(RPP)
Sekolah : SMK Pariwisata Kota Cirebon
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Materi Pokok : Informasi dalam Teks Editorial
Tahun Pelajaran : 2018-2019
Alokasi Waktu : 2 Jam pelajaran @ 45 Menit
A. Kompetensi Inti
KI-3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI-4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Discovery Learning yang
dipadukan dengan metode diskusi :
1. Setelah mengamati video siswa dapat menemukan informasi berupa pendapat, alternatif
solusi, dan simpulan yang terdapat dalam teks editorial dengan cermat.
2. Setelah menemukan informasi dalam teks editorial, siswa dapat menemukan fakta dan
opini dalam teks editorial dengan cermat.
3. Setelah menemukan informasi serta menemukan fakta dan opini, siswa dapat memilah
ragam informasi untuk bahan penyusunan tanggapan secara cermat.
4. Setelah memilah informasi, siswa dapat membuat tanggapan tanggapan secara cermat.
5. Setelah membuat tanggapan mengenai teks editorial, siswa dapat menyajikan tanggapan
teks editorial dengan cermat.
D. Materi Pembelajaran
Faktual : Teks editorial
Konsep : Pengertian teks editorial
Prinsip : Ciri-ciri teks editorial
Prosedural : Langkah-langkah membuat tanggapan
F. MediaPembelajaran
Media pembelajaran:
1. Power Point
2. Contoh Teks Editorial “Data yang Sepotong”
Alat:
1. Proyektor
2. Laptop
3. Spidol
G. Sumber Referensi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2017. Bahasa Indonesia kelas
XI. Jakarta: Gramedia
Kosasih, Engkos. Kreatif Berbahasa Indonesia. 2014. Jakarta: Erlangga
https://nasional.sindonews.com/read/1354443/16/data-yang-sepotong-1542150000
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Alokasi
Langkah-langkah
Guru Siswa Waktu
Pendahuluan Orientasi
Mengucapkan salam. Menjawab salam. 15 menit
Memimpin doa Berdoa sesuai dengan
kepercayaannya.
Melakukan Merespon pengecekan oleh
pengecekan terhadap guru.
kehadiran siswa.
Apersepsi
Mengaitkan materi Menyimak penyampaian
teks editorial yang dari guru
akan diberikan dengan
pengalaman siswa.
Melakukan tanya Menjawab pertanyaan guru
jawab dengan siswa secara aktif
terkait pembelajaran
yang akan
disampaikan
Motivasi
Memberikan motivasi Siswa menyimak
kepada siswa untuk pemaparan motivasi oleh
belajar. guru.
Memberikan Siswa menyimak
gambaran tentang gambaran tentang manfaat
manfaat memperlajari mempelajari teks editorial.
teks editorial
Pemberian Acuan
Memberitahukan Siswa menyimak materi
materi yang akan yang akan dibahas.
dibahas.
Menyampaikan Siswa menyimak
Kompetensi dasar dan penyampaian kompetensi
tujuan pembelajaran dasar dan tujuan
yang akan pembelajaran sebagai
dilaksanakan. target yang harus
ditempuhnya.
membagi siswa ke Siswa membentuk
dalam 9 kelompok kelompok dengan anggota
dengan beranggotakan 4 orang.
masing-masing 4 Collaboration
orang.
Menjelaskan Siswa menyimak
mekanisme pelaksaan mekanisme yang sedang
pembelajaran sesuai dijelaskan oleh guru.
dengan langkah-
langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti 60 Menit
Memberi stimulus Memberikan satu Mendapatkan satu teks
Mengamati judul teks editorial editorial untuk satu
kepada masing- kelompok.
masing kelompok.
Mengarahkan siswa Siswa membaca teks
untuk membaca teks editorial.
editorial tersebut. (Mengamati)
Mengidentifikasi Memberikan Membuat pertanyaan-
masalah kesempatan siswa pertanyaan mengenai teks
untuk editorial dan nilai yang
mengidentifikasi terkandung dalam teks
sebanyak mungkin editorial.
pertanyaan berkaitan Misalnya:
dengan teks editorial Apa isi informasi teks
dan informasi yang editorial tersebut?
terdapat dalam teks (menanya)
editorial tersebut.
Mengumpulkan mengarahkan siswa Membaca sumber referensi
data untuk membaca lain (dalam internet
sumber referensi lain menggunakan gawai atau
(dalam internet membaca buku pegangan
menggunakan gawai siswa) yang berkaitan
atau membaca buku dengan teks editorial untuk
pegangan siswa) yang menjawab pertanyaan-
berkaitan dengan teks pertanyaan.
editorial
Mengetahui Menyetujui
Kepala Sekolah Dosen Pembimbing
C
UKUP mengagetkan jika melihat data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang
menyebutkan bahwa lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) menyumbang
angka paling banyak untuk pengangguran terbuka. BPS menyebut pada Agustus
2018 tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebanyak 7 juta orang atau 5,34% dari total 131,01
juta orang angkatan kerja.Dari 7 juta orang tersebut, 11,24% di antaranya merupakan lulusan
SMK. Padahal, selama ini di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden
Jusuf Kalla (JK), SMK menjadi fokus pengembangan sumber daya manusia. Banyaknya SMK
yang dibuka dan jenis jurusan yang beragam diharapkan bisa memenuhi kebutuhan industri.
Tujuan akhirnya adalah ketika pengangguran turun maka tingkat ekonomi masyarakat
meningkat. Namun jika melihat data di atas, memang cukup mengagetkan atau bahkan beberapa
pihak mungkin berpendapat miring. Lulusan SMK yang selama ini digemborkan pemerintah
justru menyumbang angka pengangguran terbuka terbanyak. Hanya, pemerintah melalui
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memandang data BPS dengan cara
lain. Kasubdit Penyelarasan Kejuruan dan Kerja Sama Industri Direktorat Jenderal (Dirjen)
Pembinaan SMK Kemendikbud Saryadi tidak menampik angka 11,24% pada Agustus 2018
tersebut. Namun di balik angka 11,24% yang disajikan BPS, sebenarnya angka partisipasi kerja
lulusan SMK justru naik sejak 2015 hingga 2018. Dia menyebut lulusan SMK yang bekerja pada
2015 mencapai 10,8 juta, sementara 2018 sebanyak 13,7 juta. Saryadi juga memberikan data
bahwa jika melihat TPT SMK tahun lalu pada bulan yang sama sebesar 11,41%, sementara tahun
ini 11,24%. Artinya ada penurunan sehingga Kemendikbud menganggap trennya mengalami
penurunan dari tahun ke tahun.
Nah, inilah pentingnya melihat data lebih komprehensif. Jika hanya melihat angka Agustus
2018 maka dibandingkan dengan lulusan lainnya (SMA ataupun perguruan tinggi), jumlahnya
memang lebih besar. Cara memandang yang parsial seperti itu tentu kurang tepat. Begitu juga
jika hanya membandingkan dari bulan yang sama dari tahun ke tahun.Dari tahun ke tahun juga
perlu dilihat perbandingan dengan lulusan dari jenis pendidikan yang lain. Jangan-jangan
penurunan di tingkat SMA dan perguruan tinggi jauh lebih tajam. Intinya jangan sekadar melihat
data dari satu sisi. Perlu ada pembanding untuk mengatakan lebih tinggi atau rendah, lebih baik
atau buruk, dan sebagainya. Hasil analisis dari cara membaca data yang tidak komprehensif pun
akan memunculkan analisis atau kesimpulan yang tidak benar. Ketika analisis dan kesimpulan
tidak benar, cara mengatasi persoalan jadi tidak benar. Cara memandang data yang lebih
komprehensif ini tentu harus terus dibudayakan bangsa ini. Mengapa ini menjadi penting? Ketika
banjir informasi di era saat ini, karena kemajuan pesat teknologi informasi, maka masyarakat
atau semua pihak akan mudah mendapatkan informasi. Karena informasi saat ini mempunyai
sifat terbuka dan cepat, cenderung informasi yang diberikan hanya sepotong-sepotong. Ini adalah
cara instan dan tidak komprehensif. Dengan cara ini, yang justru muncul adalah gosip, fitnah,
hoax atau fake news yang bisa menjadi hantu bagi pihak-pihak yang ada dalam informasi ini.
Kecepatan dan keterbukaan informasi yang saat ini terjadi semestinya menjadikan kita semakin
hati-hati dalam menerima, mencerna, atau bahkan menyimpulkan. Perlu ada tambahan-tambahan
pendapat atau data yang lain agar informasi yang didapat mendekati objektif. Parahnya lagi,
perkembangan pesat tentang teknologi informasi saat ini justru digunakan pihak-pihak tertentu
untuk hal-hal yang tidak positif. Bahkan, ini dipertontonkan oleh para tokoh kita yang sering
tampil di media ke masyarakat. Karena ada kepentingan-kepentingan lain maka banyak pihak
yang hanya menggunakan sepotong data untuk menganalisis, berargumen, lalu menyimpulkan,
atau bahkan membenarkan dan menyalahkan. Cara-cara seperti ini tentu bukan cara mendidik
masyarakat yang tepat di tengah gencarnya arus informasi saat ini. Tentu kita semua yang
merasa melek dengan teknologi informasi, tentu harus mulai mengampanyekan cara pandang dan
berpikir komprehensif dalam melihat informasi baik data maupun pendapat. Cara ini akan
membuat masyarakat Indonesia akan semakin bijaksana dan cerdas dalam mengonsumsi data
dan pendapat.
Koran Sindo
Rabu, 14 November
2. Konseptual
Teks editorial merupakan teks yang berisi pendapat pribadi seseorang terhadap suatu
isu/masalah aktual. Isu tersebut meliputi masalah politik, sosial atau pun masalah
ekonomi yang memiliki hubungan secara signifikan dengan politik.
Teks editorial/opini rutin ada di koran atau majalah, yang pengungkapan teks ini harus
dilengkapi dengan bukti, fakta maupun alasan yang logis supaya pembaca atyau
pendengar bisa menerimanya.
3. Prinsip
Mengidentifikasi tujuan, manfaat, fungsi, dan ciri-ciri teks editorial
a. Tujuan Teks Editorial/Opini
1) Mengajak pembaca untuk ikut berpikir dalam masalah (isu/topik) yang sedang
hangat terjadi di kehidupan sekitar.
2) Memberikan pandangan kepada pembaca terhadap isu yang sedang berkembang.
b. Manfaat Teks Editorial/Opini
Teks editorial memberi informasi kepada pembaca, untuk merangsang pemikiran dan
terkadang mampu menggerakkan pemnaca untuk bertindak.
c. Fungsi Teks Editorial/Opini
Adapun fungsi teks editorial yang diantaranya yaitu:
1) Fungsi tajuk rencana umumnya menjelaskan berita dan akibatnya pada
masyarakat.
2) Mengisi latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan kenyataan sosial dan
faktor yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh.
d. Ciri-Ciri Teks Editorial/Opini
Adapun ciri-ciri teks editorial/opini yang diantaranya yaitu:
1) Tema tulisannya selalu hangat (sedang berkembang dibicarakan secara luas oleh
masyarakat), aktual dan faktual.
2) Bersifat sistematis dan logis.
3) Tajuk rencana merupakan opini/pendapat yang bersifat argumentatif.
4) Menarik untuk dibaca karna penggunaan kalimatnya yang singkat, padat dan
jelas.
B. Soal-soal
Kebiasaan Membuang Sampah