Anda di halaman 1dari 20

KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PSIEN PENDERITA HIV

DISUSUN OLEH:

1. Annisa Rinda Kurniawati (A02019008)


2. Liya Ngizzatul Maula (A02019042)
3. Lusi Apri Damayanti (A02019043)
4. Mashadi (A02019044)
5. Maulida Nur Azizah (A02019045)
6. Meta Zelyna Utama (A02019046)
7. Miladia Khoerunnisa D (A02019047)
8. Moch. Heru Kuswanto (A02019048)
9. Mohamad Montaha Salim (A02019049)
10. Nadia Fadlilaturrohmah (A02019050)
11. Ngafi Zumrotus Sa’adah (A02019051)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

TAHUN 2020
LAPOPRAN PENDAHULUAN

1. DEFINISI HIV
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan
tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang
dihancurkan, kekebalan tubuh akan semakin lemah, sehingga rentan diserang berbagai
penyakit.

Infeksi HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang
disebut AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari
infeksi virus HIV.Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang
sepenuhnya.
Sampai saat ini belum ada obat untuk menangani HIV dan AIDS. Akan tetapi, ada obat
untuk memperlambat perkembangan penyakit tersebut, dan dapat meningkatkan harapan
hidup penderita.

Tipe HIV :
Virus HIV terbagi menjadi 2 tipe utama, yaitu
HIV-1 dan HIV-2.Masing-masing tipe terbagi lagi menjadi beberapa subtipe.Pada banyak
kasus, infeksi HIV disebabkan oleh HIV-1, 90% di antaranya adalah HIV-1 subtipe M.
Sedangkan HIV-2 diketahui hanya menyerang sebagian kecil individu, terutama di Afrika
Barat.
Infeksi HIV dapat disebabkan oleh lebih dari 1 subtipe virus, terutama bila seseorang
tertular lebih dari 1 orang.Kondisi ini disebut dengan superinfeksi.Meski kondisi ini
hanya terjadi kurang dari 4% penderita HIV, risiko superinfeksi cukup tinggi pada 3
tahun pertama setelah terinfeksi.

HIV/AIDS merupakan hal yang berbeda tetapi saling berhubungan. Human


ImmunodeficiencyVirus atau biasa disingkat HIV adalah virus yang menyebabkan
penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).

HIV secara drastis dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, sehingga memungkinkan
penyakit, bakteri, virus, dan infeksi lainnya menyerang tubuh Anda.HIV menyerang dan
menghancurkan sel CD4 yang seharusnya melawan infeksi dari sistem kekebalan
tubuh.Akibatnya, tubuh jadi kesulitan melawan infeksi dan kanker terkait HIV tertentu.

Tidak seperti virus lainnya, tubuh Anda tidak bisa menyingkirkan HIV sepenuhnya. Jika
Anda terinfeksi HIV, Anda akan memilikinya seumur hidup.

Sementara itu, AIDS adalah kondisi penyakit kronis dari infeksi virus HIV. Biasanya
kondisi ini ditandai dengan munculnya penyakit lain, seperti kanker dan berbagai infeksi
yang muncul seiring dengan melemahnya sistem kekebalan tubuh Anda.
2. ETIOLOGI

Etiologi penyakit HIV diakibatkan oleh human immunodeficiency


virus dengan host mayoritas manusia.
Agen
Agen infeksi HIV disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus.Virus ini terdiri dari 2
subtipe, HIV-1 dan HIV-2.
HIV-1

HIV-1 merupakan jenis virus HIV yang paling umum ditemukan hampir di seluruh belahan
dunia, memiliki progresivitas yang tinggi, lebih cepat dalam meningkatkan nilai viral-load,
dan menurunkan tingkat CD4.
HIV-2

HIV-2 memiliki predominansi untuk ditemukan pada area Afrika Barat.Subtipe ini tidak
seagresif HIV-1 dan ketika ditemukan, umumnya memiliki tingkatan CD4 yang lebih tinggi
dibanding penderita infeksi HIV-1.

Host / Pejamu
Sesuai dengan namanya Human Immunodeficiency Virus, maka manusia merupakan pejamu
utama pada infeksi HIV.Walau demikian, manusia bukan satu-satunya pejamu infeksi HIV.
Diketahui bahwa infeksi ini berawal dari salah satu spesies simpanse di Afrika.[3-6]
Faktor Risiko
Terdapat berbagai perilaku dan tindakan yang dapat menyebabkan peningkatan risiko
terinfeksi HIV:

 Melakukan hubungan seks yang tidak terproteksi

 Memiliki riwayat mengidap infeksi menular seksual, terutama jika berulang

 Menggunakan jarum yang telah terkontaminasi HIV, secara bergantian (seperti pada
pengguna narkoba suntik, tindik, atau tato)

 Bekerja pada lingkungan yang berisiko tertusuk jarum/infeksius (pekerja/tenaga


kesehatan)

 Ibu HIV terhadap janin yang dikandungnya, atau pada bayinya


3. PATOFISIOLOGI

Sel T dan makrofag serta sel dendritik / langerhans ( sel imun ) adalah sel-sel yang
terinfeksi Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) dan terkonsentrasi dikelenjar limfe, limpa
dan sumsum tulang. Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) menginfeksi sel lewat pengikatan
dengan protein perifer CD 4, dengan bagian virus yang bersesuaian yaitu antigen grup 120. Pada
saat sel T4 terinfeksi dan ikut dalam respon imun, maka Human Immunodeficiency Virus
( HIV ) menginfeksi sel lain dengan meningkatkan reproduksi dan banyaknya kematian sel T4
yang juga dipengaruhi respon imun sel killer penjamu, dalam usaha mengeliminasi virus dan sel
yang terinfeksi.

Virus HIV dengan suatu enzim, reverse transkriptase, yang akan melakukan
pemograman ulang materi genetik dari sel T4 yang terinfeksi untuk membuat double-stranded
DNA. DNA ini akan disatukan kedalam nukleus sel T4 sebagai sebuah provirus dan kemudian
terjadi infeksi yang permanen. Enzim inilah yang membuat sel T4 helper tidak dapat mengenali
virus HIV sebagai antigen.Sehingga keberadaan virus HIV didalam tubuh tidak dihancurkan oleh
sel T4 helper.Kebalikannya, virus HIV yang menghancurkan sel T4 helper. Fungsi dari sel T4
helper adalah mengenali antigen yang asing, mengaktifkan limfosit B yang memproduksi
antibodi, menstimulasi limfosit T sitotoksit, memproduksi limfokin, dan mempertahankan tubuh
terhadap infeksi parasit. Kalau fungsi sel T4 helper terganggu, mikroorganisme yang biasanya
tidak menimbulkan penyakit akan memiliki kesempatan untuk menginvasi dan menyebabkan
penyakit yang serius.
Dengan menurunya jumlah sel T4, maka system imun seluler makin lemah secara
progresif.Diikuti berkurangnya fungsi sel B dan makrofag dan menurunnya fungsi sel T
penolong. Seseorang yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV ) dapat tetap tidak
memperlihatkan gejala (asimptomatik) selama bertahun-tahun. Selama waktu ini, jumlah sel T4
dapat berkurang dari sekitar 1000 sel perml darah sebelum infeksi mencapai sekitar 200-300 per
ml darah, 2-3 tahun setelah infeksi.
Sewaktu sel T4 mencapai kadar ini, gejala-gejala infeksi ( herpes zoster dan jamur
oportunistik ) muncul, Jumlah T4 kemudian menurun akibat timbulnya penyakit baru akan
menyebabkan virus berproliferasi. Akhirnya terjadi infeksi yang parah. Seorang didiagnosis
mengidap AIDS apabila jumlah sel T4 jatuh dibawah 200 sel per ml darah, atau apabila terjadi
infeksi opurtunistik, kanker atau dimensia AIDS.
4. TANDA DAN GEJALA

Meskipun orang yang memiliki HIV tidak menunjukkan gejala apa pun, Anda masih dapat
menularkan virus n ke orang lain. Hal ini akibat HIV dapat memakan waktu 2-15 tahun sampai
bisa memunculkan gejala.

Oleh sebab itu, Anda mungkin saja memiliki HIV dan masih terlihat sehat, juga bisa berkegiatan
secara normal layaknya orang sehat lainnya.Biasanya, Anda tidak tahu dengan pasti Anda
memiliki HIV atau tidak sampai melakukan pemeriksaan.

HIV tidak akan langsung merusak organ tubuh Anda. Akan tetapi, penyakit ini akan
menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga bisa mengakibatkan berbagai penyakit lainnya,
terutama infeksi.

Gejala pertama dari HIV mirip dengan infeksi virus lainnya, yaitu:

 Demam
 Sakit kepala
 Kelelahan
 Nyeri otot
 Kehilangan berat badan
 Pembengkakan kelenjar getah bening di tenggorokan, ketiak, atau pangkal paha

Jika HIV dibiarkan, kondisi ini bisa mengarah pada AIDS dengan gejala yang lebih parah.
Berikut berbagai gejala AIDS yang biasanya muncul, yaitu:

 Sariawan, luka pada lidah atau mulut yang disebabkan oleh infeksi jamur
 Infeksi jamur vagina yang parah atau berulang
 Penyakit radang panggul kronis
 Infeksi parah dan sering mengalami kelelahan ekstrem tanpa sebab, bersamaan dengan
sakit kepala dan/atau pusing
 Turunnya berat badan  lebih dari 5 kg yang tidak disebabkan karena olahraga atau diet
 Lebih mudah mengalami memar
 Diare yang lebih sering
 Sering demam dan berkeringat di malam hari
 Pembengkakan atau mengerasnya kelenjar getah bening di tenggorokan, ketiak, atau
pangkal paha
 Batuk kering terus-menerus
 Sering mengalami sesak napas
 Perdarahan pada kulit, mulut, hidung, anus, atau vagina tanpa penyebab yang pasti
 Ruam kulit yang sering atau tidak biasa
 Mati rasa parah atau nyeri pada tangan dan kaki
 Hilangnya kendali otot dan refleks, kelumpuhan, atau hilangnya kekuatan otot
 Kebingungan (linglung) atau perubahan kepribadian

5. PENYEBAB

AIDS disebabkan oleh virus HIV. HIV ditularkan melalui kontak dengan darah yang terinfeksi,
air mani, cairan vagina, dan air susu ibu (ASI) dari orang yang terinfeksi. Sebagai contoh, ketika
Anda berhubungan seks baik vagina, anal, atau oral dengan seseorang yang memiliki HIV tanpa
kondom, virus ini akan sangat mudah menular.

Ini karena adanya pertukaran cairan tubuh antara orang yang terinfeksi dengan orang yang sehat.
Kondisi ini akan meningkat risikonya jika di organ seksual Anda terdapat luka terbuka. Biasanya
perempuan remaja sangat rentan terhadap infeksi HIV karena selaput vagina mereka lebih tipis
dan lebih rentan terhadap infeksi dibandingkan wanita dewasa.

Selain kontak seksual, ada berbagai hal lain yang menyebabkan seseorang terkena penyakit yang
melemahkan sistem imun ini, yaitu:

 Berbagi jarum suntik dan peralatan suntik lainnya dengan orang yang terkontaminasi
dengan HIV.
 Menggunakan peralatan tato dan body piercing (termasuk tinta) yang tidak disterilkan
dan pernah dipakai oleh orang dengan HIV.
 Dari seorang ibu dengan HIV kepada bayinya (sebelum atau selama kelahiran) dan saat
menyusui.
 Memiliki penyakit menular seksual (PMS) lainnya, seperti klamidia atau gonore karena
virus HIV akan sangat mudah masuk saat sistem kekebalan tubuh lemah.
 Adanya kontak dengan darah, air mani, atau cairan vagina dari orang yang memiliki
infeksi HIV pada luka terbuka yang Anda miliki.

Namun, jangan salah sangka. Anda tidak dapat tertular HIV melalui kontak sehari-hari, seperti:

 Bersentuhan
 Berjabat tangan
 Berpelukan atau berciuman
 Batuk dan bersin
 Mendonorkan darah ke orang yang terinfeksi
 Menggunakan kolam renang atau dudukan toilet yang sama
 Berbagi sprei
 Berbagi peralatan makan atau makanan yang sama
 Dari hewan, nyamuk, atau serangga lainnya
6. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Komunitas AIDS Indonesia (2010), gejala klinis terdiri dari 2 gejala yaitu gejala
mayor (umum terjadi) dan gejala minor (tidak umum terjadi):
1.            Gejala mayor:
a.       Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
b.      Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
c.       Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
d.      Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
e.       Demensia/ HIV ensefalopati
2.            Gejala minor:
a.              Batuk menetap lebih dari 1 bulan
b.              Dermatitis generalisata
c.              Adanya herpes zoster multisegmental dan herpes zoster berulang
d.             Kandidias orofaringeal
e.              Herpes simpleks kronis progresif
f.               Limfadenopati generalisata
g.              Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
h.              Retinitis virus Sitomegalo
Menurut Mayo Foundation for Medical Education and Research (MFMER) (2008),
gejala klinis dari HIV/AIDS dibagi atas beberapa fase.
1.            Fase awal
Pada awal infeksi, mungkin tidak akan ditemukan gejala dan tanda-tanda infeksi.
Tapi kadang-kadang ditemukan gejala mirip flu seperti demam, sakit kepala, sakit
tenggorokan, ruam dan pembengkakan kelenjar getah bening. Walaupun tidak
mempunyai gejala infeksi, penderita HIV/AIDS dapat menularkan virus kepada
orang lain.
2.            Fase lanjut
Penderita akan tetap bebas dari gejala infeksi selama 8 atau 9 tahun atau lebih.
Tetapi seiring dengan perkembangan virus dan penghancuran sel imun tubuh,
penderita HIV/AIDS akan mulai memperlihatkan gejala yang kronis seperti
pembesaran kelenjar getah bening (sering merupakan gejala yang khas), diare,
berat badan menurun, demam, batuk dan pernafasan pendek.
3.            Fase akhir
Selama fase akhir dari HIV, yang terjadi sekitar 10 tahun atau lebih setelah
terinfeksi, gejala yang lebih berat mulai timbul dan infeksi tersebut akan berakhir
pada penyakit yang disebut AIDS. Gejala Minor

Menurut Anthony (Fauci dan Lane, 2008), gejala klinis HIV/AIDS dapat dibagikan
mengikut fasenya.
1.            Fase akut
Sekitar 50-70% penderita HIV/AIDS mengalami fase ini sekitar 3-6 minggu
selepas infeksi primer. Gejala-gejala yang biasanya timbul adalah demam,
faringitis, limpadenopati, sakit kepala, arthtalgia, letargi, malaise, anorexia,
penurunan berat badan, mual, muntah, diare, meningitis, ensefalitis, periferal
neuropati, myelopathy, mucocutaneous ulceration, dan erythematous
maculopapular rash. Gejala-gejala ini muncul bersama dengan ledakan plasma
viremia.Tetapi demam, ruam kulit, faringitis dan mialgia jarang terjadi jika
seseorang itu diinfeksi melalui jarum suntik narkoba daripada kontak seksual.
Selepas beberapa minggu gejala-gajala ini akan hilang akibat respon sistem imun
terhadap virus HIV. Sebanyak 70% dari penderita HIV akan mengalami
limfadenopati dalam fase ini yang akan sembuh sendiri.
2.      Fase asimptomatik
Fase ini berlaku sekitar 10 tahun jika tidak diobati. Pada fase ini virus HIV akan
bereplikasi secara aktif dan progresif. Tingkat pengembangan penyakit secara
langsung berkorelasi dengan tingkat RNA virus HIV. Pasien dengan tingkat RNA
virus HIV yang tinggi lebih cepat akan masuk ke fase simptomatik daripada
pasien dengan tingkat RNA virus HIV yang rendah.
3.      Fase simptomatik
Selama fase akhir dari HIV, yang terjadi sekitar 10 tahun atau lebih setelah
terinfeksi, gejala yang lebih berat mulai timbul dan infeksi tersebut akan berakhir
pada penyakit yang disebut AIDS.

7. ANATOMI
Di dalam selubung terdapat bagian yang disebut protein matriks.Bagian internal
dari HIV terdiri dari dua komponen utama, yaitu genom dan kapsid.Genom adalah materi
genetik pada bagian inti virus yang berupa dua kopi utas tunggal RNA. Sedangkan,
kapsid adalah protein yang membungkus dan melindungi genom..
LAPORAN KASUS

Tn. A datang kerumah sakit PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG pada tanggal 10 Agustus
2020 pukul 10.00 wib dengan keluhan sakit kepala,nafsu makan berkurang dan lemas. . Pasien
tidak mengalami penurunan kesadaran.dengan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital:
RR : 24x/menit, N :90x/menit, TD : 120/80 mmHg, dan S : 36ºc. Pasien mengatakan nyeri
bertambah saat bergerak , hilang saat istirahat, pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk,
pasien mengatakan nyeri di bagian kepala, pasien mengatakan nyeri skala 5, klien mengatakan
nyeri terus- menerus.
PENGKAJIAN
IDENTITAS PASIEN :
Nama: Tn.A
Umur : 55 Tahun
Diagnosa Medis : HIV
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB :
Nama : Ny.D
Alamat : Kebumen
Umur : 50Tahun
RIWAYAT KEPERAWATAN :
KeluhanUtama:klien mengeluh nyeri dibagian kepala,nafsu makan berkurang dan lemas
Riwayat Sakit Sekarang : klien mengalami sakit kepala,nafsu makan berkurang dan lemas.
RR : 24x/menit, N :90x/menit, TD : 120/80 mmHg, dan S : 36ºc. Pasien mengatakan nyeri
bertambah saat bergerak , hilang saat istirahat, pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk,
pasien mengatakan nyeri di bagian kepala, nyeri skala 5
Riwayat Penyakit Keluarga :Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keluarga
Riwayat Penyakit Terdahulu : Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit terdahulu
Pengkajian Pola Fungsional
1. Pola nafas
Sebelum sakit : pasien mengatakan dapat bernafas dengan normal tanpa
alat bantu pernafasan
Sesudah sakit : pasien mengatakan tidak sesak nafas
RR:23X/menit
2. Pola nutrisi
Sebelum sakit : pasien mengatakan pasien sebelum sakit makan 3x sehari
dengan nasi dan lauk pauk, serta minum air putih kurang
lebih 8 gelas/hari, serta minum teh dan kopi sehari sekali
Sesudah sakit : pasien hanya menghabiskan setengah porsi makanan di
rumah sakit, dan 2 gelas setiap harinya
3. Pola kebutuhan istirahat dan tidur
Sebelum sakit : pasien dapat beristirahat dengan nyenyak, tidur kurang
lebih 5-6jam
Sesudah sakit : pasien hanya bisa tidur 3-4 jam
4. Pola eliminasi
Sebelum sakit : keluarga pasien mengatakan pasien BAK 4-5x/hari, urin
berwarna kuning jernih dan BAB 1x/hari
Sesudah sakit : pasien belum BAB selama 2 hari dan BAK 3-4x/hari dan
terpasang kateter urine buang 3 jam 400 cc.
5. Pola aktivitas
Sebelum sakit : pasien dapat beraktifitas tanpa bantuan orang lain
Sesudah sakit : pasien beraktifitas dibantu keluarganya
6. Pola berpakaian
Sebelum sakit : pasien dapat beraktifitas secara mandiri
Sesudah sakit : pasien dalam berpakaian dibantu keluarganya
7. Pola menjaga suhu tubuh
Sebelum sakit : pasien jika merasa dingin menggunakan selimut atau
pakaian tebal serta minum air hangat, jika panas memakai pakaian tipis dan
menggunakan kipas angin
Sesudah sakit : pasien menggunakan pakaian tebal dan menggunakan
selimut
8. Pola personal hygiene
Sebelum sakit : pasien mandi 2x sehari dan menggosok gigi 2x sehari
secara mandiri
Sesudah sakit : pasien hanya diseka 2x sehari oleh keluarga
9. Pola aman dan nyaman
Sebelum sakit : pasien merasa aman dan nyaman diantara keluarganya dan
mampu menghindari dari bahaya sekitar
Sesudah sakit : pasien tampak gelisah
10. Pola komunikasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan mampu komunikasi dengan baik di
lingkungannya
Sesudah sakit : pasien dapat berbicara, tetapi tidak terlalu jelas
11. Pola rekreasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan seminggu berlibur dengan keluarga
saat weekend
Sesudah sakit :pasien hanya berbaring dan gelisah di tempat tidur
12. Pola kebutuhan bekerja
Sebelum sakit : pasien mengatakan hanya bekerja sebagai pedagang
Sesudah sakit : pasien tidak dapat bekerja karena sakit
13. Pola kebutuhan belajar
Sebelum sakit : pasien mengatakan belum mengetahui penyakit yang di
derita
Sesudah sakit : pasien nampak bingung ketika ditanya tentang
penyakitnya
14. Pola spiritual
Sebelum sakit : pasien mengatakan dapat beribadah sholat 5 waktu dan
membaca Al-Qur’an
Sesudah sakit : pasien hanya terbaring ditempat tidur

A. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : kompos metis
RR : 24x/menit
N : 90x/menit
TD : 120/80 mmHg
S : 36 c

B. pemeriksaan fisik
1.) Kepala : bentuk kepala oval, rambut beruban, Nampak sedikit kotor.tidak ada
benjolan
2.) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
3.) Mata : mata simetris,konjungtiva ananemis,sclera aniterik
4.) Telinga : simetris, tidak terdapat serumen
5.) Mulut : tidak ada stomatitis, gigi tampak sedikit kotor, gigi tampak mulai
ompong
6.) Dada
 paru-paru
inspeksi : simetris, tidak ada lesi, tidak ada retraksi dinding dada
palpasi : vocal fremitus tidak teraba, ekspansi dinding dada
simetris
auskultasi : bunyi paru vesikuler
perkusi : sonor
 jantung
inspeksi : ictus cordis normal terlihat
palpasi : ictus cordis teraba di interkosta 4-5
perkusi : pekak
auskultasi :terdapat suara jantung tambahan atau abnormal
 abdomen
inspeksi : supel, tidak ada lesi dan tidak ada bekas operasi
auskultasi : bising usus 22x/menit
palpasi : tidak ada pembesaran hepar dan limpha
perkusi : timpani

7.) Genetalia dan rectum : tisak terpasang DC kateter urine.

8.) Ekstermitas

 atas : terpasang imfus tangan kiri.


 bawah : tidak ada edema.
ANALISA DATA

No TANGGAL DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM


1 10 Agustus DS. Agen cedera Nyeri akut
2020 P : pasien mengatakan nyeri biologis
bertambah saat bergerak , hilang
saat istirahat
Q : pasien mengatakan nyeri
seperti ditusuk-tusuk
R : pasien mengatakan nyeri di
bagian kepala
S : pasien mengatakan nyeri
skala 5
T : klien mengatakan nyeri
terus- menerus

DO.
-ekspresi wajah pasien terlihat
meringis menahan nyeri
-klien terlihat memegangi area
nyeri
RR : 24x/menit
N : 90x/menit
TD : 120/80 mmHg
S : 36ºc

2 10 Agustus DS. Pasien mengatakan nafsu Asupandietberkur Ketidakseim


2010 makan berkurang ang bangan
nutrisi
DO. Pasien tampak lemas kurang dari
Asupan diet berkurang kebutuhan
tubuh
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut b.d dengan agen cederabiologis


2. Ketidakseimbangan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d asupan diet berkurang

INTERVENSI KEPERAWATAN

NO Hari/Tanggal NOC NIC

1 Senin,10 Agusrus 2020 Setelah dilakukan tindakan 1. Ajarkan tehik


keperawatan selama 3x24 jam, menggunakan tehnik
diharapkan nyeri akut dapat teraupetik untuk
berkurang dengan kriteria hasil = mengetahui
Indicator A T pegalaman nyeri klien
-klien mampu 2 5 tiap 8jam
mengontrol nyeri 2. Ajarkan tehnik
(penyebab,tehnik nafas dalam
mengurangi nyeri) 3. Ajarkan tehnik
relaksasi distraksi
-nyeri berkurang 2 5 4. Berikan analgesic
untuk mengurangi
Keteranagn : nyeri
1. Berat 5. Dorong pasien
2. Cukup berat untuk memonitor
nyeri dan menangani
nyerinya dengan tepat
6. Kolaborasi dengan
dokter untuk
pemberian obat
2 Senin,10 Agusrus 2020 Setelah dilakukan tindakan 1.kolaborasi dengan
keperawatan selama 3x24 jam, ahli gizi untuk
diharapkan Ketidakseimbangan menentukan jumlah
nutrisi kurang dari kebutuhan kalori dan nutrisi yang
tubuh dapat berkurang dengan dibutuhkan pasien.
kriteria hasil = 2.anjurkan pasien
Indikator A T untuk meningkat kan
Adanya 2 4 protein dan vitamin c
peningkatan berat 3.yakin kan diet yang
badan. dimakan mengandung
Mampu 2 4 tinggi serat untuk
mengindentifikas mencegah kontipasi.
i kan kebutuhan 4. berikan makanan
nutrisi yang terpilih( sudah
dikonsultasikan
dengan ahli gizi )
5.berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
D. IMPLEMENTASI

N Hari/Taggal/JAM Implementasi Respon Pasien TTD


O
1. Rabu,10 agustus .Mengajarkan tehnik nafas Pasien mampu
2020 dalam mengikuti cara
Jam 07.15 WIB tekhnik nafas dalam
07.30WIB Mengajarkan tehnik relaksasi Pasien mau mengikuti
distraksi lankah tehnik
relaksasi distra
08.15WIB Mendorong pasien untuk Pasien dapat
memonitor nyeri dan
mengikuti arahan dari
menangani nyerinya dengan
tepat perawat dan dapat
memahami
menangani nyeri
dengan tepat
2 08.30 WIB Menganjurkan pasien untuk Pasien masih sulit
meningkat kan protein dan
untuk teratur
vitamin c
mengonsumsi vitamin
c
09.15WIB Menyakinkan diet yang Pasien mulai makan
dimakan mengandung tinggi makanan yang tinggi
serat untuk mencegah kontipasi serat walaupun masih
sedikit
10.00WIB Memberikan makanan yang Pasien bersedia
terpilih( sudah dikonsultasikan
mengikuti aturan dari
dengan ahli gizi )
perawat
1 Kamis,11agustus Mengajarkan nafas dalam untuk Pasien mampu
2020 mengurangi nyeri mengikuti dan
10.20WIB memahami tehnik
terapeutik dengan
bertahap
11.00WIB Mengajarkan tehnik relaksasi Pasien sudah bisa
distraksi melakukan relaksasi
distraksi
11.20 Berkolaborasi dengan dokter Pasien mau mengikuti
dalam pemberian obat analgetik
anjuran dari perawat,
untuk mengurangi nyeri
sekala nyeri
berkurang
2 12.00WIB Berkolaborasi dengan ahli gizi Pasien mau mengikuti
untuk menentukan jumlah
arahan dari perawat
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien.

12.30 Menganjurkan pasien untuk Pasien mulai ada


meningkat kan protein dan
peningkatan dalam
vitamin c
mengkomsusmi
vitamin

13.15 Mengedukasi pasien tentang Pasien mampu


kebutuhan nutrisi memahami penjelasan
yang telah di
sampaikan
1 Jumat,12agustus Berkolaborasi dengan dokter Pasien mengikuti
202014.00 untuk pemberian obat peritah perawat

14.20WIB Mengajarkan tehik Pasien mampu


menggunakan tehnik teraupetik
mengikuti dan
untuk mengetahui pegalaman
nyeri klien tiap 8jam memahami terapetik
dengan sepenuhnya
15.15WIB Mengajarkan tehnik nafas Pasien sudah bisa
dalam melakukan nafas
dalam nyeri mulai
berkurang
2 16.00 WIB Memberikan informasi tentang Pasien dapat
kebutuhan nutrisi memahami informasi
yang yang telah
diberikan
Memberikan makanan yang pasien ada
16.20 WIB terpilih( sudah dikonsultasikan
peningkatan dalam
dengan ahli gizi )
makanan makan yang
terpilih
17.10WIB Menyakinkakan diet yang Pasien mulai terbiasa
dimakan mengandung tinggi makan makanan yang
serat untuk mencegah kontipasi tinggi serat

E. EVALUASI
HARI/ Tanggal/ No SOAP TTD
Jam Dx
Rabu,10 agustus 1. S: pasien mengatakan masih merasa nyeri dibagian
2020 kepala
10.00WIB O: klien tampak meringis menahan nyeri sekala nyeri 5
dari sekala 0 – 10
RR : 24x/menit
N : 90x/menit
TD : 120/80 mmHg
S : 36ºc
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi:
1. Ajarkan tehik menggunakan tehnik teraupetik untuk
mengetahui pegalaman nyeri klien tiap 8jam
2. Ajarkan tehnik nafas dalam
3. Ajarkan tehnik relaksasi distraksi
4. Berikan analgesic untuk mengurangi nyeri
Jam 11.15 2. S: Pasien mengatakan nafsu makan belum meningkat.
O: pasien tampak lemas

A: Masalah belum teratasi


P: Lanjutkan Intervensi.
1.kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
2.anjurkan pasien untuk meningkat kan protein dan
vitamin c
3.berikan makanan yang terpilih( sudah dikonsultasikan
dengan ahli gizi )
Kamis, 11 agustus 1 S: Pasien mengatakan nyeri berkurang setelah diberi
2020 analgesik
12.00 WIB O: klien tampak tenang degan sekala nyeri 3 dari sekala 0
– 10
RR : 24x/menit
N : 90x/menit
TD : 120/80 mmHg
S : 36ºc
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1.. Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan menangani
nyerinya dengan tepat
2. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat
Jam 12.30WIB 2 S: Pasien mengatakan nafsu makan mulai ada sedikit
peningkatan
O: memilih makanan makanan yang sehat( sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi)
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi:
1.yakin kan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
untuk mencegah kontipasi
3.berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
Jumat, 12agustus 1 S: Pasien mengatakan sudah tidak nyeri
2020 O: Pasien tidak terlihat meringis menahan nyeri
Jam13. 15WIB A: Masalah teratasi
P: Intervensi selesai
14.35WIB 2 S: Nafsu makan pasien meningkat
O: Pasien tampak sehat dan tidak terlihat lemes seperti
sebelumnya
A: Masalah teratasi
P: Intervensi selesai

Anda mungkin juga menyukai