Berdasarkan perbedaan narasi ekspositoris dan narasi sugestif tersebut, narasi dapat dibedakan
dalam bentuk narasi fiksi dan nonfikksi. Narasi fiksi biasanya berkaitan dengan kesastraan,
misalnya roman, novel, cerpen, dan dongeng. Sementara itu, bentuk narasi nonfiksi berkaitan
dengan pristiwa sejarah, biografi, dan autobiografi.
1. Biografi
Biografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti hidup, dan graphien yang berarti
tulis. Dengan kata lain biografi merupakan tulisan tentang kehidupan seseorang. Biografi
dapat dikatakan kisah riwayat hidup seseorang yang dibuat beberapa baris kalimat atau pun
dalam bentuk buku. Biografi menganalisis dan menerangkan kejadian-kejadian hidup
seseorang. Contohnya dapat dilihat pada narasi ekspositoris di atas.
2. Autibiografi
Autobiografi adalah tulisan tentang biodata data diri seseorang. Tulisan tersebut dibuat sendiri
oleh orang yang bersangkutan. Contohnya dapat dilihat pada narasi sugestif tersebut di atas.
Perbedaan biografi dan autobiografi
Biografi Autobiografi
Ditulis orang lain. Ditulis sendiri.
Isinya berupa perjalanan hidup lengkap Isinya berupa perjalanan karier dari awal karier
atau sebagian paling berkesan. hingga karier terbaru atau sebagian perjalanan karier
dalam mencapai sukses tertentu.
3. Narasi artistik
Teks yang menceritakan suatu pristiwa yang memilki makna tersirat
Contoh :
Aku memiliki nama Tebah, nama lengkapku adalah Tebah Arunika. Arunika memiliki
arti “cahaya matahari pagi sesudah terbit”. Nama ini diberikan oleh bapakku, karena
beliau berharap aku selalu menjadi cahaya yang terang meskipun kegelapan mencoba
menyelimuti diriku.
Aku memiliki perjalanan hidup yang tidak mudah, sebagai anak sulung aku harus
menanggung biaya pendidikan ketiga adik. Selain itu juga ada orang tua yang sudah
sepuh dan sering sakit-sakitan. Aku kemudian memutuskan untuk kuliah sambil kerja.
Pada pagi hari aku ikut kuliah sebagaimana mahasiswa pada umumnya. Setelah sore
sampai malam aku harus bekerja.
Bersyukur, aku diberikan anugerah kecerdasan oleh Tuhan. Sehingga aku bisa
mendapatkan beasiswa untuk kuliah di salah satu universitas ternama di Indonesia di
jenjang Sarjana. Selama kuliah aku berjuang untuk bisa mempertahankan prestasiku, dan
tetap aktif bekerja.
Gaji hasil bekerja selepas kuliah sedikit demi sedikit aku tabung. Tabungan ini kemudian
membuatku bisa menyekolahkan dan menguliahkan adik-adikku. Adik-adikku pun kini
sudah bisa mandiri dan memiliki pekerjaan baik, sehingga mereka ikut serta membantu
meringankan beban perekonomian keluarga kami.
Kehidupanku kini bersama keluarga sudah membaik, jauh lebih baik dibanding masa-
masa dulu terutama ketika aku masih kecil sampai kuliah sambil bekerja. Adik-adik yang
sudah lulus kuliah kini punya pekerjaan baik dan bergaji baik, sehingga perekonomian
keluargaku ikut membaik.
Saat ini, aku sedang membangun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bertujuan
membantu anak-anak kurang beruntung supaya bisa tetap melanjutkan pendidikan.
4. Teks Narasi Informatif
Jenis terakhir dari teks narasi adalah narasi informatif, yaitu jenis tulisan yang
memaparkan suatu peristiwa dengan detail dan akurat untuk membantu memperluas
wawasan pembaca mengenai suatu kisah.
Contoh :
“Bersama Bung Hatta, Sutan Sjahrir juga diasingkan di Banda Neira pada tahun 1936 –
1942. Tidak seperti Bung Hatta yang pandai mengajar anak-anak, Sutan Sjahrir lebih
pandai bersosialisasi dengan penduduk setempat, khususnya para pemuda”
5. Model teks yang lain
Teks Narasi Inspiratif
Teks Narasi Negosiasi
Teks Narasi Biografi
Teks Narasi Wawancara
Teks Narasi Romantis
Teks Narasi Remaja
Paragraf Narasi Tentang Lingkungan
Paragraf Narasi Bencana Alam
Paragraf Narasi Kesehatan
Paragraf Narasi Pendidikan
Karangan Narasi Tentang Persahabatan
Karangan Narasi Tentang Sekolah
Karangan Narasi Tentang Pengalaman
Karangan Narasi Tentang Fakta
Karangan Narasi Tentang Dongeng
Karangan Narasi Tentang Alam
Karangan Narasi Tentang Banjir
3.6 Menelaah Struktur dan Aspek Kebahasaan Cerita Pendek
a. Struktur Teks Narasi Cerpen
1. Orientasi/pengenalan
2. pemunculan masalah/rangkaian peristiwa
3. Konflik/klimaks/kompilkasi
4. Koda/resolusi
Orientasi
Pada bagian ini penulis mengungkapkan tokoh dan hubungan antartokoh pada cerita. Selain
itu, disajikan juga adegan-adegan untuk mengenalkan alur cerita kepada pembaca.
Rangkaian Peristiwa
Pada bagian komplikasi, penulis mulai mengenalkan konflik pada pembaca. Kemudian
konflik ini akan berkembang menjadi klimaks dan menegangkan.
Konflik/Komplikasi/Klimaks
Konflik yang terjadi di bagian komplikasi akan perlahan diselesaikan di bagian ini. Penulis
akan menyajikan jalan keluar dari permasalahan yang ada dan konflik pun akan terselesaikan.
Koda/Resolusi
Koda adalah bagian pada teks narasi yang menyajikan akhir dari cerita. Di bagian ini penulis
akan menentukan akhir (ending) dari ceritanya akan seperti apa. Cerita dapat berakhir
bahagia, sedih, dan menggantung.
c. urutan penyajian
Contoh
Kelas kami rapi. Taplak meja tertata di meja guru. Papan tulis bersih. Berderet-deret gambar
pahlawan terpajang di dinding. Meja dan jursi selalu teratur rapi. Akan tetapi, di sudut kelas
tergeletak sapu yang mengganggu pandangan mata.
2. teks deskripsi waktu
Contoh
Bel tanda pulang sekolah belum berbunyi, tetapi siswa kelas VII SMP Kusuma di kepulauan
Seribu sudah berhamburan menuju pantai. Sepuluh siswa diantarany membuka seragam dan
masuk ke laut. Mereka mengambil rangkai pipa paralon bebentuk seperti meja dari dasar
laut. Diatasnya terdapat anyaman kawat dengan sejumlah terumbu karang. Mereka melihat
hasil pembaikan karang yang dilakukan minggu kemarin. Siaang itu siswa sedang
mempraktikan mata pelajaran yang membahas terumbu karang.
3. Teks deskripsi orang
a. Bidang Milik
menggambarkan seseorang dengan mengemukan apa saja yang dimiliki, misalnya pakian,
rumah, mobil, atau uang.
Contoh
Maya akan pergi ke pesta. Baju yang dikenakan Maya bagus dan mewah. Ia pergi pesta
bersama teman-temanya. Mereka pergi ke pesta dengan mengendarai mobil.
b. bidang fisik
menggambarkan kondisi fisik tokoh, seperti gemuk, kurus, tampan, cantik, tinggi, pendek,
marah, ataupun yang lainnya.
Contoh
Kirana memiliki wajah cantik. Rambutnya hitam dan panjang. Tinggi tubuhnya semampai. Ia
tinggal di Perumahan Tanjung Asri. Selain cantik, hatinya sangat baik. Ia juga ramah
terhadap siapa pun. Pantas saja banyak teman laki-laki yang menyukainya
c. Bidang Perasaan
menggambarkan perasaan seseorang, misalnya halus, kasar, malu, ramah, atau marah.
Contoh
Pak Andi selalu berkata halus kepada siapa pun. Ia pun bersikap sopan kepada semua
tamunya. Jika ada teman istrinya datang ke rumah, ia menyambut dengan senang. Ia
memperlakukan tamu istrinya dengan baik.
d. Bidang Tindakan
menggambarkan tingkah laku seseorang.
Contoh
Hari beranjak petang. Terdengar sayup-sayup suara azan. Tampak ibu-ibu berduyun-duyun
membawa mukenah dan sajadah. Tidak ketinggalan anak-anak meraka ikut serta. Mereka
berjalan menuju musala. Mereka akan menuaikan ibdah.
e. Bidang Watak
menggambarkan watak seseorang.
Contoh
Ia selalu menyapa orang dengan ramah. Ia memperlakukan semua orang dengan sopan. Ia
selalu menolong tetangga yang membutuhkan. Ia tidak sombong walaupun punya pangkat
dan kedudukan. Oleh karena itu, banyak orang yang menyukainya.
2. Menggunakan Kalimat Ekspresif
Kata ekspresif adalah kata yang mampu menggambarkan isi perasaan tokoh dan
pengarangnya. Melalui kata-kata itulah, pikiran dan perasaan tokoh dan pengarang dapat
terekspresikan. Biasanya, kata ekspresif menggunakan kutipan langsung atau kata seru.
Contoh kalimat:
"Alhamdulilah, Tuhan pasti akan memberikan jalan hidup dan berpihak pada kejujuran,"
tukasnya.
"Jeruk...jeruk..jeruk. Salak...salak..salak," teriak pemuda itu sambil merangkak.
"Capek, tapi, ya mau ngimana lagi. Namanya juga usaha. Saya tak mau menyusahkan
orang lain. Saya harus mandiri," tuturnya, bersemangat.
3. Menggunakan Majas
Majas adalah penggunaan gaya bahasa untuk memperoleh efek tertentu, baik untuk
memperoleh efek keindahan, keekspresifan, dan lain-lain. Majas adalah salah satu bentuk
gaya bahasa untuk mendapatkan suasana dalam sebuah kalimat agar semakin hidup.
Mudahnya bahwa majas itu bisa menjadi ungkapan yang bisa menghidupkan suatu kalimat.
Contohnya “tangan kanan”. Tangan kanan jika dilihat dari makna sebenarnya ialah anggota
tubuh manusia. Namun, dalam kalimat “Dia termasuk tangan kanan Pak Budi”, maka makna
anggota tubuh pun hilang. Makna “tangan kanan” berubah menjadi orang kepercayaan.
1. Majas Personifikasi
mengumpamakan benda-benda mati (tidak bernyawa) seolah-olah hidup seperti manusia.
Contoh : Matahari mulai menampakan dirinya dan tersenyum pada bumi
2. Majas Metafora
Metafora adalah majas yang digunakan untuk membandingkan dua hal secara langsung
namun singkat.
Contoh : Kallen sebagai kembang desa yang banyak diidam-idamkan oleh para lelaki di
lingkungan tempat tinggalnya.
3. Majas Asosiasi
Membandingkan dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama. Menggunakan kata hubung
seperti, laksana, bagai, seumpama, seperti , dll.
Contoh : Semangatnya keras bagai baja.
4. Majas Hiperbola
melebih-lebihkan dari kenyataan
Contoh : Hatiku rasanya hancur berkeping-keping
5. Majas Eufimisme
Penghalusan makna.
Contoh : Setiap malam banyak tunawisma yang tidur di pinggir ruko (tuna wisma
menggantikan kata gelandangan)
6. Majas Litotes
bersifat mengecilkan atau merendahkan makna sebenarnya.
Contoh : Sekali-kali datanglah ke gubuk reotku
7. Majas Paradoks
Paradoks adalah argumen/opini yang berlawanan dengan pendapat umum termasuk juga
memyembunyikan kebenaran yang dapat dipertahankan.
Contoh : Semut memang patut dicontoh, rajin bekerja dan mampu bekerjasama.
8. Majas Antitesis
Menyatakan makna yang berlawanan.
Contoh : Besar kecil, tua muda, kaya miskin, semua orang sama dihadapan Tuhan
9. Majas Ironi
sifatnya sebagai ejekan dapat pula berbentuk pujian.
Contoh : Tulisanmu bagus sekali, seperti cakar ayam
10. Majas Sinisme
Sinisme adalah majas sindiran yang berisi keraguan, ejekan, dan cemooh
Contoh : Kamu memang hebat uang rakyat ratusan juta masuk kerekening pribadi
11. Majas Sarkasme
Sarkasme merupakan majas yang mengolok-olok secara kasar, pedas dan frontal.
Contoh : Dasar playboy kelas teri! Hanya modal pinjam mobil kantor sudah berani
mempermainkan hati wanita
12. Majas Pleonasme
Pleonasme adalah majas pengulangan yang ditandai dengan penanda yang berbeda namun
memiliki makna yang sama.
Contoh : Sebagai kepala daerah, Bapak harus sering turun ke bawah untuk melihat
kehidupan sulit rakyat
13. Majas Repetisi
Repetisi termasuk majas perulangan. Bentuk perulangan di sini bisa berbentuk dalam bentuk
klausa, kata ataupun frase yang sama dalam satu kalimat.
Contoh : Kopi buatanmu pahit, pahit dan sangat pahit sekali
14. Majas Retorika
Retorika adalah majas yang dikemas dalam bentuk kalimat tanya yang sebenarnya pertanyaan
tersebut tidak memerlukan jawaban.
Contoh : Siapa yang tidak ingin kuliah di kampus terbaik?
15. Majas Paralelisme
Majas paralelisme adalah majas yang sering digunakan untuk menunjukan kesejajaran.
Contoh :
Siang dan malam terus berganti tanpa dirimu disisiku
Wanita dan perempuan memiliki kedudukan yang sejajar dalam mencari pekerjaan
Manis dan pahitnya kehidupan hadir sebagai pembelajaran
Jauh atau dekat cintaku hanya untukmu seorang
Matahari dan bulan menandakan pergantian hari
c. Mengembangkan Teks Narasi cerpen berdasarkan pengalaman
Mengembangkan Karangan Deskriptif
1. Menentukan Topik
Langkah awal membuat suatu karangan adalah menentukan tema atau topic karangan. Tema
diartikan pokok pikiran, sedangkan topic adalah pokok pembicaraan. Unsur yang paling dasar
membuat karangan adalah topic atau pokok pembicaraan dan tujuan yang hendak dicapai
melalui topic tersebut.
Contoh
Topic : keindahan alam
Subtopic : keindahan Pantai Parangkritis
2. Menentukan Tujuan
Contoh
Tujuan : menggambarkan keindahan Pantai Parangkritis
3. Mengumpulkan Informasi/Bahan
4. Membuat Kerangka Tulisan
Contoh
Topic : keindahan alam
Subtopic : keindahan Pantai Parangkritis
Kerangka karangan:
a. Pemandangan Pantai Parangkritis Indah.
b. Air laut tampak jernih.
c. Pasir pantai terasa lembut
d. Di sisi pantai terdapat pemandangan gunung kapur.
e. Banyak pengunjung berfoto dengan latar keindahan alam
f. Banyak wisatawan mancanegara menikmati keindahan pantai dengan naik delman.
g. Pantai parangkritis tidak pernah sepi pengunjung.
5. Mengembangkan Kerangka Karangan
Contoh
Pantai Parangkritis
Masih melekat dimataku, pemandangan indah nan elok Pantai Parangkritis. Ombak
bergulung-gulung datang silih berganti menyambutku serasa ingin mengajak bermain. Air laut
jernih dan pasir putih lembut menghampar luas membuatku ingin kembali lagi ke sana. Di
pantai itu, aku bisa memandang air laut sejauh mata memandang, pantai dengan bukit berbatu,
pesisir serta pemandangan batu kapur di sebelah utara pantai. Kurasah dingin membasuh
kakiku karena ombak mengempas kakiku dan terasa asin air ketika terkena percikannya.
Sepanjang aku berjalan, hamper pinggiran pantai dipenuhi pengunjung. Kulihat ada yang
berlari berkejar-kejaran di bibir pantai, bermain bola, bermain dengan air, dan berfoto-foto
dengan latar sekitar pantai. Namun, yang membuatku tertarik, kulihat ada beberapa turis
mancanegar menikmati keindahan pantai ini dengan naik delman. Pantai ini memang sangat
ramai pengunjung. Pantai parangkritis tidak pernah sunyi.