Anda di halaman 1dari 6

Modul Bahasa Indonesia Kelas XI MA KUDANG

MODUL BAHASA INDONESIA


Kegiatan Belajar 6

A. Kompetensi Dasar
3.6 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot..

4.6 Menciptakan kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur, dan


kebahasaan baik lisan maupun tulis

B. Materi Pembelajaran

 Isi anekdot
 Peristiwa/sosok yang berkaitan dengan kepentingan publik.
 Sindiran.
 Unsur humor.
 Kata dan Frasa idiomatic

C. Kegiatan Pembelajaran

 Mengidentifikasi struktur (bagian-bagian teks) anekdot dan kebahasaan .


 Menyusun kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan.
 Mempresentasikan, menanggapi,dan merevisi teks anekdot yang telah disusun.

D. Petunjuk Pembelajaran
1. Siswa mencermati Kompetensi Dasar

2. Siswa mencermati Materi Pembelajaran

3. Siswa dapat mencari bahan pada Materi dan Bacaan

Siswa mengikuti Tugas Belajar secara berurutan

Sumber : https://biosmantha.wordpress.com/petunjuk-belajar/

E. Materi

Struktur Isi dan Ciri Ciri Kebahasaan Teks Anekdot

Anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan. Anekdot biasanya
berkisar pada orang-orang penting dan berdasarkan kejadian nyata (KUBI). Anekdot dapat berupa
cerita rekaan yang tidak harus didasarkan pada kenyataan yang terjadi di masyarakat. Partisipan
atau pelaku di dalam cerita anekdot pun tidak harus orang penting .
Peristiwa-peristiwa dalam teks anekdot dapat berupa peristiwa lucu atau humor, jengkel, dan
konyol.
Teks anekdot ditulis dengan tujuan untuk memberikan kritik dan memberikan sebuah pelajaran bagi
masyarakat, khususnya pelayan publik di bidang hukum, sosial, politik, dan lingkungan. Teks
anekdot biasanya membahas permasalahan yang berkaitan dengan layanan publik.
Tidak semua cerita yang memiliki unsur lucu, jengkel, atau konyol tergolong ke dalam teks
anekdot. Yang membedakan teks anekdot dengan teks yang lain yaitu teks anekdot memiliki pesan

37 | H a l a m a n
Modul Bahasa Indonesia Kelas XI MA KUDANG
moral, memiliki unsur lucu atau konyol, dan memiliki struktur: abstraksi,orientasi,krisis, reaksi, dan
koda.

Struktur Isi dalam Teks Anekdot, yakni:

 Abstraksi berupa cerita pembuka yang akan menggambarkan awal cerita.


 Orientasi yaitu peninjauan yang menggambarkan situasi awal cerita. Orientasi akan
membangun konteks pembaca terhadap suatu cerita.
 Krisis yaitu bagian cerita yang menggambarkan keadaan yang genting atau terjadinya konflik
yang dialami oleh tokoh.
 Reaksi yaitu tanggapan tokoh terhadap konflik yang muncul.
 Koda yaitu penutup cerita atau keadaan akhir cerita.

Teks anekdot tidak harus memenuhi lima aspek di atas. Aspek yang harus ada dalam teks anekdot
adalah orientasi, krisis, dan reaksi.

Perhatikan Contoh Soal Berikut!


Analisislah struktur teks di bawah ini!

1. Hari ini pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Suasana kelas tidak kondusif. Padahal,
Bapak guru dengan semangat menjelaskan materi yang sudah dituangkan dalam power point.
2. “Sekarang kita masuk bab baru yaitu UUD 45”, kata pak guru. “Ali, perhatikan dengan
sungguh-sungguh, jangan ngobrol dengan teman!”. “Ya, Pak,” jawab Ali dengan muka
masam.
3. “Undang-undang Dasar 1945 atau yang sering kita singkat menjadi UUD 45 sudah beberapa
kali mengalami perubahan disesuaikan dengan kondisi masyarakat Indonesia. Semua
peraturan yang ada di Indonesia diatur dalam UUD 1945.” Pak guru menjelaskan beberapa
perubahan yang terjadi dalam UUD 45.
4. Tiba-tiba Ali berkomentar, “Pak, setahu saya UUD belum pernah mengalami perubahan dari
dulu sampai sekarang, tapi kalau semua peraturan itu diatur dalam UUD, saya setuju, Pak!”
Pak guru terhenyak, “Apa Ali?”. “Semua peraturan itu kan ujung-ujungnya duit atau UUD,
Pak!”
5. Sontak, semua siswa tertawa dan Pak guru pun ikut tertawa. Suasana kelas pun menjadi ramai.

Analisis struktur teks anekdot di atas adalah


• Abstraksi: Pembuka cerita ( paragraf ke-1 kalimat ke-1)
• Orientasi: situasi awal cerita (paragraf ke-1 kalimat ke-2)
• Krisis: bagian konflik cerita (paragraf ke-4)
• Reaksi: tanggapan tokoh terhadap konflik (paragraf ke-5 kalimat ke-1
• Koda: penutup cerita (paragraf ke-5 kalimat ke-2)

38 | H a l a m a n
Modul Bahasa Indonesia Kelas XI MA KUDANG

Ciri-ciri bahasa teks Anekdot

Teks anekdot dimanfaatkan masyarakat sebagai media untuk menyindir layanan publik di bidang
politik, sosial, dan lingkungan. Sindiran atau kritikan yang dikemas dengan cerita yang lucu dan
menggelitik membuat orang mudah menerima kritikan sambil tertawa. Untuk memperoleh sindiran
yang halus, bahasa teks anekdot menggunakan kata kias atau konotasi, pengandaian, perbandingan,
antonim, pertanyaan retoris, ungkapan, dan konjungsi.
Bahasa yang digunakan dalam teks anekdot sebagai berikut.

1. Kata kias atau konotasi adalah kata yang tidak memiliki makna sebenarnya.
Kata kias bisa berupa ungkapan dan peribahasa. Ungkapan adalah kelompok kata yang khusus
digunakan untuk menyatakan sesuatu sedangkan peribahasa adalah kalimat yang memiliki makna
kias.

Contoh : daun muda yang bermakna gadis (ungkapan)

2. Kalimat sindiran yang diungkapkan dengan pengandaian, perbandingan, dan lawan kata atau
antonim.
Contoh :

 Peristiwa yang terjadi di Indonesia diandaikan jika terjadi di negeri orang (sindiran dengan
pengandaian)
 Badannya semakin lama semakin kurus seperti es lilin (perbandingan)
 Orang pintar dikatakan bodoh dan orang bodoh dikatakan pintar (antonim)

3. Pertanyaan retoris
Pertanyaan retoris adalah pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban.

Contoh : Apakah kamu mau meninggal hari ini?

4. Kalimat yang menyatakan ajaran moral/pesan kebaikan

5. Konjungsi
Konjungsi adalah kata hubung. Kata hubung yang sering digunakan dalam teks anekdot adalah
kata hubung waktu (konjungsi temporal) yaitu, setelah, lalu, kemudian dan sebab-akibat yaitu,
maka, karena, oleh sebab itu. Kalimat pengandaian digunakan penulis untuk berandai-andai.

Perhatikan Contoh Soal Berikut!


Jelaskan ciri bahasa yang digunakan dalam teks anekdot berikut ini!

Sebagai tradisi jika ada orang yang meninggal dalam satu kampong seberang, maka warga harus
datang melayat.
Sore itu, Dasron meninggal. Semua warga terlihat dalam prosesi pemakaman Dasron, hanya Imron
yang tak terlihat. Dia sibuk bekerja di sawah.
Suatu hari Amrun bertemu dengan Imron. Amrun menanyakan perihal ketidakhadirannya. “Kenapa
kemarin kau tidak datang melayat?” seru Amrun. “Kalau saya datang pada acara prosesi pemakaan
Dasron, Dasron juga tidak akan datang ke prosesi pemakaman kita ketika kita meninggal. Jadi, saya
tidak usah datang!” Jawab Imron. “Apa kau tidak percaya, Amrun? Buktikan saja sendiri!”
Teks anekdot di atas menggunakan pertanyaan retoris dan konjungsi sebab akibat.

 Pertanyaan retoris terdapat pada kalimat Apa kau tidak percaya, Imron? Buktikan saja
sendiri!. Tak ada orang yang ingin membuktikan suatu hal yang ghaib dengan cara meninggal
dulu.
 Konjungsi yang digunakan adalah konjungsi sebab-akibat: maka, jadi

39 | H a l a m a n
Modul Bahasa Indonesia Kelas XI MA KUDANG
Jelaskan ciri bahasa yang digunakan dalam teks anekdot berikut ini!
Padi di sawah terlihat menguning seperti hamparan permadani. Hasil padi tahun ini melimpah
sehingga bisa untuk memenuhi kebutuhan para petani. Setelah panen raya, para petani bersyukur
kepada Tuhan dengan menggelar acara Bersih Desa.
Pak Dukuh memberikan sambutan dalam acara tersebut. “Wargaku, hari ini kita berkumpul untuk
mengucapkan syukur kepada Tuhan. Semoga hasil panen kita setiap tahun terus meningkat. Tidak
terserang hama wereng dan tikus-tikus tidak menjarah padi kita. Sawah kita juga tidak diambil oleh
tikus berdasi dijadikan perumahan rakyat.”
Bahasa yang digunakan dalam teks anekdot di atas yang paling menonjol adalah penggunaan
ungkapan “tikus berdasi” yaitu sebutan orang pemerintah yang tidak bertanggung jawab.
Bahasa teks anekdot menggunakan kata kias atau konotasi, pengandaian, perbandingan, antonim,
pertanyaan retoris, ungkapan, dan konjungsi.

Sumber : http://mampirdoelu.blogspot.com/2015/08/struktur-isi-dan-ciri-ciri-kebahasaan.html

F. Bacaan

Kotak Pensil Mahal

Suatu hari yang cerah, Marimar pergi ke pasar untuk membeli kotak pensil. Marimar bosan
dengan kotak pensilnya yang lama. Ia menginginkan kotak pensil yang ada gambar
pokemonnya. Maka bergegaslah Marimar menuju ke pasar. Sesampainya di pasar, ia langsung
mencari penjual kotak pensil.

Marimar langsung bertanya pada penjual apakah ada kotak pensil yang bergambar pokemon.
Dengan cekatan, penjual kotak pensil menunjukkan dagangannya yang memiliki gambar
pokemon. Dengan senang hati Marimar memilih kotak pensil yang ingin ia beli. Setelah
mendapatkan kotak pensil yang mau dibeli Marimar pun bertanya harga kotak pensil tersebut.

“Berapa harga kotak pensil ini pak?”, tanya Marimar. Penjual kotak pensil langsung
menjawab “Harganya 15.000 saja”. Mendengar jawaban dari penjual kotak pensil itu, tiba-
tiba wajah Marimar merengut. Ia merasa harga kotak pensil ini sangat mahal karena ia merasa
teman-temannya yang lain telah membeli dengan harga yang lebih murah.

Marimar mencoba untuk menawar harga kotak pensil tersebut. “Pak ini harganya terlalu
mahal, teman-teman saya saja kemarin beli di sana lebih murah”, kata Marimar. Mendengar
hal itu, penjual kotak pensil pun hanya bisa pasrah, dan menyuruh Marimar menawar. “Ya
sudah, silahkan ditawar, maunya adik berapa”.

Mendengar hal tersebut, Marimar sangat senang, ia langsung bilang, “Ya sudah pak 18.000
saja ya!”. Marimar langsung memberikan uang 18.000 dan pergi membawa kotak pensil
pokemonnya. Tukang jual kotak pensil hanya bisa bingung dan garuk-garuk kepala.

Sumber :https://www.romadecade.org/contoh-teks-anekdot/#!

40 | H a l a m a n
Modul Bahasa Indonesia Kelas XI MA KUDANG
G. Tugas

1. Analisislah Ciri dan Kebahasaan Teks anekdot dari bacaan diataa

2. Buatlah Teks Anekdot yang memenuhi struktur pembangunya

3. diskusikan dengan teman kelompok tentang pembuatan sistematika penulisan teks anekdot
tersebut !

41 | H a l a m a n
Modul Bahasa Indonesia Kelas XI MA KUDANG

42 | H a l a m a n

Anda mungkin juga menyukai