaminasi
1. Setiap sarung tangan yang sterilitasnya diragukan dianggap terkontaminasi
mintalah circulating nurse untuk melepaskannya
2. Pegang sarung tangan pada permukaan palmar dengan baik dibawah manset
dan lepaskan.

3. Jangan menyentuh jubah


4. Jangan menyentuh kulit tangan
5. Jika sarung tangan robek, berhati-hatilah dalam melepaskannya
6. Setelah sarung tangan terkontaminasi dilepaskan, manset jubah sebaiknya
tidak ditarik menutup tangan. Pada saat memakai sarung tangan kembali, anda
harus memakai teknik sarung tangan terbuka atau anggota tim bedah lainnya
memakaikannya untuk anda.

Menanggalkan Jubah Yang Terkontaminasi


Jika jubah terkontaminasi dan perlu diganti, pertama kali ditanggalkan jubah
dan kemudian arung tangan. Hal ini memungkinkan anda untuk mengenakan kembali

13
jubah dan sarung tangan tanpa perlu mencuci tangan lagi. Jika sarung tangan sarung
tangan dilepaskan terlebih dahulu, diikuti dengan jubah yang tidak steril, maka harus
dilakukan cuci ulang sebelum memakai kembali jubah dan sarung tangan.

PERSIAPAN PASIEN PRABEDAH


Persiapan prabedah penting sekali untuk memperkecil resiko operasi karena
hasil akhir suatu pembedahan sangat tergantung pada penilaian penderita dan
persiapan prabedah. Dalam persiapan inilah ditentukan adanya indikasi dan
kontraindikasi operasi, toleransi penderita terhadap tindakan bedah, dan
ditetapkannya waktu yang tepat untuk melaksanakan pembedahan.
Pengunaan antibiotic pada masa prabedah ditujukan untuk menanggulangi
infeksi agar resiko pembedahan dapat ditekan serendah mungkin. Dalam hal ini
bila pembedahan dapat ditunda, biasanya infeksi diatasi terlebih dahulu. Tetapi
secara khusus antibiotic diberikan untuk tujuan pencegahan infeksi paskabedah.
Infeksi paskabedah dapat terjadi karena menyebarnya kuman dalam tubuh akibat
pembedahan ditempat yang memang penuh kuman, atau masuknya kuman
dalam tubuh melalui luka bedah. Jadi sebenarnya pemberian antibiotic
profilaksis merupakan pelengkap bagi tindakan antisepsis dan asepsis.
Pada pasien yang beresiko, walaupun dengan memakai teknik sterilisasi
yang adekuat dan atibiotik yang poten, luka paskabedah terjadi dari seluruh
tindakan bedah dan ditemukan 90% daerah bedah walaupun dilakukan tindakan
aseptic.
Tindakan asepsis pada persiapan pra bedah dilakukan untuk mempersiapkan
daerah kulit pasien. Kulit didesinfeksi dan diusahakan terhindar dari kontaminasi
sebelum dilakukan insisi bedah
Ada dua jenis persiapan prabedah yaitu pencukuran dan desinfeksi

Rambut pada daerah pembedahan biasanya dicukur sebelum pasien masuk


keruang bedah karena tidak diperbolehkan adanya rambut didaerah bedah yang
steril (kecuali alis mata). Petugas ruang operasi mempersiapkan, menyelubungi
dan mengisolasi daerah yang akan di bedah dengan handuk steril. Sabun bedah
dicairkan dengan air saline steril, dan wadah cairan tesebut ditambahkan spons.
Untuk prosedur yang dilakukan di rongga mulut, muka bagian bawah dan daerah
servikal atas. pertama-tama digosok kulityang termasuk daerah yang akan di

14
bedah digosok kuat dengan sabun operasi dengan menggunakan spons.

Daerah pembedahan ditutup oleh seorang anggota tim bedah yang telah
menggunakan jubah dan sarung tangan. Langkah awal, daerah operasi di isolir
dengan menggunakan handuk, kain atau kertas. Bila operasi yang akan
dilakukan terbatas pada prosedur pada rongga mulut saja seringkali hanya mulut
yang hanya dibiarkan terbuka. Kemudian di tempatkan kertas penutup sepanjang
tubuh dengan ujung terpisah, diikuti oleh penutup kepala kepala berukuran

pendek. Kertas penutup seringkali dilengkapi dengan tepi berperekat sehingga


mempermudah stabilitasnya.

Sterilisasi Instrumen
Sterilisasi adalah suatu proses membunuh dan menghilangkan semua kuman
dan sporanya yang menempel pada suatu objek atau benda.
Peralatan yang digunakan berkontak langsung dengan daerah yang steril yaitu
semua struktur atau jaringan yang tertutup kulit atau mukosa harus steril
sebelumnya.termasuk dalam kategori ini yaitu jarum suntik, scalpel, elevator, bur,
tang dan peralatan untuk implantasi misalnya implant, bahan aloplastik dan bahan
hemostatik. Apabila memungkinkan sebaiknya peralatan disterilisasi dengan
auotklaf. Namun apabila penggunaan autoklaf tidak memungkinkan, dapat
dilakukan cara lain yaitu dengan merendam alat dalam air mendidih selama paling
sedikit 10 menit
Sterilisasi dibagi dalam 4 tahap yaitu :
1. Pencucian pra-sterilisasi.

15
Instrument yang telah dipergunakan, sesegera mungkin dibersihkan / dicuci.
Pada saat melakukan pencucian , jangan lupa untuk memakai triad barrier
yaitu sarung tangan, masker dan kaca mata pelindung. Setelah semau
instrument di cuci dengan menggunakan sabun, kemudian masukkan ke dalam
larutan klorin. Dekontaminasi dengan menggunakan larutan klorin dapat
membunuh virus hepatitis A, b, C dan juga HIV, oleh karena itu proses ini
membuat barang-barang ini lebih aman ditangani oleh staf saat
membersihkannya.

2.
Pembungkusan

Setelah instrument di cuci, maka di lakukan pembungkusan.

3. Proses sterilisasi
Sterilisasi dengan menggunakan uap bertekanan tinggi, merupakan metoda
yang paling efektif untuk membunuh spora yang resisten serta fungus.
Alat-alat yang disterilkan dengan menggunakan autoclave biasaanya
dibungkus dulu dalam kasa, biasaanya di sterilisasi dalam satu paket
bedah. Pembungkusan denga kain kasa ini gunanya untuk

16
mempertahankan sterilitas alat atau bahan beberapa hari di luar autoclave.
Lama waktu sterilisasi dengan menggunakan autoclave adalah 30 menit
pada suhu 1210C (2500F), dengan tekanan 20 pon (10 Kg).

a. Panas kering (Dry Heat)


Teknik ini sering digunakan di kedokteran gigi, dapat mensterilkan
instrument, powder, minyak, dan bahan- bahan lain yang tidak tahan
dengan menggunakan sterilisasi dingin, autoclave dan lain-lain. Kelebihan
dari cara ini adalah tidak merusak kaca, tidak mengakibatkan alat berkarat.
Kerugiannya adalah membutuhkan waktu yang lebih lama bila
dibandingkan autoclave

b. Sterilisasi secara kimiawi.

17
Sterilisasi dengan cara merendam semua instrument dalam cairan kimia,
antara lain klorin. Selama 10 jam, dan selama masa perendaman tidak
boleh memasukkan alat-alat baru lagi ke dalam tempat perendaman.
4. Penyimpanan aseptic.

Setelah di sterilkan, alat di simpan pada tempat penyimpanan yang steril.

Kesimpulan
Tindakan kontrol infeksi yang dibuat untuk membatasi atau mengurangi
kontaminasi silang adalah cerminan langsung dari sikap dokter gigi.
Untuk menghindandari atau memperkecil terjadinya infeksi, maka seharusnya
seorang praktisi kedokteran gigi memperhatikan tindakan asepsis. Persiapan
prabedah penting sekali dilakukan untuk memperkecil resiko operasi karena hasil
akhir suatu pembedahan sangat bergantung pada penilaian keadaan penderita dan
persiapan bedah
Prinsip asepsis prabedah yang utama adalah mencegah infeksi silang antara
pasien dan operator beserta tim, berkerja dalam lingkungan dan alat yang steril serta

18
mencegah terjadinya infeksi luka sepanjang yang dapat dilakukan manusia sehingga
bibit penyakit dalam ruang operasi dapat ditekan sekecil mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

.
1. Kruger, G.O., 1979. Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery. Ed ke-5
Mosby. St.Louis
2. Nealon, T.F dan Nealon, W.H., 1996. Keterampilan Pokok Ilmu Bedah.
Penerjemah:Irene W dan Brahm U. EGC Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta
3. Pedersen, G.W., 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Penerjemah Purwanto
dan Basoeseno.EGC Penerbit Buku Kedokteran.Jakarta.
4. Rofix. 2009.Gambar Autoklaf.http://Rofix.wordpress.com/2009/03/08.alat-
alat-laboratorium-mikrobiology./
5. Rouke J Practical Infection Control. Asia Pasific Dental News April-Juni
1997; 26-27
6. Jong, W.D.,1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Penerjemah R. Sjamsuhidajat.EGC
Penerbit Buku Kedokteran Jakarta.
7. Smouse B. 2001. Antibiotic Prophylakxis. Midwest Institute For Therapy.
Peoria. Http:/www.miit com/abx/htm.

19

Anda mungkin juga menyukai