Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 3 KUHP DALAM ANEKDOT

1. Apakah abstraksi itu sama dengan pembukaan? Berfungsi sebagai apakah abstraksi itu?
Jawab :
Menurut hasil identifikasi kelompok saya, hasilnya sama dengan struktur teks
yang ada di soal tersebut. Abstraksi adalah bagian awal yang berfungsi
memberikan gambaran tentang isi teks.

2. Apakah orientasi berfungsi untuk membangun konteks perkuliahan?


Jawab :
Kalau menurut kelompok saya bisa jadi, karena orientasi berarti pegenalan atau
pemahaman. Jadi dengan adanya orienstasi terlebih dahulu maka konteks
perkuliahan akan lebih mudah terbangun dan calon peserta didik tidak akan
terkejut nantinya akn perkuliahan yang sebenarnya karna telah mengenal
konsep nya di masa perkuliahan.

3. Seandainya krisis dimaknai sebagai saat terjadinya ketidakpuasan atau kejanggalan,


ketidakpuasan atau kejanggalan tentang apa yang dimaksud?
Jawab :
Yang dimaksud dengan kejanggalan/ketidakpuasan dalam menghadapi krisis
adalah sesuatu yang masih melekat dan selalu teringat dengan sesuatu hal yang
tidak maksimal.

4. Setujukah kalian reaksi itu berkenaan dengan tanggapan yang diberikan oleh mahasiswa
atau dosen tentang pelesetan KUHP itu?
Jawab :
Setuju, karena bisa saja pelesetan tersebut terbaca oleh orang yang dituju atau
pembaca yang melakukan hal tersebut dan dapat menyadarkan mereka.

5. Berikan penjelasan seandainya kalian tidak setuju bahwa koda sama dengan penutup.
Pikirkan bahwa penutup menggambarkan situasi yang seimbang dengan situasi pada
orientasi.
Jawab :
Setuju, karena biasanya penutup berada diakhir cerita dan memberikan
kesimpulan dari cerita, sama dengan koda. Meskipun penutup biasanya
menggambarkan situasi pada orientasi yang menggambarkan awal kejadian
cerita atau latar belakang bagaimana peristiwa itu terjadi.
TUGAS 4 ANEKDOT HUKUM PERADILAN
1. Tuliskan struktur teks ANEKDOT HUKUM PERADILAN !
Jawab :
ABSTRAKSI
Pada zaman dahulu di suatu negara ada seorang tukang pedati yang rajin dan tekun.
Setiap pagi dia membawa barang dagangan ke pasar dengan pedatinya.
ORIENTASI
Setiap pagi dia membawa barang dagangan ke Pasar dengan Pedatinya. Suatu pagi
dia melewati jembatan yang baru dibangun.
KRISIS
Si Tukang Pedati mengadukan si Pembuat Jembatan kepada Hakim agar dihukum
karena Jembatan yang dibuatnya tidak kuat. Sehingga si Tukang Pedati jatuh ke
Sungai, kuda beserta dagangannya hanyut.
REAKSI
Hakim memanggil si Pembuat Jembatan, si Tukang Kayu, si Penjual Kayu untuk
diadili. Namun mereka akhirnya lolos dari tuduhan karena mereka memiliki alasan
yang cerdas. Lalu Hakim memanggil si Pembantu Penjual kayu untuk diadili dan di
penjara. Namun hal tersebut tidak dilakukan karena Pembantu itu terlalu gemuk dan
tidak mempunyai uang.
KODA
Akhirnya Yang Mulia Hakim memenjarakan Pembantu yang berbadan pendek, kurus,
dan mempunyai uang, Sang Hakim bertanya pada Khalayak ramai yang menyaksikan
pengadilan tersebut, Saudara-Saudara semua, bagaimanakah pandangan kalian,
peradilan sudah adil?, Masyarakat setempat menjawab Adiiil!!.

2. Partisipan yang terlibat pada anekdot tersebut adalah partisipan manusia, seperti yang
mulia hukum. Partisipasi manusia yang lain adalah:
Jawab :
Tukang Pedati
Si Pembuat Jembatan
Si Tukang Kayu
Si Penjual Kayu
Si Pembantu
Masyarakat
3. Dalam teks anekdot itu tidak terdapat unsur lucu,tetapi menggambarkan kekonyolan
bahwa orang yang tidak bersalah dihukum dan dimasukkan ke penjara.mengapa si
pembantu yang kurus dan pendek dihukum dan di penjara,tetapi si pembantu yang
gemuk tidak ?
Jawab :
Karna penjara tidak muat untuk pembantu yang gemuk, tinggi, dan tidak punya
uang sehingga hakim mencari pembantu yang lain dan itu adalah si kurus,
pendek, dan punya uang.

4. Dalam teks anekdot itu terkandung sindiran , yaitu keputusan yang tidak adil dikatakan
adil. Siapa yang disindir?
Jawab :
Yang disindir adalah para hakim yang memberikan keputusan seenaknya tanpa
melihat benar atau salah, apalagi para hakim yang telah diberi uang suap, maka mereka
pasti tidak akan menjatuhkan hukuman kepada terdakwa yang telah memberinya suap
tadi.

5. Betulkah sindiran itu dapat diungkapkan dengan pengandaian? Salah satu pengandaian
yang ditemukan dalam teks anekdot di atas adalah bahwa pengadilan itu dilaksanakan
di suatu Negara, bukan di Negara kita.pengandaian adalah:
Jawab :
1. Zaman dahulu orang dapat melapor langsung ke hakim karena belum ada polisi
2. Permohonan keluarga si Tukang Pedati dikabulkan
3. Dengan entengnya sang Hakim menjawab kesalahanmu adalah pendek
,kurus,dan punya uang

6. Betulkah sindiran itu dapat diungkapkan dengan lawan kata (antonim)? Dua contoh
lawan kata yang digunakan pada anekdot tersebut adalah adil tidak adil dan benar
salah . maksudnya adalah bahwa sesuatu yang tidak adil dikatakan sebagai sesuatu
yang adil dan sesuatu yang salah dikatakan sebagai sesuatu yang benar atau sebaliknya.
Contoh lawan kata yang lain adalah sebagai berikut:
I. Gemuk X kurus
II. Pendek X tinggi
III. Besar X kecil
IV. Rapuh X kokoh
V. Punya uang X tidak punya uang
VI. Marah X sabar
7. Dalam teks anekdot tersebut terkandung konjungsi lalu untuk menyatakan urutan
peristiwa.Konjungsi yang berfungsi sejenis dengan itu adalah sebagai berikut:
Jawab :
a. Kemudian
b. Setelah itu
c.
8. Dalam teks anekdot itu terkandung konjungsi maka untuk menyatakan akibat perbuatan
yang dilakukan oleh seseorang tersangka. Konjungsi yang berfungsi sejenis dengan itu
adalah:
Jawab :
a. Oleh karena itu
b. Akhirnya
c. Sehingga

9. Fungsi konjungsi dapat digantikan oleh kata-kata. Sebagai contoh, konjungsi setelah
dapat diungkapkan dengan sesampainya di hadapan hakim (paragraph 4). Kata-kata lain
seperti itu pada teks anekdot itu adalah :
Jawab :
1) Setelah, diungkapkan dengan akhirnya tukang pedati jatuh ke sungai (paragraf 1)
2) Setelah, diungkapkan dengan kemudian mereka melaporkan kejadian itu kepada
hakim (paragraf 2)

10. Dari teks anekdot tersebut, dapat kalian menyimpulkan bahwa orang yang tidak dapat
berdebat di sidang peradilan akan kalah ? Tunjukkan buktinya pada teks anekdot
tersebut. Apakah keadaan itu menggambarkan bahwa layanan publik di bidang hukum
belum bagus ?
Jawab :
Ya, buktinya dalam teks adalah Si pembantu tidak secerdas tiga orang yang
telah dipanggil terlebih dahulu sehingga ia tidak bisa memberi alasan yang memuaskan
sang hakim. Sehingga sang hakim menghukum nya dan meminta ganti rugi. (Paragraf 6)
Tentu saja hal seperti itu menggambarkan layanan publik di bidang hukum yang sangat
tidak bagus, karna menghukum orang yang tidak bersalah.
MARINA ANGGRAINI

HARNI SRI LESTARI

ROSA BULAN

Anda mungkin juga menyukai