Disusun Oleh :
Pembimbing:
Supervisor,
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini
dengan judul “Penyakit Jantung Rematik”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing, dr. Muhammad Ali, Sp.A(K), yang telah meluangkan waktu dan
memberikan banyak masukan dan bimbingan dalam penyusunan laporan kasus
ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sebagai masukan dalam penulisan
laporan kasus selanjutnya. Semoga laporan kasus ini bermanfaat, akhir kata
penulis mengucapkan terima kasih.
Medan,September 2016
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang............................................................................ 1
1.2. Tujuan......................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 3
2.1. Definisi ....................................................................................... 3
2.2. Etiologi........................................................................................ 3
2.3. Epidemiologi............................................................................... 3
2.4. Patofisiologi................................................................................ 4
2.5. Manifestasi Klinis....................................................................... 5
2.6. Diagnosis..................................................................................... 7
2.7. Penatalaksanaan.......................................................................... 9
BAB III LAPORAN KASUS....................................................................... 12
BAB IV DISKUSI ....................................................................................... 22
BAB V KESIMPULAN............................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 25
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
2
Laporan kasus ini dibuat dengan tujuan untuk melaporkan kasus seorang
anak laki-laki berusia 16 tahun dengan diagnosis penyakit jantung rematik.
Sebagai tambahan, makalah ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan
mengenai PJR serta penanganannya.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Penyakit Jantung Rematik (PJR) adalah penyakit yang ditandai dengan
adanya kerusakan pada katup jantung yang disebabkan oleh respon imun
abnormal terhadap infeksi Streptococcus β hemoliticus grup A (SBHA) yang
terjadi saat demam rematik sebelumnya. PJR lebih sering terjadi pada pasien yang
mengalami keterlibatan jantung berat pada serangan demam rematik akut.
Walaupun deman rematik dapat mengenai perikardium, miokardium dan
endokardium, namun kelainan yang menetap hanya ditemukan pada endokardium,
terutama katup jantung. Katup yang sering terkena adalah katup mitral dan aorta
yang kelainannya dapat berupa insufisiensi tetapi bila penyakit telah berlangsung
lama dapat berupa stenosis.4
2.2. Etiologi
Penyakit jantung rematik muncul sebagai sekuele atau gejala sisa dari
demam rematik akut sebelumnya yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Streptococcus β hemoliticus grup A. Lesi primer pada penyakit jantung rematik
adalah kerusakan katup diikuti dengan perubahan dari ruangan jantung dan
ketebalan dari dinding sebagai bentuk kompensasi. Lesi primer pada miokard
biasanya terjadi tanpa gejala klinis yang signifikan. Riwayat serangan akut demam
rematik tidak dijumpai pada semua pasien yang mengalami penyakit jantung
rematik. Hal ini mungkin disebabkan karena serangan subklinis yang dialami
beberapa pasien atau tidak terdiagnosis saat serangan demam rematik.5
2.3. Epidemiologi
Demam rematik jarang terjadi sebelum usia 5 tahun dan setelah usia 25
tahun, paling banyak ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda. Insidensi
tertinggi terdapat pada anak usia 5-15 tahun dan di negara tidak berkembang atau
sedang berkembang dimana antibiotik tidak secara rutin digunakan untuk
pengobatan faringitis.6
4
2.4. Patofisiologi
Terdapat 2 teori yang menjelaskan patofisiologi demam rematik, yaitu
teori sitotoksik dan teori imunologi. Teori sitotoksik menduga toksin dari SBHA
terlibat dalam patogenesis demam rematik akut dan PJR. SBHA memproduksi
beberapa enzim yang sitotoksik terhadap sel jantung mamalia, seperti streptolisin
O yang memiliki efek sitotoksik langsung pada sel mamalia pada kultur jaringan.
Namun demikian salah satu masalah utama adalah hipotesis sitotoksik tidak dapat
menjelaskan periode laten diantara faringitis akibat SBHA dan onset dari demam
rematik akut.8
Patogenesis yang dimediasi imun pada demam rematik akut dan PJR
diduga adanya reaksi silang antara komponen SBHA dan sel mamalia. 9
Diperkirakan terjadinya reaksi silang oleh karena adanya kemiripan molekul
antara protein M (subtipe 1,3,5,14,18,19 dan 24)3dari SBHA dengan antigen
glikoprotein jantung, sendi dan jaringan lainnya. 10 Protein M pada SBHA
( M1,M5,M6, dan M19) bereaksi silang dengan glikoprotein pada jantung seperti
miosin dan tropomiosin, dan endotelium katup.9
3. Perikarditis
Pada pemeriksaan fisik adanya pericardial friction rub mengindikasikan
adanya perikarditis. Perkusi menjadi semakin redup pada jantung dan suara
jantung yang menjauh konsisten dengan adanya efusi pericardial.
7
2.6. Diagnosis
Penegakan diagnosis dahulu berdasarkan kriteria Jones, tetapi saat ini telah
ada kriteria yang diperbaharui oleh AHA dan WHO tahun 2002-2003. Melalui
kriteria yang telah diperbaharui ini dapat dilakukan diagnosis terhadap :3
Tabel 2.1. Kriteria WHO 2002-2003 untuk Diagnosis Demam Rematik dan
Penyakit Jantung Rematik (Berdasarkan Revisi Kriteria Jones 1992)
8
Tabel 2.2. Kriteria Jones (revisi) untuk Pedoman Diagnosis Demam Rematik
(1992)
2.7. Penatalaksanaan
9
Tatalaksana manifestasi akut dari demam rematik akut meliput salisilat dan
steroid. Aspirin sebagai anti-inflamasi dengan dosis efektif mampu mengurangi
semua manifestasi dari penyakit kecuali korea. Pemberian aspirin sebagai dosis
anti-inflamasi diberikan sampai tanda dan gejala demam rematik akut berkurang
atau membaik (6-8 minggu) dan reaktan fase akut kembali ke normal. Ketika
memutuskan terapi, perlu monitoring reaktan fase akut untuk pembuktian
terjadinya rebound atau tidak.12
Pada anak-anak dosis aspirin yaitu 100 mg/kg/hari dibagi dalam 4-5 dosis
dan dapat ditingkatkan sampai 125 mg/kg/hari selama 2 minggu. Setelah dosis
inisial selama 2 minggu, dosis dapat diturunkan menjadi 60-70 mg/kg/ hari untuk
3-6 minggu berikutnya. Bila alergi aspirin dapat diberikan naproxen dengan dosis
10-20 mg/kg/hari.11,12
Bila terdapat karditis sedang hingga berat yang ditandai dengan adanya
kardiomegali, gagal jantung kongestif, blok jatung derajat III, ganti salisilat
dengan prednison per oral. Pemberian prednison yaitu selama 2-6 minggu,
bergantung tingkat keparahan karditis.11,12
Pasien dengan demam rematik akut dan gagal jatung mendapat terapi
meliputi digoxin, diuretik, ACE-inhibitor, suplemen oksigen, tirah baring dan
restriksi cairan dan natrium. Diuretik yang biasa digunakan bersamaan dengan
digoxin untuk anak-anak dengan gagal jantung meliputi furosemid dan
spironolakton. Diperlukan pengecekan elektrolit dan koreksi hipokalemia sebelum
memulai terapi dengan digoxin.11,12
Total dosis digitalis adalah 20-30 mcg/kg per oral dengan 50% dosis
inisial, diikuti 25% dosis 12 jam dan 24 jam setelah dosis inisial. Dosis
maintenance biasanya 8-10 mcg/kg/hari per oral dibagi dalam 2 dosis. Pada anak
yang lebih tua dan dewasa, total loading dose adalah 1,25-1,5 mg per oral dan
dosis maintenance adalah 0,25-0,5 mg per oral setiap hari. Terapi digoxin
dipertahanakan pada level 1,5-2 ng/mL.11,12
Jika terjadi gagal jatung yang tetap dan progresif selama episode demam
rematik akut, selain terapi medikamentosa, pembedahan diindikasikan dan
mungkin dapat menyelamatkan dari mitral dan atau aorta insufisiensi yang
berat.11,12
BAB III
LAPORAN KASUS
Kasus
T, seorang anak laki-laki berusia 16 tahun, datang ke unit gawat darurat
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik pada tanggal 24 Agustus 2016
dengan keluhan sesak nafas.
Riwayat Penyakit :
Sesak nafas dialami os sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Sesak
dirasakan saat beraktifitas seperti berjalan 100 meter dan berkurang dengan
istirahat. Riwayat sesak sebelumnya tidak dijumpai. Os juga merasa mudah lelah
sejak 1 bulan ini. Batuk tidak dijumpai, riwayat batuk disangkal. Demam tidak
dijumpai, riwayat demam sebelumnya disangkal.
Nyeri sendi juga dialami os sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit.
Nyeri dirasakan di sendi lutut kanan dan kiri, sendi lengan dan siku kanan. Nyeri
dirasakan berpindah pindah dari satu sendi ke sendi lain. Riwayat terdapat bercak-
bercak kemerahan di badan, tangan dan kaki tidak dijumpai. Riwayat terdapat
benjolan keras di bawah kulit pada daerah persendian tidak dijumpai. Riwayat
terdapat gerakan cepat dan tidak beraturan pada wajah dan lengan tidak dijumpai.
Nyeri menelan dirasakan os sejak 2 hari terakhir. Riwayat nyeri menelan
sebelumnya disangkal. BAB (+) kesan normal, BAK (+) kesan cukup.
Riwayat Kelahiran :
Pasien lahir secara spontan pervaginam dengan bantuan dokter, os lahir cukup
bulan, dan segera menangis. Tidak dijumpai biru dan tubuh kuning pada saat os
lahir.
13
Riwayat Nutrisi :
ASI diberikan usia 0-6 bulan
Susu formula diberikan sejak usia 6 bulan
Bubur susu sejak usia 7 bulan
Nasi tim diberikan usia 8-12 bulan
Makanan dewasa diberikan sejak usia 13 bulan
Pemeriksaan Fisik
Status Presens:
Sensorium : CM Dyspnea (+) Anemia (-)
Temperatur : 36,9 Sianosis (-) Jaundice (-)
Edema (-)
Status Gizi:
BB : 42 kg BB/U : 68.85 %
TB : 162 cm TB/U : 93.64 %
BB/TB : 84 %
Status Lokalisata:
Kepala :
Mata : refleks cahaya (+/+), pupil isokor (+/+), conjungtiva palpebra
inferior anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Telinga : dalam batas normal
Hidung : terpasang O2 nasal kanul
Mulut : sianosis (-)
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Dada : simetris fusiformis, retraksi (-)
RR: 32 kali/menit, regular, suara pernapasan melemah di
lapangan bawah paru kiri (N: 16-20 kali/menit)
HR: 120 kali/menit, regular, murmur (+) pansistolik grade III/6
ICR III-IV LMCS, thrill (+) di ICR III-IV LMCS (N:60-100
kali/menit)
Abdomen : Soepel, peristaltik (+) normal, hepar dan lien: tidak teraba.
Extremitas : TD : 120/70 mmHg, nadi: 120 kali/min, regular, t/v cukup, akral
hangat, CRT < 3”, edema pretibial (-), sendi lutut kanan dan kiri
stiffness (+), ROM terbatas, nyeri (+).
Anogenital : tidak dilakukan pemeriksaan
15
Neutrophil 83,30 % 50 - 70
Lymphocyte 12,30 % 20 - 40
Monocyte 3,50 % 2–8
Neutrophil Absolute 6,48 103/µL 2,7-6,5
Lymphocyte Absolute 0,96 103/µL 1,5-3,7
Monocyte Absolute 0,27 103/µL 0,2-0,4
Basophil Absolute 0,01 103/µL 0-0.1
Eosinophil Absolute 0,06 103/µL 0–0.1
MCV 80 fL 81 – 99
Metabolisme Karbohidrat
pH 7.34 7.35-3.45
Elektrolit
Tes Lain
Rencana : Echocardiography
Prognosis : Dubia ad Malam
FOTO THORAX
17
EKG
18
FOLLOW UP
Rencana:
-Cek ASTO, Rheumatoid factor, LED
-Echocardiography
Rencana : PBJ dengan injeksi benzatine penicilin 1,2 juta IU per 28 hari
22
BAB IV
DISKUSI
KASUS TEORI
MANIFESTASI KLINIS
1. Sesak nafas dialami os sejak 2 1. Manifestasi klinis demam
minggu sebelum masuk rumah rematik akut :
sakit. Sesak dirasakan saat -Kriteria Mayor :
beraktifitas seperti berjalan 100 a. Poliarthritis migrans
meter dan berkurang dengan b. Carditis (pericarditis,
istirahat. miocarditis, endocarditis)
2. Nyeri sendi juga dialami os ditandai dengan adanya
sejak 2 minggu sebelum masuk murmur, tanda-tanda
rumah sakit. Nyeri dirasakan di gagal jantung kongestif
sendi lutut kanan dan kiri, sendi (takipnea, ortopnea, distensi
lengan dan siku kanan. Nyeri vena jugularis, rales,
dirasakan berpindah pindah dari hepatomegali, ritme galop,
satu sendi ke sendi lain. edema dan pembengkakan
3. Nyeri menelan dirasakan os ekstremitas), dan adanya
sejak 2 hari terakhir. pericardial friction rub.
4. Murmur (+) pansistolik grade c. Chorea Sydenham
III/6 ICR III-IV LMCS d. Erythema Marginatum
5. RR: 32 kali/menit, suara e. Subcutaneous Nodule
pernapasan melemah di -Kriteria Minor:
lapangan bawah paru kiri a. Demam
6. Sendi lutut kanan dan kiri
b. Arthralgia
stiffness (+), ROM terbatas,
2. Manifestasi klinis PJR:
nyeri (+).
Adanya tanda-tanda deformitas
katup seperti MS, MI, AS, AI
DIAGNOSIS
23
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Bland EF, Jones TD: Rheumatic fever and rheumatic heart disease, Circulation
4:836—843, 1951.
2. Marijon E, dkk. Prevalence of rheumatic heart disease detected by
echocardiographic screening. NEJM. 2007;357:470-6
3. Report of a WHO Expert Consultation. Rheumatic Fever and Rheumatic Heart
Disease
4. Madyono B. Epidemiologi penyakit jantung reumatik di Indonesia. J Kardiol
Indones 1995;200:25-33
5. Kaplan EL: Acute rheumatic fever. In Hurst JW, editor: The heart, arteries, and
veins, ed 7, New York, 1990, McGraw-Hill, pp 1523-1529.
6. Kannel WB, Thom JJ: Incidence, prevalence, and mortality of cardiovascular
disease. In Hurst JW, editor: The heart, arteries, and veins, ed 7, New York, 1990,
McGraw-Hill, pp 627-639.
7. Levy RI: Prevalence and epidemiology of cardiovascular disease. In Wyngaarden
JB, Smith LH, editor: Cecil textbook of medicine, ed 17,Phildelphia,1985, WB
Saunders
8. Kumar et al. Robbins Basic Pathology. 8th ed. UK:Elsevier;2008.hal 592-595
9. Gerber MA. Chapter 182. Rheumatic Fever. In :Kleigman RM, Behrman RE,
Jenson HB, Stanton BF. Nelson Textbook of Pediatrics.18th ed. UK :
Elsevier;2007.p1135-45.
10. Burke AP, Butanny J. Articles : Pathology of Rheumatic Heart Disease. Updated
April 7th 2011. Available at : http://emedicine.medscape.com/article/1962779-
overview.
11. Standard treatment whf. http://www.ass.nc/themes/rhumatisme-articulaire-
aigu/publications/doc_download/333-.
12. Chin TK, Chin EM, Siddiqui T, Sundell AK. Article : Pediatric Rheumatic Heart
Disease. Available at : http://emedicine.medscape.com/article/891897-
overview#showall.