Anda di halaman 1dari 52

KELAINAN KELENJAR AIR LIUR

(SALIVARY GLAND)
PEMBIMBING :
DR. KAMAL BASRI SIREGAR, SPB(K)ONK
PENDAHULUAN

Semua perubahan yang


menimbulkan nyeri dan
pembengkakan pada kelenjar air
liur akan menimbulkan kelainan
pada kelenjar air liur
KELENJAR SALIVA

2 submandibular gland
2 parotid gland
2 sublingual gland
750 kelenjar saliva minor yang
tersebar di submukosa rongga
mulut, orofaring, hipofaring,
laring, ruang parafaringeal dan
nasofaring.
FUNGSI SALIVA

Utama: proses digesti, lubrikasi, dan proteksi.


Saliva berperan dalam digesti karbohidrat dan lipid melalui 2 enzim:
ptyalin (-amylase) dan lingual lipase.
Fungsi lain:
Menstimulasi taste buds.
Sebagai buffer protektif.
Antibakteri dalam saliva: igA, lysozyme (menyebabkan aglutinasi dan
autolisis bakteri teraktivasi sehingga mendegradasi dinding bakteri),
lactoferrin (menghambat pertumbuhan bakteri).
Sekresi, aliran darah, dan pertumbuhan kelenjar saliva dikontrol oleh
autonomic nervous system (Parasimpatis > simpatis)
Saat tidak terstimulasi: 69% saliva berasal dari kel. Submandibular, 26%
oleh parotis, dan 5% oleh sublingual.
Saat terstimulasi, 2/3 sekret berasal dari kel. Parotid.
Stimulus: ada makanan dalam mulut dan saat proses mengunyah.
Penghambat: tidur, fatigue, dehidrasi, and ketakutan.
MEKANISME PENGATURAN SALIVA
KELENJAR PAROTIS
Paling besar, dengan berat 1530 gram.
Lokasi : di regio preauricular hingga permukaan posterior mandibula.
80% terletak di atas m. masseter dan mandibula dan 20% lagi terletak di
retromandibula
Lobus superfisial : pada permukaan lateral masseter, merupakan bagian
lateral dari nervus fasialis.
Lobus profunda: medial dari nervus fasialis dan berada diantara prosesus
mastoideus os temporal dan ramus mandibula.
Fascia parotis membentuk kapsul yang padat (dense) tak elastik yang sekaligus
melapisi otot masseter, sehingga kadang dapat menyebabkan nyeri menjalar
disebut parotid masseteric fascia.
KELENJAR PAROTIS
Ductus stensen: mengalirkan saliva
serosa dari kelenjar liur parotis ke
dalam vestibulum rongga mulut.
Terletak sejajar dengan zygoma,
sekitar 1 cm di bawahnya, menembus
otot masseter. Kemudian melewati otot
buccinator dan masuk ke dalam
rongga mulut setinggi gigi molar dua
atas.
Kelenjar parotis assesoris dan
duktusnya terdapat pada 20%
manusia dan duktus ini terletak kranial
dari duktus stensen
KELENJAR PAROTIS
Nervus glossopharyngeal (IX) mempersarafi sekresi kelenjar parotis.
Nervus facialis (VII) keluar melalui foramen stylomastoid dan masuk ke kelenjar
parotis dan membaginya menjadi 2 zona surgikal, yaitu lobus superfisialis dan
profunda
Arteri yang berdekatan dengan kelenjar ini adalah karotis eksterna, maksilaris
interna, dan temporalis superfisialis.
Drainase melalui vena retromandibular (terbentuk dari persatuan antara vena
maksilaris dan vena temporal superfisial) yang terletak sebelah dalam dari
nervus fasialis
Drainase limfatik melalui kelenjar getah bening parotis dan paraparotis
Keganasan paling sering berasal dari lobus superfisial dan dapat diangkat
secara superficial parotidectomy.
KELENJAR SUBMANDIBULA
Terletak di segitiga submandibula
Dibagi menjadi lobus superfisial dan
profunda oleh muskulus mylohoid
Sekresinya oleh duktus Wharton dengan
muaranya di caruncula sublingualis.
Suplai darah kelenjar submandibula berasal
dari arteri facialis dan arteri lingualis.
Drainase melalui vena facialis.
Drainase limfatik melalui kelenjar getah
bening submandibula.
KELENJAR SUBLINGUAL
Sepasang dan tidak memiliki kapsul.
Berada anterior dari kelenjar
submandibula, di dasar lidah dan
terletak superior dari muskulus
mylohyoid
Duktus pada kelenjar sublingual
disebut duktus bartholin, yang terdiri
dari 8 20 duktus rivinus yang
berukuran lebih kecil dan pendek.
Suplai darah oleh arteri sublingual dan
submental
Drainase limfatikus menuju ke kelenjar
getah bening submandibula
KLASIFIKASI KELAINAN KELENJAR SALIVA
Kongenital : Obstruksi
Agenesis Sialolithiasis
Didapat : Stenosis atau striktur duktus

Inflamasi Neoplasma
Infeksi (virus, bakteri, jamur) Jinak / Benign
Autoimun (Sindrom Sjogrens ) Ganas / Malignant

Idiopatik ( necrotizing
sialometaplasia, sarkoidosis)
Traumatik
Mucocele
Ranula
Fistula kelenjar saliva
APLASIA / AGENESIS
Definisi : tidak adanya satu atau lebih kelenjar saliva mayor secara kongenital
Agenesis total dari kelenjar ludah mayor jarang terjadi, biasanya disertai
dengan kelainan fasial yang lain.

Gejala klinis : pasien mengeluhkan sulit menelan makanan padat, xerostomia,


terdapat karies luas, mucositis, glossitis. Pemeriksaan CT scan dan MRI
menunjukkan adanya penggantian dengan jaringan lemak dan fibrous
Pengobatan : xerostomia didasarkan pada pemberian saliva tiruan, mengurangi
kerusakan gigi dengan melakukan tindakan pencegahan dan mengobati infeksi
oportunistik, seperti kandidosis oral dan sialadenitis bakterial.
SIALADENITIS
Sialadenitis : inflamasi kelenjar saliva akut/ subakut/ kronik.
Sialadenitis akut : sering pada kelenjar parotis.
Dapat disebabkan oleh : bakteri (sering Staphylococcus aureus) atau virus
(mumps).
Sialadenitis kronik : akibat inflamasi granulomatosa kelenjar dan sering
berhubungan dengan sarcoidosis, actinomycosis, tuberculosis.
Faktor risiko sering: oral hygiene buruk, oral intake kurang, sehingga
produksi saliva menurun
Manifestasi klinis:
- Onset mendadak
- Nyeri
- Indurasi
- Eritema
- Purulen discharge
- Lobulus telinga naik/ tertarik
ke atas
- Suhu > 37.8oc.
- Progresi edema dasar mulut,
disfagia dan sumbatan
airway
Penunjang:
Merupakan diagnosis klinis
Lab test : leukositosis
Jika tidak respon dengan antibiotik dalam 48 jam -> MRI, CT atau
ultrasound
Aspirasi abses
Tatalaksana:
Antibiotik
Hidrasi
Menjaga kebersihan mulut (oral hygiene)
Sialogogue (stimulasi saliva)
Jika ada fluktuasi : insisi dan drainase
MUMPS
Masa inkubasi 2 3 minggu
Etiologi : Paramyxovirus, Coxsackie
virus A, echo virus
Gejala Klinis :
Pembengkakan kelenjar parotis
(tegang dan keras)
Nyeri kepala, myalgia, anorexia,
malaise, demam
Nyeri telinga, nyeri, disfagia dan
trismus
Pinna ispilateral terangkat
75% kasus mengenai parotis
bilateral. Biasanya terkena 1
kelenjar terlebih dahulu baru
satunya lagi.
Tatalaksana:
Suportif
Hidrasi (meningkatkan uptake cairan)
Anti-inflamasi & analgesik
Komplikasi:
Orchitis 20%
Meningitis 10%
Oophoritis 5%
Pancreatitis 5%
Kehilangan pendengaran <5, 80% unilateral
Pencegahan : Vaksin MMR (1st usia 12-15 bulan, 2nd usia 4-6 tahun) atau untuk
pasien dengan suspek terpapar virus (11-25 hari setelah terpapar).
SJOGREN SYNDROME

Penyakit autoimun yang menyebabkan


penurunan progresif sekresi kelenjar
saliva dan lakrimal.
Sering pada kelenjar parotis
Gejala klinis :
Xerostomia
Keratokonjungtivitis sicca
Pembengkakan kelenjar bilateral,
tidak nyeri, keras dan difus
Berisiko terkena limfoma
Diagnosis : biopsi
SJOGREN SYNDROME

Tatalaksana :
Atasi infeksi rekuren
Sialogauge (stimulasi saliva)
Obat kolinergik (pilocarpin)
Hindari rokok dan alkohol
Immunosuppresive (kortikosteroid
atau sitotoksik
MUCOCELE

Definisi : pembengkakan pada mukosa (jaringan lunak) mulut yang


diakibatkan oleh pecahnya saluran kelenjar liur dan keluarnya mucin ke
jaringan lunak di sekitarnya.
Lokasi : biasa pada bagian mukosa bukal, anterior lidah, bawah bibir
Etiologi : umumnya disebabkan oleh trauma, misalnya bibir yang sering
tergigit pada saat sedang makan, atau pukulan di wajah. Dapat juga
disebabkan adanya penyumbatan pada duktus (saluran) kelenjar liur
minor.
Gejala Klinis :
Batas tegas, konsistensi
lunak
Warna translusen
Ukuran biasa kecil
Nyeri (-)
Kadang dapat pecah,
hilang kemudian timbul
kembali
RANULA
Definisi : akumulasi saliva dibawah
membran mukosa dasar mulut akibat ruptur
atau terputusnya saluran kelenjar sublingual
Etiologi : ekstravasasi saliva akibat trauma

Gejala klinis :
Kista berbentuk seperti perut kodok
yang menggembung keluar ( Rana =
Kodok)
Dindng tipis dan mengkilat
Warna translusen dan terdapat
kebiru-biruan
Palpasi terdapat fluktuasi
Tumbuh lambat dan ekspansif
Nyeri (-)
Dapat mengganggu berbicara
SIALOLOTHIASIS
Adanya kalsifikasi stau atau lebih duktus kelenjar saliva
mayor atau minor.
Lokasi : kelenjar submandibula (80 -90%), kelenjar
parotid (10-20%)
Dapat terjadi pada semua usia. Laki laki lebih
banyak daripada wanita.
Gejala Klinis :
Bengkak berulang dan nyeri terutama saat makan
Obstruksi lama dapat menyebabkan infeksi akut
dengan nyeri dan eritema.
Xerostomia
Kadang terasa ada benda asing seperti pasir di
dalam rongga mulut.
Pemeriksaan penunjang : foto rontgen (tampak adanya
radioopak)
Diagnosis banding : submandibula gland lymphadenitis.
Tatalaksana :

Konservatif : antibiotik dan anti-inflamasi


(spontaneous stone passage)

Eksisi :

Lithotripsi

Sialendoskopi

Bila gagal: surgical cut

Eksisi kelenjar : bila batu berada dalam kelenjar


dan atau kelenjar sudah rusak.
DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA
NEOPLASMA
KELENJAR SALIVA
Definisi : Pertumbuhan sel yang abnormal yang terjadi pada kelenjar air liur, dapat
berasal dari kelejar parotid, submandibula, sublingual ataupun kelenjar minor.
Jarang; 2% - 5% dari semua neoplasma kepala dan leher.

Kelenjar parotis (70%), kelenjar submandibular (22%), dan kelenjar sublingual dan minor
(8%). 75% tumor kelenjar parotis adalah jinak, sedangkan 50% tumor kelenjar
Submandibula dan 80% tumor kelenjar minor merupakan tumor ganas.
Faktor risiko : merokok, radiasi, infeksi, faktor lingkungan (paparan serbuk gergaji,
pestisida, dan bahan kimia), genetik.
PATOGENESIS
KLASIFIKASI HISTOPATOLOGI WHO
PLEOMORPHIC ADENOMA
Tumor tersering pada kelenjar liur dan paling sering terjadi pada kelenjar
parotis (80%).
Dinamakan pleomorfik karena terbentuk dari sel-sel epitel dan jaringan
ikat.
Pertumbuhan tumor lambat, ukuran 2-5 cm, berbentuk bulat, konsistensinya
lunak, mobile, berbatas tegas.
Histopatologi : biasanya terlihat seperti gambaran lembaran, untaian atau
seperti pulau-pulau dari spindel atau stellata.
Penatalaksanaan : eksisi bedah dari kelenjar yang terkena
WARTHIN TUMOR
6 10% dari tumor parotis.
Kebanyakan pada usia 50 -60 tahun
Laki laki lebih banyak daripada wanita (5:1)
Kebanyakan pasien datang dengan massa yang tidak nyeri berukuran
rata-rata 2-4 cm. Pembesaran tumor biasanya cepat berkisar 6 - 20 bulan.
Sebagian kecil pasien dapat mengeluhkan nyeri.
Histologi : memiliki stroma limfoid dan sel epitelial asini.
Penatalaksanaan : reseksi bedah dengan melindungi saraf fasialis.
ONKOSITOMA
Sangat jarang ditemukan.
Lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria dengan ratio 2:1
Diameternya kecil (< 5 cm), biasanya tidak nyeri, pertumbuhannya
lambat dan berbentuk sferis. Dapat terjadi rekurens jika eksisi tumor
tidak komplit.
ADENOMA MONOMORFIK
Prevalensi : 1,8% dari tumor kelenjar liur
Sering terjadi pada usia 60 tahun
Tumor ini termasuk adenoma basal cell, adenoma canalicular, adenoma
sebaceous, glycogen rich adenoma dan adenoma clear cell.
Mikroskopiknya dibagi menjadi 4 sub tipe solid, trabecular, tubular,
membranous.
MUKOEPIDERMOID CARCINOMA
Jenis terbanyak keganasan pada kelenjar saliva
Tumor ini sering terjadi pada orang dewasa (30-40 tahun)

Penderita perempuan lebih banyak daripada penderita laki-laki.


Umumnya melibatkan kelenjar ludah mayor, yaitu kelenjar ludah parotis.
Gejala klinis : pembengkakan, tumbuhnya lambat, berasal dari sel epitelium
duktus dan berpotensi metastasis.
ACINIC CELL CARCINOMA
Puncak insiden usia 5-6 tahun
Tumor ini berkapsul, dan merupakan suatu proliferasi sel-sel yang membentuk
massa bulat, dengan diameter < 3 cm.

Tanda patologik khas adalah amiloid.


Asal mula sel dari kumpulan serosa asinar, dan duktus sel intercalated
ADENOCARCINOMA
Insiden jarang, tetapi merupakan tumor yang agresif (usia 40 tahun).
Sebagian besar pasien asimtomatik (80%), 40% tumor terfiksasi pada jaringan
diatas atau dibawahnya, 30% berkembang metastasis ke nodus servikal, 20%
menderita paralisis nervus fasialis, 15% merasa sakit pada wajahnya.
Tumor ini berasal dari tubulus terminal dan intercalated atau strained sel duktus.
ADENOID CYSTIC CARCINOMA
Merupakan kanker terbanyak dari keganasan kelenjar air liur minor
Paling sering muncul dengan nyeri dan parestesia

Tumbuh lambat, cenderung lokal invasif dan kambuh setelah operasi


Mikroskopis : terdiri dari sel kecil dan gelap dengan sitoplasma sedikit yang
tersusun seperti rantai Swiss Cheese
MIXED TUMOR MALIGNA
Umumnya berupa massa yang tidak nyeri, tetapi tumbuh cepat.
Kebanyakan terjadi pada kelenjar liur mayor.

Makroskopis : terlihat poorly circumscribe, infiltratif dan masa keras


Mixed tumor maligna terdiri dari 3 tipe yaitu: adenoma pleomorfik,
karsinosarkoma, dan mixed tumor metastasis.
LOW GRADE
Acinic cell carcinoma
Basal cell adenocarcinoma
Clear cell carcinoma
Cystadenocarcinoma
Epithelial- myoepithelial carcinoma
Mucinous adenocarcinoma

GRADING Polymorphous low grade adenocarcinoma (PLGA)

KANKER LOW GRADE, INTERMEDIATE GRADE AND HIGH GRADE


Adenocarcinoma, NOS
KELENJAR LIUR Mucoepidermoid carcinoma
Squamous cell carcinoma
INTERMEDIATE GRADE AND HIGH GRADE
Myoepithelial carcinoma
HIGH GRADE
Anaplastic small cell carcinoma
Carsinosarkoma
Large cell undifferentiated carcinoma
Small cell undifferentiated carcinoma
Salivary duct carcinoma
KLASIFIKASI TUMOR KELENJAR SALIVA

T (tumor)
TX : Tumor primer tidak dapat dinilai
T0 : Tidak ada bukti tumor primer
T1 : Tumor 2 cm tanpa ekstensi ekstraparenkim
T2 : Tumor > 2 cm, 4 cm tanpa ekstensi ekstraparenkim
T3 : Tumor > 4 cm atau adanya ekstensi ekstraparenkim
T4a : Tumor menyerang kulit, mandibula, saluran telinga, saraf facial atau
beberapa struktur yang lain
T4b : Tumor menyerang dasar tengkorak atau tulang pterygoid atau
merusak arteri karotis
N (nodul)
NX : Daerah kelenjar getah bening tidak dapat dinilai

N0 : Tidak ada nodul metastasis pada kelenjar limfa regional


N1 : Nodul < 3 cm pada kelenjar tunggal ipsilateral
N2a : Nodul > 3 cm dan 6 cm pada kelenjar tunggal ipsilateral

N2b : Metastasis di beberapa kelenjar getah bening ipsilateral, nodul 6 cm


N2c : Metastasis kelenjar getah bening kontralateral atau bilateral, nodul 6 cm
N3 : Metastasis kelenjar getah bening tunggal atau multipel, nodul > 6 cm

M (metastasis)
MX : Tidak ditemukan metastasis jauh

M0 : Tidak ada metastasis jauh


M1 : Terdapat metastasis jauh
STAGING KANKER
KELENJAR AIR LIUR
MANIFESTASI KLINIK
Pada tumor ganas : pertumbuhan lebih cepat
Dapat dijumpai nyeri pada sebagian tumor ganas dan jinak
Tumor ganas terfiksir : akibat ada infiltrasi ke jaringan sekitar
Dapat dijumpai kelemahan pada nervus VII pada sebagian tumor ganas
Ganas: konsistensi padat, terdapat metastasis regional atau jauh
Jinak : konsistensi kenyal , berbatas tegas
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
1. Keluhan :
Pada umumnya hanya benjolan soliter,tidak nyeri, di pre/infra/retro auurikula (tumor
parotis), atau di submandibula (tumor submandibula), atau intraoral (tumor kelenjar
liur minor). Terkadang disertai rasa nyeri sedang sampai hebat (pada keganas parotis
atau submandibula)
Paralisis nervus fasialis 2-3 % (pada keganasan parotis)
Disfagia, sakit tenggorok, gangguan pendengaran (lobus profundus parotis terlibat)
Pembesaran kelenjar getah bening leher (metastase)
2. Perjalanan penyakit (progresifitas penyakit)

3. Faktor risiko (radioterapi kepala, leher, paparan radiasi)


4. Pengobatan yang telah diberikan dan responnya
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK
A) status generalisata
Pemeriksaan umum dari kepala sampai kaki, tentukan :
i. Penampilan (karnofski, WHO)

Ii. Keadaan umum (periksa vital sign, adakah anemia, ikterus, edema, sianosis,
iii. Adakah tanda dan gejala metastase jauh
B) status lokalisata
Inspeksi (termasuk intraoral, adakah pendesakan tonsil/uvula)
Palpasi (termasuk palpasi bimanual, untuk menilai konsistensi, permukaan, mobilitas
terhadap jaringan sekitar.)
Pemeriksaan fungsi nervus VII, VIII, IX, X, XI, XII.
C) Status regional
Palpasi adakah pembesaran kelenjar getah bing ipsilateral dan kontralateral, bila
ada pembesran tentukan lokasi, jumlah, ukuran terbesar dan mobilitasnya
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS
A) Pemeriksaan radiologi
Foto mandibula/ panoramic
Sialografi : melihat apakah ada penyempitan atau penyumbatan duktus
Foto thoraks
USG
CT Scan/ MRI : mengetahui luas ekstensi tumor
B) Pemeriksaan laboratorium : darah rutin, urinalisa, SGPT/SGOT, alkali fosfatase,
BUN/kreatinin, globulin, albumin, serum elektrolit, faal hemostasis, untuk menilai
keadaan umum dan kesiapan operasi.
C) Pemeriksaan patologi
FNAB
Biopsi Insisional
Biopsi eksisional
Pemeriksaan potong beku
PENATALAKSANAAN

PEMBEDAHAN
RADIOTERAPI
KEMOTERAPI

Anda mungkin juga menyukai