Anggun Setiana
2023041003
Karya sastra dinilai sebagai instrumen yang efektif dalam pembentukan sikap dan perilaku
bagi peserta didik. Karya sastra dapat memuat berbagai gubahan yang mengungkapkan
nilai-nilai kehidupan, nilai-nilai kemanusiaan, dan nilai-nilai sosial budaya (Noor, 2011).
Terdapat faktor yang dapat menghambat keberhasilan proses pembelajaran sastra, baik
dari segi peserta didik, guru, maupun sumber pembelajaran yang digunakan. Faktor
penghambat keberhasilan pembelajaran dari peserta didik, disebabkan minat mengikuti
kegiatan pembelajaran sastra masih rendah. Selain itu, kebiasaan membaca karya sastra
oleh peserta didik dinilai belum optimal. Faktor penghambat keberhasilan pembelajaran
yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran, yakni keterbatasan alokasi waktu
dalam pembelajaran sastra, topik dalam pembelajaran sastra terlalu luas, strategi yang
digunakan dalam pembelajaran sastra kurang bervariasi, serta minat guru dalam membaca
karya sastra dinilai masih rendah. Kurang optimalnya pembelajaran sastra di sekolah juga
disebabkan oleh keterbatasan sumber buku panduan pembelajaran sastra yang digunakan
oleh guru. Kecenderungan ini mengakibatkan proses belajar mengajar kurang bervariasi.
Kegiatan apresiasi berkaitan dengan menikmati keindahan dari manifestasi bentuk dan
gaya yang ditemukan dalam karya sastra, penghargaan terhadap karya sastra, dan
kepekaan emosional atau perasaan sehingga pembaca mampu memahami dan menikmati
unsur keindahan yang terdapat dalam cipta sastra (Buckridge, 2006). Pembelajaran
apresiasi sastra
merupakan konten untuk mengembangkan nilai dalam proses pembelajaran. Nilai dalam
hal ini, mengacu lebih dari sekedar nilai utilitas (Pugh &Philips, 2011).
Kegiatan atau langkah yang dilakukan untuk memahami karya sastra dalam kegiatan
apresiasi meliputi tiga tahap, yaitu interpretasi atau penafsiran, analisis atau penguraian,
dan evaluasi atau penilaian (Sayuti, 2017). Interpretasi atau penafsiran adalah upaya
memahami karya sastra dengan memberikan tafsiran berdasarkan sifat-sifat karya sastra
tersebut.
Analisis adalah penguaraian karya sastra berdasarkan bagian-bagian atau norma-
normanya. Secara lebih khusus, analisis terhadap karya sastra dibedakan menjadi analisis
fiksi dan analisis puisi. Penilaian adalah usaha menentukan kadar keberhasilan atau
keindahan dari suatu karya sastra. Resepsi berasal dari kata recipere (Latin), reception
(Inggris) yang diartikan sebagai penerimaan atau penyambutan pembaca.
Rezeptionaesthetik dapat diterjemahkan sebagai ‘resepsi sastra’ yang dapat disamakan
sebagai literary response (Junus, 1985). Pada teori resepsi, yang menjadi perhatian utama
adalah pembaca karya sastra di antara jalinan segitiga pengarang, karya sastra, dan
masyarakat pembaca (Jauss, 1974). Estetika resepsi merupakan proses berkelanjutan,
sebagai salah satu proses mengidentifikasi makna dalam sebuah cerita (Rosenblatt, 1982).
Aliran resepsi ini merupakan penelitian terhadap teks sastra dengan mempertimbangkan
pembaca selaku pemberi sambutan atau tanggapan pada karya sastra Berkaitan dengan
resepsi sastra atau reader response Beach dan Marshal (1991) mengungkapkan bahwa ada
tujuh cara dalam reader respons, yaitu engaging, describing, conceiving,
explaining,connecting, interpreting, dan judging. Tahap engaging response adalah tahap
pembaca diajak untuk memahami dengan cara mengikutsertakan perasaannya terhadap
karya sastra yang dibacanya. Tahap describing merupakan tahap pembaca mengulang
kembali secara deskriptif informasi dari teks yang telah dibaca. Pada tahap conceiving
pembaca mulai memahami tokoh, latar dan bahasa yang digunakan dalam sebuah karya
sastra untuk dimaknai. Tahap explanation adalah tahap pembaca menjelaskan konsepsi
berpikir mereka terhadap perilaku, kepercayaan, atau tujuan yang ingin diraih. Tahap
connecting adalah tahap pembaca menghubungkan pengalaman yang terjadi dengan
kejadian yang ada dalam karya sastra. Tahap interpreting adalah tahap pembaca dalam
menginterpretasi makna dalam cerita. Tahap judging merupakan tahap pembaca
memberikan pendapatnya serta menilai hal-hal yang ada dalam karya sastra, seperti tokoh,
kualitas, nilai, penulis, cerita, dan lain sebagainya.
4. Peserta didik dapat menuliskan bukti unsur tersebut dari cerpen yang dibacanya
5. Peserta didik dapat menyimpulkan hasil analisis struktur cerpen yang dibacanya
B. Materi Pembelajaran
C. Metode Pembelajaran
1. Demonstrasi
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Inkuiri
Pertemuan Pertama
1. Kegiatan Awal
a. Peserta didik memaparkan cerpen yang pernah dibacanya
b. Peserta didik memaparkan unsur-unsur yang terdapat dalam cerpen yang pernah
dibacanya
c. Peserta didik mengungkapkan beberapa unsur yang menonjol dalam cerpen yang
pernah dibacanya
d. Peserta didik diberikan buku kumpulan cerpen dalam kelompok
2. Kegiatan Inti
a. Setiap kelompok membaca satu cerpen yang sama
b. Setiap kelompok mencermati unsur-unsur yang ada dalam cerpen yang telah
dibacanya dan guru menyimpulkan struktur cerpen
c. Setiap kelompok mendiskusikan struktur dalam cerpen disertai bukti
d. Setiap kelompok mempresentasikan struktur dalam cerpen, kelompok lain
menanggapi
e. Peserta didik dan guru menyimpulkan hasil diskusi
f. Peserta didik merefleksi
3. Kegiatan Akhir
a. Peserta didik menyimpulkan struktur pembangun cerpen dan merefleksi kegiatan
pembelajaran hari itu
b. Peserta didik menerima tugas membaca buku kumpulan cerpen untuk
menganalisis struktur cerpen pada cerpen-cerpen dalam buku kumpulan cerpen
Pertemuan Kedua (dilakukan setelah peserta didik membaca cerpen 2 minggu)
1. Kegiatan Awal
Peserta didik dan guru bertanya jawab tentang tugas proyek penganalisisan struktur
cerpen pada cerpen-cerpen dalam buku kumpulan cerpen
2. Kegiatan Inti
a. Setiap anggota kelompok mempresentasikan hasil membaca buku kumpulan
cerpen dengan memperhatikan struktur dalam cerpen disertai bukti
b. Kelompok lain menanggapi
c. Peserta didik dan guru menyimpulkan hasil analisis struktur yang dilakukan oleh
kelompok peserta didik
d. Peserta didik dan guru menilai bersama-sama hasil tugas tersebut
3. Kegiatan Akhir
a. Peserta didik dan guru menyimpulkan struktur pembangunan cerpen dari buku
kumpulan cerpen
b. Peserta didik menyampaikan kesan-kesan dan pengalaman membaca buku
kumpulan cerpen dan melakukan refleksi
D. Sumber Belajar
1. Buku kumpulan cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A Navis
2. Bagan identifikasi struktur dalam cerpen
E. Penilaian
1. Teknik : Penugasan
3. Soal/Instrumen :
Bacalah sebuah buku kumpulan cerpen kemudian analisislah struktur yang ada
dalam kumpulan cerpen tersebut! Waktu: 2 minggu.
1 2 3 4
bukti/argumen
bukti
yang dibaca
bukti
yang jelas
bukti
Skor maksimum 45
Perolehan Skor
=
(100)
Skor Maksimum
.............................. ..................................
NIP NIP
1. Mampu menemukan nilai budaya yang positif maupun negatif dalam kumpulan
cerpen
2. Mampu membandingkan nilai budaya dalam cerpen dengan kehidupan peserta
didik
3. Mampu menyimpulkan nilai budaya dalam cerpen yang dapat menjadi teladan
peserta didik
A. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menentukan nilai budaya dalam hubungan manusia dari
cerpen-cerpen yang dibaca
2. Peserta didik dapat menuliskan bukti bagian nilai budaya pada cerpen yang
dibaca
3. Peserta didik dapat menentukan persamaan nilai dalam cerpen yang dibaca
4. Peserta didik dapat menuliskan bukti persamaan nilai budaya pada cerpen yang
dibaca
5. Peserta didik dapat membandingkan nilai budaya dalam cerpen dengan
kehidupan peserta didik
6. Peserta didik dapat menyimpulkan nilai budaya dalam cerpen yang dapat
dijadikan teladan peserta didik
B. Materi Pembelajaran
C. Metode Pembelajaran
1. Demonstrasi
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Inkuiri
Pertemuan Pertama
1. Kegiatan Awal
2. Kegiatan Inti
3. Kegiatan Akhir
a. Peserta didik menyimpulkan sistem nilai budaya dan merefleksi kegiatan.
b. Peserta didik menerima tugas membaca buku kumpulan cerpen untuk menyusun
analisis nilai budaya pada cerpen-cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen.
1. Kegiatan Awal
Peserta didik dan guru bertanya jawab tentang tugas proyek penganalisisan nilai
budaya pada cerpen-cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen.
2. Kegiatan Inti
a. Peserta didik dan guru menyimpulkan nilai budaya dalam cerpen yang dapat
dijadikan teladan hidup peserta didik.
b. Peserta didik menyampaikan kesan-kesan dan pengalaman membaca buku
kumpulan cerpen dan melakukan refleksi.
D. Sumber Belajar
E. Penilaian
1. Teknik : Penugasan
3. Soal/Instrumen :
Bacalah sebuah buku kumpulan cerpen kemudian analisislah nilai budaya yang ada
dalam kumpulan cerpen tersebut, bandingkan dengan nilai kehidupan peserta didik, dan
tentukan nilai budaya dalam cerpen yang dapat menjadi teladan peserta didik!
Waktu: 2 minggu.
1 2 3 4
logis
yang logis
Skor maksimum 15
Skor Maksimum
(15)
.............................. ....................................
NIP. NIP.
2. Tokoh utama adalah Lelaki tua, tokoh tambahan adalah Siau Ling (anak gadis
lelaki tua), Xie Ling (istri lelaki tua), lelaki buncit, tetangga, kerabat, dan saudara
3. Latar yang digunakan antara lain, latar tempat: rumah, vihara, ruang makan,
meja makanbundar. Latar waktu: malam hari
4. Sudut pandang yang di gunakan adalah Persona ketiga
6. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan Tuhan adalah berdoa kepada
8. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan ruang dan waktu adalah
pemanfaatan waktu dan pemanfaatan tempat
9. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan alam adalah alam sebagai
gambaran geografis
10. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan sesamanya antara lain, Hubungan
yang kurang harmonis harus di hindari, kesombongan adalah sifat yang tidak baik dan
menjaga kehormatan diri harus dipertahankan
f. Alternatif jawaban untuk cerpen “Selasar”
1. Alur cerpen adalah maju mundur
2. Tokoh utama adalah Tutu (Aku), tokoh tambahan adalah Lebang (Kamu), Bapak
dan ibu (orangtua Lebang), Rangka (Lelaki kaya beristri dua beranak delapan), dan
warga kampung.
3. Latar yang digunakan antara lain, latar tempat: selasar rumah, Padang (Kayu Api,
Bukittinggi, Solok), pantai Barandasi, lokasi pesta pernikahan putri Pak Camat. Latar
waktu: hari ini, setahun lalu, beberapa tahun silam, sore ini, sekarang, keesokan harinya
4. Sudut pandang yang di gunakan adalah Persona pertama
5. Tema cerpen adalah percintaan
6. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan Tuhan adalah tidak ada
7. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan karyanya adalah kesetiaan
8. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan ruang dan waktu adalah
pemanfaatan waktu dan pemanfaatan tempat
9. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan alam adalah alam sebagai
gambaran geografis
10. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan sesamanya antara lain, Kasih
sayang dan perhatian, kesetiaan dan kebencian adalah sifat yang tidak baik
SUMBER REFERENSI:
Chaesar, Ari Suryawati Secio & Maman Suryaman. 2018. Pengembangan Panduan
Pembelajaran Apresiasi Sastra Berbasis Teori Resepsi Untuk Guru SMA.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Woro, Wuryani. 2015. Kajian Struktur dan Nilai Kumpulan Cerita Pendek Kolecer dan
Hari Raya Hantu dan Pemanfaatan Hasil untuk Menyusun Bahan Ajar dan
Kegiatan Pembelajaran Apresiasi Sastra di SMP. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.