Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teks anekdot dapat diartikan sebagai sebuah
cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan.
1. Pilihlah topik atau tema yang akan dibahas dalam teks anekdot.
2. Tenntukan tokoh yang ada di dalam teks anekdot.
3. Pilih atau tentukan suatu peristiwa yang akan dijadikan sebagai latar belakang.
4. Membuat rangkaian perisitiwa dalam bentuk alur teks anekdot.
5. Susun kerangkan teks anekdot dan kembangkan agar menjadi suatu cerita yang memiliki
satu kesatuan.
6. Teks anekdot disunting atau dicek kembali apa yang kurang dan apa yang akan
ditambahkan.
Setelah mengetahui cara membuat teks anekdot, apakah kamu mulai tertarik untuk membuatnya?
Amar : “Mir, ternyata banyak politisi di negeri kita yang sudah kaya raya!”
Amar : “Saking kayanya mereka, sampai mampu memiliki baju termahal di Indonesia.”
Amar : “Iyalah, coba saja kamu pikir, seorang politisi minimal harus mencuri uang negara 1
milyar terlebih dahulu baru bisa memakai baju tersebut.”
Dari contoh anekdot tersebut, dapat diketahui secara jelas bahwa dialog sedang membahas
masalah yang spesifik, yaitu KPK. KPK atau Komisi Pemberantasan Korupsi dapat dipahami
sebagai sebuah lembaga pemerintahan yang bertugas untuk mengatasi permasalahan korupsi di
Indonesia. Dalam teks anekdot tersebut juga tidak membahas secara detail dampak yang
dimaksudkan dari percakapan, sehingga teks cenderung tidak bertahan dalam waktu yang lama.
Teks anekdot di atas pada dasarnya berbeda dengan cerita humor yang banyak ditemukan di
novel atau komik. Cerita dalam novel atau komik biasanya lebih membahas masalah secara
detail dan mendalam, sehingga menghasilkan cerita yang memberikan dampak dalam waktu
yang lama. Selain itu, novel atau komik memang memiliki tujuan untuk membangun emosi
pembaca dengan pesan motivasi, baik dari pengalaman penulis atau pengalaman orang lain. Hal
ini sangat berbeda dengan cerita pada teks anekdot yang tidak wajib memasukkan pengalaman
pribadi atau fakta. Cerita dalam teks anekdot biasanya dibuat sesuai imajinasi dari penulis dan
bertujuan untuk menghibur sekaligus membawa maksud tertentu.
Pada zaman dahulu, cerita anekdot sering disampaikan secara lisan saja. Namun, di zaman
sekarang, cerita anekdot juga bisa disampaikan berupa tulisan juga. Misalnya saja seperti
pembahasan di awal artikel ini, cerita anekdot sering dibagikan melalui pesan pribadi, bahkan
juga banyak muncul di media sosial. Cerita anekdot dalam sebuah pesan biasanya berupa dialog
atau narasi. Cerita yang disampaikan pun biasanya tentang topik yang sedang ramai dibicarakan
oleh banyak orang, sehingga secara tidak langsung berhubungan dengan pembaca.
Selain itu, teks anekdot juga beberapa kali dipakai sebagai salah satu cara untuk melakukan
promosi. Tidak jarang juga, teks anekdot juga digunakan untuk membuat sindiran terhadap suatu
fenomena yang sedang terjadi di masyarakat. Seperti yang sudah dijelaskan dalam KBBI, teks
anekdot biasanya membahas tentang orang penting atau orang terkenal yang memiliki pengaruh
dan dampak kepada masyarakat secara luas. Hal ini yang menjadikan teks anekdot sering juga
ditujukan kepada seseorang tertentu.
I. Contoh Teks Anekdot Beserta Strukturnya
Maling Sandal
Abstraksi
Pada suatu pagi, Arya sedang asik makan soto di warung makan kesukaannya. Setelah kenyang,
Arya bergegas untuk segera pulang.
Orientasi
Di tengah perjalanan pulang, Arya mengalami kecelakaan terserempet oleh sepeda motor yang
ugal-ugalan. Kecelakaan tersebut mengakibatkan sandal Arya putus.
Dengan terpaksa Arya berjalan kaki tanpa menggunakan sandal. Karena rumahnya jauh, ia
memutuskan untuk pergi ke toko terdekat untuk membeli sandal. Tapi, apa daya, uangnya tidak
mencukupi.
Krisis
Karena uangnya tidak mencukupi, Arya mempunyai niat untuk mencuri sandal di masjid yang
letaknya hanya beberapa meter dari toko tersebut. Arya hendak mengambil sandal terbaik yang
ada di masjid itu.
Sambil duduk di teras masjid, ia memperhatikan setiap orang yang akan masuk ke masjid. Jadi
ketika targetnya sibuk beribadah, ia segera mengambil sandal tersebut. Ternyata aksinya berjalan
dengan lancar, Arya berhasil mendapatkan sandal berwarna hitam yang merupakan sandal
terbagus di masjid tersebut.
Tidak diduga, sang pemilik sandal menyadari bahwa Arya telah mencuri sandalnya. Pemilik
sandal langsung teriak dan mengejar Arya. Apes sekali Arya, perutnya yang buncit membuat ia
tidak bisa berlari kencang.
Arya pun dibawa ke kantor polisi. Setelah dilakukan penyelidikan, Arya divonis dengan pasal
pencurian dan kasusnya akan disidangkan satu Minggu lagi. Sial sekali bagi Arya, hal sepele ini
membuatnya harus terseret ke meja hijau.
Reaksi
Hari persidangan telah tiba, Arya duduk di kursi tersangka dengan wajah tertunduk.
Hakim: “Baiklah, Arya, umur 24 tahun, telah terbukti telah mencuri sandal seharga 30.000
rupiah. Dengan ini, Anda dihukum selama lima tahun penjara”.
Arya: “Loh?! Pak, ini tidak adil, mengapa hukuman saya jauh lebih berat dibandingkan dengan
para koruptor?”
Koda
Kemudian, hakim memberikan penjelasan kepada Arya, bahwa ia mencuri sendal sehingga
merugikan seseorang 30.000 rupiah. Sedangkan para koruptor mencuri uang Rp2 miliar sehingga
merugikan 200 juta rakyat Indonesia.
Nah, kalau dihitung, koruptor hanya merugikan 10 rupiah saja setiap orang. Jadi kerugian akibat
tindakan yang dilakukan oleh Arya lebih besar daripada tindakan yang dilakukan oleh para
koruptor.
Jadi, begitu teman-teman penjelasan mengenai teks anekdot, mulai dari pengertian teks anekdot,
ciri-ciri teks anekdot, tujuan teks anekdot, struktur teks anekdot, kaidah kebahasaaan dalam teks
anekdot, dan tentu contoh-contoh teks anekdot beserta penjelasannya.
Sekarang ini, teks anekdot banyak bermunculan untuk membuat kritik atau sindiran kepada
pihak tertentu. Mulai dari kondisi politik, sosial, hingga budaya yang sedang hangat terjadi. Jadi,
apalah kamu akan membuat teks anekdot, saat ini?