Kegiatan 1:
Pemodelan Teks Anekdot
Pelayanan Publik
Pembagian zakat
Angkutan Umum
Orientasi
Krisis
Reaksi
koda
Orientasi
Krisis
Reaksi
koda
Antonim
Kata
Negasi
Antonim
tidak cantik
jelek; buruk
tidak mendengar
berbicara
bukan petani
Dialog
Uraian
Suatu hari adik meminta uang
kepada ibu untuk keperluan membeli
mainan baru. Ibu menolak karena adik
terlalu sering membeli mainan baru.
Adik berupaya merayu tetapi ibu tidak
menghiraukannya.
Dialog
Adik
Ibu
Adik
Ibu
Tugas 4: membaca
(1) Bacalah teks Anekdot Hukum Peradilan! Kemudian lakukan identifikasi struktur
teksnya!
(2) Partisipan yang terlibat pada anekdot tersebut adalah partisipan manusia, seperti
yang mulia hakim. Partisipan manusia yang lainnya adalah
(3) Dalam teks anekdot itu tidak terdapat unsur lucu, tetapi menggambarkan
kekonyolan bahwa orang yang tidak bersalah dihukum dan dimasukkan ke penjara.
Mengapa si Pembantu yang kurus dan pendek dihukum dan dipenjara, tetapi si
Pembantu yang gemuk dan tinggi tidak?
(4) Dalam teks anekdot itu terkandung sindiran, yaitu keputusan yang tidak adil
dikatakan adil. Siapa yang disindir?
(5) Betulkah sindiran itu dapat diungkapkan dengan pengandaian? Salah satu
pengandaian yang ditemukan dalam teks anekdot di atas adalah bahwa peradilan
itu dilaksanakan di suatu negara, bukan di negara kita. Pengandaian yang lainnya
adalah
(6) Betulkah sindiran itu dapat diungkapkan dengan lawan kata (antonim)? Dua
contoh lawan kata yang digunakan pada anekdot tersebut adalah adiltidak
adil dan benarsalah. Maksudnya adalah bahwa sesuatu yang tidak adil
dikatakan sebagai sesuatu yang adil dan sesuatu yang salah dikatakan sebagai
sesuatu yang benar atau sebaliknya. Contoh lawan kata yang lain adalah
(7) Dalam anekdot tersebut terkandung konjungsi lalu untuk menyatakan urutan
peristiwa. Konjungsi yang berfungsi sejenis dengan itu adalah
(8) Dalam anekdot itu terkandung konjungsi maka untuk menyatakan akibat
perbuatan yang dilakukan oleh seorang tersangka. Konjungsi yang berfungsi
sejenis dengan itu adalah
(9) Fungsi konjungsi dapat digantikan oleh kata-kata. Sebagai contoh, konjungsi
setelah dapat diungkapkan dengan sesampainya di hadapan hakim
(paragraf 4). Kata-kata lain seperti itu pada teks anekdot itu adalah
(10) Dari teks anekdot tersebut, dapatkah kalian menyimpulkan bahwa orang
yang tidak dapat berdebat di sidang pengadilan akan kalah? Tunjukkan
buktinya pada teks anekdot tersebut. Apakah keadaan itu menggambarkan
bahwa layanan publik di bidang hukum belum bagus?
Kegiatan 2:
Kerja Sama Membangun
Teks Anekdot
PUNTUNG ROKOK
Singapura termasuk salah satu negara yang bersih. Siapa pun yang membuang
sampah sembarangan bisa didenda meskipun hanya membuang puntung rokok. Suatu
ketika si Azam sedang berlibur, tetapi tampaknya ia tak tahu akan adanya peraturan itu.
Ia merokok sendirian sambil duduk di bangku. Karena rokoknya sudah hampir habis, ia
membuang puntung rokoknya begitu saja dan jatuh persis di sisi kaki kanannya.
Tanpa disangka-sangka, tiba-tiba datang petugas dan menegur Azam dengan suara
tegas.
Tahukah Anda bahwa Anda telah melakukan pelanggaran?
Tidak tahu. Apa gerangan yang telah saya perbuat? Jawab Azam.
Anda telah membuang sampah sembarangan, yaitu puntung rokok, tegas petugas
itu.
Dengan sigap Azam menjawab, Oh, maaf terjatuh.
Lalu, diambilnya puntung rokok itu serta langsung diisapnya lagi. Petugas itu hanya
terbelalak keheranan. Kemudian, ia pergi meninggalkan Azam.
(8) Tulis ulanglah anekdot Puntung Rokok tersebut dalam bentuk uraian
monolog. Caranya, ubahlah semua kalimat tidak langsung pada dialog
menjadi kalimat-kalimat langsung. Dalam menulis ulang, gunakanlah
kalimat-kalimat sendiri tanpa mengutip satu kalimat pun dari teks.
Pikirkan, pada teks anekdot yang kalian buat itu, semua tahap yang
ada tidak terlewatkan!
(9) Bacalah dengan suara keras cerita yang kalian hasilkan itu di hadapan
teman-teman kalian. Lakukanlah secara bergantian!
Kutipan
Saya tinggal di rumah susun. Saya mempunyai pengalaman yang memalukan tadi pagi.
Tetangga saya, sepasang suami istri yang tinggal di lantai bawah, tadi malam
menyelenggarakan pesta bersama teman-teman mereka. Mereka sangat gaduh, tetapi
tidaklah mengapa. Istri saya terbangun berkali-kali.
Lalu, tadi pagi terdapat sebuah mobil diparkir di depan jalan ke luar kami. Saya mengira
bahwa mobil itu milik seseorang yang ikut pesta tadi malam. Saya mengetuk pintu
tetangga saya itu. Saya ketuk pintunya berkali-kali, tetapi tak seorang pun keluar. Saya
kira mereka masih tertidur karena mereka berpesta-pora sampai larut malam sehingga
saya ketuk-ketuk terus dengan keras: pintu, jendela, dan apa pun yang dapat saya ketuk
dalam jangkauan. Akhirnya, seorang laki-laki terbangun dan melongok ke luar jendela.
Saya menjelaskan persoalan yang terjadi. Ternyata, pesta tadi malam itu bukan pestanya.
Rumah susun ini terbagi menjadi dua sisi dan itu adalah pesta orang yang tinggal di sisi
sebelah belakang.
Lelaki itu terlihat tidak suka karena ia juga tidak dapat tidur semalam akibat terganggu
oleh pesta tetangga di sisi sebelah rumah susunnya.
Saya masih belum tahu mobil siapa yang menghalangi jalan ke luar kami itu.
Kegiatan 3:
Kerja Mandiri
(Membangun Teks Anekdot)