Anda di halaman 1dari 14

KONSEP TEORI

PENCEGAHAN INFEKSI

A. Mencuci tangan sesuai prosedur


1. Definisi
Mencuci tangan adalah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun
cairan lainnya oleh manusia dengantujuan untuk menjadi bersih, sebagai
bagian dari ritual keagamaan ataupuntujuan lainnya.( Ns.Abdul Ghofar
2014 )
2. Tujuan
a. Mengangkat mikroorganisme yang ada di tangan.
b. Mencegah infeksi silang (cross infection).
c. Menjaga kondidi steril.
d. Melindungi diri dan pasien dari infeksi.
e. Memberikan perasaan segar dan bersih.
3. Indikasi
a. Sebelum melakukan prosedur invasif misalnya : menyuntik,
pemasangankateter dan pemasangan alat bantu pernapasan.
b. Sebelum melakukan asuhan kebidanan langsung.
c. Sebelum dan sesudah merawat setiap jenis luka.
d. Setelah tindakan tertentu, tangan diduga tercemar dengan
mikroorganismekhususnya pada tindakan yang memungkinkan kontak
dengan darah, selaputlendir, cairan tubuh, sekresi atau ekresi.
e. Setiap kontak dengan pasien di unit resiko tinggi. .( Ns.Abdul Ghofar
2014 )
4. Kontra Indikasi
Agar terhindar dari infeksi dan Membunuh kuman penyakit yang ada di
tangan.

1
5. Efek Samping
Apabila kita tidak mencuci tangan maka akan mudah penyakit
terinfeksi kepada orang lain,karena tangan merupakan media pengantar
utama penularan penyakit.
6. Prosedur Tindakan
a. Alat
1) Sabun Antiseptik
2) Bak cuci dan Air Mengalir
3) Handuk atau pengering
b.Prosedur Kerja
1) Mengalirkan air, hindari percikan pada pakaian.
2) Membasahi tangan dan lengan bawah, mempertahankannya lebih
rendah dari siku.
3) Menaruh sedikit sabun / antiseptic (2 – 4 cc). Untuk sabun batang,
pegang dan gosok sampai berbusa.
4) Menggosok kedua tangan telapak tangan dengan cepat, selama 10 –
15 detik.
5) Menggosok punggung tangan secara bergantian.
6) Menggosok sela-sela jari secara melingkar bergantian.
7) Menggosok buku-buku jari secara bergantian.
8) Menggosok  ibu jari secara bergantian.
9) Menggosok ujung-ujung jari secara bergantian.
10) Membilas lengan dan tangan dengan air bersih yang mengalir.
11) Menutup kran dengan siku.
12) Mengeringkan tangan dengan handuk atau pengering. .( Ns.Abdul
Ghofar 2014 )

B. Menggunakan Alat Perlindungan Diri


1. Definisi
Alat pelindung diri (APD) adalah alat pelindung diri yang
digunakan ketika melaksanakan kegiatan dalam laboratorium pada saat

2
melakukan tindakan yang terpapar atau diperkirakan akan terjadi kontak
dengan specimen, bahan kimia dan atau benda yang terkontaminasi.
2. Tujuan
Melindungi kulit, selaput lender dan bagian tubuh lain petugas
laboratorium dari resiko paparan atau diperkirakan akan terjadi kontak
dengan specimen, bahan kimia dan atau benda yang terkontaminasi
3. Indikasi
Jika melakukan tindakan yang memungkinkan tubuh atau
membran mukosa terkena atau terpercik darah atau cairan tubuh atau
kemungkinan pasien terkontaminasi dari petugas.
4. Kontra Indikasi
Agar terhindar dari percikan darah atau cairan lainnya.
5. Efek Samping
a. Kaki yang tidak menggunakan sepatu safety sebagai alat pelindung diri
akan lebih beresiko menimbulkan cedera.
b. Saluran pernafasan terkontaminasi zat-zat berbahaya di udara apabila
tidak memakai masker.
6. Prosedur Tindakan
a.Peralatan
1) Sarung tangan
2) Masker
3) Pelindung mata
4) Pelindung wajah
5) Penutup kepala
6) Baju pelindung
7) Sepatu boot
b. Prosedur Kerja
1) Cuci tangan sebelum memakai APD.
2) Memakai jas Lab lengan panjang, diganti setiap hari dan tidak
digunakandiruangan lain
3) Memakai masker untuk melindungi hidung dan mulut. Masker
sekali pakai,diganti setiap 4 – 6 jam, jangan disimpan dalam

3
kantong jas lab, jangan digantung dileher dan jangan dipakai
bergantian.
4) Memakai sarung tangan. Gunakan sarung tangan berbeda setiap
pasien/specimen. Harus memahami teknik memakai dan
melepaskan sarung tangan
5) Memakai alas kaki tertutu
6) Jika diperlukan, gunakan pelindung wajah/google, apron dan
penutup kepal
7) Cuci tangan setelah memakai APD
8) APD yang kotor dan terkontaminasi harus disingkirkan dan segera
diganti,didekontaminasi untuk kemudian dicuci, disterilisasi atau
dibuang

C. Melakukan Dekontaminasi Alat


1. Definisi
Adalah suatu proses untuk menghilangkan atau memusnahkan
mikroorganisme dan kotoran yang melekat pada peralatan medis untuk
memutus mata rantai penularan infeksi dari peralatan medis kepada pasien
dan petugas kesehatan sehingga aman untuk penanganan selanjutnya.
(A.Poter, Patricia, Pery, 2017)
2. Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk melakukan
dekontaminasi alat kesehatan bekas pakai.
3. Indikasi
Peralatan medis yang terpapar darah, urine ,feses, dan semua
cairan.
4. Kontra Indikasi
Agar alat lebih steril
5. Efek Samping
Menghidari pasien dari infeksi, yaitu dengan cara mensterilkan
alat-alat tersebut.

4
6. Prosedur Tindakan
a.Peralatan
1) Larutan klorin 5%
2) Air mengalir
3) Baskom steril 3 buah
4) Gelas ukur
5) Sarung tangan rumah tangga
6) Celemek
7) Sikat
8) Spons
9) Sabun cair
10) Lab bersih dan kering
11) Kain pembungkus yang bersih
12) Plaster untuk label
13) Korentang dan tempatnya
14) Gunting verban. (A.Poter, Patricia, Pery, 2017)

b.Prosedur Kerja
1.Pengenceran 0,5% untuk merendam alat-alat yang terkontaminasi
a) Pakai sarung tangan dan celemek plastic
b) Siapkan gelas ukur,siapkan air 1 literdalam Waskom
c) Siapkan gelas ukur untuk tuang (klorin 0,5%,100 ml dalam 1
liter air tersebut dengan perbandingan 9:1 (air:klorin) aduk
sampai rata
d) Rendam alat kesehatan segera setelah dipakai dalam larutan
tersebut selama 10 menit
e) Segera bilas dengan air mengalir hingga bersih dan lanjutkan
dengan pembersih (cuci dan bilas) dengan langkah sbb
(1) Sikat dengan menggunakan sabun alat kesehatan yang
sudah direndam tadi, kemudian digosok dengan
menggunakan spons + sabu sampai bersih
Bila alat-alat tersebut dibawah air mengalir hingga bersih

5
(2) ensterilkan dengan otoklaf dengan suhu 121 oC (30 menit
dibungkus,
f) Menuliskan nama alat tanggal dan jam

2.Pengenceran 0,05%-0,1% untuk merendam alat-alat yang telah


dicuci dan dibilas dibawah air mengalir
a) Pakai sarung tangan rumah tangga dan celemek plastic.
b) Siapkan gelas ukur, tuangkan 1 liter/bagian bayklin dan
tambahkan 9 liter/bagian
c) Rendam alat kesehatan yang sudah dicuci air mengalir pada
Waskom berisi klorin 0,05%-0,1% tadi selama 10 menit.
d) Segera bilas dengan air mengalir dan lanjutkan dengan
pembersih.
e) Alat-alat yang sudah dibersih kemudian dilap sampai kering.
f) Alat-alat kesehatan yang sudah dikeringkan tadi dibungkus
dengan kain bersih dan kering.
g) Kemudian dituliskan nama alat,tanghal dan jam
Selanjurnya alat siap untuk disterilkan. (A.Poter, Patricia,
Pery, 2017)

D. Melakukan pengelolaan benda tajam


1. Definisi
Benda tajam adalah objek atau alat yang memiliki tusuk tajam atau
runcing, yang dpat memotong atau menusuk kulit, seperti jarum suntik,
bisturi, blood lancet,  pecahan kaca dan ampul obat. (Permenkes RI No 46
tahun 2015)
2. Tujuan
Sebagai acuan penetapan langkah-langkah pembuangan benda
tajam dan jarum
3. Indikasi
a. Sesudah melakukan pengobatan pada pasien
b. Sesudah melakukan tindakan yang menggunakan benda tajam

6
4. Kontra indikasi
Menghindari agar benda tajam tidak tertusuk kepada pasien atau orang
lain.
5. Efek samping
Jika benda tajam tersebut bisa tertusuk kepada orang lain nanti
akan berakibat fatal
6. Prosedur tindakan
a.Pengelolaan jarum/benda tajam setelah pakai:
1) Jangan menekuk/mematahkan jarum suntik/benda tajam yang telah
dipakai
2) Jangan meletakkan jarum suntik/benda tajam bekas pakai di
sembarang tempat
3) Segera buang jarum/benda tajam ke dalam wadah yang telah
ditentukan dan dibuang sendiri oleh si pemakai.
4) Kontainer benda tajam diletakkan dekat dengan lokasi tindakan.
5) Wadah yang digunakan harus tahan tusukan, tahan air dan tidak bisa
dibuka lagi berlabel biohazard atau berwarna kuning.
6) Setelah berisi 3/4 bagian, dibawa ke tempat penyimpanan sementara
untuk selanjutnya dibawa oleh oihak ketiga untuk diinsinerasi.
(Permenkes RI No 46 tahun 2015)

b.Pengelolaan pecahan kaca


1) Gunakan sarung tangan rumah tangga.
2) Gunakan kertas koran untuk mengumpulkan pecahan benda tajam
tersebut, kemudian bungkus dengan kertas.
3) Masukkan ke dalam kontainer tahan tusukan.
4) Setelah berisi 3/4 bagian, dibawa ke tempat penyimpanan sementara
untuk selanjutnya dibawa oleh pihak ketiga untuk diinsinerasi
c. Pembuangan benda tajam:
1) Benda tajam dikumpulkan dalam wadah tahan tusukan dan anti
bocor/safety  box.

7
2) Sesudah 3/4 bagian penuh, disimpan di tempat penyimpanan
sementara untuk selanjutnya dibawa oleh pihak ketiga untuk
diinsinerasi.
3) Cara lain adalah enkapsulasi, yaitu sesudah 3/4 bagian penuh, bahan
semen atau pasir dimasukkan dalam wadah sampai penuh. Sesudah
bahan menjadi  padat dan kering, wadah ditutup, disebarkan pada
tanah rendah, ditimbun dan dikuburkan.

E. Melakukan pengelolaan limbah infeksius dan non infeksius


1. Definisi
a. Limbah infeksius adalah limbah padat yang terkontaminasi dengan
darah, cairan tubuh pasien, ekskresi, sekresi yang dapat menularkan
kepada orang lain.
b. Pengelolaan sampah non infeksius adalah suatu kegiatan yang
dilakukan didalam mengelola sampah yang tidak tercemar darah atau
cairan tubuh pasien berupa kertas, plastic, alat tulis kantor, sisa
makanan dan minuman, daun yang dibawah oleh pasien, pengunjung
maupun petugas rumah sakit. (Permenkes RI No 46 tahun 2015)
2. Tujuan
a. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah limbah padat infeksius
b. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengelola sampah
non infeksius yang dihasilkan dari instalasi rawat inap dan rawat jalan
serta penunjang lainnya.
3. Indikasi
a. Limbah Infeksius: Sesudah melakukan tindakan pada pasien
b. Limbah Non Infeksiu; Sebelum melakukan tindakan pada pasien
4. Kontra Indikasi
Agar limbah infeksius tidak menular ke pasien atau orang lain
5. Efek samping
6. Prosedur Tindakan
a. Limbah infeksius

8
1) Menampung limbah padat infeksius kedalam tempat sampah medis
yang dilapisi kantong plastic kuning.
2) Petugas cleaning servise menggunakan APD lengkap:
mengumpulkan dan mengangkut limbah padat infeksius kedalam
kereta sampah medis beserta kantong plastic medis yang diikat
erat.
3) Mengganti/melepasi tempat sampah dengan kantong plastic yang
baru.
4) Mengangkut limbah padat infeksius ke tempat penampungan
sementara yaitu container medis menggunakan kereta sampah
medis.
5) Petugas pihak ketiga mengambil container setiap 2 hari sekali
untuk dikelola.
b.Limbah Non Infeksius
1) Cuci tangan dengan air mengalir sebelum melakukan kegiatan
2) Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan
3) Gunakan alat pelindung diri (APD) topi,masker, sarung ,dan sepatu
tertutup
4) Gunakan tempat sampah tertutup dengan system buka tutup
menggunakan pijakan kaki
5) Masukkan semua sampah non infeksius pada tempat sampah
tertutup yang dilapisi kantong plastic bewarna hitam
6) Ikat kantong plastic pelapis tempat sampah jika volume sampah
sudah memenuhi ¾ tempat sampah. (Permenkes RI No 46 tahun
2015)

F. Melakukan pengelolaan alat pasca dekontaminasi

1. Definisi Desinfeksi Tingkat Tinggi ( DTT )


adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua
mikroorganisme kecuali endospora bateri dengan cara merebus atau
kimiawi.Panas Basah ( Perebusan atau Pengukusan ) :Proses dilakukan
setelah dekontaminasi dan pencucian. (Permenkes RI No 37 tahun 2017)

9
a.Alat dan bahan:

1) Wadah DTT (tempat merebus/mengukus instrument)


2) Air panas
3) Handscoon
4) Kompor
5) Korentang

b.Prosedur kerja :

1) Mencuci tangan, keringkan


2) Memakai handscoon
3) Gunakan wadah dari bahan logam dan mempunyai penutup
4) Instrument harus terendam seluruhnya di dalam air (rebus) atau
tidak melebihi tingkat wadah pengukusan (kukus)
5) Usahakan agar jumlah instrument tidak terlalu banyak/penuh
agar pengurangan air akibat penguapan, tidak menyebabkan
sebagian instrument berada di atas permukaan air atau
instrument memukul dinding wadah/membuka tutup pada saat
air mendidih (rebus)
6) Waktu 20 menit dihitung dari saat air mulai mendidih atau
terbentuknya uap yang diakibatkan oleh air yang mendidih. uap
air panas pada 800 C, membunuh semua bakteri, virus, parasit,
dan jamur dalam 20 menit.
7) Sesudah 20 menit, matikan api/pemutus arus listrik, pindahkan
wadah dan atau buka penutupnya, keluarkan instrument (pakai
penjepit/korentang), dinginkan, langsung pakai atau simpan di
wadah DTT. Dokumentasikan
8) Bereskan alat
9) Melepas handscoon
10) Mencuci tangan, keringkan. (Permenkes RI No 37 tahun 2017
2. Definisi Sterilisasi
adalah proses untuk menghilangkan semua jenis organisme hidup
seperti mikroorganisme, bakteri, jamur pada suatu benda.
1) Otoklaf  (Sterilisasi Uap) : Proses dilakukan setelah dekontaminasi
dan pencucian
a.Alat:
1) Otoklaf

10
2) Handscoon

b.Prosedur kerja :

1) Mencuci tangan, keringkan


2) Memakai handscoon
3) Menyiapkan instrument yang akan di sterilisi, Instrument harus
sudah diproses dekontaminasi dan pencucian sebelum
sterilisasi
4) Instrument sudah dibungkus (apabila diperlukan) dan disusun
sedemikian rupa sehingga panas dan uap bertekanan, dapat
mencapai semua bagian secara efektif.
5) Periksa persiapan otoklaf ( listrik, jumlah air, alat penera suhu
dan tekanan, kunci penutup )
6) Setelah penyusunan selesai, tutup penutupnya dan lakukan
penguncian, hidupkan arus listrik atau pemanas, atur suhu
hingga 1210 C
7) Setelah kondisi tersebut tercapai, mulai dilakukan
penghitungan atau pengaturan waktu 20 menit (untuk
instrument yang tidak dibungkus) dan 30 menit (untuk
instrument terbungkus)
8) Matikan arus listrik atau sumber pemanas, keluarkan sisa
tekanan dan uap air, keluarkan instrument yang diinginkan.
Diamkan semua alat sampai kering sebelum diangkat. Setelah
dingin, instrument siap dipergunakan, apabila tidak langsung
dipakai, simpan di tempat penyimpanan alat steril.
9) Bereskan alat
10) Melepas handscoon
11) Mencuci tangan, keringkan
12) Dokumentasi. (Permenkes RI No 46 tahun 2015)
2) Oven ( Sterilisasi Panas Kering ) : Proses dilakukan setelah
dekontaminasi dan pencucian
a.Alat:
1) Oven
2) Handscoon
3) Korentang

11
b.Prosedur kerja :

1) Mencuci tangan, keringkan


2) Memakai handscoon
3) Menyiapkan instrument yang akan di sterilisi, Instrument harus
sudah diproses dekontaminasi dan pencucian sebelum sterilisasi
4) Susun sedemikian rupa sehingga paparan panas mencapai
seluruh permukaan instrument secara efektif. Jangan mengisi
terlalu penuh, karena akan mempengaruhi penyaluran panas dan
menambah waktu yang diperlukan
5) Tutup oven, atur temperature pada suhu 1700 C
6) Setelah mencapai temperature tersebut, mulai dilakukan
pengaturan atau perhitungan waktu untuk 60 menit ke depan
7) Waktu dihitung sejak oven mencapai suhu yang diinginkan
8) Matikan arus listrik atau sumber pemanas setelah proses selesai,
buka penutup oven, ambil instrument (pakai
penjepit/korentang), dinginkan, langsung pakai/simpan di
tempat steril
9) Bereskan alat
10) Melepas handscoon
11) Mencuci tangan, keringkan
12) Dokumentasi . (Permenkes RI No 46 tahun 2015)

12
DAFTAR PUSTAKA

A.Poter, Patricia, Pery, 2014, Keterampilan dan Prosedur Dasar, Mosby:


Elsevier Science
Ns.Abdul Ghofar 2017, S.Kep.,M.Pd, Daru Wijayanti, 2012 Keterampilan
Perawatan Klinik.
Permenkes RI No 37 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Laboratorium
Puskesmas
Permenkes RI No 43 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan laboratorium yang
baik
Permenkes RI No 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
Pratama, tempat
praktek mandiri dokter dan tempat praktek mandiri dokter
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan Lainnya, Departemen Kesehalan RI tahun 2014

13
14

Anda mungkin juga menyukai