Anda di halaman 1dari 27

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA

A. INFORMASI UMUM

Nama : Sri Linda Wati


Penyusun : SMA Islam Darun Najah
Institusi : Bahasa Indonesia
Mata Pelajaran : Teks Cerita Pendek
Materi Pokok : 2 x 40 menit (1 Pertemuan)
Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas (SMA)
Jenjang Sekolah : F / XI (Sebelas)
Fase / Kelas : 2023/2024
Tahun Penyusunan : 3 (Ganjil)
Semester : Diskusi, tanya jawab, penugasan
Metode Pembelajaran : Problem Based Learning
Model Pembelajaran : Peserta didik reguler kelas XI
Target Peserta Didik
Elemen Membaca dan memirsa
Gagasan Profil Pelajar Pancasila Bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif
Sarana & Prasarana Laptop, Proyektor, dan Pengeras suara
Bahan Ajar dan Media Power point, contoh teks cerpen, dan video
B. KOMPONEN INTI
1. Capaian Pembelajaran (CP)
Pada fase F, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan
bernalar sesuai dengan tujuan, konteks sosial, akademis, dan dunia kerja. Peserta didik
mampu memahami, mengolah, menginterpretasi, dan mengevaluasi berbagai tipe teks
tentang topik yang beragam. Peserta didik mampu mengkreasi gagasan dan pendapat
untuk berbagai tujuan. Peserta didik mampu berpartisipasi aktif dalam kegiatan
berbahasa yang melibatkan banyak orang. Peserta didik mampu menulis berbagai teks
untuk merefleksi dan mengaktualisasi diri untuk selalu berkarya dengan mengutamakan
penggunaan bahasa Indonesia di berbagai media untuk memajukan peradaban bangsa.

Elemen Capaian Pembelajaran


Membaca Peserta didik mampu mengevaluasi gagasan dan pandangan berdasarkan
dan memirsa kaidah logika berpikir dari membaca berbagai tipe teks (nonfiksi dan fiksi)
di media cetak dan elektronik. Peserta didik mampu mengapresiasi teks
fiksi dan nonfiksi.
2. Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
a. Membaca cerpen untuk memahami materi yang berkaitan dengan teks
cerita pendek
b. Menganalisis cerpen untuk menemukan unsur-unsur intrinsik pembangun
sebuah cerita pendek.
3. Tujuan Pembelajaran
a) Melalui model pembelajaran Problem Best Learning (PBL) Peserta didik
mampu menentukan unsur-unsur intrisik teks cerita pendek dengan
cermat dan teliti.
b) Setelah menentukan unsur-unsur intrinsik cerpen dengan model
pembelajaran Problem Best Learning (PBL) Peserta didik mampu
menganalisis unsur-unsur intrinsik cerita pendek dengan benar.

4. Pemahaman Bermakna
Setelah membaca teks cerpen peserta didik mampu meneladani amanat atau pesan yang
terkandung di dalam cerpen dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari

5. Pertanyaan Pemantik
a. Apakah kalian suka membaca cerpen?
b. Pernahkah kalian mempelajari unsur-unsur intrinsik pembangun cerpen di
kelas sebelumnya?
c. Sebutkan kira-kira apa saja unsur-unsur intrinsik pembangun cerita yang kamu ketahui?

6. Asessmen
a. Sikap
1. Tenik penilaian : Observasi
2. Jenis penilaian : Sikap
3. Prosedur Penilaian : Proses
4. Instrumen : Lembar pengamatan sikap
b. Pengetahuan
1. Teknik penilaian : Tes
2. Jenis penilian : Tertulis
3. Prosedur Penelitian : Akhir
4. Instrumen : Soal Evaluasi
c. Keterampilan :
1. Teknik penilaian : Observasi
2. Jenis penilaian : Unjuk Kerja
3. Prosedur penelitian : Lembar pengamatan keterampilan
7. Materi
a. Pengertian cerita pendek
b. Fungsi cerita pendek
c. Ciri-ciri cerita pendek
d. Unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik cerita pendek
e. Contoh teks cerita pendek
8. Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Awal (10 Menit)


- Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, selanjutnya
menanyakan kabar peserta didik
- Peserta didik berdoa bersama sebelum memulai pelajaran
Orientasi
- Guru memeriksa kehadiran peserta didik

Guru melakukan apersepsi, dengan menanyakan kepada peserta didik


Apersepsi tentang materi pembelajaran yang sudah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya.

- Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran.


- Guru memberikan pertanyaan pemantik.
a. Apakah kalian suka membaca cerpen?
Motivasi b. Pernahkah kalian mempelajari unsur-unsur intrinsik pembangun
cerpen di kelas sebelumnya?
c. Sebutkan kira-kira apa saja unsur-unsur intrinsik pembangun
cerita yang kamu ketahui?

Pemberian Peserta didik menerima informasi tentang hal-hal yang akan dipelajari
Acuan dan langkah-langkah pembelajaran
B. Kegiatan Inti (60)
1. Guru menyajikan materi unsur intrinsik pembangun cerita
pendek melalui tampilan power point
Orientasi peserta 2. Guru memberikan analogi terkait teks cerita pendek
didik pada 3. Peserta didik mencermati analogi yang yang disajikan.
masalah
1. Peserta didik dibagi menjadi 4 kelompok terdiri dari 5 anggota
tiap kelompok secara tertib dan membagi tugas sesuai
Mengorganisasikan
tanggung jawab masing-masing.
peserta didik untuk
belajar 2. Setiap kelompok dibagikan format Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD).
3. Peserta didik dengan berkelompok membaca secara teliti teks
cerpen yang berjudul “Seragam” Karya Aris Kurniawan Basuki
untuk dianalisis unsur-unsur intrinsik cerita pendek.
4. Peserta didik mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya
terkait unsur-unsur intrinsik pembagun teks cerita pendek.
Membimbing
Bersama guru, peserta didik menganalisis unsur-unsur intrinsik
penyelidikan individu
cerita pendek.
maupun kelompok
1. Bersama guru, peserta didik menulis hasil analisis unsur-unsur
Mengembangkan dan intrinsik di dalam LKPD.
menyajikan hasil 2. Peserta didik menyiapkan hasil kerja kelompok untuk
karya dipresentasikan.

1. Perwakilan kelompok secara bergantian mempresentasikan


Menganalisis dan hasil kerja kelompoknya.
mengevaluasi proses 2. Kelompok yang lain membandingkan hasil analisis masing-masing
pemecahan masalah dan memberikan tanggapan secara santun.
3. Peserta didik menyimpulkan hasil analisis unsur-unsur
intrinsik pembangun teks cerpen.
4. Guru menjadi fasilitator dan memberikan apresiasi nilai
kepada peserta didik.
5. Guru memberikan lembaran soal aspek pengetahuan
tentang unsur-unsur intrinsik cerita pendek.
6. Siswa secara mandiri mengerjakan soal tersebut dengan jujur
dan disiplin.

C. Kegiatan Penutup (10 Menit)


1. Peserta didik diarahkan untuk membuat rangkuman/simpulan pelajaran.
2. Guru meminta peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan.
3. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya, yaitu
“Menganalisis struktur cerita pendek dan menyusun Kerangka Atau Garis Besar Cerita
Pendek”.
4. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
9. Pengayaan dan Remidial
Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah menguasai materi pelajaran untuk
mempersiapkan kemateri selanjutnya, sementara remedial diberikan kepada peserta didik
yang belum menguasai materi dengan memberikan pendampingan dan tugas mandiri di
rumah dengan bimbingan orang tua dan dipantau guru.

10. Refleksi
Guru
 Apakah tujuan pembelajaran telah tercapai?
 Apakah seluruh peserta didik mengikuti pelajaran dengan antusias?
 Kesulitan apa yang dialami?
 Langkah apa yang diperlukan untuk memperbaiki proses belajar?
Peserta Didik
 Apakah kalian sudah tahu tentang teks cerita pendek?
 Apakah kalian bisa menentukan unsur-unsur teks cerita pendek?
 Apakah kalian bisa menganalisis unsur-unsur teks cerita pendek?
 Bagian mana yang paling kamu sukai?
 Apa yang tidak kamu sukai selama kegiatan pembelajaran hari ini?

10. Sumber Belajar


a. Marwati,Heny dan K.Waskitaningtyas. 2021. Buku Siswa Cerdas Cergas Berbahasa
dan Bersastra Indonesia Kelas XI. Jakarta : Kemdikbud.
b. Basuki, aris kurniawan. “Cerpen Seragam” diakses 12 Agustus 2012
https://cerpenkompas.wordpress.com/2012/08/12/seragam/
c. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
d. Link youtube : https://www.youtube.com/watch?v=oxfRmqn2SV4
e. Link youtube: https://www.youtube.com/watch?v=JtoyCdoJM2s
f. Link youtube: https://www.youtube.com/watch?v=N2cCG02ImZM
g. Link youtube : https://www.youtube.com/watch?v=wFq8VioR1qM
Pamekasan, 16 November 2023

Mengetahui:
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

LINDA FARADIKA, S.Pd SRI LINDA WATI, M.Pd


BAHAN AJAR
BAHASA INDONESIA

BAB 3 : CERITA PENDEK

Pengertian
Cerita Pendek
Fungsi Cerita
Pendek
Ciri-ciri Cerita
Pendek
Unsur-Unsur Intrinsik
Cerita Pendek
Unsur-Unsur Ekstrinsik
Cerita Pendek
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Melalui model pembelajaran Problem Best Learning (PBL) Peserta


didik mampu menentukan unsur-unsur intrisik teks cerita pendek
dengan cermat dan teliti.
2. Setelah menentukan unsur-unsur intrinsik cerpen dengan model
pembelajaran Problem Best Learning (PBL) Peserta didik mampu
menganalisis unsur-unsur intrinsik cerita pendek dengan benar.

11 |RPP Bahasa Indonesia Kelas XI


PENGERTI
AN
CERPEN

Seperti yang diketahui, cerpen merupakan suatu karya sastra dalam bentuk
tulisan yang pendek mengisahkan tentang sebuah cerita fiksi yang dikemas
secara pendek, jelas dan ringkas. Cerpen biasanya hanya mengisahkan cerita
pendek tentang permasalahan yang dialami satu tokoh saja. Cerpen juga bisa
disebut sebagai fiksi prosa karena cerita yang disuguhkan hanya berfokus
pada satu konflik permasalahan yang dialami oleh tokoh mulai dari
pengenalah karakter hingga penyelesaian permasalahan yang dialami oleh
tokoh. Cerpen juga terdiri tidak lebih dari 10.000 kata saja.

Cerpen merupakan singkatan dari cerita pendek. Saat membaca cerpen


biasanya sangat cepat selesai. Selain itu, isi pada cerpen juga sangat mudah
dipahami karena ceritanya yang relatif pendek. Oleh karena itu banyak orang
yang suka dengan cerita yang singkat dan tidak rumit seperti pada cerpen.

Pada umumnya, permasalahan yang dikisahkan pada cerpen tidak terlalu


rumit. Maka dari itu jumlah kata pada cerpen juga dibatasi. Biasanya cerpen
terdiri dari berbagai kisah seperti genre percintaan, kasih sayang, jenaka, dan
lain-lain. Pada cerpen juga mengandung pesan dan amanat untuk para
pembaca, sehingga bukan hanya terhibur saja kita bisa menerapkan setiap
pesan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

‘Pengertian Cerpen menurut para ahli


Berikut inilah beberapa pengertian cerpen menurut para ahli:

1. Menurut KBBI
Cerpen merupakan cerita pendek yang berisi tentang kisah cerita yang berisi
tidak lebih dari 10 ribu kata. Pada umumnya cerita pada cerpen bisa
memberikan kesan dominan dan
berkonsentrasi pada permasalahan satu tokoh. Menurutnya dalam
cerpen tidak ada cerita hingga 100 halaman.

2. Menurut Nugroho Notosusanto Dalam Tarigan


Menurut Nugroho Notosusanto cerpen adalah kisah cerita pendek yang
dibuat dalam jumlah kata mulai dari 5000 kata beserta memperkirakan 17
pp kuarto spasi ganda. Selain itu kisah
pada cerpen hanya berpusat pada dirinya sendiri yang berarti hanya pada satu
tokoh saja.
3. Menurut J.S Badudu
Menurut J.S Badudu cerpen adalah cerita pendek yang yang berfokus dan
berkonsentrasi
pada satu peristiwa kejadian. Pada peristiwa kejadian tersebut hanya
mengisahkan satu tokoh cerita saja.

4. Menurut Sumardjo
Menurutnya cerpen adalah kisah cerita yang tidak benar-benar
terjadi di dunia nyata. Namun cerita tersebut bisa terjadi dimana
dan kapan saja bahkan di dunia nyata dan ceritanya relatif singkat
dan pendek.

5. Menurut Hendy
Menurut Hendy, cerpen merupakan cerita pendek yang ditulis
secara singkat dan pendek. Tulisan pada cerpen tidak
diceritakan terlalu panjang serta berisi tentang kisah narasi
tunggal.

6. Menurut J.S Badudu


Menurut Badudu cerpen adalah suatu karya cerita yang berpusat
pada satu peristiwa kejadian yang dialami oleh satu tokoh saja.
Kisah yang terjadi pada cerpen terjadi karena peristiwa yang
menumbuhkan peristiwa tersebut.

7. Menurut Aoh. K.H


Menurut Aoh. K.H cerpen merupakan prosa pendek dimana kisah
ceritanya ditulis secara fiksi dan fantasi.

8. Menurut H.B Jassin


Cerpen merupakan sebuah cerita pendek yang memiliki bagian
dimana terdapat struktur yang lengkap mulai dari perkenalan,
permasalahan dan penyelesaian dari masalah tersebut.

9. Menurut Saini
Menurut Saini cerpen merupakan sebuah cerita pendek yang
bersifat fiksi dan tidak terjadi di dunia nyata akan tetapi dapat
terjadi kapan saja serta dimana saja dalam kisah cerita yang
relatif singkat dan jelas.

10. Menurut A. Bakar Hamid


Menurut Hamid cerpen merupakan cerita pendek yang memiliki
ciri-ciri seperti jumlah kata yang sedikit antara 500 hingga 10.000
kata dalam satu cerpen serta hanya memiliki satu karakter tokoh
saja.

Demikianlah pengertian cerpen yang telah dinyatakan oleh beberapa


ahli, dari semua pengertian itu dapat disimpulkan bahwa cerpen adalah
salah satu karya sastra yang berupa cerita pendek yang umumnya
berisi tentang cerita fiksi atau fantasi.
Fungsi Cerpen
Berikut inilah yang termasuk dalam fungsi cerpen :

1. Fungsi Rekreatif yaitu sebagai sarana penghibur bagi para pembaca.

2. Fungsi Estetis yaitu sebagai nilai estetika atau keindahan yang


ada pada cerpen sehingga memberikan kepuasan kepada
pembaca.

3. Fungsi Didaktif yaitu sebagai pemberi pelajaran atau


pendidikan yang akan bermanfaat bagi para pembaca.

4. Fungsi Moralitaas yaitu sebagai nilai moral berdasarkan isi cerita


untuk mengetahui baik buruk yang disampaikan penulis kepada
para pembaca.

5. Fungsi Religiusitas yaitu sebagai pemberi pelajaran yang


religius yang nantinya bisa dijadikan sebagai contoh baik oleh
pembaca.

Meskipun cerpen hanya memiliki kisah cerita yang singkat, akan


tetapi memiliki makna dan pengetahuan yang terkandung dalam
sebuah cerpen. Biasanya cerpen memberikan nilai positif yang dapat
diambil oleh pembacanya. Dengan begitu nilai positif tersebut dapat
dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari.

14 |RPP Bahasa Indonesia Kelas XI


CIRI-CIRI CERPEN
Supaya kamu lebih mengenal apa itu cerpen, maka bukan hanya

sekadar mengetahui pengertian cerpen saja. Sebuah cerpen memiliki

ciri-ciri tertentu yang khas dimana ciri-ciri ini nantinya akan

digunakan sebagai pembeda dari karya sastra lainnya. Ciri- ciri

cerpen sebagai berikut:

1. Pada umumnya cerpen bersifat fiktif atau berupa karangan dari


penulis.

2. Cerpen memiliki susunan kata yang tidak lebih dari 10.000 (sepuluh
ribu) kata.

3. Saat membaca cerpen biasanya selesai dengan sekali duduk.

4. Cerpen memiliki bentuk cerita yang sangat singkat.

5. Cerpen memiliki diksi atau pilihan kata yang tidak rumit

sehingga mudah dipahami oleh pembaca.

6. Cerpen hanya memiliki alur cerita tunggal atau satu jalan cerita saja.

7. Kisah cerita pada cerpen biasanya berasal dari peristiwa

dalam kehidupan sehari-hari.

8. Karakter tokoh pada cerpen sangat sederhana.

9. Di akhir bagian biasanya terdapat pesan moral yang sangat

mendalam sehingga membuat pembaca ikut merasakan kisah

pada cerpen tersebut.


. Unsur Intrinsik Cerpen
Sebuah cerpen atau cerita pendek memiliki suatu unsur pembentuk
yang harus ada di dalam cerpen itu sendiri. Unsur ini dinamakan dengan
unsur intrinsik. Unsur intrinsik akan membangun kisah cerita yang ingin
disampaikan oleh penulis. Berikut inilah beberapa unsur intrinsik:
1. Tema
Sebuah cerpen harus memiliki tema cerita. Hal ini karena tema menjadi
unsur utama yang ingin disampaikan penulis pada kisah ceritanya.
2. Alur atau Plot
Alur atau plot merupakan urutan peristiwa atau jalan cerita pada sebuah
cerpen. Pada umumnya alur pada cerpen diawali dengan perkenalan,
konflik masalah, lalu penyelesaian. Namun ada beberapa jenis alur cerita
yaitu alur maju, alur mundur, dan alur campuran.
3. Setting
Setting merupakan penjelasan mengenai latar atau tempat, waktu, dan
suasana yang terjadi dalam cerpen tersebut.
4. Tokoh
Tokoh merupakan pemeran yang diceritakan dalam sebuah cerpen.
Tokoh terdiri dari pemeran utama dan pemeran pendukung.
5. Watak
Watak merupakan gambaran sifat dari para pemeran. Watak terdiri dari
tiga jenis yaitu protagonis (baik), antagonis (jahat) dan netral.
6. Sudut pandang atau point of view
Sudut pandang merupakan cara pandang pengarang saat menceritakan
kisah pada sebuah cerpen. Sudut pandang dibagi menjadi dua bentuk
yaitu sudut pandang orang pertama yang terdiri dari pelaku utama (“aku”
merupakan tokoh utama) dan pelaku sampingan (“aku menceritakan
orang lain). Sedangkan sudut pandang orang ketiga terdiri dari serba
tahu (“dia” menjadi tokoh utama) dan pengamat (“dia” menceritakan
orang lain).
7. Amanat
Amanat merupakan pesan moral atau pelajaran yang disampaikan oleh
penulis kepada pembaca. Pesan moral yang disampaikan biasanya dalam
bentuk tersirat maupun tersurat.
Unsur Ekstrinsik Cerpen

Pada sebuah cerpen seringkali terdapat penambahan peristiwa


yang terjadi di sebuah lingkungan. Hal tersebut dinamakan
dengan unsur ekstrinsik atau unsur yang berasal dari luar
untuk membangun sebuah cerpen. Dengan adanya unsur
ekstrinsik, maka cerpen yang dibaca menjadi lebih menyentuh
perasaan.

Berikut inilah beberapa unsur ekstrinsik pada sebuah cerpen:

1. Terdapat latar belakang dari pengarang. Biasanya latar


belakang pada kisah cerpen berasal dari pengalaman
pribadi pengarangnya. Namun tak jarang jika pengarang
mengambil cerita dari kisah orang lain.

2. Terdapat latar belakang dari masyarakat. Latar belakang


dari masyarakat ini akan membantu berlangsungnya jalan
cerita. Biasanya juga mempengaruhi isi ceritanya juga

3. Terdapat biografi yang memaparkan biodata, riwayat


hidup dan pengalaman secara menyeluruh dan lengkap
dari pengarangny
MEDIA
PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA Islam Darun Najah


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Materi/Pokok Bahasan : Teks Cerpen

Nama Media : PPT

A. Media
1. Media Pembelajaran : Teks Cerpen, PPT
2. Alat Pembelajaran : Laptop, LCD, dan proyektor
B. Petunjuk Penggunaan Media
1. Media power poin
a. Buka Microsoft PowerPoint pada komputer.
b. Masukkan disk portabel atau drive yang berisi file PowerPoint Anda.
c. Klik "File" dan "Open."
d. Buka file PowerPoint pada komputer atau pada disk atau drive.
e. Klik "Slide show" tombol di bagian kiri bawah layar.
f. Peserta didik di minta untuk memperhatikan, membaca, dan mempelajari slide yang
ditampilkan guru.
g. Apabila peserta didik kurang memahami materi disilakan bertanya dengan mengacungkan
tangan.
2. Materi Teks Cerpen
LKPD
( Lembar Kerja Peserta Didik )
BAB 3 CERITA PENDEK

MENGANALISIS UNSUR-UNSUR
INTRINSIK CERITA PENDEK

Nama Siswa :
1. Melalui model pembelajaran Problem Best Learning (PBL) Peserta
didik mampu menentukan unsur-unsur intrisik teks cerita pendek
dengan cermat dan teliti.
2. Setelah menentukan unsur-unsur intrinsik cerpen dengan model
pembelajaran Problem Best Learning (PBL) Peserta didik mampu
menganalisis unsur-unsur intrinsik cerita pendek dengan benar.
LEMBAR PENUGASAN
Satuan Pendidikan : SMA Islam
Darun Najah

Mata Pelajaran : Bahasa


Indonesia
Kelas XI
Indikator : Mengidentifikasi unsur-unsur pendukung intrinsik
cerita pendek
Materi : Cerita pendek
Nama Siswa : .............................................
Absen : .............................................

1. Bacalah cerpen “Seragam” karya Aris Kurniawan Basuki dengan


seksama! Analisislah unsur- unsur intrinsik yang ada dalam cerpen
“Seragam” karya Aris Kurniawan Basuki dalam bentuk tabel berikut!
No Unsur Pembangun Analisis Bukti/alasan

1 Tema

2 Tokoh

3 Penokohan

4 Sudut Pandang

5 Alur

6 Latar

7 Amanat
TUGAS INDIVIDU
Bacalah cerpen “Seragam” karya Aris Kurniawan Basuki dengan seksama kemudian
jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Sebutkan unsur-unsur intrinsik cerita pendek!
2. Masalah apa yang diungkapkan pada cerpen tersebut?
3. Tokoh “saya” berpisah dengan sahabat masa kecilnya selama 25 tahun.
Saat bertemu kembali sahabatnya berkata “Palsu! Kalau ini hanya soal
kenangan, tidak perlu menunggu 10 tahun setelah keluargamu kembali
dan menetap 30 kilometer saja dari sini.”

Berdasarkan kutipan tersebut, maka berapa tahun tokoh “saya” tinggal di luar
pulau?

JAWABAN

.................................................................................................................
.............................................................................................................. . .
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
CERPEN “SERAGAM”
Karya: Aris Kurniawan Basuki

Lelaki jangkung berwajah terang yang membukakan pintu terlihat takjub begitu mengenali
saya. Pastinya dia sama sekali tidak menyangka akan kedatangan saya yang tiba-tiba.
Ketika kemudian dengan keramahan yang tidak dibuat-buat dipersilakannya saya untuk masuk,
tanpa ragu- ragu saya memilih langsung menuju amben di seberang ruangan. Nikmat rasanya
duduk di atas balai-balai bambu beralas tikar pandan itu. Dia pun lalu turut duduk, tapi
pandangannya justru diarahkan ke luar jendela, pada pohon-pohon cengkeh yang berderet
seperti barisan murid kelas kami dahulu saat mengikuti upacara bendera tiap Isnin. Saya
paham, kejutan ini pastilah membuat hatinya diliputi keharuan yang tidak bisa diungkapkannya
dengan kata-kata. Dia butuh untuk menetralisirnya sebentar.
Dia adalah sahabat masa kecil terbaik saya. Hampir 25 tahun lalu kami berpisah karena
keluarga saya harus boyongan ke kota tempat kerja Ayah yang baru di luar pulau hingga
kembali beberapa tahun kemudian untuk menetap di kota kabupaten. Itu saya ceritakan
padanya, sekaligus mengucapkan maaf karena sama sekali belum pernah menyambanginya
sejak itu.
”Jadi, apa yang membawamu
kemari?” ”Kenangan.”
”Palsu! Kalau ini hanya soal kenangan, tidak perlu menunggu 10 tahun setelah keluargamu
kembali dan menetap 30 kilometer saja dari sini.”
Saya tersenyum. Hanya sebentar kecanggungan di antara kami sebelum kata-kata obrolan
meluncur seperti peluru-peluru yang berebutan keluar dari magasin.
Bertemu dengannya, mau tidak mau mengingatkan kembali pada pengalaman kami dahulu.
Pengalaman yang menjadikan dia, walau tidak setiap waktu, selalu lekat di ingatan saya. Tentu
dia mengingatnya pula, bahkan saya yakin rasa yang diidapnya lebih besar efeknya. Karena
sebagai seorang sahabat, dia jelas jauh lebih tulus dan setia daripada saya.
Malam itu saya berada di sini, memperhatikannya belajar. Teplok yang menjadi penerang
ruangan diletakkan di atas meja, hampir mendekat sama sekali dengan wajahnya jika dia
menunduk untuk menulis. Di atas amben, ayahnya santai merokok. Sesekali menyalakan
pemantik jika bara rokok lintingannya soak bertemu potongan besar cengkeh atau kemenyan
yang tidak lembut diirisnya. Ibunya, seorang perempuan yang banyak tertawa, berada di sudut
sembari bekerja memilin sabut-sabut kelapa menjadi tambang. Saat-saat seperti itu ditambah
percakapan-percakapan apa saja yang mungkin berlaku di antara kami hampir setiap malam
saya nikmati. Itu yang membuat perasaan saya semakin dekat dengan kesahajaan hidup
keluarganya.
Selesai belajar, dia menyuruh saya pulang karena hendak pergi mencari jangkrik. Saya
langsung menyatakan ingin ikut, tapi dia keberatan. Ayah dan ibunya pun melarang. Sering
memang saya mendengar anak-anak beramai- ramai berangkat ke sawah selepas isya untuk
mencari jangkrik .
Jangkrik-jangkrik yang diperoleh nantinya dapat dijual atau hanya sebagai koleksi, ditempatkan
di sebuah kotak, lalu sesekali digelitik dengan lidi atau sehelai ijuk agar berderik lantang. Dari
apa yang saya dengar itu, proses mencarinya sangat mengasyikkan. Sayang, Ayah tidak pernah
membolehkan saya. Tapi malam itu toh saya nekat dan sahabat saya itu akhirnya tidak kuasa
menolak.
”Tidak ganti baju?” tanya saya heran begitu dia langsung memimpin untuk berangkat. Itu hari
Jumat. Seragam coklat Pramuka yang dikenakannya sejak pagi masih akan terpakai untuk
bersekolah sehari lagi. Saya tahu, dia memang tidak memiliki banyak pakaian hingga seragam
sekolah biasa dipakai kapan saja. Tapi memakainya untuk pergi ke sawah mencari jangkrik,
rasanya sangat-sangat tidak elok.
”Tanggung,” jawabnya.
Sambil menggerutu tidak senang, saya mengambil alih obor dari tangannya. Kami lalu berjalan
sepanjang galengan besar di areal persawahan beberapa puluh meter setelah melewati kebun dan
kolam gurami di belakang rumahnya. Di kejauhan, terlihat beberapa titik cahaya obor milik para
pencari jangkrik selain kami. Rasa hati jadi tenang. Musim kemarau, tanah persawahan yang
pecah-pecah, gelap yang nyata ditambah angin bersiuran di areal terbuka memang memberikan
sensasi aneh. Saya merasa tidak akan berani berada di sana sendirian.
Kami turun menyusuri petak-petak sawah hingga jauh ke barat. Hanya dalam beberapa menit,
dua ekor jangkrik telah didapat dan dimasukkan ke dalam bumbung yang terikat tali rafia di
pinggang sahabat saya itu. Saya mengikuti dengan antusias, tapi sendal jepit menyulitkan saya
karena tanah kering membuatnya berkali- kali terlepas, tersangkut, atau bahkan terjepit masuk di
antara retakan-retakannya. Tunggak batang-batang padi yang tersisa pun bisa menelusup dan
menyakiti telapak kaki. Tapi melihat dia tenang-tenang saja walaupun tak memakai alas kaki,
saya tak mengeluh karena gengsi.
Rasanya belum terlalu lama kami berada di sana dan bumbung baru terisi beberapa ekor jangkrik
ketika tiba- tiba angin berubah perangai. Lidah api bergoyang menjilat wajah saya yang tengah
merunduk. Kaget, pantat obor itu justru saya angkat tinggi-tinggi sehingga minyak mendorong
sumbunya terlepas. Api dengan cepat berpindah membakar punggung saya!
”Berguling! Berguling!” terdengar teriakannya sembari melepaskan seragam coklatnya untuk
dipakai menyabet punggung saya. Saya menurut dalam kepanikan. Tidak saya rasakan kerasnya
tanah persawahan atau tunggak- tunggak batang padi yang menusuk-nusuk tubuh dan wajah saat
bergulingan. Pikiran saya hanya terfokus pada api dan tak sempat untuk berpikir bahwa saat itu
saya akan bisa mendapat luka yang lebih banyak karena gerakan itu. Sulit dilukiskan rasa takut
yang saya rasakan. Malam yang saya pikir akan menyenangkan justru berubah menjadi teror
yang mencekam!
Ketika akhirnya api padam, saya rasakan pedih yang luar biasa menjalar dari punggung hingga ke
leher. Baju yang saya kenakan habis sepertiganya, sementara sebagian kainnya yang gosong
menyatu dengan kulit. Sahabat saya itu tanggap melingkupi tubuh saya dengan seragam coklatnya
melihat saya mulai menangis dan menggigil antara kesakitan dan kedinginan. Lalu dengan suara
bergetar, dia mencoba membuat isyarat dengan mulutnya. Sayang, tidak ada seorang pun yang
mendekat dan dia sendiri kemudian mengakui bahwa kami telah terlalu jauh berjalan. Sadar saya
membutuhkan pertolongan secepatnya, dia menggendong saya di atas punggungnya lalu berlari
sembari membujuk-bujuk saya untuk tetap tenang. Napasnya memburu kelelahan, tapi rasa
tanggung jawab yang besar seperti memberinya kekuatan berlipat. Sayang, sesampai di rumah
bukan lain yang didapatnya kecuali caci maki Ayah dan Ibu. Pipinya sempat pula kena tampar
Ayah yang murka.
Saya langsung dilarikan ke puskesmas kecamatan. Seragam coklat Pramuka yang melingkupi
tubuh saya disingkirkan entah ke mana oleh mantri. Tidak pernah terlintas di pikiran saya untuk
meminta kepada Ayah agar menggantinya setelah itu. Dari yang saya dengar selama hampir
sebulan tidak masuk sekolah, beberapa kali dia terpaksa membolos di hari Jumat dan Sabtu karena
belum mampu membeli gantinya.
”Salahmu sendiri, tidak minta ganti,” kata saya selesai kami mengingat kejadian itu.
”Mengajakmu saja sudah sebuah kesalahan. Aku takut ayahmu bertambah marah nantinya.
Ayahku tidak mau mempermasalahkan tamparan ayahmu, apalagi seragam itu. Dia lebih memilih
membelikan yang baru walaupun harus menunggu beberapa minggu.”
Kami tertawa. Tertawa dan tertawa seakan-akan seluruh rentetan kejadian yang akhirnya menjadi
pengingat abadi persahabatan kami itu bukanlah sebuah kejadian meloloskan diri dari maut karena
waktu telah menghapus semua kengeriannya.
Dia lalu mengajak saya ke halaman belakang di mana kami pernah bersama-sama membuat kolam
gurami. Kolam itu sudah tiada, diuruk sejak lama berganti menjadi sebuah gudang tempatnya kini
berkreasi membuat kerajinan dari bambu. Hasil dari tangan terampilnya itu ditambah pembagian
keuntungan sawah garapan milik orang lainlah yang menghidupi istri dan dua anaknya hingga
kini.
Ayah dan ibunya sudah meninggal, tapi sebuah masalah berat kini menjeratnya. Dia bercerita,
sertifikat rumah dan tanah peninggalan orangtua justru tergadaikan.
”Kakakku itu, masih sama sifatnya seperti kau mengenalnya dulu. Hanya kini, semakin tua dia
semakin tidak tahu diri.”
”Ulahnya?” Dia mengangguk.
”Kau tahu, rumah dan tanah yang tidak seberapa luas ini adalah milik kami paling berharga.
Tapi aku tidak kuasa untuk menolak kemauannya.
mencari pinjaman modal usaha dengan mengagunkan semuanya. Aku percaya padanya, peduli
padanya. Tapi, dia tidak memiliki rasa yang sama terhadapku. Dia mengkhianati kepercayaanku.
Usahanya kandas dan kini beban berat ada di pundakku.” Terbayang sosok kakaknya dahulu,
seorang remaja putus sekolah yang selalu menyusahkan orangtua dengan kenakalan-
kenakalannya. Kini setelah beranjak tua, masih pula dia menyusahkan adik satu-satunya.
Kami akan bertahan,” katanya tersenyum saat melepas saya setelah hari beranjak sore. Ada
kesungguhan dalam suaranya.
Sepanjang perjalanan pulang, pikiran saya tidak pernah lepas dari sahabat saya yang baik itu.
Saya malu. Sebagai sahabat, saya merasa belum pernah berbuat baik padanya. Tidak pula yakin
akan mampu melakukan seperti yang dilakukannya untuk menolong saya di malam itu. Dia telah
membuktikan bahwa keberanian dan rasa tanggung jawab yang besar bisa timbul dari sebuah
persahabatan yang tulus.
Mata saya kemudian melirik seragam dinas yang tersampir di sandaran jok belakang. Sebagai
jaksa yang baru saja menangani satu kasus perdata, seragam itu belum bisa membuat saya
bangga. Nilainya jelas jauh lebih kecil dibanding nilai persahabatan yang saya dapatkan dari
sebuah seragam coklat Pramuka. Tapi dia tidak tahu, dengan seragam dinas itu, sayalah yang
akan mengeksekusi pengosongan tanah dan rumahnya.
INSTRUMENT PENILAIAN

Sekolah : SMA Islam Darun Najah


Kelas/ Semester : XI/Ganjil
Tahun Pelajaran : 2023/2024

1. Penilaian Sikap : Observasi selama kegiatan pembelajaran

Aspek Perilaku Jumla Skor Kode


No Nama Siswa RG KS TJ DS h Sikap Nilai
Skor
1
2
3
4
5
Dst.

Keterangan :
• RG : Religiusitas
• KS : Kerjasama
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Kedisiplinan

Rumusan penilaian : Jumlah Skor yang diperoleh X 100 / 12


Nilai Predikat
75- Sangat Baik
100 (SB)
50-75 Baik (B)
25-50 Cukup (C)
00-25 Kurang (D)

2. Penilaian pengetahuan dan Keterampilan


Instrumen penilaian

No Aspek yang Dinilai Keterangan Nilai


1 Kelengkapan Unsur-unsur intrinsik cerpen Sangat lengkap 4
Lengkap 3
Kurang lengkap 2
Tidak lengkap 1
2 Kesesuaian dengan teks cerpen Sangat sesuai 4
Sesuai 3
Kurang sesuai 2
Tidak sesuai 1
3 Kerapian Sangat rapi 4
Rapi 3
Kurang rapi 2
Tidak rapi 1
4 Kelogisan/kesesuaian unsur-unsur instrinsik Sangat logis 4
Logis 3
Kurang logis 2
Tidak logis 1
Skor Maksimal 16

Nilai = Jumlah Skor x 100 =


Skor maks.

NILAI PREDIKAT
90 – 100 Sangat Baik (A)
80 – 90 Baik (B)
70 – 80 Cukup (C)
< 70 Kurang (D)
RUBRIK PENILAIAN PRESENTASI

Sekolah : SMA Islam Darun Najah


Kelas/ Semester : XI / Ganjil
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Teks Cerpen
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

No. Unsur-unsur Kriteria Penskoran


Intrinsik Cerpen 0 1 2 3
1. Menemukan unsur Tidak Mengerjakan namun, Menemukan Menemukan tema
intrinsik tema pada menger tidak menemukan tema tema namun dengan tepat
cerita jakan pada cerita masih kurang
Pendek Pendek Tepat
2. Menemukan unsur Tidak Mengerjakan namun, Menemukan satu Menemukan lebih
intrinsik tokoh pada menger tidak menemukan tokoh tokoh pada cerita dari satu tokoh
cerita jakan pada cerita pendek pada cerita
Pendek Pendek pendek
3. Menemukan unsur Tidak Mengerjakan namun, Menemukan satu Menemukan lebih
intrinsik penokohan menger tidak menemukan penokohan pada dari satu penokohan
pada jakan penokohan pada cerita pada cerita pendek
cerita pendek cerita pendek Pendek
4. Menemukan unsur Tidak Mengerjakan namun, Menemukan Menemukan sudut
intrinsik sudut menger tidak menemukan sudut sudut pandang pandang dengan
pandang pada jakan pandang pada namun masih tepat
cerita pendek cerita pendek kurang tepat
5. Menemukan unsur Tidak Mengerjakan namun, Menemukan alur Menemukan alur
intrinsik alur pada menger tidak menemukan alur namun masih dengan tepat
cerita pendek jakan pada cerita pendek kurang tepat

6. Menemukan unsur Tidak Mengerjakan namun, Menemukan Menemukan lebih


intrinsik latar pada menger tidak menemukan latar satu latar pada dari satu latar pada
cerita pendek jakan pada cerita cerita pendek cerita pendek
Pendek dengan tepat
7. Menemukan unsur Tidak Mengerjakan namun, Menemukan Menemukan amanat
intrinsik amanat menger tidak menemukan amanat namun dengan tepat
pada cerita jakan amanat pada cerita masih kurang
Pendek Pendek Tepat

Nilai = Jumlah Skor diperoleh X 100


Jumlah skor maksimum

Anda mungkin juga menyukai