Anda di halaman 1dari 14

RPP HIKAYAT

Nama Serly Safitri Jenjang/Kelas SMA/10

Asal Sekolah SMA Negeri 1 Sumatera Barat Model ☑ Tatap Muka


Pembelajaran

Mata Bahasa Indonesia


Pelajaran

Fase E Alokasi Waktu 3 x 45 menit

PROFIL
FOKUS
ELEMEN TUJUAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PELAJAR
KOMPETENSI
PANCASILA

1. Menginterpre 1.1. Mampu  Mandiri


Murid mampu menginterpretasi,
tasi menginterpreta  Bergotong
mengevaluasi, membandingkan
2. Mengevaluasi sikan jenis-jenis royong
untuk mengungkapkan gagasan
3. Membanding teks hikayat  Kreatif
dan perasaan simpati, peduli,
kan 1.2. Mampu
empati dari teks hikayat dengan
menentukan
sikap mandiri, bergotong royong,
ciri-ciri dan
kreatif serta dengan kesadaran
struktur teks
diri, kesadaran sosial,
hikayat
keterampilan relasi, dan
1.3. Mampu
Membaca dan pengambilan keputusan yang
menganalisis
Memirsa bertanggung jawab
kebahasaan teks
hikayat
1.4. Mampu
mengevaluasi
nilai-nilai
hikayat
1.5. Mampu
membandingka
n 2 jenis hikayat
yang berbeda
Pengetahuan Murid mengenal hikayat di daerah masing-masing
Latar

Materi ajar, ● Teks hikayat


alat, bahan ● Tayangan video
● Materi hikayat pada kertas origami
● Petunjuk dari kertas origami

Sarana ● Peralatan audiovisual (proyektor)


Prasarana ● Laptop
● Lingkungan sekolah

Persiapan Guru:
Pembelajaran ● Menguasai materi pembelajaran
● Memastikan tes diagnostik murid sehubungan dengan gaya belajar murid
● Mencocokkan tujuan pembelajaran dengan metode pembelajaran
● Berkomunikasi dengan teman sejawat mengenai murid pada kelas tersebut.
● Memahami apakah murid bersentuhan dengan dongeng dalam kehidupan kesehariannya.
● Memilihkan tayangan atau teks yang sesuai bagi murid
● Mempersiapkan materi ajar dan perlengkapan sebelum pembelajaran dimulai.

KEGIATAN

Pertemuan 1 PENDAHULUAN
3 x 45’
1. Mengucapkan salam, membaca doa belajar, mengabsen.

2. Menyiapkan pisikis anak untuk belajar dengan memberikan game-game untuk memicu
kefokusan anak.

3. Guru membuat keyakinan kelas dengan melibatkan semua murid sehingga poin-poin
keyakinan kelas tersebut berasal pengambilan keputusan dari usulan-usulan murid-murid.
(Kesadaran diri: murid memberikan keyakinannya sesuai dengan mata pelajaran Bahasa
Indonesia, kesadaran sosial: murid dapat mempertimbangkan pendapat temannya,
pengambilan keputusan bertanggung jawab: Murid belajar mengambil keputusan yang
bertanggungjawab berdasarkan logika dan alasan setelah menganalisis informasi)

4. Melakukan apersepsi untuk mengetahui kepahaman anak tentang materi hikayat.

KEGIATAN INTI

5. Menonton sebuah video hikayat sebagai perkenalan apa itu hikayat kepada anak

6. Melalui video tersebut, murid dimotivasi untuk melestarikan hikayat yang terdapat pada
daerah masing-masing (kesadaran diri: Murid menyadari bahwa hikayat/cerita rakyat
yang ada pada daerah masing-masing harus dilestarikan agar tidak hilang seiring
berjalannya waktu)

7. Murid menyimak penjelasan guru tentang langkah-langkah pembelajaran yang akan


mereka ikuti.

Untuk murid yang profil belajarnya audio dan visual (Diferensiasi Proses)

8. Murid menonton dan menyaksikan materi hikayat yang disajikan melalui video
pembelajaran di depan kelas.

9. Murid memahami materi hikayat yang mereka saksikan.

10. Murid mencatat poin-poin penting materi Ketika menyaksikan video

Untuk murid yang profil belajarnya kinestetik (Diferensiasi Proses)

11. Murid menemukan materi hikayat melalui kertas origami yang letaknya disebar di luar
kelas dengan bekerja sama. (Gotong royong) (Keterampilan Relasi : Murid harus bisa
menjalin kerja sama dengan teman-temannya untuk menemukan materi berdasarkan
petunjuk yang diberikan guru))

12. Murid memahami petunjuk yang diberikan oleh guru melalui kertas. (Mandiri)

13. Murid mengikuti petunjuk untuk menemukan materi hikayat yang sudah disebar di luar
kelas.

14. Murid menemukan materi hikayat yang sudah disebar tersebut

15. Murid memahami dan mencatat poin-poin penting dari materi-materi yang sudah
dituliskan pada kertas tersebut.

16. Semua murid kembali ke kelas

Murid menuliskan pemahamannya berdasarkan minat dan kenyamannya (Diferensiasi


Produk)
17. Semua murid menginterpretasikan materi dengan cara membuat peta konsep/membuat
gambar simpulan/menceritakan materi hikayat yang sudah mereka dapatkan sesuai
dengan minat dan kenyamannya. (Kesadaran diri: murid mengetahui dengan pasti
kemampuan dan bakat yang dimilikinya sehingga mampu memilih produk yang sesuai
dengan kompetensi yang mereka miliki tsb)

18. Murid memperlihatkan interpretasi yang telah mereka buat sesuai dengan minat dan
kenyamanannya.

19. Murid mendapat penegasan dan apresiasi dari guru

20. Selanjutnya, Murid dibagi dalam beberapa kelompok

Diferensiasi Prosesss

21. Masing-masing kelompok menuliskan dua buah teks hikayat yang dilengkapi dengan
pertanyaan ciri-ciri, Nilai-nilai, kebahasaan serta perbedaan 2 teks tersebut di kertas
karton sesuai dengan kreatifitas masing-masing kelompok. (Kesadaran Sosial: murid bisa
berbagi tugas dengan anggota kelompoknya sesuai dengan kompetensi masing-masing
murid)

22. Masing-masing kelompok menempelkan tugasnya pada majalah dinding.

23. Antar kelompok saling mengisi karton yang sudah disediakan oleh kelompok lain

24. Guru berkeliling melihat hasil kerja murid.

25. Kelompok yang selesai akan mempresentasikan jawaban yang sudah mereka tuliskan.

26. Kelompok lain menanggapi presentasi temannya

Diferensiasi proses yang mana anggota kelompok berbagi tugas dalam mengerjakannya.
Bagi yang menyukai menulis dan mengarang maka dialah yang bertugas menulis hikayat,
murid yang mempunyai jiwa seni, maka dialah yang menghias kertas kartonnya, murid
yang berbakat dalam berbicara maka dialah yang akan menjadi presenter dalam
presentasi kelompok nantinya.

27. Murid mendapatkan konfirmasi dan penegasan terkait tugas yang baru saja mereka
selesaikan.

PENUTUP

28. Refleksi. Guru bisa menggunakan pertanyaan berikut sebagai pemicu:

● Hal baru apa saja yang kamu baru ketahui atau pahami lebih dalam melalui
pembelajaran tadi?

● Bagaimana pembelajaran tadi bisa bermanfaat bagi kehidupanmu?

● Apakah kamu bisa mengikuti pembelajaran dengan baik? Hal apa yang
menghambatmu?

Referensi 1. Buatlah interpretasi Ananda berdasarkan materi yang sudah Ananda dapatkan.
RUBRIK PENILAIAN UNTUK INTERPRETASI TEKS HIKAYAT
Tanggal:
Kelas:

Rentang nilai antara 0 – 100.


Aspek Penilaian

Nama Kelengkapan Kesesuaian isi Sistematikae Penggunaan Rerata


No
Murid isi dengan materi ngungkapan bahasa Jumlah
pemahaman

1.
2.
3.
Dst

2. Assesmen Proses Profil Pelajar Pancasila

Profil Pelajar Pancasila


Nama Rerata
No Kerja sama Kemandirian Kreatif Kegotongroyo
Murid Jumlah
ngan

1.
2.
3.
Dst
3. Rubrik Penilaian Kompetensi Sosial Emosional
N Aspek 4 3 2 1 Skor
o Penilaian
KSE
Kesadara Murid sudah Murid baru Murid baru Murid baru
n Diri menunjukkan menunjukkan menunjukkan menunjukkan
kesadaran diri kesadaran diri kesadaran diri kesadaran diri
100% dari 76-99% dari 26-75% dari 10-25% dari
kegiatan yang kegiatan yang kegiatan yang kegiatan yang
menuntut menuntut menuntut menuntut
kesadaran diri kesadaran diri kesadaran diri kesadaran diri
pada kegiatan pada kegiatan pada kegiatan pada kegiatan
pembelajaran pembelajaran pembelajaran pembelajaran
Kesadar Murid sudah Murid baru Murid baru Murid baru

an menunjukkan menunjukkan menunjukkan menunjukkan

Sosial kesadaran kesadaran kesadaran kesadaran


sosial 100% sosial 76-99% social 26-75% sosial 10-25%
dari kegiatan dari kegiatan dari kegiatan dari kegiatan
yang yang yang yang
menuntut menuntut menuntut menuntut
kesadaran diri kesadaran diri kesadaran diri kesadaran diri
pada kegiatan pada kegiatan pada kegiatan pada kegiatan
pembelajaran pembelajaran pembelajaran pembelajaran

Keteram Murid sudah Murid baru Murid baru Murid baru

pilan menunjukkan menunjukkan menunjukkan menunjukkan

Relasi keterampilan keterampilan keterampilan keterampilan


relasi 100% relasi 76-99% relasi 26-75% relasi 10-25%
dari kegiatan dari kegiatan dari kegiatan dari kegiatan
yang yang yang yang
menuntut menuntut menuntut menuntut
kesadaran diri kesadaran diri kesadaran diri kesadaran diri
pada kegiatan pada kegiatan pada kegiatan pada kegiatan
pembelajaran pembelajaran pembelajaran pembelajaran

Pengam Murid sudah Murid baru Murid baru Murid baru

bilan menunjukkan menunjukkan menunjukkan menunjukkan

keputus pengambilan pengambilan pengambilan pengambilan


keputusan keputusan 76- keputusan 26- keputusan
an yang
100% dari 99% dari 75% dari 10-25% dari
bertang
kegiatan yang kegiatan yang kegiatan yang kegiatan yang
gung
jawab menuntut menuntut menuntut menuntut
kesadaran diri kesadaran diri kesadaran diri kesadaran diri
pada kegiatan pada kegiatan pada kegiatan pada kegiatan
pembelajaran pembelajaran pembelajaran pembelajaran
Jumlah Skor

Nilai : Skor Perolehan X 100


Skor Maksimal

REFLEKSI
● Apakah kegiatan belajar berhasil? Apakah CP tercapai?
● Apakah murid mengikuti pembelajaran dengan antusias?
● Apakah semua murid mendapatkan dukungan yang semestinya untuk belajar?
● Apakah alokasi waktu cukup tersedia?
● Kesulitan apa yang dialami?
Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar?

Mengetahui
Kepala sekolah SMAN 1 SUMBAR Guru Mata Pelajaran

Surya Netti, S.Pd Serly Safitri, M.Pd.


NIP 19750601 200501 2 013 NIP.19880529 201403 2 001
Lampiran

Video Motivasi
https://drive.google.com/file/d/1iNshW2qx9t2TCgPqmRFps45u5niyBLxU/view?usp=share_link
Materi Ajar dalam bentuk video
https://drive.google.com/file/d/1rMv6LN0YCTiVZ5RC5b8yKSbsHrW5Gos3/view?usp=share_link
Materi Ajar yang disiapkan untuk disebar
https://drive.google.com/file/d/1KiSJ327tWTYHqIg5dzO3bLC_2Qj3O_Ki/view?usp=share_link

MATERI AJAR SECARA UMUM

Pengertian Hikayat 

Pengertian hikayat memiliki banyak versi dari para ahli. Maka dari itu, untuk melihat apa saja sih pendapat
mereka, kita simak pendapat dari masing-masing ahli di bawah ini. 

1. Sudjiman 

Pengertian hikayat menurut Sudjiman menyebutkan bahwa hikayat berbentuk jenis cerita rekaan. Dimana
rekaan sering digunakan dalam karya sastra Melayu Lama. Dimana sastra melayu lama menggambarkan
tentang kepahlawanan dan keagungan. 

Secara umum, Sudjiman mengartikan bahwa hikayat sebagai cerita rekaan berbentuk fiksi yang menceritakan
tentang kepahlawanan ataupun riwayat kehidupan seseorang. 

2. Pertiwi

Pertiwi menyebutkan bahwa hikayat sejenis dengan folklore. Folklore dapat dipahami sebagai cerita yang
tidak bergantung pada sebab-akibat. Hal ini dikarenakan folklore memiliki cara tersendiri untuk merasakan
waktu dan tempat secara nyata dan berbeda. 

Pertiwi juga menyebutkan bahwasanya hikayat memiliki konvensi tersendiri yang memiliki jenis identitas dan
karakteristik secara nyata dan berbeda daripada umumnya. Hikayat menceritakan realitas kehidupan yang
ditulis dalam sebuah karangan atau meriwayatkan. 

Masih menurut pendapat Pertiwi, kata hikayat diambil dari bahasa Arab yang   bermakna dongeng, kisah atau
cerita. Bentuk cerita yang disampaikan bisa berbentuk prosa, dari segi motif cerita, ada yang menonjolkan
motif kesaktian ataupun keajaiban. Hikayat yang sering kita dengar ceritanya adalah cerita tentang kehidupan
kerajaan, kekeluargaan dan masih banyak lagi.

3. Hooykass 

Lebih sederhana dan jelas, pengertian hikayat menurut Hooykass adalah cerita roman yang disajikan dalam
bahasa melayu. 
Itulah pendapat para ahli tentang hikayat. Dari ulasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hikayat adalah
karangan yang menceritakan realitas kehidupan para tokoh. Dari segi cerita, diceritakan menggunakan bahasa
melayu atau prosa. Proses penulisan hikayat ini bersifat subjektif dan imajinatif, karena hikayat termasuk
karya fiksi. 

Ciri-Ciri Hikayat
Setelah mengintip pengertian hikayat dari beberapa tokoh di atas, penting juga mengintip ciri-ciri hikayat. Jika
merujuk pada pendapat para tokoh, memang ada banyak versi. Karena banyak sekali versi, berikut rangkuman
ciri hikayat yang bisa kita garis bawahi. 

1. Istana Centris

Salah satu ciri dari hikayat memiliki basic cerita yang istana centris. Atau sebuah cerita yang menceritakan
tentang kepahlawanan, tokoh istana. Dari model ceritanya, seorang penulis hikayat membutuhkan daya
imajinasi yang tinggi untuk bisa menciptakannya. 

2. Penggunaan bahasa 

Ciri yang tidak kalah penting adalah bahasa. Terkait penggunaan bahaya, tentu saja hikayat tidak seperti karya
sastra modern seperti sekarang. Jadi hikayat ditulis menggunakan bahasa Melayu lama.  

3. Tidak Luas 

Jika diperhatikan, dari segi cerita yang disampaikan ternyata hikayat bersifat kaku dan tetap. Tidak seperti
novel modern yang lues dan memiliki sebab akibat, dan jangkauannya pun bisa luas.  

4. Anonym 

Hikayat lama, umumnya kita dengar dan kit abaca karena ada estafet cerita dari orangtua kita. orang tua kita
mendapatkan cerita tersebut dari nenek kita. nenek kita mendapatkan cerita tersebut dari orangnya, begitu
seterusnya. Dimana dari situ, kita tidak dapat mengetahui bahwasanya tidak diketahui penulisnya (Anonim).  

Adapun kasus lain, hikayat tersebut dibuat dan si penulis sengaja tidak mencantumkan nama mereka dan
membiarkan cerita karangannya menjadi anonoim. Istilah anonym adalah tidak jelas siapa yang membuat
hikayat tersebut. 

5. Kisah Tertulis Banyak Dibumbui 

Adapun ciri yang lain, diantaranya kisah tersebut ditulis banyak dibumbu agar cerita lebih hidup. Tanpa
sebuah bumbu, cerita (sekalipun cerita tersebut fiktif) tetap butuh bumbu agar mampu membangun impresi
dan emosi pembaca pun tergugah. Mungkin dengan dibumbui, terlihat dilebih-lebihkan, selama itu tidak
berlebihkan, tidak ada masalah, yang penting cerita tetap terasa natural dan menarik.

6. Hikayat Dapat Mengambil Peristiwa Bersejarah 

Meskipun dari segi cerita dapat ditulis secara imajinatif. Ternyata tidak ada salahnya juga jika menuliskan
hikayat ber-referensi-kan pada peristiwa sejarah yang pernah terjadi dan pernah tercatat di buku-buku
sejarah juga loh. jika masih binggung bentuk hikayat itu seperti apa, bisa spoiler sendiri hikayat sastra lama
seperti cerita Hang Tuah, Panji Semirang dan masih banyak lagi. 
7. Kemustahilan 

Ada satu ciri yang entah disadari oleh penikmat atau tidak. Jadi, cerita hikayat yang ditertulis, jika dinalar
menggunakan akal sehat dan segi bahasa sepertinya tidak mungkin (pralogis atau mustahil). Kemustahilan ini
terjadi karena terjadi kemustahilan yang tidak dapat diterima. 

Seperti kita tahu, salah satu daya tarik hikayat adalah gaya imajinasi yang tinggi dan bebas. Sehingga sesuatu
hal yang realitanya tidak mungkin, dalam penulisan hikayat boleh dan sah-sah saja. itu sebabnya hikayat juga
cerita yang dibuat dengan dilebih-lebihkan. Inilah kelebihan dari menulis menggunakan kemampuan
imajinasi. 

8. Kesaktian 

Ciri hikayat juga dapat dilihat dari penokohan. Jadi dalam menentukan penokohan, kita bisa menemukan
kesaktian yang tidak dimiliki oleh orang biasa pada kehidupan nyata. misalnya, si tokoh mampu membelah
lautan hanya menggunakan sehelai ujung rambutnya. Manusia dapat merubah menjadi burung dan masih
banyak sekali. 

9. Arkais 

Barangkali Anda merasa asing dengan istilah Arkais? Arkais adalah penggunaan kata atau bahasa pada masa
lampau. Dimana bahasa ini sudah tidak lagi digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari saat ini. Misal,
menggunakan kata seperti bejana, hatta dan upeti yang mana kata-kata tersebut kini sudah tidak pernah lagi
digunakan. 

Itulah beberapa ciri dari hikayat. Dari beberapa ciri di atas, menunjukan bahwasanya menulis sebuah hikayat
dibutuhkan banyak hal yang perlu diperhatikan. Dengan kata lain, pembuatan hikayat tidak bisa dilakukan
sembarangan.

Struktur Hikayat

Jika tadi kita sudah mempelajari tentang pengertian hikayat dan ciri-ciri hikayat, kita masuk ke bab
selanjutnya. Yaitu mengulas struktur hikayat. Ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam membuat
hikayat, yaitu sebagai berikut. 

1. Abstraksi 

Dalam penulisan karya ilmiah, kita akan menemukan abstrak. Nah, pada penulisan hikayat kita juga akan
menemukan abstraksi yang merupakan inti dari cerita yang akan dituliskan. Karena konteksnya adalah hikayat,
maka bentuk abstraksi berupa rangkaian-rangkaian peristiwa cerita. 

Pada dasarnya, dalam penulisan hikayat, abstraksi bersifat optional. Artinya, abstraksi boleh disertakan, dan
boleh juga tidak disertakan. Jadi, struktur abstraksi ini bergantung dari Anda sebagai penulis Hikayat.

2. Orientasi 

Orientasi salah satu bagian teks yang berkaitan dengan beberapa aspek. Mulai dari aspek waktu, tempat dan
suasana. Dimana tiga aspek ini akan mempengaruhi penulisan hikayat. 

3. Komplikasi 
Sedangkan yang dimaksud komplikasi di sini adalah urutan kejadian yang mengaitkan antara sebab dan akibat.
Komplikasi dapat pula diartikan sebagai puncak masalah, munculnya konflik dalam alur hikayat. Konflik inilah
yang sebenarnya mengeluarkan karakter dan watak asli dari tokoh yang ada di dalam hikayat.  

4. Evaluasi 
Jika bagian konflik sudah tertuang secara menyeluruh. Maka wajib menuju ke penyelesaian atau jalan keluar,
yang disebut dengan istilah evaluasi. 

5. Resolusi 

Resolusi adalah bagian yang menawarkan solusi terhadap permasalahan yang sudah diciptakan oleh penulis.
Kehadiran solusi yang ditawarkan inilah yang akan mengarahkan hikayat pada koda.  

6. Koda 

Istilah koda lebih tepat digunakan untuk mengartikan pesan dan amanat yang ingin disampaikan oleh si
penulis. Setidaknya di bagian koda inilah pembaca bisa mengambil pelajaran atau pesan moral.  

Itulah beberapa struktur hikayat. Ternyata saat kita mengulas pengertian hikayat, masih ada sub sub cabang
yang perlu dipelajari dan digaris bawahi. Nah, jika kita sudah mengulas tentang struktur hikayat, ada juga
unsur hikayat yang akan di paparkan di sub bab dibawah ini. 

Unsur Hikayat 

Ditinjau dari unsur-unsurnya. Hikayat dibagi menjadi unsur intrinsic dan unsur ekstrinsik. Dimana dari masing-
masing unsur tersebut memiliki catatannya masing-masing. Apa saja itu? Simak ulasannya sebagai berikut.  

Unsur intrinsik

Unsur intrinsic adalah unsur hikayat yang meliputi tema, motif, penokohan, plot, sudut pandang dan latar.
Dari masing-masing unsur tersebut memiliki catatan penting, sebagai berikut.  

1. Tema 

Tema hikayat justru sering menggunakan tema yang sifatnya tradisonal. Tema yang diambil pun juga beragam,
ada yang mengambil tema kejahatan yang kemudian karena kejahatannya dapat hukumannya.  

2. Latar 

Cakupan latar dalam hikayat mencakup lingkungan dan aspek secara lebih luas, tanpa harus
mengesampingkan hidup para tokoh. Menurut Pertiwi, aspek latar juga memperhatikan masalah waktu juga
loh. 

Contoh latar tempat pada hikayat, bisa mengambil latar hutan, pantai, laut, kerajaan dan masih banyak lagi.
Prinspnya, penggunaan latar tidak menggunakan latar yang ada di dunia nyata. 

3. Penokohan 
Berbicara tentang penokohan pada hikayat, tetu saja tiap masing-orang tokoh memiliki pendapatnya masing-
masing. Salah satunya menurut Robson yang mengungkapkan bahwa penokohan pada hikayat dibuat
berdasarkan perspektif individual si tokoh, melainkan dibuat secara stereotip.  

Jika dalam karya yang lain, penokohan ada tokoh antagonis, protagonist maka pada hikayat hanya memiliki
satu tokoh protagonis saja. 

4. Alur 

Unsur hikayat yang sebenarnya sudah disinggung sebelumnya, bahwasanya alur tidak berhubungan dengan
sebab akibat. Menurut Rosbon, hal ini disebabkan karena menggunakan bahas apuitik, motivasi-tidakklah
selau diperuntukan bagi gaya ataupun aksi. 

5. Sudut Pandang

Unsur lain adalah sudut pandang. Dari perspektif penulis hikayat, penulis dalam posisi dan kondisi sebagai
orang yang mengetahui semua yang terjadi dalam sebuah cerita yang dituliskan. Dapat pula diartikan penulis
sebagai dalang yang mengatur segala bentuk alur dan cerita di luar dirinya. Sebagai dalang, bebas ingin
menjadi tokoh bernasip seperti apa dan cerita akan dibuat seperti apa. 

Itulah beberapa hal penting dalam unsur intrinsik. Jika kita sudah mempelajari tentang unsur intrinsik, belum
afdol rasanya jika kita tidak mendalami unsur ekstrinsik juga. 

Unsur ekstrinsik 

Melanjutkan membahas dua macam unsur yang dimiliki oleh hikayat. Pada unsur ekstrinsik kita harus
menyadari satu hal, bahwasanya dalam sebuah karya sastra lama daerah memiliki kekhasan unik di masing-
masing daerah. Keunikan inilah yang melahirkan hikayat yang beragam.

Keberagaman cerita hikayat yang lahir inilah yang sebenarnya sebagai replika dari situasi/kondisi pada
masyarakat pada kala itu. Entah itu kondisi adat istiadat, religi hingga kondisi sosial. Pasalnya, sebuah karya
sastra tidak dapat berdiri sendiri, tanpa adanya faktor pengaruh seperti pengaruh kebudayaan, tradisi, selera
masyarakat, kejiwaan masyarakat. 

Dengan kata lain, unsur ekstrinsik dapat diartikan sebagai unsur yang menciptakan karya sastra dari luar sastra
itu sendiri. tidak heran jika untuk bisa melebur dan menyatukan faktor luar dari karya sastra, penulis dituntut
memiliki ilmu tambahan. Misalnya ilmu psikologi, ilmu filsafat, ilmu sosiologi atau ilmu yang lain.  

Itulah dua bentuk unsur hikayat yang bisa digaris bawahi. Semoga dengan pembahasan dan ulasan di atas,
memberikan gambaran. 

Jenis Hikayat 

Tidak banyak orang yang tahu bahwa jenis hikayat dibagi menjadi dua, yang akan kita intip sebagai berikut.  

1. Hikayat Berdasarkan Isi

Ditinjau berdasarkan isinya, ternyata jenis hikayat memiliki beberapa isi yang mungkin diantarannya sudah
pernah Anda dengar. Misalnya jenis hikayat, epos indie, cerita dari jawa, sejarah dan biografi dan terakhir
cerita bertingkat. 
2. Hikayat Berdasarkan Asalnya 

Berbeda dengan hikayat berdasarkan asalnya, ternyata juga ada banyak sekali asalnya. Ada hikayat melayu
asli, hikayat pengaruh jawa, hikayat pengaruh hindu, hikayat arab-persia dan masih banyak lagi.  

Dari jenis hikayat di atas, jika kita jelaskan secara detail dan mendalam, pastinya tidak cukup di ulas dalam
satu lembar artikel ini. 

Contoh-Contoh Hikayat

Jika dari awal sampai akhir kita sudah tahu pengertian hikayat, ciri-ciri struktur, unsur dan jenis hikayat. Maka
di bab terakhir ini ada beberapa contoh hikayat yang bisa Anda intip. Karena hikayat ini memiliki banyak versi,
namun dari segi isi, tetap sama. 

Contoh Hikayat Melayu 

1. Hikayat Hang Tuah, Secara garis besar salah satu hikayat yang ada unsur-unsur islam di dalamnya.  
2. Hikayat si Miskin, adalah hikayat yang nilai-nilai keislamananya juga masih sangat kental.  

Selain dua hikayat di atas, ada juga hikayat Indera Bangsawan dan Malim Demam. Untuk mengetahui secara
jelas, Anda bisa spoiler di google. Karena masing-masing hikayat memiliki panjang cerita yang cukup panjang,
tidak memungkinkan untuk kita tuliskan di artikel ini. 

Contoh Hikayat Jawa 

1. Hikayat Panji Semirang 


2. Hikayat Indera Jaya (sebuah hikayat yang pernah diangkat dalam sebuah film yang kita kenal dengan
cerita Angklingdarma). 
3. Hikayat cekel weneng pati 

Dst. 

Contoh Hikayat India 

Hikayat india disebut juga dengan hikayat hindu. Nah, hikayat ini juga cukup terkenal dan menjadi bahan
pembicaraan di Indonesia. Contohnya sebagai berikut. 

1. Hikayat Sri Rama (sebuah cerita Ramayana yang sampai sekarang, di Yogyakarta, di panggung
Ramyana Prambanan pun masih sering dipertontonkan)
2. HIkayat Perang Pandhawa (Ini juga hikayat yang cukup disenangi bagi masyarakat).  
3. Hikayat Bayan Budiman 
4. Hikayat Sang Boma 

Dst 

Contoh Hikayat Arab-Persia 

Sebagai Negara yang berkiblat pada timur tengah, tidak heran jika banyak juga hikayat yang bermunculan.
Diantarannya adalah sebagai berikut. 
1. Hikayat amir Hamzah 
2. Hikayat seribu satu malam 
3. Hikayat bachtiar 

Anda mungkin juga menyukai