Anda di halaman 1dari 3

TEKS CERPEN

PENGERTIAN KARANGAN NARASI

Menurut Widjono H.S. (2007: 175), narasi adalah uraian yang menceritakan sesuatu atau
serangakaian kejadian, tindakan, keadaan secara berurutan dari permulaan sampai akhir
sehingga terlihat rangkaian hubungan satu sama lain. Bahasanya berupa paparan yang
gayanya bersifat naratif. Contoh jenis karangan ini biografi, kisah, roman, novel, dan cerpen.

Menurut Gorys Keraf (2001: 137) Narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha
mengisahkan suatu kejadian seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa
itu. Oleh sebab itu, unsur yang paling penting pada sebuah narasi adalah unsur perbuatan atau
tindakan. Apa yang terjadi tidak lain tindak tanduk yang dilakukan orang-orang dalam suatu
rangkaian waktu. Narasi lebih mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu
rangkaian waktu.

Atar Semi (2003: 29) mendefinisikan narasi sebagai suatu bentuk percakapan atau tulisan
yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman
manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu.

Wikipedia menyebut narasi sebagai salah satu jenis pengembangan paragraf dalam sebuah
tulisan yang rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan awal, tengah,
dan akhir.

Ismail Marahimin (1994: 93) mendefinisikan narasi adalah cerita. Cerita ini berdasarkan
pada urut-urutan suatu (atau rangkaian) kejadian atau peristiwa. Di dalam kejadian ini ada
tokoh (beberapa tokoh) dan tokoh ini mengalami dengan menghadapi suatu (serangkaian)
konflik dengan tikaian. Kejadian, tokoh, dan konflik ini merupakan alur. Dengan demikian,
narasi adalah cerita berdasarkan alur.

Menurut Novi R. (2010:132), karangan narasi adalah karangan yang menyajikan serangkaian
pristiwa. Narasi mementingkan urutan kronologis dari suatu peristiwa atau kejadian serta
masalah.Pengarang bertindak sebagai seorang sejarawan atau tukang cerita.

Berdasarkan uraian di atas narasi dapat didefinisikan sebagai bentuk tulisan yang
bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman yang
dialami manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Atau dapat juga
dirumuskan narasi adalah bacaan berupa karangan yang menceritakan atau menjelaskan
suatu peristiwa secara detail berdasarkan urutan waktu. Dalam teks narasi, cerita atau
karangan yang dibuat bisa berupa kejadian yang benar terjadi (nonfiksi), bisa juga hanya
berupa imajinasi(fiksi), atau gabungan keduanya.

Adapun tujuan narasi pada umumnya adalah di bawah ini.


 Menyampaikan informasi atau wawasan serta memperluas pengetahuan.
 Menyampaikan pengalaman yang indah untuk pembaca.

Jenis Jenis Narasi & Pengertiannya

Narasi Ekspositoris/ Informatif adalah jenis teks narasi yang mengisahkan serangkaian
peristiwa yang benar-banar nyata dan terjadi (fakta) atau berupa cerita nonfiksi. Dalam narasi
ekspositoris, logika merupakan hal yang penting. Sasaran utamanya adalah rasio. Isinya
menyampaikan informasi untuk memperluas pengetahuan pembaca.Menurut Zahara dan
Husin (2009: 25), contoh narasi ekspositoris ini yaitu biografi, autobiografi, laporan
perjalanan, dan lain-lain.
Narasi Artistik/ Sugestif adalah jenis teks narasi yang mengisahkan suatu karangan yang
bersifat imajinatif (cerita fiksi). Contoh karangan atau bacaan yang termasuk ke dalam jenis
teks narasi artistik adalah cerita pendek (cerpen), cerbung, roman, novel, cerita rakyat, dan
sebagainya. Umumnya, jenis teks narasi artistik digunakan untuk memberikan hiburan dan
memberikan pengalaman menarik kepada pembacanya. Narasi ini berusaha menyampaikan
amanat terselubung kepada para pembaca.

Perbedaan narasi ekspositorik dan narasi sugesti/artistik antara lain :


 Narasi Informatif/ Ekspositorik
1. Memperluas pengetahuan
2. Menyampaikan informasi faktual tentang suatu hal atau peristiwa
3. Menyajikan kehidupan pribadi tokoh dari sisi yang dapat diamati
4. Menggunakan penalaran
5. Memiliki tingkatan subjektivitas yang relatif rendah
6. Menggunakan bahasa yang bersifat informatif dengan penekanan pada pemakaian
kata – kata denotatif

 Narasi Sugestif/ Artistik


1. Menyampaikan amanat maupun makna secara tersirat
2. Menimbulkan daya khayal kepada para pembaca
3. Penalaran hanya berfungsi sebagai fasilitas untuk menyampaikan makna, sehingga
penalaran dapat dilanggar
4. Bahasanya lebih condong ke bahasa figuratif yang hanya fokus pada penggunaan
kata-kata konotatif
5. Banyak menggunakan majas/gaya bahasa

Ciri - Ciri Teks Narasi

Untuk mengenali sebuah teks atau paragraf narasi dan sekaligus untuk referensi membuat
karangan atau teks narasi, maka anda harus mengenal ciri-ciri dari teks narasi.

Menurut Gorys Keraf (2000:136)

 Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.


 Dirangkai dalam urutan waktu.
 Berusaha menjawab pertanyaan "apa yang terjadi?"
 Ada konfliks.

Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik jika tidak ada konfliks.
Selain alur cerita, konfliks dan susunan kronologis, ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi
diungkapkan oleh Atar Semi (2003: 31) sebagai berikut:

 Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis.


 Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi,
dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
 Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.
 Memiliki nilai estetika.
 Menekankan susunan secara kronologis.

Ciri yang dikemukakan Keraf memiliki persamaan dengan Atar Semi, bahwa narasi memiliki
ciri berisi suatu cerita, menekankan susunan kronologis atau dari waktu ke waktu dan
memiliki konfliks. Perbedaannya, Keraf lebih memilih ciri yang menonjolkan pelaku.
Struktur Teks Narasi
Bagian teks narasi disusun dari 4 (empat) bagian, yaitu orientasi, komplikasi, resolusi, dan
koda/ending. Struktur teks narasi ini diperlukan kalian untuk membuat teks narasi yang baik.
Susunan teks narasi yang baik akan memberikan kesan yang lebih baik dari sisi pembaca.
Selain itu struktur teks narasi juga dapat digunakan sebagai acuan dalam menyusun kerangka
paragraf. Langkah awal yang sangat penting dalam memulai membuat karangan. Berikut ini
adalah struktur teks narasi.

Orientasi pada teks narasi berisi pengenalan tokoh, setting, latar tempat, latar cerita, latar
waktu, dan berbagai komponen awal pengenal cerita lainnya. Bagian paragraf-paragraf ini
menjadi urutan pertama dalam cerita. Sebagai awal dari cerita, perlu disampaikan dengan
cara yang sangat menarik. Tujuannya agar pembaca tertarik membaca isi keseluruhan bacaan.

Komplikasi dalam bacaan memuat problem atau pokok persoalan yang ada dalam cerita.
Konflik mulai bermunculan dan jalan cerita akan dimulai pada bagian ini. Bagian ini bisa
dimulai dengan pengenalan konflik. Selanjutnya diteruskan dengan konflik yang lebih
kompleks.
Resolusi memuat jalan keluar atau pemecahan konflik yang diceritakan pada bagian
komplikasi. Bagian ini menceritakan kejadian yang hampir berakhir.

Koda merupakan bagian dari akhir karangan atau cerita. Bagian akhir atau ending dapat
berupa cerita sedih atau bahagia.

Contoh wacana narasi nonfiksi :


Kegiatan disekolahku demikian padatnya. Setiap hari, aku masuk pukul 07.00. Agar
tidak terlambat, aku selalu bangun pukul 04.30. Setelah mandi, akupun shalat subuh.
Kemudian, aku segera mengenakan seragam sekolah. Tak lupa aku lihat-lihat lagi buku
yang harus aku bawa. Yah, sekedar mengecek apakah buku-buku yang aku bawa sudah
sesuai dengan jadwal pelajaran hari itu. Selanjutnya, aku makan pagi. Lalu, kira-kira
pukul 06.00, aku berangkat ke sekolah. Seperti biasanya, aku ke sekolah naik angkutan
umum. Jarak rumah dengan sekolahku tidak jauh, sekitar enam kilometer. Aku
memang membiasakan berangkat pagi-pagi. Maklum, angkutan kota sering berhenti
lama untuk mencari penumpang. Jika aku berangkat agak siang, wah, bisa terlambat
sampai di sekolah.
Di sekolah, aku belajar selama kurang lebih enam jam. Jam pelajaran berakhir pukul
12.45. Itu untuk hari-hari biasa. Hari Rabu, aku pulang pukul 14.30, karena mengikuti
kegiatan ekstrakulikuler dulu. Khusus hari Jum’at, aku bisa pulang lebih awal, yaitu
pukul 11.00.

Paragraf narasi diatas berisi sebuah fakta. Apbila dicermati, paragraf tersebut berisi
urutan peristiwa berikut : bangun pukul 04.30, mandi, shalat subuh, berpakaian,
mengecek buku, makan pagi, berangkat sekolah, belajar di sekolah, pulang sekolah.
Rangkaian peristiwa tersebut dialami oleh tokoh aku. Aku mengalami “konflik”
dengan dirinya sendiri, yaitu kebiasaannya setiap hari.

Contoh narasi fiksi:

Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat
tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke
dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa. Wangi
kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu.
Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu
di hadapanku, akankah kurindui juga? Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun
kuusahakan untuk menepiskannya. Jangan, Bowo, sergah hati kecilku, jangan biarkan
hatimu terbagi. Ingatlah Ratri, dia tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap
cintanya.

Anda mungkin juga menyukai