Anda di halaman 1dari 16

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)
Sekolah : SMP Negeri 2 Semau Kelas / Semester : IX/ ganjil
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Alokasi waktu : 1x 120 (1 pertemuan)
Tahun Pelajaran : 2020/2021
Materi Teks Cerita Pendek
Kompetensi Dasar Indikator

3.6  Menelaah struktur dan aspek kebahasaan cerita pendek yang 3.6.1 Menganalisis struktur teks cerita pendek yang dibaca atau
dibaca atau didengar didengar

Tujuan pembelajaran:
Setelah mengikuti pembelajaran dan diskusi kelompok, peserta didik dapat menganalisis struktur teks cerita pendek
Model pembelajaran : Problem based learning Metode pembelajaran : diskusi
Materi :
Struktur teks cerpen
Media pembelajaran.
Langkah-langkah pembelajaran

Pendahuluan

Penguatan Pendidikan Karakter, melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa kehadiran
peserta didik sebagai sikap disiplin

Guru memberikan motivasi

Memberitahukan materi yang akan dibahas

Memberitahukan Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, dan tujuan pembelajaran

A. Orientasi Masalah

Guru menjelaskan mekanisme pembelajaran sesuai dengan langka-langkah pembelajaran

Inti (90 menit)

1.Peserta didik dan guru bertanya jawab tentang pengertian cerpen, dan struktur cerita pendek
2.Peserta didik mengamati tayangan power point struktur teks cerita pendek
3.Guru menyajikan tayangan contoh teks cerita pendek dan sama-sama menganalisis struktur teks cerita pendek
B. Mengorganisasi siswa
1. Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok belajar berjumlah 4-6 orang
2. Peserta didik menerima gambaran alur diskusi
C. Penyelididkan
1. Guru membagikan LKPD untuk menganalisis teks cerpen
2. Peserta didik berdiskuis dalam kelompok
3. Peserta didik melibatkan guru dalam diskusi jika menemui kendala
D. Menyajikan dan mengembangkan hasil karya
1. Peserta didik menyajikan hasil diskusi dan ditanggapi oleh kelompok lain
2. Guru memberikan penguatan
3. Peserta didik mengumpulkan hasil diskusi kelompok

Penutup (10 menit)

E. Evaluasi
1. Peserta didik dan guru menyimpulkan pembelajaran
2. Guru menginformasikan tugas mandiri
3. Guru meminta tanggapan atau refleksi peserta didik terkait pembelajaran
4. Menutup pembelajaran dengan doa
5. Salam penutup

Penilaian

Sikap sprititual dan sosial Pengetahuan (tes tertulis) Keterampilan produk

Semau,
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru mata pelajaran

wahyu Indarto, S.Pd Seltri S. Amtirann, S.Pd


NIP. NIP.

Bahan Ajar
1. Pengertian Cerita Pendek

Cerita pendek adalah kisah yang diceritakan secara pendek atau singkat tidak lebih dari 10.000 kata dan
dalam cerita pendek hanya memusatkan pada satu tokoh, satu kejadian, atau satu permaslahan

2. Pengetian Struktur cerita pendek


Struktur cerita pendek adalah tahapan yang mengisi suatu cerita atau narasi dalam cerpen. Struktur
cerpen pada intinya adalah struktur yang membentuk kisah yang dibawakan dalam cerpen.
Karenanya struktur cerpen sangat mirip dengan struktur teks narasi (naratif). Jika kita menggunakan
perspektif unsur intrinsik yang membentuk cerpen, struktur ini terdapat dalam Alur.

3.
AKAN TERUS BERTAHAN

Kesedihan masih mendera diriku. Setelah ditinggal pergi pendamping hidupku, kini
anakku satu-satunya juga telah tiada. Hujan air mata tentu saja menetes di sini; di
mataku. Terkadang aku merasa, Tuhan mengujiku terlalu berat. Ingin menghakimi-
Nya, namun apa daya, aku tak bisa. Sungguh aku tak sanggup memaki Pencipta diriku
yang telah menyelamatkanku dari sebuah insiden naas beberapa tahun yang lalu. Aku
percaya ada hikmah dari semua ini. Aku sungguh percaya bahwa Dia tidak akan
menjahatiku. ucapku kepada batinku sendiri.

Tak terasa ini sudah 40 hari kepergian istriku, dan 7 hari kepergian anakku. Sedih dan
duka itu tentu masih ada, namun menipis, setipis kain tissue yang sering aku gunakan
untuk menyeka air mata dan ingusku karena berduka. Namun aku sadar, bahwa
berduka terlalu lama tak akan ada gunanya. Menjalani hidup sekuat mungkin adalah
solusi atas kekosongan dan kesedihanku ini.
Ada pepatah yang bilang, bahwa kesibukan bisa membuat kita lalai dari kesedihan dan
keresahan hati kita. Dan ternyata itu benar. Kesibukan yang kujalani sebagai penerbit
buku cukup menguras hati dan pikiran. Bayang-bayang sang pendamping hidup, serta
bayang-bayang sang anak tidak terlalu sering menghantuiku; membuat air mata
menetes di mataku.
Tak pernah kupikirkan siapa yang akan menggantikan pendamping hidupku di dunia
ini. Yang aku pikirkan saat ini adalah bagaimana menjalani hidupku sebaik mungkin
dan tidak larut dalam duka. Dan aku akan terus bertahan, terus menjalani hidupku,
hingga nanti aku menyusul anak dan kekasihku di Sana

Mengidentifikasi Struktur Cerpen:


1. Abstraksi:
Kesedihan masih mendera diriku. Setelah ditinggal pergi pendamping hidupku, kini anakku satu-
satunya juga telah tiada. Hujan air mata tentu saja menetes di sini; di mataku.
2. Orientasi:
 latar suasana: sedih, latar waktu: kini, serta 40 hari setelah si pendamping Hidup wafat dan 7 hari
setelah sang anak wafat.

3. Komplikasi: 
Sang tokoh sedih karena ditinggal mati sang anak padahal sebelumnya telah ditinggal pendamping
hidupnya, sang tokoh mulai menghilangkan rasa sedihnya dengan terus menjalani hidup dan
menyibukkan diri, dan sang tokoh pun memutuskan untuk tetap bertahan hidup dan tidak mencari
pendamping hidup yang baru.
4. Evaluasi: 
Pengenalan konflik sudah ada sejak di paragraf awal, yakni saat sang tokoh kehilangan anak
tercintanya, padahal sebelumnya dia telah ditinggalkan sang pendamping hidup. Alur cerita semakin
berlanjut, dan si tokoh ini pun mulai mencoba lebih tegar dalam menjalani hidup dan kedukaan yang
dia rasakan. DI akhir cerita, si tokoh pun menentukan sikap hidupnya terhadap apa yang dia alami.
5. Resolusi:
Si tokoh memutuskan untuk menjalani hidupnya dan mulai menyibukkan diri dengan bekerja sebagai
penerbit buku. Selain itu, si tokoh memutuskan untuk tidak mencari pendamping hidup lagi. Hal ini
bisa dilihat pada kalimat-kalimat yang ada di paragraf akhir.
6. Koda:
Pesan yang hendak disampaikan pada cerpen tersebut adalah bahwa kita harus tetap tegar dalam
mejalani hidup meski ditimpa kesedihan yang mendalam. Selain itu, cerpen di atas juga mengajarkan
kita untuk tidak menyalahkan Tuhan saat terpuruk, dan tetap setia kepada pasangan hidup kita

7. Selain diurutkan strukturnya, alur cerpen juga dapat disusun linimasa atau urutan kronologis ceritanya.
Berdasarkan susunan naratif waktu, alur cerpen dapat dikategorikan menjadi tiga alur, yaitu:

1. Alur maju, merupakan alur linear atau waktu yang berjalan secara berurutan dimulai dari masa lalu
hingga ke masa depan.
2. Alur mundur, yaitu jalan cerita yang justru dimulai dari masa depan ke masa lalu.
3. Alur campuran, yaitu perpaduan antara alur maju dan alur mundur, bisa dilakukan dengan cara
menggunakan kilas balik pada suatu waktu tertentu dalam cerita. Bisa juga cerita bergerak dari
bagian tengah, menuju ke awal kemudian dilanjutkan ke masa depan atau akhir cerita.

Kualitas Struktur
Secara kualitatif, atau berdasarkan kualitas yang dimiliki dari struktur cerpen secara keseluruhan, alur
dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni:

1. Alur erat, dimana hubungan peristiwa satu dengan yang lain sangat erat, padu dan tidak ada bagian
cerita yang dikisahkan secara tidak utuh. Alur ini sangat terikat dan memiliki keterikatan yang ketat
antara satu peristiwa dengan yang lainnya.
2. Alur longgar, adalah stuktur cerita yang bersifat sederhana dan sangat terbuka terhadap peristiwa
lain yang membuat struktur cenderung lebih dinamis namun berpotensi membingungkan pembaca.
Longgar yang dimaksud disini adalah suatu bagian struktur dapat disisipi oleh peristiwa lain dalam
cerita.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Pertemuan 1

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Semau Kelas :IX/1

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran : 2020/2021

Materi : Teks Cerpen Alokasi waktu : 1JP

Kelompok :

Nama Anggota :

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.6 Menelaah struktur dan aspek kebahasaan cerita 3.6.1 Menganalisis struktur teks cerita pendek yang
pendek yang dibaca atau didengar dibaca atau didengar

Langkah-langkah
1. Bacalah teks cerpen dengan judul Pohon Keramat, dan isilah tabel di bawah ini (halaman 53-
59)!
2. Peserta didik mengidentifikasi isi cerpen berdasarkan struktur teks cerpen kemudian isi
berdasarkan format dibawah
3. Kumpulkan hasil diskusi yang sudah dipresentasikan

Pohon Keramat

Disebelah barat kampong ada gunung yang tidak begitu besar. Disebut gunung barangkali tidak tepat
karena areanya terlalu kecil. Lebih tepatnya disebut bukit. Tapi, penduduk kampung, sejak dulu sampai
sekarang, menyebutnya dengan Gunung Beser.
Meski areanya kecil, jangan Tanya siapa saja penduduk yang pernah masuk ke dalam Gunung Beser.
Mereka akan bergidik hanya membayangkan keangkerannya. Mereka, dari kakek-nenek sampai anak-
anak, hapal cerita keangkeran Gunung Beser.
Konon, saat pendudukan Belanda, di kampong saya ada seorang maling budiman. Seperti Jaka
Sembung dari Cirebon atau Robin Hood dari Inggris. Maling Budiman itu sering merampok harta milik
Belanda atau orang-orang kaya yang tidak loyal kepada rakyat yang menderita. Harta hasil jarahan itu
secara diam-diam dibagikan kepada rakyat.
Sekali waktu, maling budiman yang selalu menutup wajahnya saat merampok dan menyantuni rakyat itu,
ketahuan oleh Belanda. Maling budiman itu ternyata salah seorang penduduk kampong. Dia dikejar oleh
pasukan Belanda dan centeng-centeng demang.
Jayasakti, begitu nama si maling budiman itu, lari ke Gunung Beser dan bersembunyi. Bertahun-tahun
pasukan Belanda dan centeng-centeng demang mengepung Gunung Beser, tapi Jayasakti tidak pernah
menyerah. Pasukan Belanda dengan dipandu centeng-centeng demang pernah melacak Jayasakti ke dalam
Gunung, tapi tidak ada seorang pun dari mereka yang selamat. Kata orang-orang pintar, Jayasakti
bersemedi dan tubuhnya menjadi pohon harum yang baunya dibawa angin ke sekitar gunung.
Karena cerita yang dipercaya kebenarannya itu, tidak seorangpun berani masuk ke kelebatan Gunung
Beser. Mereka menghormati perjuangan yang pernah dilakukan si Maling budiman. Tapi selain itu, konon,
mereka takut masuk ke dalam gunung karena dulu ada beberapa orang pencari kayu bakar yang nekat
masuk ke dalam tetapi dia bernasib seperti pasukan Belanda dan centeng-centeng demang itu, tidak bisa
kembali. Siapa pun akan berhati-hati bila harus berhubungan dengan Gunung Beser, Para pencari kayu
bakar dan penyabit rumput hanya benari sampai ke kaki gunung, sebelum mengambil air dari danau kecil
untuk kebutuhan kebun dan sawah, ketua kampung mengadakan syukuran kecil dan meminta ridho dari
penguasa Gunung Beser.
Sejak saya ingat, cerita yang diketahui seluruh penduduk kampung juga meliputi kharisma Gunung
Beser. Tiap malam tertentu, katanya dari Gunung Beser keluar cahaya yang begitu menyejukkan. Hanya
orang tertentu yang bisa melihat cahaya itu. Konon, bila bila seseorang dapat melihat cahaya itu dengan
mata batinnya, maka ia termasuk orang yang bijaksana dan tinggi ilmunya. Bila ada seorang saja dari
seluruh penduduk kampung yang melihat cahaya itu, artinya Mbah Jayasakti begitu penduduk kampung
menyebut penghuni Gunung Beser, melindungi kampung. Akan tetapi, bila ada orang yang sembrono
melanggar keheningan Gunung Beser. Mbah Jayasakti bisa marah. Jangankan menebang pohon tanpa izin,
masuk saja ke dalam gunung bisa kualat, itulah sebabnya penduduk kampung begitu takut mengganggu
ketenangan Gunung Beser.
Bagi saya Gunung Beser menyimpan kenangan tersendiri. Sejak umur 5 tahun saya sering tidur di
rumah kakek. Setiap subuh kakek membangun saya dan mengajak pergi ke masjid kecil di pinggir
sawah. Saya yang kadang masih merasa ngantuk, begitu turun dari rumah selalu takjub melihat Gunung
Beser berdiri kokoh. Saya merasa kesegaran pagi-harum dedaunan dan bau tanah-adalah bau khas Gunung
Beser. Saya selalu berharap begitu turun dari rumah bisa melihat gunung bercahaya.
Selesai shalat, kakek biasa mengontrol air sawah. Saya selalu menguntitnya dari belakang tanpa
banyak bicara. Barangkali anak lain akan mengeluh karena air dan udara sawah dingin. Akan tetapi, saya
tidak, saya menyukai kesegaran air dan udaraa itu. Tak jarang saya mandi di pancuran sawah.
Dari pematang yang lebar-lebar, saya menyaksikan bagaimana Gunung Beser memberikan air yang
melimpah. Nama Gunung Beser sendiri berarti mengeluarkan air terus-terusan. Mata air yang berada di
kaki gunung mengalirkan sungai yang lumayan besar. Sebagian air itu dialirkan ke kampung untuk
memenuhi bak-bak mandi. Sisanya banyak mata air kecil yang dipakai penduduk sebagaipancuran.
Saya beberapa kali melihat petani berburu berang-berang atau tikus. Mareka mengasapi seluruh
lubang yang ditemui. Bila ada buruan yang keluar, orang mengejar sambil terak-teriak. Tentu pemukul
tidak ketinggalan ikut bereaksi. Sekali berburu, puluhan tikus atau berang-berang bisa didapatkan.
Bila panen tiba, setiap petani yang punya sawah luas akan mengadakan syukuran. Para tetangga
diundang. Ikan ditangkap atau ayam disembelih. Saya selalu senang. Selain sering dibawa kakek ke
tempat syukuran, saya senang dengan hari-hari di sawah. Anak-anak seluruh kampung mengalihkan
tempat bermain ke sawah. Ada yang bikin baling-baling, bermain musik dengan terompet-terompet kecl
dari pohon padi, atau berburu burung Beker.
Kedamaian kampung saya mulai terusik saat jalan besar yang menghubungkan kota kecamatan dan
kota kabupaten diperbesar dan diaspal. Memang aspal alakadarnya, tidak sebagus sekarang. Akan tetapi
jalan itu memberikan gejolak tersendiri. Para petani hilir mudik ke kota kabupaten, menjual hasil bumi.
Anak-anak remaja tidak sedikit yang kemudian meneruskan sekolah ke kota. Pembangunan pabrik-pabrik
semakin santer diinformasikan orang kecamatan.
Perkenalan kampung saya dengan dunia luar, menyadarkan penduduk bahwa di luar sana sudah
banyak yang terjadi. Kebutuhan hidup semakin meningkat. Kampung saya semakin sibuk. Ngobrol-
ngobrol santai di masjid sehabis shalat jarang dilakukan para orang tua. Bila panen tiba, undangan
syukuran semakin jarang. Panen pun hanya dilakukan oleh segelintir orang, tidak lagi merupakan pesta
kampung.
Kebutuhan yang semakin mendesak itu memaksa penduduk kampung untuk memfungsikan segala
yang dipunyai. Para lulusan sekolah dari kota merencanakan untuk membuat pertanian terpadu di kaki
gunung dengan melibatkan seluruh penduduk. Pengelolaan kaki gunung itu dilakukan dengan gotong
royong. Pembangunan pabrik air mineral dan tekstil mulai dibuat orang kota. Saya waktu itu sudah
meningkat remaja.
Perselisihan antar penduduk mulai terasa ketika penggerak pembangunan yang merupakan lulusan
sekolah dari kota itu merencanakan untuk membuka sebagian Gunung Beser, untuk perluasan lahan
pertanian dan kebutuhan pabrik. Banyak penduduk yang tidak setuju. Akan tetapi, tidak sedikit yang
mendukungnya.
Semakin banyak penduduk yang mendukung pembukaan Gunung Beser. Sebagian yang masih
menghormati kharisma Gunung Beser, datang ke rumah kakek. Mereka meminta pendapat kakek. Saya
tidak tahu apa yang dikatakan sebelum mereka pulang. Besoknya waktu wakil dari panitia pembangunan
itu datang ke rumah kakek. Mereka tahu bahwa kakek adalah kunci dari masalah ini. Penduduk yang tidak
setuju dengan pembukaan Gunung Beser hanya akan mendengarkan apa yang dikatakan kakek.
Saya tidak begitu jelas menangkap apa yang dibicarakan mereka. Akan tetapi, dari nada suara
yang semakin meninggi, saya tahu bahwa mereka bersitegang. Saya mengintip peristiwa itu dari balik
kamar. Saya bersiap meloncat seandainya mereka melakukan kekerasan terhadap Kakek. Akan tetapi,
kejadian yang saya lamunkan itu tidak terjadi. Mereka pulang setelah terlebih dahulu menyalami kakek.
Besoknya saya baru tahu bahwa kakek menyetujui pembukaan sebagian Gunung Beser.
"Saat ini saat sulit", kata Kakek ketika malamnya saya menanyakan kenapa Kakek menyetujui
pembukaan sebagian Gunung Beser. "Semakin banyak kebutuhan hidup dan semakin banyak orang yang
merasa pintar. Tapi, orang-orang pintar itu tidak tahu tentang kebijaksanaan. Mereka tidak sadar bahwa
sebagian besar manusia yang ada di dunia ini adalah yang ada di bawah standar kepintaran. Kisah Mbah
Jayasakti masih diperlukan untuk melindungi Gunung Beser. "
Saya kurang mengerti apa yang dikatakan Kakek. Dan ketika malam besoknya kakek bercerita
bahwa Mbah Jayasakti dan keangkeran Gunung Beser itu tidak ada, saya semakin tidak mengerti dengan
kakek kalau begitu, kenapa tidak dari dulu Gunung Beser itu dibuka?
"Gunung Beser akan marah kalau dibuka," kata Kakek.
"Kan Mbah Jayasakti dan keangkeran itu tidak ada."
"Ya, tidak ada. Akan tetapi, Gunung Beser akan tetap marah bila dibuka."
"Kenapa Kakek menyetujui?"
"Mereka berjanji akan membuka sampai perbatasan kaki gunung saja."
Pembukaan kaki Gunung Beser itu akan dilakukan bergoton-royong Bantuan tenaga dan dana besar
dari pihak pabrik disambut masyarakat. Kejadian yang semakin langka itu ditandai dengan syukuran
kampung yang dipimpin oleh pak bupati yang sengaja datang. Tidak ada kejadian-kejadian aneh selama
pembukaan kaki gunung. Tanaman pun tumbuh bagus karena tanahnya memang subur dan air melimpah.
Rumah-rumah dibangun karena pabrik-pabrik membutuhkan pekerja banyak yang sebagian besar
didatangkan dari daerah lain. 
Para penggerak pembangunan itu mendapatkan pujian dari hampir seluruh penduduk kampung.
Mereka dibicarakan di setiap pertemuan resmi dan tidak resmi. 
Kakek meninggal tidak lama kemudian. Kematian Kakek tidak mendatangkan perhatian yang besar dari
penduduk. Saya sedikit cemburu kepada penggerak pembangunan yang sudah mencuri perhatian
penduduk dari Kakek itu. Tapi, kecemburuan itu bisa diredam karena saya yang sudah masuk sekolah
menengah mengagumi juga apa yang mereka lakukan.  
Keberhasilan pertanian dan pabrik itu memberi kemewahan tersendiri bagi kampung saya. Sarana-
sarana umum dibangun. Banyak rumah memiliki pesawat televisi. Semakin banyak anak-anak yang
meneruskan sekolah ke kota. Akan tetapi, kepercayaan bahwa keangkeran Gunung Beser itu tidak ada,
mendorong penduduk untuk membuka Gunung Beser lebih jauh. Tempat-tempat pertanian baru dibuka,
rumah-rumah dibangun, pengusaha-pengusaha yang memanfaatkan mata air besar dibangun. Izin-izin
pengelola Gunung Beser banyak dimiliki orang. Pohon-pohon besar ditebang. Yang tidak punya izin,
berdagang kayu sembunyi-sembunyi. 
Gunung Beser bercahaya siang malam. Sinar matahari memantul dari bangunan-bangunan dan
daerah-daerah kering. Malam bercahaya oleh semaraknya listrik. Penduduk kampung, termasuk saya,
menyambut kemajuan itu. Akan tetapi, mereka termasuk saya, tidak menyadari bahwa di kampung
semakin sering terdengar berita adanya perkelahian petani gara-gara berebut air, para remaja putus sekolah
kebingungan mencari kerja karena menggarap lahan pertanian yang semakin tidak subur itu terasa rendah,
musim yang datang tidak lagi bersahabat. Tiba-tiba saya merasa bahwa hal seperti itu merupakan bagian
dari kampung saya. 
Kekeringan di musin kemarau dan banjir-banjir kecil di musim hujan tidak asing. Tapi, para
penduduk tidak menyerah. Alam hars ditaklukkan. Kipas angin dan kulkas menjadi kebutuhan di musim
kemarau. Bendungan-bendungan kecil dibangun untuk menanggulangi musim hujan. Tiba-tiba saya
merasa bahwa persahabatan dengan alam menghilang dari kamus kampung saya.
Perlawanan terhadap alam itu berakhir ketika tahun yang oleh peneliti disebut El Nino itu tiba.
Kekeringan membakar kampung saya. Banyak bangunan dan lahan yang angus. Dan, saat musim hujan
tiba banjir besar melanda. Rumah-rumah hanya kelihatan atapnya. Saya sedang duduk diatas rumah ketika
bantuan puluhan perahu itu tiba. 

Saya hanya bisa mencatat peristiwa-peristiwa seperti itu tanpa mengerti apa yang tekah terjadi. Seperti
kebanyakan remaja di kampung saya, saya kebingungan dengan banyak peristiwa. Saya merasa bahwa
keinginan saya satu-satunya saat ini adalah bermain gitar dan berteriak sepuas-puasnya. 

1. Format mengidentifikasi struktur cerpen


No Pertanyaan Bukti Pada Teks
(Struktur Cerita
Pendek)
1 Orientasi
2 Rangkaian
peristiwa
3 Komplikasi
4 Resolusi
Evaluasi Pembelajaran

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Semau Kelas :IX/1

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran : 2020/2021

Materi : Teks Cerpen Alokasi Waktu : 1JP

Pertemuan 1

Indikator Pencapaian Level Bentuk


Kompetensi Dasar
Kompetensi kognitif soal
3.6  Menelaah struktur dan aspek kebahasaan 3.6.1 Menelaah struktur C4 uraian
cerita pendek yang dibaca atau didengar teks cerpen

a. Tujuan pembelajaran

Setelah menyimak penjelasan dari guru, dan membaca dari buku sumber peserta didik dapat

1. Menelaah struktur teks cerpen pohon keramat


b. Petunjuk pengerjaan
1. Bacalah teks cerpen Pohon Keramat kemudian identifikasi struktur cerpen tersebut
2. Berdiskusi secara kelompok setelah itu sajikan hasil diskusi
3. Lampiran teks cerpen dari buku siswa kelas IX (halaman 53-59)

POHON KERAMAT

Disebelah barat kampong ada gunung yang tidak begitu besar. Disebut gunung barangkali tidak tepat
karena areanya terlalu kecil. Lebih tepatnya disebut bukit. Tapi, penduduk kampung, sejak dulu sampai
sekarang, menyebutnya dengan Gunung Beser.
Meski areanya kecil, jangan Tanya siapa saja penduduk yang pernah masuk ke dalam Gunung Beser.
Mereka akan bergidik hanya membayangkan keangkerannya. Mereka, dari kakek-nenek sampai anak-anak,
hapal cerita keangkeran Gunung Beser.
Konon, saat pendudukan Belanda, di kampong saya ada seorang maling budiman. Seperti Jaka Sembung
dari Cirebon atau Robin Hood dari Inggris. Maling Budiman itu sering merampok harta milik Belanda atau
orang-orang kaya yang tidak loyal kepada rakyat yang menderita. Harta hasil jarahan itu secara diam-diam
dibagikan kepada rakyat.
Sekali waktu, maling budiman yang selalu menutup wajahnya saat merampok dan menyantuni rakyat itu,
ketahuan oleh Belanda. Maling budiman itu ternyata salah seorang penduduk kampong. Dia dikejar oleh
pasukan Belanda dan centeng-centeng demang.
Jayasakti, begitu nama si maling budiman itu, lari ke Gunung Beser dan bersembunyi. Bertahun-tahun pasukan
Belanda dan centeng-centeng demang mengepung Gunung Beser, tapi Jayasakti tidak pernah menyerah.
Pasukan Belanda dengan dipandu centeng-centeng demang pernah melacak Jayasakti ke dalam Gunung, tapi
tidak ada seorang pun dari mereka yang selamat. Kata orang-orang pintar, Jayasakti bersemedi dan tubuhnya
menjadi pohon harum yang baunya dibawa angin ke sekitar gunung.
Karena cerita yang dipercaya kebenarannya itu, tidak seorangpun berani masuk ke kelebatan Gunung
Beser. Mereka menghormati perjuangan yang pernah dilakukan si Maling budiman. Tapi selain itu, konon,
mereka takut masuk ke dalam gunung karena dulu ada beberapa orang pencari kayu bakar yang nekat masuk ke
dalam tetapi dia bernasib seperti pasukan Belanda dan centeng-centeng demang itu, tidak bisa kembali. Siapa
pun akan berhati-hati bila harus berhubungan dengan Gunung Beser, Para pencari kayu bakar dan penyabit
rumput hanya benari sampai ke kaki gunung, sebelum mengambil air dari danau kecil untuk kebutuhan kebun
dan sawah, ketua kampung mengadakan syukuran kecil dan meminta ridho dari penguasa Gunung Beser.
Sejak saya ingat, cerita yang diketahui seluruh penduduk kampung juga meliputi kharisma Gunung Beser.
Tiap malam tertentu, katanya dari Gunung Beser keluar cahaya yang begitu menyejukkan. Hanya orang tertentu
yang bisa melihat cahaya itu. Konon, bila bila seseorang dapat melihat cahaya itu dengan mata batinnya, maka
ia termasuk orang yang bijaksana dan tinggi ilmunya. Bila ada seorang saja dari seluruh penduduk kampung
yang melihat cahaya itu, artinya Mbah Jayasakti begitu penduduk kampung menyebut penghuni Gunung Beser,
melindungi kampung. Akan tetapi, bila ada orang yang sembrono melanggar keheningan Gunung Beser. Mbah
Jayasakti bisa marah. Jangankan menebang pohon tanpa izin, masuk saja ke dalam gunung bisa kualat, itulah
sebabnya penduduk kampung begitu takut mengganggu ketenangan Gunung Beser.
Bagi saya Gunung Beser menyimpan kenangan tersendiri. Sejak umur 5 tahun saya sering tidur di rumah
kakek. Setiap subuh kakek membangun saya dan mengajak pergi ke masjid kecil di pinggir sawah. Saya yang
kadang masih merasa ngantuk, begitu turun dari rumah selalu takjub melihat Gunung Beser berdiri kokoh. Saya
merasa kesegaran pagi-harum dedaunan dan bau tanah-adalah bau khas Gunung Beser.
Saya selalu berharap begitu turun dari rumah bisa melihat gunung bercahaya.
Selesai shalat, kakek biasa mengontrol air sawah. Saya selalu menguntitnya dari belakang tanpa banyak
bicara. Barangkali anak lain akan mengeluh karena air dan udara sawah dingin. Akan tetapi, saya tidak, saya
menyukai kesegaran air dan udaraa itu. Tak jarang saya mandi di pancuran sawah.
Dari pematang yang lebar-lebar, saya menyaksikan bagaimana Gunung Beser memberikan air yang
melimpah. Nama Gunung Beser sendiri berarti mengeluarkan air terus-terusan. Mata air yang berada di kaki
gunung mengalirkan sungai yang lumayan besar. Sebagian air itu dialirkan ke kampung untuk memenuhi bak-
bak mandi. Sisanya banyak mata air kecil yang dipakai penduduk sebagaipancuran.
Saya beberapa kali melihat petani berburu berang-berang atau tikus. Mareka mengasapi seluruh lubang
yang ditemui. Bila ada buruan yang keluar, orang mengejar sambil terak-teriak. Tentu pemukul tidak
ketinggalan ikut bereaksi. Sekali berburu, puluhan tikus atau berang-berang bisa didapatkan.
Bila panen tiba, setiap petani yang punya sawah luas akan mengadakan syukuran. Para tetangga
diundang. Ikan ditangkap atau ayam disembelih. Saya selalu senang. Selain sering dibawa kakek ke tempat
syukuran, saya senang dengan hari-hari di sawah. Anak-anak seluruh kampung mengalihkan tempat bermain ke
sawah. Ada yang bikin baling-baling, bermain musik dengan terompet-terompet kecl dari pohon padi, atau
berburu burung Beker.
Kedamaian kampung saya mulai terusik saat jalan besar yang menghubungkan kota kecamatan dan kota
kabupaten diperbesar dan diaspal. Memang aspal alakadarnya, tidak sebagus sekarang. Akan tetapi jalan itu
memberikan gejolak tersendiri. Para petani hilir mudik ke kota kabupaten, menjual hasil bumi. Anak-anak
remaja tidak sedikit yang kemudian meneruskan sekolah ke kota. Pembangunan pabrik-pabrik semakin santer di
informasikan orang kecamatan.
Perkenalan kampung saya dengan dunia luar, menyadarkan penduduk bahwa di luar sana sudah banyak
yang terjadi. Kebutuhan hidup semakin meningkat. Kampung saya semakin sibuk. Ngobrol-ngobrol santai di
masjid sehabis shalat jarang dilakukan para orang tua. Bila panen tiba, undangan syukuran semakin jarang.
Panen pun hanya dilakukan oleh segelintir orang, tidak lagi merupakan pesta kampung.
Kebutuhan yang semakin mendesak itu memaksa penduduk kampung untuk memfungsikan segala yang
dipunyai. Para lulusan sekolah dari kota merencanakan untuk membuat pertanian terpadu di kaki gunung
dengan melibatkan seluruh penduduk. Pengelolaan kaki gunung itu dilakukan dengan gotong royong.
Pembangunan pabrik air mineral dan tekstil mulai dibuat orang kota. Saya waktu itu sudah meningkat remaja.
Perselisihan antar penduduk mulai terasa ketika penggerak pembangunan yang merupakan lulusan
sekolah dari kota itu merencanakan untuk membuka sebagian Gunung Beser, untuk perluasan lahan pertanian
dan kebutuhan pabrik. Banyak penduduk yang tidak setuju. Akan tetapi, tidak sedikit yang mendukungnya.
Semakin banyak penduduk yang mendukung pembukaan Gunung Beser. Sebagian yang masih
menghormati kharisma Gunung Beser, datang ke rumah kakek. Mereka meminta pendapat kakek. Saya tidak
tahu apa yang dikatakan sebelum mereka pulang. Besoknya waktu wakil dari panitia pembangunan itu datang
ke rumah kakek. Mereka tahu bahwa kakek adalah kunci dari masalah ini. Penduduk yang tidak setuju dengan
pembukaan Gunung Beser hanya akan mendengarkan apa yang dikatakan kakek.
Saya tidak begitu jelas menangkap apa yang dibicarakan mereka. Akan tetapi, dari nada suara yang
semakin meninggi, saya tahu bahwa mereka bersitegang. Saya mengintip peristiwa itu dari balik kamar. Saya
bersiap meloncat seandainya mereka melakukan kekerasan terhadap Kakek. Akan tetapi, kejadian yang saya
lamunkan itu tidak terjadi. Mereka pulang setelah terlebih dahulu menyalami kakek. Besoknya saya baru tahu
bahwa kakek menyetujui pembukaan sebagian Gunung Beser.
"Saat ini saat sulit", kata Kakek ketika malamnya saya menanyakan kenapa Kakek menyetujui
pembukaan sebagian Gunung Beser. "Semakin banyak kebutuhan hidup dan semakin banyak orang yang
merasa pintar. Tapi, orang-orang pintar itu tidak tahu tentang kebijaksanaan. Mereka tidak sadar bahwa
sebagian besar manusia yang ada di dunia ini adalah yang ada di bawah standar kepintaran. Kisah Mbah
Jayasakti masih diperlukan untuk melindungi Gunung Beser. "
Saya kurang mengerti apa yang dikatakan Kakek. Dan ketika malam besoknya kakek bercerita bahwa
Mbah Jayasakti dan keangkeran Gunung Beser itu tidak ada, saya semakin tidak mengerti dengan kakek kalau
begitu, kenapa tidak dari dulu Gunung Beser itu dibuka?
"Gunung Beser akan marah kalau dibuka," kata Kakek.
"Kan Mbah Jayasakti dan keangkeran itu tidak ada."
"Ya, tidak ada. Akan tetapi, Gunung Beser akan tetap marah bila dibuka."
"Kenapa Kakek menyetujui?"
"Mereka berjanji akan membuka sampai perbatasan kaki gunung saja."
Pembukaan kaki Gunung Beser itu akan dilakukan bergoton-royong Bantuan tenaga dan dana besar dari
pihak pabrik disambut masyarakat. Kejadian yang semakin langka itu ditandai dengan syukuran kampung yang
dipimpin oleh pak bupati yang sengaja datang. Tidak ada kejadian-kejadian aneh selama pembukaan kaki
gunung. Tanaman pun tumbuh bagus karena tanahnya memang subur dan air melimpah. Rumah-rumah
dibangun karena pabrik-pabrik membutuhkan pekerja banyak yang sebagian besar didatangkan dari daerah
lain. 
Para penggerak pembangunan itu mendapatkan pujian dari hampir seluruh penduduk kampung. Mereka
dibicarakan di setiap pertemuan resmi dan tidak resmi. 
Kakek meninggal tidak lama kemudian. Kematian Kakek tidak mendatangkan perhatian yang besar dari
penduduk. Saya sedikit cemburu kepada penggerak pembangunan yang sudah mencuri perhatian penduduk dari
Kakek itu. Tapi, kecemburuan itu bisa diredam karena saya yang sudah masuk sekolah menengah mengagumi
juga apa yang mereka lakukan.  
Keberhasilan pertanian dan pabrik itu memberi kemewahan tersendiri bagi kampung saya. Sarana-sarana
umum dibangun. Banyak rumah memiliki pesawat televisi. Semakin banyak anak-anak yang meneruskan
sekolah ke kota. Akan tetapi, kepercayaan bahwa keangkeran Gunung Beser itu tidak ada, mendorong
penduduk untuk membuka Gunung Beser lebih jauh. Tempat-tempat pertanian baru dibuka, rumah-rumah
dibangun, pengusaha-pengusaha yang memanfaatkan mata air besar dibangun. Izin-izin pengelola Gunung
Beser banyak dimiliki orang. Pohon-pohon besar ditebang. Yang tidak punya izin, berdagang kayu sembunyi-
sembunyi. 
Gunung Beser bercahaya siang malam. Sinar matahari memantul dari bangunan-bangunan dan daerah-
daerah kering. Malam bercahaya oleh semaraknya listrik. Penduduk kampung, termasuk saya, menyambut
kemajuan itu. Akan tetapi, mereka termasuk saya, tidak menyadari bahwa di kampung semakin sering terdengar
berita adanya perkelahian petani gara-gara berebut air, para remaja putus sekolah kebingungan mencari kerja
karena menggarap lahan pertanian yang semakin tidak subur itu terasa rendah, musim yang datang tidak lagi
bersahabat. Tiba-tiba saya merasa bahwa hal seperti itu merupakan bagian dari kampung saya. 
Kekeringan di musin kemarau dan banjir-banjir kecil di musim hujan tidak asing. Tapi, para penduduk
tidak menyerah. Alam hars ditaklukkan. Kipas angin dan kulkas menjadi kebutuhan di musim kemarau.
Bendungan-bendungan kecil dibangun untuk menanggulangi musim hujan. Tiba-tiba saya merasa bahwa
persahabatan dengan alam menghilang dari kamus kampung saya.
Perlawanan terhadap alam itu berakhir ketika tahun yang oleh peneliti disebut El Nino itu tiba.
Kekeringan membakar kampung saya. Banyak bangunan dan lahan yang angus. Dan, saat musim hujan tiba
banjir besar melanda. Rumah-rumah hanya kelihatan atapnya. Saya sedang duduk diatas rumah ketika bantuan
puluhan perahu itu tiba. 

Saya hanya bisa mencatat peristiwa-peristiwa seperti itu tanpa mengerti apa yang tekah terjadi. Seperti
kebanyakan remaja di kampung saya, saya kebingungan dengan banyak peristiwa. Saya merasa bahwa
keinginan saya satu-satunya saat ini adalah bermain gitar dan berteriak sepuas-puasnya.

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Semau


Kelas/Semester : IX/ Ganjil
Tahun pelajaran : 2020/2021

Nama
Butir
No Waktu Peserta Catatan Perilaku
Sikap
didik
1. Fernandus  Terampil dan peduli dalam menyajikan peduli
setiap gagasan /ide
2 dst.

a. Istrumen Jurnal
Jurnal Perkembangan Sikap Sosial
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Semau
Kelas/Semester : VII/Genap
Tahun pelajaran : 2020/2021
Nama
Butir
No Waktu Peserta Catatan Perilaku
Sikap
didik
1 Fernandus Menyampaikan secara lisan hasil diskusi ciri
umum cerpen, tujuan komunikasi, dan ragam/ Bertanggun
jenis cerpen, struktur teks cerpen, unsur-unsur teks g jawab
cerpen

2.

b. Instrumen Uraian
Bacalah teks berikut dengan saksama kemudian kerjakan soal yang mengikutinya!
Instrumen Penilaian :
1. Tentukan struktur teks cerita pendek
Pedoman Penilaian

Kisi-Kisi Penilaian Tes Uraian dan Kinerja


Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Semau
Kelas/Semester : VII/Genap
Tahun pelajaran : 2020/2021
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Teknik
No. Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal
Penilaian
1. 3.6  Menelaah struktur dan -Pengertian cerpen Tentukan struktur teks tes uraian
aspek kebahasaan cerita -struktur teks cerita pendek berdasarkan teks
pendek yang dibaca atau pendek cerita pendekyang ada Teks uraian
didengar dalam buku siswa Kinerja

Rubrik Penskoran Kinerja

Bobot masing-masing struktur : (25) X jumlah struktur teks Cerpen yang dianalisis (4) =100

Kriteria yang dinilai Skor Maksimal


Siswa dapat menyebutkan jawaban dengan, lengkap dan benar 25
Siswa dapat menyebutkan jawaban dengan baik dan benar, tapi kurang lengkap 20
Siswa dapat menyebutkan jawaban tapi salah sebagian besar. 12
Siswa tidak dapat menjawab dengan benar 0

Skor Perolehan
Bobot penilaian berdasarkan nilai-nilai kehidupan dalam teks cerpen Nilai = x 100
Skor Maksimal
Rubrik penilaian pengetahuan

No Teknik Bentuk Contoh butir Waktu keterangan


instrument pelaksanaan
Tes tertulis Pilihan ganda Terlampir Saat Penilaian untuk
pembelajaran pembelajaran
usai (assessment for
learning) dan
sebagai
pembelajaran
(assessment as
learning

Pilihlah satu jawaban yang tepat!

Cermatilah kutipan cerpen berikut


1. Kuingin kau berbohong padaku. Seperti yang kau utarakan kemarin, dan kemarin dulu itu. Ketika
mentari meredup berpendar di pucuk daun sebelah barat rumah dan ketika kerumunan itu tak lagi
bersamamu, kau mulai dengan kisah kebohonganmu yang pertama kepadaku.

Bukti bahwa kutipan cerpen tersebut berlatar waktu sore adalah...


a. Mentari di sebelah barat
b. Mulai kisah kebohonganmu
c. Kuingin kau bohong padaku
d. Kemarin dan kemarin lagi

2. Tetapi dari lebaran ke lebaran semakin banyak saja orang yang datang ke tukang jahit itu. Cerita
tentang jarum dan benang ajaib itu mungkin membuat banyak orang penasaran. Tapi barangkali pula
karena dari lebaran ke lebaran memang semakin banyak orang yang kian tenggelam dalam kekecewaan
. mereka ingin menjahitkan kekecewaan mereka pada tukang jahit itu. Mereka antre agar bisa
menikmati kebahagiaan lebaran .
Dikutip dari : Agus Noor, “ Tukang Jahit” dalam cinta diatas perahu cadik cerpen kompas pilihan 2007
Kutipan teks tersebut merupakan struktur teks cerpen bagian…
a. Abstrak
b. Evaluasi
c. Orientasi
d. Resolusi

3. Aku pulang, perasaanku tak karuan. Dan aku tertidur. Aku memejamkan mata. Herman ada dalam
kepala. Mengapa kau tak melenyapkan dian dan memandang dirinya tanpa arti? Mengapa sedih hatiku
memandang dia bercanda dengan gadis lain? Aku merasa sendiri dan terpencil. Sendiri terlupakan.
Sendiri tak punya arti.
Konflik pada penggalan cerpen diatas
a. Aku dengan Herman
b. Aku dengan temanku
c. Aku dengan diri sendiri
d. Aku dengan dia
4. Ibu, barangkali Atik tidak akan terus bekerja di kementrian Luar Negeri. Dalam gelap suara berisik itu
terasa seperti angina malam. Aku ingin meneruskan pekerjaan ayah di Dinas Kehutanan.
Penggalan cerpen tersebut didominasi unsur intrinsic adalah……
a. Tema
b. Setting
c. Watak
d. Amanat
5. ….tiba-tiba aku merasa bersalah, ini sebuah egoism, Aku dan Yun Ning kejar karier dan selalu lupa
kalau masih punya ayah yang harus kami perhatiin Selalu lupa menenlepon beliau hanya untuk
mengucapkan “hallo”…
Suntingan yang tepat untuk kalimat yang bercetak miring dalam kutipan cerpen diatas adalah…
a. Aku dan Yun Ning pengejar karier dan selalu lupa kalau masih punya ayah yang harus kami
perhatikan.
b. Aku dan Yun Ning mengejar karier dan selalu lupa kalau masih punya ayah yang harus kami
perhatikan.
c. Aku dan Yun Ning mengkejar karier dan selalu lupa kalau masih punya ayahyang harus kami
perhatikan.
d. Aku dan Yun Ning kejar karier dan selalu lupa kalau masih punya ayahyang harus kami perhatikan.
Semau, Juli 2020
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Wahyu Indarto, S.Pd Seltri S. Amtiran, S.Pd


NIP. NIP.

Anda mungkin juga menyukai