...........................
Mengidentifikasi dan Menceritakan Kembali Hikayat
Kompetensi Dasar
3.7 Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi yang terkandung dalam cerita rakyat
(hikayat) baik lisan atau tulis.
4.7 Menceritakan kembali isi cerita rakyat (hikayat) yang didengar dan dibaca.
Materi Ajar Hikayat – Kelas XI
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Apakah kalian tahu apa itu hikayat? Hikayat adalah salah satu jenis cerita yang
beredar di masyarakat berupa cerita fiksi. Hikayat termasuk dalam jenis karya sastra
prosa dan biasanya berbahasa Melayu klasik atau Arab. Hikayat Ada banyak nilai-nilai
kehidupan yang terkandung dalam hikayat. Nilai-nilai tersebut bisa kita jadikan
pelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
Mengidentifikasi
karakteristik hikayat.
Hikayat
Menceritakan kembali isi Menjelaskan isi hikayat yang
didengar atau dibaca dengan
cerita rakyat (hikayat) bahasa sendiri baik lisan
yang didengar dan dibaca. maupun tulis.
B. Relevansi
mengidentifikasi isi juga nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat. Nilai-nilai tersebut
sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari karena hikayat merupakan cerita yang
berasal dari rakyat. Sebagai anak bangsa kita patut berbangga karena memiliki
kekayaan budaya yang sangat beragam, salah satunya hikayat. Hikayat memiliki
banyak amanat yang dapat kita ambil hikmahnya dan dijadikan cermin kehidupan.
C. Petunjuk Belajar
INTI
Capaian Pembelajaran
Pada pembelajaran kali ini, Kalian akan mengidentifikasi nilai-nilai dan isi yang
terkandung dalam hikayat baik lisan atau tulis. Selain itu, Kalian akan Menceritakan
kembali isi cerita rakyat (hikayat) yang didengar dan dibaca.
Subcapaian Pembelajaran
1. Pengertian Hikayat
Hikayat adalah cerita melayu lama yang berisi tentang kehidupan istana atau
bangsawan dengan berbagai kehebatan dan kesaktian yang syarat akan nilai-nilai
kehidupan. Hikayat merupakan peninggalan leluhur yang memiliki banyak pesan
moral yang bisa kita ambil, Hikayat juga berfungsi sebagai cerita pelipur lara atau
penghibur. Kegiatan mendengarkan hikayat banyak manfaatnya,
Hikayat
salah satunya yaitu mengetahui tentang budaya, moral, dan nilai-
Hang Tuah
nilai kedupan sebagai cermin bagi kehidupan kita.
...............................................................................................
...............................................................................................
...............................................................................................
...............................................................................................
...............................................................................................
...............................................................................................
...............................................................................................
...............................................................................................
..........
2. Karakteristik Hikayat
Setelah membaca Hikayat Hang Tuah, tentunya kalian bisa mengidentifikasi
bahwa hikayat memiliki ciri-ciri khusus, berbeda dengan jenis cerita yang lain. Ciri –
ciri khusus itu disebut karakteristik. Berikut ini adalah karakteristik dari hikayat
(Alfari, 2018).
a. Kemustahilan : kemustahilan dalam teks, baik dari segi bahasa maupun dari segi
cerita. Kemustahilan berarti hal yang tidak logis atau tidak diterima nalar.
Contohnya bayi lahir disertai pedang dan panah, seorang putri keluar dari gendang
b. Anonim : Anonim berarti tidak diketahui secara jelas nama pencerita atau
pengarang. Hal tersebut disebabkan cerita disampaikan secara lisan.
c. Kesaktian : seringkali dapat kita temukan kesaktian para tokoh dalam hikayat.
Contoh : Syah Peri mengalahkan Garuda yang mampu merusak sebuah kerajaan,
Raksasa memberi sarung kesaktian untuk mengubah wujud dan kuda hijau.
d. Istanasentris : Hikayat seringkali bertema dan berlatar kerajaan. Hal tersebut
dapat dibuktikan dengan tokoh yang diceritakan adalah raja dan anak raja. Selain
itu, latar tempat dalam cerita tersebut adalah negeri yang dipimpin oleh raja serta
istana dalam suatu kerajaan.
e. Arkais : Bahasa yang digunakan sudah lampau. Jarang dipakai/tidak lazim
digunakan dalam komunikasi masa kini. Contoh : hatta, maka, titah, upeti, bejana
Berikut ini adalah bukti yang menunjukan bahwa Hikayat Hang Tuah memenuhi
karakteristik hikayat.
Karakteristik Teks
Kemustahilan Maka turun dewa dari keinderaan
merupakan dirinta seekor lembu putih.
Sumber: google.com
Syahdan hiduplah seorang pemuda yatim pada zaman dahulu. Malim Deman
namanya. Ia pemuda yang rajin lagi giat bekerja. Setiap hari ia mengerjakan sawah dan
ladang milik ibunya yang berada di pinggir hutan. Ia bekerja membantu pamannya. Di
sekitar sawah milik ibu Malim Deman itu tinggalah seorang janda. Mandeh Rubiah
namanya. Malim Deman sangat akrab dengan janda tua itu. Bahkan, Mandeh Rubiah telah
menganggap Malim Deman sebagai anaknya sendiri. Mandeh Rubiah kerap mengirimkan
makanan kepada Malim Deman ketika Malim Deman tengah menjaga tanaman paginya
pada malam hari.
Pada suatu malam Malim Deman kembali menjaga tanaman padinya. Ia hanya
seorang diri. Mendadak ia merasa sangat haus. Malim Deman segera ke pondok Mandeh
Rubiah untuk meminta air minum. Belum juga Malim Deman tiba di pondok Mandeh
Rubiah, Malim Deman mendengar suara beberapa perempuan di belakang pondok Mandeh
Rubiah. Dengan berjalan berjingkat-jingkat, Malim Deman segera menuju sumber suara
yang sangat mencurigakan tersebut.
Terperanjatlah Malim Deman ketika melihat tujuh bidadari tengah mandi di kolam
yang terletak di belakang pondok Mandeh Rubiah. Malim Deman sangat terpesona melihat
kecantikan tujuh bidadari itu ketika wajah mereka terkena sinar rembulan yang tengah
purnama. Ia juga melihat tujuh selendang tergeletak di dekat kolam itu. Malim Deman
menerka, tujuh selendang itu digunakan para bidadari untuk terbang dari Kahyangan ke
kolam itu. Maka, dengan berjalan mengendap-endap ia mendekati tujuh selendang itu dan
mengambil salah satu selendang. Segera disembunyikannya selendang itu dan ia kembali
mengintip tujuh bidadari yang tetap mandi tersebut.
Menjelang waktu pagi datang, tujuh bidadari itu berniat pulang kembali ke
Kahyangan. Salah satu bidadari, yakni bidadari bungsu, tidak dapat menemukan
selendangnya. Enam kakaknya telah berusaha turut mencari, namun selendang Si Bungsu
itu tetap tidak ditemukan. Ketika waktu pagi hari hampir tiba, enam bidadari itu terpaksa
meninggalkan adik bungsu mereka. Keenamnya menggunakan selendang mereka untuk
terbang kembali ke Kahyangan.
Sepeninggal kakak-kakaknya, Si Bungsu menangis. Ia ketakutan untuk tinggal di
bumi. Malim lantas mendekati dan menghibur Si Bidadari bungsu. Malim Deman kemudian
mengajak bidadari itu ke rumah Mandeh Rabiah. Dengan hati gembira Mande Rabiah
menerima bidadari bernama Putri Bungsu itu dan mengakui sebagai anak.
Malim Deman kembali ke rumahnya setelah mengantarkan bidadari bernama Putri
Bungsu itu ke rumah Mande Rabiah. Sesampai di rumah, Malim Deman menceritakan
kejadian yang dialaminya kepada bundonya. Dijelaskannya pula adanya bidadari yang
tinggal bersama Mandeh Rabiah. Malim Deman lalu memberikan selendang bidadari itu
kepada ibunya dan meminta ibunya untuk menyimpan selendang tersebut.
Sejak saat itu Malim Deman kian rajin berkunjung ke rumah Mandeh Rabiah untuk
bertemu dengan Putri Bungsu. Malim Deman dan Putri Bungsu tampaknya saling
mencintai. Keduanya lantas menikah. Tak berapa lama kemudian mereka telah dikaruniai
seorang anak lelaki. Malim Deman memberi nama Sutan Duano untuk nama anak lelakinya
itu.
Tugas 1
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………..
Tugas 2
Diskusi Kelompok
Petunjuk:
1. Bacalah kembali cerita Hikayat Malim Deman.
2. Buktikanlah bahwa Hikayat Malim Deman adalah teks hikayat.
3. Analisislah karakteristik cerita tersebut dengan tabel berikut.
4. Sampaikanlah hasil diskusi di depan kelasmu dan berikanlah tanggapan jika
teman lain sedang menyampaikan hasil diskusinya!
Hikayat kaya akan nilai yang bisa kita jadikan cermin kehidupan. Nilai adalah
suatu yang berharga, bermutu, menunjukan kualitas, dan berguna bagi manusia. Dalam
karya sastra berwujud makna di balik apa yang ditulis melalui unsur instrinsik seperti
perilaku, dialog, peristiwa, setting, dan sebagainya. Menurut Suherli, dkk. terdapat
enam nilai dalam hikayat, yaitu
1. Nilai budaya
Nilai yang diambil dari budaya yang berkembang secara turun menurun di
masyarakat (berhubungan dengan budaya melayu) Ciri khas nilai-nilai budaya
dibandingkan nilai lainnya adalah masyarakt takut meninggalkan atau menentang
nilai tersebut karena ‘takut’ sesuatu yang buruk akan menimpanya.
2. Nilai moral
Nilai yang berhubungan dengan masalah moral. Pada dasarnya nilai moral
berkaitan dengan nasihat-nasihat yang berkaitan dengan budi pekerti, perilaku,
atau tata susila yang dapat diperoleh pembaca dari cerita yang dibaca atau
dinikmatinya.
3. Nilai agama/ religi
Nilai yang berhubungan dengan masalah keagaman. Nilai religi biasanya ditandai
dengan penggunaan kata dan konsep Tuhan, mahluk ghaib, dosapahala, serta
surga-neraka.
Dalam teks Hikayat Hang Tuah, kita dapat mengambil banyak nilai-nilai
kehidupan. Salah satunya nilai moral tentang etika sopan santun. Dibuktikan pada saat
keempat anak raja hendak bermain namun tidak berpamitan kepada raja dan ratu.
Berikut ini adalah identifikasi nilai-nilai yang terkandung dalam Hikayat Hang Tuah.
manikam dan
berumbaikan mutiara.
Sosial Maka segala orang besar- Melakukan musyawarah
besar itu pun untuk mengangkat raja
musyawaratlah, akan memimpin Bukit
menu'akan Sang Maniaka. Seguntang.
Maka pada ketika yang
baik, maka Sang Maniaka
pun memakai pakaian
kerajaan dan mahkota di
Bukit Seguntang itu pun
dipakai oleh Baginda.
Tugas 3
Petunjuk :
1. Bacalah kembali Hikayat Malim Deman!
2. Identifikasi nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat tersebut dengan
menggunakan tabel berikut!
1. Jenis Hikayat
Ahmad (2010) mengungkapkan jenis hikayat terbagi menjadi dua kategori, yaitu
berdasarkan historis dan isi.
a. Historis
Jenis hikayat memang sebagian besar ditemukan dalam bahasa melayu, namun ada
beberapa bahasa lain yang juga ada di dalam hikayat. Hal ini terjadi karena hikayat itu
sendiri berasal dari beberapa negara dengan bahasa, latar belakang agama dan sejarah
yang berbeda.
1) Melayu
Hikayat Melayu ini pada umumnya memiliki unsur-unsur keagamaan yaitu
agama islam. Beberapa contoh cerita hikayat yang berasal dari Melayu yaitu
Hikayat Hang Tuah, Hikayat Indera Bangsawan, Hikayat Malim Deman dan
Hikayat Si Miskin.
2) Jawa
Budaya Jawa memiliki banyak ragam dan jenis yang dipengaruhi oleh agama
Islam dan Hindu. Sehingga tidak heran lagi jika hikayat-hikayat yang
diceritakan memiliki kemiripan sifat, tokoh, alur seperti yang ada di India dan
Arab. Adanya dua percampuran budaya dari dua agama yang berbeda ini
melahirkan budaya baru. Hikayat yang berasal dari Jawa ini memiliki banyak
pengaruh dari hindu yang kemudian disesuaikan dengan masyarakat Jawa yang
mayoritas beragama Islam. Beberapa contoh karya sastra hikayat yang berasal
dari pengaruh Jawa ialah Hikayat Panji Semirang, Hikayat Cekel Weneng Pati
dan Hikayat Indera Jaya yang diambil dari cerita Anglingdarma.
3) India
Hikayat India ini memiliki banyak unsur keagamaan yang berasal dari agama
Hindu. Kisah-kisah yang bernuansa Hindu pada umumnya berinduk pada dua
kisah utama yaitu cerita Sri Rama dan Mattabbhroto.
Seiring berjalannya waktu dua kisah utama ini pun kemudian berkembang
menjadi Hikayat Pandawa Lima yang sering kita dengar dalam tokoh
pewayangan di Jawa.
Beberapa contoh hikayat India yang terinspirasi dari nilai-nilai agama Hindu
yaitu Hikayat Perang Pandhawa yang diambil dari kisah Mahabarata, Hikayat
Sri Rama yang diambil dari kisah Ramayana serta Hikayat Bayan Budiman.
4) Arab – Persia
Di Arab dan Persia mayoritas agama yang dianut masyarakatnya adalah
agama Islam. Maka, tidak heran jika sebagian besar hikayat yang muncul di
sana juga bertemakan Islam dan memiliki nilai-nilai keislaman.
Beberapa hikayat yang berasal dari pengaruh budaya Arab –Persia ialah
Hikayat Seribu Satu Malam, Hikayat Bachtiar dan juga Hikayat Amir Hamzah
yang dikenal sebagai salah satu pahlawan Islam.
b. Isi
Jenis hikayat lain yang dapat dilihat berdasarkan isi atau ceritanya terbagi kedalam
beberapa cerita.
1) Sejarah
Hikayat sejarah seringnya mengisahkan tentang tokoh atau kejadian
bersejarah lainnya. Cerita ini memang hanyalah fiksi khayalan sang pujangga.
Namun, sering dikaitkan dengan kisah-kisah sejarah yang pernah terjadi pada
suatu masa atau sekadar berlatarkan pada suatu kejadian yang ada di dalam
sejarah. Misalnya pada suatu perang, suatu peristiwa bersejarah atau tokoh
sejarah yang memang pernah ada di dunia nyata. Namun inti ceritanya tetap
saja hanyalah imajinasi sang empu cerita.
2) Biografi
Hikayat biografi ini biasanya berfokus terhadap satu tokoh utama saja. Tokoh
utama tersebut bisa jadi memang diambil dari tokoh nyata atau pun tidak.
Namun secara keseluruhan alur cerita hanya menceritakan segala hal tentang
tokoh tersebut.
2. Bentuk Hikayat
a. Hikayat Cerita Rakyat
Hikayat cerita rakyat ini adalah hikayat yang digambarkan dengan jenaka. Pada
umumnya inti cerita hikayat ini mengisahkan asal muasal suatu tempat atau benda.
Salah satu contoh hikayat ini yaitu Hikayat Rhang Manyang.
a. Roman
Sesuai namanya hikayat roman ini adalah hikayat yang bercerita mengenai kisah
kasih asmara dan kisah rumah tangga. Salah satu contoh hikayat ini adalah Hikayat
Putroe Gambak Meuh.
b. Epos
Epos adalah bentuk hikayat yang menceritakan tentang kepahlawanan seseorang.
Salah satu contoh epos yaitu Hikayat Prang Kompeuni.
c. Tambeh
Hikayat tambeh ini adalah hikayat yang menceritakan pedoman kehidupan
sehingga dalam kisahnya mengandung banyak amanat yang dapat dipetik. Salah satu
contoh hikayat ini adalah Tambek Tujoh Blah.
d. Chara
Hikayat chara ini adalah bentuk hikayat yang fokus terhadap seseorang tokoh
terpuji. Sehingga chara ini termasuk kedalam jenis hikayat biografi. Salah satu contoh
hikayat ini adalah Hikayat Hiyaken Tujoh.
Untuk memahami isi pokok hikayat, Kalian juga dapat mecari pokok-pokok isi
setiap bagian hikayat. Berikut ini contoh analisis isi pokok Hikayat Hang Tuah. Setelah
memahaminya, cobalah lanjutkan untuk mencari isi pokok paragraf selanjutnya.
Tugas 4
Petunjuk:
1. Bacalah kembali Hikayat Malim Deman!
2. Tentukalah jenis dan bentuk hikayat dari Hikayat Malim Deman, kemudian
kemukakanlah alasannya. Tuliskan jawabanmu pada kotak yang telah disediakan!
3. Tentukanlah isi pokok dari Hikayat Malim Deman!
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
Berikut ini ada kiat yang dapat Kalian praktikan agar berhasil dalam bercerita di
depan kelas.
Bacalah dan
kuasai naskah asli Berlatihlah
hikayat yang akan 2 menceritakan
Kalian ceritakan kembali cerita
yang Kalian baca
Jangan tergesa-gesa
Tugas 5
Petunjuk :
1. Pilihlah satu cerita hikayat yang paling Kalian gemari!
2. Ceritakan kembali hikayat tersebut dengan kreatif di depan kelas!
3. Berikanlah komentar pada temanmu yang sudah tampil!
Forum Diskusi
Petunjuk :
PENUTUP
Demikian pembelajaran tentang hikayat, semoga pembelajaran Kalian
menyenangkan dan bermakna ya! Selanjutnya Kalian bisa mengerjakan tes formatif
yang disediakan di modul ini. Semangat dan sehat selalu.
Rangkuman
Hikayat adalah cerita melayu lama yang berisi tentang kehidupan istana atau
bangsawan dengan berbagai kehebatan dan kesaktian yang syarat akan nilai-nilai
kehidupan. Karakteristik dari hikayat, yaitu bersifat mustahil, anonym, menceritakan
tokoh yang memiliki kesaktian, cerita bersifat istanasentris dan bahasa yang digunakan
bahasa lampau. Jenis hikayat dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan historis da nisi.
Berdasarkan historis ada hikayat Melayu, Jawa, India dan Arab-Persia. Berdasarkan
Isinya ada hikayat sejarah, biografi, agama, peristiwa, dan cerita. Bentuk hikayat ada
lima macam, yaitu cerita rakyat, roman, epos, tambeh, dan chara. Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam bercerita, yaitu pelafalan, penekanan, diksi, sikap
pembicara, suara dan penguasaan cerita.
Tes Formatif
A. Pilihan Ganda
Kerjakanlah soal-soal di bawah ini!
1. Di bawah ini yang bukan karakteristik hikayat adalah ….
A. anonim
B. magis
C. istana sentris
D. bersifat modern
E. kaya akan nilai
5. Salah satu bentuk karya sastra jenis prosa lama yang isinya berupa cerita, kisah,
dongeng, maupun sejarah.
Pernyataan tersebut merupakan pengertian dari ….
A. dongeng
B. cerita rakyat
C. novel
D. cerpen
E. hikayat
B. Esai
Jawablah pertanyaan d bawah ini dengan tepat dan jelas!
Bacalah kutipan hikayat berikut!
Hatta berapa lamanya, maka tuan puteri pun hamil. Maka Sang Purba pun
terlalu sukacita melihat isterinya hamil itu. Setelah genaplah bulannya, maka tuan
puteri pun berputeralah seorang laki-laki, terlalu elok nipanya dan sikapnya. Maka
Sang Purba pun terlalu sukacita hatinya, karena melihat anaknya baginda itu. Maka
dinamai oleh baginda Sang Maniaka. Maka dipeliharakan dengan sepertinya serta
dipungutkan segala anak-anak menteri dan hulubalang dan segala pegawai akan jadi
inang pengasuh anakanda baginda itu.
Sumber: Hikayat Hang Tuah
1. Apakah kutipan di atas termasuk hikayat? Berikan alasan dan buktinya!
2. Berikanlah pendapatmu apa yang dimaksud degan istana sentris?
"Apa yang akan kalau lakukan pada bayi itu?" tanya kedua ibu yang saling
berebut itu bersamaan.
"Sebelum menjawab pertanyaan kalian, saya akan bertanya sekali lagi. Adakah
di antara kalian berdua yang bersedia menyerahkan bayi itu kepada ibunya yang asli?"
kata Abu Nawas.
"Tapi, bayi ini adalah anakku," jawab kedua ibu itu serentak.
"Baiklah kalau begitu. Karena kalian berdua sama-sama menginginkan bayi ini,
dengan terpaksa saya akan membelah bayi ini menjadi dua," jawab Abu Nawas.
Mendengar jawaban tersebut, perempuan pertama sangat bahagia dan langsung
menyetujui usulan tersebut. Sementara itu, perempuan yang kedua menangis histeris
dan memohon agar Abu Nawas tidak melakukan hal tersebut.
"Tolong jangan belah bayi itu, serahkan saja dia pada wanita itu. Aku rela
asalkan dia tetap hidup," isaknya.
Puaslah Abu Nawas ketika mendengar jawaban itu. Akhirnya, dia tahu siapa
ibu dari bayi itu yang sebenarnya. Lalu, dia menyerahkan sang bayi pada perempuan
kedua yang merupakan ibu kandungnya. Setelah itu, Abu meminta agar pengadilan
menghukum wanita yang pertama sesuai dengan kejahatannya.
Hal ini dikarenakan tidak ada seorang ibu yang tega melihat anaknya dibunuh,
apalagi di hadapannya sendiri. Akhirnya, masalah pun selesai dan si bayi akhirnya
dapat bersatu kembali dengan ibu kandungnya.
Sumber : Hikayat Abu Nawas
3. Jelaskanlah nilai yang terkandung dalam hikayat tesebut!
4. Jelaskanlah jenis dan bentuk dari Hikayat Abu Nawas!
5. Ceritakanlah kembali Hikayat Abu Nawas dengan memperhatikan penggunaan
bahasa yang benar!
KUNCI JAWABAN
A. Pilihan Ganda
1. D 6. B
2. A 7. C
3. C 8. C
4. B 9. A
5. E 10. D
B. Esai
1. Kutipan tersebut termasuk hikayat karena memenuhi karakteristik hikayat, yaitu
cerita bersifat istana sentris dibuktikan dengan kutipan “maka tuan puteri pun
berputeralah seorang laki-laki” dan bahasa yang digunakan bahasa lampau
dibuktikan dengan kutipan “Maka dipeliharakan dengan sepertinya serta
dipungutkan segala anak-anak menteri dan hulubalang dan segala pegawai akan
jadi inang pengasuh anakanda baginda itu”.
2. Istana sentris adalah isi cerita yang menceritakan tentang lingkungan istana.
3. Nilai Moral : tidak boleh berbohong
4. Historis : Arab – Persia
Isi : Cerita
Bentuk : Chara ( fokus terhadap tokoh Abu Nawas yang mampu menyelesaikan
masalah)
5.
Dahulu kala ada seorang raja yang dihadapkan dengan sebuah masalah. Ada
dua orang ibu yang memperebutkan seorang bayi. Keduanya sama-sama memiliki
bukti yang kuat, hakim kebingungan untuk memecahkan masalah tersebut.
Kemudian raja memanggil Abu Nawas untuk memecahkan masalah tersebut.
Abu Nawas memberikan solusi, yaitu membelah bayi tersebut menjadi dua. Ibu
yang pertama sangat setuju dan bahagia dengan keputusan tersebut. Ibu yang
kedua hanya bisa menangis tersedu-sedu karena tidak tega untuk melihat anaknya
dibelah menjadi dua. Akhirnya ibu yang kedua mengikhlaskan bayi tersebut,
asalkan bayinya hidup ia tidak masalah jika harus kehilangan bayinya.
Melihat hal tersebut, Abu Nawas dengan mudah menyelesaikan masalah
tersebut. Abu Nawas memberikan bayi tersebut kepada ibu kedua, dan ibu pertama
dihukum oleh hakim karena telah berbohong.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. Pengertian Hikayat: Ciri, Jenis, Bentuk dan Contoh. Daikses 26 Juli
2021, dari https://bit.ly/3x6RItG
Alfari, Shabrina. 2018. Pengertian Hikayat dan Karakteristiknya | Bahasa
Indonesia Kelas 10. Diakses 26 Juli 2021, dari https://bit.ly/3l0d3CB
Al-Qudsy, Muhaimin dan Nurhidayah,Ulfah. 2010. Mendidik anak Lewa
Dongeng.Yogyakarta : Madania.
Ekawati. 2016. Hikayat Bayan Budiman. Jakarta: Balai Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa.
Irmawati, Triana. 2017. Hikayat Malim Deman, Cerita Rakyat Sumatra Barat.
Diakses 26 Juli 2021, dari https://bit.ly/3BJhAzg
Kosasih, Engkos. 2017. Cerdas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk
SMA/MA Kelas X kelompok Peminatan Bahasa dan Budaya. Jakarta: Erlangga.
Musilia, Rega. 2013. Peningkatan Keterampilan Bercerita dengan Teknik
Mencari Pasangan pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Godean Sleman Yogyakarta
(skripsi). Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
Nafisah, Sarah. 2019. Perbedaan Hikayat dan Cerpen, Siapa yang Pernah
Membaca Keduanya?. Diakses 27 Juli 2021 dari https://bit.ly/3rzXqmK
Schap, Genoot Bot, 2010. Hikayat Hang Tuah I. Jakarta : Pusat Bahasa.
Sumiati. 2020. Modul Pembelajaran SMA Bahasa Indonesia. Diakses 26 Juli
2021, dari https://bit.ly/2VhHqJS
Suherli, dkk. 2016. Bahasa Indonesia Kelas X SMA. Jakarta : Kemdikbud.
Sutrisni Putri, Arum. 2020. Hikayat: Pengertian, Karakteristik, Nilai, Ciri
Kebahasaan dan Contoh. Diakses 26 Juli 2021, dari https://bit.ly/2VcLDyP