Anda di halaman 1dari 8

27

BAB III
TEKS ANEKDOT

A. PENGERTIAN TEKS ANEKDOT


Teks Anekdot adalah cerita singkat yang di dalamnya
mengandung unsur lucu dan mempunyai maksud untuk melakukan
kritikan. Teks anekdot biasanya bertopik tentang layanan publik,
politik, lingkungan, dan sosial. Tidak hanya berbentuk cerita,
pengertian teks anekdot juga dapat berbentuk dialog singkat antara
dua tokoh. Teks anekdot sendiri tentunya selain untuk memberi
humor, teks tersebut juga harus memuat amanat, pesan moral
ataupun kebenaran secara umum.

B. TUJUAN TEKS ANEKDOT


Seperti kita ketahui teks anekdot juga memiliki tujuan yang di
tujukan untuk pembaca dalam setiap kisah cerita yang ditulis.
Tujuan-tujuan tersebut merupakan latar belakang bagi pengarang
atau penulis untuk menulis sebuah teks anekdot. Berikut di bawah
ini merupakan beberapa tujuan dari penulisan teks anekdot.
1. Untuk membangkitkan tawa bagi pembacanya.
2. Sebagai saran penghibur.
3. Sebagai saran pengkritik.

C. STRUKTUR TEKS ANEKDOT


Selain itu, sebuah teks dengan bentuk anekdot juga memiliki
struktur yang berbeda. Fungsi dari adanya struktur teks anekdot
ialah: untuk membuat teks menjadi lebih rapi dan sesuai, juga
benar-benar berbentuk.
Struktur tersebut ada lima macam dan wajib dimasukan dalam
sebuah teks dengan bentuk anekdot yaitu :
1. Abstrak
Abstrak menjadi struktur teks humor paling awal yang ada
dalam sebuah teks bernama anekdot. Abstrak ditaruh di awal

Fathur rohman ⇴⇴⇴ T e k s A n e k d o t


28
paragraf dengan fungsi untuk menggambarkan mengenai teks
tersebut secara umum agar pembaca dapat membayangkan.
2. Orientasi
Orientasi merupakan awal kejadian pada cerita atau juga bagian
yang menjelaskan latar belakang mengapa peristiwa utama
dalam cerita dapat terjadi.
3. Krisis
Struktur teks anekdot berikutnya adalah Krisis. Krisis
merupakan bagian yang menjelaskan mengenai pokok masalah
utama dengan warna unik juga tidak biasa. Atau bahkan terjadi
pasa penulisnya sendiri.
4. Reaksi
Reaksi berhubungan besar dengan struktur krisis. Reaksi adalah
bagian yang akan melengkapi berupa penyelasaian masalah
menggunakna cara-cara yang juga unik dan berbeda.
5. Koda
Seperti penutup, struktur teks anekdot yang terakhir ialah Koda.
Koda merupakan bagian yang menutup cerita dalam teks
tersebut.
6. Re-orientasi, bagian ini merupakan bagian akhir dari teks
sekaligus sebagai penutup dari teks itu sendiri.
D. CIRI-CIRI TEKS ANEKDOT
Supaya kamu dapat membedakannya dan lebih mengerti tentang
pengertian teks anekdot seperti apa, coba pahami juga ciri-ciri teks
anekdot di bawah ini:
1. Teks anekdot bersifat humor atau lelucon, artinya teks
anekdot berisikan kisah-kisah lucu atau bualan.
2. Bersifat menggelitik, artinya teks anekdot akan membuat
pembacanya merasa terhibur dengan kelucuan yang ada dalam
teks.
3. Bersifat menyindir, Artinya tek anekdot disajikan untuk
menyindir seseorang, kelompok ataupun yang lainya yang di
gambarkan melaui lelucon.
Fathur rohman ⇴⇴⇴ T e k s A n e k d o t
29
4. Bisa jadi mengenai orang penting, Terkadang tek anekdot ini
juga menceritakan tokoh yang penting misalnya pejabat negara
ataupun yang lainya.
5. Memiliki tujuan tertentu, artinya memiliki tujuan untuk
menghibur pembaca, atau mengkritik orang atau kelompok
tetentu.
6. Kisah cerita yang disajikan hampir menyerupai dongeng
7. Menceritakan tentang karakter hewan dan manusia sering
terhubung secara umum dan realistis
8. Berupa teks yang mendekati perumpamaan
Perumpaan pada sebuah teks dengan struktur anekdot
mendekati bentuk sebuah dongeng. Layaknya karangan cerita
berdasarkan imajinasi dan ditambah dengan segala hal yang
bersifat nyata atau benar-benar terjadi di masayarakat.
9. Menampilkan tokoh-tokoh atau figure yang dekat dengan
kehidupan sehari-hari atau juga orang penting
Biasanya pada sebuah teks anekdot terdapat tokoh atau figure
yang ada dalam dunia nyata dan mudah kita temui dalam
keseharian. Contohnya seperti orang-orang pemerintahan,
anggota keluar, dan lainnya.
10. Memiliki sifat humoris, lucu, menggelitik, dan berbau
lelucon tapi menyindir
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, teks yang berupa
anekdot memang dibuat untuk memberi kritik dengan cara yang
berbeda. Semacam guyonan yang sengaja dibuat dengan tujuan
tertentu seperti menyindir. Biasanya menyindiri di sini
berkaitan dengan isu sosial dalam negeri yang sudah menjadi
rahasia umum.
11. Terselip kritikan atau tujuan
Mungkin ini juga dapat menjadi salah satu tujuan dari dibuatnya
sebuah teks berbentuk anekdot, di mana pembuatnya akan
menyelipkan kritik dengan cara yang lebih lucu dan mampu
diterima oleh masyarakat.

Fathur rohman ⇴⇴⇴ T e k s A n e k d o t


30
E. KAIDAH KEBAHASAAN TEKS ANEKDOT
Selain adanya struktur dan ciri-ciri teks anekdot dalam sebuah
teks dalam bentuk anekdot juga memiliki kaidah teks anekdot
ataupun kaidah bahasa teks anekdot dimana juga dipakai sebagai
pegangan menulis cerita, Yaitu sebagai berikut:
1. Memakai pertanyaan dengan keterampilan bahasa yang kreatif
dan efektif atau retorik.
2. Menulis sesuai struktur yaitu diawali dengan bagian abstrak dan
diakhir dengan bagian koda.
3. Menyatakan peristiwa serta bagian dari peristiwa menggunakan
konjungsi.
4. Memakai kata keterangan waktu lampau.
5. Memakai kata predikat atau kata kerja.
6. Memakai kalimat yang berbau peritah.
7. Dibuat secara berurut dan kronologis.

F. LANGKAH-LANGKAH MENULIS TEKS ANEKDOT


Bertikut adalah langkah-langkah penulisan teks anekdot ;
1. Menentukan topik, Topik adalah ide cerita atau gagasan
cerita atau dasar cerita atau apa yang akan diceritakan.
Contoh:
Orang miskin yang mencuri
2. Mencari bahan referensi, Bahan yang diperoleh bisa berupa
buku/majalah/koran/internet, observasi, dan imajinasi.
3. Menentukan pesan yang akan disampaikan atau sindiran
yang akan disampaikan. Pesan yang akan disampaikan bisa
tersirat (implisit) maupun tersurat (eksplisit).
Contoh:
Katakanlah hal kebenaran
Perhatikan kehidupan orang miskin
Kesenangan sesaat akan menghancurkan masa depan
4. Menentukan unsur lucu/konyol/jengkel
Contoh:
Ibu yang memuji tindakan anak yang salah.
5. Menentukan alur cerita berdasarkan struktur teks anekdot

Fathur rohman ⇴⇴⇴ T e k s A n e k d o t


31
Abstraksi: Di sebuah desa, tinggallah seorang ibu dan
anaknya.
Orientasi : Keluarga itu sangat miskin. Mereka kelaparan.
Krisis : Ibu memuji tindakan Hasan (mencuri).
Reaksi : Hasan babak belur dihajar massa.
Koda :Ibunya menangis.
6. Mengembangkan teks anekdot
 Abstraksi, Di sebuah desa, hiduplah seorang janda dengan
anaknya. Hari ini tidak ada kepulan asap di dapur.
 Orientasi, Hasan sangat lapar. Ia pun pergi dari rumah,
siapa tahu ada orang yang berbelas kasihan terhadapnya
dengan memberi makan kapadanya. Tapi tak seorang pun
yang belas kasih kepadanya.
 Krisis, Akhirnya Hasan punya akal panjang yaitu mencuri
buah durian milik tetangga yang kikir itu.Dia pulang ke
rumah membawa sebuah durian. Ibunya pun senang
melihat kedatangan Hasan yang membawa
makanan .Ibunya pun memuji tindakan Hasan.“Lain kali
lebih banyak, ya, Nak! Tidak hanya satu!“ kata ibunya
dengan polos.
 Reaksi, Waktu terus berjalan, tapi tetap tak ada sesuatu
yang bisa dimasak oleh Ibu Hasan.Hasan teringat buah
durian.Hasan pun pergi ke kebun.Diambilnya dua buah
durian.Tapi naas bagi Hasan, warga sudah
menghadangnya. Hasan dihakimi oleh massa. “Ini bukan
keinginan saya, tapi keinginan ibuku.”Hasan menjerit
kesakitan.Ibunya hanya diam. “Bagaimana warga, apakah
kita lanjutkan hukuman ini?” kata kepala kampung.
“Lanjut, hajar dia, sampai dia kapok!” seru warga Ibunya
hanya bisa melihat anak yang malang itu dihakimi massa.
 Koda, Setelah warga selesai melampiaskan amarah dan
meninggalkannya, ibunya datang memeluknya.Tapi Hasan
malah memukul ibunya.Ibunya jatuh tersungkur di tanah.
“Kenapa ibu dulu tidak memarahiku ketika aku mencuri
pertama kali?” tanya Hasan.

Fathur rohman ⇴⇴⇴ T e k s A n e k d o t


32
F. CONTOH TEKS ANEKDOT
Contoh #1

Sekolah Bertarif Internasial


Bu Guru memasuki kelas satu demi-persatu saat lonceng sekolah di
Kota A mulai bergema. Bu Guru tersebut berdiri di depan kelas
sambil menenteng lembaran pengumuman.
“Anak-anak, Ibu punya pengumuman penting dan gemabira untuk
kalian. Mulai bulan depan, sekolah kita akan berubah status sebagai
sekolah bertaraf internasional. Nah, bagaimana? Apa yang akan
kalian lakukan untuk menyambutnya?” Bu Guru mengoper
lembaran pengumuman untuk dibagikan.
Jono mengangkat tangan. “Saya mau les bahasa inggris buat
mendukung belajar dengan taraf internasional, Bu!”
“Bagus, Jono.” Bu Guru senang mendengarnya, dia melirik ke arah
Ical. “Kalau kamu Ical?”
“Saya? Saya mau meminta orangtua saya untuk menyiapkan biaya
sekolah lebih banyak lagi.”
“Lho? Kenapa?.”
“Soalnya dengan bergantinya status sekolah ini menjadi bertaraf
internasional maka biaya sekolahnya pun pasti lebih mahal.
Iurannya akan lebih tinggi, belum bayar ini itu,” jawab Ical.
Bu Guru mengkerutkan kening. “Kok jawaban kamu sinis sekali?
Gini, kalau sekolah kita jadi bertaaraf internasional kan jadinya
sama kayak sekolah-sekolah luar negeri. Lebih berkualitas.”
“Tapi, Bu, menurut saya sekolah bertaraf internasional itu
sebenarnya punya arti sekolah bertarih internasional,” jelas Ical.

Fathur rohman ⇴⇴⇴ T e k s A n e k d o t


33
Contoh #2
Cara Keledai Membaca Buku
Alkisah, seorang raja bernama Timur Lenk menghadiahi
Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati.
Namun, Timur Lenk memberi syarat, agar Nasrudin mengajari
terlebih dahulu keledai itu agar dapat membaca. Timur Lenk
memberi waktu dua minggu sejak sekarang kepada Nasrudin.
Nasrudin menerima syarat itu dan berlalu. Sambil menuntun
keledai itu ia memikirkan apa yang akan diperbuat. Jika ia dapat
mengajari keledai itu untuk membaca, tentu ia akan menerima
hadiah, namun jika tidak maka hukuman pasti akan ditimpakan
kepadanya.
Dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara,
Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar agar Nasrudin segera
mempraktikkan apa yang telah ia ajarkan kepada keledai. Nasrudin
lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku tersebut, dan
membuka sampulnya.
Si keledai menatap buku itu. Kemudian, sangat ajaib! Tak lama
kemudian Si Keledai mulai membuka-buka buku itu dengan lidahnya.
Terus menerus, lembar demi lembar hingga halaman terakhir.
Setelah itu, si keledai menatap Nasrudin seolah berkata ia telah
membaca seluruh isi bukunya.
“Demikianlah, keledaiku sudah membaca semua lembar
bukunya,” kata Nasrudin. Timur Lenk merasa ada yang tidak beres
dan ia mulai menginterogasi. Ia kagum dan memberi hadiah kepada
Nasrudin. Namun, ia minta jawaban “Bagaimana cara mengajari
keledai membaca?”
Nasrudin berkisah, “Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-
lembaran besar mirip buku. Aku sisipkan biji-biji gandum di
dalamnya. Keledai itu harus
belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji itu,
kalau tidak ditemukan biji gandumnya ia harus membalik halaman
berikutnya. Itulah yang ia lakukan terus sampai ia terlatih membalik-
balik halaman buku itu.”
“Namun, bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya?” tukas
Timur Lenk. Nasrudin menjawab, “Memang demikianlah cara keledai
membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya.”

Fathur rohman ⇴⇴⇴ T e k s A n e k d o t


34
Jadi kalau kita juga membuka-buka buku tanpa mengerti isinya,
berarti kita sebodoh keledai, bukan? kata Nashrudin dengan mimik
serius. Sumber: http://blogger-apik1.blogspot.co.id (dengan penyesuaian)

Fathur rohman ⇴⇴⇴ T e k s A n e k d o t

Anda mungkin juga menyukai