Anda di halaman 1dari 3

CARA PENULARAN HIV/AIDS

1. HIV/ AIDS DALAM TUBUH MANUSIA


Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang
sistem imunitas,yaitu menyerang sel darah putih di dalam tubuh (limfosit) yang
mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia dengan menginfeksi dan
menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan
tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit.
Orang yang dalam darahnya terdapat virus HIV dapat tampak sehat dan belum
tentu membutuhkan pengobatan Meskipun demikian, orang tersebut dapat
menularkan virusnya kepada orang lain bila melakukan hubungan seks berisiko
danberbagi penggunaan alat suntik dengan orang lain.
Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti
darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI. Perlu diketahui, HIV tidak
menular melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau
sentuhan fisik. Hubungan seksual sangat beresiko tinggi menularkan virus HIV,
tetapi ada pasangan seksual penderita HIV yang tidak tertular virus HIV, mereka
bisa disebut pasangan serodiskordant.
Pasangan ODHA serodiskordant adalah jalinan hubungan pasangan ODHA
(suami atau istri )dengan status salah satu dari pasangan terinfeksi HIV (HIV
positif) dan pasangan lainnya tidak terinfeksi HIV (HIV negative).
2. MASA INKUBBASI HIV/AIDS
Masa inkubasi HIV bisa berbeda-beda pada setiap orang, tergantung usia,
jumlah dan ketahanan virus, serta daya tahan tubuh penderitanya. Fase ini
biasanya berlangsung selama 2–4 minggu sejak virus pertama kali menginfeksi
tubuh hingga gejala HIV timbul.
3. GEJALA AWAL TERINFEKSI VIRUS HIV/ AIDS
Seseorang yang terkena HIV akan mengalami tiga tahap infeksi. Tahap paling
awal infeksi HIV biasa disebut dengan infeksi akut atau serokonversi, biasanya
terjadi dalam rentang waktu 2-6 minggu setelah terpapar. Dalam tahap ini,
sistem kekebalan tubuh akan berjuang untuk menaklukkan virus HIV.Beberapa
kondisi di bawah ini adalah gejala-gejala awal yang mungkin muncul saat
terinfeksi HIV:
•Demam
Salah satu gejala acute retroviral syndrome (ARS) yang pertama kali muncul
biasanya berupa demam ringan dengan suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius.
Gejala awal ini dapat disertai dengan beberapa gejala lain, seperti kelelahan,
pembengkakan kelenjar getah bening, dan sakit tenggorokan.
•Kelelahan
Sama halnya dengan respons tubuh terhadap infeksi virus pada umumnya,
sistem kekebalan tubuh juga akan memberikan respons peradangan terhadap
infeksi HIV. Hal ini akan mengakibatkan tubuh mengalami rasa letih dan lesu
sebagai gejala awal HIV. Mirip dengan rasa tidak enak badan yang sering
dialami menjelang flu.

• Nyeri pada kelenjar getah bening dan otot


Nyeri pada persendian, otot, dan kelenjar getah bening juga dapat menjadi salah
satu gejala awal HIV. Kelenjar getah bening merupakan bagian dari sistem
kekebalan tubuh dan kemungkinan besar akan mengalami peradangan saat
terjadi infeksi. Jika peradangan terjadi di kelenjar getah bening, maka ketiak,
pangkal paha, dan leher kemungkinan akan terasa nyeri. Selain itu, sama halnya
dengan infeksi virus lainnya, gejala awal HIV dapat meliputi nyeri pada sendi
dan otot.
Gejala akut HIV ini kemudian akan menghilang, dan memasuki tahap infeksi
kedua, yaitu tahap non gejala. Pada tahap ini, infeksi HIV tidak akan
menimbulkan gejala apapun dalam waktu yang cukup lama, yakni sekitar 5
hingga 10 tahun. Meski tidak mengalami gejala, namun sudah bisa menularkan
HIV pada orang lain.
Tanpa pengobatan maka selanjutnya status HIV dapat berkembang memasuki
tahap ketiga. Pada saat ini, daya tahan tubuh sudah sangat rendah sehingga
mengalami AIDS.
Saat sudah mencapai tahap lanjutan HIV menjadi AIDS, gejala-gejala yang
mungkin timbul dapat berupa rasa lelah berkepanjangan, demam lebih dari 10
hari, sesak napas, nyeri di tenggorokan, infeksi jamur di kulit atau vagina, diare
kronis (diare berlarut-larut terjadi hingga berminggu-minggu), berkeringat saat
malam hari serta berat badan turun tanpa alasan yang jelas.
4. KELOMPOK BERESIKO TINGGI TERKENA VIRUS HIV/AIDS
Kelompok yang berisiko tinggi terkena AIDS pertama ialah pekerja seks
komersial. Selain itu terdapat 4 kelompok yang rentan HIV di antaranya :
1. Gay dan biseksual
Kelompok ini cukup berisiko terkena HIV AIDS. Laki-laki yang berhubungan
seks dengan laki-laki mewakili sekitar 2 persen dari populasi Amerika Serikat.
Mereka menyumbang 61 persen dari semua infeksi HIV baru pada 2009.
2.Pengguna narkoba suntik
Pengguna narkoba suntik mewakili 9 persen dari kasus infeksi HIV baru pada
tahun 2009. Penggunaan jarum suntik secara bersama-sama sangat mungkin
menularkan virus penyebab HIV
3.Wanita
Kelompok wanita lebih berisiko tertular virus ini daripada kelompok lain.
Utamanya, pada wanita kulit berwarna.
Strain HIV tertentu dapat menginfeksi wanita dengan lebih mudah. Misalnya,
strain HIV di Thailand yang tampaknya lebih mudah menular ke wanita melalui
hubungan seksual.
Wanita yang terinfeksi HIV berisiko lebih tinggi untuk sejumlah masalah
ginekologi, termasuk penyakit radang panggul (PID), abses saluran tuba dan
ovarium, dan infeksi jamur berulang. Wanita dapat terinfeksi HIV dari pasangan
yang menggunakan narkoba suntik atau memiliki pasangan seksual lainnya.
4. Wanita transgender Wanita transgender atau transpuan sekitar 13 kali lebih
mungkin terkena HIV positif dibandingkan orang dewasa usia produtif
lainnya.Di beberapa wilayah di dunia, wanita transgender merupakan kelompok
besar dari kasus HIV baru. Wilayah tersebut meliputi Asia dan Pasifik (7
persen), Amerika Latin (6 persen), dan Karibia (5 persen).

KELOMPOK 2
KEUKEU SEPTHIANI
PIRNA PANTI ANGGANI
RINTA DEWINDA
BAYU LOKA DINI MAYANG
RADEN ABIMANYU

Anda mungkin juga menyukai