Anda di halaman 1dari 71

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

MENGIDENTIFIKASI NILAI-NILAI DAN ISI HIKAYAT

NAMA : ARDISA NADILESTARI, M.Pd.


NO. PESERTA PPG : 201698538590
BIDANG STUDI : BAHASA INDONESIA

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2021
RENCANA PELASANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 8 Bandung


Kelas/ Semester : X/1
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi yang terkandung dalam
cerita rakyat (hikayat) baik lisan maupun tulis.
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit (1 pertemuan)

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak
di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, dan kawasan regional.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi.


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.7 Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi yang 3.7.1 Mengidentifikasi karakteristik hikayat.
terkandung dalam cerita rakyat (hikayat) 3.7.2 Menentukan nilai-nilai terkandung
baik lisan atau tulis. dalam hikayat baik lisan maupun tulis.
3.7.3 Menjelaskan isi terkandung dalam
hikayat baik lisan maupun tulis.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik STEAM, model
pembelajaran Problem Based Learning, dan metode diskusi, peserta didik mampu
mengidentifikasi karakteristik hikayat.dengan dengan tepat dan percaya diri.
2. Melalui pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik STEAM, model
pembelajaran Problem Based Learning, dan metode diskusi, peserta didik mampu
mengidentifikasi nilai-nilai terkandung dalam hikayat baik lisan maupun tulis dengan
tepat dan bertanggung jawab.
3. Melalui pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik STEAM, model
pembelajaran Problem Based Learning, dan metode diskusi, peserta didik mampu
mengidentifikasi isi terkandung dalam hikayat baik lisan maupun tulis dengan benar dan
gotong-royong.

D. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)


1. Religiusitas
2. Nasionalisme
3. Mandiri
4. Gotong royong
5. Integritas

E. Materi Pembelajaran
1. Materi Reguler
a. Faktual : Contoh teks hikayat
b. Konseptual : Pengertian dan ciri-ciri teks hikayat
c. Prosedural : Langkah-langkah menceritakan kembali teks hikayat
d. Metakognitif : Kaitan nilai-nilai yang terkandung dalam teks hikayat
dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
2. Materi Remedial
a. Mengulang kembali materi yang sudah dipelajari dan yang belum dipahami oleh
peserta didik.
b. Memberikan soal-soal latihan tentang materi yang belum dipahami oleh peserta
didik.
c. Memberikan tugas yang sesuai dengan materi mgevaluasi makna tersirat dan unsur
dalam teks anekdot.
3. Materi Pengayaan
Peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran
pengayaan untuk perluasan atau pendalaman materi dengan melakukan kegiatan
berikut.
a. Membuat rangkuman tentang teks anekdot dari berbagai referensi.
b. Mengerjakan soal-soal tentang makna tersirat yang terkandung dalam teks
anekdot.
c. Menonton video anekdot dan menganalisis makna tersiratnya.

F. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan : Saintifik – STEAM
2. Model : Problem Based Learning
3. Metode : Penugasan, Diskusi, Tanya Jawab, Presentasi
G. Media, Alat, dan Bahan
1. Media : Salindia, teks hikayat, video cerita hikayat, Slido
Quizziz, Canva, Google Classroom
2. Alat : Laptop, gawai, internet, Zoom Meeting
3. Bahan : -

H. Sumber Belajar
Buku
Kosasih, Engkos. 2017. Cerdas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/MA
Kelas X kelompok Peminatan Bahasa dan Budaya. Jakarta: Erlangga.
Lestyarini. 2019. Modul 6 Genre Teks dalam Bahasa Indonesia. Jakarta :
Kemdikbud.
Suherli, dkk. 2016. Bahasa Indonesia SMA Kelas X. Jakarta : Kemdikbud.
Jurnal
Artikel Daring
I. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pengembangan PPK, Alokasi
Literasi, 4C dan HOTs Waktu
Pendahuluan 1. Pendidik dan peserta didik saling PPK – Religius 15 Menit
memberi salam, bertanya tentang 4C – Kolaborasi
kabar masing-masing, dan mengecek
kehadiran
2. Peserta didik mengerjakan prates Literasi Digital
dengan aplikasi Quizziz. TPACK
3. Pendidik dan peserta didik bertanya 4C – Critical Thinking,
jawab berkaitan dengan materi Communication
sebelumnya.
4. Peserta didik menyimak penjelasan TPACK, Literasi Digital
tentang tujuan, ruang lingkup materi 4C – Colaboration
dan langkah pembelajaran melalui PPK – Mandiri (disiplin)
media salindia.
5. Peseta didik menyimak apersepsi 4C – Critical Thinking,
tentang teks hikayat melalui salindia. Communication
TPACK
Kegiatan Inti Mengamati/stimulus 50 Menit
Fase 1 : 1. Peserta didik mengamati video dan Literasi Digital, TPACK
Orientasi peserta teks hikayat yang ditayangkan
didik pada melalui salindia.
masalah 2. Peserta didik saling mengemukakan 4C – Critical Thinking,
pendapat video dan teks hikayat yang Communication
ditayangkan melalui aplikasi Slido. HOTS
Fase 2 : Menanya
Mengorganisasi 4. Peserta didik menjawab pertanyaan- 4C – Critical Thinking,
peserta didik pertanyaan tentang tayangan video Communication
dan teks hikayat. HOTS
5. Peserta didik mengajukan pertanyaan 4C – Critical Thinking,
tentang video dan teks hikayat. Communication
PPK – Mandiri (kreatif)
HOTS

6. Peserta didik membuat kelompok PPK - Mandiri


yang terdiri dari 3-4 orang untuk
berdiskusi
Fase 3 : 7. Peserta didik berdiskusi secara 4C – Critical Thinking,
Membimbing berkelompok untuk mengidentifikasi Communication,
penyelidikan karakteristik, isi dan nilai-nilai yang Collaboration
berkelompok terkandung dalam teks hikayat. PPK – Gotong royong
(kerja sama)
HOTS
8. Peserta didik mengumpulkan 4C – Critical Thinking,
informasi sebanyak-banyaknya Collaboration
melalui buku siswa, buku referensi, PPK – Mandiri (kerja keras)
atau jurnal tentang pengertian,
karakteristik, dan nilai-nilai hikayat.

9. Peserta didik menyimak arahan dari PPK – Mandiri (disiplin)


pendidik saat memberikan motivasi
dan bimbingan ketika ada kendala
dalam kegiatan mengumpulkan
informasi.
Fase 4 : Mengasosiasikan
Mengembangkan 10. Peserta didik mengerjakan 4C – Critical Thinking
dan meyajikan hasil diskusi dalam LKPD yang telah TPACK – Literasi Digital
hasil karya disediakan dengan media Canva.
Mengomunikasikan
11. Peserta didik mempresentasikan 4C – Communication
hasil diskusi kelompok dan PPK – Gotong royong
memberikan tanggapan hasil kerja (kerja sama)
kelompok lain Integritas (tanggung jawab)
HOTS
Fase 5 : 12. Peserta didik mengevaluasi PPK – Integritas (tanggung
Menganalisis tanggapan dari Pendidik tentang jawab)
dan pembelajaran hari ini.
mengevaluasi
13. Peserta didik melakukan analisis 4C – Critical Thinking
kelebihan dan kekurangan kegiatan
pembelajaran pada hari ini.

14. Peserta didik menyimak ulasan PPK – Mandiri (disiplin)


materi yang telah disampaikan oleh 4C - Colaboration
pendidik.

Penutup 15. Peserta didik menyimak refleksi PPK – Mandiri (disiplin) 15 Menit
kegiatan pembelajaran yang telah 4C - Colaboration
dilakukan hari ini.

16. Peserta didik mengerjakan pascates Literasi Digital, TPACK


melalui media Quizziz. 4C – Critical Thinking

17. Pendidik menyampaikan tindak 4C – Critical Thinking,


lanjut untuk mempelajari materi Colaboration,
selanjutnya tentang mengonstruksi Communication
makna tersirat pada teks anekdot.
18. Pembelajaran selesai ditutup PPK – Religius
dengan doa dipimpin oleh ketua
kelas.

19. Pendidik mengucapkan salam PPK – Religius


penutup, peserta didik menjawab
salam penutup.
J. Penilaian Hasil Pembelajaran

Penilaian Sikap Penilaian Pengetahuan Penilaian Keterampilan


Teknik: Nontes Teknik: Tes Teknik: Tes
Bentuk: Observasi, Jurnal Bentuk: Tes Tertulis Bentuk: Penugasan
Instrumen: Lembar Instrumen: Pilihan ganda, Esai Instrumen: Esai
pengamatan, Lembar
catatan

1. Kisi-kisi Sikap Spiritual dan Sosial


No Teknik Bentuk Contoh Waktu Keterangan
Instrumen Butir Pelaksanaan
Instrumen
1 Nontes Observasi Lembar Saat Penilaian dan
pengamatan pembelajaran pencapaian
pembelajaran
berlangsung (assesmen as
learning)

2 Nontes Jurnal Lembar Saat Penilaian dan


catatan pembelajaran pencapaian
pembelajaran
berlangsung (assessment for
and of
learning)

2. Kisi-kisi Penilaian Pengetahuan


No Teknik Bentuk Contoh Waktu Keterangan
Instrumen Butir Pelaksanaan
Instrumen
1 Tes Tes tertulis Pertanyaan Saat Penilaian
(pilihan berbentuk pembelajaran pencapaian
pembelajaran
ganda) pilihan ganda usai (assesmen of
learning)
2 Penugasan Esai Pertanyaan Saat Penilaian dan
atau tugas pembelajaran pencapaian
pembelajaran
tertulis berlangsung (assessment for
berbentuk and of
esai
learning)

K. Pembelajaran Remedial
1. Mengulang kembali materi yang sudah dipelajari dan yang belum dipahami oleh
peserta didik.
2. Memberikan soal-soal latihan tentang materi yang belum dipahami oleh peserta didik.
3. Memberikan tugas yang sesuai dengan materi mengevaluasi makna tersirat dan unsur
dalam teks hikayat.

L. Pembelajaran Pengayaan
Peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran
pengayaan untuk perluasan atau pendalaman materi (kompetensi) antara lain sebagai
berikut.
1. Membuat rangkuman tentang teks anekdot dari berbagai referensi.
2. Mengerjakan soal-soal tentang makna tersirat yang terkandung dalam teks hikayat.
3. Menonton video-video hikayat.

Mengesahkan Bandung, 14 Juli 2022


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Dedi Mulyadi, S.Pd. Ardisa Nadilestari, M.Pd., Gr.


Pembina Tk. I NIP. 1993062620222212018
NIP. 196803211990021002
BAHAR AJAR

MENGIDENTIFIKASI NILAI-NILAI DAN ISI HIKAYAT


NAMA : ARDISA NADILESTARI, M.Pd.
NO. PESERTA PPG : 201698538590
BIDANG STUDI : BAHASA INDONESIA

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2021

Mengidentifikasi dan Menceritakan Kembali Hikayat


Kompetensi Dasar

3.7 Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi yang terkandung dalam cerita rakyat (hikayat)
baik lisan atau tulis.
4.7 Menceritakan kembali isi cerita rakyat (hikayat) yang didengar dan dibaca.

PENDAHULUAN

A. Deskripsi Singkat

Apakah kalian tahu apa itu hikayat? Hikayat adalah salah satu jenis cerita yang beredar di
masyarakat berupa cerita fiksi. Hikayat termasuk dalam jenis karya sastra prosa dan biasanya
berbahasa Melayu klasik atau Arab. Hikayat Ada banyak nilai-nilai kehidupan yang terkandung
dalam hikayat. Nilai-nilai tersebut bisa kita jadikan pelajaran dalam kehidupan sehari-hari.

Mengidentifikasi
karakteristik hikayat.

Mengidentifikasi nilai-nilai Mengidentifikasi nilai-nilai


dan isi yang terkandung terkandung dalam hikayat
dalam cerita rakyat baik lisan maupun tulis.
(hikayat) baik lisan atau
tulis
Mengidentifikasi isi
terkandung dalam hikayat
baik lisan maupun tulis.

Hikayat
Menceritakan kembali isi Menjelaskan isi hikayat yang
B. Relevansi

Modul ini memiliki kaitan untuk mendukung kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia
kelas XI, Cerita hikayat dengan kompetensi dasar 3.7 dan 4.7. Pada kegiatan pembelajaran ini
kalian diharapkan mampu mengenali karakteristik hikayat dan mengidentifikasi isi juga nilai-
nilai yang terkandung dalam hikayat. Nilai-nilai tersebut sangat dekat dengan kehidupan kita
sehari-hari karena hikayat merupakan cerita yang berasal dari rakyat. Sebagai anak bangsa kita
patut berbangga karena memiliki kekayaan budaya yang sangat beragam, salah satunya hikayat.
Hikayat memiliki banyak amanat yang dapat kita ambil hikmahnya dan dijadikan cermin
kehidupan.

C. Petunjuk Belajar

1. Bacalah capaian pembelajran dan uraian materi pembelajaran setiap bagiannya.


2. Catatlah kata-kata yang tidak dipahami dalam modul ini dan tulis pada buku catatan.
Kemudian carilah makna kata tersebut dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) V
https://kbbi.kemdikbud.go.id/
3. Pelajarilah dan pahamilah materi tentang hikayat dengan
saksama.
4. Kerjakanlah seluruh latihan, tugas, forum diskusi, dan tes
akhir secara runtut dan optimal sesuai dengan pengetahuan
yang telah dikuasai.
5. Modul ini dilengkapi dengan tautan video, materi relevan lainnya yang akan disajikan
dalam bentu kode QR dan tautan manual. Kalian dapat mengarahkan kamera pada kode QR
tersebut, atau mengklik/menuliskan tautan pada mesin pencaharian.

INTI

Capaian Pembelajaran

Pada pembelajaran kali ini, Kalian akan mengidentifikasi nilai-nilai dan isi yang terkandung
dalam hikayat baik lisan atau tulis. Selain itu, Kalian akan Menceritakan kembali isi cerita rakyat
(hikayat) yang didengar dan dibaca.

Subcapaian Pembelajaran

Setelah melakukan kegiatan pembelajaran hikayat diharapkan Kalian mampu


mengidentifikasi karakteristik hikayat. Setelah itu, Kalian mampu mengidentifikasi isi dan
nilai-nilai terkandung dalam hikayat secara berkelompok dan menceritakan kembali dengan
bahasa sendiri tentang cerita hikayat.

A. Mengidentifikasi Karakteristik Hikayat


1. Pengertian Hikayat

Hikayat adalah cerita melayu lama yang berisi tentang kehidupan istana atau bangsawan
dengan berbagai kehebatan dan kesaktian yang syarat akan nilai-nilai kehidupan. Hikayat
merupakan peninggalan leluhur yang memiliki banyak pesan moral yang bisa kita ambil,
Hikayat juga berfungsi sebagai cerita pelipur lara atau penghibur. Kegiatan mendengarkan
hikayat banyak manfaatnya, salah satunya yaitu mengetahui tentang budaya, moral, dan nilai-
nilai kedupan sebagai cermin bagi kehidupan kita.

Pernahkah kalian mendengarkan cerita hikayat? Salah satu cerita hikayat yang terkenal
adalah Hikayat Hang Tuah. Hikayat Hang Tuah terdiri dari berbagai cerita yang disajikan dalam
Bahasa Melayu. Silakan baca Hikayat Hang Tuah dengan memindai kode QR di samping.

Bagaimana perasanmu setelah membaca hikayat tersebut? Ceritanya menarik bukan?


Tuliskanlah komentarmu tentang Hikayat Hang Tuah pada kolom di bawah ini!

..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
.......................................................................................................... Hikayat
........................................................................................................ Hang Tuah

2. Karakteristik Hikayat
Setelah membaca Hikayat Hang Tuah, tentunya kalian bisa
mengidentifikasi bahwa hikayat memiliki ciri-ciri khusus, berbeda
dengan jenis cerita yang lain. Ciri – ciri khusus itu disebut karakteristik.
Berikut ini adalah karakteristik dari hikayat (Alfari, 2018).
a. Kemustahilan : kemustahilan dalam teks, baik dari segi bahasa maupun dari segi cerita.
Kemustahilan berarti hal yang tidak logis atau tidak diterima nalar. Contohnya bayi lahir
disertai pedang dan panah, seorang putri keluar dari gendang
b. Anonim : Anonim berarti tidak diketahui secara jelas nama pencerita atau pengarang. Hal
tersebut disebabkan cerita disampaikan secara lisan.
c. Kesaktian : seringkali dapat kita temukan kesaktian para tokoh dalam hikayat. Contoh :
Syah Peri mengalahkan Garuda yang mampu merusak sebuah kerajaan, Raksasa memberi
sarung kesaktian untuk mengubah wujud dan kuda hijau.
d. Istanasentris : Hikayat seringkali bertema dan berlatar kerajaan. Hal tersebut dapat
dibuktikan dengan tokoh yang diceritakan adalah raja dan anak raja. Selain itu, latar tempat
dalam cerita tersebut adalah negeri yang dipimpin oleh raja serta istana dalam suatu
kerajaan.
e. Arkais : Bahasa yang digunakan sudah lampau. Jarang dipakai/tidak lazim digunakan
dalam komunikasi masa kini. Contoh : hatta, maka, titah, upeti, bejana
Berikut ini adalah bukti yang menunjukan bahwa Hikayat Hang Tuah memenuhi
karakteristik hikayat.
Karakteristik Teks
Kemustahilan Maka turun dewa dari keinderaan merupakan dirinta seekor lembu
putih.

Maka dilihatnya lembu itu muntah. Muntah lembu itu menjadi


seorang budak perempuan.
Anonim Tidak ada penulisnya
Kesaktian Maka segala ahlunnujum itu pun menymbah baginda, lalu melihat
di dalam nujumnya. Setelah dilihatnya, maka segala ahlunnujum
itupun masing-masing menggeiakkan kepalanya. Maka titah
baginda, "Apa sebabnya maka kamu sekalian menggeiakkan
kepalamu?"
Istanasentris Sekali peristwa ada seorang raja keinderaan. Maka raja itu terlalu
besar kerajaannya, pada segala raja indera seorang pun tiada
menyamai dia.
Arkais Syahdan maka paduka ayahanda bunda pun terlalu amat kasih
akan anakanda baginda itu. Hatta berapa lamanya, maka
beberapa anak raja-raja datanglah hendak meminang tuan puteri
itu, akan tetapi tiada diberi oleh paduka bunda baginda, karena
segala raja-raja yang hendak meminang itu tiada sama dengan
bangsa baginda itu, karena bundanya itu raja keinderaan.

Setelah membaca contoh di atas, tentu Kalian sudah memahami tentang pengertian
hikayat dan karakteristik hikayat. Kegiatan berikut ini kalian akan mengidentifikasi sebuah
cerita dan menganalisis karakteristiknya.

Bacalah teks di bawah ini !

Hikayat Malim Deman

Sumber: google.com

Syahdan hiduplah seorang pemuda yatim pada zaman dahulu.


Malim Deman namanya. Ia pemuda yang rajin lagi giat bekerja. Setiap
hari ia mengerjakan sawah dan ladang milik ibunya yang berada di
pinggir hutan. Ia bekerja membantu pamannya. Di sekitar sawah milik
ibu Malim Deman itu tinggalah seorang janda. Mandeh Rubiah namanya.
Malim Deman sangat akrab dengan janda tua itu. Bahkan, Mandeh
Rubiah telah menganggap Malim Deman sebagai anaknya sendiri.
Mandeh Rubiah kerap mengirimkan makanan kepada Malim Deman
ketika Malim Deman tengah menjaga tanaman paginya pada malam
hari.
Pada suatu malam Malim Deman kembali menjaga tanaman
padinya. Ia hanya seorang diri. Mendadak ia merasa sangat haus. Malim
Terperanjatlah Malim Deman ketika melihat tujuh bidadari tengah
mandi di kolam yang terletak di belakang pondok Mandeh Rubiah.
Malim Deman sangat terpesona melihat kecantikan tujuh bidadari itu
ketika wajah mereka terkena sinar rembulan yang tengah purnama. Ia
juga melihat tujuh selendang tergeletak di dekat kolam itu. Malim
Deman menerka, tujuh selendang itu digunakan para bidadari untuk
terbang dari Kahyangan ke kolam itu. Maka, dengan berjalan
mengendap-endap ia mendekati tujuh selendang itu dan mengambil
salah satu selendang. Segera disembunyikannya selendang itu dan ia
kembali mengintip tujuh bidadari yang tetap mandi tersebut.
Menjelang waktu pagi datang, tujuh bidadari itu berniat pulang
kembali ke Kahyangan. Salah satu bidadari, yakni bidadari bungsu, tidak
dapat menemukan selendangnya. Enam kakaknya telah berusaha turut
mencari, namun selendang Si Bungsu itu tetap tidak ditemukan. Ketika
waktu pagi hari hampir tiba, enam bidadari itu terpaksa meninggalkan
adik bungsu mereka. Keenamnya menggunakan selendang mereka
untuk terbang kembali ke Kahyangan.
Sepeninggal kakak-kakaknya, Si Bungsu menangis. Ia ketakutan
untuk tinggal di bumi. Malim lantas mendekati dan menghibur Si
Bidadari bungsu. Malim Deman kemudian mengajak bidadari itu ke
rumah Mandeh Rabiah. Dengan hati gembira Mande Rabiah menerima
bidadari bernama Putri Bungsu itu dan mengakui sebagai anak.
Putri Bungsu semula sangat berbahagia bersuamikan Malim
Deman. Namun, sejak Sutan Duano lahir, perangai Malim Deman
berubah. Malim Deman menjadi malas bekerja di sawah dan ladang,
Malim Deman malah lebih banyak menghabiskan waktunya di arena
perjudian. Ia juga senang menyabung ayam dengan taruhan. Begitu
senangnya ia untuk berjudi dan menyabung ayam kadang hinga
berhari-hari ia tidak pulang.
Putri Bungsu menjadi sedih dan kerap menangis endiri.
Kerinduannya untuk pulang kembali ke Kahyangan pun kian
membesar. Hingga suatu hari ia menemukan selendangnya yang
disembunyikan mertuanya. Ia pun berpura-pura hendak menjemur
selendangnya itu. Seketika ia membawa selendangnya, ia pun
menemui Bujang Selamat, pengawal Malim Deman. Katanya,
“Sampaikan pada Malim Deman, aku akan kembali ke Kahyangan
dengan membawa Sutan Duano.”
Putri Bungsu semula sangat berbahagia bersuamikan Malim
Deman. Namun, sejak Sutan Duano lahir, perangai Malim Deman
berubah. Malim Deman menjadi malas bekerja di sawah dan ladang,
Malim Deman malah lebih banyak menghabiskan waktunya di arena
perjudian. Ia juga senang menyabung ayam dengan taruhan. Begitu
senangnya ia untuk berjudi dan menyabung ayam kadang hinga
berhari-hari ia tidak pulang.
Bujang Selamat segera mencari Malim Deman. Setelah
bertemu, diceritakanlah pesan istri Malim Deman itu. Malim Deman
buru-buru pulang ke rumahnya. Terlambat baginya. Sesampai di
rumah, istri dan anaknya tidak diketemukannya. Istrinya telah
kembali ke Kahyangan dengan membawa serta anak lelakinya. Malim
Deman hanya dapat menyesali kepergian istri dan anaknya itu.
Benar-benar ia sangat menyesal. Namun, penyesalannya hanya
tinggal penyesalan semata-mata, ia telah kehilangan keluarganya.
Sumber : https://bit.ly/3BJhAzg

Tugas 1

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dan tulislah jawabanmu di pada kotak yang sudah
disediakan!
1. Siapakah Malim Deman?
2. Apa peristiwa yang terjadi setelah Malim Deman mengambil salah satu selendang?
3. Siapakah nama anak Malin Deman dengan Putri Bungsu?
4. Apa yang menyebabkan Putri Bungsu sedih setelah menikah dengan Malim Deman?
5. Pesan apa yang dapat diambil dari Hikayat Malim Deman?

…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………..

Tugas 2

Petunjuk:
1. Bacalah kembali cerita Hikayat Malim Deman.
2. Buktikanlah bahwa Hikayat Malim Deman adalah teks hikayat.
3. Analisislah karakteristik cerita tersebut dengan tabel berikut.
4. Sampaikanlah hasil diskusi di depan kelasmu dan berikanlah tanggapan jika teman lain
sedang menyampaikan hasil diskusinya!

B. Mengidentifikasi Nilai-nilai yang Terkandung dalam Hikayat

Hikayat kaya akan nilai yang bisa kita jadikan cermin kehidupan. Nilai adalah suatu yang
berharga, bermutu, menunjukan kualitas, dan berguna bagi manusia. Dalam karya sastra
berwujud makna di balik apa yang ditulis melalui unsur instrinsik seperti perilaku, dialog,
peristiwa, setting, dan sebagainya. Menurut Suherli, dkk. terdapat enam nilai dalam hikayat,
yaitu

1. Nilai budaya
Nilai yang diambil dari budaya yang berkembang secara turun menurun di masyarakat
(berhubungan dengan budaya melayu) Ciri khas nilai-nilai budaya dibandingkan nilai
lainnya adalah masyarakt takut meninggalkan atau menentang nilai tersebut karena ‘takut’
sesuatu yang buruk akan menimpanya.
2. Nilai moral
Nilai yang berhubungan dengan masalah moral. Pada dasarnya nilai moral berkaitan dengan
nasihat-nasihat yang berkaitan dengan budi pekerti, perilaku, atau tata susila yang dapat
diperoleh pembaca dari cerita yang dibaca atau dinikmatinya.
3. Nilai agama/ religi
Nilai yang berhubungan dengan masalah keagaman. Nilai religi biasanya ditandai dengan
penggunaan kata dan konsep Tuhan, mahluk ghaib, dosapahala, serta surga-neraka.
4. Nilai pendidikan/ edukasi
Nilai yang berhubungan dengan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang/kelompak
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.

5. Nilai estetika
Nilai yang berhubungan dengan keindahan dan seni.
6. Nilai sosial
Nilai yang berhubungan dengan kehidupan di dalam masyarakat. Biasanya berupa nasihat-
nasihat yang berkaitan dengan kemasyarakatan. Indikasi nilai social dikaitkan dengan
kepatuhan dan kepantasan bila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam teks Hikayat Hang Tuah, kita dapat mengambil banyak nilai-nilai kehidupan. Salah
satunya nilai moral tentang etika sopan santun. Dibuktikan pada saat keempat anak raja hendak
bermain namun tidak berpamitan kepada raja dan ratu. Berikut ini adalah identifikasi nilai-nilai
yang terkandung dalam Hikayat Hang Tuah.

Nilai Kutipan Teks Penjelasan


Budaya Hatta berapa lamanya, maka beberapa anak Seorang anak raja harus
raja-raja datanglah hendak meminang tuan dipersunting oleh anak raja.
puteri itu, akan tetapi tiada diberi oleh paduka Memiliki kasta yang sama
bunda baginda, karena segala raja-raja yang atau berada di kalangan yang
hendak meminang itu tiada sama dengan sama.
bangsa baginda itu, karena bundanya itu raja
keinderaan.
Moral Maka berdebar hati baginda serta bertitah, "Hai Jika hendak keluar rumah,
anakku dan buah hatiku, lain kalinya jangan harus izin kepada orang tua.
engicau demikian, tiada baik. Jika tuan hendak
pergi beimain, beri tabu ayahanda boleh
ayahanda
kerahkan segala rakyat mengiringkan tuan.

Setelah sudah duduk maka tuah puteri pun


disuruh oleh Sang Purba menyembah ayah
bimdanya.

Hormat pada orang tua.


Agama Hatta maka dengan takdir Allah taala, maka Percaya akan takdir Tuhan
Sang Pertala Dewa pun melihat sebuah
mahligai pada pulau itu.
Estetika Maka Sang Purba pun membawa ayahanda Indahnya singgasana yang
baginda masuk ke dalam istana didudukkan di dihiasi mutumanikam dan
atas singgasana yang bertatahkan ratna mutu mutiara,
manikam dan berumbaikan mutiara.
Sosial Maka segala orang besar-besar itu pun Melakukan musyawarah
musyawaratlah, akan menu'akan Sang untuk mengangkat raja
Maniaka. Maka pada ketika yang baik, maka memimpin Bukit Seguntang.
Sang Maniaka pun memakai pakaian kerajaan
dan mahkota di Bukit Seguntang itu pun
dipakai oleh Baginda.

Tugas 3
Petunjuk :
1. Bacalah kembali Hikayat Malim Deman!
2. Identifikasi nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat tersebut dengan menggunakan tabel
berikut!

Nilai Kutipan Teks Penjelasan


Budaya
Moral
Agama
Estetika
Pendidikan
Sosial

C. Mengidentifikasi Isi yang Terkandung dalam Hikayat.

1. Jenis Hikayat

Ahmad (2010) mengungkapkan jenis hikayat terbagi menjadi dua kategori, yaitu
berdasarkan historis dan isi.
a. Historis
Jenis hikayat memang sebagian besar ditemukan dalam bahasa melayu, namun ada
beberapa bahasa lain yang juga ada di dalam hikayat. Hal ini terjadi karena hikayat itu sendiri
berasal dari beberapa negara dengan bahasa, latar belakang agama dan sejarah yang berbeda.
1) Melayu
Hikayat Melayu ini pada umumnya memiliki unsur-unsur keagamaan yaitu agama
islam. Beberapa contoh cerita hikayat yang berasal dari Melayu yaitu Hikayat Hang
Tuah, Hikayat Indera Bangsawan, Hikayat Malim Deman dan Hikayat Si Miskin.
2) Jawa
Budaya Jawa memiliki banyak ragam dan jenis yang dipengaruhi oleh agama Islam dan
Hindu. Sehingga tidak heran lagi jika hikayat-hikayat yang diceritakan memiliki
kemiripan sifat, tokoh, alur seperti yang ada di India dan Arab. Adanya dua
percampuran budaya dari dua agama yang berbeda ini melahirkan budaya baru. Hikayat
yang berasal dari Jawa ini memiliki banyak pengaruh dari hindu yang kemudian
disesuaikan dengan masyarakat Jawa yang mayoritas beragama Islam. Beberapa contoh
karya sastra hikayat yang berasal dari pengaruh Jawa ialah Hikayat Panji Semirang,
Hikayat Cekel Weneng Pati dan Hikayat Indera Jaya yang diambil dari cerita
Anglingdarma.
3) India
Hikayat India ini memiliki banyak unsur keagamaan yang berasal dari agama Hindu.
Kisah-kisah yang bernuansa Hindu pada umumnya berinduk pada dua kisah utama yaitu
cerita Sri Rama dan Mattabbhroto.
Seiring berjalannya waktu dua kisah utama ini pun kemudian berkembang menjadi
Hikayat Pandawa Lima yang sering kita dengar dalam tokoh pewayangan di Jawa.
Beberapa contoh hikayat India yang terinspirasi dari nilai-nilai agama Hindu yaitu
Hikayat Perang Pandhawa yang diambil dari kisah Mahabarata, Hikayat Sri Rama yang
diambil dari kisah Ramayana serta Hikayat Bayan Budiman.
4) Arab – Persia
Di Arab dan Persia mayoritas agama yang dianut masyarakatnya adalah agama Islam.
Maka, tidak heran jika sebagian besar hikayat yang muncul di sana juga bertemakan
Islam dan memiliki nilai-nilai keislaman.
Beberapa hikayat yang berasal dari pengaruh budaya Arab –Persia ialah Hikayat Seribu
Satu Malam, Hikayat Bachtiar dan juga Hikayat Amir Hamzah yang dikenal sebagai
salah satu pahlawan Islam.
b. Isi
Jenis hikayat lain yang dapat dilihat berdasarkan isi atau ceritanya terbagi kedalam
beberapa cerita.
1) Sejarah
Hikayat sejarah seringnya mengisahkan tentang tokoh atau kejadian bersejarah lainnya.
Cerita ini memang hanyalah fiksi khayalan sang pujangga. Namun, sering dikaitkan
dengan kisah-kisah sejarah yang pernah terjadi pada suatu masa atau sekadar
berlatarkan pada suatu kejadian yang ada di dalam sejarah. Misalnya pada suatu perang,
suatu peristiwa bersejarah atau tokoh sejarah yang memang pernah ada di dunia nyata.
Namun inti ceritanya tetap saja hanyalah imajinasi sang empu cerita.
2) Biografi
Hikayat biografi ini biasanya berfokus terhadap satu tokoh utama saja. Tokoh utama
tersebut bisa jadi memang diambil dari tokoh nyata atau pun tidak. Namun secara
keseluruhan alur cerita hanya menceritakan segala hal tentang tokoh tersebut.
Misalnya seperti latar belakang seorang tokoh masyarakat yang dianggap pahlawan,
kisah hidupnya, segala konflik dirinya serta segala kejadian-kejadian ajaib yang terjadi
padanya.
3) Agama
Kebanyakan hikayat agama ini menceritakan tentang salah satu tokoh agama, salah
satu peristiwa yang ada dalam suatu sejarah agama tersebut, ataupun sekedar nilai-nilai
yang ajaran dalam suatu agama. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, ada banyak
hikayat yang mengangkat kisah keagamaan baik dari agama Islam, Hindu maupun
percampuran keduanya.
Meskipun hikayat rata-rata bersifat tidak nyata, namun tetap mencantumkan nilai-nilai
keagamaan atau ajaran agama untuk mendidik pendengar. Tujuan hikayat sebagai
hiburan dan penyemangat ini merupakan cara yang menarik untuk menyampaikan
ajaran agama seperti yang sering diceritakan oleh para tokoh agama.
4) Peristiwa
Hikayat juga menceritakan tentang suatu peristiwa besar yang memang pernah terjadi
meskipun dalam penggambarannya dipercantik dengan keajaiban-keajaiban dan
mukjizat. Tujuannya selain untuk menghibur dapat menjadi penyemangat dalam suatu
pesta ataupun semangat berperang.
5) Cerita
Hikayat terkadang juga mengisahkan cerita-cerita roman percintaan. Terkadang
hikayat ini tetap memiliki latar belakang sejarah. Namun roman fiksi juga kerap
dijumpai di beberapa hikayat.

2. Bentuk Hikayat
a. Hikayat Cerita Rakyat
Hikayat cerita rakyat ini adalah hikayat yang digambarkan dengan jenaka. Pada umumnya
inti cerita hikayat ini mengisahkan asal muasal suatu tempat atau benda. Salah satu contoh
hikayat ini yaitu Hikayat Rhang Manyang.
a. Roman
Sesuai namanya hikayat roman ini adalah hikayat yang bercerita mengenai kisah kasih
asmara dan kisah rumah tangga. Salah satu contoh hikayat ini adalah Hikayat Putroe Gambak
Meuh.
b. Epos
Epos adalah bentuk hikayat yang menceritakan tentang kepahlawanan seseorang. Salah satu
contoh epos yaitu Hikayat Prang Kompeuni.

c. Tambeh
Hikayat tambeh ini adalah hikayat yang menceritakan pedoman kehidupan sehingga dalam
kisahnya mengandung banyak amanat yang dapat dipetik. Salah satu contoh hikayat ini adalah
Tambek Tujoh Blah.
d. Chara
Hikayat chara ini adalah bentuk hikayat yang fokus terhadap seseorang tokoh terpuji.
Sehingga chara ini termasuk kedalam jenis hikayat biografi. Salah satu contoh hikayat ini
adalah Hikayat Hiyaken Tujoh.

Hikayat Hang Tuah berdasarkan historisnya termasuk dalam jenis hikayat Melayu,
karena Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Melayu dan kental sekali dengan unsur agama
Islam. Seperti terlihat ketika raja percaya bahwa takdir Allah ia melihat sebuah istana di atas
pulau tak berpenghuni. Berdasarkan isinya, Hikayat Hang Tuah termasuk dalam jenis cerita dan
berbentuk roman karena isinya bercerita tentang kisah cinta seorang raja yang kemudian
menikah dengan seorang putri yang diasingkan oleh orang tuanya agar mendapatkan suami
seorang raja.
Untuk memahami isi pokok hikayat, Kalian juga dapat mecari pokok-pokok isi setiap
bagian hikayat. Berikut ini contoh analisis isi pokok Hikayat Hang Tuah. Setelah
memahaminya, cobalah lanjutkan untuk mencari isi pokok paragraf selanjutnya.

Isi Pokok Teks


Hikayat ini menceritakan tentang Sekali peristiwa ada seorang raja keinderaan.
seorang raja kaya raya yang memiliki Maka raja itu terlalu besar kerajaannya, pada
penerawangan bahwa anak akan segala raja indera seorang pun tiada
menjadi raja di Bukit Seguntang, menyamai dia; sekaliannya menurut titahnya
kemudian anak cucunya akan menjadi baginda itu.
raja termahsyur nantinya. Adapun nama baginda itu Sang Pertala Dewa.
Adapun Sang Pertala Dewa itu tahu akan
dirinya akan beroleh anak. Maka anaknya
itulah akan menjadi raja di Bukit Seguntang.
Maka dari pada anak cucu baginda itu, akan
menjadi raja besar-besar pada akhir zaman.
Permaisuri raja kemudian hamil dan Maka tersebutlah pula perkataan seorang raja,
lahirlah anak perempuan yang sangat terialu besar
cantik. Karena raja mengetahui bahwa kerajaannya; maka isteri baginda itupun
keturunannya akan menjadi seorang raja hamilah. Setelah genaplah
besar maka ia memanggil ahli nujum bulannya, maka permaisuri pun beranaklah
atau peramal untuk menanyakan apa seorang perempuan,
yang harus dilakukan terhadap anak terralu amat elok rupanya dan kelakuannya.
perempuannya. Maka baginda pun bertitah kepada perdana
mentri, suruh
memanggil segala ahlunnujum dan segala
sasterawan. Maka seka-
liannya pun datang menyembah baginda.
Maka titah baginda kepada segala ahlunnujum
dan segala sasterawan, "Hai kamu sekalian,
lihat apalah di dalam nujununu, betapakah
akan untung bahagia anakku itu."

Tugas 4

Petunjuk:
1. Bacalah kembali Hikayat Malim Deman!
2. Tentukalah jenis dan bentuk hikayat dari Hikayat Malim Deman, kemudian kemukakanlah
alasannya. Tuliskan jawabanmu pada kotak yang telah disediakan!
3. Tentukanlah isi pokok dari Hikayat Malim Deman!

……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………

Isi Pokok Kutipan Teks

D. Menceritakan Kembali Isi Hikayat


Setelah melakukan kegiatan di atas, Kalian sudah paham tentang pengertian hikayat,
karakteristik hikayat, jenis dan bentuk hikayat. Tentunya pemahaman Kalian tentang hikayat
akan menjadi lebih kaya. Ketika Kalian membaca hikayat, pasti Kalian merasa kesulitan untuk
memahami isi cerita bukan? Itu karena bahasa yang digunakan adalah bahasa Melayu Lama.
Seperti yang Kalian tahu hikayat adalah cerita yang berkembang pada zaman dahulu sehingga
banyak kata-kata yang jarang atau bahkan tidak pernah Kalian dengar.
Setelah Kalian memahami maksud dan cerita yang dituliskan pada hikayat, Kalian
diharapkan mampu untuk menceritakan kembali isi hikayat kepada guru atau teman di depan
kelas. Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan ketika menceritakan kembali hikayat menurut
Arsjad dan Mukti (dalam Musilia, 2013: 10-16).
1. Pelafalan
Ketika bercerita kita harus memperhatikan pengucapan bunyi basa dengan tepat dan jelas.
Pelafalan yang tidak tepat akan mengalihkan perhatian pendengar. Hal tersebut akan
membuat pendengar merasa bosan dengan cerita yang kita sampaikan.
2. Penekanan
Keseuaian tekanan akan menjadi daya tarik dalam bercerita. Walaupun cerita yang
disampaikan kurang menarik tetapi dengan adanya penekanan yang sesuai akan membuat
cerita menjadi lebih menarik

3. Diksi
Pemilihan kata yang jelas, tepat dan bervariasi akan membuat pendengar mudah mengerti
cerita yang kita sampaikan. Terlebih cerita yang disampaikan berupa hikayat, Kalian harus
menggunakan kata-kata yang populer agar mudah dipahami oleh pendengar.
4. Sikap Pembicara
Pembicara yang baik seharusnya memiliki kemampuan untuk mengontrol koordinasi tubuh.
Sikap tubuh yang ditunjukan ketika bercerita di depan kelas tidak boleh berlebihan dan
tidak kaku. Selain itu sikap tenang juga harus ditunjukan oleh seorang pembicara.
Walaupun sebenarnya ia grogi, tetap saja pembicara harus mampu mengontrol diri agar
tetap tenang. Kemudian pandangan juga harus tetap dijaga. Pandangan orang yang sedang
bercerita harus tertuju pada pendengar.
5. Suara
Suara juga merupakan salah satu hal penting yang perlu diperhatikan oleh pembicara. Suara
diatur dan dikondisikan tergantung banyaknya jumlah pendengar dan besarnya ruangan.
Jika pendengar kita banyak, otomatis suara kita harus nyaring agar pendengar yang berada
di belakang mendengar suara kita.
6. Penguasaan Cerita
Penguasaan cerita adalah topik yang akan disampaikan oleh pembicara, dalam hal ini adalah
cerita Hikayat. Kalian harus menguasai isi cerita agar ketika menceritakan kembali di depan
kelas mengalir seperti bukan dari teks. Seolah-olah kalian sedang bercerita langsung bukan
dari hafalan.

Berikut ini ada kiat yang dapat Kalian praktikan agar berhasil dalam bercerita di depan
kelas.

Bacalah dan
kuasai naskah asli Berlatihlah
hikayat yang akan 2 menceritakan
Kalian ceritakan kembali cerita
yang Kalian baca

Bersikap wajar dan


tidak terlihat gugup
Gunakan pelafalan
4 saat bercerita
yang jelas

Jangan tergesa-gesa
Tugas 5

Petunjuk :
1. Pilihlah satu cerita hikayat yang paling Kalian gemari!
2. Ceritakan kembali hikayat tersebut dengan kreatif di depan kelas!
3. Berikanlah komentar pada temanmu yang sudah tampil!

Forum Diskusi

Petunjuk :

1. Diskusikanlah dengan temanmu pertanyaan berikut!


a. Bagaimana perasaanmu setelah membaca dan mempelajari teks hikayat?
b. Apa kebermanfaatan setelah mempelajari teks hikayat bagi kehidupanmu?
2. Berikanlah tanggapan terhadap pernyataan temanmu!
3. Jika Kalian aktif dalam berdiskusi, Bapak/Ibu Guru akan memberikan nilai tambahan.

PENUTUP
Demikian pembelajaran tentang hikayat, semoga pembelajaran Kalian menyenangkan dan
bermakna ya! Selanjutnya Kalian bisa mengerjakan tes formatif yang disediakan di modul ini.
Semangat dan sehat selalu.

Rangkuman

Hikayat adalah cerita melayu lama yang berisi tentang kehidupan istana atau bangsawan
dengan berbagai kehebatan dan kesaktian yang syarat akan nilai-nilai kehidupan. Karakteristik
dari hikayat, yaitu bersifat mustahil, anonym, menceritakan tokoh yang memiliki kesaktian,
cerita bersifat istanasentris dan bahasa yang digunakan bahasa lampau. Jenis hikayat dibagi
menjadi dua, yaitu berdasarkan historis da nisi. Berdasarkan historis ada hikayat Melayu, Jawa,
India dan Arab-Persia. Berdasarkan Isinya ada hikayat sejarah, biografi, agama, peristiwa, dan
cerita. Bentuk hikayat ada lima macam, yaitu cerita rakyat, roman, epos, tambeh, dan chara.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bercerita, yaitu pelafalan, penekanan, diksi,
sikap pembicara, suara dan penguasaan cerita.

Tes Formatif

A. Pilihan Ganda
Kerjakanlah soal-soal di bawah ini!
1. Di bawah ini yang bukan karakteristik hikayat adalah ….
A. anonim
B. magis
C. istana sentris
D. bersifat modern
E. kaya akan nilai

Bacalah kutipan hikayat berikut!


Setelah sudah berkawin itu, maka Sang Pertala Dewa pum duduklah berkasih-kasihan
laki isteri, barang seketika pun tiada boleh bercerai. Tatkala mesralah kasih dan sayang, maka
Sang Pertala Dewa pun bertitah kepada tuan puteri, "Ayuhai adinda - kakanda, pintalah kemala
hikmat itu akan kakanda ini."
Sumber : Hikayat Hang Tuah
2. Berdasarkan bentuknya, kutipan di atas termasu ke dalam ….
A. roman
B. epos
C. tambeh
D. chara
E. cerita rakyat

Bacalah kutipan cerita rakyat berikut!


Watuwe lalu mengingatkan agar Towjatuwa dan keturunannya tidak membunuh dan
memakan daging buaya. Apabila larangan itu dilanggar maka Towjatuwa dan keturunannya
akan mati. Sejak saat itu Towjatuwa dan anak keturunannya berjanji untuk melindungi bintang
yang berada di sekitar sungai Tami dari para pemburu.
Sumber : Dongeng Seru! : Towjatuwa dan Buaya Sakti

3. Pesan moral yang terdapat pada cerita tersebut adalah…


A. makanlah daging orang.
B. harus menghormati orang lain.
C. pentingnya menepati janji.
D. kita harus membahagiakan orang lain.
E. kepentingan pribadi harus didahulukan.

Bacalah kutipan berikut!


Syahdan, maka adalah raja di dalam negeri itu telah kembali ke rahmatullah. Maka ia
pun tiada beranak seorang jua pun. Maka segala menteri dan hulubalangnya dan orang-orang
besar dan orang-orang membicarakan, siapa juga yang patut dijadikan raja menggantikan raja
yang telah kembali ke rahmatullah itu. Maka di dalam antara menteri yang banyak itu ada
seorang menteri yang tua daripada tuan hamba sekalian itu. Maka ia pun berkata, katanya:
"Adapun hamba ini tua daripada tuan hamba sekalian itu. Jikalau ada gerangan bicara, mengapa
segala saudaraku ini tiada hendak berkata?"
4. Isi kutipan tersebut menceritakan tentang …
A. masyarakat sedang berduka atas kematian rajanya.
B. para menteri dan orang besar melakukan musyawarah pemilihan raja.
C. orang tua diberi hak berbicara dalam setiap pertemuan.
D. kesedihan pemaisuri raja setelah raja wafat.
E. wasiat raja kepada rakyatnya untuk melakukan pemilihan raja.

5. Salah satu bentuk karya sastra jenis prosa lama yang isinya berupa cerita, kisah, dongeng,
maupun sejarah.
Pernyataan tersebut merupakan pengertian dari ….
A. dongeng
B. cerita rakyat
C. novel
D. cerpen
E. hikayat

6. Hikayat biasanya tidak diketahui siapa pengarangnya. Berdasarkan hal tersebut berarti
hikayat memiliki ciri ….
A. magis
B. anonim
C. pralogis
D. tradisional
E. modern

7. Contoh Hikayat berunsur Islam adalah ….


A. Hikayat Mahabarata
B. Hikayat Jaya Lengkra
C. Hikayat 1001 Malam
D. Hikayat Sri Rama
E. Hikayat Anglingdarma

Bacalah kitipan hikayat berikut!


Maka baginda pun bimbanglah, tidak tahu siapa yang patut dirayakan dalam negeri
karena anaknya kedua orang itu sama sama gagah. Jikalau baginda pun mencari muslihat, iya
menceritakan kepada kedua anaknya bahwa ia bermimpi bertemu dengan seorang pemuda dan
berkata kepadanya: barang siapa yang dapat mencari buluh perindu yang dipegangnya, ialah
yang patut menjadi raja di dalam negeri.
8. Nilai yang terkandung pada penggalan hikayat tersebut, yaitu ….
A. nilai moral
B. nilai agama
C. nilai budaya
D. nilai pendidikan
E. nilai estetika

9. Arkais pada cerita hikayat mempunyai maksud ...


A. bahasa melayu tua.
B. kata resapan bahasa asing.
C. mempunyai maksud yang jelas.
D. alur yang di dalamnya terdapat cerita yang lain.
E. kata yang sudah jarang digunakan.

Bacalah kutipan hikayat berikut ini!

Khoja Maimun bersiap-siap akan pergi berlayar. Sebagai saudagar, ia akan menjual
barang dagangannya ke negeri Yaman. Hal itu sudah dibicarakannya dengan istrinya. Istri Khoja
Maimun membantu suaminya menyiapkan segala perlengkapan yang akan dibawa suaminya.
Apalagi, ia tahu suaminya akan pergi meninggalkannya dalam waktu yang agak lama.
Sumber : Hikayat Bayan Budiman
10. Nilai yang terkandung dalam kutipan hikayat tersebut adalah ….
A. nilai moral
B. nilai agama
C. nilai pendidikan
D. nilai budaya
E. nilai estetika

B. Esai
Jawablah pertanyaan d bawah ini dengan tepat dan jelas!
Bacalah kutipan hikayat berikut!
Hatta berapa lamanya, maka tuan puteri pun hamil. Maka Sang Purba pun terlalu
sukacita melihat isterinya hamil itu. Setelah genaplah bulannya, maka tuan puteri pun
berputeralah seorang laki-laki, terlalu elok nipanya dan sikapnya. Maka Sang Purba pun terlalu
sukacita hatinya, karena melihat anaknya baginda itu. Maka dinamai oleh baginda Sang
Maniaka. Maka dipeliharakan dengan sepertinya serta dipungutkan segala anak-anak menteri
dan hulubalang dan segala pegawai akan jadi inang pengasuh anakanda baginda itu.
Sumber: Hikayat Hang Tuah
1. Apakah kutipan di atas termasuk hikayat? Berikan alasan dan buktinya!
2. Berikanlah pendapatmu apa yang dimaksud degan istana sentris?

Bacalah hikayat di bawah ini!


Hikayat Abu Nawas
Pada suatu hari, hakim pengadilan dibuat bingung oleh dua orang ibu yang merebutkan
seorang bayi. Karena sama-sama mempunyai bukti yang kuat, hakim tidak tahu bagaimana
caranya untuk menentukan siapa ibu kandung dari bayi itu. Akhirnya, dia pergi menghadap Raja
Harun Al Rasyid untuk meminta bantuan supaya kasus tersebut tidak berlarut-larut.
Raja kemudian turun tangan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Namun, dia malah
dibuat putus asa karenanya. Kedua wanita itu sama-sama keras kepala dan tetap menginginkan
bayi itu. Kemudian, Raja memanggil Abu Nawas ke istana. Setelah mengetahui duduk
permasalahannya, dia mencari cara agar nasib bayi itu tidak terlunta-lunta dan bisa bersama lagi
dengan ibu kandungnya.
Keesokan harinya, Abu Nawas pergi ke pengadilan dengan membawa serta seorang
algojo. Abu menyuruh meletakkan bayi yang diperebutkan itu di atas sebuah meja.
"Apa yang akan kalau lakukan pada bayi itu?" tanya kedua ibu yang saling berebut itu
bersamaan.
"Sebelum menjawab pertanyaan kalian, saya akan bertanya sekali lagi. Adakah di antara
kalian berdua yang bersedia menyerahkan bayi itu kepada ibunya yang asli?" kata Abu Nawas.
"Tapi, bayi ini adalah anakku," jawab kedua ibu itu serentak.
"Baiklah kalau begitu. Karena kalian berdua sama-sama menginginkan bayi ini, dengan
terpaksa saya akan membelah bayi ini menjadi dua," jawab Abu Nawas.
Mendengar jawaban tersebut, perempuan pertama sangat bahagia dan langsung
menyetujui usulan tersebut. Sementara itu, perempuan yang kedua menangis histeris dan
memohon agar Abu Nawas tidak melakukan hal tersebut.
"Tolong jangan belah bayi itu, serahkan saja dia pada wanita itu. Aku rela asalkan dia
tetap hidup," isaknya.
Puaslah Abu Nawas ketika mendengar jawaban itu. Akhirnya, dia tahu siapa ibu dari
bayi itu yang sebenarnya. Lalu, dia menyerahkan sang bayi pada perempuan kedua yang
merupakan ibu kandungnya. Setelah itu, Abu meminta agar pengadilan menghukum wanita
yang pertama sesuai dengan kejahatannya.
Hal ini dikarenakan tidak ada seorang ibu yang tega melihat anaknya dibunuh, apalagi
di hadapannya sendiri. Akhirnya, masalah pun selesai dan si bayi akhirnya dapat bersatu
kembali dengan ibu kandungnya.
Sumber : Hikayat Abu Nawas
3. Jelaskanlah nilai yang terkandung dalam hikayat tesebut!
4. Jelaskanlah jenis dan bentuk dari Hikayat Abu Nawas!
5. Ceritakanlah kembali Hikayat Abu Nawas dengan memperhatikan penggunaan bahasa
yang benar!

KUNCI JAWABAN
A. Pilihan Ganda
1. D 6. B
2. A 7. C
3. C 8. C
4. B 9. A
5. E 10. D

B. Esai
1. Kutipan tersebut termasuk hikayat karena memenuhi karakteristik hikayat, yaitu cerita
bersifat istana sentris dibuktikan dengan kutipan “maka tuan puteri pun berputeralah
seorang laki-laki” dan bahasa yang digunakan bahasa lampau dibuktikan dengan kutipan
“Maka dipeliharakan dengan sepertinya serta dipungutkan segala anak-anak menteri dan
hulubalang dan segala pegawai akan jadi inang pengasuh anakanda baginda itu”.
2. Istana sentris adalah isi cerita yang menceritakan tentang lingkungan istana.
3. Nilai Moral : tidak boleh berbohong
4. Historis : Arab – Persia
Isi : Cerita
Bentuk : Chara ( fokus terhadap tokoh Abu Nawas yang mampu menyelesaikan masalah)
5.
Dahulu kala ada seorang raja yang dihadapkan dengan sebuah masalah. Ada dua orang
ibu yang memperebutkan seorang bayi. Keduanya sama-sama memiliki bukti yang kuat,
hakim kebingungan untuk memecahkan masalah tersebut. Kemudian raja memanggil Abu
Nawas untuk memecahkan masalah tersebut.
Abu Nawas memberikan solusi, yaitu membelah bayi tersebut menjadi dua. Ibu yang
pertama sangat setuju dan bahagia dengan keputusan tersebut. Ibu yang kedua hanya bisa
menangis tersedu-sedu karena tidak tega untuk melihat anaknya dibelah menjadi dua.
Akhirnya ibu yang kedua mengikhlaskan bayi tersebut, asalkan bayinya hidup ia tidak
masalah jika harus kehilangan bayinya.
Melihat hal tersebut, Abu Nawas dengan mudah menyelesaikan masalah tersebut. Abu
Nawas memberikan bayi tersebut kepada ibu kedua, dan ibu pertama dihukum oleh hakim
karena telah berbohong.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. Pengertian Hikayat: Ciri, Jenis, Bentuk dan Contoh. Daikses 26 Juli 2021, dari
https://bit.ly/3x6RItG
Alfari, Shabrina. 2018. Pengertian Hikayat dan Karakteristiknya | Bahasa Indonesia Kelas 10.
Diakses 26 Juli 2021, dari https://bit.ly/3l0d3CB
Al-Qudsy, Muhaimin dan Nurhidayah,Ulfah. 2010. Mendidik anak Lewa Dongeng.Yogyakarta
: Madania.
Ekawati. 2016. Hikayat Bayan Budiman. Jakarta: Balai Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Irmawati, Triana. 2017. Hikayat Malim Deman, Cerita Rakyat Sumatra Barat. Diakses
26 Juli 2021, dari https://bit.ly/3BJhAzg
Kosasih, Engkos. 2017. Cerdas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas X
kelompok Peminatan Bahasa dan Budaya. Jakarta: Erlangga.
Musilia, Rega. 2013. Peningkatan Keterampilan Bercerita dengan Teknik Mencari Pasangan
pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Godean Sleman Yogyakarta (skripsi). Yogyakarta
: Universitas Negeri Yogyakarta.
Nafisah, Sarah. 2019. Perbedaan Hikayat dan Cerpen, Siapa yang Pernah Membaca
Keduanya?. Diakses 27 Juli 2021 dari https://bit.ly/3rzXqmK
Schap, Genoot Bot, 2010. Hikayat Hang Tuah I. Jakarta : Pusat Bahasa.
Sumiati. 2020. Modul Pembelajaran SMA Bahasa Indonesia. Diakses 26 Juli 2021, dari
https://bit.ly/2VhHqJS
Suherli, dkk. 2016. Bahasa Indonesia Kelas X SMA. Jakarta : Kemdikbud.
Sutrisni Putri, Arum. 2020. Hikayat: Pengertian, Karakteristik, Nilai, Ciri Kebahasaan dan
Contoh. Diakses 26 Juli 2021, dari https://bit.ly/2VcLDyP
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD)

PEMBELAJARAN MENGEVALUASI TEKS ANEKDOT


NAMA : ARDISA NADILESTARI, M.Pd.
NO. PESERTA PPG : 201698538590
BIDANG STUDI : BAHASA INDONESIA

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2021

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


A. Petunjuk Belajar
1. Berikut ini adalah lembar kerja peserta didik yang akan Kalian isi untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan, yaitu Kalian mampu mengevaluasi
makna tersirat dalam teks anekdot.
2. Simak dan amati anekdot yang tersaji di bawah ini.
3. Analisis karakteristik anekdot tersebut.
4. Analisis makna tersirat yang terkandung dalam anekdot tersebut.
5. Kaitkan makna tersirat dengan situasi kehidupan sehari-hari.
6. Kerjakanlah secara berkelompok kemudian tuliskan hasil diskusi dalam bentuk
tabel dengan penuh semangat dan gotong royong.
7. Isilah identitas sesuai dengan anggota kelompok.
8. Tetap disiplin selama mengerjakan lembar kerja.

B. Informasi Tambahan
Kalian telah mempelajari karakteristik anekdot dan makna tersirat yang
terkandung dalam anekdot. Jika masih ada yang belum dipahami silakan kembali
melihat bahan ajar yang sudah dibagikan dan membaca sumber-sumber relevan.

“Barang siapa yang tidak mau merasakan pahitnya belajar, ia kan merasakan
hinanya kebodohan sepanjang hidupnya.” Imam Syafi’i

1. Menganalisis karakteristik hikayat

Bacalah teks di bawah ini !

Hikayat Malim Deman


Sumber: google.com

Terperanjatlah Malim Deman ketika melihat tujuh bidadari tengah


mandi di kolam yang terletak di belakang pondok Mandeh Rubiah.
Malim Deman sangat terpesona melihat kecantikan tujuh bidadari itu
ketika wajah mereka terkena sinar rembulan yang tengah purnama. Ia
juga melihat tujuh selendang tergeletak di dekat kolam itu. Malim
Deman menerka, tujuh selendang itu digunakan para bidadari untuk
terbang dari Kahyangan ke kolam itu. Maka, dengan berjalan
mengendap-endap ia mendekati tujuh selendang itu dan mengambil
salah satu selendang. Segera disembunyikannya selendang itu dan ia
Putri Bungsu semula sangat berbahagia bersuamikan Malim
Deman. Namun, sejak Sutan Duano lahir, perangai Malim Deman
berubah. Malim Deman menjadi malas bekerja di sawah dan ladang,
Malim Deman malah lebih banyak menghabiskan waktunya di arena
perjudian. Ia juga senang menyabung ayam dengan taruhan. Begitu
senangnya ia untuk berjudi dan menyabung ayam kadang hinga
berhari-hari ia tidak pulang.
Putri Bungsu menjadi sedih dan kerap menangis endiri.
Kerinduannya untuk pulang kembali ke Kahyangan pun kian
Bujang Selamat segera mencari Malim Deman. Setelah
bertemu, diceritakanlah pesan istri Malim Deman itu. Malim Deman
buru-buru pulang ke rumahnya. Terlambat baginya. Sesampai di
rumah, istri dan anaknya tidak diketemukannya. Istrinya telah
kembali ke Kahyangan dengan membawa serta anak lelakinya. Malim
Deman hanya dapat menyesali kepergian istri dan anaknya itu.
Benar-benar ia sangat menyesal. Namun, penyesalannya hanya
tinggal penyesalan semata-mata, ia telah kehilangan keluarganya.
Sumber : https://bit.ly/3BJhAzg
1. Buktikanlah bahwa Hikayat Malim Deman adalah teks hikayat dengan menganalisis
karakteristik ceritanya.
2. Sajikanlah dalam bentuk tabel di bawah ini.
3. Sampaikanlah hasil diskusi di depan kelasmu dan berikanlah tanggapan jika teman lain
sedang menyampaikan hasil diskusinya.

2. Menganalisis nilai-nilai teks hikayat


Petunjuk :
1. Bacalah kembali Hikayat Malim Deman!
2. Identifikasi nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat tersebut dengan menggunakan tabel
berikut!

Nilai Kutipan Teks Penjelasan


Budaya
Moral
Agama
Estetika
Pendidikan
Sosial

3. Menentukan pokok isi teks hikayat

Petunjuk!
1. Bacalah kembali Hikayat Malim Deman!
2. Tentukalah jenis dan bentuk hikayat dari Hikayat Malim Deman, kemudian kemukakanlah
alasannya.
3. Tentukanlah isi pokok dari Hikayat Malim Deman!
4. Sajikan hasil pekerjaanmu pada kotak di bawah ini!

……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………

Isi Pokok Kutipan Teks

MEDIA PEMBELAJARAN

MENGIDENTIFIKASI NILAI-NILAI DAN ISI HIKAYAT


NAMA : ARDISA NADILESTARI, M.Pd.
NO. PESERTA PPG : 201698538590
BIDANG STUDI : BAHASA INDONESIA

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2021

MEDIA PEMBELAJARAN
MENGIDENTIFIKASI NILAI-NILAI DAN ISI HIKAYAT

A. Media
1. Salindia materi pengertian dan karakteristik teks hikayat
2. Contoh teks hikayat
3. Contoh hikayat bentuk video https://www.youtube.com/watch?v=G4suQYnwQJw
4. Quizziz
5. Canva
6. Slido
7. Google Classroom

B. Alat
1. Laptop
2. Gawai
3. Internet
4. Zoom Meeting

C. Bahan
-

D. Cara Pembuatan
1. Salindia pengertian dan karakteristik teks anekdot dibuat sendiri dengan langkah-
langkah:
a. Buka aplikasi Microsoft Power Poin
b. Membuat slide baru dengan cara klik New> pilih kotak Blank Presentation
c. Pilih desain slide presentasi sesuai keinginan
d. Memilih materi untuk dimasukkan/ diketik pada kotak layout
e. Setelah selesai slide disimpan pada file yang diinginkan.

2. Quizziz digunakan untuk menyajikan soal prates dan postes dibuat sendiri dengan
langkah-langkah:
a. Buka alamat web Quizziz kemudian login dengan akun Google.
b. Buat soal baru dengan mengklik ”create”
c. Pilih buat Quizziz baru
d. Kemudian ketikan soal, pilihan jawaban, waktu yang diminta untuk menjawab soal
4. Google Classroom digunakan untuk membuat absensi
a. Buka web google classroom
b. Klik buat
c. Klik pertanyaan
d. Isi judul
e. Gunakan pilihan jawaban dengan pilihan ganda
f. Isi pilihan hadir
5. Canva digunakan untuk mengerjakan LKPD
a. Buka web Canva
b. Klik buat baru
c. Masukkan materi LKPD

E. Penggunaan Media
1. Salindia pengertian dan karakteristik teks anekdot digunakan pada saat pendidik dan
peserta didik mengamati teks anekdot yang dibagikan melalui salindia pada langkah
mengamati/ stimulus dikegiatan inti.
2. Contoh teks hikayat disajikan saat proses menanya pada sintak saintifik.
3. Contoh hikayat berbentuk video disajikan saat proses menanya pada sintak saintifik.
4. Quizziz digunakan untuk prates dan pascates.
5. Canva digunakan untuk mengerjakan LKPD
6. Google classroom digunakan untuk membuat absensi dan embagikan link zoom
meeting.

F. Media Pembelajaran

1. Salindia Teks Hikayat


2. Contoh Teks Hikayat

Politisi Kita Sudah Kaya


Amar : “Mir, ternyata banyak politisi di negeri kita yang sudah kaya raya!”
Amir : “Kalau masalah itu aku juga sudah tau, Mar!”
Amar : “Sangking kayanya mereka, sampai mampu mempunyai baju termahal di
Indonesia.”
Amir : “Loh, maksudmu baju termahal itu apa?”
Amar : “Yah, apalagi kalau bukan baju tahanan KPK.”
Amir : “Kok malah baju tahanan KPK ?” (Bingung)
Amar : “Iyalah, coba saja kamu pikir, seorang politisi minimal harus mencuri uang
negara 1 milyar terlebih dahulu baru bisa memakai baju tersebut.”
Amir : “Ooohh, maksud kamu gitu toh, baru ngerti aku.”

(Contoh diambil dari sahabatnesia.com/contoh-teks-anekdot-singkat-dan-lucu/)

3. Contoh Hikayat Bentuk Video


4. Quizziz

5. Google Doc
6. Google Classroom

INSTRUMEN PENILAIAN
MENGIDENTIFIKASI NILAI-NILAI DAN ISI HIKAYAT

NAMA : ARDISA NADILESTARI, M.Pd.


NO. PESERTA PPG : 201698538590
BIDANG STUDI : BAHASA INDONESIA

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2021

A. Penilaian Sikap
1. Kisi- Kisi Penilaian Sikap
No Teknik Bentuk Contoh Waktu Keterangan
Instrumen Butir Pelaksanaan
Instrumen
1 Nontes Penilaian diri Angket Di akhir Penilaian dan
pembelajaran pencapaian
pembelajaran
(assessment for
and of
learning)
2 Nontes Jurnal Lembar Saat Penilaian dan
catatan pembelajaran pencapaian
pembelajaran
berlangsung (assesmen as
learning)

2. Instruman Penilaian Sikap Spiritual

Penilaian Diri Sikap Spiritual


Nama : .............................
Kelas : .............................
No. Absen : .............................

Petunjuk: Berilah tanda centang (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya !
No Sikap Pernyataan Ya Tidak
1 Ketaatan beribadah Saya patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianut
Saya mau mengajak keluarga untuk melakukan
ibadah bersama
Saya melaksanakan ibadah sesuai ajaran agama
Saya ikut serta merayakan hari besar agama
Saya melaksanakan ibadah tepat waktu
2 Berprilaku Syukur Saya mengakui kebesaran Tuhan dalam
menciptakan alam semesta
Saya menjaga kelestarian alam dan tidak merusak
tanaman
Saya tidak mengeluh
Saya selalu merasa gembira dalam segala hal
Saya selalu berterima kasih bila menerima
pertolongan
Saya menerima perbedaan karakteristik sebagai
anugerah Tuhan
Saya selalu menerima penugasan dengan sikap
terbuka
3 Berdoa sebelum dan Saya berdoa sebelum dan sesudah belajar
sesudah melakukan Saya berdoa sebelum dan sesudah makan
kegiatan Saya mengajak teman berdoa saat memulai kegiatan
Saya mengingatkan saudara untuk selalu berdoa
4 Toleransi dalam Saya tidak mengganggu orang tua/saudara yang
beribadah sedang beribadah
Saya menghormati teman yang berbeda agama
Saya menghormati hari besar keagamaan lain
Saya tidak menjelekkan ajaran agama lain.

3. Rubrik Penskoran Sikap Spiritual

No. Aspek yang dinilai Pernyataan Skor


1. Ketaatan beribadah Saya patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang 5
dianut
Saya mau mengajak keluarga untuk melakukan
ibadah bersama
Saya melaksanakan ibadah sesuai ajaran agama
Saya ikut serta merayakan hari besar agama
Saya melaksanakan ibadah tepat waktu
2. Berprilaku Syukur Saya mengakui kebesaran Tuhan dalam 7
menciptakan alam semesta
Saya menjaga kelestarian alam dan tidak merusak
tanaman
Saya tidak mengeluh
Saya selalu merasa gembira dalam segala hal
Saya selalu berterima kasih bila menerima
pertolongan
Saya menerima perbedaan karakteristik sebagai
anugerah Tuhan
Saya selalu menerima penugasan dengan sikap
terbuka
3 Berdoa sebelum dan Saya berdoa sebelum dan sesudah belajar 4
sesudah melakukan Saya berdoa sebelum dan sesudah makan
kegiatan Saya mengajak teman berdoa saat memulai kegiatan
Saya mengingatkan saudara untuk selalu berdoa
4 Toleransi dalam Saya tidak mengganggu orang tua/saudara yang 4
beribadah sedang beribadah
Saya menghormati teman yang berbeda agama
Saya menghormati hari besar keagamaan lain
Saya tidak menjelekkan ajaran agama lain.
Skor total 20
4. Pedoman Penilaian Sikap Spiritual

Skor Predikat
3,1-4 Sangat Baik
2,1-3 Baik
1,1-2 Cukup
≤1 Perlu Bimbingan

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 (4)
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 (20)

5. Instrumen Penilaian Sikap Sosial


Kriteria Indikator sikap sosial Ya Tidak
Integritas 1. Melaksanakan tugas individu dengan baik.
2. Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan.
3. Tidak menyalakan/menuduh orang lain tanpa bukti yang
akurat.
4. Mengembalikan barang yang dipinjam.
5. Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan.
6. Mampu menerima pendapat dan tanggapan dari orang lain.
7. Tidak menyalahkan orang lain untuk kesalahantindakan kita
sendiri.
Melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa disuruh/
diminta.
Nasionalis 1. Menyanyikan lagu Maju Tak Gentar denga khidmat.
2. Menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh.
3. Menciptakan kerukunan sesama teman.
4. Hidup rukun dan gotong royong.
Mandiri 1. Mematuhi tata tertib yang ada di sekolah.
2. Menyimak penjelasan guru dengan sungguh-sungguh.
3. Mampu mengajukan pertanyaan dalam kegiatan pembelajaran.
Mampu mencari sumber pengetahuan baru selain apa yang.
dijelaskan guru
Gotong 1. Bekerja sama ketika melakuan diskusi dengan teman
royong kelompok.
2. Mampu bekerja sama bergotong royong ketika melakukan
presentasi di kelas.
3. Aktif dalam berdiskusi di kelas dan di luar kelas.
6. Rubrik Penskoran

Aspek yang Indikator sikap sosial Skor


dinilai
Integritas 1. Melaksanakan tugas individu dengan baik. 8
2. Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan.
3. Tidak menyalakan/menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat.
4. Mengembalikan barang yang dipinjam.
5. Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan.
6. Mampu menerima pendapat dan tanggapan dari orang lain.
7. Tidak menyalahkan orang lain untuk kesalahantindakan kita
sendiri.
8. Melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa disuruh/ diminta.
Nasionalis 1. Menyanyikan lagu Maju Tak Gentar denga khidmat. 4
2. Menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh.
3. Menciptakan kerukunan sesama teman.
4. Hidup rukun dan gotong royong.
Mandiri 1. Mematuhi tata tertib yang ada di sekolah. 4
2. Menyimak penjelasan guru dengan sungguh-sungguh.
3. Mampu mengajukan pertanyaan dalam kegiatan pembelajaran.
4. Mampu mencari sumber pengetahuan baru selain apa yang.
dijelaskan guru
Gotong 1. Bekerja sama ketika melakuan diskusi dengan teman kelompok. 4
royong 2. Mampu bekerja sama bergotong royong ketika melakukan
presentasi di kelas.
3. Aktif dalam berdiskusi di kelas dan di luar kelas.
Skor total 20

7. Pedoman Penilaian

Skor Predikat
3,1-4 Sangat Baik
2,1-3 Baik
1,1-2 Cukup
≤1 Perlu Bimbingan

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 (4)
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 (20)
B. Penilaian Pengetahuan
1. Kisi- Kisi Penilaian Pilihan Ganda
Bentuk Indikator Tingkat No.
No. KD IPK Materi Teknik
Penilaian Soal Kognitif Soal
3.5.1
Menentukan Menentukan pengertian teks
Pengertian dan
Pilihan
1 karakteristik krakteristik teks Tes anekdot. C1 1
Ganda
anekdot.
teks anekdot.

3.5.1
Menentukan
Pengertian dan Menentukan unsur-unsur
Pilihan
2 karakteristik krakteristik teks Tes C3 2
Ganda teks anekdot.
anekdot.
teks anekdot.

3.5.1
Menentukan
Pengertian dan Menentukan ciri-ciri teks
Pilihan
3 karakteristik krakteristik teks Tes C2 3
Ganda anekdot.
anekdot.
teks anekdot.

3.5.1
Menentukan
Pengertian dan Menentukan ciri-ciri teks
Pilihan
4 karakteristik krakteristik teks Tes C2 4
Ganda anekdot.
anekdot.
teks anekdot.
3.7

3.5.1
Menentukan
Pengertian dan Menentukan ciri-ciri teks
Pilihan
5 karakteristik krakteristik teks Tes C2 5
Ganda anekdot.
anekdot.
teks anekdot.

3.5.1
Menentukan
Pengertian dan Menentukan pengertian teks
Pilihan
6 karakteristik krakteristik teks Tes C2 6
Ganda anekdot.
anekdot.
teks anekdot.

3.5.2
Menyimpulkan Disajikan sebuah kutipan
Menyimpulkan
makna tersirat teks, kemudian peserta didik
makna tersirat Pilihan
7 Tes C3 7
dalam teks dalam teks Ganda menyimpulkan makna
anekdot.
anekdot. tersirat dalam teks anekdot.

3.5.2 Menyimpulkan
Disajikan sebuah kutipan
Menyimpulkan makna tersirat Pilihan
8 Tes C4 8
dalam teks Ganda teks, kemudian peserta didik
makna tersirat anekdot.
dalam teks menyimpulkan makna
anekdot. tersirat dalam teks anekdot.

3.5.1
Menentukan
Pengertian dan Menentukan ciri-ciri teks
Pilihan
9 karakteristik krakteristik teks Tes C2 9
Ganda anekdot.
anekdot
teks anekdot.

3.5.2
Menyimpulkan Disajikan sebuah kutipan
Menyimpulkan
makna tersirat teks, kemudian peserta didik
makna tersirat Pilihan
10 Tes C4 10
dalam teks dalam teks Ganda menyimpulkan makna
anekdot
anekdot. tersirat dalam teks anekdot.

2. Kisi-Kisi Penilaian Esai


Bentuk Indikator Tingkat No.
No. KD IPK Materi Teknik
Penilaian Soal Kognitif Soal

3.5.1
3.5 Mengevaluasi
Menentukan Disajikan beberapa anekdot,
teks anekdot dari Pengertian dan
peserta didik menganalisis
1. karakteristik krakteristik teks Tes Esai C4 1
aspek makna karakteristik anekdot
anekdot
teks anekdot. tersebut dengan lengkap
tersirat.
dan jelas.
3.5.2
Menyimpulkan
Menyimpulkan Disajikan beberapa anekdot,
makna tersirat makna tersirat peserta didik membuat
Tes Esai C4 2
dalam teks dalam teks simpulan dari anekdot
anekdot tersebut.
anekdot.

3.5.3
Mengaitkan
Mengaitkan Disajikan beberapa anekdot,
makna tersirat
makna tersirat peserta didik mengaitkan
dalam teks
dengan realita Tes Esai makna tersirat dalam C6 3
anekdot
kehidupan anekdot dengan realita
dengan realita
sehati-hari kehidupan sehari-hari.
kehidupan
sehari-hari.

3. Instrumen Penilaian
Pilihan Ganda
Kerjakanlah soal-soal di bawah ini!
1. Di bawah ini yang bukan karakteristik hikayat adalah ….
A. anonim
B. magis
C. istana sentris
D. bersifat modern
E. kaya akan nilai
Bacalah kutipan hikayat berikut!
Setelah sudah berkawin itu, maka Sang Pertala Dewa pum duduklah berkasih-kasihan
laki isteri, barang seketika pun tiada boleh bercerai. Tatkala mesralah kasih dan sayang, maka
Sang Pertala Dewa pun bertitah kepada tuan puteri, "Ayuhai adinda - kakanda, pintalah kemala
hikmat itu akan kakanda ini."
Sumber : Hikayat Hang Tuah
2. Berdasarkan bentuknya, kutipan di atas termasuk ke dalam ….
A. roman
B. epos
C. tambeh
D. chara
E. cerita rakyat

Bacalah kutipan cerita rakyat berikut!


Watuwe lalu mengingatkan agar Towjatuwa dan keturunannya tidak membunuh dan
memakan daging buaya. Apabila larangan itu dilanggar maka Towjatuwa dan keturunannya
akan mati. Sejak saat itu Towjatuwa dan anak keturunannya berjanji untuk melindungi bintang
yang berada di sekitar sungai Tami dari para pemburu.
Sumber : Dongeng Seru! : Towjatuwa dan Buaya Sakti

3. Pesan moral yang terdapat pada cerita tersebut adalah…


A. makanlah daging orang.
B. harus menghormati orang lain.
C. pentingnya menepati janji.
D. kita harus membahagiakan orang lain.
E. kepentingan pribadi harus didahulukan.

Bacalah kutipan berikut!


Syahdan, maka adalah raja di dalam negeri itu telah kembali ke rahmatullah. Maka ia
pun tiada beranak seorang jua pun. Maka segala menteri dan hulubalangnya dan orang-orang
besar dan orang-orang membicarakan, siapa juga yang patut dijadikan raja menggantikan raja
yang telah kembali ke rahmatullah itu. Maka di dalam antara menteri yang banyak itu ada
seorang menteri yang tua daripada tuan hamba sekalian itu. Maka ia pun berkata, katanya:
"Adapun hamba ini tua daripada tuan hamba sekalian itu. Jikalau ada gerangan bicara, mengapa
segala saudaraku ini tiada hendak berkata?"
4. Isi kutipan tersebut menceritakan tentang …
A. masyarakat sedang berduka atas kematian rajanya.
B. para menteri dan orang besar melakukan musyawarah pemilihan raja.
C. orang tua diberi hak berbicara dalam setiap pertemuan.
D. kesedihan pemaisuri raja setelah raja wafat.
E. wasiat raja kepada rakyatnya untuk melakukan pemilihan raja.

5. Salah satu bentuk karya sastra jenis prosa lama yang isinya berupa cerita, kisah, dongeng,
maupun sejarah.
Pernyataan tersebut merupakan pengertian dari ….
A. dongeng
B. cerita rakyat
C. novel
D. cerpen
E. hikayat

6. Hikayat biasanya tidak diketahui siapa pengarangnya. Berdasarkan hal tersebut berarti
hikayat memiliki ciri ….
A. magis
B. anonim
C. pralogis
D. tradisional
E. modern

7. Contoh Hikayat berunsur Islam adalah ….


A. Hikayat Mahabarata
B. Hikayat Jaya Lengkra
C. Hikayat 1001 Malam
D. Hikayat Sri Rama
E. Hikayat Anglingdarma

Bacalah kitipan hikayat berikut!


Maka baginda pun bimbanglah, tidak tahu siapa yang patut dirayakan dalam negeri
karena anaknya kedua orang itu sama sama gagah. Jikalau baginda pun mencari muslihat, iya
menceritakan kepada kedua anaknya bahwa ia bermimpi bertemu dengan seorang pemuda dan
berkata kepadanya: barang siapa yang dapat mencari buluh perindu yang dipegangnya, ialah
yang patut menjadi raja di dalam negeri.
8. Nilai yang terkandung pada penggalan hikayat tersebut, yaitu ….
A. nilai moral
B. nilai agama
C. nilai budaya
D. nilai pendidikan
E. nilai estetika

9. Arkais pada cerita hikayat mempunyai maksud ...


A. bahasa melayu tua.
B. kata resapan bahasa asing.
C. mempunyai maksud yang jelas.
D. alur yang di dalamnya terdapat cerita yang lain.
E. kata yang sudah jarang digunakan.

Bacalah kutipan hikayat berikut ini!

Khoja Maimun bersiap-siap akan pergi berlayar. Sebagai saudagar, ia akan menjual
barang dagangannya ke negeri Yaman. Hal itu sudah dibicarakannya dengan istrinya. Istri Khoja
Maimun membantu suaminya menyiapkan segala perlengkapan yang akan dibawa suaminya.
Apalagi, ia tahu suaminya akan pergi meninggalkannya dalam waktu yang agak lama.
Sumber : Hikayat Bayan Budiman
10. Nilai yang terkandung dalam kutipan hikayat tersebut adalah ….
A. nilai moral
B. nilai agama
C. nilai pendidikan
D. nilai budaya
E. nilai estetika

C. Esai
Jawablah pertanyaan d bawah ini dengan tepat dan jelas!
Bacalah kutipan hikayat berikut!
Hatta berapa lamanya, maka tuan puteri pun hamil. Maka Sang Purba pun terlalu
sukacita melihat isterinya hamil itu. Setelah genaplah bulannya, maka tuan puteri pun
berputeralah seorang laki-laki, terlalu elok nipanya dan sikapnya. Maka Sang Purba pun terlalu
sukacita hatinya, karena melihat anaknya baginda itu. Maka dinamai oleh baginda Sang
Maniaka. Maka dipeliharakan dengan sepertinya serta dipungutkan segala anak-anak menteri
dan hulubalang dan segala pegawai akan jadi inang pengasuh anakanda baginda itu.
Sumber: Hikayat Hang Tuah
1. Apakah kutipan di atas termasuk hikayat? Berikan alasan dan buktinya!
2. Berikanlah pendapatmu apa yang dimaksud degan istana sentris?

Bacalah hikayat di bawah ini!


Hikayat Abu Nawas
Pada suatu hari, hakim pengadilan dibuat bingung oleh dua orang ibu yang merebutkan
seorang bayi. Karena sama-sama mempunyai bukti yang kuat, hakim tidak tahu bagaimana
caranya untuk menentukan siapa ibu kandung dari bayi itu. Akhirnya, dia pergi menghadap Raja
Harun Al Rasyid untuk meminta bantuan supaya kasus tersebut tidak berlarut-larut.
Raja kemudian turun tangan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Namun, dia malah
dibuat putus asa karenanya. Kedua wanita itu sama-sama keras kepala dan tetap menginginkan
bayi itu. Kemudian, Raja memanggil Abu Nawas ke istana. Setelah mengetahui duduk
permasalahannya, dia mencari cara agar nasib bayi itu tidak terlunta-lunta dan bisa bersama lagi
dengan ibu kandungnya.
Keesokan harinya, Abu Nawas pergi ke pengadilan dengan membawa serta seorang
algojo. Abu menyuruh meletakkan bayi yang diperebutkan itu di atas sebuah meja.
"Apa yang akan kalau lakukan pada bayi itu?" tanya kedua ibu yang saling berebut itu
bersamaan.
"Sebelum menjawab pertanyaan kalian, saya akan bertanya sekali lagi. Adakah di antara
kalian berdua yang bersedia menyerahkan bayi itu kepada ibunya yang asli?" kata Abu Nawas.
"Tapi, bayi ini adalah anakku," jawab kedua ibu itu serentak.
"Baiklah kalau begitu. Karena kalian berdua sama-sama menginginkan bayi ini, dengan
terpaksa saya akan membelah bayi ini menjadi dua," jawab Abu Nawas.
Mendengar jawaban tersebut, perempuan pertama sangat bahagia dan langsung
menyetujui usulan tersebut. Sementara itu, perempuan yang kedua menangis histeris dan
memohon agar Abu Nawas tidak melakukan hal tersebut.
"Tolong jangan belah bayi itu, serahkan saja dia pada wanita itu. Aku rela asalkan dia
tetap hidup," isaknya.
Puaslah Abu Nawas ketika mendengar jawaban itu. Akhirnya, dia tahu siapa ibu dari
bayi itu yang sebenarnya. Lalu, dia menyerahkan sang bayi pada perempuan kedua yang
merupakan ibu kandungnya. Setelah itu, Abu meminta agar pengadilan menghukum wanita
yang pertama sesuai dengan kejahatannya.
Hal ini dikarenakan tidak ada seorang ibu yang tega melihat anaknya dibunuh, apalagi
di hadapannya sendiri. Akhirnya, masalah pun selesai dan si bayi akhirnya dapat bersatu
kembali dengan ibu kandungnya.
Sumber : Hikayat Abu Nawas
3. Jelaskanlah nilai yang terkandung dalam hikayat tesebut!
4. Jelaskanlah jenis dan bentuk dari Hikayat Abu Nawas!
5. Ceritakanlah kembali Hikayat Abu Nawas dengan memperhatikan penggunaan bahasa
yang benar!
KUNCI JAWABAN
A. Pilihan Ganda
1. D 6. B
2. A 7. C
3. C 8. C
4. B 9. A
5. E 10. D

B. Esai
1. Kutipan tersebut termasuk hikayat karena memenuhi karakteristik hikayat, yaitu cerita
bersifat istana sentris dibuktikan dengan kutipan “maka tuan puteri pun berputeralah
seorang laki-laki” dan bahasa yang digunakan bahasa lampau dibuktikan dengan kutipan
“Maka dipeliharakan dengan sepertinya serta dipungutkan segala anak-anak menteri dan
hulubalang dan segala pegawai akan jadi inang pengasuh anakanda baginda itu”.
2. Istana sentris adalah isi cerita yang menceritakan tentang lingkungan istana.
3. Nilai Moral : tidak boleh berbohong
4. Historis : Arab – Persia
Isi : Cerita
Bentuk : Chara ( fokus terhadap tokoh Abu Nawas yang mampu menyelesaikan masalah)
5.
Dahulu kala ada seorang raja yang dihadapkan dengan sebuah masalah. Ada dua orang
ibu yang memperebutkan seorang bayi. Keduanya sama-sama memiliki bukti yang kuat,
hakim kebingungan untuk memecahkan masalah tersebut. Kemudian raja memanggil Abu
Nawas untuk memecahkan masalah tersebut.
Abu Nawas memberikan solusi, yaitu membelah bayi tersebut menjadi dua. Ibu yang
pertama sangat setuju dan bahagia dengan keputusan tersebut. Ibu yang kedua hanya bisa
menangis tersedu-sedu karena tidak tega untuk melihat anaknya dibelah menjadi dua.
Akhirnya ibu yang kedua mengikhlaskan bayi tersebut, asalkan bayinya hidup ia tidak
masalah jika harus kehilangan bayinya.
Melihat hal tersebut, Abu Nawas dengan mudah menyelesaikan masalah tersebut. Abu
Nawas memberikan bayi tersebut kepada ibu kedua, dan ibu pertama dihukum oleh hakim
karena telah berbohong.

4. Rubrik Penskoran
Pilihan Ganda
No. Soal Skor
1 1
2 1
3 1
4 1
5 1
6 1
7 1
8 1
9 1
10 1
Total 10

Esai

No. Aspek yang Skor


Skor Kriteria
Soal Dinilai Maks.
1. Ketepatan dalam 5 5 Karakteristik teks anekdot memuat kata kunci
merumuskan teks singkat, humor/lucu, menyindir, makna
karakteristik teks tersirat
anekdot 4 Memuat 3 kata kunci
3 Memuat 2 kata kunci
2 Memuat 1 kata kunci
1 Menjawab salah
2. Ketepatan dalam 5 5 Makna yang tersirat pada teks anekdot memuat
menyimpulkan kata kunci kritik/saran, orang tua, memberi
makna tersirat teks contoh, membeli sepeda lipat, ekonomi susah,
anekdot wabah virus corona, tren sepeda.
4 Memuat 4-5 kata kunci
3 Memuat 3 kata kunci
2 Memuat 2 kata kunci
1 Memuat 1 kata kunci
3. Ketepatan dalam 5 5 Mengaitkan makna tersirat dengan realita
mengaitkan makna kehidupan memuat kata kunci kritik/saran,
tersrat dengan orang tua, memberi contoh, membeli sepeda
realita kehidupan lipat, ekonomi susah, wabah virus corona, tren
sehari-hari sepeda.
4 Memuat 4-5 kata kunci
3 Memuat 3 kata kunci
2 Memuat 2 kata kunci
1 Memuat 1 kata kunci
SKOR TOTAL 15

5. Pedoman Penilaian
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 (100)
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 (25)

C. Pembelajaran Remedial
Peserta didik yang belum mencapai ketuntasan melakukan kegiatan berikut.
1. Mengulang kembali materi yang sudah dipelajari sesuai dengan yang belum dipahami.
2. Mengerjakan soal-soal latihan terkait materi yang belum dipahami.
3. Memberi tugas yang sesuai dengan materi mengidentifikasi informasi teks anekdot.

Program Remedial
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Materi Pokok :
Indikator :
Pelaksanaan :
Hari, Tanggal :
Perseorangan/Kelompok :
Bentuk Kegiatan
No. Nama Peserta Didik Pembelajaran Mengerjakan Soal Tugas Mengidentifikasi
Ulang Informasi Teks Anekdot
D. Pembelajaran Pengayaan
Peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar melakukan aktivitas dalam
pembelajaran pengayaan sebagai berikut.
1. Mengerjakan soal-soal tentang makna tersirat dan karakteristik teks anekdot
2. Membaca kemudian merangkum buku di perpustakaan atau artikel daring mengenai
teks anekdot
3. Menonton video-video anekdot.

Program Pengayaan

Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Materi Pokok :
Indikator :
Pelaksanaan :
Hari, Tanggal :
Perseorangan/Kelompok :

Bentuk Kegiatan
No. Nama Peserta Didik Mengerjakan Merangkum buku Menonton video
soal atau artikel anekdot

Mengesahkan Bandung, 14 Oktober 2021


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Dr. H. Andang Segara, M.M.Pd. Ardisa Nadilestari, M.Pd.


Pembina Utama Muda / IV c NUPTK. 3958771672130022
NIP. 1964405131987031003

Anda mungkin juga menyukai