Anda di halaman 1dari 10

Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kelas X

Semestrer Gasal Tahun Pelajaran 2019/2020

Nomor Perserta PPG : 19130815610237


Nama Lengkap PPG : FRANSISKA MARNI.S
Nomor Prodi PPG : ( 156 ) Bahasa Indonesia
I. Kompetensi Dasar :
3.5 Mengevaluasi teks anekdot dari aspek makna tersirat
4.5 Mengkonstruksi makna tersirat dalam sebuah teks anekdot baik lisan
maupun tulis

II. Indikator :
3.5.1 Mengidentifikasi makna tersirat dari teks anekdot
3.5.2 Menafsirkan isi teks anekdot dari aspek makna tersirat
3.5.3 Membuktikan penyebab kelucuan dalam teks anekdot
3.5.4 Mengevaluasi makna tersirat dari teks anekdot
4.5.1 Mengontruksi makna tersirat dalam sebuah teks anekdot secara lisan
4.5.2 Mengontruksi makna tersirat dalam sebuah teks anekdot secara tulis

Materi Ajar
A. Mengidentifikasi makna tersirat dari Teks Anekdot

Pengertian Teks Anekdot


Teks anekdot atau sering disebut cerita anekdot sangat erat dan berkaitan dengan
pelajaran bahasa indonesia, pengertian dari anekdot sendiri adalah cerita singkat dan
lucu yang dapat menggambarkan keadaan sebenarnya dari suatu kejadian. Sedangkan
menurut kamus besar bahasa indonesia anekdot memiliki arti cerita lucu dan menarik
namun juga mengesankan.
Biasanya menceritakan karakter dari tokoh penting berdasarkan keadaan yang
sebenarnya. Karena teks anekdot memiliki sifat lucu yang dapat menimbulkan gelak
tawa maka teks ini banyak diminati dan dibaca oleh berbagai kalangan masyarakat.

Salah satu cerita lucu yang banyak beredar di masyarakat adalah anekdot. Anekdot
digunakan untuk menyampaikan kritik, tetapi tidak dengan cara yang kasar dan
menyakiti.
Anekdot ialah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan. Anekdot
mengangkat cerita tentang orang penting (tokoh masyarakat) atau terkenal
berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Kejadian nyata ini kemudian dijadikan dasar
cerita lucu dengan menambahkan unsur rekaan. Seringkali, partisipan (pelaku cerita),
tempat kejadian, dan waktu peristiwa dalam anekdot tersebut merupakan hasil rekaan.
Meskipun demikian, ada juga anekdot yang tidak berasal dari kejadian nyata.
Teks anekdot tidak danya bercerita tentang hal-hal yang lucu atau kisah jenaka
saja,tetapi juga berisi ajaran mengenai pesan moral serta ungkapan suatu
kebenaran.Teks anekdot juga mengandung makna tersirat yang disampaikan oleh
penulis melalui pesan.
Ciri-ciri tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
1. Teks anekdot bersifat humor atau lelucon,artinya teks anekdot berisi kisah-kisah
lucu atau bualan.
2. Bersifat mengelitik,artinya teks anekdot akan membuat pembacanya merasa
terhibur dengan kelucuan yang ada dalam teks.
3. Bersifat menyindir.
4. Mengenai orang penting.
5. Memiliki tujuan tertentu.
6. Cerita yang disajikan hampir menyerupai dongeng.
7. Menceritakan tentang karakter hewan dan manusia yang saling berhubungan
secara umum dan realitis.
Kegiatan 1
Mendata Pokok-pokok Isi Anekdot
Sekarang, tutuplah bukumu dan mintalah dua orang temanmu secara berpasangan untuk
membaca dialog teks anekdot. Dengarkan anekdot tersebut. Agar dapat mendengarkan
dengan baik, lakukanlah hal-hal berikut:
1. Berkonsentrasilah pada yang akan didengarkan agar dapat mencatat pokok-pokok yang
menjadi permasalahan.
2. Selama mendengarkan anekdot, jangan melakukan aktivitas lain seperti berbicara dengan
temanmu atau menulis catatan.
3. Tutuplah bukumu dan dengarkanlah contoh-contoh berikut ini yang dibacakan oleh
gurumu atau temanmu.

Teks anekdot
Dosen yang juga Menjadi Pejabat
Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang berbincang-
bincang.
Tono : “Saya heran dengan dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah
mau berdiri.”
Udin : “Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.”
Tono : “Ya, Udin tahu sebabnya.”
Udin : “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri.”
Tono : “Bukan itu sebabnya, Din. Sebab dia juga seorang pejabat.”
Udin : “Loh, apa hubungannya.”
Tono : “Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.”
Udin : “???”
Sumber: http://radiosuaradogiyafm.blogspot.co.id

Analisislah pokok-pokok yang menjadi permasalahan dari teks anekdot tersebut


Judul
Masalah yang dibahas
Unsur humor
Kritik yang disampaikan
B. MENAFSIRKAN ISI TEKS ANEKDOT DARI ASPEK MAKNA TERSIRAT

1. Pengertian, Struktur, dan Kebahasaan Teks Anekdot


a. Pengertian Cerita Anekdot
Anekdot adalah sebuah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan,
biasanya mengenai orang penting atau terkenal berdasarkan kejadian yang sebenarnya. (KBBI:
47). Kelucuan itu terbentuk antara lain karena ketololan, kesalahpahaman,
kesalahanpendengaran, kesombongan, kecelakaan akibat ulah sendiri, dsb. dengan tujuan
utaman menyindir.
Masalah yang diangkat pada umumnya berkaitan dengan masalah sosial atau masalah publik.
Bisa juga anekdot dibuat berdasarkan rekaan, baik peristiwa, pelaku (partisipan), tempat
kejadian, maupun waktunya. Namun tujuan utama anekdot adalah untuk menyampaikan
kritik/sindiran dalam bentuk cerita lucu.
b. Struktur teks anekdot secara lengkap terdiri dari:

Abstrak

Orientasi
Struktur
teks Krisis
anekdot
Reaksi

Koda

1) Abstraksi merupakan pendahuluan atau pengantar yang berisi gambaran umum tentang
isi anekdot
2) Orientasi merupakan bagian yang berisi pendahuluan/pembuka yang berupa pengenalan
tokoh, atau latar terjadinya peristiwa dalam anekdot.Bagian cerita ini mengarah pada
terjadinya suatu krisis,konflik,atau peristiwa utama.Bagian inilah yang menjadi penyebab
timbulnya krisis.
3) Krisis atau komplikasi merupakan bagian dari inti peristiwa suatu anekdot. Pada bagian
itulah adanya kekonyolan yang mengelitik dan mengundang tawa.
4) Reaksi atau resolusi merupakan bagian yang berisi tindakan atau langkah untuk merespon
masalah. Reaksi yang dimaksud dapat berupa sikap mencela atau menertawakan. Bagian
ini sering kali mengejutkan, sesuatu yang tidak terduga,mencengangkan.
5) Koda merupakan penutup atau kesimpulan sebagai pertanda berakhirnya cerita.
Didalamnya dapat berupa persetujuan,komentar,ataupun penjelasan atas maksud dari
cerita yang dipaparkan sebelumnya.Bagian ini biasanya ditandai oleh kata-kata seperti,
itulah,akhirnya,demikianlah. Keberadaan koda bersifat opsional,bisa ada ataupun tidak
ada.

Anekdot biasanya berbentuk kisah yang sangat pendek, jauh lebih pendek dari cerpen. Anekdot
memiliki banyak persamaan dengan cerita lainnya, bisa disampaikan secara monolog, dialog,
atau campuran dari keduanya.
Dalam anekdot terdapat unsur-unsur pembentuk cerita seperti:
1) Latar(setting): tempat/lokasi terjadinya kisah, bisa ditambahkan waktu dan/atau situasinya.
2) Tokoh / Pelaku / Partisipan: orang-orang yang terlibat dalam kisah.
3) Alur berupa rangkaian kejadian/ peristiwa yang benar-benar terjadi ataupun sudah
mendapat polesan ataupun tambahan-tambahan dari pembuatan anekdot itu sendiri.
Sebagai cerita beralur padat, alur anekdot terdiri atas:
-pengenalan
– pendakian
– klimaks
– antiklimaks/ penyelesaian.
4) Sudut Pandang: penulis menempatkan diri dalam kisah:
• Jika penulis menceritakan dirinya sendiri sebagai pusat pengisahan, berarti ia
menggunakan sudut pandang orang pertamasebagai pelaku utama.
• Jika penulis menceritakan temannya, saudaranya, tetangganya, atau orang-orang yang
berelasi dengannya sebagai pusat pengisahan, berarti ia menggunakan sudut pandang
orang pertama sebagai pelaku sampingan.
• Jika penulis menceritakan orang lain yang tidak ada hubungannya dengan dirinya
sebagai pusat pengisahan, berarti ia menggunakan sudut pandang orang ketiga di luar
kisah.
5) Tema / Topik: tentang apa anekdot itu bercerita atau apa inti ceritanya.
6) Amanat: apa sesunguhnya yang hendak disampaikan oleh penulis, utamanya adalah
sindiran / kritik terhadap fenomena sosial, politik, ekonomi, hukum, dsb.

c. Ciri Kebahasaan Teks Anekdot


Bahasa yang digunakan dalam teks anekdot membuat pembaca tertawa geli, atau setidaknya
tersenyum, bahkan jengkel atau konyol. Di dalam teks anekdot sering menggunakan
pertanyaan retorik (pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban) karena jawabannya akan
dijelaskan dalam isi anekdot tersebut.
Kosakata yang sering digunakan diwarnai kata-kata gaul, majas (gaya bahasa) metafora
(menggunakan kata atau kelompok kata untuk menyatakan perbandingan berdasarkan
persamaan) dan personifikasi (majas yang menyifati benda seperti manusia), konjungsi
temporal yang berfungsi untuk menyatakan urutan waktu (mula-mula, setelah, kemudian) serta
konjungsi akibat (maka, oleh karena itu, jadi).

C. Membuktikan Penyebab Kelucuan dalam Teks Anekdot


Perbedaan cerita lucu dan teks anekdot dapat disimpulkan sebagai berikut:
Anekdot Cerita Lucu
 Cerita lucu yang berisi sindiran Cerita lucu tidak mengandung kritik, himbauan atau
sindiran
 Terdapat dialog antar tokoh Tidak harus berupa dialog
 Cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan
 Cerita yang bisa saja singkat atau panjang
 Ceritanya nyata Cerita bisa tergolong fiktif ataupun nyata
D. Mengevaluasi Makna Tersirat dari Teks Anekdot
Mengevaluasi teks anekdot berati menilai teks anekdot dengan mempertahankan ide dan
cara menulis teks tersebut. Yang harus diperhatikan dalam mengevaluasi teks anekdot
adalah struktur dan ciri kebahasaan teks anekdot.

Bacalah teks anekdot berikut!

Calon Wakil Rakyat


Pak Jono dan Pak Heri merupaka salah satu kader parpol yang sama-sama
mencalonkan diri untuk menjadi wakil rakyat. Suatu ketika,saat mereka selesai
menyerahkan berkas-berkas pencalonan ke KPU, mereka menyempatkan diri untuk
mengobrol di sebuah kantin yang berada di dalam gedung.
“Jika nanti kita terpilih menjadi wakil rakyat,apa yang akan kamu lakukan
?”tanya Pak Jono.
“Saya akan menjadi wakil rakyat yang memperjuangkan aspirasi rakyat,sebab
dari awal kita telah dititipi aspirasi oleh rakyat. Jadi,sebagai wakil rakyat kita harus
menjalankan amanah tersebut sebaik-baiknya sehingga dapat tercipta kehidupan
masyarakat yang sejahtera,adil,serta makmur.”
“Pak Jono pun manggut-manggut mendengar jawaban dari Pak Heri.Namun
setelah itu,Pak Jono melontarkan satu pertanyaan lagi,”Kalo pendapatmu tentang korupsi
apa?”
“Kalo korupsi itu menurut saya merupakan tindakan yang tak bermoral yang
seharusnya tidak dilakukan oleh siapa pun, termasuk kita sebagai wakil rakyat yang telah
diberikan amanah oleh rakyat agar kelak kita dapat menciptakan masyarakat yang
sejahtera bersama-sama.Jika saya menjadi wakil rakyat nanti,saya akan membuat
mengenai hukuman yang cocok bagi para koruptor,yaitu hukuman mati. Dengan cara
tersebut akan memberikan dampak jera bagi oknum-oknum yang ingin korupsi,: jawab
Pak Heri.
Kemukakan Mendengar jawaban
teks anekdot dari makna
dari aspek Pak Heri
yangtersebut
tersirat!entah mengapa Pak Jono malah
tertawa terbahak-bahak,lalu ia berkata,” Kamu ini mau jadi wakil rakyat atau majelis
taklim?”
No Pertanyaan Makna tersirat dari anekdot
1 Identifikasikan makna Dikutip
tersirat dalam
dengan pengubahan dari http://materi4
teks anekdot tersebut!
belajar.blogspot.co.id
2 Sebutkan unsur-unsur yang ada pada
teks anekdot tersebut!
3 Susunlah teks anekdot tersebut dengan
memperhatikan makna tersirat pada teks
anekdot!
4 Apakah tujuan penulisan teks anekdot
tersebut!
MENGEVALUASI TEKS ANEKDOT MENGENAI KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Teks anekdot merupakan teks yang lucu/jengkel/konyol tapi mengandung ajaran moral. Oleh
sebab itu, teks anekdot sering ditulis/dibaca seseorang untuk menghilangkan rasa stress. Akan
tetapi, setiap teks anekdot memiliki tingkat kelucuan/kejengkelan/kekonyolan yang berbeda-
beda sehingga tingkat humor pun berbeda-beda.
Teks anekdot yang baik adalah teks yang memiliki unsur lucu/jengkel/konyol, memiliki pesan
moral sebagai pencerahan, dan strukturnya jelas.
Untuk mengevalusi teks anekdot, kita memerlukan pertanyaan-pertanyaan:

1. Siapa partisipan/tokoh dalam teks tersebut?


2. Siapa yang kita sindir?
3. Sudah runtutkah rangkaian peristiwanya?
4. Bagaimana kelengkapan struktur teks abstraksi-orientasi-krisis-reaksi-koda?
5. Apakah ada unsur lucu/jengkel/konyol?
6. Apakah anekdot itu memberikan pencerahan bagi pembaca?
7. Bagaimana ketepatan penggunaan bahasa teks anekdot itu?
8. Apakah teks tersebut sesuai dengan topik?

Contoh:
Orang Tuaku Sayang, Anakku Malang

Setiap hari orang tua Iwan selalu bekerja. Mereka jarang pulang di rumah karena harus
mengisi acara seminar maupun diklat. Sudah satu bulan lamanya mereka tidak bertemu
anaknya. Rasa kangen pun mendera. Sang bapak ingin menguji anaknya, apakah dia
mencintai dan merindukannya.

Bapak: Wan, apakah kamu sayang terhadap orang tuamu?


Iwan: sangat sayang. Aku selalu merindukan ayah dan ibu ketika aku sendiri di rumah
(Jawab Iwan bohong)
Bapaknya lega mendengar perkataan Iwan. Beliau percaya kalau anaknya sangat
menyayangi orangtua.

Ayahnya kemudian berdoa, “Ya, Allah terimakasih kau telah titipkan hamba seorang anak
yang baik. Berikan dia hukuman jika salah.”

Seketika itu, Iwan jatuh dan pingsan.

Bapaknya segera melarikannya ke rumah sakit. Iwan langsung mendapatkan pertolongan tim
medis dan masuk ruang ICU. Ayahnya hanya menangis.
Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/4831658#readmore

Pembahasan

• Partisipan yang terlibat dalam teks anekdot di atas adalah Bapak, Iwan, dan tim medis.
Tokoh-tokoh tersebut memiliki peran masing-masing.
• Teks tersebut menyindir orang tua dan anak. Orang tua yang selalu meninggalkan anak
karena pekerjaan dan anak yang membohongi orangtua.

• Rangkaian peristiwa di atas sudah runtut dan logis. Dimulai dengan abstraksi dan ditutup
dengan koda. Krisis dalam teks di atas juga memiliki unsur konyol, Ayahnya kemudian
berdoa, “Ya, Allah terimakasih kau telah titipkan hamba seorang anak yang baik. Berikan
dia hukuman jika salah.” Seketika itu, Iwan jatuh dan pingsan.

• Bahasa yang digunakan dalam teks tersebut sudah tepat.

• Judul teks tersebut sudah tepat karena mewakili keseluruhan isi teks.

II. MENGONTRUKSI MAKNA TERSIRAT DALAM SEBUAH TEKS ANEKDOT BAIK


LISAN MAUPUN TULIS
Menggali Makna dengan Cara Menafsirkan Pelaku, Kejadian, dan Sindiran
Salah satu ciri anekdot yang baik adalah adanya makna tersirat. Di balik tokoh-tokoh
yang diceritakan dan jalan ceritanya, tersimpan kritik dengan kemasan yang cerdas dalam
bentuk cerita yang menggelikan. Tokoh dan peristiwa mencerminkan pelaku dan
peristiwa sesungguhnya terjadi di suatu masyarakat, bangsa, atau negara tertentu, namun
disamarkan sedemikian rupa sehingga tidak ada yang tersinggung.
Contoh:

No Aspek Isi
1. Tema Kasih sayang pada orang tua
2. Masalah yang di Anak yang memandang orang tua di masa tuanya sebagai
kritik orang tua yang merepotkan.
3. Humor/Kelucuan Orang dewasa malu karena dikritik oleh anak kecil.
4. Tokoh Kakek tua, ayah, anak, dan menantu.
5. Alur Kakek tuaa tinggal bersama anak, menantu dan cucunya
yang berusia 6 tahun. Karena sudah tua, mata si Kakek dan
tangannya bergetar sehingga kerap menjatuhkan makanan
dan alat makan. Agar tidak merepotkan, ia ditempatkan di
meja terpisah dengan alat makan anti pecah. Anak dan
menantunya baru sadar ketika diingatkan oleh cucu 6 tahun
yang tengah bermain membuat replika meja makan.
6. Pola penyajian Narasi.
7. Teks Anekdot Seorang kakek hidup serumah bersama anak,
menantu dan cucu berusia 6 tahun. Keluarga itu biasa
makan malam bersama. Si kakek yang sudah pikun sering
mengacaukan segalanya. Tangan bergetar dan mata
rabunnya membuat kakek susah menyantap makanan.
Sendok dan garpu seing jatuh.
Saat si kakek meraih gelas, susu sering tumpah
membasahi taplak. Anak dan menantunya menajadi gusar.
Suami istri itu lalu menempatkan sebuah meja kecil
disudut ruangan, tempat sang kakek makan sendirian.
Mereka memberikan mangkuk melamin yang tidak mudah
pecah. Saat keluarga sedang sibuk dengan piring masing-
masing, sering terdengar ratap kesedihan dari sudut
ruangan. Namun, suami istri itu justru mengomel agar
kakek tak menghamburkan makanan lagi.
Sang cucu yang baru berusia 6 tahun mengamati
semua kejadian itu dalam dia.
Suatu hari ayah memerhatikan anaknya sedang membuat
replika mainan kayu.
“Sedang apa, sayang?”tanya ayah kepada anaknya.
“Aku sedang membuat meja buat ayah dan ibu.
Persiapan buat ayah dan ibu bila aku besar nanti.” Jawab
sang anak.
Ayah anak itu langsung terdiam.
Ia berjanji dalam hati, mulai hari itu. Kakek akan
kembali diajak makan di meja yang sama. Tak akan ada
lagi omelan saat piring jatuh, makanan tumpah, atau taplak
ternoda kuah dan susu.

Anda mungkin juga menyukai