Narasi adalah cerita. Narasi merupakan suatu bentuk karangan yang mengisahkan suatu
peristiwa atau kejadian yang disusun menurut urutan peristiwa/kejadian dan waktu dengan
tujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada pembaca.
Unsur pokok dalam narasi adalah tokoh, peristiwa/kejadian, dan waktu.
Contoh paragraf narasi
Dari sebuah kantung di dalam keranjang besarnya, Wak Katok mengeluarkan daun ramu-ramuan.
Kemudian ia membersihkan luka-luka Pak Balam dengan air panas dan Wak Katok menutup luka
besar di betis dengan ramuan daun-daun yang kemudian dibungkus dengan sobekan kain sarung
Pak Balam. Wak Katok merebus ramuan obat-obatan sambil membaca mantera-mantera, dan
setelah air mendidih, air obat dituangkan ke dalam mangkok dari batok kelapa. Setelah air agak
dingin, Wak Katok meminumkannya kepada Pak Balam sedikit demi sedikit.
1. Narasi Ekspositoris, yaitu narasi yang mengisahkan serangkaian peristiwa yang benar-
banar nyata dan terjadi (fakta). Dalam narasi ekspositoris, logika merupakan hal yang
penting. Sasaran utamanya adalah rasio. Isinya menyampaikan informasi untuk memperluas
pengetahuan pembaca. Disebut juga narasi nonfiksi.
Contoh narasi ekspositoris adalah biografi, autobiografi, riwayat perjalanan.
2. Narasi Sugestif, yaitu narasi yang mengisahkan suatu hasil rekaan, khayalan, atau
imajinasi pengarang. Bersifat fiktif. Narasi sugestif selalu melibatkan daya khayal atau
imajinasi karena sasaran yang ingin dicapai adalah kesan terhadap peristiwa itu. Disebut
juga narasi fiksi.
Contoh narasi sugestif adalah cerpen, novel dongeng, dsb.
Perbedaan narasi ekspositoris dan narasi sugestif terlihat dalam tabel berikut.
Saat ini Ali sedang menghadapi ulangan matematika. Ia merasa sangat kesulitan. Dalam hati ia
menyesal, karena semalam tidak belajar. Tak satu pun soal dapat terjawab. Ia lalu berpikir untuk
bertanya pada teman yang duduk di sampingnya. Namun, ia ragu. Ia takut kalau perbuatannya
diketahui oleh pengawas.
Narasi sugestif
Saat ini Ali sedang duduk menatap soal matematika yang ada di depannya. Ia terpaku karena tak
bisa mengerjakan soal-soal itu. Dalam hati ia menyesal, karena semalam ia menghabiskan waktu
dengan bermain game. Tak satu pun soal yang dapat terpecahkan, meskipun seluruh kekuatan
otaknya sudah dikerahkan. Terlintas dalam pikirannya untuk bertanya pada teman yang duduk di
sampingnya. Namun, ketakutan merayapi perasaannya, mengingat mata pengawas selalu
berkeliaran di seluruh penjuru ruang kelas.
Dua contoh narasi di atas menceritakan sebuah peristiwa yang sama, yaitu ketika Ali
menghadapi ulangan matematika. Namun, keduanya dikembangkan dengan cara yang
berbeda. Dapatkah Anda merasakan perbedaan itu? Apa yang menyebabkan keduanya
menjadi berbeda?
Ada beberapa cara mengembangkan paragraf narasi:
1. Pola hubungan kejadian dan runtun peristiwa
Pola hubungan kejadian dan runtun peristiwa menggambarkan suatu peristiwa menurut
rangkaian kejadian dan urutan peristiwanya.
Menggambarkan sejelas-jelasnya suatu peristiwa menurut urutan peristiwa. Hal ini dapat
dikembangkan dengan dua cara/pola:
1. Pola urutan kejadian/peristiwa.
2. Pola waktu terjadinya peristiwa
Contoh pola urutan kejadian/peristiwa:
Setiap pagi kegiatanku itu-itu saja. Pagi-pagi sekali aku harus bangun tidur. Tak lama kemudian
aku mandi agar tubuhku segar. Salat subuh kulakukan setelah aku berpakaian rapi. Walaupun
harus buru-buru, aku selalu menyempatkan makan pagi. Biasanya, aku berangkat kerja lima belas
menit sebelum jam kerja dimulai. Setiap hari kegiatanku hanya berada di antara rumah dan kantor.
Agenda kerjaku hari ini begitu padat. Pukul 07.00 aku harus sudah berada di kantor. Bukan
hanya itu. Bahkan, tepat pada saat itu aku harus sudah berada di kelas untuk mengatur
suasana kelas agar terkondisi belajar. Biasanya ini butuh waktu lima belas menit. Pukul
07.15 PBM baru bisa dimulai dan berlangsung selama sembilan puluh menit, lalu pindah ke
kelas lainnya dengan pola kurang lebih sama. Pukul 10.00 aku baru bisa menikmati
istirahat sampai lima belas menit ke depan. Pukul 10.15 aku kembali masuk ke kelas yang
berbeda. Selama sembilan puluh menit pula aku mengajar di sana. Tepat pukul 11.45 aku
baru bisa menikmati waktu istirahat selama 45 menit untuk salat dan makan. Namun, bukan
berarti pekerjaanku sudah selesai.
2. pola hubungan mula dan akhir
Pola hubungan mula dan akhir penekanannya pada penjelasan “mula-mulanya” dan
“akhirnya”.
Contoh:
Prosesnya cukup cepat. Mula-mula saya menyiapkan naskahnya. Naskah itu lalu saya
bawa ke bagian peneriamaan naskah. Kemudian, saya mendiskusikan dengan Pak Broto
mengenai bentuk akhir majalah. Selanjutnya, naskah yang sudah diatur tata letaknya
dibawa ke bagian percetakan. Akhirnya, kita tinggal menunggu hasilnya.
1. Memperluas pengetahuan
2. Menyampaikan informasi faktual tentang suatu hal atau peristiwa
3. Menyajikan kehidupan pribadi tokoh dari sisi yang dapat diamati
4. Menggunakan penalaran
5. Memiliki tingkatan subjektivitas yang relatif rendah
6. Menggunakan bahasa yang bersifat informatif dengan penekanan pada
pemakaian kata – kata denotatif
Contoh Paragraf Narasi Ekspositoris :
Sesuai dengan amanat Pasal 33 UUD 1945, Pembangunan Ekonomi Nasional
dilakukan oleh tiga pelaku ekonomi yaitu BUMN/BUMD, BUMS dan Koperasi.Ketiga
pelaku ekonomi tersebut di kenal dengan sebutan "tiga pilar perekonomian
indonesia''.Dengan demikian,pembangunan ekonomi negara kita benar benar
bertumpuh pada ketiga pelaku ekoomi tersebut.
DAPATKAN
Home
Skola
Komentar
Lihat Foto
Shutterstock
Penulis: Serafica Gischa
|
Editor: Serafica Gischa
Dari segi istilah, deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.
Buku Teks dalam Kajian Struktur dan Kebahasaan (2017) karya Taufiqur Rahman,
menjelaskan teks deskripsi diartikan sebagai gambaran mengenai suatu hal yang dilukiskan
dengan kondisi atau keadaan yang sebenarnya.
Jenis-jenis teks deskripsi
Teks deskripsi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
DAPATKAN
Home
Skola
Komentar
Lihat Foto
Shutterstock
Penulis: Serafica Gischa
|
Editor: Serafica Gischa
Dari segi istilah, deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.
Buku Teks dalam Kajian Struktur dan Kebahasaan (2017) karya Taufiqur Rahman,
menjelaskan teks deskripsi diartikan sebagai gambaran mengenai suatu hal yang dilukiskan
dengan kondisi atau keadaan yang sebenarnya.
Jenis-jenis teks deskripsi
Teks deskripsi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
Sehingga teks deskriptif eksplanatori menggambarkan obyek secara apa adanya tanpa disertai
opini penulis. Misalnya, dekskripsi tentang keadaan suatu ruang, tempat, atau suatu obyek.
Ters deskripsi sugestif adalah teks yang berusaha untuk menciptakan suatu penghayatan
terhadap obyek melalui imajinasi para pembaca.
Pengalaman atas obyek itu harus menciptakan kesan atau interpretasi. Rangkaian kata-kata
yang dipilih oleh penulis menggambarkan ciri, sifat, atau watak obyek tersebut diciptkan
sugesti tertentu pada pembaca.
Misalnya, deskripsi tentang keadaan di hutan yang sepi dan terdengar bunyi-bunyi atau suara
binatang, ketenangan sebuah dusun, dan lain sebagainya.