Anda di halaman 1dari 21

MODUL AJAR

BAHASA INDONESIA
FASE B KELAS IV SD

OLEH: SIGIT ARI NUGRAHA, S.Pd.SD


NIP. 19740312 200801 1 010

SD NEGERI WONOSARI II
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
MODUL AJAR

Nama Sekolah : SD Negeri Wonosari II


Fase : B
Kelas : IV
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Tahun Pelajaran : 2021/2022

A. Topik Pembelajaran: Unsur Intrinsik dalam Karya Sastra (Teks Fiksi)

B. Capaian Pembelajaran
1. Menyimak
Peserta didik mampu memahami ide pokok (gagasan) suatu pesan lisan, informasi
dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar), dan instruksi
lisan yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi. Peserta didik mampu memahami
dan memaknai teks narasi yang dibacakan atau dari media audio.
2. Membaca dan Memirsa
Peserta didik mampu memahami pesan dan informasi tentang kehidupan sehari-hari,
teks narasi, dan puisi anak dalam bentuk cetak atau elektronik. Peserta didik mampu
memahami ide pokok dan ide pendukung pada teks informasional dan mampu
menjelaskan permasalahan yang dihadapi oleh tokoh cerita pada teks narasi. Peserta
didik mampu menambah kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang
dipirsa sesuai dengan topik.
3. Berbicara dan Mempresentasi
Peserta didik mampu berbicara dengan pilihan kata dan sikap tubuh/gestur yang
santun, menggunakan volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks; mengajukan
dan menanggapi pertanyaan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan lebih aktif.
Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan dalam suatu percakapan dan diskusi
dengan menerapkan tata caranya. Peserta didik mampu menceritakan kembali suatu
informasi yang dibaca atau didengar dari teks narasi dengan topik yang beragam.
4. Menulis
Peserta didik mampu menulis teks narasi, deskripsi, rekon, prosedur, dan eksposisi
dengan rangkaian kalimat yang beragam, informasi yang lebih rinci dan akurat
dengan topik yang beragam. Peserta didik semakin terampil menulis tegak
bersambung.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui diskusi dan tanya jawab, peserta didik mampu menelaah unsur pembangun
dalam sebuah teks fiksi.
2. Melalui bantuan dua teks pendek atau lebih, peserta didik mampu membandingkan
unsur pembangun dari dua teks atau lebih yang disajikan.
3. Peserta didik mampu menceritakan kembali karya sastra yang mereka baca untuk
dipresentasikan unsur intrinsik di dalamnya.
4. Melalui penugasan, peserta didik mampu menyajikan unsur pembangun dan karya
sastra teks fiksi yang ditulisnya sendiri.

D. Profil Pelajar Pancasila


1. Mandiri
Mengidentifikasi beberapa strategi dan cara belajar dengan bimbingan dari orang
dewasa.
2. Bernalar Kritis
Memproses informasi dan gagasan, melalui pengolahan informasi yang diperoleh
serta mengorganisir dan memproses informasi tersebut.

E. Alokasi Waktu: 4 kali pertemuan

F. Model Pembelajaran: Tatap muka

G. Metode Pembelajaran
1. Cooperative Learning
2. Scientifict Learning
3. Diskusi dan Tanya Jawab
H. Alat dan Bahan
1. Kertas untuk print out dongeng yang akan dibaca siswa.
2. Buku-buku cerita yang relevan.
3. LCD projector
4. Laptop/Chromebook

I. Referensi Bahan Ajar yang Relevan


1. Karya sastra online yang dapat diunduh.
2. Buku-buku cerita anak.
3. Karya sastra legenda, dongeng, cerita fiksi anak, dan lain-lain.

J. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Tujuan Pembelajaran
Melalui diskusi dan tanya jawab, peserta didik mampu menelaah unsur pembangun
dalam sebuah teks fiksi.
2. Materi Pembelajaran
Unsur intrinsik dalam karya sastra merupakan unsur-unsur pembangun sebuah karya
sastra.
Unsur intrinsik dalam karya sastra meliputi:
a. Tema
Sesuatu yang menjadi pokok masalah/pokok pikiran dari pengarang yang
ditampilkan dalam karangannya.
b. Alur
Jalan cerita atau rangkaian peristiwa dari awal sampai akhir. Alur memiliki
beberapa tahapan mulai dari perkenalan, konflik, klimaks, anti klimaks , dan
penyelesaian.
Alur unsur intrinsik karya sastra dibagi menjadi tiga, yaitu:
 Alur maju adalah rangkaian peristiwa yang urutannya sesuai dengan urutan
waktu kejadian atau cerita yang bergerak ke depan terus.
 Alur mundur adalah rangkaian peristiwa yang susunannya tidak sesuai dengan
urutan waktu kejadian atau cerita yang bergerak mundur (flashback).
 Alur campuran adalah campuran antara alur maju dan alur mundur.
Penulis bisa menceritakan tentang konflik terlebuh dahulu, kemudian
menceritakan tentang awal konflik terjadi, dan pengenalan tokoh. Ada juga
alur maju-mundur yang merupakan kombinasi dari kedua alur ini.
c. Penokohan
Menguraikan watak/sifat para tokoh dalam cerita.
Tokoh dalam unsur intrinsik karya sastra dibagi menjadi:
 Tokoh protagonis: tokoh utama pada cerita.
 Tokoh antagonis: tokoh penentang atau lawan dari tokoh utama.
 Tokoh tritagonis: penengah dari tokoh utama dan tokoh lawan.
 Tokoh figuran (tambahan), yaitu tokoh dalam cerpen yang menjadi tokoh
pembantu atau tambahan dan memberi warna pada cerita.
d. Sudut Pandang
Arah pandang pengarang dalam membawakan cerita. Terdiri dari sudut padang
orang pertama, kedua, dan ketiga.
e. Pesan
Pesan/kesan yang dapat memberikan tambahan pengetahuan, pendidikan, dan
sesuatu yang bermakna dalam hidup yang memberikan penghiburan, kepuasan,
dan kekayaan batin kita terhadap hidup.
3. Kegiatan Pembuka
a. Mengkondisikan kelas untuk memulai pembelajaran
b. Melakukan pembiasaan berdoa dan memberikan motivasi untuk memulai
pembelajaran.
c. Mengadakan apersepsi mengenai macam-macam karya sastra.
4. Kegiatan Inti
a. Mengarahkan peserta didik untuk berkelompok (2-3 peserta didik).
b. Memaparkan secara singkat pengertian unsur intrinsik dan penjelasan terkait di
dalamnya melalui tayangan presentasi.
c. Menyiapkan satu teks cerita fiksi untuk dibaca bersama dengan peserta didik.
Teks cerita diusahakan adalah cerita yang bersifat lokal dan dapat dikembangkan
ke teks yang bersifat nasional dan manca negara. Bahan bacaan didapat dari
https://thegorbalsla.com/contoh-cerita-fantasi/ dengan judul “Keledai dan Penjual
Garam”. Cerita ini tentang perjalanan seekor kedelai dan pedagang yang
menuntunnya untuk berjualan garam. Keledai yang bosan mengangkut garam
kemudian mencurangi pedagang dengan pura-pura terjatuh di air dan melarutkan
garam yang dia bawa ke dalam air selama berhari-hari hingga si pedagang sadar
dengan tingkah nakal si keledai. Untuk memberi pelajaran, si pedagang kemudian
mengganti garam dengan kapas hingga si keledai menjadi jera dengan
tingkahnya.
d. Dengan bimbingan guru, peserta didik berdiskusi terkait dengan bahasan yang
sedang dibahas mengenai unsur intrinsik dalam teks tersebut.
e. Perwakilan kelompok memaparkan hasil diskusinya dan ditanggapi oleh peserta
didik lain.
f. Memberikan penguatan untuk setiap jawaban yang benar dari tiap peserta didik
terkait tema cerita, nama tokoh dalam cerita, sifat-sifat-sifat tokoh, tempat yang
diceritakan dalam cerita, dan pesan apa yang terdapat dalam cerita.
g. Setelah semua peserta didik dirasa telah memahami materi terkait unsur intrinsik,
guru kemudian meminta peserta didik secara individual untuk menjelaskan
pengertian dari tema cerita, nama tokoh dalam cerita, sifat-sifat tokoh, tempat
yang diceritakan dalam cerita, dan pesan apa yang terdapat dalam cerita dengan
kalimat sendiri.
h. Guru bersama dengan peserta didik menyimpulkan pembelajaran pada Pertemuan
1 yang telah dilakukan.
5. Kegiatan Penutup
a. Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
b. Memberikan soal sebagai penilaian formatif dari pembelajaran hari ini.
c. Melakukan refleksi dan tanya jawab untuk mengevaluasi kegiatan yang telah
berlangsung.
 Bagaimana perasaanmu setelah mengikuti pelajaran hari ini?
 Apakah kamu telah mengerti semua?
 Bagian mana yang paing kamu sukai?
 Apa yang kurang kamu sukai pada materi ini?
 Apakah kalian bersedia mengikuti materi berikutnya?
d. Menutup pembelajaran dengan membaca doa.
K. Penilaian Formatif
Penilaian formatif dilaksanakan di akhir pembelajaran pada setiap pertemuan.

L. Penilaian Sumatif
Penilaian sumatif dimasukkan ke dalam Penilaian Akhir Tahun (PAT).

M. Pengayaan
Diberikan pada peserta didik dengan pencapaian hasil belajar tinggi. Bentuk pengayaan
untuk peserta didik dengan kecepatan belajar dan kemampuan belajar yang baik. Peserta
didik diberikan 2 atau 3 teks cerita fiksi untuk ditelaah. Bahan bacaan didapat secara
daring dari https://ceritaanak.org/cerita-dongeng-anak/ atau dari buku-buku cerita di
perpustakaan sekolah.

N. Remedial
Diberikan pada peserta didik dengan kemampuan belajar yang membutuhkan
pendampingan. Peserta didik diberikan teks fiksi yang lebih sederhana untuk dianalisis
dengan alur cerita yang mudah dan tidak rumit dan jumlah paragraf sedikit. Bahan
bacaan didapat secara daring dari https://www.1000dongeng.com/ atau dari buku-buku
cerita di perpustakaan sekolah.

Wonosari, Juli 2021


Mengetahui,
Kepala SDN Wonosari II, Guru Kelas IV,

EKO PRAMONO, S.Pd., M.Pd. SIGIT ARI NUGRAHA, S.Pd.SD


NIP. 19710527 199203 1 005 NIP. 19740312 200801 1 010
LAMPIRAN

PENILAIAN FORMATIF

Kisi-kisi Soal Tes Formatif

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Fase : B
Kelas : IV
Topik Pembelajaran : Unsur Intrinsik dalam Karya Sastra
Bentuk Soal : Esay

Pertemuan
Tujuan Pembelajaran Indikator Soal Nomor Soal
Ke-

1 Melalui diskusi dan tanya Peserta didik dapat 1


jawab, peserta didik menjelaskan arti dari
mampu menelaah unsur kelima unsur
pembangun dalam intrinsik dalam teks
sebuah teks fiksi fiksi dengan benar.

Disajikan teks fiksi, 2


peserta didik dapat
menguraikan lima
unsur intrinsik dari
teks tersebut dengan
benar
Instrumen Tes Formatif

1. Jelaskan pengertian dari lima unsur intrinsik dalam karya sastra!


2. Perhatikan karya fiksi yang berjudul “Sepasang Saudara Penyihir” di bawah ini!
Dari karya di atas, uraikan unsur-unsur intrinsik di dalamnya!

Lembar Penilaian Tes Formatif

Petunjuk: Berilah tanda √ pada kolom yang sesuai dengan hasil capaian peserta didik.

Melampaui Memenuhi
No. Nama Kurang
Capaian Capaian

Pedoman Penilaian Tes Formatif

1. Melampaui Capaian
Apabila peserta didik dapat menyebutkan pengertian seluruh unsur intrinsik dalam karya
sastra dan mampu menjelaskan unsur intrinsik dengan seluruhnya benar dari karya sastra
yang dibaca.
2. Memenuhi Capaian
Apabila peserta dapat menyebutkan lebih dari dua pengertian unsur intrinsik dalam karya
sastra dan mampu menjelaskan unsur intrinsik di dalamnya dari karya sastra yang dibaca.
3. Kurang
Apabila peserta hanya dapat menyebutkan kurang dari tiga pengertian unsur intrinsik
dalam karya sastra dan belum mampu menjelaskan unsur intrinsik dari karya sastra yang
dibaca.
PENILAIAN SUMATIF

Kisi-kisi Soal Penilaian Akhir Tahun (PAT) 2021/2022

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Fase : B
Kelas : IV
Topik Pembelajaran : Unsur Intrinsik dalam Karya Sastra
Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Tujuan Nomor
Capaian Pembelajaran Indikator Soal
Pembelajaran Soal
 Peserta didik mampu  Melalui diskusi Disajikan pernyataan, siswa dapat 24
memahami dan dan tanya jawab, menentukan salah satu jenis tokoh dalam
memaknai teks narasi peserta didik cerita fiksi dengan benar
yang dibacakan atau mampu
Disajikan teks fiksi, siswa dapat 25
dari media audio menelaah unsur
menentukan salah satu jenis tokoh dalam
 Peserta didik mampu pembangun
cerita fiksi dengan benar
memahami ide pokok dalam sebuah
dan ide pendukung teks fiksi. Disajikan teks fiksi, siswa dapat 26
pada teks  Melalui bantuan menentukan salah satu jenis tokoh dalam
informasional dan dua teks pendek cerita fiksi dengan benar
mampu menjelaskan atau lebih,
Disajikan teks fiksi, siswa dapat 27
permasalahan yang peserta didik
menentukan amanat dari teks cerita dengan
dihadapi oleh tokoh mampu
benar
cerita pada teks narasi. membandingkan
 Peserta didik mampu unsur Disajikan teks fiksi, siswa dapat 28
berbicara dengan pembangun dari menentukan tokoh utama dalam cerita
pilihan kata dan sikap dua teks atau dengan benar
tubuh/gestur yang lebih yang
Disajikan teks fiksi, siswa dapat 29
santun, menggunakan disajikan.
menentukan tokoh tambahan dalam cerita
volume dan intonasi  Peserta didik
dengan benar
yang tepat sesuai mampu
konteks; mengajukan menceritakan Disajikan teks fiksi, siswa dapat 30
dan menanggapi kembali karya menentukan salah satu jenis tokoh dalam
pertanyaan dalam sastra yang cerita fiksi dengan benar
suatu percakapan dan mereka baca
diskusi dengan lebih untuk
aktif. dipresentasikan
Disajikan teks fiksi, siswa dapat 31
Tujuan Nomor
Capaian Pembelajaran Indikator Soal
Pembelajaran Soal
 Peserta didik mampu unsur intrinsik di menentukan watak/sifat salah satu tokoh
menulis teks narasi, dalamnya. dalam cerita dengan benar
deskripsi, rekon,  Melalui
prosedur, dan eksposisi penugasan, Disajikan teks fiksi, siswa dapat 32
dengan rangkaian peserta didik menentukan inti cerita yang dimaksud
kalimat yang beragam, mampu dengan benar
informasi yang lebih menyajikan
Disajikan teks fiksi, siswa dapat 33
rinci dan akurat dengan unsur
menentukan hikmah dari teks cerita dengan
topik yang beragam. pembangun dan
benar
karya sastra teks
fiksi yang Disajikan teks fiksi, siswa dapat 34
ditulisnya menentukan latar waktu cerita dengan
sendiri. benar

Disajikan teks fiksi, siswa dapat 35


menentukan latar tempat cerita dengan
benar
Instrumen Soal Penilaian Akhir Tahun (PAT) 2021/2022

24. Tokoh yang bersifat baik dalam sebuah cerita disebut tokoh ….
a. utama
b. tritagonis
c. protagonis
d. antagonis

Perhatikan teks di bawah ini untuk menjawab soal nomor 25, 26, dan 27!

Kisah Putri Tangguk


Putri Tangguk tinggal bersama suami dan ketujuh anaknya di daerah Jambi. Putri
Tangguk memiliki sepetak sawah yang ditanami padi. Saat panen terakhir, Putri Tangguk
jatuh terpeleset saat membawa hasil panen karena jalanan licin terkena hujan. Agar tidak
terpeleset, Putri Tangguk membuang padi sebagai pengganti pasir agar jalan tidak licin lagi.
Suaminya menasehati agar tidak membuang makanan tetapi Putri Tangguk membantahnya.
Suatu hari, ketujuh anaknya kelaparan. Anehnya, bakul nasi kosong, simpanan beras
kosong, dan lumbung juga kosong. Putri Tangguk menangis sampai tertidur. Ia bermimpi
didatangi segerombolan padi yang berbicara . “Hai, Putri Tangguk. Inilah buah dari
kesombonganmu. Masih Ingatkah engkau ketika membuang kami ke jalan sebagai alas
kakimu. Sekarang kamu harus bekerja keras. Bersihkan sawah ini, bajaklah, lalu tanam kami.
Setelah tiga bulan, barulah kalian dapat memanen kami kembali!” kata Padi.
Sumber: Buku tematik kelas IV Tema 8 Daerah Tempat Tinggalku dengan perubahan

25. Tokoh protagonis dalam cerita tersebut adalah ….


a. Padi
b. Suami
c. Ketujuh anak
d. Putri Tangguk
26. Tokoh antagonis dalam cerita tersebut adalah ….
a. Padi
b. Suami
c. Ketujuh anak
d. Putri Tangguk
27. Amanat dari cerita tersebut adalah kecuali ….
a. kita tidak boleh sombong
b. kita harus menghemat makanan
c. kita harus bersusah payah saat menanam padi
d. kita tidak boleh membuang atau menyia-nyiakan makanan
Perhatikan teks di bawah ini untuk menjawab soal nomor 28, 29, dan 30!

Si Pitung

Suatu sore, si Pitung melihat kelakuan anak buah Babah Liem yang sewenang-
wenang. Babah Liem adalah tuan tanah di daerah tempat tinggal si Pitung. Dia dan anak
buahnya sering merampas harta rakyat bahkan menarik pajak tinggi. Sebagian hasil rampasan
itu diberikan kepada pemerintah Belanda.
Si Pitung bertekad untuk melawan anak buah Babah Liem. Kemudian, dia berguru
kepada Haji Naipin, seorang ulama yang juga pandai ilmu bela diri. Si Pitung cepat
menguasai semua ilmu yang diajarkan oleh Haji Naipin.
Anak buah Babah Liem menyerang si Pitung. Namun, si Pitung bisa mengalahkan
mereka semua. Sejak saat itu, nama si Pitung terkenal di kalangan penduduk.
Si Pitung memutuskan untuk mengabdikan hidupnya pada rakyat jelata. Dia bertekad
untuk mengambil kembali hak yang sudah dicuri oleh tuan tanah dan mengembalikannya
kepada rakyat. Dia mengajak beberapa temannya untuk bergabung dengannya.
Sumber: Buku tematik kelas IV Tema 8 Daerah Tempat Tinggalku dengan perubahan

28. Tokoh utama dalam cerita tersebut adalah ….


a. Si Pitung
b. Haji Naipin
c. Babah Liem
d. Anak Buah
29. Tokoh tambahan dalam cerita tersebut adalah ….
a. Si Pitung, Haji Naipin, dan Babah Liem
b. Si Pitung, Babah Liem, dan Anak Buah
c. Si Pitung, Haji Naipin, dan Anak Buah
d. Haji Naipin, Babah Liem, dan Anak Buah
30. Berdasarkan sifat tokoh, si Pitung termasuk tokoh ….
a. antagonis
b. tritagonis
c. tambahan
d. protagonist

Perhatikan teks berikut untuk menjawab soal nomor 31, 32, dan 33!

Angsa dan Telur Emas


Ada seorang petani yang memiliki seekor Angsa istimewa. Angsa tersebut
menghasilkan sebuah telur emas setiap harinya. Petani menjual telur emas dengan harga
tinggi. Petani menjadi kaya raya. Sebutir telur emas setiap hari telah membuat petani tidak
sabar. Ia ingin mendapat semua telur emas sekaligus. Suatu hari, muncul gagasan untuk
memotong angsa dan membelah perutnya. Petani serakah ini kaget ketika tidak menemukan
satu telur pun dalam perut angsa. Petani menyesal setelah angsa istimewanya mati.
Sumber: Buku tematik kelas IV Tema 8 Daerah Tempat Tinggalku dengan perubahan
31. Watak Petani dalam cerita tersebut adalah ….
a. pemarah
b. serakah
c. sabar
d. rajin
32. Inti cerita dari teks tersebut adalah ….
a. angsa mati karena keserakahan petani
b. petani memiliki angsa yang istimewa
c. petani menyesal karena angsanya mati
d. angsa setiap hari hanya menghasilkan satu telur emas
33. Hikmah yang dapat diambil dari cerita tersebut adalah kecuali ….
a. serakah membuat kita memiliki segalanya
b. manusia harus mensyukuri apa yang dimiliki
c. jangan serakah hanya karena ingin cepat kaya
d. barang siapa serakah, maka akan kehilangan semua yang dimilikinya

Perhatikan teks berikut untuk menjawab soal nomor 34 dan 35!

“Ayo, Pak, kita ke sana cari kendi berisi koin emas, mumpung bulan purnama, pasti tidak
terlalu gelap! Bapak bawa senter!” Ujar istrinya yang terkenal rakus. Kadang angin pun
berhembus sepoi-sepoi dan padi yang mulai menguning serta daun-daunnya menari
dihembusnya. Terhuyung-huyung perjalanan suami istri menuju gubuk tempat kendi berada.

34. Berdasarkan cerita tersebut, latar waktu menunjukkan … hari


a. pagi
b. sore
c. siang
d. malam
35. Latar tempat cerita tersebut adalah ….
a. tepi pantai
b. tempat wisata
c. sawah
d. jalanan
Kunci Jawaban dan Pedoman Penilaian Tes Sumatif

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Fase : B
Kelas : IV
Topik Pembelajaran : Unsur Intrinsik dalam Karya Sastra
Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Nomor Soal Jawaban Skor

24 C 1

25 A 1

26 D 1

27 C 1

28 A 1

29 D 1

30 D 1

31 B 1

32 B 1

33 C 1

34 D 1

35 C 1

Total Skor 12

Total Skor
×100
Nilai akhir = 12
PENGAMATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

Uraian Profil Pelajar Pancasila:


1. Mandiri
Mengidentifikasi beberapa strategi dan cara belajar dengan bimbingan dari orang dewasa.
2. Bernalar Kritis
Memproses informasi dan gagasan, melalui pengolahan informasi yang diperoleh serta
mengorganisir dan memproses informasi tersebut.

Petunjuk: Berilah tanda √ pada kolom yang sesuai dengan hasil pengamatan.

Mandiri Bernalar Kritis


No. Nama Belum Belum
Terlihat Terlihat
Terlihat Terlihat
BAHAN BACAAN

Bacaan untuk kegiatan pembelajaran:


Keledai dan Penjual Garam
Di suatu desa di tepi pantai yang cukup jauh dengan perkotaan, hiduplah seorang
pedagang garam sebatang kara yang sangat dermawan. Setiap hari, ia membagikan hasil
menjual garam kepada tetangganya dan sangat mengasihi fakir miskin meskipun sebenarnya
hidupnya tidaklah bergelimang harta. Setiap kali berhasil menjual garam, ia belikan pakaian
dan makanan untuk di sedekahkan.
Pedagang garam tersebut memiliki seekor keledai yang digunakan untuk mengangkut
garam ke kota terdekat. Ia sangat menyayangi keledai tersebut sampai makanan dan tempat
tinggal keledai selalu disediakan. Keledai tersebut sudah dianggap keluarga dan menjadi
teman hidup satu-satunya pedagang garam tersebut. Akan tetapi keledai tersebut tampaknya
tidak puas dengan perlakuan pedagang garam.
Setiap kali hendak pergi menjual garam ke kota, keledai selalu menggerutu karena
harus terbebani dengan karung garam serta berjalan cukup jauh. “Mengapa kau tidak
membeli gerobak saja wahai tuanku? Bukankah hasil menjual garam sudah cukup untuk
membeli gerobak, tapi uangmu kau selalu berikan kepada orang lain” kata keledai pada suatu
hari kepada tuannya ketika hendak berangkat.
Pedagang garam tersebut hanya terdiam dan melanjutkan menaikan beberapa karung
garam di kantong kain pada tubuh keledai. Pedagang garam kemudian menuntun keledai
sembari membawa satu karung garam di pundaknya. Mereka terus berjalan hingga akhirnya
melewati sebuah jembatan yang dialiri air sungai yang cukup deras dan jernih. Pedagang
garam kemudian berhenti dan beristirahat.
Di tengah peristirahatan tersebut, ternyata si keledai memiliki ide yang cukup konyol.
Bila esok pedagang membawanya kembali melalui jalan ini, maka ia akan berpura-pura
terjatuh ke dalam sungai dan garam yang akan di bawa akan semakin ringan karena larut di
dalam air. Benar saja, keesokan harinya ketika mereka berangkat melewati jalan yang sama,
keledai berpura-pura kelelahan dan terjatuh ke sungai.
Karung garam yang dibawa keledai terendam cukup lama karena pedagang garam
meminta tolong kepada orang sekitar untuk membantu mengangkat keledai. “Maafkan aku
tuan, aku tidak sengaja terjatuh ke dalam sungai karena sepertinya beban garamnya tidak
seimbang”, ungkap keledai dengan alasannya. “Baiklah kalau begitu aku akan membawa
lebih banyak garam agar kau seimbang”.
Akhirnya pedagang membawa dua karung garam agar keledainya bisa meneruskan
perjalanan meski garam yang dibawa keledai sangat ringan karena sebagian garam sudah
larut di dalam air sungai. Esoknya lagi, keledai melakukan hal yang sama dengan alasan
kakinya tersandung batu, dan alasan lain diberikan setiap harinya kepada pedagang. Hal ini
membuat tuannya curiga dan ingin memberi balasan.
Suatu hari, dinaikkan lah kapas pada punggung keledai. Petani tidak memberitahukan
bahwa yang dibawa bukanlah garam melainkan kapas. Hal ini untuk memberikan pelajaran
kepada keledai yang suka mengeluh padahal sudah sangat dikasihi. Setiba di jembatan,
keledai tersebut tanpa menunda waktu langsung menjatuhkan diri ke dalam sungai dan kapas
kemudian menyerap air sungai.
Bukannya semakin ringan, akan tetapi karung yang dibawa keledai semakin berat
hingga keledai kesulitan berjalan. Keledai tersebut terus melangkahkan kakinya sembari
bertanya kepada tuannya. “Tuanku, mengapa garamnya semakin berat ketika terkena air,
padahal biasanya akan semakin ringan. Aku sungguh tidak bisa berjalan jika harus membawa
beban seberat ini ke kota”.
Petani kemudian menjawab dengan bijaksana “Keledai ku, sungguh yang kau bawa
bukanlah garam melainkan kapas yang menyerap air. Aku tahu kau hanya berpura-pura
terjatuh agar bebanmu tidak berat akan tetapi perbuatanmu sungguh merugikan”. Keledai
tersebut kemudian sangat malu karena selama ini ia seperti tidak tahu diri dan tidak tahu
terimakasih kepada si pedagang garam.
Sumber: https://thegorbalsla.com/contoh-cerita-fantasi/

Bacaan untuk penilaian formatif:


Sepasang Saudara Penyihir
Pada musim panas di sebuah desa yang damai, hiduplah dua saudara kembar yang
memiliki kekuatan sihir. Mereka adalah Niko dan Arko. Meski merupakan saudara kembar,
namun watak keduanya sangat berbeda drastis. Niko sangat sombong dan angkuh sedangkan
Arko merupakan anak yang baik hati. Niko memiliki keistimewaan yaitu menguasai sihir
lebih banyak sehingga dengan sombongnya selalu memamerkan kemampuannya.
Arko yang merupakan kakak dari Niko selalu melarang adiknya untuk memamerkan
kekuatannya kepada teman-temannya atau menggunakan sihir dengan sembarangan. Akan
tetapi Niko selalu mengelak dan mengatakan bahwa Arko iri dengan kemampuan sihir Niko.
Sikap Niko justru semakin menjadi-jadi, diubahnya semua benda di sekelilingnya menjadi
batu termasuk hewan ternak milik keluarganya.
Arko terus menasihati si adik tapi tetap saja Niko yang keras kepala dan angkuh
merasa bahwa dirinya paling kuat dan hebat hingga seluruh benda di dalam rumahnya diubah
menjadi batu. Ada satu benda yang belum diubah, yaitu cermin. Niko yang membacakan
mantera kemudian berniat mengubah cermin menjadi batu ternyata berrbalik ke arahnya.
Mantera tersebut ternyata terpantul ke arah Niko.
Niko akhirnya berubah menjadi batu. Melihat keadaan adiknya, Arko memberi tahu
guru sihir kemudian meminta bantuan untuk membebaskan sang adik dari sihir yang
diperbuatnya sendiri. Namun, guru sihir tidak bisa membantu karena mantera itu bersifat
abadi dan hanya bisa diubah oleh orang yang telah membacakan mantera sihir mengubah
benda menjadi batu.
Sumber: https://thegorbalsla.com/contoh-cerita-fantasi/

Bacaan untuk pengayaan (salah satu sebagai contoh):


Putri Mandalika
Dahulu kala ada sebuah desa yang dimana semua rakyatnya rukun dan damai. Di
dalam des aitu ada seorang putri yang bernama putri Mandalika. Sang putri adalah wanita
yang berparas cantik dan memiliki sikap yang sangat baik. Dia sangat ramah kepada
siapapun. Dia sangat baik kepada siapapun. Dia selalu membantu dan mengayomi siapapun
tanpa pilih siapa yang memintanya.
Putri yang cantik dan baik itu juga menjadi incaran para pemuda yang ingin
menikahinya. Banyak sekali pemuda yang ingin melamarnya. Satu sama lain saling
berkompetisi untuk mengambil hati putri Mandalika. Namun, belum ada keputusan dari putri
Mandalika akan memilih siapa yang nantinya akan menjadi suaminya. Putri Mandalika tidak
ingin menyakiti siapapun. Dan itu menjadi kekhawatiran putri Mandalika. Karena banyaknya
pemuda yang ingin melamar putri Mandalika, putri Mandalika takut mereka akan saling
menyakiti dan akan terjadi peperangan karena memperebutkannya.
“Aku takut mereka saling menyakiti karenaku. Aku takut akan terjadi peperangan
karena memperebutkanku,” putri Mandalika merasa sedih karena itu.
Putri Mandalika harus cerdik dalam mencari pasangan yang nantinya akan
mendampinginya. Namun, putri Mandalika juga harus adil dalam memilih. Sampai akhirnya
putri Mandalika mendapat jalan keluar untuk masalahnya. Putri Mandalika akan
mengumpulkan semua pemuda yang ingin melamarnya. Dia akan melihat siapa yang akan
mampu dan pantas untuk menjadi pendampingnya. Putri Mandalika yang cantik telah
menunggu para pemuda yang ingin melamarnya di ujung tebing. Dia akan melakukan sebuah
pengorbanan untuk menyelamatkan semuanya dengan caranya sendiri
“Aku akan memilih salah satu dari kalian. Aku tidak akan memilih karena kasta, harta
atau apapun. Aku akan memilih dengan hasil yang kalian korbankan untukku,” ucap putri
Mandalika dari ujung tebing
“Apa maksudnya putri?” salah seorang pangeran bertanya tentang maksud dari putri
Mandalika.
“Aku akan terjun dari tebing ini, dan kalian siapapun yang berani terjun juga dan
menemukanku di laut ini, dialah yang nantinya akan menjadi pendampingku. Siapapun itu,”
Apa yang menjadi tantangan dari putri Mandalika memanglah sulit dan perlu sebuah
pengorbanan untuk melakukannya. Banyak yang akan melakukan tantangan itu dan ada juga
yang mundur karena tantangan dari putri Mandalika.
Putri Mandalika pun terjun dari atas tebing dan seketika hilang dari padangan mata
karena terhalang dalamnya laut. Para pangeran dan pemuda pun langsung terjun dan mencari
putri Mandalika. Namun, putri Mandalika sangat sulit untuk ditemukan. Tidak ada satu
orangpun yang menemukan putri Mandalika di laut itu. Setelah itu, muncullah cacing warna
warni dari laut itu. Cacing warna warni itu dipercaya sebagai jelmaan dari putri Mandalika
yang sampai saat ini tidak ditemukan.
Sumber: https://ceritaanak.org/cerita-dongeng-anak/

Bacaan untuk remedial (salah satu sebagai contoh):


Burung Kenari dan Burung Puyuh
Burung kenari dan burung puyuh adalah sahabat karib. Mereka selalu menghabiskan
waktu bersama. Mulai dari bermain sampai mencari makan, mereka selalu bersama-sama.
Suatu hari, mereka tengah makan bersama di bawah pohon di hutan yang rimbun.
“Panasnya hari ini. Paling enak berteduh di dalam sarangku yang nyaman,” keluh
burung kenari.
“Udara hari ini sangat cerah, kok. Paling enak tiduran di sarangku sambil menikmati
hangatnya sinar matahari," ucap burung puyuh, tak setuju dengan perkataan Burung Kenari.
“Mana mungkin sarangmu nyaman? Sarangmu kan ada di bawah, tak ada pelindungnya
pula. lebih enak sarangku,” bantah Burung Kenari.
“Itu tidak benar! Sarangkulah yang paling nyaman!” seru Burung Puyuh, tak mau
kalah.
Kedua sahabat itu pun saling adu mulut. Mereka menganggap bahwa sarang masing-
masinglah yang paling nyaman. Tak lama kemudian, Burung Perkutut dantang. la
menghampiri keduanya, dan menanyakan apa yang terjadi. Keduanya pun menjelaskan
kepada Burung Perkutut.
“Oh, begitu rupanya. Mengapa kalian tak coba menginap semalam di sarang masing-
masing? Semalam di sarang Kenari, malam berikutnya di sarang Puyuh,” kata Burung
Perkutut yang bijaksana.
“Benar juga. Kita bisa tahu sarang siapa yang paling nyaman.” Kedua sahabat itu pun
setuju.
Malam harinya, Puyuh menginap di sarang Kenari. Letaknya di atas pohon yang tinggi.
Puyuh pun harus bersusah payah naik ke atas. Saat malam, tiba-tiba turun hujan. Untunglah,
mereka tidak kehujanan karena sarang Kenari yang tertutup.
Malam berikutnya, giliran Kenari yang menginap di sarang Puyuh yang ada di tanah.
Olala, dari sarang Puyuh, Kenari bisa melihat langit malam yang dipenuhi bintang. Sungguh,
pemandangan yang sangat indah. Saat udara panas pun, mereka tak kepanasan.
Esok harinya, mereka menyadari sesuatu. Ya! Sarang mereka mempunyai kelebihan
dan kekurangan masing-masing. Tidak seharusnya mereka sombong dan saling
membanggakan sarang mereka. Burung Kenari dan Burung Puyuh pun kembali menjadi
sahabat karib.
Sumber: https://www.1000dongeng.com/

Anda mungkin juga menyukai