0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan4 halaman
Ujian akhir semester mata kuliah Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diikuti oleh Silviantika Batubara dari program studi PGSD pada tanggal 16 Februari 2022 di bawah bimbingan Dosen Pengampu Juni Agus Simaremare, S.Pd., M.Si. Ujian terdiri dari soal tentang unsur kalimat, langkah menyusun karangan, unsur cerita, jenis sastra yang diminati anak, dan tujuan pembelajaran sastra di SD.
Ujian akhir semester mata kuliah Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diikuti oleh Silviantika Batubara dari program studi PGSD pada tanggal 16 Februari 2022 di bawah bimbingan Dosen Pengampu Juni Agus Simaremare, S.Pd., M.Si. Ujian terdiri dari soal tentang unsur kalimat, langkah menyusun karangan, unsur cerita, jenis sastra yang diminati anak, dan tujuan pembelajaran sastra di SD.
Ujian akhir semester mata kuliah Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diikuti oleh Silviantika Batubara dari program studi PGSD pada tanggal 16 Februari 2022 di bawah bimbingan Dosen Pengampu Juni Agus Simaremare, S.Pd., M.Si. Ujian terdiri dari soal tentang unsur kalimat, langkah menyusun karangan, unsur cerita, jenis sastra yang diminati anak, dan tujuan pembelajaran sastra di SD.
NPM : 2101010097 Mata Ujian : Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Hari/Tanggal : Rabu, 16 Februari 2022 Dosen Pengampu. : Juni Agus Simaremare, S.Pd., M.Si
1. Tentukanlah unsur-unsur kalimat dibawah ini
a) Kakak mempelajari bahasa jerman selama tiga tahun S P O K.W b) Susy bermain boneka panda di teras rumah S P O K c) Sejak tadi siang mereka berdiskusi K.W S P d) Ayah berkata bahwa kakak akan diwisuda minggu ini S P S P K.W e) Setelah bekerja, Sophie membelikan adiknya sepatu baru P S P S O
2. Langkah-langkah dalam menyusun karangan!
a) Menentukan tema/topik pembahasan. Langkah paling awal dalam membuat suatu karangan adalah menentukan tema atau topik karangan. Tema diartikan pokok pikiran, sedangkan topik adalah pokok pembicaraan. Apabila dilihat dari sudut sebuah karangan yang telah selesai tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dalam kenyataannya untuk menulis suautu karangan, penulis harus memilih suatu topik atau pokok pembicaraan. Dengan demikian, pada waktu menyusun sebuah tema untuk untuk sebuah karangan ada dua unsur yang paling dasar yaitu topik atau pokok pembicaraan dan tujuan yang hendak dicapai melalui topik tersebut. b) Menentukan tujuan. Setiap kegiatan yang dilakukan tentu memiliki tujuan. Demikian halnya dengan mengarang/menulis. Menetapkan tujuan tulisan adalah penting sebelum menulis. Karena tujuan sangat berpengaruh dalam menetapkan bentuk, panjang, sifat dan cara penyajian tulisan. Tujuan tulisan harus jelas suatu tulisan yang tidak dilandasi dengan tujuan yang jelas dan mungkin hanya mewujudkan tulisan yang buruk atau tidak dapat dipahami oleh pembaca. Jadi penetapan tujuan itu sangat membantu penulis dalam mengembangkan tulisannya dan dapat memberikan arah kepada penulis. Dengan menetapkan tujuan yang jelas akan membantu penulis memperoleh gambaran tentang persoalan yang akan ditulisnya dan membangkitkan semangat penulis untuk merangkaikan kata-kata yang lebih jelas dan terarah. c) Mengumpulkan informasi/bahan Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, perlu mencari bahan berupa keterangan- keterangan yang berhubungan dengan topik tersebut. Kegiatan mengumpulkan bahan dapat dilakukan dengan cara observasi atau mengadakan pengamatan terhadap satu proses atau keinginan sesuatu yang diperlukan dan akan dijadikan sumber penulisan. d) Membuat kerangka tulisan Kerangka tulisan adalah garis besar cerita yang akan dituangkan pada sebuah tulisan. Sebelum menulis, seorang penulis perlu menetapkan kerangka tulisan. Kerangka tulisan merupakan pedoman atau acuan penulis tentang hal-hal apa saja yang akan ditulis, sehingga dengan menggunakan kerangka tulisan alur cerita yang akan ditulis semakin jelas dan terarah. Jarang seseorang dalam menuangkan isi pikirannya sekaligus secara teratur terperinci dan sempurna tanpa sebuah kerangka tulisan. Hal ini sesuai dengan pendapat Gorys Keraf bahwa; “ Kerangka karangan adalah rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap.” e) Mengembangkan kerangka menjadi tulisan. Setelah kerangka karangan disusun, maka tahap selanjutnya adalah mengembangkannya menjadi sebuah tulisan yang utuh. Pengembangan kerangka karangan dilakukan satu persatu. Dalam penulisan atau pengembangan kerangka karangan ada beberapa unsur yang harus diperhatikan dan unsur-unsur tersebut merupakan penilaian baik tidaknya hasil karangan yang dibuat. Unsur-unsur tersebut adalah isi gagasan yang dikemukakan, organisasi isi (urutan peristiwa), tata bahasa, pilihan struktur dan kosakata serta penggunaan ejaan yang tepat. Di dalam penuangan isi gagasan yang dikemukakan pada sebuah tulisan, penulisan sangat dituntut untuk memiliki wawasan luas tentang apa yang ditulisnya sehingga isi tulisan benar-benar hidup. Namun demikian dalam penceritaannya, penulis harus mampu mengorganisasi isi sedemikian rupa sehingga isi cerita tidak tumpang tindih atau tidak dibicarakan berulang-ulang. Agar isi karangan mudah dipahami pembaca, gunakanlah tata bahasa yang baik, struktur kata dan kosakata yang mudah dipahami pembaca. Hal yang lebih penting lagi adalah penggunaan kalimat yang efektif. Kalimat efektif berarti kalimat tersebut sederhana namun memiliki makna yang luas. Lebih baik menggunakan kalimat yang pendek dan mudah dipahami daripada kalimat yang panjang tetapi membingungkan pembaca. Agar isi tulisan mudah dipahami pembaca, penggunaan ejaan juga harus perlu diperhatikan. Gunakan tanda baca pada tempatnya, sebab penggunaan ejaan secara serampangan akan berdampak negatif terhadap isi karangan. Bahkan penggunaan ejaan secara tidak tepat akan menyulitkan pembaca untuk memahami isi tulisan. Untuk menyusun kerangka karangan, diperlukan bahan-bahan yang dapat digali dari pengalaman, imajinasi buku-buku, majalah, Koran, wawancara, dan lain-lain. Setelah bahan terkumpul, pokok pikiran tersebut kita susun dengan baik dan tidak boleh sembarangan. Mana cerita yang harus diletakkan pada bagian awal dan mana pula yang harus diletakkan pada bagian akhir.
3. Tentukanlah Unsur intrinsik dan ekstrinsik cerita dibawah ini!
Suatu hari, seekor beruang tengah menjelajahi hutan untuk mencari buah-buahan. Di tengah pencarian, ia menemukan pohon tumbang di mana terdapat sarang tempat lebah menyimpan madu. Beruang itu mulai mengendus-endus dengan hati-hati di sekitar pohon tumbang tersebut untuk mencari tahu apakah lebah-lebah sedang berada dalam sarang tersebut. Tepat pada saat itu, sekumpulan kecil lebah terbang pulang dengan membawa banyak madu. Lebah-lebah yang pulang tersebut, tahu akan maksud sang Beruang dan mulai terbang mendekati sang Beruang, menyengatnya dengan tajam lalu lari bersembunyi ke dalam lubang batang pohon. Seketika Beruang tersebut menjadi sangat marah, loncat ke atas batang yang tumbang tersebut dan dengan cakarnya menghancurkan sarang lebah. Tetapi hal ini malah membuat seluruh kawanan lebah yang berada dalam sarang, keluar dan menyerang sang Beruang.Beruang yang malang itu akhirnya lari terbirit-birit dan hanya dapat menyelamatkan dirinya dengan cara menyelam ke dalam air sungai. Unsur Intrinsik Tema : Beruang dan Lebah Tokoh : Beruang dan Lebah Alur : Alur Maju Latar : Tempat : Hutan Waktu : Pagi – Siang Suasana : Marah, Mudah terbakar emosi, mencelakai diri sendiri Penokohan : Beruang : Pemarah dan pencuri Lebah : Selalu waspada dan akan segera menghukum yang ingin pencuri madu Sudut pandang : Orang ketiga Amanat : Kadang lebih bijaksana untuk berdiam diri menahan diri daripada menambah masalah karena melampiaskan emosi. Unsur Ekstrinsik Latar belakang pengarang Pengarang menggunakan sudut pandang orang ketiga,pasti pengarang adalah orang yang pernah mendapat kan pengalaman tentang cerita tersebut Latar belakang masyarakat Pengarang menuliskan dengan jelas nama tempat di dalam cerpen. Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa pengarang tinggal menginspirasi pengarang dalam membuat cerpen tersebut. Nilai dan norma masyarakat Nilai dan norma masyarakat yang terkandung dalam penggalan cerpen tersebut yaitu nilai moral mengajarkan kita untuk selalu izin apabila ingin meminta makanan orang lain.
4. 5 jenis sastra yang paling diminati anak
a) Dongeng Didalam pembicaraan sehari hari dongeng merupakan suatu cerita yang hidup dikalangan rakyat yang disajikan secara bertutur lisan. b) Cerita rakyat. Jadi, pada dasarnya cerita rakyat ingin menyampaikan pesan atau amanat yang dapat bermanfaat bagi watak dan kepribadian para pendengarnya. – Sarana penggalang rasa kesetiakawanan di antara warga masyarakat yang menjadi pemilik cerita rakyat tersebut. c) Puisi anak : Puisi anak adalah puisi untuk dikonsumsi anak, yang isinya sesuai dengan lingkungan anak, usia anak dan memiliki nilai-nilai yang dapat membentuk sikap, budi pekerti yang luhur, serta memiliki nilai seni. d) Drama anak : Drama anak-anak adalah proses lakuan anak sebagai tokoh. Dalam berperan, mencontoh atau meniru gerak pembicaraan seseorang, menggunakan atau memanfatkan pengalaman dan pengetahuan tentang karakter dan situasi dalam suatu lakuan, baik dialog maupun monolog guna menghadirkan peristiwa dan rangkaian cerita tertentu. e) Cerita anak-anak : Cerita anak-anak merupakan cerita sederhana yang kompleks. Kesederhanaan itu ditandai oleh syarat yang wacananya yang baku dan berkualitas tinggi, sehingga cerita anak-anak harus berbicara tentang kehidupan anak-anak.
5. Apa manfaat sastra anak terhadap anak-anak?
Menurut saya salah satu tujuan utama pembelajaran sastra untuk anak ialah memberi kesempatan kepada anak untuk memperoleh pengalaman dari bacaan, serta masuk dan terlibat di dalam suatu buku. Pembelajaran sastra harus membuat anak merasa senang membaca, membolak-balik buku, dan gemar mencari bacaan.
6. Apa tujuan pembelajaran sastra di Sekolah Dasar?
a) Menumbuhkan kesenangan terhadap buku Salah satu tujuan utama pembelajaran sastra di SD ialah memberi kesempatan kepada anak untuk memperoleh pengalaman dari bacaan, serta masuk dan terlibat di dalam suatu buku. Pembelajaran sastra harus membuat anak merasa senang membaca, membolak-balik buku, dan gemar mencari bacaan. Beri mereka waktu untuk membaca atau secara teratur guru membacakan buku untuk mereka. Perkenalkan mereka pada berbagai ragam bacaan prosa dan puisi, realisme dan fantasi, fiksi historis dan kontemporer, tradisional dan modern. b) menginterpretasi bacaan sastra Membantu siswa dalam menginterpretasikan bacaan itu dengan cara mengidentifikasi para pelaku yang ada pada cerita. Hal itu dapat dilakukan dengan mendramatisasikan adegan tertentu yang ada pada buku cerita. Kegiatan dramatisasi adegan cerita selain menguatkan pemahaman pada cerita juga akan melatih mereka bersosialisasi. c) Mengembangkan kesadaran bersastra Anak-anak yang masih berada di sekolah dasar juga harus diajak mulai mengembangkan kesadaran pada sastra. Tak dapat dipungkiri bahwa pemahaman literer meningkatkan kenikmatan anak terhadap bacaan Anak-anak harus pula diarahkan menemukan elemen-elemen sastra secara berangsur-angsur, karena elemen-elemen itu memberikan bekal bagi siswa dalam pemahaman makna cerita atau puisi. Dengan demikian guru harus menguasai pengetahuan tentang bentuk-bentuk cerita, elemen-elemen cerita, dan pengetahuan tentang pengarang. d) mengembangkan apresiasi. Sasaran jangka panjang pengajaran sastra di SD ialah mengembangkan kesukaan membaca karya sastra yang bermutu. Margaret Early (dalam Huck, 1987) menyatakan bahwa terdapat tiga tahap urutan dan perkembangan yang ada dalam pertumbuhan apresiasi (1) tahap kenikmatan yang tidak sadar, (2) tahap apresiasi yang masih ragu-ragu atau berada antara tahap kesatu dan ketiga, dan (3) tahap kegembiraan secara sadar.