Anda di halaman 1dari 10

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN

UNSUR INSTRINSIKCERPEN
PADA SISWA KELAS IX SMA

USULAN PENELITIAN

Sari Ramadhan
NIM 1810116120021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA


INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2021
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN UNSUR INSTRINSIK CERPEN
PADA SISWA KELAS XI SMA

A. Latar Belakang
Penilaian merupakan suatu kegiatan yang penting dilakukan dalam
pembelajaran. Penilaian merupakan suatu alat tolak ukur untuk mengetahuai sampai
dimana kemampuan siswa dalam memahami sesuatu pembelajaran. Penilaian dapat
diartikan suatu proses sistematis yang meliputi kegiatan pengumpulan informasi,
analisi, interpretasi informasi guna untuk mengambil suatu keputusan.
Kegitan belajar mengajar dilaksanakan oleh guru guna mencapai sebuah
tujuan pembelajaran yang diinginkan. Ketercapaian pembelajaran ini dapat
dilaksanakan atau dilakukan dengan melalui kegiatan evaluasi pembelajaran.
Evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran ini dapat dilakukan guna untuk
mengetahui kemampuan siswa untuk memahami pembelajaran yang sudah
dilakukan.
Penilaian dalam memahami unsur instrisik cerpen hendaknya diberikan
kepada siswa yang telah di sesuaikan dengan tujuan pembelajaran cerpen, yaitu
kemampuan mengidentifikasi unsur instrinsik dalam cerpen. Hal ini dilakuakan
agar pembelajaran tidak melenceng kearah yang lain. Penilaian ini bertujuan
mengukur kemampuan siswa dalam memahami sebuah cerpen terutama unsur
instrinsik cerpen.
Penelitian ini dilakukan dengan pertimbangan yang menjadi keinginan
penulis untuk menjadi keinginan membuat perubahan baru dalam dunia pendidikan
terutama dalam instrumen penilian. meneliti yaitu, cerpen merupakan karya sastra
yang ada diajarkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Meskipun tidak semua
dapat membuat cerpen dengan baik, tetapi hal itu merupakan suatu kegiatan dalam
pembelajaran. Hal ini yang mendasari keinginan penulis untuk mengetahui
bagaimana pemahaman siswa tentang unsur instrinsik cerpen.
Penelitian ini termasuk baru dikarenakan sebelumnya banyak yang hanya
menganalisis tentang unsur instrinsik cerpen tetapi tidak dengan instrument
penilaian dengan sasaran yang sama yaitu siswa. Penulis meneliti tentang instrumen
peniliaian unsur instrinsik cerpen. Cerpen dipilih dengan pertimbangan bahwa

1
materi cerpen ada pada buku ajar siswa yang merupakan sebagai bahan dasar dalam
penelitian.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, peneliti mengambil judul
“Pengembangan Instrumen Penilaian Unsur Instrinsik Cerpen Pada kelas IX SMA”.
Keuntungan yang dapat dicapai dalam melakukan penelitian ini yaitu dapat sebagai
bahan acuan atau rujukan dalam penilaian unsur instrinsik cerpen.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini,
adalah “ Bagaimana pengembangan instrumen penilaian dalam memahami unsur
instrinsik cerpen kelas XI SMA?”.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, terdapat tujuan penilitian yaitu


mendepskripsikan pengembangan instrumen penilian dalam memahami unsur
instrinsik cerpen.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki 2 manfaat yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.
Manfaat secara teoritis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan pembaca dan
dapat juga sebagai tambahan referensi khususnya untuk pengembangan instrument
penilaian unsur instrinsik cerpen.
Hasil penelitian ini diharapakan dapat sebagai motivasi untuk meningkatkan
pemahaman siswa dalam materi unsure instrinsik cerpen. Selain itu penelitian ini
memberikan manfaat secara praktis bagi guru, dan pembaca atau peneliti lain. Bagi
guru penelitian ini dapat di manfaatkan sebagai acuan isntrumen penilaian dalam
memahami unsur instrinsik cerpen. Bagi pembaca atau peneliti, penelitian ini dapat
sebgai acuan atau daftar rujukan utuk referensi meneliti tentang instrument penilian
khususnya unsur instrinsik cerpen.

2
E. Penegasan Istilah

Terdapat beberapa istilah dalam judul penelitian ini. Untuk membahas


permasalahan dalam penelitian ini, perlu penegasan dalam beberapa kata kunci
yang terdapat dalam judul yang diharapakan mempermudah pembaca dalam
memahami judul dan menghindari terjadinya kesalaha pahaman antara penulis dan
pembaca. Beberapa kata kunci yang pengetian dan pembatasannya perlu dijelaskan.

Pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah yang bertujuan


untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan suatu produk
yang telah ada sebelumnya.

Instrumen merupakan suatu alat yang dipergunakan sebagai alat untuk


mengukur suatu objek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel.

Penilaian dapat diartikan sebagai proses pengukuran terhadap suatu data


untuk memperoleh data karakteristik peserta didik dengan aturan tertentu

Instrumen Penilaian adalah suatu alat yang biasanya dipergunakan atau


digunakan oleh guru untuk melakukan penilaian .

Unsur instrinsik cerpen adalah salah suatu unsure utama dalam membangun
jalan cerita sebuah cerpen atau unsur pembangun utama suatu cerpen.

Siswa SMA kelas XI merupakan peserta didik yang mengikuti suatu


program pendidikan yaitu sekolah menengah atas jenjang kelas IX.

F. Kajian Pustaka

1. Cerpen
Cerpen atau cerita pendek merupakan salah satu jenis karya sastra yang
pendek berbentuk prosa. Cerpen merupakan jenis karya sastra yang memaparkan
kisah atau cerita mengenai manusia berserta seluk beluknya lewat tulisan pendek

3
dan singkat di bandingkan novel. Pengertian lain cerpen yaitu sebuah karangan
fiktif yang bersifat singkat berisi kehidupan seseorang yang berfokus pada satu
tokoh saja.
Kosasih dkk, (2004: 431) berpendapat bahwa cerpen adalah karangan
pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerpen dipisahkan sepenggal kehidupan
tokoh, yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan atau menyenangkan,
dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan Menurut KBBI, cerpen berasal
dari dua kata yaitu cerita yang mengandung arti tuturan mengenai bagaimana
sesuatu hal terjadi dan relatif pendek berarti kisah yang diceritakan pendek atau
tidak lebih dari 10.000 kata yang memberikan sebuah kesan dominan serta
memusatkan hanya pada satu tokoh saja dalam cerita pendek tersebut. Sedangkan
menurut Nugroho Notosusanto dalam Tarigan.
Cerpen ialah sebuah cerita yang singkat yang harus memiliki bagian
terpenting yakni perkenalan, pertikaian, serta penyelesaian. Pendapat orang tentang
cerpen sangat berbeda, masing-masing pendapatnya sangat baik dan memiliki
perbedaanuntuk itu saya berpendapat cerpen ialah suatu karangan yang berkisah
pendek yang mengandung kisahan tungal, menurut pendapat H. B. Jassin (2003:
89).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa cerpen
merupakan salah satu karya sastra yang pendek berbentuk prosa. Cerpen
merupakan sutu karya yang ringkas dibandingkan dengan novel. Cerpen
mengisahkan kehidupan tokoh yang berpusat pada satu tokoh dalam pristiwa atau
suatu kejadian. Tokoh yang diceritakan dalam cerpen berupa tokoh imajinatif atau
tokoh nyata sesuai dengan keinginan penulis cerpen atau pengarang cerpen.

2. Unsur Instrinsik Cerpen

Unsur instrinsik cerpen merupakan unsure pembangun karya yang berada di


dalam karya sastra itu sendiri. Unsur instrinsik cerpen berupa tema,alur,
latar/setting, tokoh, penokohan, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Adapun
penjabaran dari unsur isntrinsik cerpen sebagai berikut :

4
a. Tema
Tema adalah suatu gagasan yang menjalin suatu struktur cerita yang
menyangkut berbagai persoalan baik berbagai persoaalan berupa kemanusiaan,
kekuasaan, cita dan kecemburuan atau lain sebagainya. Tema biasanya dituliskan
secra tersirat, oleh karena itu untuk mengetaui sebuah tema dari cerpen harus
terlebih dahulu membaca dan mengenali rangkaian cerpen tersebut.

b. Alur
Alur merupakan pola pengembang cerita yang terhubung oleh sebab akibat
ataupun kronologis. Alur dapat diciptakan dari tahap perkenalan, permunculan
konflik, klimaks, hingga penyelesaian. Alur memeiliki beberapa istilah alur maju,
alur mundur dan alur campuran yaitu alur maju dan mundur.

c. Latar
Latar merupkan penjelas usasna yang bersifat factual atau bisa juga bersifat
imajinatif yang meliputi latar tempat, waktu, suasana dan budaya yang digunakan
dalam suatu cerita.

d. Tokoh dan Penokohan

Dalam sebuah cepen, tentunya ada sesuatu yang berperan dan bagaimana
sesuatu tersebut diperankan, ini disebut tokoh dan penokohan. Menurut
Ahmad(1994: 65), tokoh adalah individu rekaan yang memegang peranan dalam
cerpen, sedangkan penokohan adalah sifat dan ciri yang terdapat pada
tokoh,kualitas pikiran dan jiwa yang membedakan dengan tokoh lain. Sementara
itu, Aziez dan Hasim(2010a: 47)mengatakan bahwa tokoh merupakan pelaku yang
menjalankan peristiwa dalam cerita sehingga peristiwa itu mampu menjalin cerita,
adapun penokohan merupakan cara penulis menampilkan tokoh atau pelaku dalam
cerita. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tokoh adalah pelakuatau pemerandi dalam
cerita, sedangkan penokohan adalah bagaimana para pelaku berperilaku di dalam
cerita.

5
e. Sudut Pandang

Kosasih (2012d: 69-70) mengatakan bahwa posisi penulis dalam


membawakan cerita terdiri atas dua macam, yaitu (a) berperan langsung sebagai
orang pertama atau sebagai tokoh, baik tokoh utama maupun tokoh pembantu yang
terlihat dalam cerita, di sini penulis memakai istilah aku atau saya; (b) berperan
sebagai orang ketiga atau sebagai pengamat, di sini penulis hanya menceritakan apa
yang terjadi di antara tokoh-tokoh cerita yang ditulisnya dan biasanya penulis
memakai kata ia, dia, atau memakai nama orang.Jadi, posisi penulis dalam
membawakan cerita ada yang berperan langsung di dalam cerita dan ada pula yang
hanya sebagai pengamat.

f. Amanat
Aziez dan Hasim(2010b: 64),mengemukakan amanat adalah pesan yang
ingin disampaikan penulis kepada pembaca melalui ceritanya. Pendapat senada
diutarakan oleh Kosasih (2012e: 71)yang mengatakan bahwa amanat adalah ajaran
moral atau pesan didaktis yang hendak disampikan penulis kepada pembaca melalui
karyanya. Dapat disimpulkan bahwa amanat merupakan pesan yang terkandung
dalam cerita atau pesan didaktis yang hendak disampaikan penulis kepada pembaca
melalui ceritanya tersebut. Jadi, amanat merupakan sebuah pesan yang berada
dalam suatu cerpen yang di tulis secara tersirat oleh penulis untuk pembaca.

g. Gaya Bahasa
Keraf (2005: 113) berpendapat, gaya bahasa adalah cara mengungkapkan
pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian
penulis sebagai pemakai bahasa.Untuk itu, gaya seorang penulis dalam
menggunakan bahasa tidak sama dengan penulis lain. Sementara itu, Muhardi dan
Hasanuddin(1992: 35)mengatakan bahwa gaya bahasa menyangkut kemahiran
penulis menggunakan bahasa sebagai medium fiksi. Kemahiran penulis
menggunakan bahasa sangatlah penting, sebab seluruh unsur tadi yaitu tema, alur,
latar, tokoh, sudut pandang, dan amanat dapat terealisasikan menjadi sebuah cerpen
melalui bahasa.

6
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gaya
bahasa merupakan cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa.

G. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk


mendeskripsikan proses pengembangan instrumen penilaian portofolio dan
implementasi instrumen penilaian portofolio. Penelitian ini merupakan penelitian
pengembangan model Fenrich karena bertujuan menghasilkan produk dan menguji
keefektifan produk berdasarkan model pengembangan Fenrich yang meliputi tahap
analisis, tahap perencanaan, tahap perancangan, tahap pengembangan, tahap
implementasi, evaluasi dan revisi.

Produk yang dikembangkan berupa instrumen penilaian portofolio mata


pelajaran Bahasa Indonesia pada kurikulum tingkat satuan pendidikan SMA Kelas
IX. Penelitian ini bersifat deskriptif karena bertujuan mendeskripsikan proses
pengembangan, kualitas produk, dan dampak produk.

Data dalam penelitian ini adalah hasil observasi mengenai proses


pengembangan, hasil penilaian pakar, hasil observasi aktivitas siswa dan guru, hasil
angket respon siswa dan guru, serta daftar nilai siswa pada saat
pengimplementasian terbatas.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari peneliti yang
digunakan sebagai sumber data guna untuk mendeskripsikan proses pengembangan
instrumen penilaian portofolio, validator pakar yang terdiri atas dosen dan guru
sebagai sumber penilaian kualitas, siswa dan guru yang digunakan sebagai sumber
data dampak pengimplementasian instrumen penilaian portofolio yang meliputi
aktivitas dan respon.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi observasi proses


pengembangan, observasi aktivitas siswa dan guru, penyebaran angket respon siswa
dan guru, penilaian validator, dan pemberian tes portofolio.

7
H. Daftar Rujukan

Dharma, sanata. DASAR BEBICARA PADA PEMBELAJARAN BAHASA


INDONESIA UNTUK SISWA KELAS VII SMP N 15 YOGYAKARTA. Skripsi.
Yogyakarta : PBSI, JPBS, FKIP.

Hermawan, Hary. (2018). Metode Kuantitatifuntuk Riset Bidang


Kepariwisataan. Open Sciene Framework.

HAN, GAGAS. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia. Volume


1 Nomor 5.

Kothijah, Siti. 2016. PENGEMBANGAN ISNTRUMEN PENILAIAN


KOMPETENSI.

L, Idrus. 2019. Evaluasi Dalam Proses Pembelajaran. Jurnal Manajemen


Pendidikan Islam volume 9 Nomor 2.

Lestari, Sri, dkk.. 2016. Analisis Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik Pada
Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2014sertarelevansinya Sebagai Materi
Pembelajaran Sastra Di Sekolah Menengah Atas.

Maryanti, Dian, dkk.2018. Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan


PengajarannyaVolume 4 Nomor 1.
Menyimak Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Siswa Kelas VII SMP N 15
Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta : PBSI, JPBS, FKIP, Sanata Dharma.

Pangesti, Viviyanti, Dyah. 2016. Pengembangan Isntrumen Penilaian


Kopentensi Dasar

Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.


Bandung: Alfabeta.

Suherli dkk,.2017. BukuGuru Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas


IX-edisi revisi. Jakarta : Kementrian pendidikan dan kebudayaan.

Trianto, Agus, Titik Harsiati, dan E.Kosasih.2018. Bahasa Indonesia


SMP/MTS IX-edisi revisi.Jakarta :Kementrian pendidikan dan kebudayaan.
Tarsinih, Eny.2018. Kajian Terhadap Nilai-Nilai Sosial Dalam Kumpulan
Cerpen
Sappaile, B. I. (2007). KONSEP INSTRUMEN PENELITIAN
PENDIDIKAN. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 13(66), 379-391.

8
9

Anda mungkin juga menyukai