Anda di halaman 1dari 6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMPN 28 Surabaya


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IX / Ganjil
Materi Pokok : Menyusun cerita pendek
Alokasi Waktu : 60 Menit ( 1 x pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan mampu:
 Mengenal tujuan dan fungsi teks narasi cerita cerpen
 Mengetahui struktur teks cerpen
 Mengidentifikasi ciri-ciri kebahasaan cerpen
 Memahami penggunaan kata deskripsi, kata ekspresif, majas pembaca dalam teks narasi cerpen
 Menyusun ragangan cerpen
 Menyusun cerpen

B. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa kehadiran
peserta didik sebagai sikap disiplin
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan menghubungkan dengan
materi selanjutnya.
Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan&manfaat) dengan mempelajari materi :
Menyusun cerita pendek.
Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta metode belajar yang akan
ditempuh,
KegiatanInti ( 40 Menit )
Kegiatan Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik materi
Literasi Menyusun cerita pendek dengan cara melihat, mengamati, membaca melalui tayangan
yang di tampilkan.
Critical Thinking Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan
belajar khususnya pada materi Menyusun cerita pendek.
Collaboration Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan
informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Menyusun
cerita pendek
Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal,
Communication
mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh
kelompok atau individu yang mempresentasikan
Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait
Creativity Menyusun cerita pendek . Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan
kembali hal-hal yang belum dipahami

KegiatanPenutup (10 Menit)


 Peserta didik dan guru merefleksi kegiatan pembelajaran.
 Peserta didik dan guru menarik kesimpulan dari hasil kegiatan Pembelajaran.
 Guru Memberikan penghargaan( misalnya Pujian atau bentuk penghargaan lain yang Relevan kepada
kelompok yang kinerjanya Baik.
 Menugaskan Peserta didik untuk terus mencari informasi dimana saja yang berkaitan dengan
materi/pelajaran yang sedang atau yang akan pelajari.
 Guru menyampaikan materi pembelajaran berikutnya.
 Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam dan doa.

C. Penilaian Hasil Pembelajaran


1. Penilaian Sikap: Observasi dalam proses pembelajaran
2. Penilaian Pengetahuan: Tes lesan dan tes tulis bentuk uraian
3. Penilaian Keterampilan: Praktek

Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mapel

Dr. Triworo Parnoningrum PLP Bahasa Indonesia UNESA


NIP. 197105301994012001
LAMPIRAN

Teks Cerpen
Materi Bahasa Indonesia
Kelas : IX
Bentuk Karya Sastra Indonesia
1. Prosa: Bentuk Karya berupa narasi atau cerita.
Contoh: novel, roman, cerpen, cergam, cermis, cermin, komik.
1. novel yaitu sebuah karya prosa panjang yang adanya perubahan nasib pada tokohnya. Contohnya Negeri Lima
Menara (Ahmad Fuadi)
2. Roman yaitu, sebuah karya prosa panjang yang menceritakan tokoh-tokoh kecil sampai dia
meninggal. Contohnya Roman Siti Nurbaya (1922, Marah Rusli) penerbit Balai Pustaka
2. Puisi
Puisi, adalah bentuk karya sastra berupa susunan diksi (pilihan kata) yang indah dan memiliki makna yang
dalam.
Ada dua jenis puisi yaitu puisi lama dan puisi baru.
Puisi lama adalah puisi yang ditulis mengikuti aturan yang mengikat
Contohnya : Pantun, Syair, Gurindam, Karmina
Puisi baru disebut juga pusii bebas dan tidak mengikuti aturan yang tetap.
3. Drama
§ Drama Yaitu, Bentuk karya sastra Berupa dialog DENGAN tujuan untuk review dipentaskan
Apa itu cerpen?

Cerpen (cerita) yaitu, sebuah jenis karya sastra yang menggambarkan cerita atau kisah alur hidup
manusia dalam bentuk tulisan yang ringkas dan jelas. Alurnya tungggal
Ciri-ciri Cerpen
1. Memiliki proporsi penulisan yang lebih singkat dibandingkan dengan Novel.
2. Memiliki jumlah kata tidak lebih dari 10.000 kata (5-10 halaman)
3. Kebanyakan berisi cerita yang menggambarkan kehidupan sehari-hari.
4. Tidak mencerminkan semua kisah tokohnya.
5. Pemilihannya sederhana sehingga memudahkan para pembaca untuk memahaminya.
6. Bersifat Fiktif.
7. Menceritakan satu kejadian saja dan menggunakan alur cerita tunggal dan lurus.
8. Membacanya tidak membutuhkan waktu yang lama. (habis dibaca dalam satu kali duduk)
9. Memberikan pesan dan kesan yang sangat mendalam.
10. Hanya ada satu konflik dan satu penyelesaian. Tidak CERPEN ada dua:
1. EKSTRINSIK UNSUR
2. UNSUR INTRINSIK
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam.
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari luar.
Cerpen Tidak Intrinsik
v Tema
v Tokoh
v Penokohan
v Alur/plot
v Latar/pengaturan
v Sudut pandang
v Gaya bahasa
v Amanat
1. Tema
Tema merupakan ide atau gagasan dasar yang melatarbelakangi keseluruhan cerita yang ada dari
cerpen. Tema memiliki sifat umum dan umum yang dapat diambil dari lingkungan sekitar, permasalahan yang
ada di masyarakat, kisah pribadi pengarang sendiri, pendidikan, sejarah, perjuangan romansa, persahabatan
dan lain-lain.
Tokoh
2. Tokoh merupakan pelaku atau orang yang terlibat dalam cerita tersebut. Ada 4 jenis tokoh yang
digambarkan dalam cerpen, antara lain:
ž Protagonis: Tokoh yang menjadi aktor atau pemeran utama dan memiliki sifat yang baik.
ž Antagonis : Tokoh ini juga menjadi pemeran utama yang menjadi lawan dari tokoh
protagonis. Tokoh antagonis memiliki watak yang negatif seperti: iri, dengki, sombong, angkuh, congkak dan
lain-lain.
§ Tritagonis : Tokoh Penyanyi Adalah tokoh penengah Dari protagonis Dan ANTARA antagonis. Tokoh ini
biasanya memiliki sifat yang arif dan bijaksana.
3. Penokohan
Penokohan adalah watak atau sifat tokoh yang ada di dalam cerita. Watak yang diberikan dapat digambarkan
dalam sebuah ucapan, pemikiran dan pandangan dalam melihat suatu masalah
§ Figuran : Tokoh Penyanyi merupakan tokoh Pendukung Yang memberikan Tambahan warna hearts cerita.
4. Alur/ alur
Alur adalah urutan jalan cerita dalam cerpen yang disampaikan oleh penulis. Dalam menyampaikan
cerita, ada tahapan-tahapan alur yang disampaikan oleh sang penulis. Diantaranya:
— Tahap perkenalan
— Tahap penanjakan
— Tahap klimaks
— Anti klimaks
— Tahap penyelesaian
Ada 3 macam alur yang kerapkali digunakan oleh para penulis, yakni:
§ Alur maju. Alur ini menggambarkan jalan cerita yang urut dari awal perkenalan tokoh, situasi lalu
menimbulkan konflik hingga puncak konflik dan terakhir penyelesaian konflik. Intinya adalah, pada alur maju
ditemukan jalan cerita yang runtut sesuai dengan tahapan-tahapannya.
§ Alur Mundur. Di alur ini, penulis gambarkan jalan cerita secara tidak urut. Bisa saja penulis
menceritakan konflik terlebih dahulu, setelah itu menengok kembali peristiwa yang sebab konflik itu terjadi.
§ Alur Campuran , Yaitu perpaduan ANTARA alur maju Dan alur Mundur hearts Satu cerita.
5. Latar/ setting
§ Latar Tempat, Yaitu LOKASI terjadinya Peristiwa Yang diceritakan hearts Sebuah karya fiksi. Tidak ada
tempat yang digunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi
tertentu tanpa nama yang jelas.
§ Latar Waktu, Berhubungan DENGAN masalah “Kapan” terjadinya Peristiwa-Peristiwa Yang diceritakan
hearts Sebuah karya fiksi.
§ Latar suasana, Yaitu situasi Apa Saja Yang Terjadi ketika Saat si tokoh ATAU si Pelaku malakukan
Sesuatu.
§ 6. Sudut Pandang
ž Sudut pandang adalah posisi atau pandangan pengarang dalam menyampaikan cerita. Penerapannya bisa
dilihat dari penggunaan kata ganti yang digunakan pengarang dalam cerpen.
Secara umum ada 2 macam-macam sudut pandang yakni sudut pandang orang pertama dan sudut pandang
orang ketiga sebagai berikut.
ž Sudut pandang orang pertama yaitu cara pengarang menyampaikan cerita sebagai orang pertama. Ciri-
cirinya adalah menggunakan kata ganti orang pertama seperti aku, kami dan sebagainya.
ž Sudut pandang orang ketiga cara pengarang menyampaikan cerita sebagai orang ketiga. Ciri-cirinya adalah
menggunakan kata ganti orang ketiga seperti dia, mereka dan sebagainya.
7. Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupakan ciri khas pemilihan kata dan bahasa yang digunakan oleh penulis. Hal ini
meliputi:
§ Diksi, PILIHAN kata.
§ PENGGUNAAN kalimat
§ Majas Pemakaian.
§ 8. Amanat
§ Amanat Adalah Pesan Yang terkadung hearts cerpen Yang can diambil Oleh Pembaca. Pesan yang
disampaikan oleh pengarang bisa tersurat atau pentas.
STRUKTUR TEKS CERPEN
1.Orientasi
2.komplikasi
3. Evaluasi
4. Resolusi
5. Koda
• 1. ORIENTASI
Pengertian tentang nilai-nilai berhubungan dengan, suasana dan tempat di dalam cerita pendek tersebut, yang
menjawab pertanyaan kapan, dimana serta bagaimana
2. KOMPLIKASI
Komplikasi adalah urutan kejadian secara sebab dan akibat. Karakter dan watak tokoh biasanya terlihat di
struktur komplikasi ini yang menggambarkan plot cerita.
3. EVALUASI
Pengertian evaluasi adalah konflik yang terjadi dan menuju pada klimaks. Dalam evaluasi, konflik sudah
mulai mendapatkan solusi dan penyelesaian serta menuju ke tahap akhir.
4. RESOLUSI
Pengertian adalah ketika mengarang mengungkapkan solusi terhadap masalah yang dialami tokoh dalam
cerpen.
5. KODA
Pengertian koda adalah nilai atau pelajaran yang bisa didapat dari teks cerita pendek pembaca. Pesan dan
amanat menjadi intisari cerita yang bisa dipetik oleh pembaca setelah membaca teks cerpen.
KAIDAH KEBAHASAAN TEKS CERPEN
• 1. Kata sifat
• 2. Kata keterangan
• 3. Kalimat langsung dan tidak langsung
• 4. Gaya bahasa bersifat konotasi
• 5. Penggunaan bahasa tidak baku
• 6. memenggunakan gaya bahasa perbandingan, perulangan, pertautan maupun perulangan.
1. kata sifat yaitu kata yang dipakai untuk menjelaskan sifat atau kondisi suatu hal, baik pada makhluk hidup,
benda mati, tempat dan lain-lain.
contoh pemakain kata sifat pada kalimat, antara lain:
a. Dia anak pendiam, tapi dia bukan anak nakal.
B. Kamu memang sahabat terbaik saya
c. Linda tidak suka pelajaran fisika
d. kamu lebih cocok dikenakan baju berwarna pink e. Ruang kelas tertata rapi.

2. Kata-kata keterangan yaitu kata yang digunakan untuk mendeskripsikan latar waktu tempat dan suasana,
sebagai contoh misalnya: di pagi hari yang cerah, di kebun bambu yang dilengkapi dengan dan lain
sebagainya
3. Kalimat Langsung dan Tidak Langsung
Kalimat langsung merupakan sebuah kalimat kutipan yang dilontarkan langsung oleh pembicara tanpa
melalui perantara apapun yang sama dengan apa yang dikatakan oleh pembicara tersebut.
contoh kalimat langsung

A. Ayah menyuruh, “Tolong ambilkan kopi di meja itu!”


B. “Itu salahmu!” kata Roni kepada Ani.
C. “Siapakah yang melempar kertas ini?” tanya bu guru.
e. Joni berkata: “Aku ingin menjadi pilot suatu saat nanti.”
Kalimat tidak langsung merupakan kalimat yang berisikan pernyataan orang lain dalam bentuk kalimat
Contoh kalimat tidak langsung
A. Ibu menyuruhku untuk menjadi anak yang menghormati orang yang lebih tua.
B. Joni mengatakan, saya akan menungguku besok di depan rumah.
C. Ali mengatakan bahwa ia tidak mengerti materi yang disampaikan oleh Bu Rini tadi.
D. Ani meminta pada ibunya untuk dibelikan seragam baru.
e. Ibu guru mengatakan kita harus giat belajar agar menjadi anak yang pandai.
F. Aldo mengatakan bahwa saya harus mencoba masakan ibunya.

4. Gaya bahasa bersifat konotasi


Kalimat konotasi adalah kalimat yang mengandung makna yang bukan sebenarnya, makna konotasi
juga biasanya disebut dengan istilah makna kias.
Contohnya,
a. Aisyah merupakan anak emas dalam keluarganya
(anak emas: anak yang paling disayang )
b. Karena besar kepala , Naya dijauhi teman-temannya (besar kepala: sombong)
c. Meskipun Fandi belum berhasil, Fandi tidak gigit jari (gigit jari: kecewa )
d. Kamu itu jangan seperti air di atas daun talas ( tidak tepat pendirian )
e. Setiap permasalahan harus diselesaikan dengan hati dingin (hati dingin: sabar )

5. PENGGUNAAN Bahasa TIDAK Baku


B ahasa ATAU kata TIDAK baku merupakan kata Yang Dipakai TIDAK Sesuai DENGAN Pedoman
ATAU kaidah bahasa Yang Sudah ditentukan. Biasanya kata tidak baku sering digunakan pada saat
percakapan sehari-hari atau dalam bahasa tutur.
Contoh Kata Tidak Baku
S eperti: praktek, pasip, apotik, efektip, karna, poto, biosfir, bis, obyek, nasehat, aktip, negri, tekhnik,
nopember dan lain sebagainya.

Contoh Kalimatnya
Saya membeli obat di apotik enggal.
6. Menggunakan Gaya Bahasa Perbandingan, Pertentangan, Pertautan Maupun Perulangan.

A. Majas perbandingan

1. Perumpamaan
Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan dan yang sengaja kita anggap
sama. Itulah sebabnya maka sering pula kata perumpamaan disamakan saja dengan "persamaan"
misalnya:
Laksana bulan kesiangan
Umpama memadu minyak dengan air
2. Metafora
Metafora adalah perbandingan yang implisit jadi tanpa kata seperti atau sebagai di antara dua hal yang
berbeda. Di dalamnya terlihat dua gagasan: yang satu adalah sebuah kenyataan, sesuatu yang ada, yang
objek; dan satu lagi merupakan perbandingan terhadap kenyataan tadi; dan kita pertimbangkan yang
belakangan menjadi yang terdahulu.
misalnya
Tati jinak-jinak merpati
Ali mata keranjang
Perpustakaan gudang ilmu
4. Personifikasi
Personifikasi merupakan jenis majas yang melekatkan sifat-sifat insani kepada barang yang tidak bernyawa.
Misalnya
a. Angin yang meraung,
b. Angin membelai indah sampai kerelung hatiku
Gaya Bahasa Perantangan
1. Hiperbola
Hiperbola merupakan gaya bahasa yang berlebihan-lebihan, yang menekankan pada suatu pernyataan atau
situasi untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya.
Contoh
a. Sempurna tiada apapun untuk segala sesuatu yang baik atau cantik
b. Hatiku hancur, terkoyak, darahku mendidih, dadaku serasa sesak, mendengar dia memutuskan diriku
2. Litotes
Majas yang didalamnya mengungkapkan sesuatu yang positif dengan bentuk negatif atau bentuk yang
bertentangan, litotes, mengurangi atau memuji kekuatan pernyataan yang sebenarnya. Contoh Hasil
Menggembirakan
Jakarta sama sekali, seperti yang dikatakan kota kecil dan sepi
3. Ironi
Gaya bahasa sindiran yang sebaliknya dengan maksud menyindir. Contoh. Bagus benar tulisanmu seperti
cakar ayam
Saking merdunya suaramu sampai-sampai memecahkan pendengarangku
C. Gaya Bahasa Pertautan
1. Metonimia
Jenis gaya yang menciptakan sesuatu yang lain berkaitan erat dengannya. Dalam metonomia sesuatu yang
disebutkan tetapi yang dimaksud dengan barang-barang yang lain.Contoh: Ia naik honda ke kantor .
2. Alusio
Alusio merupakan jenis gaya bahasa yang menyatakan perbandingan dengan menggunakan ungkapan atau
pribahasa yang sudah lazim.
Contoh: Sejak tadi aku perhatikan, pekerjaanmu hanya menggantang secepatnya saja

3. Sinekdoke
Ialah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya, atau
sebaliknya. Contoh: Setiap tahun semakin banyak mulut yang harus diberi makan di tanah air kita
Pasanglah telinga baik-baik dalam menghadapi masalah itu
D. Gaya Bahasa Perulangan
1. Aliterasi
Adalah jenis gaya bahasa yang memanfaatkan pemakain kata-kata yang asalnya sama bunyi
Contoh:
dara damba daku
datang dari danau
duga dua
diam didiriku
2. Asonansi
Gaya bahasa repetisi yang berwujud perulangan vokal yang sama. Contoh: Muka muda mudah muram
Tiada siaga tiada bisa
Jaga harga tahan raga

3. Sederhana Yaitu
gaya bahasa repitisi yang berupa perulangan pada awal dan akhir beberapa baris atau kalimat berturut-
turut. Contoh:
Kau katakan aku wanita mempermainkan,
aku katakan biarlah
Kau katakan aku wanita mesum,
aku katakan biarlah
Unsur Ekstrinsik Cerpen

Unsur Ekstrinsik adalah Unsur Ekstrinsik yang berada diluar karya sastra. Akan tetapi, secara tidak
langsung tidak mempengaruhi proses pembuatan suatu cerpen. Unsur ekstrinsik puisi antara lain:
1. Latar Belakang Masyarakat
Latar belakang masyarakat merupakan faktor lingkungan masyarakat sekitar yang mempengaruhi penulis
dalam cerita tersebut. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penulis, diantaranya sebagai berikut:
Ideologi Negara
Kondisi Politik
Kondisi Sosial
Kondisi Ekonomi
2. Latar Belakang Penulis
Latar belakang penulis adalah sebuah faktor dari dalam diri penulis yang mendorong penulis dalam membuat
cerpen. Latar belakang penulis terdiri dari beberapa faktor, di antaranya adalah:
a. Riwayat Hidup Penulis
Pada bagian ini berisi tentang biografi pengarang secara menyeluruh. Faktor ini dapat mempengaruhi
pengarang dalam mengarang cerita berdasarkan pengalaman pribadi dari pengarang itu sendiri
B. Kondisi Psikologis
Kondisi Psikologis pengarang meliputi mood dan motivasi , kondisi ini sangat mempengaruhi apa yang akan
ditulis dalam cerita.Contohnya seperti jika pengarang sedang dalam keaadaan sedih , dia akan membuat
sebuah cerita tentang yang sedih juga.
C. Aliran Sastra Penulis
Aliran Sastra berpengaruh dalam gaya penulisan bahasa yang digunakan pengarang untuk menceritakan
sebuah cerita dalam cerpen.
3. Nilai yang Terkandung di dalam Cerpen
Ada beberapa nilai yang menjadi unsur ekstrinsik dalam sebuah puisi. Dan nilai-nilai tersebut diantaranya
adalah:
a. Nilai Agama, Berkaitan dengan pelajaran agama yang dapat dipetik dalam teks cerpen.
B. Nilai Sosial , Berkaitan dengan pelajaran yang dapat dipetik dari interaksi sosial antara para tokoh dan
lingkungan masyarakat dalam teks cerpen.
C. Nilai Moral
Nilai ini berkaitan dengan nilai yang dianggap baik atau buruk dalam masyarakat. Dalam nilai moral dapat
berupa nilai moral negatif (buruk) atau nilai moral positif (baik).
D. Nilai Budaya
Nilai yang berkaitan erat dengan budaya, kebiasaan, serta tradisi adat istiadat.

Anda mungkin juga menyukai