2. Bahan
-
6.Prosedur/ Langkah- 1. Menjaga Kebersihan Tangan
langkah a. Kuku harus selalu terpotong pendek, tidak boleh memakai
perhiasan dan tidak boleh memakai kuku palsu saat merawat
pasien.
b. Tutup luka ditangan dengan bahan kedap air.
c. Selalu bersihkan tangan pada situasi-situasi berikut (5 momen
cuci tangan/ hand hygiene berdasarkan WHO) :
1) Sebelum kontank dengan pasien.
1
2) Sebelum tindakan aseptik.
3) Setelah terkena cairan tubuh pasien.
4) Setelah kontak dengan pasien.
5) Setelah kontak dengan lingkungan sekitar.
2
b. Pakai sarung tangan sekali pakai saat merawat pasien.
c. Pakai sarung tangan sekali pakai/ pakai ulang untuk
membersihkan lingkungan.
d. Lepaskan sarung tangan segera setelah selesai, sebelum
menyentuh benda dan permukaan yang tidak terkontaminasi,
sebelum beralih kepasien lain.
e. Jangan memakai sarung tangan yang sama untuk pasien yang
berbeda.
f. Gantilah sarung tangan bila tangan berpindah dari area tubuh
terkontaminasi ke area bersih.
g. Gunakan sarung tangan steril/ yang sudah didisinfeksi tingkat
tinggi (DTT) ketika melakukan prosedur bedah, menolong
persalinan, memotong tali pusat, menjahit luka episiotomi dan
menjahit robekan perineum.
h. Gunakan sarung tangan steril yang panjang (sampai menutup
siku) ketika melakukan manual plasenta/ kompresi bimanual
interna.
i. Gunakan sarung tangan steril pemeriksa (non steril) untuk
melakukan pemeriksaan vagina, memasang infuse, memberikan
obat injeksi dan pengambilan darah.
j. Gunakan sarung tangan rumah tangga saat :
1) Membersihkan alat dan tempat tidur.
2) Mengelola bahan yang terkontaminasi, sampah dan limbah.
3) Membersihkan darah dan cairan tubuh yang bereceran.
k. Pakailah kaca mata google untuk melindungi konjungtiva,
mucus membran mata, hidung, mulut selama melaksanakan
prosedur dan aktifitas perawatan pasien yang beresiko terjadi
cipratan/ semprotan dari darah, cairan tubuh, sekresi dan eksresi.
l. Gunakan masker bedah untuk mencegah transmisi melalui
partikel besar dari droplet saat kontak erat (< 3 m) dari pasien
saat batuk/ bersin. Pakailah selama tindakan yang menimbulkan
aerosol walaupun pasien tidak diduga infeksi.
m. Gunakan pelindung wajah untuk melindungi wajah dari
cipratan/ semprotan cairan infeksius.
n. Kenakan gown (bersih, tidak steril) untuk melindungi kulit,
mencegah baju menjadi kotor, kulit terkontaminasi selama
merawat pasien yang memungkinkan terjadinya percikan/
semprotan cairan tubuh pasien.
o. Bila gown tembus cairan, perlu dilapisi apron tahan cairan
mengantisipasi cipratan/ semprotan cairan infeksius.
3
p. Pakailah sepatu boot untuk melindungi kaki dari cipratan/
semprotan cairan infeksius.
4. Pengendalian Lingkungan
a. Fasilitas kesehatan harus membuat dan melaksanakan prosedur
rutin untuk pembersihan, desinfeksi permukaan lingkungan
tempat tidur, peralata disamping tempat tidurdan pinggirannya,
permukaan yang sering disentuh dan pastikan kegiatan ini
dimonitor secara ruti dan berkala.
b. Pembersihan harus mengawali desinfeksi. Benda dan permukaan
tidak dapat didesinfeksi sebelum dibersihkan dari bahan organik
(sekresi, eksresi, kotoran pasien). Desinfeksi yang bisa dipakai :
Na hipoklorit (pemutih) , alkohol, komponen phenol, komponen
ammonium, quarternary, komponen peroxigen. Ikuti aturan
pabrik cairan desinfektan, waktu kontak dan cara
pengencerannya.
4
c. Pembersihan area sekitar pasien :
1) Pembersihan permukaan horizontal sekitar pasien harus
dilakukan secara rutin setiap hari dan lebih teliti setiap pasien
pulang.
2) Untuk mencegah aerosolisasi pathogen infeksi saluran nafas,
gunakan kain basah,bukan sapu.
3) Ganti cairan pembersih, lap kain, kepala mop, setelah dipakai
(terkontaminasi).
4) Peralatan pembersih harus dibersihkan, dikeringkan tiap kali
setelah pakai. Mop dicuci, dikeringkan setiap hari sebelum
disimpan dan dipakai kembali.
5) Untuk mempermudah pembersihan, bebaskan area pasien
dari benda-benda/ peralatan yang tidak perlu.
6) Jangan lakukan fogging dengan desinfektan, tidak terbukti
mengendalikan infeksi dan bisa berbahaya.
5. Penatalaksanaan Linen
a. Letakkan linen kedalam kantong linen, hindari menyortir linen
di ruang rawat pasien.
b. Cuci linen dengan air panas 70 oC, minimal 25 menit, bila
dipakai suhu < 70oC pilih zat kimia lain yang sesuai.
c. Petugas yang menangani linen harus menggunakan APD yang
sesuai.
6. Kesehatan Karyawan
a. Setiap petugas harus waspada dalam bekerja, untuk mencegah
luka/ cidera saat melakukan tindakan menggunakan jarum,
scalpel dan alat tajam lain, saat melakukan prosedur, saat
membersihkan instrument dan saat mebuang jarum.
b. Jangan tutup/ recap jarum yang telah dipakai, memanipulasi
jarum dengan tangan, menekuk/ mematahkan jarum,
melepaskan jarum dari spuit. Buang jarum spuit, pisau, scalpel,
dan peralatan tajam habis pakai kedalam wadah tahan tusukan/
safety box sebelum dibuang kedalam inecerator.
c. Pakai mouthpiece, resusitasi bagian/ peralatan ventilasi lain
pengganti metode resusitasi mulut ke mulut.
d. Jangan mengarahkan bagian tajam jarum kebagian tubuh selain
akan menyuntik.
5
7. Penempatan Pasien
a. Tempatkan pasien yang potensial mengkontaminasi lingkungan/
yang tidak dapat diharapkan menjaga kebersihan kedalam ruang
rawat terpisah.
b. Bila ruang isolasi tidak memungkinkan, upayakan prinsip
pemisahan tetap terjadi.
c. Cara penempatan sesuai jenis kewaspadaan transmisi infeksi.