1. Pengertian
Ketika tubuh manusia terkena virus HIV maka hal tersebut tidaklah langsung
menyebabkan penyakit AIDS, melainkan diperlukan waktu yang cukup lama
bahkan bertahun-tahun bagi virus HIV untuk menyebabkan AIDS atau HIV
positif yang mematikan pada tubuh seseorang.
Seorang yang terkena virus HIV pada awal permulaan umumnya tidak
memberikan tanda dan gejala yang khas, penderitanya biasanya hanya mengalami
demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat mendapat
kontak virus HIV tersebut. Setelah kondisi membaik, orang yang terkena virus
HIV akan tetap sehat dalam beberapa tahun dan perlahan kekebalan tubuhnya
menurun/ lemah hingga jatuh sakit.
Adapun tanda dan gejala HIV AIDS yang mudah dikenali adalah :
Penderita mengalami napas pendek henti napas sejenak, batuk, nyeri dada dan
demam seperti terserang infeksi virus lainya (pneumonia). Tidak jarang
diagnose pada stadium awal gejala HIV AIDS diduga sebagai TBC.
1. Melalui darah, misalnya: tranfusi darah, terkena darah HIV+ pada kulit
yang terluka, jarum suntik, dsb.
2. Melalui cairan , air mani (sperma). Misalnya: seorang pria berhubungan
badan dengan pasangannya tanpa menggunakan kondom atau pengaman
lainya, oral sex, dsb.
3. Melalui cairan vagina pada wanita. Misalnya: wanita yang berhubungan
badan tanpa pengaman, pinjam-menminjam alat bantu seks, oral sex, dsb.
4. Melalui air susu ibu (ASI). Misalnya: bayi meminum ASI dari wanita HIV+,
pria meminum susu ASI pasangannya, dsb. Adapun cairan tubuh yang tidak
mengandung virus HIV pada penderita HIV+ antara lain saliva (air liur atau
air ludah), feses (kotoran atau tinja), air mata, air keringat serta urine (air
seni atau air kencing).
1. PENGERTIAN
HIV/AIDS adalah :
Penyakit yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh manusia, di mana
sistem kekebalan tubuh yang menjadi benteng perelindungan tubuh
terhadap penyakit, menjadi rusak karenanya. Acquired Immune Deficiency
Syndrome disingkat AIDS adalah kondisi tahap akhir dari infeksi Human
Immunodeficiency Virus (HIV)
Jika seseorang memiliki HIV positif dan tidak diobati, maka kondisi akan
memburuk dan akan menjadi penyakit AIDS di mana sistem kekebalan tubuh
begitu terganggu sehingga berhenti bekerja (defisiensi). Sistem kekebalan
tubuh tidak mampu lagi melindungi seseorang dari penyakit atau infeksi.
Penyakit HIV/AIDS ini menjadi momok yang mengerikan karena
virus penyebabnya dapat ditularkan dari
1. orang dengan HIV positif melalui pertukaran cairan tubuh,
2.yakni melalui hubungan seksual,
3.transfusi darah,
4. penggunaan jarum suntik terkontaminasi atau
5. menular dari ibu ke anak selama kehamilan.
Meskipun belum ada obat yang bisa menyembuhkan HIV/AIDS, obat ART telah
terbukti sangat efektif menghambat perkembangan penyakit ini. Daftar isi
laman: Penyebab dan Cara Penularan Gejala Diagnosis Pengobatan Komplikasi
Cara Penularan :
Mencegah lebih baik daripada mengobati, itulah kata-kata yang pas dalam
kondisi ini. Virus HIV mudah menyebar melalui hal-hal di bawah ini:
‘Berhubungan’ dengan penderita HIV positif tanpa pelindung (kondom) Berisiko
tinggi pada orang yang memiliki ‘partner’ yang banyak. Transfusi darah yang
terkontaminasi Penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi atau bersama-
sama Penggunaan pernak-pernik yang tidak aman, misalnya tindik dengan alat
yang tidak steril, atau menggambar tato dengan alat terkontaminasi. Ibu ke
anak saat dalam kandungan, kelahiran, menyusui Virus HIV tidak dapat
bertahan lama di luar tubuh manusia dan mati dengan cepat ketika cairan
tubuh telah mengering. Inilah sebabnya mengapa HIV tidak dapat disebarkan
oleh serangga, tidak dapat menyebar seperti virus flu (memegang permukaan
fasilitas umum, batuk, bersin, dll) Gejala HIV/AIDS Gejala HIV dapat bervariasi
dari orang ke orang. Pada tahap awal, beberapa orang mengalami gejala
penyakit yang mirip dengan flu seperti demam, sakit kepala atau sakit
tenggorokan selama beberapa minggu lalu gejala menghilang. Seseorang yang
terinfeksi HIV bisa bertahan selama bertahun-tahun bahkan tanpa
mengembangkan gejala apapun. Apabila hal ini dibiarkan selama bertahun-
tahun, maka kondisi bisa memburuk hingga akhir sistem kekebalan tubuh
menjadi lumpuh dan bisa berlahir ke tahap penyakit berikutnya yaitu AIDS.
Pada penyakit AIDS seseorang akan sangat rentan terkena penyakit infeksi,
yang kita kenal dengan istilah infeksi oportunistik (terjadi ketika daya tahan
tubuh lemah, padahal jika daya tahan tubuh normal infeksi ini tidak
berbahaya). Infeksi oportunistik pada orang dengan AIDS dapat mempengaruhi
hampir semua organ tubuh dan inilah yang membuat penyakit AIDS menjadi
membahayakan. Beberapa gejala dan ciri-ciri HIV yang telah berubah menjadi
AIDS meliputi: Demam terus menerus. Kelelahan ekstri yang tidak berhubungan
dengan stres atau kurang tidur. Diare persisten (terus menerus). Berat badan
menjadi turun (gizi buruk). Pembengkakan kelenjar getah bening di leher,
pangkal paha, dan lain-lain. Sakit atau sulit menelan. Sering mengalami
sariawan, atau sariawan tak kunjung sembuh. Sakit kepala, kebingungan dan
pelupa Peningkatan risiko terkena berbagai jenis kanker seperti sarkoma
Kaposi, limfoma, kanker serviks, dan lain-lain. Kenali Gejala HIV AIDS secara
Dini Diagnosis Semua jenis pemeriksaan atau tes HIV untuk menegakkan
diagnosis didasarkan pada dasar-dasar imunologi. Berikut ini beberapa
informasi singkat tentang tes lanjutan untuk diagnosis HIV/AIDS: Tes untuk
mendeteksi antigen HIV Tes untuk mendeteksi antibodi terhadap HIV Uji ELISA
Uji diferensiasi antibodi Uji Western blot Tes antigen p24 PCR untuk tes HIV
RNA plasma Takut Tertular, Kapan Tes HIV yang Tepat? Langkah Pengobatan
Ada dua tujuan utama dari pengobatan HIV, yaitu mencegah virus merusak
sistem kekebalan tubuh dan menunda atau menghentikan perkembangan
infeksi. Hal ini dapat dicapai melalui: Obat Antiretroviral (ARV) yang digunakan
untuk mengobati dan mencegah infeksi HIV bekerja dengan cara menghentikan
atau mengganggu reproduksi virus dalam tubuh. ARV tidak menyembuhkan
infeksi HIV melainkan untuk mencegah replikasi virus lebih lanjut sehingga
dengan demikian dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh untuk melawan
infeksi. Obat ini harus diminum secara teratur pada waktu yang tepat setiap
hari. Jika tidak, akan membuat virus bermutasi dan menyebabkan resistensi
terhadap pengobatan. Di samping pengobatan dengan antiretroviral, orang
dengan HIV sangat membutuhkan konseling dan dukungan psikososial. Kualitas
hidup juga yang tinggi juga perlu dipertahankan dengan kebersihan dasar,
nutrisi yang cukup dan air bersih. Baca lebih lanjut mengenai: Obat HIV AIDS
Komplikasi Orang dengan AIDS sangat rentan terhadap infeksi. Beberapa jenis
infeksi dan penyakit berikut ini sering menyerang orang dengan HIV/AIDS:
Tuberkulosis (TBC) Herpes Simplex Sarkoma Kaposi Limfoma Pneumonia
Pneumocystis (PCP) Sariawan Infeksi cytomegalovirus (CMV) Toksoplasmosis
Cara Mencegah HIV/AIDS Dengan membatasi paparan faktor risiko, kita dapat
mengurangi risiko terkana infeksi HIV. Langkah-langkah pencegahan yang dapat
kita lakukan meliputi: Penggunaan kondom dengan benar dan konsisten saat
“berhubungan” yang penuh dengan resiko. Setia dengan pasangan, hindari
berganti ganti partner. Bagi tenaga medis, gunakan alat pelindung diri saat
menolong pasien contohnya menggunakan sarung tangan. Minum obat ARV
segera setelah ‘berhubungan’ ketika diketahui bahwa pasangan positif HIV,
atau seorang tenaga medis yang terluka oleh alat-alat medis yang dicurigai
terkontaminasi. Obat antiretroviral digunakan dalam waktu 72 jam setelah
paparan HIV untuk mencegah infeksi. Penularan Ibu ke Bayi selama kehamilan,
persalinan atau menyusui dapat sepenuhnya dicegah jika ibu dan anak
diberikan obat antiretroviral Sunat atau khitan pada laki-laki dapat mengurangi
risiko infeksi HIV pada pria sekitar 60%. Penggunaan alat-alat steril yang
menimbulkan perlukaan pada tubuh, misalnya jarum suntik, pisau bedah, dan
sebagainya.
Bersumber dari: HIV/AIDS - Mediskus