Anda di halaman 1dari 3

NAMA: SHELVIA TRI ARINDA

KELAS: X MIA 3

A. Bacalah teks anekdot berikut. Kemudian, sajikan teks anekdot tersebut


dalam bentuk dialog.

Pemuda : “Pak, boleh saya bertanya,” kata si pemuda.


Orang kaya : “Silahkan,” kata orang kaya.
Pemuda : “Bapak kok bisa kaya raya. Padahal dulunya bapak
dipenjara. Kalau boleh tahu, kasus apa sih, pak?”
Orang kaya : “kasus saya adalah korupsi ratusan miliar rupiah. Korupsi
terbesar yang berhasil diungkap aparat dalam beberapa tahun terakhir.”

B. Bacalah teks anekdot berikut. Kemudian, ceritakan kembali isi anekdot


tersebut dengan bahasa anda sendiri!

Saat didalam pesawat salah satu penumpang bertanya ke penumpang


lain yang ada di sebelah nya.
Orang 1 : “seandainya pesawat yang berisi koruptor jatuh, siapa yang
selamat?,”tanya orang 1.
Orang 2 : “pilot,” jawab orang 2.
Orang 1 : “salah,” kata orang 1.
Orang 2 : “pramugari,” jawab orang 2 lagi.
Orang 1 : “salah,” masih kekeh dengan opsi yang pertama.
Orang 2 : “terus siapa?,” penuh kebingungan.
Orang 1 : “seluruh rakyat negeri ini,” jawab orang 1 dengan tegas.
Orang ke 2 pun termenung selama beberapa menit sambil mencerna
kata-kata orang 1 tadi ada benarnya juga ya.

C. Uji kompetensi 5
1. Nasihat yang terdapat dalam teks anekdot tersebut adalah berhati-
hatilah dengan jawaban yang kamu berikan atas suatu pertanyaan, karena
jawaban itulah yang menunjukkan dirimu yang sebenarnya.
2. Tanggapan mengenai isi anekdot tersebut adalah Nasrudin terbukti
seorang cendikiawan. Meski ia disalahkan atas jawabannya, tetapi itulah ia
sebenarnya dan ia dapat pula membalik perkataan dengan tujuan
menyindir.
3. Informasi penting dalam teks anekdot tersebut adalah

 Nasrudin sedang berbincang-bincang dengan seorang hakim.


 Hakim bertanya apa yang dipilih oleh Nasrudin: kekayaan atau
kebijaksanaan.
 Nasrudin menjawab kekayaan.
 Hakim menyalahkan Nasrudin.
 Nasrudin balik bertanya kepada hakim dan hakim menjawab
kebijaksanaan.
 Nasrudin berkata semua orang akan memilih apa yang belum
dimilikinya.

 4.       Nasrudin berbincang-bincang dengan hakim kota. Hakim kota,


seperti umumnya cendekiawan masa itu, sering berpikir hanya dari satu
sisi saja.
Hakim: “Seandainya saja setiap orang mau mematuhi hukum dan etika.”
Nasruddin: “Bukan manusia yang harus mematuhi hukum, melainkan
hukumlah yang harus disesuaikan dengan kemanusiaan.”
Hakim: “Namun, coba kita lihat cendekiawan seperti Anda. Kalau Anda
memiliki pilihan: kekayaan atau kebijaksanaan, mana yang akan Anda
pilih?”
Nasruddin: “Tentu saja, saya memilih kekayaan.”
Hakim: “Memalukan. Anda adalah cendekiawan yang diakui masyarakat.
Anda malah memilih kekayaan daripada kebijaksanaan?”
Nasruddin: “Kalau pilihan Anda sendiri?”
Hakim: “Tentu, saya memilih kebijaksanaan.”
Nasruddin: “Terbukti, semua orang memilih untuk memperoleh apa yang
belum dimilikinya.”
5. 5. Coba ceritakan kembali teks anekdot tersebut dengan bahasa Anda
sendiri!

Teori Kebutuhan
Pada siang hari itu, di depan rumah seorang hakim. Hakim kota yang
pada masa itu seperti cerdikiawan sering berpikir hanya dari satu sisi saja.
Hakim memulai pembicaraan "Seandainya saja setiap orang mau
mematuhi hukum dan etika." Nasrudin memotong pembicaraan "Bukan
manusia yang harus mematuhi hukum melainkan hukum yang harus
disesuaikan dengan masyarakat." Mendengar jawaban Nasrudin, hakim
bertanya "Namun, coba kita lihat cerdikiawan seperti anda, kalau anda
diberi piliha kaya atau bijaksana, anda pilih yang mana?" Nasrudin
menjawab"tentu saja saya memilih kekayaan." Hakim tertawa dan berkata
"Sangat mmemalukan cerdikiawan yang diakui masyarakat seperti anda
malah memilih kekayaan, anda seharusnya malu." Nasrudin balik menanya
dan jawaban hakim memilih bijaksana, Nasrudin menggelengkan kepala
"Terbukti, semua orang memilih untuk memperoleh apa yang belum
dimilikinya."

Anda mungkin juga menyukai