Anda di halaman 1dari 5

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

(PPI)
Nomor Dokumen :
No. Revisi : -
SOP Tanggal terbit : 5 Januari 2023
Halaman : 1/5
UPTD
PUSKESMAS H. AsepSuryadi,AMK.,SKM.,MSi
CISAYONG NIP. 19650109 199303 1004

1. Pengertian Pencegahan pengendalian infeksi adalah suatu usaha yang dilakukan untuk
menghindari terjadinya resiko penularan infeksi mikroorganisme dari lingkungan
klien dan tenaga kesehatan
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melaksanakan upaya pencegahan
dan pengendalian infeksi di UPTD Puskesmas Cisayong
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Cisayong Nomor:
KP.03.01/358.4/PKM-JMS/XII/2022 tentang Sasaran Keselamatan Pasien
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien
2. Permenkes RI Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3. Permenkes Nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
5. Prosedur 1. Kebersihan Tangan
a. Mencuci Tangan dengan Sabun dan Air
1) Basahi tangan dengan air bersih yang mengalir
2) Tuangkan sabun, untuk menyabuni seluruh permukaan tangan
sebatas pergelangan
3) Gosok kedua telapak tangan hingga merata
4) Gosok punggung dan sela-sela jari tangan
5) Gosok kedua telapak dan sela-sela jari
6) Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
7) Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan
sebaliknya
8) Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan ditelapak tangan
kiri dan sebaliknya
9) Bilas kedua tangan dengan air mengalir
10) Keringkan dengan handuk atau tisu
11) Gunakan handuk atau tisu untuk menutup keran dan buang ke tempat
sampah
b. Mencuci Tangan dengan Antiseptik
1) Tuangkan antiseptik secukupnya di telapak tangan, kemudian ratakan
ke seluruh permukaan tangan
2) Gosokkan kedua telapak tangan
3) Gosok punggung dan sela-sela jari tangan dengan telapak tangan
kanan dan sebaliknya

1
4) Gosok kedua telapak dan sela-sela jari tangan
5) Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
6) Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan
sebaliknya
7) Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan ditelapak
tangan kiri dan sebaliknya
8) Keringkan dan tangan sudah bersih

2. Alat pelindung diri (APD)


a. Sarung tangan
a) Jenis sarung tangan: sarung tangan steril, sarung tangan tidak
steril,sarung tangan tebal.
b) Digunakan saat kemungkinan ada kontak tangan dengan darah
ataucairan tubuh lain, membrane mukosa atau kulit yang terlepas.
c) Melakukan prosedur medis yang bersifat invasif, misalnya
pemasangan kateter, kateter urine, ganti verband, dan lain-lain.
d) Menangani bahan – bahan bekas pakai yang telah terkontaminasi
atau menyentuh permukaan yang tercemar.
e) Menerapkan kewaspadaan berdasarkan penularan melalui kontak
f) Sarung tangan tebal: saat menangani mencuci peralatan bekas
digunakan pasien: instrument, pispot, urinal, bengkok, dan lain-lain.
Hal – hal yang perlu diperhatikan:
a) Dianjurkan menggunakan sarung tangan yang tidak menandung
bubuk latex.
b) Sarung tangan harus diganti antara setiap kontak satu pasien
dengan pasien lainnya untuk menghindari kontaminasi silang
c) Lakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah melepas sarung
tangan
d) Jari kuku harus pendek untuk menurunkan resiko sarung tangan
robek
b. Masker
a) Jenis masker: surgical,
b) Masker harus cukup besar untuk menutupi hidung, mulut dan bagian
bawah dagu dan jenggot.
c) Semua petugas menggunakan masker pada saat prosedur bedah,di
ruang bersalin, ruang pemulihan, UGD dan ruang rawat inap untuk
mencegah percikan darah atau cairan tubuh lainnya melalui hidung
atau mulut petugas atau menahan cipratan saat petugas berbicara,
bersin atau batuk. Pada perawatan pasien yang telah diketahui atau
dicurigai menderitapenyakit menular melalui udara atau droplet
d) Petugas harus menggunakan masker bila flu atau
batuk Hal – hal yang pelu diperhatikan :

2
a) Bila masker sudah basah harus segera diganti.
b) Lepas segera bila masker tidak digunakan lagi.
c. Kaca mata / Goggles
a) Gunakan kaca mata bila akan melakukan tindakan yang akan
menyebabkan pecikan darah atau cairan tubuh lain kemata
petugas seperti: prosedur bedah, bersalin, ruang pemulihan dan
UGD, suction slem terbuka, menangani blood line, mengosongkan
kantong drainage, dll.
b) Kacamata yang digunakan harus menutup bagian sisi mata.
d. Topi
a) Digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga
serpihan kulit dan rambut tidak masuk kedalam luka saat melakukan
prosedur pembedahan
b) Topi harus cukup besar untuk menutup semua rambut
c) Untuk melindungi petugas dari percikan darah atau caian tubuh lain
e. Gaun

3. Penatalaksanaan Linen
a. Petugas yang menangani linen harus mengenakan APD (sarung tangan
rumah tangga, gaun, apron, masker dan sepatu tertutup)
b. Linen dipisahkan berdasarkan linen kotor dan linen terkontaminasi
cairan tubuh, pemisahan dilakukan sejak dari lokasi penggunaannya
oleh perawat atau petugas
c. Minimalkan penanganan linen kotor untuk mencegah kontaminasi
ke udara dan petugas yang menangani linen tersebut.
d. Semua linen kotor segera dibungkus/dimasukkan ke dalam kantong
kuning di lokasi penggunaannya dan tidak boleh disortir atau dicuci di
lokasi dimana linen dipakai
e. Linen yang terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh
lainnya harus dibungkus, dimasukkan kantong kuning dan
diangkut/ditranportasikan secara berhati-hati agar tidak terjadi
kebocoran.
f. Buang terlebih dahulu kotoran seperti faeces ke washer bedpan,
spoelhoek atau toilet dan segera tempatkan linen terkontaminasi
ke dalam kantong kuning/infeksius. Pastikan kantong tidak bocor dan
lepas ikatan selama transportasi.Kantong tidak perlu ganda.
g. Pastikan alur linen kotor dan linen terkontaminasi sampai di
laundry terpisah dengan linen yang sudah bersih.
h. Cuci dan keringkan linen di ruang laundry. Linen terkontaminasi
seyogyanya langsung masuk mesin cuci yang segera diberi
disinfektan.
i. Untuk menghilangkan cairan tubuh yang infeksius pada linen

3
dilakukan melalui 2 tahap yaitu menggunakan deterjen dan
selanjutnya dengan Natrium hipoklorit (Klorin) 0,5%. Apabila
dilakukan perendaman maka harus diletakkan di wadah tertutup
agar tidak menyebabkan toksik bagi petugas.

4. Perlindungan Kesehatan Karyawan


a. Lakukan pemeriksaan kesehatan berkala terhadap semua petugas baik
tenaga kesehatan maupun tenaga nonkesehatan
b. Petugas harus selalu waspada dan hati-hati dalam bekerja untuk
mencegah terjadinya trauma saat menangani jarum, scalpel dan alat
tajam lain yang dipakai setelah prosedur, saat membersihkan
instrumen dan saat membuang jarum.
c. Buang jarum, spuit, pisau,scalpel, dan peralatan tajam habis pakai
lainnya kedalam wadah khusus yang tahan tusukan/tidak tembus
sebelum dimasukkan ke insenerator. Bila wadah khusus terisi ¾ harus
diganti dengan yang baru untuk menghindari tercecer.
d. Apabila terjadi kecelakaan kerja berupa perlukaan seperti tertusuk
jarum suntik bekas pasien atau terpercik bahan infeksius maka perlu
pengelolaan yang cermat dan tepat serta efektif untuk mencegah
semaksimal mungkin terjadinya infeksi yang tidak diinginkan.
e. Tatalaksana pajanan
1) Bila tertusuk jarum segera bilas dengan air mengalir dan
sabun/cairan antiseptik sampai bersih
2) Bila darah/cairan tubuh mengenai kulit yang utuh tanpa luka
atau tusukan, cuci dengan sabun dan air mengalir
3) Bila darah/cairan tubuh mengenai mulut, ludahkan dan kumurkumur
dengan air beberapa kali.
4) Bila terpecik pada mata, cucilah mata dengan air mengalir (irigasi),
dengan posisi kepala miring kearah mata yang terpercik.
5) Bila darah memercik ke hidung, hembuskan keluar dan bersihkan
dengan air.
6) Bagian tubuh yang tertusuk tidak boleh ditekan dan dihisap
dengan mulut.

5. Hygiene respirasi / Etika batuk


a. Menutup hidung dan mulut dengan tisu atau saputangan atau lengan
atas.
b. Tisu dibuang ke tempat sampah infeksius dan kemudian mencuci
tangan

6. Praktek menyuntik yang aman


a. Menerapkan aseptic technique untuk mecegah kontaminasi

4
alat-alat injeksi
b. Tidak menggunakan semprit yang sama untuk penyuntikan
lebih dari satu pasien walaupun jarum suntiknya diganti
c. Semua alat suntik yang dipergunakan harus satu kali pakai
untuk satu pasien dan satu prosedur
d. Gunakan cairan pelarut/flushing hanya untuk satu kali
(NaCl, WFI, dll)
e. Gunakan single dose untuk obat injeksi (bila memungkinkan)
f. Tidak memberikan obat-obat single dose kepada lebih dari
satu pasien atau mencampur obat-obat sisa dari vial/ampul
untuk pemberian berikutnya
g. Bila harus menggunakan obat-obat multi dose, semua alat
yang akan dipergunakan harus steril
h. Simpan obat-obat multi dose sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik yang membuat
i. Tidak menggunakan cairan pelarut untuk lebih dari 1 pasien
6. Unit terkait 1. Pelayanan Pemeriksaan Umum
2. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
3. Pelayanan Gawat Darurat
4. Pelayanan Persalinan
5. Pelayanan Rawat Inap
6. Pelayanan Laboratorium
7. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
7. Rekam Histori Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
tanggal

Anda mungkin juga menyukai