Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang sistem imunitas,yaitu menyerang sel darah putih di dalam tubuh (limfosit) yang mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit. Orang yang dalam darahnya terdapat virus HIV dapat tampak sehat dan belum tentu membutuhkan pengobatan Meskipun demikian, orang tersebut dapat menularkan virusnya kepada orang lain bila melakukan hubungan seks berisiko danberbagi penggunaan alat suntik dengan orang lain. Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI. Perlu diketahui, HIV tidak menular melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik. Hubungan seksual sangat beresiko tinggi menularkan virus HIV, tetapi ada pasangan seksual penderita HIV yang tidak tertular virus HIV, mereka bisa disebut pasangan serodiskordant. Pasangan ODHA serodiskordant adalah jalinan hubungan pasangan ODHA (suami atau istri )dengan status salah satu dari pasangan terinfeksi HIV (HIV positif) dan pasangan lainnya tidak terinfeksi HIV (HIV negative). 2. MASA INKUBBASI HIV/AIDS Masa inkubasi HIV bisa berbeda-beda pada setiap orang, tergantung usia, jumlah dan ketahanan virus, serta daya tahan tubuh penderitanya. Fase ini biasanya berlangsung selama 2–4 minggu sejak virus pertama kali menginfeksi tubuh hingga gejala HIV timbul. 3. GEJALA AWAL TERINFEKSI VIRUS HIV/ AIDS Seseorang yang terkena HIV akan mengalami tiga tahap infeksi. Tahap paling awal infeksi HIV biasa disebut dengan infeksi akut atau serokonversi, biasanya terjadi dalam rentang waktu 2-6 minggu setelah terpapar. Dalam tahap ini, sistem kekebalan tubuh akan berjuang untuk menaklukkan virus HIV.Beberapa kondisi di bawah ini adalah gejala-gejala awal yang mungkin muncul saat terinfeksi HIV: •Demam Salah satu gejala acute retroviral syndrome (ARS) yang pertama kali muncul biasanya berupa demam ringan dengan suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius. Gejala awal ini dapat disertai dengan beberapa gejala lain, seperti kelelahan, pembengkakan kelenjar getah bening, dan sakit tenggorokan. •Kelelahan Sama halnya dengan respons tubuh terhadap infeksi virus pada umumnya, sistem kekebalan tubuh juga akan memberikan respons peradangan terhadap infeksi HIV. Hal ini akan mengakibatkan tubuh mengalami rasa letih dan lesu sebagai gejala awal HIV. Mirip dengan rasa tidak enak badan yang sering dialami menjelang flu.
• Nyeri pada kelenjar getah bening dan otot
Nyeri pada persendian, otot, dan kelenjar getah bening juga dapat menjadi salah satu gejala awal HIV. Kelenjar getah bening merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh dan kemungkinan besar akan mengalami peradangan saat terjadi infeksi. Jika peradangan terjadi di kelenjar getah bening, maka ketiak, pangkal paha, dan leher kemungkinan akan terasa nyeri. Selain itu, sama halnya dengan infeksi virus lainnya, gejala awal HIV dapat meliputi nyeri pada sendi dan otot. Gejala akut HIV ini kemudian akan menghilang, dan memasuki tahap infeksi kedua, yaitu tahap non gejala. Pada tahap ini, infeksi HIV tidak akan menimbulkan gejala apapun dalam waktu yang cukup lama, yakni sekitar 5 hingga 10 tahun. Meski tidak mengalami gejala, namun sudah bisa menularkan HIV pada orang lain. Tanpa pengobatan maka selanjutnya status HIV dapat berkembang memasuki tahap ketiga. Pada saat ini, daya tahan tubuh sudah sangat rendah sehingga mengalami AIDS. Saat sudah mencapai tahap lanjutan HIV menjadi AIDS, gejala-gejala yang mungkin timbul dapat berupa rasa lelah berkepanjangan, demam lebih dari 10 hari, sesak napas, nyeri di tenggorokan, infeksi jamur di kulit atau vagina, diare kronis (diare berlarut-larut terjadi hingga berminggu-minggu), berkeringat saat malam hari serta berat badan turun tanpa alasan yang jelas. 4. KELOMPOK BERESIKO TINGGI TERKENA VIRUS HIV/AIDS Kelompok yang berisiko tinggi terkena AIDS pertama ialah pekerja seks komersial. Selain itu terdapat 4 kelompok yang rentan HIV di antaranya : 1. Gay dan biseksual Kelompok ini cukup berisiko terkena HIV AIDS. Laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki mewakili sekitar 2 persen dari populasi Amerika Serikat. Mereka menyumbang 61 persen dari semua infeksi HIV baru pada 2009. 2.Pengguna narkoba suntik Pengguna narkoba suntik mewakili 9 persen dari kasus infeksi HIV baru pada tahun 2009. Penggunaan jarum suntik secara bersama-sama sangat mungkin menularkan virus penyebab HIV 3.Wanita Kelompok wanita lebih berisiko tertular virus ini daripada kelompok lain. Utamanya, pada wanita kulit berwarna. Strain HIV tertentu dapat menginfeksi wanita dengan lebih mudah. Misalnya, strain HIV di Thailand yang tampaknya lebih mudah menular ke wanita melalui hubungan seksual. Wanita yang terinfeksi HIV berisiko lebih tinggi untuk sejumlah masalah ginekologi, termasuk penyakit radang panggul (PID), abses saluran tuba dan ovarium, dan infeksi jamur berulang. Wanita dapat terinfeksi HIV dari pasangan yang menggunakan narkoba suntik atau memiliki pasangan seksual lainnya. 4. Wanita transgender Wanita transgender atau transpuan sekitar 13 kali lebih mungkin terkena HIV positif dibandingkan orang dewasa usia produtif lainnya.Di beberapa wilayah di dunia, wanita transgender merupakan kelompok besar dari kasus HIV baru. Wilayah tersebut meliputi Asia dan Pasifik (7 persen), Amerika Latin (6 persen), dan Karibia (5 persen).
KELOMPOK 2 KEUKEU SEPTHIANI PIRNA PANTI ANGGANI RINTA DEWINDA BAYU LOKA DINI MAYANG RADEN ABIMANYU